PEMANFAATAN LIMBAH PEREBUSAN IKAN TERI (Stolephorus spp.) SEBAGAI PAKAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

(1)

ABSTRAK

PEMANFAATAN LIMBAH PEREBUSAN IKAN TERI (Stolephorus spp.) SEBAGAI PAKAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

Oleh

Dian Yuni Marita

Ikan nila (Oreochromis niloticus) banyak dibudidayakan di Indonesia dan memiliki nilai ekonomis penting. Salah satu faktor penting dalam budidaya ikan nila adalah pakan yang merupakan bagian terbesar dari biaya operasional. Tingginya harga pakan komersial karena mahalnya tepung ikan menjadi kendala bagi para pembudidaya. Untuk mengatasinya dicari alternatif bahan baku lokal, salah satunya adalah tepung limbah perebusan ikan teri yang potensinya besar di Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pakan dengan bahan baku lmbah perebusan ikan teri, serta untuk mengamati aplikasinya sebagai pakan ika nila. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan A (tepung ikan 80% dan tepung limbah ikan teri 20%), B (tepung ikan 60% dan tepung limbah ikan teri 40%), C (tepung ikan 40% dan tepung limbah 60%), D (tepung ikan 20% dan tepung limbah ikan teri 80%). Parameter yang diamati adalah pertumbuhan, retensi protein, feed convertion ratio

(FCR), dan survival rate (SR). Perlakuan C merupakan perlakuan terbaik dengan pertumbuhan dan retensi protein tinggi, sedangkan nilai FCR rendah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tepung limbah perebusan ikan teri mampu menggantikan tepung ikan sebagai bahan baku pakan ikan nila.


(2)

ABSTRACT

THE UTILIZATION OF BOILING WASTE OF ANCHOVIES (Stolephorus sp.) AS FEED OF TILAPIA (Oreochromis niloticus)

By

Dian Yuni Marita

Tilapia (Oreochromis niloticus) is widely cultivated in Indonesia and it has an high economic value. One important factor in tilapia farming is availability of feed in sufficient quantity. One of problem in culture is the high price of commercial feed which caused of high price of fish meal. It’s need a local raw materials such as the boiling waste of anchovies production which has great potential in Lampung. The aims of this study to investigate the characteristics of anchovies waste flour as raw material of feed, and to monitoring growth of tilapia. Using a completely randomized design with 4 treatments and 3 replications; A (80% fish meal and flour waste of anchovies 20%), B (60% fish meal and flour waste of anchovies 40%), C (40% fish meal and waste flour of anchovies 60%), D (20% fish meal and flour waste anchovies 80%). The effectivity of feed was measured by quality of feed, specific growth, protein retention, feed convertion ratio (FCR), and the survival rate (SR). Treatment C is the best treatment which has high growth and retention of protein, whereas the FCR value is low. The results of this study indicate that the boiling waste flour of anchovies is able to replace fish meal as feed ingredients of tilapia.


(3)

PEMANFAATAN LIMBAH PEREBUSAN IKAN TERI

(

Stolephorus

spp.) SEBAGAI PAKAN IKAN NILA

(

Oreochromis

niloticus)

Oleh

DIAN YUNI MARITA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PERIKANAN

Pada

Jurusan Budidaya Perairan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2015


(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Dian Yuni Marita dilahirkan pada tanggal 02 Juni 1992 di Bandar

Lampung. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara, putri dari pasangan Bapak Iman Djumiran dan ibu Endang Suciningsih.

Penulis menyelesaikan Pendidikan Taman Kanak-Kanak di TK Immanuel Bandar Lampung pada tahun 1998, kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah Dasar di SD Immanuel Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2004. Selanjutnya penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Immanuel Bandar Lampung pada tahun 2007, kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMAN 3 Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2010, dan terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa Budidaya Perairan Unila (Hidrila) sebagai anggota bidang kerohanian tahun 2011/2012 dan sebagai anggota bidang Kewirausahaan pada tahun 2012/2013. Penulis juga pernah menjadi asisten dosen mata kuliah Biologi Perairan pada tahun 2012/2013, asisten praktikum Teknologi Budidaya Pakan Hidup pada tahun 2013/2014 dan asisten praktikum Fisiologi Hewan Air pada tahun 2014/2015.


(8)

Pada akhir Juni 2013 penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Jakarta Timur dengan judul “Pembenihan Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons) di Dunia Air Tawar-TMII”. Penulis Melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Ketang Kecamatan Kalianda Kelurahan Way Urang Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 2014.

Tahun 2015, penulis menyelesaikan tugas akhirnya dengan menulis skripsi yang berjudul “Pemanfaatan Limbah Perebusan Ikan Teri (Stolephorus spp.) sebagai Pakan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)”.


(9)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat

dan karunia-Nya, kupersembahkan karya tulis ilmiah ini sebagai tanda

bakti dan ucapan terimakasih kepada:

Ayah dan Ibuku tercinta (Iman Djumiran dan Endang Suciningsih)

Yang dengan curahan kasih sayangnya telah membesarkan dan mendidikku.

Yang dengan tulus dan ikhlas

selalu mendo’akan dan menyemangatiku.

Terima

kasih atas do’a yang tak henti, dukungan moral dan material,

pengorbanan, motivasi, dan nasehat yang telah diberikan kepadaku.

Adikku tersayang (Diana Octavia)

Yang selalu memberikan semangat dan tak lelah mendoakan keberhasilanku

Para Sahabat yang selalu memberikan motivasi dan kebahagiaan di

hari-hariku, Terimakasih atas doa dan dukungan yang telah kalian berikan


(10)

MOTTO

Your life is a collection of your choice. The choice you make in each moment makes up the quality of your life~

(Anonymous)

You have brains in your head. You have feet in your shoes. You can steer yourself any direction you choose. You're on your own. And you know what you know. And YOU are

the one who'll decide where to go~

(Dr. Seuss)

Put your future in good hands- your own~ (Anonymous)

Always pray and never give up~ (Luke 18:1)


(11)

SANWACANA

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pemanfaatan Limbah Perebusan ikan Teri (Stolephorus spp.) sebagai pakan ikan nila (Oreochromis niloticus)”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan di Universitas Lampung.

Selama proses penyelesaian skripsi, penulis telah memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ayah dan Ibu tercinta untuk setiap motivasi, kasih sayang, materi, dan tetes keringat yang selalu menjadi semangat dalam setiap langkah kakiku serta do’a yang tak pernah lelah dipanjatkan demi keberhasilanku sampai pada tahap ini. 2. Adikku Diana Octavia untuk setiap doa, keceriaan, dan kebersamaan, kita

yang menjadi motivasi terbesar dalam hidupku.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S, selaku dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

4. Ir. Siti Hudaidah, M.Sc., selaku Ketua Program Studi Budidaya Perairan Universitas Lampung.

5. Bapak Ir. Suparmono, M.T.A. selaku dosen pembimbing akademik yang memberikan motivasi dan saran selama penulis aktif dalam perkuliahan.


(12)

6. Bapak Mahrus Ali, S.Pi., M.P., selaku dosen Pembimbing Utama yang telah membimbing dengan penuh keuletan dan kesabaran dari awal hingga selesainya skripsi ini serta memberi motivasi yang besar.

7. Ibu Ir. Siti Hudaidah, M.Sc., selaku dosen Pembimbing Kedua yang membimbing dengan penuh semangat dan kesabaran sehingga skripsi ini menjadi semakin baik.

8. Ibu Esti Harpeni, S.T, M.App.Sc selaku dosen Pembahas yang memberikan saran-saran yang membangun.

9. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Pertanian, khususnya Program Studi Budidaya Perairan .

10.Laboratorium THP Politeknik Negeri Lampung dan Laboratorium Institut Pertanian Bogor

11.Teman-teman seperjuangan menyelesaikan skripsi: Aan Fahrizki, Ali Ansori, Ahmad Jumaidi, Anggi tri Satria, Assovaria, Baihaqi, Dio Sandi, Hermawan, M. Pebriansyah, Nikky Atiastari, Rudi Irawan, Shoffan, Soma Romadhoni, Windi Pratiwi dan Yuti Kardin, terimakasih untuk saran, perhatian, kebersamaan, dan semangat yang teman-teman berikan.

12.Sahabat-sahabat terbaikku: Aditya Kurniawan, Duma Oktoryna P., Dwi Risca, Friska Pakpahan, Mauli Selvia, Meidian Fauzi, Safrina, dan Vina Olivia. Terimakasih untuk semua dukungan, keceriaan, kebahagiaan, dan kesedihan yang telah dilalui bersama. Semoga keharmonisan ini masih tetap terjaga hingga kita menemukan masa depan kita masing-masing kelak.

