BAGIAN ATAU KOMPONEN SPEKTROFOTOMETER
2 BAGIAN ATAU KOMPONEN SPEKTROFOTOMETER
Secara garis besar spektrofotometer terdiri dari 4 bagian penting yaitu :
a.
Sumber Cahaya
Sebagai sumber cahaya pada spektrofotometer, haruslah memiliki pancaran radiasi
yang stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber energi cahaya yang biasa untuk daerah tampak,
ultraviolet dekat, dan inframerah dekat adalah sebuah lampu pijar dengan kawat rambut
terbuat dari wolfram (tungsten). Lampu ini mirip dengan bola lampu pijar biasa, daerah
panjang gelombang (l ) adalah 350 – 2200 nanometer (nm).
b. Monokromator
Monokromator adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan cahaya polikromatis
menjadi beberapa komponen panjang gelombang tertentu (monokromatis) yang bebeda
(terdispersi).
c.
Cuvet
Cuvet spektrofotometer adalah suatu alat yang digunakan sebagai tempat contoh atau
cuplikan yang akan dianalisis. Cuvet biasanya terbuat dari kwars, plexigalass, kaca, plastic
dengan bentuk tabung empat persegi panjang 1 x 1 cm dan tinggi 5 cm. Pada pengukuran di
daerah UV dipakai cuvet kwarsa atau plexiglass, sedangkan cuvet dari kaca tidak dapat
dipakai sebab kaca mengabsorbsi sinar UV. Semua macam cuvet dapat dipakai untuk
pengukuran di daerah sinar tampak (visible).
d. Detektor
Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai
panjang gelombang. Detektor akan mengubah cahaya menjadi sinyal listrik yang selanjutnya
akan ditampilkan oleh penampil data dalam bentuk jarum penunjuk atau angka digital.
7 JENIS – JENIS SPEKTROFOTOMETER
Spektrofotometri terdiri dari beberapa jenis berdasar sumber cahaya yang digunakan.
Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Spektrofotometri Vis (Visible)
2. Spektrofotometri UV (Ultra Violet)
3. Spektrofotometri UV-Vis
4. Spektrofotometri IR (Infra Red)
Macam-macam kromatografi
Teknik pemisahan menggunakan metode kromatografi terdiri dari beberapa macam, berikut
ini disajikan beberapa macam teknik kromatografi beserta penjelasannya:
1. Kromatografi kertas
Kromatografi kertas menggunakan fase diam kertas, yakni kandungan selulosa di
dalamnya, sedangkan untuk fase gerak yang digunakan adalah pelarut atau campuran
pelarut yang sesuai. Kertas sebagai fase diam akan dicelupkan ke dalam sampel dan
pelarut, selanjutnya sampel dan pelarut berdasarkan gaya kapilaritas akan terserap dan
bergerak ke atas. Perbandingan jarak relatif antara senyawa (sampel) dengan jarak
pelarut dihitung sebagai nilai Rf. Aplikasi penggunaan dari kromatografi kertas
sendiri adalah untuk memisahkan diantaranya adalah tinta, zat pewarna, senyawa
tumbuhan seperti klorofil , make up dan berbagai zat lainnya. Mekanisme kerja dari
kromatografi kertas cukup sederhana, di laboratorium kita sering melakukan
percobaan menggunaan teknik kromatografi kertas tersebut.
2. Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis biasanya menggunakan sebuah lempengan tipis yang terbalut
gel silika atau alumina. Silika atau alumina tersebut berfungsi sebagai fase diam.
Materi lain juga bisa digunakan sebagai fase diam asalkan mampu mengalami
pendarflour (fluorescence) dalam sinar ultra violet. Sementara untuk fase gerak yang
digunakan adalah pelarut atau campuran pelarut yang digunakan. Aplikasi dari teknik
pemisahan kromatografi lapis tipis dapat digunakan untuk mengetahui jenis pada
campuran asam amino tertentu. Teman-teman mungkin bertanya, interaksi apa yang
terjadi pada proses kromatografi cair sehingga terjadi pergerakan sampel di dalam
pelarut? Ada beberapa interaksi yang terjadi, diantaranya adalah pembentukan ikatan
hidrogen, ikatan vander walls dan gaya debye. Atau bisa juga berupa pembentukan
senyawa kompleks.
