EFEKTIVITAS RESTRUKTURISASI ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH (Studi Pada Pemerintahan Daerah Kota Bandar Lampung Tahun 2014)

ABSTRAK
EFEKTIVITAS RESTRUKTURISASI ORGANISASI
SEKRETARIAT DAERAH
(Studi Pada Pemerintahan Daerah Kota Bandar Lampung Tahun 2014)
Oleh:
Edo Saputra

Pemerintah daerah terutama kabupaten atau kota menjadi titik berat pelaksanaan
desentralisasi atau otonomi daerah. Salah satu substansi yang harus dilaksanakan
oleh pemerintah daerah adalah mengenai otonomi organisasi, yaitu keharusan
untuk mengatur dan mengurus organisasi perangkat daerah. Masalah kelembagaan
atau organisasi perangkat daerah saat ini ditetapkan dengan PP No.41 Tahun 2007
tentang organisasi perangkat daerah. Tetapi dalam implementasinya terdapat
banyak kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui efektivitas restrukturisasi organisasi sekretariat daerah yang
dilaksanakan oleh pemerintahan daerah Kota Bandar Lampung dan faktor-faktor
yang mempengaruhi pelaksanaan restrukturisasi. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif serta teknik pengumpulan data menggunakan
wawancara, dokumentasi dan observasi.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diketahui bahwa Restrukturisasi

Organisasi Perangkat Daerah pada lingkup Sekretariat Daerah Kota Bandar
Lampung dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu tahap melakukan review
rencana dan tujuan; menentukan work activities untuk mencapai objectives;
klasifikasi dan penggolongan; mendesain hierarki pimpinan dan pengambil
keputusan; dan pemberian assignment dan pendelegasian wewenang.
Restrukturisasi Organisasi dapat dikatakan sudah cukup efektif, restrukturisasi
yang dilakukan Sekretariat Daerah Kota Bandar Lampung sudah tepat antara
pemerintah daerah dengan penyusun struktur organisasi dan tata kerja perangkat
daerah, sehingga struktur organisasi dan tata kerja yang terbentuk akan lebih
efektif dalam rangka melaksanakan pelayanan publik. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan restrukturisasi organisasi antara lain Sumber daya
manusia (SDM) aparat merupakan salah satu faktor penentu efektivitas organisasi
Sekda Kota Bandar Lampung. Faktor sumber daya meskipun sudah cukup
memadai namun belum dapat dikatakan optimal hal ini dapat dilihat dari
pemanfaatan dan penempatannya. Sedangkan faktor anggaran menjadi faktor yang
menentukan tingkat efektivitas organisasi dan faktor kinerja organisasi merupakan
kunci pembuka bagi keberhasilan organisasi atau sebaliknya.

Kata Kunci: Efektivitas, Restrukturisasi, Organisasi


ABSTRACT
THE EFFECTIVENESS OF ORGANIZATIONAL RESTRUCTURING
IN REGIONAL SECRETARY
(A Study in Bandar Lampung Regional Government in 2014)
By:
Edo Saputra
Regional governments such as district or municipal are becoming priorities of
decentralization and regional autonomy. One of substantial issues should be
exercised by regional government is about organization autonomy; the obligation
to manage and govern regional organization apparatuses. Issues of regional
organization apparatuses or regional institutions were provisioned with
Government Regulation No. 41 in 2007 about regional government organizations.
However, its implementations met difficulties. The objective of this research was
to find out the effectiveness or Regional Secretary organizational restructuring in
Bandar Lampung and factors influencing its organizational restructuring. This was
a qualitative research and data were collected with interviews, documentations,
and observations.
The results showed that Bandar Lampung Regional Secretary organizational
restructuring was conducted through some steps. They were reviewing plans and
objectives; determining work activities to reach objectives; classifying; designing

leadership hierarchy and decision making; assigning and delegating authorities.
The organization restructuring was effective enough. The organizational
restructuring had been conducted properly between regional government and
organization structure arrangers and governances of regional government
apparatuses, so that formed organization structures and governance should be
more effective in conducting public services. Factors influencing organization
restructuring were the human resources of apparatuses which became determinant
factor of organizational effectiveness of Bandar Lampung Regional Secretary.
Resource factors, even though they were sufficient, but not optimal to be seen
from their usages and placements. Budget factor became a determinant factor in
organizational effectiveness, while organization performance become a key to
organizational success.