13.Sahabat seperjuangan Erwin Wijaya yang selalu memberikan semangat dan meluangkan waktunya disaat penulis susah maupun senang. Terimakasih atas kebersamaan selama penulis menjadi mahasiswa sampai terselesaikannya skripsi.


(13)

14.Rekan-rekan yang turut membantu saat penelitian dan penyelesaian skripsi : Ardiansyah, Ahmad Jumaidi, Jauari, Dio Sandi.K, dan Dwi Angga Kusuma serta rekan-rekan lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

15.Teman-teman seperjuangan angkatan 2010, terimakasih atas kesolidan, keceriaan dan kebersamaan selama ini.

16.Seluruh warga budidaya perairan angkatan 2007, 2008, 2009, 2011, 2012, 2013 sampai 2014.

Bandar Lampung, Maret 2015 Penulis,


(14)

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 2

1.3 Manfaat Penelitian ... 2

1.4 Kerangka Pemikiran ... 3

1.5 Hipotesis ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi, Habitat dan Kebiasaan Makan Ikan Nila ... 6

2.2 Limbah ... 8

2.2.1 Limbah Perebusan Ikan Teri ... 9

2.2.2 Kandungan Nutrisi Ikan Teri ... 10

2.3 Kebutuhan Nutrisi Ikan Nila ... 11

2.4 Pertumbuhan ... 12

2.5 Rasio Konversi Pakan ... 12

2.6 Retensi Protein ... 13

2.7 Tingkat Kelangsungan Hidup ... 13

2.8 Kandungan Nutrisi Pakan ... 14

2.9 Bahan Pembuatan Pakan ... 16

2.9.1 Tepung Ikan ... 16

2.9.2 Tepung Kedelai ... 16

2.9.3 Tepung Jagung ... 17

2.9.4 Tepung Terigu ... 17


(15)

ii

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat ... 18

3.2 Alat dan Bahan ... 18

3.2.1 Alat Penelitian ... 18

3.2.2 Bahan Penelitian ... 18

3.3 Rancangan Penelitian ... 19

3.4 Persiapan Penelitian ... 21

3.5 Pelaksanaan ... 22

3.6 Pengamatan ... 23

3.6.1 Uji Proksimat Pakan ... 23

3.6.2 Pertumbuhan Berat Mutlak ... 23

3.6.3 Laju Pertumbuhan Harian ... 24

3.6.4 Tingkat Kelangsungan Hidup ... 24

3.6.5 Rasio Konversi Pakan ... 24

3.6.6 Retensi Protein ... 25

3.6.7 Kualitas Air ... 25

3.7 Analisis Data ... 25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 26

4.1.1 Kualitas Pakan ... 26

4.1.2 Pertumbuhan Berat Mutlak ... 27

4.1.3 Kelangsungan Hidup ... 28

4.1.4 Rasio Konversi Pakan ... 28

4.1.5 Retensi Protein ... 29

4.1.6 Kualitas Air ... 30

4.2 Pembahasan ... 30

4.2.1 Kualitas Pakan ... 30

4.2.2 Pertumbuhan Berat Mutlak ... 33

4.2.3 Kelangsungan Hidup ... 35

4.2.4 Rasio Konversi Pakan ... 36

4.2.5 Retensi Protein ... 37

4.2.6 Kualitas Air ... 38

4.3 Analisis Usaha ... 39

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 41

5.2. Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(16)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Dosis pemberian pakan sesuai bobot tubuh ... 7

2. Komposisi Nilai Gizi Ikan Teri (Stolephorus spp.) per 100 gram ... 10

3. Kebutuhan Nutrisi Ikan Nila ... 11

4. Formulasi yang digunakan Selama Penelitian ... 20

5. Hasil Analisa Proksimat Pakan Uji ... 26


(17)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Hasil Uji Proksimat Limbah Perebusan Ikan Teri ... 47

2. Roadmap Penelitian ... 48

3. Penempatan Akuarium Selama Penelitian ... 49

4. Prosedur Pembuatan Tepung Limbah Perebusan Ikan Teri ... 50

5. Prosedur Pembuatan Pakan Ikan... 51

6. Prosedur Analisis Proksimat ... 52

7. Tabel Data Pertumbuhan Berat Mutlak ... 57

8. Tabel RAL dan Analisis Ragam Pertumbuhan Berat Mutlak ... 58

9. Tabel Data Feed Convertion Ratio ... 60

10. Tabel RAL dan Analisis Ragam Feed Convertion Ratio ... 61

11. Tabel Data Retensi Protein ... 63

12. Tabel RAL dan Analisis Ragam Retensi Protein... 65

13. Analisis Usaha Ikan Nila ... 67


(18)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir Penelitian ... 4

2. Ikan Nila ... 7

3. Limbah Perebusan Ikan Teri ... 10

4. Grafik Pertumbuhan BeratMutlak Ikan Nila ... 27

5. Grafik Laju Pertumbuhan Harian Ikan Nila ... 28

6. Grafik Rasio Konversi Pakan Ikan Nila ... 29


(19)

1 I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pulau Pasaran merupakan sentra usaha kecil dan menengah pengolahan ikan teri setengah kering. Salah satu tahapan kegiatan dalam pengolahan teri yaitu proses perebusan ikan teri. Proses perebusan ikan teri banyak menghasilkan limbah sisa-sisa perebusan ikan teri berupa padatan yang kurang dimanfaatkan oleh masyarakat. Produksi ikan teri di Pulau Pasaran mencapai 57,6 ton per bulan dan limbah perebusan ikan teri berkisar 5% atau setara dengan 2,9 ton per bulan. Berdasarkan hasil uji proksimat tepung limbah perebusan ikan teri (Lampiran 1) memiliki kandungan protein 26,18%, kadar karbohidrat 10,30%, kadar lemak 5,39%, kadar abu 47,46%, kadar air 8,13%, dan kadar serat kasar 2,54%. Kandungan protein sebesar 26,18% tersebut membuat limbah perebusan ikan teri sangat potensial untuk dijadikan sumber protein hewani dalam pakan buatan. Penambahan tepung limbah perebusan ikan teri dalam pakan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan protein ikan air tawar yang berkisar antara 25-50%, salah satunya ikan nila (Lovell, 1989).

Ikan nila (Oreochromis niloticus) banyak dibudidayakan di Indonesia dan memiliki nilai ekonomis penting. Berdasarkan data statistik dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (2013), pada tahun 2012 produksi ikan nila mencapai 695.063 ton, dan pada tahun 2013 mencapai 1.110.810 ton. Sedangkan produksi


(20)

2 ikan nila di Provinsi Lampung pada tahun 2010 mencapai 5.727 ton (KKP, 2012). Produksi ikan nila yang terus meningkat secara signifikan setiap tahunnya membutuhkan ketersediaan pakan yang cukup tinggi. Tingginya biaya produksi dalam usaha budidaya ikan yang mencapai 60-70% (Sahwan, 2003) membutuhkan alternatif bahan baku pakan selain tepung ikan, salah satunya yang dapat dimanfaatkan adalah limbah perebusan ikan teri sebagai sumber protein hewani aternatif yang dapat mencukupi kebutuhan protein ikan nila yang berkisar antara 20-35% (Muchlisin, 2013). Pemanfaaatan limbah perebusan ikan teri sebagai sumber protein hewani diharapkan dapat menekan biaya produksi pakan untuk ikan nila dan meningkatkan nilai ekonomi dari limbah tersebut.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Menganalisis kandungan nutrisi pakan dengan bahan baku tepung limbah perebusan ikan teri.

2. Mengetahui pengaruh pemberian pakan dengan bahan baku tepung limbah perebusan ikan teri terhadap laju pertumbuhan (growth rate), tingkat kelangsungan hidup (survival rate), rasio konversi pakan (feed convertion ratio), dan retensi protein pada ikan nila (Oreochromis niloticus).

1.3 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh pemanfaatan limbah rebusan ikan teri untuk pakan ikan nila (Oreochromis niloticus) terhadap laju pertumbuhan, kelangsungan hidup, rasio


(21)

3 konversi pakan dan retensi protein. Selain itu, diharapkan dapat menghasilkan pakan yang ekonomis sehingga akan mengurangi biaya produksi dalam kegiatan budidaya.

1.4 Kerangka Pikir

Ikan teri merupakan spesies ikan yang selalu tertangkap hampir sepanjang tahun di Pulau Pasaran sehingga memiliki potensi dengan rata-rata hasil produksi yang tinggi. Dalam proses pengolahannya didapatkan hasil limbah dari perebusan ikan teri yang belum dimanfaatkan secara optimal, biasanya hanya dibuang begitu saja sehingga berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan.

Pakan sangat berpengaruh dalam budidaya ikan nila secara intensif dan merupakan bagian terbesar dari biaya operasional. Tingginya harga pakan komersial karena mahalnya tepung ikan dapat diatasi dengan mencari bahan baku yang harganya lebih murah, ketersediaannya melimpah, dan memiliki kandungan protein cukup tinggi sebagai bahan baku pakan ikan.

