BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bahan Kimia 2.1.1. Defenisi

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bahan Kimia

2.1.1. Defenisi

Bahan kimia adalah bahan yang terbuat dari bahan buatan atau sintetis (non herbal). Yang digunakan untuk menambahi atau menyempurnakan suatu produk mentah menjadi produk jadi. Bahan kimia dibagi menjasi dua jenis yaitu bahan kimia berbahaya dan bahan kimia tak berbahaya,tetapi umumnya bahan kimia berbahaya bagi tubuh. Penggunaanya juga harus sesuai dosiss atau takaran, bila tidak sesuai dosis akan menyebabkan bahan kimia yang tadinya tidak berbahaya akan menjadi berbahaya bahkan akan menyebabkan kerusakan, membekas pada bagian tubuh,cacat, dan juga bisa menyebabkan kematian. Tidak hanya itu saja, penyalah gunaan juga dapat menyebabkan ganguan pada tubuh Bahan kimia berbahaya adalah bahan-bahan yang pembuatan, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan penggunaanya menimbulkan atau membebaskan debu, kabut, uap, gas, serat, atau radiasi sehingga dapat menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, keracunan dan bahaya lain dalam jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan bagi orang yang berhubungan langsung dengan bahan tersebut atau meyebabkan kerusakan pada barang-barang (Syukri, 2009).

2.1.2. Penggunaan bahan kimia

Bahan kimia banyak digunakan dalam lingkungan kerja yang dapat dibagi dalam tiga kelompok besar yaitu (Fuad,2011) :


(2)

1.Industri Kimia, yaitu industri yang mengolah dan menghasilkan bahan-bahan kimia, diantaranya industri pupuk, asam sulfat, soda, bahan-bahan peledak, pestisida, cat , deterjen, dan lain-lain. Industri kimia dapat diberi batasan sebagai industri yang ditandai dengan penggunaan proses-proses yang bertalian dengan perubahan kimiawi atau fisik dalam sifat-sifat bahan tersebut dan khususnya pada bagian kimiawi dan komposisi suatu zat. 2.Industri Pengguna Bahan Kimia, yaitu industri yang menggunakan bahan kimia sebagai bahan pembantu proses, diantaranya industri tekstil, kulit, kertas, pelapisan listrik, pengolahan logam, obat-obatan dan lain-lain.

3.Laboratorium, yaitu tempat kegiatan untuk uji mutu, penelitian dan pengembangan serta pendidikan. Kegiatan laboratorium banyak dipunyai oleh industri, lembaga penelitian dan pengembangan, perusahaan jasa, rumah sakit dan perguruan tinggi.

Beberapa jenis bahan kimia yang sering di pakai industri ( Yudistira,2010) : 1. Asam Sulfat (H2SO4) merupakan senyawa yang biasa digunakan dalam

leaching dan scrubbing dan penetralisir substansi alkali. Mungkin senyawa ini merupakan senyawa asam yang paling lumrah digunakan di berbagai industri.

2. Nitrogen (N2) merupakan senyawa inert yang paling sering ditemukan di berbagai industri. Digunakan untuk berbagai macam kebutuhan mulai dari pelapis tangki (untuk mencegah kontak oksigen dengan bahan campuran mudah terbakar) sampai pengontrol temperatur pada reaksi eksotermik. Nitrogen juga digunakan sebagai kontainer solid pembawa gas ketika kondisi bahan kimia yang rentan terhadap udara.


(3)

3. Oksigen (O2) merupakan the ultimate oxydizer. Digunakan dalam berbagai aplikasi oksidasi, pembakaran, peleburan logam, hingga pembuatan senyawa sintetis. Oksigen dalam bentuk cair digunakan dengan baik dalam hulu ledak di berbagai peluru kendali.

4. Etilen (C2H4) merupakan senyawa yang paling populer dalam industri pembuatan polimer. Etilen juga digunakan untuk mematangkan dan zat pewarna dalam buah.

5. Ammonia (NH3) merupakan pelarut yang sering digunakan sebagai scrubber berbagai zat pengotor dalam aliran pembuangan bahan bakar minyak bumi sebelum dilepaskan ke atmosfer. Ammonia juga digunakan sebagai bahan pendingin.

6. Asam Phospat (H3PO4), kegunaan senyawa ini yang paling utama ada dalam industri pembuatan pupuk. Kegunaan lainnya, biasa digunakan pada pembuatan minuman ringan dan berbagai produk makanan.

7. Sodium Hidroksida (NaOH) merupakan substansi alkali yang paling terkenal di industri. Digunakan dalam berbagai macam industri pembuatan pewarna dan sabun. Senyawa ini dapat digunakan sebagai bahan pembersih yang baik dan penetralisir asam. Senyawa ini juga dikenal dengan nama lye.

8. Propilen (C3H6) merupakan salah satu pelopor industri polimer.

9. Klorin (Cl2), digunakan dalam pembuatan bleaching agent dan titanium dioksida. Akan tetapi akhir-akhir ini penggunaan klorin mulai dibatasi dalam industri pembuatan bleaching agent.


(4)

10. Sodium Carbonat (Na2CO3), Biasa dikenal dengan nama soda abu, senyawa ini digunakan dalam berbagai senyawa pembersih, pembuatan sabun, pembuatan gelas, pembuatan pulp, dan sebagai water softener dalam industri perminyakan.

