Observasi Refleksi akhir Pelaksanaan Siklus II

83 stimulus masih belum diberikan dengan maksimal, sehingga anak belum terbiasa untuk dapat melempar menggunakan bola dengan baik. Permainan bowling ini rancang dengan tujuan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan motorik kasar anak. Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung anak-anak dapat secara meningkatkan keterampilan tubuh anak serta mampu melatih koordinasi dan mengontrol gerakan tubuh agar sebisa mungkin anak dapat menjaga keseimbangan badan, hal tersebut sesuai dengan pendapat Bambang Sujiono 2005: 2.11 bahwa fungsi dari pengembangan fisik motorik adalah mengontrol gerakan tubuh serta dapat melatih keterampilan tubuh anak. Pada pertemuan siklus I guru meminta anak untuk bermain bowling sesuai dengan giliran yang diberikan oleh guru. Pada siklus I terlihat masih banyak anak yang belum bisa melakukan lemparan dengan benar. Bola yang seharusnya dilemparkan lurus ke arah pin sasaran justru oleh anak dipantulkan ke bawah sehingga lemparan bola jauh tidak mengenai sasaran. Pada siklus I ini muncul beberapa permasalahan yang dirasa menghambat berlangsungnya kegiatan bermain bowling seperti anak bermain-main sendiri dan tidak memperhatikan kegiatan yang sedang berlangsung, beberapa anak hilir mudik berlarian di tengah- tengah area permainan sehingga menganggu konsentrasi anak yang berada di dalam area permainan, dan juga ada anak yang sama sekali tidak mau mengikuti kegiatan bermain bowling dan memilih tetap berada didalam kelas. Hasil observasi pada siklus I dapat dilihat pada peningkatan persentase yang didapat pada tiap pertemuan. Anak dengan kriteria sangat baik berjumlah 9 anak 37,5. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa pada siklus I belum mencapai 84 indikator keberhasilan yang diinginkan oleh peneliti sehingga akan dilanjutkan pada siklus II. Pelaksanaan tindakan pada siklus II terjadi peningkatan pada beberapa permasalahan yang ada pada siklus I, anak sudah mulai menguasai gerakan gerakan dalam permainan bowling, posisi tangan yang kuarang tepat pada saat memegang bola juga sudah mulai berkurang selain itu lemparan bola yang semula dipantulkan ke bawah juga sudah mulai mampu melempar lurus kearah sasaran pin. Gerakan variasi berlari kecil yang dicontohkan oleh guru juga mulai dapat dilakukan oleh anak, sehingga sebagian besar anak sudah mendapatkan kriteria sangat baik dalam penilaiannya. Data yang diperoleh pada siklus II anak yang mendapat kriteria sangat baik sebanyak 21 anak 87,5 dari jumlah anak secara keseluruhan. Pada kriteria baik berjumlah 2 anak 8,33. Peningkatan yang terjadi pada siklus II ini telah mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan oleh peneliti sehingga diputuskan untuk tidak melanjutkan ke siklus berikutnya. Dari hasil obervasi yang didapat menunjukkan bahwa pada kondisi awal sebelum dilakukan tindakan anak yang mendapat kriteria sangat baik hanya 3 anak 12,5 naik menjadi 9 anak yang mendapat kriteria sangat baik 37,5 pada siklus I, kemudian mengalami peningkatan menjadi 21 anak 87,5pada siklus II. Dari uraian hasil peningkatan pada awal sebelum tindakan hingga siklus II dapat dilihat pada grafik berikut ini : 85 Grafik 1. Hasil penelitian pra tindakan, siklus I, siklus II Tabel 37. Hasil Perbandingan Kemampuan Motorik Kasar Dari Pra Tindakan, Siklus I, Siklus II Kriteria Pra Tindakan Persentase Siklus I Persentase Siklus II Persentase Sangat Baik 3 12,5 9 37,5 21 87,5 Baik 8 33,33 6 25 3 12,5 Belum Baik 13 54,17 9 37,5 Jumlah 24 100 24 100 24 100 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan pada kondisi awal sebelum dilakukan tindakan hingga pelaksaaan tindakan siklus II. Pada kondisi awal sebelum tindakan jumlah anak yang mendapat kriteria sangat bisa hanya 3 anak 12,5 kemudian pada pelaksanaan tindakan siklus I anak yang mendapat kriteria sangat bisa menjadi 9 anak 37,5 pada siklus II anak yang mendapat kriteria sangat bisa meningkat menjadi 21 anak 87,5. Peningkatan yang dialami pada siklus II terjadi karena anak sudah mulai dapat menguasai aspek koordinasi, ketepatan dan keseimbangan sehingga anak-anak merasa sangat senang dan antusias untuk mengikuti kegiatan bermain bowling. Selain itu anak 5 10 15 20 25 Pra tindakan Siklus I Siklus II

Dokumen yang terkait

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN KREATIF PADA ANAK KELOMPOK B Mengembangkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Kreatif Pada Anak Kelompok B TK Az Zahra Kecamatan Sukodono Kabupaten Sragen Tahun 2013/2014.

0 2 18

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PENERAPAN PERMAINAN SUNDA MANDA PADA Pengembangan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Penerapan Permainan Sunda Manda Pada Anak Kelompok B TK Pertiwi Mlese II Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran 2013/2014.

0 3 18

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI PERMAINAN MENGGUNTING PADA ANAK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI PERMAINAN MENGGUNTING PADA ANAK KELOMPOK A TK AISYIYAH SROYO II TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 2 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN ENCRAK PADA ANAK KELOMPOK B Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Encrak Pada Anak Kelompok B Di Tk Pertiwi Ii Keden Kalijambe Sragen Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 13

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN ENCRAK PADA ANAK KELOMPOK B Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Encrak Pada Anak Kelompok B Di Tk Pertiwi Ii Keden Kalijambe Sragen Tahun Ajaran 2011/2012.

0 2 16

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN “INGKLING” PADA ANAK KELOMPOK B1 DI TK MINOMARTANI I NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA.

0 3 133

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI GERAK LOKOMOTOR PADA ANAK KELOMPOK B TK ABA GONDANG.

0 4 166

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN SUNDA MANDA PADA KELOMPOK B1 TK ARUM PUSPITA.

0 4 220

Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Sunda Manda Pada Kelompok B TK Dharma Wanita Kelun Mariyati TK Dharma Wanita Kelun

0 1 8

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN GOBAK SODOR ANAK KELOMPOK B TK DHARMA WANITA DEMANGAN

1 3 9