Keywords

: effectiveness, restructuring, organization

EFEKTIVITAS RESTRUKTURISASI ORGANISASI
SEKRETARIAT DAERAH
(Studi Pada Pemerintahan Daerah Kota Bandar Lampung Tahun 2014)


Oleh :

Edo Saputra

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA ADMINISTRASI NEGARA
Pada
Jurusan Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015

RIWAYAT HIDUP


Penulis dilahirkan di Krui pada Tanggal 20 Juni 1991 yang
merupakan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan
Bapak Hi.Christimore Zainuddin dan Ibu Hj.Gusnaini.
Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak di
TK Aisiyah pada tahun 1995, Sekolah Dasar di SD Negeri 3
Pesisir Barat lulus pada tahun 2002, Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2
Pesisir Barat lulus tahun 2005, kemudian penulis melanjutkan pendidikan Sekolah
Menengah Atas di SMA Negeri 1 Krui Pesisir Barat dan lulus pada tahun 2008
serta ditahun yang sama juga penulis diterima menjadi mahasiswa di Universitas
Lampung (UNILA) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu
Administrasi Negara melalui jalur Reguler. Pada tahun 2012, penulis
melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di kelurahan 21 Kota Metro, Provinsi
Lampung.

PERSEMBAHAN

dengan mengucap rasa syukur kepada Allah SWT

Kupersembahkan karya sederhana ini untuk mereka yang
menyayangiku:

Papaku tercinta Hi. Christimore Z
mamaku tercinta Hj. Gusnaini
Selalu menjadi sumber inspirasi didalam kehidupanku
Selalu mendoakan dan mendukung segala aktivitasku hingga
sekarang
Semua curahan kasih sayang yang kalian berikan tidak akan mampu
aku gantikan
dengan apapun
Kakak-kakak dan Adikku tersayang
Kehadiranmu menyempurnakan hidupku
Semoga kita bisa berhasil dan tetap menjadi kebanggaan orang tua

Segenap sahabat-sahabat yang selalu mendukungku selama ini
Segenap Keluarga Besar Jurusan Ilmu Administrasi Negara
Terima kasih atas semua dukungannya

Almamaterku Tercinta Universitas Lampung

MOTO
“Salah bisa diperbaiki, Gagal bisa diulangi, Jatuh bisa

bangun, tapi Menyerah berarti Selesai. Hidup akan
mengalami Salah, Gagal, Jatuh, Namun jangan
sampai Menyerah”
(Merry Riana)
“Bersabarlah, Segala sesuatu itu awalnya sulit
sebelum menjadi mudah”
(Saadi)
“Jika mimpimu ingin menjadi kenyataan yang
pertama dipikiranmu adalah bangun dan wujudkan
impianmu”
(Edo Saputra)

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat ALLAH SWT, karena berkat rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektivitas Restrukturisasi Organisasi
Sekretariat Daerah Tahun 2014”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada jurusan Ilmu Admnistrasi Negara,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung.

Selama penyusunan skripsi ini penulis menyadari keterbatasan kemampuan
dan pengetahuan yang dimiliki, sehingga penulis membutuhkan bantuan dari
berbagai pihak, baik keluarga, dosen, maupun teman-teman. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada:
1.

ALLAH SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, menciptakan
siang dan malam yang selalu mengiringi hidup penulis, dan Nabi Muhammad
SAW yang selalu menjadi suri tauladan dan inspirasi dalam kehidupan
penulis.

2.

Orang tuaku tercinta, anakmu ini mencoba memberikan yang terbaik
untukmu. Betapa diri ini ingin melihat kalian bangga padaku. Betapa tak
ternilai kasih sayang dan pengorbanan kalian padaku. Terimakasih atas
dukungan moril maupun materil untukku selama ini.kepada penulis. Papaku

yang kubanggakan Hi. Christimore Z, Papa yang selalu menjadi sumber
inspirasiku, makasih ya Pah buat pelajaran kesabaran yang sangat luar biasa,

Papa yang selalu berkorban segala sesuatunya kepada keluarga terlebih
kepada penulis, dan mendukung harapan serta keinginan anak-anaknya.
Semoga papa disana bisa bahagia melihat kesuksesan yang ananda capai.
Mamaku tersayang Hj. Gusnaini, sosok wanita hebat yang senantiasa berdoa
bagi kesuksesan disetiap langkah anak-anaknya, yang selalu tiada henti
mencurahkan kasih dan sayangnya kepada keluarga. Makasih ya Ma buat
pelajaran keikhlasannya selama ini. Terima kasih ya Allah karena telah
memberikan kedua orang tua yang hebat dan sangat luar biasa dalam
hidupku. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesehatan dan limpahan
rahmat bagi kedua orang tua yang sangat kusayangi. Amiiin.
3.