11. Nitrobenzene (C6H5NO2), Secara umum digunakan dalam pembuatan aniline dan zat aditif pada karet sebagai anti-oksidant (mencagah oksidasi). 12. Aluminum Sulfat (Al2(SO4)3), Digunakan pada industri pembuatan

kertas dan pada penanganan limbah cair sebagai pH buffer.

13. Methyl tert-Butyl ether (MTBE), Senyawa yang terkenal dalam perannya sebagai aditif bensin (oxygenate – gasoline additive). Akan tetapi karena efeknya yang beracun, penggunaan MTBE mulai dikurangi dan digantikan dengan ethanol.

14. Asam Nitrat (HNO3), Dikenal dengan nama air keras, senyawa ini digunakan dalam berbagai pembentukan senyawa sintetis, pembantukan senyawa-senyawa grup nitro, pembuatan zat pewarna dan berbagai bahan peledak.

15. Benzene (C6H6), Dahulu dukenal dengan nama benzol, dua kegunaan terbesar dari senyawa ini adalah sebagai reaktan untuk memproduksi etilbenzene (digunakan untuk membuat styrene) dan cumene (digunakan untuk membuat phenol).

16. Formaldehid (HCHO), Formalin yang kita kenal merupakan larutan 40 persen Formaldehid dan 60 persen air atau air dan metil alkohol. Formalin digunakan untuk berbagai aplikasi desinfektan, insektisida, fungisida dan


(5)

deodoran. Belakangan ini ditemukan fakta bahwa formalin bersifat karsinogen.

17. Asam Klorida (HCl), Senyawa ini diproduksi dalam berbagai industri sebagai produk samping reaksi klorin dengan hidrokarbon. Digunakan dalam jumlah besar untuk menyiapkan klorida, membersihkan logam dan beberapa proses industri lainnya.

2.2. Klorin

2.2.1. Defenisi Klorin

Klorin berasal dari bahasa yunani yaitu Chloros yang artinya kuning kehijauan yang ditemukan oleh Schele pada tahun 1774. Pada tahun 1875, C.L. Berthollet mengekspresikan keyakinannya bahwa itu adalah senyawa oksigen asam hidroklorik dan menyebutnya sebagai agen blaching tetap James Watt bertanggung jawab atas aplikasinya pada tahun 1810-1811 kemudian Sir.H.Davy telah membuktikan secara pasti bahwa itu adalah suatu elemen dan memberinya nama klorin (Mulyono, 2006).

Menurut Adiwisastra (1989) klorin, klor (CI) adalah unsur halogen yang berat atomnya 35,46. Warnanya hijau kekuningkuningan, titik didihnya -34,7°C, titik bekunya 0,102°C, kepadatan 2,488 atau 2 ½ kali berat udara. Klor pada tekanan dan suhu biasa bersifat gas dan dalam tekanan rendah mudah mencair. Klor tidak terdapat bebas di alam tetapi terdapat dalam senyawa terutama terdapat dalam logam Natrium, Magnesium, yang terdapat banyak ialah pada Natrium Chloride (NaCl), Klorin merupakan hasil tambahan yang dibuat dari Sodium Hydroxide dengan jalan mengelektrolisasikan Sodium Hydroxide.


(6)

Seperti halnya pemutih HO (Hidrogen Peroksida), pemutih jenis dasar klorin (Sodium Hipoklorit dan Kalsium Hipoklorit) juga mempunyai sifat multi fungsi yaitu selain sebagai pemutih, kedua senyawa tersebut juga bisa sebagai penghilang noda maupun desinfektan. Pemutih jenis dasar klorin terdiri dari dua jenis yaitu padat dan cair. Pemutih padat adalah Kalsium Hipoklorit (CaOC12) berupa bubuk putih. Pada umumnya masyarakat mengenal senyawa ini sebagai kaporit. Kaporit lazim untuk menyuci hamakan air ledeng dan kolam renang. Kelemahan kaporit adalah kelarutannya tidak sempurna, dimana selalu tersisa padatan dan tidak bisa dibuang sembarangan. Sodium Hipoklorit (NaOCI) sudah lama dikenal sebagai produk pemutih yang handal. Hal mendasar yang perlu diketahui mengenal pembuatan pemutih dari NaOCI adalah pengenalan terhadap senyawa atau bahan NaOCI itu sendiri. Sodium Hipoklorit (NaOCI) merupakan cairan berwarna sedikit kekuningan, beraroma khas dan menyengat. Bahan NaOCI mudah larut dalam air dengan derajat kelarutan. mencapai 100% dan sedikit lebih berat dibandingkan dengan air (berat jenis air lebib dari satu) serta bersifat sedikit basa (Parnomo, 2003).

2.2.2. Sumber dan Kegunaan Klorin

Klorin adalah unsur kimia ketujuh tertinggi yang diproduksi di dunia. Digunakan sebagai alat pemutih pada industri kertas, pulp dan tekstil. Digunakan untuk manufaktur, pestisida dan herbisida-, misalnya DDT, untuk alat pendingin, obat farmasi, vinyl (pipa PVC), plastik, bahan pembersih dan untuk perawatan air dan air limbah. Supaya bisa dipakai, klorin sering dikombinasikan dengan senyawa organik (bahan kimia yang


(7)

mempunyai unsur karbon) yang biasanya menghasilkan organoklorin. Organoklorin itu sendiri adalah senyawa kimia yang beracun dan berbahaya bagi kehidupan karena dapat terkontaminasi dan persisten di dalam tubuh makhluk hidup (MacDougall, 1994).