Berdasarkan hasil uji proksimat yang dilakukan di Laboratorium Politeknik Negeri Lampung (2014), tepung limbah perebusan ikan teri memiliki kandungan protein sebesar 26,18%. Apabila limbah tersebut dijadikan sumber protein dalam pakan buatan maka dapat mencukupi kebutuhan protein ikan nila yang berkisar antara 20-35%, sehingga kebutuhan tepung ikan sebagai bahan baku pakan dapat ditekan. Untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan tepung limbah perebusan ikan teri dalam pakan ikan nila, dilakukan pengukuran terhadap laju pertumbuhan, tingkat kelangsungan hidup, rasio konversi pakan, dan retensi protein pada ikan nila (Oreochromis niloticus) (Gambar 1).


(22)

4 Sumber protein hewani

Ikan Herbivora Ikan Omnivora Potensi limbah perebusan

ikan teri 2,9 ton per bulan

Pakan Ikan Nila Dilakukan uji

proksimat

Diketahui kandungan protein (26%)

Pemanfaatan sebagai tepung limbah Perebusan

Ikan Teri

- Laju Pertumbuhan (growth rate) - Kelangsungan hidup (survival rate)

- Rasio konversi pakan (feed convertion ratio) - Retensi Protein

(protein retention)

Menurunkan jumlah limbah


(23)

5 1.5 Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

H0 = i = 0 : tidak ada pengaruh proporsi tepung limbah perebusan ikan teri

dan tepung ikan pada pakan buatan terhadap laju pertumbuhan, tingkat kelangsungan hidup, rasio konversi pakan, dan retensi protein pada ikan nila (Oreochromis niloticus).

H1 = i ≠ 0 : minimal ada satu proporsi tepung limbah perebusan ikan teri dan

tepung ikan pada pakan buatan yang berpengaruh terhadap laju pertumbuhan, tingkat kelangsungan hidup, rasio konversi pakan, dan retensi protein pada ikan nila (Oreochromis niloticus).


(24)

6 II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biologi, Habitat dan Kebiasaan Makan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Klasifikasi ikan nila menurut Trewavas (1982) adalah sebagai berikut :

Filum : Chordata

Subfilum: Vertebrata Kelas : Osteichthyes

Subkelas: acanthoptherigi Ordo : Percomorphi

Subordo : Percoidea Famili : Cichilidae

Genus : Oreochromis

Spesies : Oreochromis niloticus

Bentuk tubuh ikan nila pipih yaitu lebar tubuhnya lebih kecil daripada panjang tubuh, memanjang dan ramping. Matanya besar, menonjol dan bagian tepinya berwarna putih, dengan sisik berukuran besar (Gambar 2). Jumlah sisik pada gurat sisi jumlahnya 34 buah. Berdasarkan jenis siripnya, ikan nila memiliki sirip punggung (dorsal fin), sirip ekor (caudal fin), sirip anal (anal fin), sirip perut (ventral fin), dan sirip dada (pectoral fin), serta linea literalis yang lengkap dan tidak terputus (Affandi et al., 1992).


(25)

7 Gambar 2. Ikan Nila

Ikan nila hidup di perairan tawar seperti sungai, danau, waduk dan rawa, tetapi karena toleransinya yang luas terhadap salinitas sehingga ikan ini dapat pula hidup dan berkembang biak di perairan payau dan air laut. Ikan nila memiliki respon yang luas terhadap pakan dan memiliki sifat omnivora sehingga bisa mengkonsumsi makanan berupa hewan dan tumbuhan (Kordi, 2004).

Produksi ikan nila yang maksimal memerlukan pemeliharaan yang intensif dengan pemberian pakan tambahan berupa pellet. Pellet yang diberikan untuk ikan nila harus diimbangi dengan kenaikan berat ikan secara ekonomis, sehingga akan lebih baik apabila bahan pakan yang diberikan berstatus limbah namun masih memenuhi kebutuhan gizi ikan nila.

Adapun feeding rate (FR) pellet yang diberikan untuk benih ikan nila yaitu sebanyak 3-5% dari total biomassa ikan dengan kandungan protein antara 20-25%, lemak 6-8%, pellet yang diberikan bisa berupa pellet crumble ataupun pellet

utuh disesuaikan dengan bukaan mulut ikan. Ikan nila berukuran 5-20 gram/ekor membutuhkan pakan sebanyak 4-6 % dari bobot tubuh/hari, sedangkan ikan yang berukuran 100-200 gram cukup diberi pakan 2-2,5 dari bobot tubuh/hari (Tabel 1).


(26)

8 Tabel 1. Dosis pemberian pakan sesuai bobot tubuh

Bobot tubuh (g) Dosis pemberian pakan (% bobot tubuh/hari)

1-5 7-10

5-20 4-6

20-100 2,5-4

100-200 2-2,5

200-400 1,5-2

Sumber: Popma and Lovshin (1994)

2.2 Limbah

Limbah adalah bahan sisa atau buangan yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi. Jenis-jenis limbah bermacam-macam, dari zat pembentuknya, bentuk fisiknya dan sifat berbahayanya. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengelolaan limbah yang mempunyai tujuan untuk mencegah, menanggulangi pencemaran dan kerusakan lingkungan, memulihkan kualitas lingkungan tercemar, dan meningkatkan kemampuan dan fungsi kualitas lingkungan (Soenarno, 2011).

Produksi perikanan laut Indonesia dari tahun-ke tahun semakin meningkat dan berkembang. Data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa setiap musim masih terdapat antara 25-30% hasil tangkapan ikan laut yang akhirnya harus menjadi sisa atau ikan buangan yang disebabkan karena berbagai hal. Selain itu, selama pengolahan ikan, masih banyak bagian-bagian dari ikan, baik kepala, ekor, maupun bagian-bagian yang tidak dimanfaatkan dibuang (Oktafrina, 2012).

Sisa ikan dalam bentuk buangan dan bentuk-bentuk lainnya berjumlah cukup banyak, apalagi kalau ditambah dengan jenis-jenis ikan lainnya yang tertangkap tetapi tidak mempunyai nilai ekonomi. Ikan-ikan sisa dan yang terbuang tersebut secara langsung maupun tidak langsung banyak membawa masalah lingkungan di kawasan pesisir, minimal dalam bentuk gangguan terhadap


(27)

9 kebersihan, sanitasi dan kesehatan lingkungan. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah (Ginting, 2009).

2.2.1 Limbah Perebusan Ikan Teri

Pemanfaatan limbah sebagai bahan pakan ikan merupakan alternatif dalam upaya meningkatkan ketersediaan bahan baku dalam pembuatan pakan buatan. Salah satu limbah perikanan yang dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan ikan dalam penelitian ini adalah sisa perebusan ikan teri.

Perebusan merupakan salah satu proses dalam pengolahan ikan teri. Proses pengolahan ikan teri dapat dilakukan di atas kapal atau di darat. Pengolah lebih memilih merebusnya di atas kapal, karena produk menjadi lebih baik mutunya seperti putih bersih, tidak mudah patah dan kesegarannya dapat bertahan lebih lama. Di atas kapal, proses perebusan dilakukan diatas kompor, suhu yang digunakan sekitar 90-950 C (Rahayu, 2012).

Perebusan ikan teri menghasilkan sisa-sisa dari rontokan ikan teri yang mengalami pemanasan berupa limbah padat yang berair (Gambar 3) . Limbah perebusan ikan teri merupakan sumber protein hewani yang memiliki nilai nutrisi cukup tinggi, selain itu limbah dari perebusan ikan teri tersebut belum termanfaatkan dengan baik, sehingga ketersediaannya dalam jumlah besar relatif melimpah. Limbah perebusan ikan teri sangat potensial untuk dijadikan bahan baku pembuatan pakan ikan karena kuantitasnya yang melimpah, serta kualitasnya yang baik.


(28)

10 Gambar 3. Limbah Perebusan Ikan Teri

2.2.2. Kandungan Nutrisi Ikan Teri

Menurut Corden dan Thomas (1971), ikan teri mengandung protein dan mineral yang cukup tinggi sedangkan vitamin dan lemaknya rendah jika dibandingkan dengan ikan laut lainnya. Jumlah kalori yang dapat dihasilkan dari 100 gram daging ikan teri mencapai 74 kalori. Ikan teri juga mengandung vitamin A, vitamin B, dan sumber mineral (Tabel 2).

