Metode Pengumpulan Data Analisis Data

100 aktivitas durasi Total aktivitas - per Durasi Aktivitas Lama 100 aktivitas Frekuensi Total aktivitas - per Frekuensi Aktivitas Frekuensi

2. Analisis Deskriptif

Penjelasan mengenai perilaku berkubang yang dilakukan oleh Bina dan Andalas yang terlihat selama pengamatan yang meliputi aktivitas yang dilakukan pada saat berkubang, waktu berkubang, tempat berkubang suhu dan kelembaban udara di sekitar kubangan serta berbagai faktor lain dianalisa dengan melihat kondisi dan lingkungan fisik disekitarnya yang mungkin juga mempengaruhi. VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Badak Sumatera Dicerorhinus sumatrensis betina Bina memperlihatkan aktivitas berkubang yang meliputi: Jalan kedepan, menggerakkan kepala, menggesekkan cula, berdiri diam, berguling, istirahat dan menggaruk tanah. Sedangkan badak Sumatera Dicerorhinus sumatrensis jantan Andalas meperlihatkan aktivitas berkubang yang meliputi: Jalan mundur, menggerakkan kepala, berdiri diam, berguling dan istirahat. 2. Aktivitas berkubang pada badak Sumatera Dicerorhinus sumatrensis betina Bina dimulai dari pukul 09.41 – 12.56 WIB dengan total durasi 11739 detik 3 jam 15 menit 39 detik. Sedangkan durasi berkubang pada badak Sumatera Dicerorhinus sumatrensis jantan Andalas ditemukan pada waktu-waktu tertentu saja yaitu pada pukul 11.08 – 11.12 WIB, pukul 13.28 – 13.33 WIB, pukul 15.50 – 15.52 WIB, dan pada pukul 16.35 – 16.36 WIB dengan total durasi 800 detik 13 menit 20 detik. 3. Rata-rata suhu di areal penangkaran Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas, pada pagi hari pukul 07.00 WIB berkisar antara 25 C - 27 C dengan kelembaban antara 83 - 96. Pada siang hari pukul 12.00 WIB suhu berkisar antara 30 C - 32 C dengan kelembaban antara 52 - 58. Sedangkan pada sore hari pukul 17.00 WIB suhu berkisar antara 27 C - 31 C dengan kelembaban antara 58 - 86.

B. Saran

Dari hasil penelitian, disarankan: 1. Pengamanan dan pemantauan secara intensif terhadap lokasi-lokasi kubangan sangat diperlukan karena kubangan merupakan tempat yang paling disukai dan sering dikunjungi badak Sumatera Dicerorhinus sumatrensis. 2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk perilaku berkubang pada malam hari Bina dan Andalas. DAFTAR PUSTAKA Abang. 2010. Dicerohinus Sumaternsis. http:forestcreator.wordpress.com20100310badak-sumatera. Diakses 10 Maret 2012. Alikodra, H. S. 1990. Pengelolaan Satwa Liar. Pusat Antar Universitas. Institut Pertanian Bogor. Bogor. ________. 2002. Pengelolaan Satwa Liar Jilid I. Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. ________. 2005. Konservasi Badak Indonesia. Makalah Seminar. Bogor. Amman, H. 1980. Final Report WWF Project 1958Annex II Home Range and Movement Pattern of Javan Rhinoceros. Basel, Switzerland. ________. 1985. Contributions to The Ecology and Sosiology of The Javan Rhinoceros Rhinoceros sondaicus Desmarest 1822. Fhilosophisch Naturwissenschaftlichen Fakultat der Universitat Basel. Econom-Druck AG. Basel. Anonim. 2007. Populasi Badak Jawa dan Badak Sumatera yang Memprihatinkan. http:www.arthagrahapeduli.orgindex.php?option=com_contentview =articleid=6873Apopulasi-badak-jawa-a-badak-sumatera-yang- memprihatinkancatid=523AumumItemid=57lang=in. Diakses 12 Maret 2012. _______. 2012. Populasi Badak Jawa Terancam Akibat Perburuan Liar. http:www.griyawisata.compdf.php?url_pdf=29601 . Diakses 13 April 2012. Arief, H. 2005. Analisis Habitat Badak Sumatera Dicerorhinus sumatrensis Fischer, 1814 Disertasi. Sekolah Pasca Sarjana IPB. Bogor. Balai Taman Nasional Ujung Kulon. 2005. Cerita Dari Ujung Kulon. http:www.ujungkulon.org. Diakses 5 Mei 2012.

Dokumen yang terkait

Preservasi Sperma dan Evaluasi Kesuburan Badak Sumatera (Dicerorhinus Sumatrensis, Fischer 1814) untuk Mendukung Pengembangbiakan dalam Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati

0 9 1

Analisis habitat badak sumatera (dicerorhinus sumatrensis fischer 1814) studi kasus taman nasional way kambas

0 2 234

Keberadaan Caplak (Parasitiformes : Ixodidae) di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas Lampung dan Kaitannya dalam Penularan Penyakit pada Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis)

3 31 85

Studi Perilaku Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis Fischer, 1814) di Suako Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas Lampung

0 7 99

Protozoa Parasitik pada Tinja Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis), Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), dan Hewan Ternak di Taman Nasional Way Kambas

0 15 68

Kecacingan pada Tinja Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) dan Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Taman Nasional Way Kambas Lampung (semi insitu)

2 16 59

Hubungan kecacingan pada ternak sapi di sekitar Taman Nasional Way Kambas dengan kemungkinan kejadian kecacingan pada Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) di Suaka Rhino Sumatera.

3 15 62

Kajian Habitat dan Populasi Badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis Fischer 1814) di Kapi, Kawasan Ekosistem Leuser Provinsi Aceh

1 7 80

Alternatif Rencana Pengembangan Ekowisata di Suaka Rhino Sumatera (SRS) Taman Nasional Way Kambas.

1 15 44

TEKNIK PENGENALAN TANDA TIDAK LANGSUNG KEBERADAAN BADAK SUMATERA ( Dicerorhinus sumatrensis ) di SUAKA RHINO SUMATERA, TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS TECHNIQUES THE DISCOVERY OF INDIRECT MARKS FROM THE SUMATRAN RHINO ( Dicerorhinus sumatrensis ) IN SUMATRAN RH

0 0 8