Klorin dihasilkan oleh elektrolisis sodium klorida. Itu adalah sepuluh kali lebih tinggi dari volume bahan-bahan kirnia yang dihasilkan oleh United States, yang tinggi yang pada tahun 1998 menghasilkan lebih dari 14 juta ton. Klorin sangat penting digunakan sebagai pemutih dalam pabrik kertas dan pakaian. Klorin digunakan sebagai bahan kimia pereaksi dalam pabrik logam klorida, bahan pelarut klorinasi, pestisida. polimer, karet sintesis dan refrigeran. (U.S. Department Of Health And Human Services, 2007).

Pembalut wanita pada saat ini umumnya terbuat dari katun, rayon, atau campuran rayon dan kapas. Rayon terbuat dari serat selulosa yang berasal dari pulp kayu. Untuk mendapatkan bahan baku rayon, umumnya perlu dilakukan proses pemutihan pulp kayu (bleaching) dan pemurnian. Di bawah ini ada beberapa cara pemutihan (Zullies, 2010):

1. Pemutihan menggunakan gas klorin. Proses ini dapat menghasilkan dioksin sebagai produk sampingannya. Proses ini digunakan oleh pemasok bahan baku rayon untuk tampon di masa lalu. Diperlukan beberapa proses berikutnya untuk menghilangkan dioksin. Di Amerika, proses ini tidak boleh lagi digunakan oleh produsen pembalut wanita.

2. Pemutihan yang bebas elemen klorin. Pemutihan ini tidak menggunakan gas klorin, tetapi menggunakan hidrogen


(8)

peroksida. Proses ini tidak menghasilkan dioksin sebagai kontaminan, sehingga sering pula disebut proses pemutihan bebas dioksin.

2.2.3. Sifat Klorin

Klorin memiliki beberapa sifat yaitu sifat fisika dan kimia. Klorin merupakan unsur kedua dari keluarga halogen, terletak pada golongan VII A, periode III. Sifat kimia klorin sangat ditentukan oleh konfigurasi elektron pada kulit terluarnya. Keadaan ini membuatnya tidak stabil dan sangat reaktif. Hal ini disebabkan karena strukturnya belum mempunyai 8 clektron (oktet) untuk mendapatkan struktur elektron gas mulia. Selain itu, sifat kimia klorin adalah larut dalam air, bersifat sebagai racun, tidak terbakar di udara meliankan bereaksi secara kimia. Selain itu, sifat kimia klorin adalaha larut dalam air, bersifat sebagai racun, tidak terbakar di udara melainkan bereaksi secara kimia. Pada suhu biasa, klorin secara langsung menyatu dengan banyak elemen – elemen lain. Beberapa sifat fisika dari klorin adalah berwarna kuning kehijauan, baunya merangsang, berat molekul 70,9 dalton, titik didihnya -34,7 ˚C, titik bekunya 0,102 ˚C dengan gaya berat 1,56 pada titik didih tekanan uap air 20˚C, berat jenis gas 2,5 dan gaya larut dalam air 20 ˚C, reaktif terhadap hidrogen/ logam-logam alkali dan orosif terhadap segala logam, bersifat oksidator kuat dan mudah meletus atau meledak bila tercampur H2 ( adiwisastra, 1989).

2.2.4. Toksikologi Klorin

Klor merupakan bahan yang penting dalam industri tetapi harus diperhatikan pula bahaya-bahayanya, karena klor bersifat racun atau toksis terutama bila terisap pemapasan. Gas klor yang mudah dikenal karena baunya yang khas itu, bersifat merangsang (iritasi terhadap selaput lendir pada


(9)

mata atau conjunctiva), selaput lendir hidung, selaput lendir tenggorok, tali suara dan paru-paru. Menghisap gas klor dalam konsentrasi 1000 ppm dapat mengakibatkan kematian mendadak di tempat. Orang yang menghirup gas klor akan merasakan sakit dan rasa panas atau pedih pada tenggorokan, hal ini disebabkan pengaruh rangsangan atau iritasi terhadap selaput lendir (mucus membrane) yang menimbulkan bintik- bintik kering (kosong) yang terasa pedih, panas, waktu menarik napas terasa sakit dan sukar bemapas, waktu bemapas terdengar suara desing seperti penderita asma atau bronchitis (Adiwisastra, 1989).

2.2.5. Bahaya Klorin terhadap Kesehatan

Klorin sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Klorin, baik dalam bentuk gas maupun cairan mampu mengakibatkan luka yang permanen, terutama kematian. Pada umumnya luka permanen terjadi disebakan oleh asap gas klorin. Klorin sangat potensial untuk terjadinya penyakit di kerongkongan, hidung dan tract respiratory (saluran kerongkongan di dekat paru-paru). Klorin juga dapat membahayakan sistem pemafasan terutama bagi anak-anak dan orang dewasa. Dalam wujud gas, klor merusak membran mukus dan dalam wujud cair dapat menghancurkan kulit. Tingkat klorida sering naik turun bersama dengan tingkat natrium. Ini karena natrium klorida, atau garam, adalah bagian utama dalam darah.