Tabel 2. Kandungan Gizi Teri Segar dan Olahan

No Kandungan gizi Jenis Ikan Teri

Segar Kering Tawar Kering Asin

1. Energi (Kkal) 77 331 193

2. Protein (gram) 16 68,7 42

3. Lemak (gram) 1 4.2 1,5

4. Kalsium (mg) 500 2381 2000

5. Fosfor (mg) 500 1500 300

6. Besi (mg) 1 23,4 2.5

7. Vitamin A (RE) 47 62 -

8. Vitamin B (RE) 0,05 0,1 0,01

9. Air (%) 80 16,7 40


(29)

11 2.3 Kebutuhan Nutrisi pada Ikan Nila

Kebutuhan nutrisi ikan nila (Tabel 3) dalam usaha budidaya akan terpenuhi dengan adanya pakan. Komponen nutrisi pakan yang berkontribusi terhadap penyediaan materi dan energi tumbuh adalah protein, karbohidrat dan lemak (Darwisito, 2008).

Tabel 3. Kebutuhan Nutrisi Ikan Nila

Nutrisi Stadia/Umur/ Ukuran Kebutuhan (%)

Protein Larva

Juvenil Semua ukuran

35 25-30 20-35 Asam Amino Essensial

- Arginin - Lisin - Treonin - Histidin - Isoleusin - Leusin - Metionin

- Fenilalanin+ Tirosin - Triptofan - Valin 4,2 5,1 3,8 1,7 3,1 3,4 3,2 5,5 1,0 2,8

Lemak Semua ukuran 6-8

Karbohidrat Semua ukuran 25

Vitamin Semua ukuran 0,5-10

Mineral Semua ukuran < 0,9

Sumber : Sahwan (2003)

Kebutuhan akan protein dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah ukuran ikan, suhu air, kadar pemberian pakan, kandungan energi dalam pakan yang dapat dicerna dan kualitas protein (Febriyanti, 2010).


(30)

12 2.4 Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran panjang dan berat dalam suatu waktu. Pertumbuhan ikan sangat ditentukan oleh kualitas pakan dan juga oleh kondisi tempat pemeliharaan. Kualitas pakan yang diberikan pada ikan berhubungan dengan komponen nutrisi didalamnya, yaitu protein, karbohidrat, lemak, serat, vitamin dan mineral. Pertumbuhan ikan bersifat autokatalik dimana pada fase awal hidup ikan, pertumbuhannya berjalan dengan lambat dan kemudian pertumbuhan berjalan dengan cepat. Pertumbuhan akan kembali melambat setelah ikan mencapai titik maksimum pertumbuhan (Effendie, 1997).

Pertumbuhan ikan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pertumbuhan mutlak dan pertumbuhan relatif. Pertumbuhan mutlak adalah penambahan ukuran baik panjang, berat maupun volume dalam waktu tertentu. Sedangkan pertumbuhan relatif adalah perbedaan ukuran pada akhir interval dengan ukuran awal interval dibagi dengan ukuran pada awal interval (Effendie, 1997). Pertambahan ukuran baik panjang atau bobot diukur dalam waktu tertentu dengan selang waktu yang sama, yaitu satu minggu, sepuluh hari, dua minggu dan satu bulan. Pertumbuhan ikan pada awal fase hidupnya mula-mula berjalan lambat untuk sementara, tetapi kemudian pertumbuhan berjalan dengan cepat (autolitik). Pertumbuhan akan kembali melambat pada umur tua (Effendie, 1997).

2.5 Rasio Konversi Pakan

Rasio konversi pakan adalah jumlah berat makanan yang dibutuhkan oleh ikan sebanyak 20-25% yang digunakan untuk tumbuh atau menambah bobot tubuh, selebihnya digunakan untuk energi dan sebagian yang tidak dapat dicerna oleh ikan (Kusriani, 2012). Pascual (2009) menyebutkan bahwa semakin rendah


(31)

13 nilai konversi pakan, semakin baik karena jumlah pakan yang dihabiskan untuk menghasilkan berat tertentu adalah sedikit. Tingkat efisiensi penggunaan pakan pada ikan nila (Oreochiomis sp.) ditentukan oleh pertumbuhan dan jumlah pakan yang diberikan. Keefisienan penggunaan pakan menunjukkan nilai pakan yang dapat merubah menjadi pertambahan pada berat badan ikan (Uktolseja, 2008). Efisiensi pakan dapat dilihat dari beberapa faktor dimana salah satunya adalah rasio konversi pakan. Handajani (2008) menyatakan bahwa tingkat efisiensi penggunaan pakan yang terbaik akan dicapai pada nilai perhitungan konversi pakan terendah, dimana pada perlakuan tersebut kondisi kualitas pakan lebih baik dari perlakuan yang lain.

2.6 Retensi Protein

Retensi protein merupakan gambaran dari banyaknya protein yang diberikan yang dapat diserap dan dimanfaatkan untuk membangun dan memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, serta dimanfaatkan oleh tubuh ikan ditentukan oleh banyaknya protein yang dapat diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh ikan sebagai zat pembangun (Afrianto dan Liviawaty, 2005). Oleh karena itu, agar metabolisme ikan dapat berjalan dengan normal, pakan yang diberikan harus memiliki energi metabolisme dan memiliki kandungan protein yang cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhan pembangunan sel-sel tubuh yang baru.

2.7 Tingkat Kelangsungan Hidup

Tingkat kelangsungan hidup akan menentukan produksi ikan yang dipanen dan erat kaitannya dengan ukuran ikan yang dipelihara. Kelangsungan hidup benih ikan nila ditentukan oleh kualitas induk, kualitas telur, kualitas air maupun


(32)

14 perbandingan antar jumlah pakan dan kepadatannya (Effendie, 2004). Menurut Wahyuningrum (2011), salah satu penyebab rendahnya tingkat kelangsungan hidup suatu organisme dikarenakan padat tebar tinggi yang menyebabkan adanya persaingan ruang gerak, oksigen dan makanan sehingga angka kematian menjadi tinggi.

2.8 Kandungan Nutrisi Pakan

Pakan buatan adalah makanan bagi ikan yang dibuat dengan formulasi tertentu berdasarkan kebutuhan nutrien ikan. Formulasi suatu pakan ikan harus memenuhi kebutuhana nutrisi ikan yang dibudidayakan dalam hal kebutuhan protein, lemak, dan karbohidrat (Watanabe, 1998). Oleh karena itu, dibutuhkan suatu formulasi pakan yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bagi ikan sehingga ikan dapat tumbuh dengan baik.

Protein merupakan kumpulan asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida (NRC, 1993). Ikan dapat menggunakan protein secara efesien sebagai sumber energi. Selain itu, protein yang berfungsi untuk mempertahankan metabolisme tubuh, seperti mengganti jaringan yang rusak dan membentuk jaringan yang baru. Ikan yang kekurangan sumber protein, mengalami pertumbuhan yang terhambat. Hal tersebut yang menyebabkan terjadinya penurunan bobot ikan karena protein yang terkandung dalam jaringan tubuh ikan dipecah kembali untuk mempertahankan fungsi jaringan tubuh yang lebih penting (NRC, 1993).

Kebutuhan protein optimum bagi ikan sekitar 25-36%. Penggunaan protein nabati dalam pakan dibatasi karena lebih sulit dicerna dibandingkan dengan protein hewani. Protein nabati terbungkus oleh dinding selulose yang sukar


(33)

15 dicerna dan kandungan metioninnya rendah. Kandungan metionin dalam pakan buatan dapat disuplai oleh tepung ikan. Pemberian nutrisi penghasil energi seperti lemak dan karbohidrat dapat mengurangi penggunaan protein sebagai sumber energi sehingga dapat menghemat penggunaan protein pakan (protein sparing effect) (Gusrina, 2008).

Lemak dan minyak merupakan salah satu sumber energi dalam pakan ikan. Lemak memiliki energi yang lebih besar dibandingkan dengan energi yang terkandung dalam protein atau karbohidrat. Kadar lemak dalam pakan sebesar 5% sudah mencukupi untuk kebutuhan ikan nila, apabila kadar lemak dalam pakan ditingkatkan menjadi 12% akan memberi pengaruh berupa perkembangan maksimal pada ikan nila (Webster, 2002).

Karbohidrat merupakan senyawa organik terbesar yang terdapat pada tanaman, seperti:gula sederhana, amilum (tapioka), gum, dan zat-zatlain yang berhubungan. Sumber karbohidrat seperti: tapioka, sagu, terigu, agar, dan gum dapat juga digunakan sebagai perekat pakan untuk menjaga stabilitas kandungan air pada pakan ikan (Irianto dan Giyatmi, 2002). Karbohidrat merupakan salah satu sumber energi dalam makanan ikan untuk menghemat penggunaan protein dan biasanya mengandung serat kasar.