3. GLC (Gas Liquid Chromatography)
GLC merupakan salah satu jenis kromatografi gas yang digunakan untuk memisahkan
senyawa-senyawa organik yang mudah menguap. Pada kromatografi ini, fasa gerak
yang digunakan adalah gas dan fasa diamnya adalah zat cair. Aplikasi dari
kromatografi gas misalnya digunakan untuk menentukan komposisi kimia dari zat-zat
yang tidak kita ketahui, seperti misalnya senyawa berbeda dalam bensin. Waktu
analisa menggunakan GLC cenderung lebih lama. GLC menggunakan instrumen yang
lebih kompleks, beberapa instrumen penting dalam GLC adalah sebagai berikut:
o
Gas pembawa, merupakan gas yang harus inert dengan sampel dan harus
murni. Diantara gas pembawa yang banyak digunakan adalah hidrogen,
helium, nitrogen dan argon.
o
Pengontrol aliran
o
Injektor atau tempat untuk menyuntikkan sampel
o
Kolom
o
Detektor, merupakan instrumen yang berfungsi untuk merupakan sinyal
analitik menjadi sinyal listrik.
o
Rekorder, merupakan instrumen yang akan merubah sinyal listrik menjadi
sinyal mekanik agar bisa dibaca dalam bentuk data.
4. HPLC (High Performance Liquid Chromatography)
Teknik pemisahan HPLC memiliki banyak keunggulan dibanding dengan
kromatografi lainnya, diantaranya adalah: cepat dalam proses analisa, resolusi yang
lebih tinggi, sensitivitas detektor yang lebih tinggi, kolom yang dipakai dapat
digunakan kembali, ideal dan cocok untuk zat bermolekul besar dan berionik dan
mudah untuk rekoveri sampel. HPLC boleh dibilang sebagai teknik tercanggih dalam
metode kromatografi. HPLC juga menggunakan sistem instrumen seperti pada
kromatogarfi gas. Di dalam teknik ini juga digunakan tekanan dan kecepatan yang
cukup tinggi sehingga mampu dihasilkan resolusi yang lebih baik.
Secara garis besar spektrofotometer terdiri dari 4 bagian penting yaitu :
a.
Sumber Cahaya
Sebagai sumber cahaya pada spektrofotometer, haruslah memiliki pancaran radiasi
yang stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber energi cahaya yang biasa untuk daerah tampak,
ultraviolet dekat, dan inframerah dekat adalah sebuah lampu pijar dengan kawat rambut
terbuat dari wolfram (tungsten). Lampu ini mirip dengan bola lampu pijar biasa, daerah
panjang gelombang (l ) adalah 350 – 2200 nanometer (nm).
b. Monokromator
Monokromator adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan cahaya polikromatis
menjadi beberapa komponen panjang gelombang tertentu (monokromatis) yang bebeda
(terdispersi).
c.
Cuvet
Cuvet spektrofotometer adalah suatu alat yang digunakan sebagai tempat contoh atau
cuplikan yang akan dianalisis. Cuvet biasanya terbuat dari kwars, plexigalass, kaca, plastic
dengan bentuk tabung empat persegi panjang 1 x 1 cm dan tinggi 5 cm. Pada pengukuran di
daerah UV dipakai cuvet kwarsa atau plexiglass, sedangkan cuvet dari kaca tidak dapat
dipakai sebab kaca mengabsorbsi sinar UV. Semua macam cuvet dapat dipakai untuk
pengukuran di daerah sinar tampak (visible).
d. Detektor
Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai
panjang gelombang. Detektor akan mengubah cahaya menjadi sinyal listrik yang selanjutnya
akan ditampilkan oleh penampil data dalam bentuk jarum penunjuk atau angka digital.
7 JENIS – JENIS SPEKTROFOTOMETER
Spektrofotometri terdiri dari beberapa jenis berdasar sumber cahaya yang digunakan.
Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Spektrofotometri Vis (Visible)
2. Spektrofotometri UV (Ultra Violet)
3. Spektrofotometri UV-Vis
4. Spektrofotometri IR (Infra Red)
Macam-macam kromatografi
Teknik pemisahan menggunakan metode kromatografi terdiri dari beberapa macam, berikut
ini disajikan beberapa macam teknik kromatografi beserta penjelasannya:
1. Kromatografi kertas
Kromatografi kertas menggunakan fase diam kertas, yakni kandungan selulosa di
dalamnya, sedangkan untuk fase gerak yang digunakan adalah pelarut atau campuran
pelarut yang sesuai. Kertas sebagai fase diam akan dicelupkan ke dalam sampel dan
pelarut, selanjutnya sampel dan pelarut berdasarkan gaya kapilaritas akan terserap dan
bergerak ke atas. Perbandingan jarak relatif antara senyawa (sampel) dengan jarak
pelarut dihitung sebagai nilai Rf. Aplikasi penggunaan dari kromatografi kertas
sendiri adalah untuk memisahkan diantaranya adalah tinta, zat pewarna, senyawa
tumbuhan seperti klorofil , make up dan berbagai zat lainnya. Mekanisme kerja dari
kromatografi kertas cukup sederhana, di laboratorium kita sering melakukan
percobaan menggunaan teknik kromatografi kertas tersebut.
2. Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis biasanya menggunakan sebuah lempengan tipis yang terbalut
gel silika atau alumina. Silika atau alumina tersebut berfungsi sebagai fase diam.
Materi lain juga bisa digunakan sebagai fase diam asalkan mampu mengalami
pendarflour (fluorescence) dalam sinar ultra violet. Sementara untuk fase gerak yang
digunakan adalah pelarut atau campuran pelarut yang digunakan. Aplikasi dari teknik
pemisahan kromatografi lapis tipis dapat digunakan untuk mengetahui jenis pada
campuran asam amino tertentu. Teman-teman mungkin bertanya, interaksi apa yang
terjadi pada proses kromatografi cair sehingga terjadi pergerakan sampel di dalam
pelarut? Ada beberapa interaksi yang terjadi, diantaranya adalah pembentukan ikatan
hidrogen, ikatan vander walls dan gaya debye. Atau bisa juga berupa pembentukan
senyawa kompleks.
3. GLC (Gas Liquid Chromatography)
GLC merupakan salah satu jenis kromatografi gas yang digunakan untuk memisahkan
senyawa-senyawa organik yang mudah menguap. Pada kromatografi ini, fasa gerak
yang digunakan adalah gas dan fasa diamnya adalah zat cair. Aplikasi dari
kromatografi gas misalnya digunakan untuk menentukan komposisi kimia dari zat-zat
yang tidak kita ketahui, seperti misalnya senyawa berbeda dalam bensin. Waktu
analisa menggunakan GLC cenderung lebih lama. GLC menggunakan instrumen yang
lebih kompleks, beberapa instrumen penting dalam GLC adalah sebagai berikut:
o
Gas pembawa, merupakan gas yang harus inert dengan sampel dan harus
murni. Diantara gas pembawa yang banyak digunakan adalah hidrogen,
helium, nitrogen dan argon.
o
Pengontrol aliran
o
Injektor atau tempat untuk menyuntikkan sampel
o
Kolom
o
Detektor, merupakan instrumen yang berfungsi untuk merupakan sinyal
analitik menjadi sinyal listrik.
o
Rekorder, merupakan instrumen yang akan merubah sinyal listrik menjadi
sinyal mekanik agar bisa dibaca dalam bentuk data.
4. HPLC (High Performance Liquid Chromatography)
Teknik pemisahan HPLC memiliki banyak keunggulan dibanding dengan
kromatografi lainnya, diantaranya adalah: cepat dalam proses analisa, resolusi yang
lebih tinggi, sensitivitas detektor yang lebih tinggi, kolom yang dipakai dapat
digunakan kembali, ideal dan cocok untuk zat bermolekul besar dan berionik dan
mudah untuk rekoveri sampel. HPLC boleh dibilang sebagai teknik tercanggih dalam
metode kromatografi. HPLC juga menggunakan sistem instrumen seperti pada
kromatogarfi gas. Di dalam teknik ini juga digunakan tekanan dan kecepatan yang
cukup tinggi sehingga mampu dihasilkan resolusi yang lebih baik.