Ada beberapa jalur pemajanan klorin pada tubuh yang bersifat akut, yaitu (U.S. Department Of Health And Human Services, 2007)

a. pernafasan


(10)

iritasi mata dan hidung, sakit tenggorokan dan batuk. Menghirup gas klorin dalam konsentrasi yang lebih tinggi (>15 ppm) dapat dengan cepat membahayakan saluran pernafasan dengan rasa sesak di dada dan terjadinya akumulasi cairan di paru-paru (edema paru-paru).

b. Kardiovaskular

Tachycardia dan pada awalnya hipertensi diikuti dengan hipotensi dapat terjadi. Setelah pemajanan yang berat, maka jantung akan mengalami penyempitan akibat kekurangan oksigen.

c. Metabolisme

Asidosis terjadi akibat kadar oksigen yang tidak mencukupi dalam jaringan. Komplikasi berat akibat menghirup klorin dalam kadar yang besar adalah mengaibatkan terjadinya kelebihan ion klorida di dalam darah, menyebabkan ketidakseimbangan asam. Anak-anak akan lebih mudah diserang oleh zat toksik yang tentunya dapat mengganggu proses metabolisme dalam tubuh.

d. Kulit

Iritasi klorin pada kulit dapat menyebabkan rasa terbakar, peradangan dan melepuh. Pemajanan cairan klorin dapat menyebabkan peradangan akibat suhu dingin.Paparan klorin menyebabkan cukup respon, yaitu kulit tampak kering dan timbul bercak coklat, akandosis, edema intraepitel, hiper keraosis dan sel- sel epitel atipikal terlihat di epidermis.

Nixon et al. (1975) dalam U.S. Department of health and human services melaporkan bahwa bercak pemutih yang mengandung sodium hipoklorit 5,25%, dan pH 10,7 pada kulit manusia selama 4 jam itu dapat menyebabkan gangguan.


(11)

Habets et al. (1986) dalam U.S. Department of health and human services melaporkan bahwa larutan sodium hipoklorit 2% dalam air sampai menyebabkan iritasi kulit, pada 15 dari 69 orang yang diuji, dengan volume yang diterapkan tidak dijelaskan menunjukkan iritasi.

Hostynek et al. (1989)dalam U.S. Department of health and human services menguji 10 subyek dengan 100 uL dari larutan natrium hipoklorit 6% dengan kekuatan (pH 11,2) dan 4 dari mereka mengembangkan bentuk non-imunologi urtikaria kontak dalam waktu 20 menit dan aplikasi untuk kulit dahi. Kelompok yang sama peneliti mempelajari iritasi kulit dari 20 atau 100 uL pemutih hipoklorit yang mengandung sodium hipoklorit 1% dan berbagai jumlah natrium hidroksida mengikuti paparan 24 jam di bawah kondisi bercak yang tersumbat dalam 50 relawan, hasil menunjukkan bahwa 20 uL 1% natrium hipoklorit dan natrium hidroksida 1% menghasilkan tidak terdapat iritasi, sedangkan 100 uL terdapat iritasi signifikan.

Goffin et al. (1997) dalam U.S. Department of health and human services melaporkan bahwa paparan uji tempel dari 15 wanita untuk 150 uL agen pemutihan komersial yang mengandung sodium hipoklorit 4% dan natrium hidroksida 0,2% sampai 90 menit tidak menghasilkan tanda-tanda klinis dari iritasi. Namun, tes instrumental (reflektansi kolorimetri, kehilangan air transepidermal, dan konduktansi kulit) mengungkapkan kerusakan subklinis pada stratum corneum. Para peneliti menyimpulkan bahwa solusi 4% sodium hipoklorit dapat mengubah bagian superfisial dari stratum korneum tanpa memodifikasi fungsi penghalang kulit.


(12)

e. Mata

Konsentrasi rendah di udara dapat menyebabkan rasa terbakar, mata berkedip tidak teratur atau kelopak mata menutup tanpa sengaja atau di luar kemauan, konjugtivitis. Komea mata terbakar dapat ter adi pada konsentrasi yang tinggi.

f. Jalur pencernaan

Larutan klorin yang dihasilkan dalam bentuk larutan sodium hipoklorit dapat menyebabkan luka yang korosif apabila tertelan.

Akibat-akibat akut untuk jangka pendek adalah. (MacDougall, 1994): 1. Pengaruh paparan klorin 250 ppm selama 30 menit kemungkinan besar

berakibat fatal bagi orang dewasa.

2. Terjadi iritasi tinggi waktu gas itu dihirup dan dapat menyebabkan kulit dan mata terbakar.

3. Jika berpadu dengan udara lembab, asam hydroklorik dan hypoklorus dapat mengakibatkan peradangan jaringan tubuh yang terkena. Pengaruh 14 s/d 21ppm selama 30 s/d 60 menit menyebabkan penyakit pada paru-paru seperti pneumonitis, sesak nafas, ephisema dan bronkitis.

Bahava keracunan oleh gas klor dapat terjadi. yaitu (Adiwisastra 1989) : 1. Keracunan Akut

Disebabkan karma menghisap gas klor dalam konsentrasi tinggi dan penghisapan terjadi untuk pertama kalinya. Menghisap gas klor dalam 15 ppm menimbulkan pengaruh rangsangan/iritasi pada selaput lendir tenggorokan dan dalam 30 ppm menyebabkan batuk-batuk, dalam konsentrasi tinggi (1000 ppm) mengakibatkan kematian mendadak .