Kakakku tersayang Bobby Christiawan dan Vicky Fernando serta Adikku
tersayang Apriliani. Kehadiran kalian menyempurnakan hidupku. Semoga
kedepannya kita bisa berhasil dan tetap menjadi kebanggaan orang tua.

4.

Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Lampung.


5.

Bapak Dr. Dedy Hermawan, S.Sos., M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu
Administrasi Negara yang telah memberikan dukungan, nasihat dan tembusan
izin kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6.

Bapak Prof. Dr. Yulianto. M.S. selaku dosen Pembimbing Akademik yang
telah meluangkan waktu, tenaga, fikiran, bimbingan, pengarahan, saran serta
masukan kepada penulis dalam menyelesaikan proses akademik .

7.

Ibu Rahayu Sulistiowati, S.Sos. M.Si selaku dosen Pembimbing utama yang
telah meluangkan waktu, tenaga, fikiran, nasihat, bimbingan, pengarahan,
saran serta masukan dengan sabar kepada penulis agar dapat terselesaikan
dengan baik dalam penyusunan skripsi ini.


8.

Ibu Dewie Brima Atika, S.IP. M.Si selaku dosen Pembimbing kedua yang
telah meluangkan waktu, tenaga, fikiran, bimbingan, semangat, pengarahan,
saran serta masukan dengan sabar kepada penulis agar dapat terselesaikan
dengan baik dalam penyusunan skripsi ini.

9.

Bapak Prof. Dr. Yulianto. M.S. selaku dosen Pembahas yang telah
memberikan kritik, saran, ilmu dan masukan yang baik serta memberikan
pengarahan dan perhatiannya kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi.

10. Dosen-dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP UNILA, Bu Meli, Bu
Dian, Bu Devi, Pak Bambang, Pak Simon, Pak Syamsul, Pak Nana, Pak Fery,
Pak Eko dan Bu Indri.. Terima kasih atas segala ilmu yang telah bapak ibu
berikan. Semoga ilmu dan pengalaman yang telah penulis peroleh selama
perjalanan di kampus dapat menjadi bekal yang berharga untuk kehidupan
penulis ke depannya.
11. Bu Nur sebagai staf Jurusan Ilmu Administrasi Negara yang selalu
memberikan pelayanan bagi penulis dan administrasi di jurusan.
12. Pihak-pihak informan yang bersedia meluangkan waktunya dan memberikan
data kepada penulis serta seluruh pihak informan yang telah memberikan izin
penelitian serta memberikan informasi, masukan, dan kerjasamanya sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan.

13. Untuk sahabat-sahabat ku Raegina Friska Fracilia, Fany Juwita, Yurisman
Sari, Devita Amanda, Mona Rizki Amalia, Septri Cahya Arifa, Seva Gustaria
yang selalu menemani dan membantu penulis selama menjalani dunia
perkuliahan sampai mengerjakan Skripsi ini serta kebersamaan kita yang
telah kita lewati bersama.
14. Untuk teman-teman Keluarga Besar Ilmu Administrasi Negara Susi Tri
Hardini, Ruri Retno Ningsih, Yuditya Wardhana, Beni Martha, Intan Fania,
Dian Puspasari, Nursiah, Ria, Rugun, Dewi, Iramanda, Yosi, Rostaria
Magdalena, Tiara, Ucok, Topan, Uni Fitri, Hanny, Tami, Nurul, Maritha, Ani,
Cita, Riyanti, Rizal Beg, Uyung, Datas, Triyadi, Dita, Nona, Karina, Astria,
Indah, Upik, Novia, Renita dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan satupersatu, terimakasih atas segala bentuk kebahagiaan yang telah kalian berikan
selama ini.
15. Seluruh pihak yang membantu penulis dalam penelitian dan yang telah
menemani penulis selama kuliah di UNILA yang tidak dapat disebutkan satu
persatu. Terima kasih semuanya.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi sedikit harapan semoga karya sederhana ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, 2 Maret 2015
Penulis

Edo Saputra
NPM. 0816041002

i

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ..................................................................................................... i
DAFTAR TABEL……………………………………………………………. iii
DAFTAR BAGAN…………………………………………………………… iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...............................................................................
B. Rumusan Masalah ..........................................................................
C. Tujuan Penelitian ...........................................................................
D. Kegunaan Penelitian.......................................................................