Djajasewaka (1985), menyatakan bahwa ikan mempunyai keterbatasan dalam mencerna serat kasar, sehingga kandungan serat kasar maksimal dalam pakan disarankan hanya 8%. Serat kasar akan berpengaruh terhadap nilai kecernaan protein. Serat kasar yang tinggi menyebabkan porsi ekskresi lebih besar, dan menyebabkan semakin berkurangnya masukan protein yang dapat dicerna (Cho, etal.1985). Setiap jenis ikan memiliki kemampuan yang berbeda dalam mencerna karbohidrat. Karbohidrat pada pakan terdapat dalam bentuk bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) dan serat kasar (Zoneveeldet al., 1991).


(34)

16 2.9 Bahan Pembuatan Pakan

Pakan buatan adalah makanan bagi ikan yang dibuat dengan formulasi tertentu berdasarkan kebutuhan nutrien ikan. Komponen utama dalam pakan diantaranya protein, lemak dan karbohidrat harus tercukupi dalam bahan baku pembuatan ikan untuk kebutuhan energi dan pertumbuhan ikan (Haver, 1989). Bahan-bahan dalam pakan buatan harus memenuhi syarat diantaranya memiliki nila gizi yang tinggi, mudah dicerna, mudah didapat, mudah diolah, tidak mengandung racun, harganya relatif murah dan tidak merupakan makanan pokok bagi manusia (Afrianto, 2005).

2.9.1 Tepung Ikan

Tepung ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang memiliki kandungan nutrisi cukup tinggi. Tepung ikan kaya akan asam amino, energi, asam lemak, dan mineral juga mengandung atraktan yang dapat meningkatkan selera makan ikan (Rumsey, 1993). Selain sebagai sumber protein, tepung ikan juga merupakan sumber energi dan mineral yang dapat dicerna dengan baik oleh sebagian besar ikan. Karena berbagai kunggulan inilah maka tepung ikan menjadi mahal.

2.9.2 Tepung Kedelai

Biji kedelai mengandung asam amino lisin yang merupakan asam amino paling esensial diantara asam amino lainnya. Kebutuhan ikan akan lisin sekitar 2% dari berat makanan (Mudjiman, 1984). Dalam pembuatan pakan ikan, kedelai


(35)

17 harus diubah ke dalam bentuk tepung agar memudahkan dalam proses

menghomogenkan bahan baku untuk formulasi nantinya.

2.9.3 Tepung Jagung

Tepung jagung digunakan sebagai bahan baku penghasil energi, tetapi bukan sebagai bahan sumber protein, karena kandungan kadar protein yang terdapat dalam tepung jagung rendah, yaitu 8,9% (Masyamir, 2001).

2.9.4 Tepung Terigu

Tepung terigu merupakan salah satu bahan perekat dalam pembuatan pakan ikan.tepung terigu sering digunakan sebagai bahan perekat, karena apabila tepung ini dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan yang kental. Dalam pembuatan pakan, tepung terigu dapat digunakan sampai 10% dari seluruh bobot ransum (Mudjiman, 1984).

2.9.5 Premix

Premix merupakan vitamin tambahan yang sudah diramu dan dikemas untuk menghindari gangguan kurang vitamin dalam formulasi pakan. Selain mengandung vitamin, premix juga mengandung mineral dan asam amino esensial tertentu. Penggunaan premix dalam pakan buatan ikan diperlukan secukupnya antara 1-2% saja (Mudjiman, 1984).


(36)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan September sampai Oktober 2014. Analisis proksimat dan retensi protein dilaksanakan di Laboratorium Politeknik Negeri Lampung.

3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat Penelitian

Peralatan yang digunakan dalam penelitian antara lain bak penampungan, wadah pemeliharaan berupa akuarium 60x40x40 cm3 sebanyak 12 buah, hammer mill, pelleting, timbangan digital, scope net, tampah, baskom, gelas ukur, sendok, nampan, plastik, instalasi aerasi, blower, toples, termometer, DO meter, penggaris dan alat tulis.

3.2.2 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Ikan uji

Ikan uji adalah benih ikan nila yang berasal dari petani sebanyak 144 ekor berukuran 3-5 cm dengan berat rata-rata 1 g/ekor.


(37)

19

2. Pakan uji

Pakan yang digunakan adalah pakan buatan berbahan baku tepung limbah perebusan ikan teri, tepung ikan, tepung kedelai, tepung jagung, tepung terigu, minyak ikan, minyak jagung, premix dan air.

3.3 Rancangan Penelitian

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari lima perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali ulangan. Perlakuan terdiri dari pemberian pakan dengan jumlah (proporsi) tepung limbah perebusan ikan teri dan tepung ikan yang berbeda. Perlakuan tersebut adalah sebagai berikut:

Perlakuan A = 20% tepung ikan + 80% tepung limbah perebusan ikan teri Perlakuan B = 40% tepung ikan + 60% tepung limbah perebusan ikan teri Perlakuan C = 60% tepung ikan + 40% tepung limbah perebusan ikan teri Perlakuan D = 80% tepung ikan + 20% tepung limbah perebusan ikan teri Perlakuan E = Pakan komersil (Kontrol Positif)

Pada proses pembuatan pakan buatan, formulasi pakan ditentukan berdasarkan bahan baku pakan dan hasil analisis proksimat bahan dasar pakan. Komposisi bahan baku pakan disajikan pada Tabel 4.


(38)

20

Tabel 4. Formulasi pakan yang digunakan selama penelitian Bahan Pakan

Pakan (gram)

A B C D E

Tepung ikan 56 112 168 224 -

Tepung limbah Perebusan ikan teri

224 168 112 56 -

Tepung kedelai 230 230 230 230 -

Tepung jagung 150 150 150 150 -

Tepung terigu 45 45 45 45 -

Minyak ikan 22,5 22,5 22,5 22,5 -

Minyak jagung 15 15 15 15 -

Premix 7,5 7,5 7,5 7,5 -

Jumlah 750 750 750 750 750

Model Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang digunakan adalah sebagai berikut :

Keterangan :

i = Perlakuan Pakan A, B, C, dan D j = Ulangan 1, 2, 3

Yija = Nilai pengamatan dari komposisi tepung limbah perebusan ikan teri dan tepung ikan yang berbeda ke-i terhadap kandungan nutrisi pakan pada ulangan ke-j

µa = Nilai tengah pengamatan

τ ia = Pengaruh komposisi tepung limbah perebusan ikan teri dan tepung ikan yang berbeda ke-i terhadap kandungan nutrisi pakan

∑ija = Pengaruh galat percobaan pada komposisi tepung limbah perebusan ikan teri dan tepung ikan yang berbeda ke-i terhadap kandungan nutrisi pakan pada ulangan ke-j


(39)

21

Keterangan :

i = Perlakuan Pakan A, B, C, dan D j = Ulangan 1, 2, 3

Yijb = Nilai pengamatan dari pemberian pakan dengan persentase tepung limbah perebusan ikan teri yang berbeda ke-i terhadap pertumbuhan pada ulangan ke-j

µb = Nilai tengah pengamatan

τ ib = Pengaruh pemberian pakan dengan persentase tepung limbah perebusan ikan teri yang berbeda ke-i terhadap pertumbuhan pada benih ikan nila ∑ijb = Pengaruh galat percobaan pada pemberian pakan dengan persentase tepung

limbah perebusan ikan teri yang berbeda ke-i terhadap pertumbuhan pada ulangan ke-j

3.4 Prosedur Penelitian 3.4.1 Persiapan

Persiapan penelitian yang dilakukan meliputi pembuatan tepung limbah perebusan ikan teri, pembuatan pakan, persiapan wadah dan media, serta persiapan ikan uji. Cara pembuatan tepung limbah perebusan ikan teri (Lampiran 3) yaitu limbah yang didapat dari pengolah teri dijemur hingga kering, dihaluskan lalu diayak. Selanjutnya dilakukan uji proksimat terhadap tepung tersebut di Laboratorium Politeknik Negeri Lampung.

Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan pakan ikan yaitu, tepung limbah perebusan ikan teri dan bahan lainnya seperti tepung ikan, tepung kedelai,


(40)

22

tepung jagung, minyak ikan, minyak jagung, tepung terigu dan premix. Kemudian dilakukan penimbangan dan pencampuran bahan-bahan pakan sesuai dengan formulasi yang telah ditentukan. Setelah semua bahan tercampur hingga homogen maka dilakukan pencetakan pakan (pellet), pengeringan dan penjemuran di bawah sinar matahari (± 12 jam) dan pembentukan pakan sesuai dengan bukaan mulut benih ikan nila. Selanjutnya dilakukan uji proksimat utuk mengetahui kandungan nutrisi formulasi pakan untuk setiap perlakuan.