(13)

Gejala-gejala keracunan oleh gas klor, yaitu (Adiwisastra 1989) a. Tenggorok terasa gatal, pedih atau panas

b. Batuk terus menerus disebabkan pengaruh rangsangan terhadap refleks alat pernapasan yang menyebabkan orang tidak menahan batuk.

c. Pernapasan (kalau menarik napas) terasa sakit dan sesak. d. Muka kelihatan kemerah-merahan.

e. Mata terasa pedih akibat rangsangan terhadap selaput lendir conjungtiva.

f. Batuk kadang-kadang disertai darah dan muntah-muntah hebat.

g. Pengisapan gas klor dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan terhentinyapernapasan (asphyxia).

2. Keracunan Kronis

Disebabkan karena menghirup gas klor dalam konsentrasi rendah tetapi terjadi berulang-ulang, sehingga dapat menyebabkan hilangnya rasa pada indra penciuman, merusak gigi atau gigi keropos (Adiwisastra 1989).

a. Pengaruh terhadap kulit

Klorin cair bila tertumpah mengenai kulit menimbulkan luka bakar yang wama kulitnya kemerah-merahan dan membengkak.

b. Pengaruh terhadap mata

Klor dalam konsentrasi tinggi (pekat) sangat merangsang terhadap mata yang menimbulkan rasa pedih.

Adapan bentuk aktivitas klorin dalam tubuh adalah sebagai berikut (Luthana., 2008) :


(14)

1. Mengganggu sintesa protein

2. Oksidasi dekarboksilasi dari asam amino menjadi nitrit dan aldehid 3. Bereaksi dengan asam nukleat, purin dan pirimidin

4. Induksi asam deoksiribonukleat (DNA) dengan diiringi kehilangan kemampuan DNA-transforming.

5. Timbulnya penyimpangan kromosom.

Efek toksik klorin yang terutama adalah sifat korosifnya. Kemampuan oksidasi klorin sangat kuat, dimana di dalam air klorin akan melepaskan oksigen dan hidrogen klorida yang menyebabkan kerusakan jaringan. Sebagai altematif, klorin dirubah menjadi asam hipoklorit yang dapat menembus sel dan bereaksi dengan protein sitoplasmik yang dapat merusak struktur sel (U.S. Department Of Health And Human Services, 2007)

2.2.6. Dampak pembalut wanita mengandung klorin terhadap kesehatan reproduksi

Berbagai fakta tentang pembalut wanita, seperti fenomena yang ada saat ini yaitu tentang keberadaan pembalut sintetis yang sering digunakan dan beredar di pasaran. Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut oleh tim ahli independen, ternyata bahan pembalut yang banyak beredar dipasaran itu sangat berbahaya untuk kesehatan, bahakan setelah diamati lebih dalam bahan dasarnya tidak 100% kapas murni tetapi terdiri dari campuran bubuk kayu dan limbah pakaian yang mengandung klorin (Elmart, 2012).

Pembalut wanita yang mengandung klorin beresiko tinggi terhadap reproduksi kesehatan wanita, termasuk resiko adanya : keputihan, gatal - gatal, iritasi dan menyebabkan kanker (Faiz, 2012).


(15)

2.3. Anatomi alat reproduksi wanita

Alat reproduksi wanita dibagi atas 2 bagian yaitu: (Mochtar, 1998) 1. alat reproduksi bagian luar (genitalia eksterna)

2. alat reproduksi bagian dalam (genitalia interna) 2.3.1. Alat reproduksi bagian luar

Alat reproduksi wanita bagian luar adalah alat reproduksi yang dapat dilihat dari luar bila wanita dalam posisi litotomi, fungsi alat reproduksi luar dikhususkan untuk kopulasi (koitus).

Alat reproduksi wanita bagian luar terdiri dari:

1. Bibir besar kemaluan (labia majora) berada pada bagian kanan dan kiri, berbentuk lonjong, yang pada wanita menjelang dewasa ditumbuhi juga oleh pubes lanjutan dari mons veneris.


(16)

2. Bibir kecil kemaluan (labia minora) ialah bagian dalam dari bibir besar yang berwarna merah jambu. Disini dijumpai frenulum klitoris, preputium, dan frenulum pudenti.

3. Klentit(clitoris) identik dengan penis pria, kira-kira sebesar kacang hijau sampai cabe rawit dan ditutupi oleh frenulum klitoris. Glnas klitoris berisi jaringan yang dapat berereksi, sifatnya amat sensitive karena banyak memiliki serabut saraf.

4. Vagina adalah liang atau saluran yang menghubungkan vulva dengan rahim, terletak diantara saluran kemih dan liang dubur. Fungsi penting vagina adalah sebagai saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan secret lain dari rahim, alat untuk bersenggama, dan jalan lahir waktu melahirkan.

5. Lubang kemih (uretra) adalah tempat keluarnya air kemih yang terletak dibawah klitoris. Di sekitar lubang kemih bagian kiri dan kanan didapati lubang kelenjar skene.

6. Anus, terletak di bawah perineum dan merupakan lubang sebelah luar tempat feses (kotoran) keluar

2.3.2. Alat reproduksi bagian dalam


(17)

Alat reproduksi bagian dalam terdiri dari :

1. Vagina adalah liang atau saluran yang menghubungkan vulva dengan

rahim, terletak diantara saluran kemih dan liang dubur. Fungsi penting vagina adalah sebagai saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan secret lain dari rahim, alat untuk bersenggama, dan jalan lahir waktu melahirkan.

2. serviks (leher rahim), merupakan bagian rahim sebelah bawah. Letaknya

menjulur kebagian ujung atas lubang vagina.