1
7
8
8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Restrukturisasi Organisasi ...............................................
1.Pengertian Restrukturisasi Organisasi ........................................
2.Tujuan Restrukturisasi Organisasi ..............................................
3.Struktur Organisasi .....................................................................
B. Konsep Organisasi .........................................................................
1.Pengertian Organisasi .................................................................
2.Jenis-Jenis Organisasi .................................................................
3.Karakter-Karakter Organisasi .....................................................
C. Konsep Efektivitas .........................................................................
1.Pengertian Efektivitas ……………………………………….....
2.Efektivitas Organisasi ………………………………………….
3.Kriteria Ukuran Efektivitas …………………………………….
4.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dalam Efektivitas ………...
D. Konsep Pemerintahan Daerah ........................................................
E. Kerangka Pikir ..............................................................................

9
9
12
12
16
16
17
19
20
20
22
26
28
34
37

BAB III METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian ..............................................................................
B. Fokus Penelitian .............................................................................
C. Lokasi Penelitian ............................................................................
D. Sumber Data ...................................................................................
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................
F. Teknik Analisis Data .....................................................................

40
41
41
42
43
45

G. Teknik Keabsahan Data .......................................................................... 46

ii

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Kondisi Umum Sekertariat Daerah Kota Bandar Lampung ..........
B. Visi dan Misi ..................................................................................
C. Tugas Pokok dan Fungsi ................................................................
D. Struktur Organisasi ........................................................................
E. Sumber Daya Manusia ...................................................................

51
53
56
58
64

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Restrukturisasi Organisasi Sekertariat Daerah Kota Bandar
Lampung ........................................................................................ 69
1. Melakukan Review Rencana dan Tujuan ................................... 70
2. Menentukan Work Activities untuk mencapai Objectives ......... 74
3. Klasifikasi dan Penggolongan ................................................... 77
4. Pemberian Assignment dan Pendelegasian Wewenang ............. 83
5. Mendesain Hierarki Pimpinan dan Pengambilan Keputusan .... 88
B. Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Restrukturisasi
Organisasi Sekretariat Daerah Pemerintah Daerah Kota
Bandar Lampung............................................................................ 94
1. Faktor Anggaran .................................................................. ..... 94
2. Faktor Sumber Daya Manusia .............................................. .... 95
3. Faktor Kinerja Organisasi .................................................... ..... 104
C. Efektivitas Restrukturisasi Organisasi Sekretariat Kota
Bandar Lampung............................................................................ 108
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................... 118
B. Saran ............................................................................................... 120
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

Tabel 1. Model Dimensi Waktu dari Efektivitas ………………………………….
Tabel 2. Narasumber yang diwawancaraai ………………………………………..
Tabel 3. Jumlah Pejabat Eselon dan Besar Tunjangan Sebelum Restrukturisasi….
Tabel 4. Jumlah Pejabat Eselon dan Besar Tunjangan Setelah Restrukturisasi…..

32
44
97
98

iv

DAFTAR BAGAN

Bagan

Halaman

Bagan 1. Hubungan Efektivitas …………………………………………………… 28
Bagan 2. Sebab Efektivitas ………………………………………………………... 29
Bagan 3. Kerangka Pikir …………………………………………………………... 39
Bagan 4. Struktur Organisasi Sekretariat Daerah Kota Bandar Lampung Sebelum
Restrukturisasi…………………………………………………………….81
Bagan 5. Struktur Organisasi Sekretariat Daerah Kota Bandar Lampung Sesudah
Restrukturisasi…………………………………………………………….89

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia mengalami perubahan yang cukup besar sejalan runtuhnya rezim Orde
Baru di bawah pimpinan Soeharto pada tahun 1998 lalu. Proses reformasi muncul
sebagai bentuk perubahan dari sistem pemerintahan sentralistik ke sistem
pemerintahan desentralistik. Perubahan ini juga terkait dengan aspek filosofi, teori
dan prinsip penyelenggaraan pemerintahan yang hendak dicapai. Perubahan ini
juga memberi peluang kepada daerah untuk mengatur rumah tangganya sendiri
secara luas dan bertanggungjawab, yang dikenal dengan otonomi daerah. Otonomi
daerah ini dilaksanakan berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah, yang selanjutnya direvisi dengan lahirnya UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah.