Persiapan wadah pemeliharaan meliputi pencucian dan pengeringan akuarium, pengaturan letak wadah pemeliharaan, pengisian air dan penyiapan aerasi sebagai penyuplai oksigen. Setiap akuarium diisi air setinggi 30 cm dan diberi aerasi. Sebelum digunakan, air tersebut ditampung terlebih dahulu dan diberi aerasi selama 24 jam. Persiapan ikan uji berupa benih ikan nila yang selanjutnya diaklimatisasi selama 7 hari dalam bak penampungan. Selama aklimatisasi benih ikan nila diberi pakan berupa pakan komersial sebanyak 3 kali dalam sehari kemudian 1 hari terakhir ikan dipuasakan bertujuan untuk merangsang perlakuan pada pakan dan menghilangkan pakan yang masih tersisa pada lambung ikan.

3.5 Pelaksanaan

Benih ikan nila ditebar sebanyak 12 ekor/akuarium dengan ukuran 1-2 g, sebelumnya ikan uji diukur panjang dan berat awalnya terlebih dahulu. Pemeliharaan dilakukan selama 50 hari dengan feeding rate (FR) 5% dari bobot tubuh ikan nila. Tahap pemberian pakan dilakukan tiga kali sehari yaitu pagi hari


(41)

23

pada pukul 08.00 WIB, siang hari pukul 13.00 WIB dan pada sore hari pukul 17.00 WIB.

Selama masa pemeliharaan dilakukan penyiponan kotoran atau sisa pakan setiap pagi hari dan pergantian air sebanyak 20% dari total volume air di akuarium. Pengukuran berat ikan nila dilakukan setiap 10 hari sekali untuk mengetahui pertumbuhan bobot ikan nila. Pengukuran kualitas air dilakukan pada awal, pertengahan, dan akhir pemeliharaan ikan nila. Kualitas air yang diukur berupa suhu, oksigen terlarut (dissolved oxygen), dan amoniak (NH3).

3.6 Pengamatan

Selama penelitian berlangsung parameter yang diukur adalah kandungan proksimat pakan, laju pertumbuhan, tingkat kelangsungan hidup, rasio konversi pakan, retensi protein dan kualitas air media pemeliharaan.

3.6.1 Uji Kimia Pakan (Proksimat)

Pakan yang telah dibuat diuji proksimat terlebih dahulu untuk mengetahui kandungan protein, karbohidrat, air, abu, lemak dan serat kasar (Lampiran 6).

3.6.2 Pertumbuhan Berat Mutlak

Pertumbuhan berat mutlak adalah selisih berat total tubuh ikan pada akhir pemeliharaan dan awal pemeliharaan. Pertumbuhan berat mutlak dapat dihitung dengan menggunakan rumus Effendie (1997).

Keterangan : Wm = Pertumbuhan berat mutlak (g) Wt = Berat rata-rata akhir (g) Wo = Berat rata-rata awal (g)


(42)

24

FCR =

Wo

Wd

Wt

)

(

F

Survival Rate = Nt x 100 %

No

Growth Rate = Wt - W0

t

3.6.3 Laju Pertumbuhan Harian (Growth Rate)

Laju pertumbuhan harian dapat dihitung dengan rumus:

Keterangan : Wt : Berat rata-rata ikan pada hari ke-t (g) W0 : Berat rata-rata ikan pada hari ke-0 (g) t : Waktu (hari)

3.6.4 Tingkat Kelangsungan Hidup (Survival Rate)

Tingkat kelangsungan hidup adalah perbandingan jumlah ikan yang hidup dari awal hingga akhir pemeliharaan. SR dapat dihitung dengan rumus (Effendi, 1997) :

Keterangan : SR : Tingkat kelangsungan hidup ikan (%) Nt : Jumlah ikan akhir pemeliharaan (ekor) No : Jumlah ikan awal pemeliharaan (ekor)

3.6.5 Rasio Konversi Pakan (Feed Convertion Ratio)

Rasio konversi pakan adalah jumlah pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu kilogram daging. Djarijah (1995), FCR dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan : F = Jumlah pakan yang diberikan selama pemeliharaan (kg) Wt = Biomassa akhir (kg)


(43)

25

Wo = Biomassa awal (kg)

3.6.6 Retensi Protein (Protein Retention)

Nilai retensi protein dihitung berdasarkan persamaan Takeuchi (1988) :

Keterangan: F = Kandungan protein tubuh pada akhir pemeliharaan (g) I = Kandungan protein pada awal pemeliharaan (g) P = Jumlah protein yang dikonsumsi ikan (g) 3.6.7 Kualitas Air

Parameter kualitas air yang diukur selama penelitian adalah suhu, pH, oksigen terlarut (dissolved oxygen), dan amoniak (NH3). Parameter suhu, pH, dan oksigen terlarut diukur setiap 10 hari sedangkan untuk amoniak diukur pada awal dan akhir pemeliharaan.

3.7 Analisis Data

Pengaruh perlakuan terhadap parameter pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis sidik ragam (Anova). Apabila hasil uji antar perlakuan berbeda nyata maka akan dilakukan uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan selang kepercayaan 95%. Alur penelitian dapat dilihat pada road map Lampiran 2 *Pakan komersil tidak dilakukan uji Anova, hanya sebagai pembanding

.

��= � − �


(44)

1 V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Perbedaan proporsi tepung limbah perebusan ikan teri dan tepung ikan dalam pakan buatan berpengaruh terhadap kandungan nutrisi dalam pakan.

2. Pemanfaatan tepung limbah perebusan ikan teri dalam pakan berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan nila. Pakan dengan kandungan 40% TLPIT memberikan pertumbuhan terbaik terhadap benih ikan nila, berdasarkan berat mutlak, retensi protein, FCR dan kelangsungan hidup.

5.2 Saran

Dari penelitian ini dapat disimpulkan untuk dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian pengaruh pemanfaatan tepung ikan dengan tepung limbah perebusan ikan teri dalam pakan buatan pada spesies ikan yang berbeda.


(45)

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Afebrata, D.R.2013. Penggunaan Tepung Onggok Singkong sebagai Bahan Baku Pakan Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Bandar lampung.

Affandi, R. D.S., Syafei. M.F,Rahardjo dan Sulistiono. 1992. Fisiologi Ikan. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayati. IPB. Bogor.

Ali, M., S. Hudaidah dan A.N. Daradjatun. 2014. Pemanfaatan Kepala Ikan Teri Jengki (Stelophorus insularis) sebagai Bahan Substitusi Tepung Ikan untuk Bahan Baku Pakan Lele Masamo (Clarias sp.). Prosiding Seminar Nasional BKS-PTN Bidang Pertanian Tahun 2014. Bandar Lampung. Ali, M., L. Santoso, dan D. Fransiska. 2015. Pengaruh Substitusi Tepung Ikan

dengan Tepung Kepala Ikan Teri terhadap Pertumbuhan Ikan Nila Gift

(Oreochromis sp.)Maspari Journal. Vol.01 No. Januari 2015

Ardita,N. 2013. Pertumbuhan dan Rasio Konversi Pakan Ikan Nila(Oreochromis niloticus) dengan Penambahan Probiotik. Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Buwono, I. Dwi. 2000. Kebutuhan Asam Amino Esensial dalam Ransum Ikan. AnggotaIKAPI. Cetakan I. Penerbit Kanisius.Yogyakarta. Hal 17-19. Cho, C.Y.C.B. Cowey, and R. Watanabe. 1985. Finfish Nutrition In Asia :

Methodological Approaches Research Centre. Ottawa. 154 pp.

Darwisito, S. M, Zairin. D.S, Sjafei. W, Manalu dan A.O, Sudrajat. Pemberian Pakan Mengandung Vitamin E dan Minyak Ikan Pada Induk Memperbaiki Kualitas Telur dan Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Jurnal Akuakultur Indonesia, 7: 1–10


(46)

Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Penerbit Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta. 163 hal.

Effendie, H. 2004. Telaah Kualitas Air : Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta. 258 hal.

Febriyanti, T.L. 2010. Pemberian Pakan Dengan Proporsi Tepung Ikan dan Tepung Keong Mas yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Nila Gift (Oreochromis niloticus). Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Bandar lampung.

Furuichi, M. 1988. Fish Nutrition. Pp. 1-78.In. Watanabe T. Editor. Fish Nutrition And Mariculture. JICA Textbook, The General Aquaculture Course. Tokyo. Kanagawa International Fisheries Training Center.

Ginting, S.P. dan K, Rantan. 2009. Teknologi Pemanfaatan Pakan Berbahan limbah Hortikultura Untuk Ternak Sapi.Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan.31 hal.

Handajani. 2008. Pemanfaatan Tepung Azolla Sebagai Penyusun Pakan Ikan Terhadap Pertumbuhandan Daya Cerna Ikan Nila Gift(Oreochiomis Sp). Jurnal Penelitian Gamma. Vol. 1 No. 2.

Handari, R. D. 2002. Teknologi dan kontrol kualitas pengolahan pakan di PT Charoen Pokphand Sidoarjo Jawa Timur. Laporan Praktek Kerja Lapangan. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta. Hepher, B. 1988. Nutrition And Ponds Fishes. New York: Cambridge University

Press.

