Bahasa Jerman, Jembatan Menuju Masa Depan

Bahasa Jerman: Jembatan Menuju Masa Depan

Sebagai seorang manusia tentunya kita akan selalu berkomunikasi dengan
manusia lainnya, baik secara verbal maupun non-verbal, karena kita adalah
makhluk sosial. Dalam berkomunikasi tentu kita memerlukan suatu alat agar apa
yang kita pikirkan, maksudkan dan inginkan dapat tersampaikan kepada sesuatu
yang lain tersebut. Salah satu dari alat itu ialah yang biasa kita sebut dengan
Bahasa, yaitu suatu alat yang digunakan untuk berkomunikasi secara lisan atau
verbal. Menurut Ethnolog, ada sekitar 6000 bahasa yang kini dituturkan oleh
orang di seluruh dunia. Salah satu diantaranya ialah bahasa Jerman, negara yang
terkenal dalam berbagai bidang, baik teknologi, ilmu pengetahuan, maupun seni.
Sebut saja Johannes Gutenberg yang menemukan mesin cetak, Karl Benz dan
Gottlieb Daimler yang umumnya dipandang sebagai pencipta mobil berbahan
bakar bensin, Albert Einstein yang sangat terkenal dengan teori relativitasnya,
atau dengan fotonya yang sedang menjulurkan lidah, sastrawan Johann Wolfgang
von Goethe yang dikenal dunia melalui karyanya Faust, Ludwig van Beethoven
dengan mahakaranya yaitu Simfoni Nomor 9, dan masih banyak lagi seniman juga
orang Jerman yang terkenal dengan kontribusinya terhadap perkembangan jaman
di dunia.
Dari situ lah mengapa banyak sekali orang memimpikan untuk dapat
menimba ilmu di negara tersebut. Ada yang bermimpi bisa seperti Einstein yang

sangat mahir dalam bidang fisika. Ada pula yang bermimpi ingin bisa menjadi
bagian dari musik Jerman. Tapi tentu tidak hanya bermimpi. Bagi sebagian orang,
mimpi adalah tujuan hidup. Mereka bermimpi karena ingin membuat hidupnya
menjadi terarah. Jerman menjadi tujuan hidup sebagian orang yang ingin
hidupnya lebih terarah. Salah satu pencapaiannya adalah pergi ke Jerman, lalu
belajar di sana. Untuk belajar di sana tentu kita akan berkomunikasi dengan
bahasa yang banyak dituturkan di negara tersebut, yaitu bahasa Jerman. Kesulitan
berkomunikasi merupakan salah satu faktor penghalang dalam proses meraih citacita atau mimpi. Karena bahasa adalah awal dari segalanya. Dengan kata lain,

meraih mimpi di Jerman harus diawalai dengan mempelajari bahasanya. Setelah
menguasai bahasanya, kita bisa melakukan berbagai usaha untuk meraih mimpi di
sana.
Seorang ayah pernah berkata, “Musik mah jadikeun hobi we. Mun hoyong
ka Jerman, sok diajar bahasana heula. Percuma apal musikna tapi teu apal
bahasana mah. Siga tangkal we, alus taneuhna, alus oge buahna.” Artinya
kurang lebih seperti berikut: Musik dijadikan hobi saja. Jika ingin ke Jerman,
belajarlah bahasanya terlebih dahulu. Percuma jika tahu musiknya tapi tidak tahu
bahasanya. Sepertilah pohon, bagus tanahnya, bagus juga buahnya.
Banyak hal yang bisa dilakukan di dunia ini. Semua bisa kita raih, termasuk
mimpi kita. Seperti dosen saya yang selalu berkata “Alles ist möglich” dan teman

saya yang selalu berujar “Hanya satu yang tidak mungkin di dunia ini, yaitu
memakan kepala sendiri. Selain itu, semuanya mungkin saja.”
Jika masa depan kita adalah Jerman, jadikanlah bahasa Jerman sebagai
jembatan untuk meraih mimpi kita di masa depan. Lakukanlah sekarang. Masa
depan adalah apa yang kita lakukan sekarang.

“The future is belongs to those who prepare for it today.”
–Malcolm X

Bandung, 24 Maret 2014
Raden Ilham Karyawiguna