Otonomi

daerah sebagai

wujud pelaksanaan asas

desentralisasi

dalam

penyelenggaraan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah adalah
jawaban atas tuntutan masyarakat. Pemerintah daerah dapat melaksanakan
fungsinya untuk mengatur dan mengurus kewenangan daerah berdasarkan
kepentingan masyarakat daerah agar pelaksanaan fungsi pemerintahan tersebut

2

dapat dilaksanakan dengan baik, maka pemerintah daerah membutuhkan
organisasi perangkat daerah atau Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang
efektif dan efisien sebagai salah satu unsur atau bagian dari birokrasi.

Tampilan birokrasi yang besar akan berdampak menghabiskan banyak
sumberdaya daerah, fenomena ini telah banyak dilihat dalam praktek birokrasi
selama ini baik di tingkat pusat maupun daerah. Organisasi birokrasi daerah dari
Sabang sampai Merauke dibangun dan dikembangkan dengan menggunakan azas
uniformitas (penyamarataan). Akibatnya jenis dan jumlah lembaga yang
dikembangkan diseluruh wilayah Indonesia hampir sama. Padahal seharusnya hal
tersebut disesuaikan dengan kebutuhan daerah dan kebutuhan masyarakat.

Sejalan dengan pandangan di atas, Dwiyanto (2006:266) menyatakan bahwa
struktur pemerintah dan birokrasi sangat kompleks dan tidak jelas, karena misi
dan struktur tugas dan fungsi tidak pernah dirumuskan dengan jelas. Akibatnya
tumpang tindih dan benturan misi, tugas dan fungsi antar departemen, lembaga
nondepartemen, dan kantor menteri negara di pusat, antar dinas, kantor dan badan
di provinsi dan kabupaten menjadi tontonan yang dengan mudah ditemui dalam
penyelenggaraan kegiatan pemerintah dan pelayanan publik. Dengan memperjelas
misi disetiap organisasi, maka budaya birokrasi yang melakukan kegiatan diluar
misi tersebut dapat dihindari. Pengembangan birokrasi yang berorientasi pada
misi ini akan berdampak optimal dalam memperbaiki pelayanan publik jika
diikuti dengan restrukturisasi birokrasi.

3

Menurut

Sedarmayanti

(2010:324)

ditemukan

fakta

tentang

adanya

kecenderungan organisasi perangkat daerah yang terlalu besar dan kurang
didasarkan pada kebutuhan nyata di daerah yang membawa implikasi pada
pembengkakan organisasi perangkat daerah secara signifikan. Hal ini jelas
membawa pengaruh kepada alokasi anggaran yang tersedia di masing–masing
daerah. Misalnya, Dana Alokasi Umum (DAU) yang semestinya untuk
kepentingan belanja pegawai, pembangunan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana pelayanan publik, sebagian besar digunakan membiayai birokrasi
pemerintahan daerah.

Berdasarkan uraian di atas, jelas menunjukkan bahwa dalam penataan
kelembagaan yakni organisasi pemerintahan struktur organisasi mempunyai
peranan yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik,
dengan demikian akan memberikan pengaruh positif terhadap pencapaian kualitas
pelayanan. Akan tetapi apabila struktur organisasi tidak disusun dengan baik
maka

akan

dapat

menghambat

kualitas

pelayanan

publik

yang

baik.

Ketidakjelasan visi dan misi akan memberi peluang intervensi kepentingan lain
diluar organisasi, serta mengancam netralitas dan menghambat tercapainya
birokrasi yang memihak kepentingan rakyat.