Houlihan, B.and M. Jobling. 2001. Food Intake In Fish. Blackwell Science. British Library. 418 Pp. P:18; 31-37.

Kementerian Kelautan dan Perikanan [KKP]. 2012. Statistik Perikanan Tangkap, Budidaya, dan Ekspor-Impor Seluruh Indonesia.Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Jakarta. 178 hal.

Kementerian Kelautan dan Perikanan [KKP]. 2013. Laporan Tahunan Direktorat Produksi tahun 2013.Direktorat Jenderal PerikananBudidaya.Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Jakarta. 45 hal.

Khairuman, dan Amri, K. 2008. Budidaya Ikan Nila secara Intensif. Agromedia Pustaka, Jakarta.


(47)

Kordi, G.H. 2004. Budidaya Ikan Nila. Dahara Prize. Semarang

Kordi, G.H. 2010. Panduan Lengkap Memelihara Ikan Air Tawar di Kolam Terpal. Penerbit Andi. Yogyakarta. 280 hal.

Lovell, R.T. 1988. Nutrient And Feeding Of Fish. Van Nostrand Reinhold. New York, 260 P.

Marzuqi. 2013. Kecernaan Nutrien Pakan dengan Kadar Protein dan Lemak Berbeda pada Juvenil Ikan Kerapu Pasir (Epinephelus Corallicola). Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 5, No. 2, Hlm.311-323, Desember 2013

Muchlisin, Z. Zuraidha, Y. dan Sugito. 2013. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus) pada Beberapa Konsentrasi Tepung Daun Jaloh (Salix tetrasperma) dalam Pakan. Jurnal Depik. 2(1): 16-19.

Mudjiman, A. 2000. Budidaya Ikan Nila. CV. Yasaguna. Jakarta. 46 hal.

Oktafrina dan Eulis, M. 2012.Pengaruh Jenis Asam dan Basa pada Pembentukan Senyawa Khitosan dari Limbah Kulit Rajungan.Jurnal Penelitian Pertanian Terapan. 10: 69-74

Pascual, S. 2009. Nutrition and Feeding of Fish. Van Nostrand Reinhold. p.11-91, New York.

Popma, T.J. dan Lovshin, L.L. 1994. World Prospect For CommercialProduction Oftilapia. Research And Development Series No. 41.International Center Foraquaculture And Aquatic Environmens.Departement Of Fisheries Andallied Aquacultures Auburn University.Alabama.

Rahayu, S.M. 2012. Pengaruh Kosentrasi Garam dalam Proses Perebusan Ikan Teri Nasi (Stolephorus Sp.) Setengah Kering dan Pendugaan Umur Simpannya Dengan Metode Akselerasi. Skripsi. Departemen Teknologi Hasil Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sahwan, M. F. 2003. Pakan Ikan dan Udang, Formulasi, Pembuatan, Analisis Ekonomi. Penebar Swadaya, Jakarta. 96 hlm.

Sastra, W. 2008. Fermentasi Rusip. Skripsi. Departemen Teknologi Hasil Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Bogor.


(48)

Setiawati, J. E. 2013. Pengaruh Penambahan Probiotik Pada Pakan dengan Dosis Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Efesiensi Pakan Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus). Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Soejono, M. 1994. Pengenalan dan Pengawasan Kualitas Bahan Baku dan Pakan. Ditjen Peternakan. Dit. Bina Produksi, Jakarta.

Standar Nasional Indonesia [SNI]. 2009. Produksi Ikan Nila (Oreochromis niloticus Bleeker) Kelas Pembesaran di Kolam Air Tenang.Standar Nasional Indonesia. 12 hal.

Soenarno, S.M. 2011. Pengelolaan Limbah.YayasanPelestarian Alam dan Kehidupan Liar. 13 hal.

Steel, G.D.Torrie, J.H. 2001. Principles and Procedure Of Statistics. A Biometrical Approach, Mc Graw-Hill Inc. New York.

Sudarmadji, Slamet, Haryono B, Suhardi., 1996. Analisis Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi Universitas Gajah Mada. Liberty

Suwirya, K.N.A. Giri dan M. Marzuqi. 2001. Pengaruh N-3 HUFA Terhadap Pertumbuhan dan Efisiensi Pakan Yuwana Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes Altivelis). J. Penelitian Perikanan Indonesia, 5:38-46.

Syaifudin, dkk. 2008. Pemanfaatan Ikan Teri (Stolephorus sp.) yang Kaya Protein dan Kalsium dalam Formulasi Pembuatan Baso. Bogor (IDN): Institut Pertanian Bogor. 22 hal.

Takeuchi, T. 1988. Laboratory Work Chemical Evaluation Of Dietary Nutrition In Watanabe T. Fish Nutrition and Mariculture JICA Textbook The General Aquaculture Course. Tokyo: Kanagawa International Fisheries Training Center.

Trewavas, E. 1982. Tilapia Taxonomyand Speciationin The Biology and Culture of The Tilapias.Manila, Filiphina. 3-13 Hlm.

Uktolseja, J.L.A., 2008. Deposisi Nutrisi Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus, Burchell) sebagai akibat Penambahan L-Karnitin Pada Dua taraf Lisin dan Lemak. Jurnal Penelitian Perikanan. Vol. 11, No. 2. Hal: 150–155. Wahyuningrum, D. 2011. Pertumbuhan dan Kelangsungan HidupIkan

Nila(Oreochromis niloticus) dalam Sistem Resirkulasi. Jurnal Perikanan dan Kelautan 16,1 (2011) : 56-63


(49)

Watanabe, T. 1988. Fish Nutrition and Mariculture.JICA. The General Aquaculture Course.Dept Of Agriculture Bioscience. Tokyo University. Webster, C. D. and C. E. Lim. 2002. Nutrient Requirements and Feeding Of

Finfish for Aquaculture. CABI Publishing, New York.

Widyasunu, C.A. I, Samidjan dan D, Rachmawati. 2013. Substitusi Tepung Ikan dengan Tepung Cacing (Lumbricus rubellus) dalam Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan dan Efisiensi Pemanfaatan Pakan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus).Journal of Aquaculture Management and Technology. 2 (1): 38-51

Winarno F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.

Yuliati, P. 2003. Pengaruh Padat Penebaran terhadap Pertumbuhan dan Sintasan Dederan Ikan Nila Gift (Oreochromis sp.) di Kolam. Jurnal Ikhtiologi Indonesia, Vol 3, No 2. Desember 2003

Zonneveld, N.Huisman, E.A. dan Boon, J.H. 1991. Prinsip-Prinsip Budidaya Ikan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.


(1)

1 V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Perbedaan proporsi tepung limbah perebusan ikan teri dan tepung ikan dalam pakan buatan berpengaruh terhadap kandungan nutrisi dalam pakan.

2. Pemanfaatan tepung limbah perebusan ikan teri dalam pakan berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan nila. Pakan dengan kandungan 40% TLPIT memberikan pertumbuhan terbaik terhadap benih ikan nila, berdasarkan berat mutlak, retensi protein, FCR dan kelangsungan hidup.

5.2 Saran

Dari penelitian ini dapat disimpulkan untuk dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian pengaruh pemanfaatan tepung ikan dengan tepung limbah perebusan ikan teri dalam pakan buatan pada spesies ikan yang berbeda.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Afebrata, D.R.2013. Penggunaan Tepung Onggok Singkong sebagai Bahan Baku

Pakan Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Skripsi. Fakultas Pertanian,

Universitas Lampung. Bandar lampung.

Affandi, R. D.S., Syafei. M.F,Rahardjo dan Sulistiono. 1992. Fisiologi Ikan. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayati. IPB. Bogor.

Ali, M., S. Hudaidah dan A.N. Daradjatun. 2014. Pemanfaatan Kepala Ikan Teri Jengki (Stelophorus insularis) sebagai Bahan Substitusi Tepung Ikan

untuk Bahan Baku Pakan Lele Masamo (Clarias sp.). Prosiding Seminar

Nasional BKS-PTN Bidang Pertanian Tahun 2014. Bandar Lampung. Ali, M., L. Santoso, dan D. Fransiska. 2015. Pengaruh Substitusi Tepung Ikan

dengan Tepung Kepala Ikan Teri terhadap Pertumbuhan Ikan Nila Gift

(Oreochromis sp.)Maspari Journal. Vol.01 No. Januari 2015

Ardita,N. 2013. Pertumbuhan dan Rasio Konversi Pakan Ikan Nila(Oreochromis

niloticus) dengan Penambahan Probiotik. Jurusan Biologi, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Buwono, I. Dwi. 2000. Kebutuhan Asam Amino Esensial dalam Ransum Ikan. AnggotaIKAPI. Cetakan I. Penerbit Kanisius.Yogyakarta. Hal 17-19. Cho, C.Y.C.B. Cowey, and R. Watanabe. 1985. Finfish Nutrition In Asia :

Methodological Approaches Research Centre. Ottawa. 154 pp.

