Perilaku Mandi dan Berkubang

Badak dalam kandang yang tidak diberi kesempatan untuk mandi, maka kulitnya akan menjadi pecah-pecah sehingga dapat mengakibatkan peradangan Sajudin, 1980. Aktivitas berkubang badak Jawa Rhinoceros sondaicus di Taman Nasional Ujung Kulon dipengaruhi oleh musim. Pada waktu musim hujan badak Jawa Rhinoceros sondaicus relatif lebih sering melakukan aktivitas berkubang, yang disebabkan ketersediaan air tawar yang relatif merata di seluruh kawasan Semenanjung Ujung Kulon, sedangkan aktivitas mandi lebih banyak dilakukan pada waktu musim kemarau Rahmat, 2009. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nugroho 2001 Badak Jawa Rhinoceros sondaicus melakukan mandi atau berkubang menggunakan cekungan sungai atau genangan air yang cukup dalam dan beraliran tenang. Air yang diguanakan berupa air tawar atau air yang mempunyai salinitas rendah. Kadar salinitas tempat-tempat yang digunakan oleh Badak Jawa Rhinoceros sondaicus berkisar antara 0 - 0,5 dengan pH antara 7-9. J. Perilaku Mengasin Untuk menjaga keseimbangan ion dalam tubuh, badak memerlukan tempat mengasin. Tempat mengasin relatif sukar didapat umumnya terdapat di jalur lintasan badak berupa tempat yang berlubang seperti rawa mempunyai lebar sekitar satu meter. Tempat tersebut juga digunakan oleh badak yang melewatinya untuk mengasin hal ini menunjukan bahwa tempat tersebut telah digunakan oleh banyak generasi badak dan diduga penting artinya bagi ikatan sosial diantara kelompok-kelompok badak tersebut Sajudin, 1980. Badak Sumatera Dicerorhinus sumatrensis biasanya mengunjungi tempat mengasin dua kali dalam sebulan terutama pada bulan purnama dan pada penempakan bulan baru Strien, 1974; Kurniawanto, 2007. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2012 di Suaka Rhino Sumatera, Taman Nasional Way Kambas.

B. Alat dan Objek Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Kamera digital Handycam. 2. Global Position System GPS. 3. Jam digital penghitung waktu. 4. Higrometer pengukur suhu dan kelebaban udara. 5. Alat tulis. 6. Komputer. Objek penelitian yang diamati yaitu. 1. Dua ekor badak Sumatera Dicerorhinus sumatrensis yaitu badak betina “Bina” dan badak jantan “Andalas”. 2. Tempat-tempat yang dijadikan kubangan oleh badak Sumatera Dicerorhinus sumatrensis di Suaka Rhino Sumatera. 27 Gambar 2. Lokasi Penelitian Suaka Rhino Sumatera, Taman Nasional Way Kambas Dokumentasi Suaka Rhino Sumatera, 2012.

C. Batasan Penelitian

Batasan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Objek penelitian adalah dua ekor badak Sumatera Dicerorhinus sumatrensis yaitu badak betina “Bina” dan jantan “Andalas”. 2. Perilaku berkubang adalah segala aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan badak Sumatera Dicerorhinus sumatrensis pada saat bekubang. 3. Penelitian dilakukan sesuai dengan kondisi cuaca yaitu cuaca cerah dan mendung. Apabila hujan maka penelitian tidak dilakukan. 4. Suhu dan kelembaban udara diperoleh dari tempat badak Sumatera Dicerorhinus sumatrensis berkubang. 5. Penelitian dilakukan pada pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB.

D. Jenis Data

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang dikumpulkan dari hasil pengamatan di lapangan yang tediri dari: a. Aktivitas yang diperlihatkan oleh badak Sumatera Dicerorhinus sumatrensis pada saat berkubang Sitorus, 2011, antara lain: - Lokomotor: berjalan kedepan, berjalan mundur, menggerakkan kepala, dan menggesekkan cula. - Berkubang: tetap berdiri diam, berguling, beristirahat, meggesekkan leher dan menggaruk tanah. - Agresif: menyerang, dan berlarimengejar.

Dokumen yang terkait

Preservasi Sperma dan Evaluasi Kesuburan Badak Sumatera (Dicerorhinus Sumatrensis, Fischer 1814) untuk Mendukung Pengembangbiakan dalam Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati

0 9 1

Analisis habitat badak sumatera (dicerorhinus sumatrensis fischer 1814) studi kasus taman nasional way kambas

0 2 234

Keberadaan Caplak (Parasitiformes : Ixodidae) di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas Lampung dan Kaitannya dalam Penularan Penyakit pada Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis)

3 31 85

Studi Perilaku Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis Fischer, 1814) di Suako Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas Lampung

0 7 99

Protozoa Parasitik pada Tinja Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis), Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), dan Hewan Ternak di Taman Nasional Way Kambas

0 15 68

Kecacingan pada Tinja Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) dan Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Taman Nasional Way Kambas Lampung (semi insitu)

2 16 59

Hubungan kecacingan pada ternak sapi di sekitar Taman Nasional Way Kambas dengan kemungkinan kejadian kecacingan pada Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) di Suaka Rhino Sumatera.

3 15 62

Kajian Habitat dan Populasi Badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis Fischer 1814) di Kapi, Kawasan Ekosistem Leuser Provinsi Aceh

1 7 80

Alternatif Rencana Pengembangan Ekowisata di Suaka Rhino Sumatera (SRS) Taman Nasional Way Kambas.

1 15 44

TEKNIK PENGENALAN TANDA TIDAK LANGSUNG KEBERADAAN BADAK SUMATERA ( Dicerorhinus sumatrensis ) di SUAKA RHINO SUMATERA, TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS TECHNIQUES THE DISCOVERY OF INDIRECT MARKS FROM THE SUMATRAN RHINO ( Dicerorhinus sumatrensis ) IN SUMATRAN RH

0 0 8