Pembentukan organisasi perangkat daerah yakni SKPD daerah ditetapkan dengan
peraturan daerah yang berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun
2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Peraturan Pemerintah ini pada
prinsipnya memberikan arah dan pedoman yang jelas kepada daerah dalam
menata organisasi yang efisien, efektif, dan rasional sesuai dengan kebutuhan dan

4

kemampuan

daerah

masing-masing

serta

adanya

koordinasi,

integrasi,

sinkronisasi dan simplikasi serta komunikasi kelembagaan antara pusat dan
daerah. Besaran organisasi perangkat daerah yang dijelaskan dalam peraturan ini
sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor keuangan, kebutuhan daerah,
cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus dicapai, jenis dan
banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan
penduduk, potensi daerah yang berhubungan dengan urusan yang akan ditangani,
sarana dan prasarana penunjang tugas. Dalam peraturan pemerintah ini juga
dipertegas bahwa kebutuhan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing
tidak senantiasa sama dan seragam.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 ini, juga ditetapkan kriteria
untuk menentukan jumlah besaran organisasi perangkat daerah masing-masing
pemerintah daerah dengan variabel jumlah penduduk, luas wilayah dan jumlah
APBD, yang kemudian ditetapkan masing-masing variabel yaitu 40% (empat
puluh persen) untuk variabel jumlah penduduk, 35% (tiga puluh lima persen)
untuk variabel jumlah wilayah dan 25% (dua puluh lima persen) untuk variabel
jumlah APBD, serta menetapkan variabel tersebut dalam beberapa kelas interval.
Berdasarkan hasil observasi dan penelusuran dokumentasi, di Sekretariat Daerah
Kota Bandar Lampung dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir ini sudah
melakukan restrukturisasi organisasi sebanyak 2 (dua) kali, yakni pada tahun 2008
dan pada tahun 2011 lalu, dengan alasan memaksimalkan dan mengoptimalkan
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi masing-masing organisasi pemerintahan
daerah yang ada dan juga dalam rangka penghematan anggaran. Pada
restrukturisasi organisasi yang dilakukan pada tahun 2008 lalu, yang berpedoman

5

pada Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 2 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Bandar Lampung. Sekretariat
Daerah Kota Bandar Lampung tersusun dari 3 Asisten Bidang yang membawahi 9
Bagian serta 27 Sub Bagian dengan rincian tugas pokok dan fungsi yang diemban
oleh masing-masing organisasi perangkat daerah tersebut sesuai dengan bidang
kerjanya masing-masing.

Kendatipun restrukturisasi tersebut telah dilakukan dalam rangka pencapaian
tujuan yang hendak dicapai seperti yang telah dijelaskan di atas, namun belum
terlihat perubahan yang signifikan dari apa yang sebenarnya diharapkan yakni
pelaksanaan tugas yang semakin efektif dan efisien dengan anggaran yang lebih
minimalis, sehingga Sekretariat Daerah Kota Bandar Lampung melakukan
restrukturisasi organisasi kembali yang dilakukan pada tahun 2011 yang
berpedoman pada Peraturan Walikota Bandar Lampung No. 64 Tahun 2011
tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kota Bandar Lampung
dengan hasil 4 Asisten Bidang yang membawahi 10 Bagian serta 27 Sub Bagian
didalamnya.

Kelemahan desain penataan kelembagaan di daerah melalui Peraturan Pemerintah
Nomor 41 Tahun 2007 adalah karena Peraturan Pemerintah ini lebih melihat
persoalan kelembagaan semata-mata sebagai persoalan struktur kelembagaan.
Standarisasi yang ketat yang dibuat oleh Peraturan Pemerintah ini tidak
mempertimbangkan dimensi lain dari kelembagaan daerah seperti aparatur, sistem
tata laksana, dan nilai dasar organisasi. Hal ini terlihat dari esensi kebijakan yang
lebih menekankan pada tiga hal:

6

1.

Penyeragaman nomenklatur kelembagaan daerah;

2.

Penentuan jumlah kelembagaan daerah yang berbasis pada hasil perhitungan
atas variable jumlah penduduk, luas wilayah, dan jumlah APBD;

3.

Perumpunan

kelembagaan

daerah,

meskipun

juga

menentukan

beberapa perubahan lain seperti perubahan eselonisasi pejabat daerah.

Pembentukan kelembagaan atau organisasi perangkat daerah akan sangat
berpengaruh pada pencapaian kinerja birokrasi publik, karena struktur akan
mengikuti strategi (structure follow strategy) yang diterapkan organisasi, bukan
sebaliknya strategi yang mengikuti struktur

(strategy follow structure) yang

akhirnya mengakibatkan proliferasi atau perkem-bangbiakan kelembagaan.