Darwisito, S. M, Zairin. D.S, Sjafei. W, Manalu dan A.O, Sudrajat. Pemberian Pakan Mengandung Vitamin E dan Minyak Ikan Pada Induk Memperbaiki

Kualitas Telur dan Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Jurnal


(3)

Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Penerbit Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta. 163 hal.

Effendie, H. 2004. Telaah Kualitas Air : Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan

Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta. 258 hal.

Febriyanti, T.L. 2010. Pemberian Pakan Dengan Proporsi Tepung Ikan dan Tepung Keong Mas yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan

Nila Gift (Oreochromis niloticus). Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas

Lampung. Bandar lampung.

Furuichi, M. 1988. Fish Nutrition. Pp. 1-78.In. Watanabe T. Editor. Fish Nutrition And Mariculture. JICA Textbook, The General Aquaculture

Course. Tokyo. Kanagawa International Fisheries Training Center.

Ginting, S.P. dan K, Rantan. 2009. Teknologi Pemanfaatan Pakan Berbahan

limbah Hortikultura Untuk Ternak Sapi.Pusat Penelitian dan

Pengembangan Peternakan.31 hal.

Handajani. 2008. Pemanfaatan Tepung Azolla Sebagai Penyusun Pakan Ikan

Terhadap Pertumbuhandan Daya Cerna Ikan Nila Gift(Oreochiomis Sp).

Jurnal Penelitian Gamma. Vol. 1 No. 2.

Handari, R. D. 2002. Teknologi dan kontrol kualitas pengolahan pakan di PT

Charoen Pokphand Sidoarjo Jawa Timur. Laporan Praktek Kerja

Lapangan. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta. Hepher, B. 1988. Nutrition And Ponds Fishes. New York: Cambridge University

Press.

Houlihan, B.and M. Jobling. 2001. Food Intake In Fish. Blackwell Science. British Library. 418 Pp. P:18; 31-37.

Kementerian Kelautan dan Perikanan [KKP]. 2012. Statistik Perikanan Tangkap,

Budidaya, dan Ekspor-Impor Seluruh Indonesia.Kementrian Kelautan dan

Perikanan Republik Indonesia. Jakarta. 178 hal.

Kementerian Kelautan dan Perikanan [KKP]. 2013. Laporan Tahunan Direktorat

Produksi tahun 2013.Direktorat Jenderal PerikananBudidaya.Kementrian

Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Jakarta. 45 hal.

Khairuman, dan Amri, K. 2008. Budidaya Ikan Nila secara Intensif. Agromedia Pustaka, Jakarta.


(4)

Kordi, G.H. 2004. Budidaya Ikan Nila. Dahara Prize. Semarang

Kordi, G.H. 2010. Panduan Lengkap Memelihara Ikan Air Tawar di Kolam

Terpal. Penerbit Andi. Yogyakarta. 280 hal.

Lovell, R.T. 1988. Nutrient And Feeding Of Fish. Van Nostrand Reinhold. New York, 260 P.

Marzuqi. 2013. Kecernaan Nutrien Pakan dengan Kadar Protein dan Lemak

Berbeda pada Juvenil Ikan Kerapu Pasir (Epinephelus Corallicola).

Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 5, No. 2, Hlm.311-323, Desember 2013

Muchlisin, Z. Zuraidha, Y. dan Sugito. 2013. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus) pada Beberapa

Konsentrasi Tepung Daun Jaloh (Salix tetrasperma) dalam Pakan. Jurnal

Depik. 2(1): 16-19.

Mudjiman, A. 2000. Budidaya Ikan Nila. CV. Yasaguna. Jakarta. 46 hal.

Oktafrina dan Eulis, M. 2012.Pengaruh Jenis Asam dan Basa pada Pembentukan

Senyawa Khitosan dari Limbah Kulit Rajungan.Jurnal Penelitian Pertanian

Terapan. 10: 69-74

Pascual, S. 2009. Nutrition and Feeding of Fish. Van Nostrand Reinhold. p.11-91, New York.

Popma, T.J. dan Lovshin, L.L. 1994. World Prospect For CommercialProduction

Oftilapia. Research And Development Series No. 41.International Center

Foraquaculture And Aquatic Environmens.Departement Of Fisheries Andallied Aquacultures Auburn University.Alabama.

Rahayu, S.M. 2012. Pengaruh Kosentrasi Garam dalam Proses Perebusan Ikan Teri Nasi (Stolephorus Sp.) Setengah Kering dan Pendugaan Umur

Simpannya Dengan Metode Akselerasi. Skripsi. Departemen Teknologi

Hasil Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sahwan, M. F. 2003. Pakan Ikan dan Udang, Formulasi, Pembuatan, Analisis

Ekonomi. Penebar Swadaya, Jakarta. 96 hlm.

Sastra, W. 2008. Fermentasi Rusip. Skripsi. Departemen Teknologi Hasil Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Bogor.


(5)

Setiawati, J. E. 2013. Pengaruh Penambahan Probiotik Pada Pakan dengan Dosis Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Efesiensi Pakan Ikan Patin

(Pangasius hypophthalmus). Skripsi. Universitas Lampung. Bandar

Lampung.

Soejono, M. 1994. Pengenalan dan Pengawasan Kualitas Bahan Baku dan Pakan. Ditjen Peternakan. Dit. Bina Produksi, Jakarta.

Standar Nasional Indonesia [SNI]. 2009. Produksi Ikan Nila (Oreochromis

niloticus Bleeker) Kelas Pembesaran di Kolam Air Tenang.Standar

Nasional Indonesia. 12 hal.

Soenarno, S.M. 2011. Pengelolaan Limbah.YayasanPelestarian Alam dan Kehidupan Liar. 13 hal.

Steel, G.D.Torrie, J.H. 2001. Principles and Procedure Of Statistics. A Biometrical Approach, Mc Graw-Hill Inc. New York.

Sudarmadji, Slamet, Haryono B, Suhardi., 1996. Analisis Bahan Makanan dan

Pertanian. Yogyakarta: Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi

Universitas Gajah Mada. Liberty

Suwirya, K.N.A. Giri dan M. Marzuqi. 2001. Pengaruh N-3 HUFA Terhadap Pertumbuhan dan Efisiensi Pakan Yuwana Ikan Kerapu Bebek

(Cromileptes Altivelis). J. Penelitian Perikanan Indonesia, 5:38-46.

Syaifudin, dkk. 2008. Pemanfaatan Ikan Teri (Stolephorus sp.) yang Kaya Protein

dan Kalsium dalam Formulasi Pembuatan Baso. Bogor (IDN): Institut

Pertanian Bogor. 22 hal.

Takeuchi, T. 1988. Laboratory Work Chemical Evaluation Of Dietary Nutrition In Watanabe T. Fish Nutrition and Mariculture JICA Textbook The General

Aquaculture Course. Tokyo: Kanagawa International Fisheries Training

Center.

Trewavas, E. 1982. Tilapia Taxonomyand Speciationin The Biology and Culture

of The Tilapias.Manila, Filiphina. 3-13 Hlm.

Uktolseja, J.L.A., 2008. Deposisi Nutrisi Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus, Burchell) sebagai akibat Penambahan L-Karnitin Pada Dua taraf Lisin

dan Lemak. Jurnal Penelitian Perikanan. Vol. 11, No. 2. Hal: 150–155.

Wahyuningrum, D. 2011. Pertumbuhan dan Kelangsungan HidupIkan

Nila(Oreochromis niloticus) dalam Sistem Resirkulasi. Jurnal Perikanan


(6)

Watanabe, T. 1988. Fish Nutrition and Mariculture.JICA. The General

Aquaculture Course.Dept Of Agriculture Bioscience. Tokyo University.

Webster, C. D. and C. E. Lim. 2002. Nutrient Requirements and Feeding Of

Finfish for Aquaculture. CABI Publishing, New York.

Widyasunu, C.A. I, Samidjan dan D, Rachmawati. 2013. Substitusi Tepung Ikan dengan Tepung Cacing (Lumbricus rubellus) dalam Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan dan Efisiensi Pemanfaatan Pakan Kerapu

Macan (Epinephelus fuscoguttatus).Journal of Aquaculture Management

and Technology. 2 (1): 38-51

Winarno F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.

Yuliati, P. 2003. Pengaruh Padat Penebaran terhadap Pertumbuhan dan Sintasan

Dederan Ikan Nila Gift (Oreochromis sp.) di Kolam. Jurnal Ikhtiologi

Indonesia, Vol 3, No 2. Desember 2003

Zonneveld, N.Huisman, E.A. dan Boon, J.H. 1991. Prinsip-Prinsip Budidaya Ikan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.