3. rahim adalah suatu struktur otot yang cukup kuat, bagian luarnya ditutupi

oleh peritoneum sedangkan rongga dalamnya dilapisi oleh mukosa rahim. Dalam keadaan tidak hamil, rahim terletak dalam rongga panggul kecil diantara kandung kemih dan dubur.

4. Ovarium (indung telur) terdapat dua indung telur, masing-masing dikanan

dan kiri rahim, fungsi indung telur yang utama adalah menghasilkan sel telur (ovum), menghasilkan hormone-hormon (progesterone dan esterogen) dan ikut serta mengatur haid

5. tuba falopi adalah saluran yang keluar dari kornu rahim kanan dan kiri,

panjangnya 12-13 cm diameter 3-8 mm. fungsi tuba falopi adalah sebagai saluran telur, menangkap dan membawa ovum yang dilepaskan oleh indung telur, tempat terjadinya pembuahan (konsepsi = fertilisasi)

2.4. Menstruasi

2.4.1. Defenisi Menstruasi

Haid yang pertama kali terjadi di sebut menarche. (Mochtar, 1998). Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang etrjadi


(18)

pada seorang gadis sedang menginjak dewasa. Perubahan timbul karena serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar didalam tubuh. Pada jarak waktu tertentu sejak menarche pada mulanya tidak teratur, tetapi semakin lama semakin teratur. Dalam waktu 4-6 tahun sejak menarche pola haidnya sudah terbentuk tetapi berbeda-beda untuk setiap wanita.tetapi pada umumnya haid datang sebulan sekali dan berlangsung terus hingga kira-kira berumur 45 tahun. Pada kebanyakan wanita, siklus haid ini berkisar antara 22 sampai 35 hari, dengan rata-rata 29 hari (Llewellyn, 2005).

Menstruasi adalah peristiwa keluarnya darah dari vagina .Darah haid berasal dari uterus dan timbul akibat terlepasnya selaput lendir uterus yang mengalami proses kemunduran dan kerusakan. Karenanya, selain darah terdapat pula sisa-sisa dari selaput lendir dan sel telur yang tidak dibuahi, Menstruasi dibagi menjadi 3 tahap (Mochtar,1998).

1. Fase proliferasi ( fase estrogenik).

Fase ini terjadi sebelum ovulasi, pada fase ini dimulai sesudah menstruasi, FSH mempengaruhi Pertumbuhan folikel-folikel ovarium dan folikel mengeluarkan hormone estrogen yang merangsang Uterus atau endometrium berproliferasi dan tumbuh pembuluh darah dan kelenjar. Fase proliferasi kira-kira 4-7 hari sesudah terjadinya menstruasi,endometrium mempunyai ketebalan 4-7 mm.Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi)


(19)

2. Fase sekresi ( fase progestasional).

Fase ini terjadi sesudah ovulasi,setelah ovulasi terjadi, progesterone dan estrogen disekresi oleh Korpus luteum dalam jumlah yang besar. Estrogen menyebabkan sedikit proliferasi sel tambahan pada endometrium, sedangkan progesterone menyebabkan pembengkakan yang nyata dan perkembangan Sekretorik dari endometrium.Puncak dari fase sekresi pada hari ke 7 setelah ovulasi, dan ketebalan Endometrium sudah 5-6 mm.Semua perubahan pada fase sekresi ini untuk menghasilkan endometrium Yang sangat sekretorik yang mengandung sejumlah besar cadangan untuk implatansi ovum yang telah Dibuahi. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim)

3. Fase premenstruasi ( fase iskemia)

Ini terjadi bila telur tidak dibuahi. Fase ini berlangsung kurang lebih 23 hari sebelum menstruasi. Gambaran yang terjadi pada fase ini adalah korpus luteum berdegenerasi, ini menjadikan produksi estrogen dan progesteron menurun dan pengkerutan lapisa fungsional endometrium akibat perubahan-perubahan pada vaskuler. Vasokontriksi arteri spiralis (coiled artery) terjadi 4-24 jam sebelum mnstruasi, dengan akibat bagian luar/atas endometrium mengalami atropi dan mengkerut. Setelah beberapa waktu arterri yang mengkerut ini mengalami dilatasi sehingga bagian-bagian yang nekrosis terlepasberupa darah menstruasi. Sebelum menstrusi berhenti, FSH memacu kembali beberapa folikel. Untuk tumbuh dan berkembang, dan dengan ini mulai lagi satu siklus ovarium dan endometrium


(20)

yang baru. Bila kehamilan tak terjadi proses ini berlangsung terus sampai seorang wanita berumur 45-50 tahun.

4. Fase menstruasi.

Jika ovum tidak dibuahi , korpus luteum berdegenerasi tidak lagi menghasilkan estrogen dan progesteRon, sehingga pembuluh darah mengkerut, nekrosis dan iskemik yang berakibat permukaan endomeTrium yang nekrotik dilepaskan.Darah akan menembus kelapisan vaskuler dari endometrium dan daerah perdarahan akan bertambah luas dengan cepat dalam waktu 24-36 jam.Kira-kira 48 jam setelah terjadinya menstruasi semua lapisan superficial endometrium sudah berdesquamasi. Masa jaringan desquamasi, darah dalam cavum uteri dan kontraksi dari prostaglandin akan merangsang kontraksi uterus yang menyebabkan dikeluarkanya isi uterus.Fase menstruasi antar 4-7 Hari.Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah

2.5. Pembalut Wanita

2.5.1. Defenisi Pembalut Wanita

Pembalut wanita adalah pembalut yang terbuat dari kapas dan bentuknya seperti lembaran. Pembalut punya pelekat di bagian bawahnya supaya bisa dipasang dengan mudah dengan menempelkannya pada pakaian dalam. Ketebalannya bervariasi. Beberapa ada yang memiliki sayap untuk melindungi pakaian dalam dari kebocoran dan ada yang bentuknya lebih panjang dari pembalut biasa (Febrianti,2011)


(21)

Menurut CIC dalam (Ilyasa 2004), definisi pembalut wanita adalah Suatu produk manufaktur yang digunakan pada saat menstruasi dan digunakan di luar alat kelamin. Bahan dasar yang digunakan secara umum dalam pembuatan pembalut adalah pulp, non woven, water resisting paper, wonder gel, water proof paper, laminated, adhesive tape, dan polythylene film. Namun demikian, bahan dasar yang digunakan di industri pembalut wanita domestik cukup bervariasi sebab diversifikasi produk pembalut wanita cukup tinggi.

2.5.2. Jenis Pembalut Wanita

Pembalut wanita memiliki dua jenis yaitu (Elmart, 2012) :

1. Pembalut yang terbuat dari kapas, yang memiliki bentuk beraneka ragam dan biasa disesuaikan dengan kenyamanan beraktivitas, seperti slim, wings, dan maxi, dan juga memiliki ukuran mulai dari short, long dan for night.

2. Pembalut herbal, pembalut jenis ini adalah kandungannya terbuat dari herbal yang tidak hanya berfungsi menyerap darah haid tetapi juga berfungsi sebagai antiseptik.

2.5.3. Komposisi Pembalut Wanita

Pembalut wanita yang beredar di pusat perbelanjaan harus memiliki komposisi yang berdasarkan SNI 16-6363-2000. Komposisi pembalut wanita terdiri dari kapas serap, kertas serap, katun serap rayon, katun olah natrium karboksimetilselulose, pulpa jonjot, kasa.


(22)

Tabel 2.4. Kriteria dan syarat produk pembalut wanita No Jenis uji Persyaratan

1 Deskripsi Bersih tidak mengandung kotoran dan zata asing, tidak menyebabkan iritasi atau efek yang membahayakan lainnya, tidak melepaskan serabut pada waktu digunakan, tidak berbau dan lembut. 2 Warna Warna putih, kecuali sebagai tanda atau identitas

pada sisi yang tidak bersentuhan dengan tubuh. 3 Keasaman

atau kebasaan

Netral terhadap fenolftalein dan jingga metal

4 Flouresensi Tidak berflouresensi kuat atau tidak ada flouresensi yang menunjukkan adanya kontaminasi, pada sisi yang bersentuhan dengan tubuh.

5 Daya serap Tidak kurang dari 10 kali bobot pembalut 6 Rembes Tidak mudah rembes

7 Kekuatan Tidak mudah robek Sumber : SNI 16-6363-2000 Tahun 2000


(23)

2.6. Kerangka Konsep

Permenkes No.472/Menkes/Per/V/1996

Tentang Pengamanan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan. Keberadaan

klorin

Pemeriksaan Klorin Pembalut

Wanita

Ada

Tidak Ada

Pengetahuan dan tindakan pada pembalut


(1)

pada seorang gadis sedang menginjak dewasa. Perubahan timbul karena serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar didalam tubuh. Pada jarak waktu tertentu sejak menarche pada mulanya tidak teratur, tetapi semakin lama semakin teratur. Dalam waktu 4-6 tahun sejak menarche pola haidnya sudah terbentuk tetapi berbeda-beda untuk setiap wanita.tetapi pada umumnya haid datang sebulan sekali dan berlangsung terus hingga kira-kira berumur 45 tahun. Pada kebanyakan wanita, siklus haid ini berkisar antara 22 sampai 35 hari, dengan rata-rata 29 hari (Llewellyn, 2005).

Menstruasi adalah peristiwa keluarnya darah dari vagina .Darah haid berasal dari uterus dan timbul akibat terlepasnya selaput lendir uterus yang mengalami proses kemunduran dan kerusakan. Karenanya, selain darah terdapat pula sisa-sisa dari selaput lendir dan sel telur yang tidak dibuahi, Menstruasi dibagi menjadi 3 tahap (Mochtar,1998).

1. Fase proliferasi ( fase estrogenik).

Fase ini terjadi sebelum ovulasi, pada fase ini dimulai sesudah menstruasi, FSH mempengaruhi Pertumbuhan folikel-folikel ovarium dan folikel mengeluarkan hormone estrogen yang merangsang Uterus atau endometrium berproliferasi dan tumbuh pembuluh darah dan kelenjar. Fase proliferasi kira-kira 4-7 hari sesudah terjadinya menstruasi,endometrium mempunyai ketebalan 4-7 mm.Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi)


(2)

2. Fase sekresi ( fase progestasional).

Fase ini terjadi sesudah ovulasi,setelah ovulasi terjadi, progesterone dan estrogen disekresi oleh Korpus luteum dalam jumlah yang besar. Estrogen menyebabkan sedikit proliferasi sel tambahan pada endometrium, sedangkan progesterone menyebabkan pembengkakan yang nyata dan perkembangan Sekretorik dari endometrium.Puncak dari fase sekresi pada hari ke 7 setelah ovulasi, dan ketebalan Endometrium sudah 5-6 mm.Semua perubahan pada fase sekresi ini untuk menghasilkan endometrium Yang sangat sekretorik yang mengandung sejumlah besar cadangan untuk implatansi ovum yang telah Dibuahi. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim)

3. Fase premenstruasi ( fase iskemia)

Ini terjadi bila telur tidak dibuahi. Fase ini berlangsung kurang lebih 23 hari sebelum menstruasi. Gambaran yang terjadi pada fase ini adalah korpus luteum berdegenerasi, ini menjadikan produksi estrogen dan progesteron menurun dan pengkerutan lapisa fungsional endometrium akibat perubahan-perubahan pada vaskuler. Vasokontriksi arteri spiralis (coiled artery) terjadi 4-24 jam sebelum mnstruasi, dengan akibat bagian luar/atas endometrium mengalami atropi dan mengkerut. Setelah beberapa waktu arterri yang mengkerut ini mengalami dilatasi sehingga bagian-bagian yang nekrosis terlepasberupa darah menstruasi. Sebelum menstrusi berhenti, FSH memacu kembali beberapa folikel. Untuk tumbuh dan berkembang, dan dengan ini mulai lagi satu siklus ovarium dan endometrium


(3)

yang baru. Bila kehamilan tak terjadi proses ini berlangsung terus sampai seorang wanita berumur 45-50 tahun.

4. Fase menstruasi.

Jika ovum tidak dibuahi , korpus luteum berdegenerasi tidak lagi menghasilkan estrogen dan progesteRon, sehingga pembuluh darah mengkerut, nekrosis dan iskemik yang berakibat permukaan endomeTrium yang nekrotik dilepaskan.Darah akan menembus kelapisan vaskuler dari endometrium dan daerah perdarahan akan bertambah luas dengan cepat dalam waktu 24-36 jam.Kira-kira 48 jam setelah terjadinya menstruasi semua lapisan superficial endometrium sudah berdesquamasi. Masa jaringan desquamasi, darah dalam cavum uteri dan kontraksi dari prostaglandin akan merangsang kontraksi uterus yang menyebabkan dikeluarkanya isi uterus.Fase menstruasi antar 4-7 Hari.Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah

2.5. Pembalut Wanita

2.5.1. Defenisi Pembalut Wanita

Pembalut wanita adalah pembalut yang terbuat dari kapas dan bentuknya seperti lembaran. Pembalut punya pelekat di bagian bawahnya supaya bisa dipasang dengan mudah dengan menempelkannya pada pakaian dalam. Ketebalannya bervariasi. Beberapa ada yang memiliki sayap untuk melindungi pakaian dalam dari kebocoran dan ada yang bentuknya lebih panjang dari pembalut biasa (Febrianti,2011)


(4)

Menurut CIC dalam (Ilyasa 2004), definisi pembalut wanita adalah Suatu produk manufaktur yang digunakan pada saat menstruasi dan digunakan di luar alat kelamin. Bahan dasar yang digunakan secara umum dalam pembuatan pembalut adalah pulp, non woven, water resisting paper, wonder gel, water proof paper, laminated, adhesive tape, dan polythylene film. Namun demikian, bahan dasar yang digunakan di industri pembalut wanita domestik cukup bervariasi sebab diversifikasi produk pembalut wanita cukup tinggi.

2.5.2. Jenis Pembalut Wanita

Pembalut wanita memiliki dua jenis yaitu (Elmart, 2012) :

1. Pembalut yang terbuat dari kapas, yang memiliki bentuk beraneka ragam dan biasa disesuaikan dengan kenyamanan beraktivitas, seperti slim, wings, dan maxi, dan juga memiliki ukuran mulai dari short, long dan for night.

2. Pembalut herbal, pembalut jenis ini adalah kandungannya terbuat dari herbal yang tidak hanya berfungsi menyerap darah haid tetapi juga berfungsi sebagai antiseptik.

2.5.3. Komposisi Pembalut Wanita

Pembalut wanita yang beredar di pusat perbelanjaan harus memiliki komposisi yang berdasarkan SNI 16-6363-2000. Komposisi pembalut wanita terdiri dari kapas serap, kertas serap, katun serap rayon, katun olah natrium karboksimetilselulose, pulpa jonjot, kasa.


(5)

Tabel 2.4. Kriteria dan syarat produk pembalut wanita No Jenis uji Persyaratan

1 Deskripsi Bersih tidak mengandung kotoran dan zata asing, tidak menyebabkan iritasi atau efek yang membahayakan lainnya, tidak melepaskan serabut pada waktu digunakan, tidak berbau dan lembut. 2 Warna Warna putih, kecuali sebagai tanda atau identitas

pada sisi yang tidak bersentuhan dengan tubuh. 3 Keasaman

atau kebasaan

Netral terhadap fenolftalein dan jingga metal

4 Flouresensi Tidak berflouresensi kuat atau tidak ada flouresensi yang menunjukkan adanya kontaminasi, pada sisi yang bersentuhan dengan tubuh.

5 Daya serap Tidak kurang dari 10 kali bobot pembalut 6 Rembes Tidak mudah rembes

7 Kekuatan Tidak mudah robek Sumber : SNI 16-6363-2000 Tahun 2000


(6)

2.6. Kerangka Konsep

Permenkes No.472/Menkes/Per/V/1996

Tentang Pengamanan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan. Keberadaan

klorin

Pemeriksaan Klorin Pembalut

Wanita

Ada

Tidak Ada

Pengetahuan dan tindakan pada pembalut