Dalam praktiknya, Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 juga telah
menciptakan

berbagai

kerumitan

mengiringi

konsekuensi

besar

yang

menyertainya. Berbagai standarisasi yang dirumuskan dalam regulasi ini pada
akhirnya cenderung terlihat sebagai manifestasi kepentingan pusat untuk
melakukan resentralisasi pemerintahan ketimbang penataan kelembagaan untuk
efektivitas pemerintahan daerah. Masalah efisiensi dan pelayanan publik
tampaknya menjadi urutan berikutnya. Hal ini juga tampak pada semangat
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 yang justru lebih banyak berpihak
kepada birokrasi dari pada pelayanan publik. Hal ini terlihat dari besarnya
organisasi perangkat daerah melebihi dari yang diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2003. Perubahan ini, kemudian menjadi hal menarik untuk
diteliti, khususnya kaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan pasca penerapan

7

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah pada Lingkup Sekretariat Daerah Kota Bandar Lampung.

Berdasarkan permasalahan di atas peneliti tertarik untuk melihat efektivitas
restrukturisasi organisasi perangkat daerah, dimana yang telah dilaksanakan tidak
mampu

mewujudkan

organisasi

yang

benar-benar

berkompeten

dalam

menjalankan tugas pokok dan fungsinya, karena beban tugas yang diemban sudah
melebihi kapasitas organisasi yang ada di Sekretariat Daerah Kota Bandar
Lampung yang berujung pada ketidakefektifan, penyusunan yang kurang tepat
menyebabkan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang-bidang tertentu tidak
efektif dan efisien. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti dan mengambil
judul dalam penulisan skripsi ini adalah “Efektivitas Restrukturisasi Organisasi
Sekretariat Daerah (Studi pada Pemerintahan Daerah Kota Bandar Lampung
Tahun 2014)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan masalah di atas maka rumusan masalah
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana efektivitas restrukturisasi organisasi sekretariat daerah yang
dilaksanakan oleh pemerintahan daerah Kota Bandar Lampung?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan restrukturisasi
organisasi sekretariat daerah yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah Kota
Bandar Lampung?

8

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mendeskripsikan secara lebih mendalam mengenai keefektifan
restrukturisasi

organisasi

sekretariat

daerah

yang

dilaksanakan

oleh

Pemerintahan daerah Kota Bandar Lampung
2. Untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi pada pelaksanaan
restrukturisasi organisasi sekretariat daerah yang dilaksanakan oleh pemerintah
daerah Kota Bandar Lampung

D. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memerluas atau
menambah wawasan Ilmu Administrasi Publik, khususnya studi tentang
pengembangan organisasi.
2. Secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
masukan atau referensi bagi lembaga pemerintah yang terkait, dalam perbaikan
struktur organisasi.

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Restrukturisasi Organisasi

1. Pengertian Restrukturisasi Organisasi
Restrukturisasi berasala dari kata re- dan struktur, maka struktur organisasi
berkaitan dengan hubungan yang relatif tetap diantara berbagai tugas yang ada
dalam organisasi. Menurut Handoko (2006:114), restrukturisasi organisasi atau
desain organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal
dengan mana organisasi dikelola dimana struktur organisasi menunjukkan
kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsifungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi maupun orang-orang yang menunjukkan,
tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.

Menurut Gitosudarmo (2001:90), struktur organisasi berkaitan dengan hubungan
yang relatif tetap diantara berbagai tugas yang ada dalam organisasi dimana
proses untuk menciptakan struktur tersebut, dan pengambilan keputusan tentang
alternatif struktur disebut dengan nama desain organisasi. Selanjutnya, Robbins
(2006:77) mengartikan restrukturisasi organisasi sebagai sebuah proses redesain
atau penataan ulang terhadap tatanan birokrasi yang telah ada ketika terjadi
dinamika pada lingkungan baik internal maupun eksternalnya maka birokrasi juga

10

harus mengadaptasi dinamika tersebut agar dapat berkembang. Adaptasi terhadap
dinamika yang terjadi menyebabkan birokrasi harus tampil sesuai dengan realita
yang ada. Restrukturisasi atau penataan kembali organisasi birokrasi pada
hakekatnya adalah aktivitas untuk menyusun satuan organisasi birokrasi yang
akan diserahi bidang kerja, tugas atau fungsi tertentu.

Don Hellriegel (2001:474) mendefinisikan desain organisasi sebagai proses
penilaian dan pemilihan struktur dan sistem formal komunikasi, bidang SDM,
koordinasi, kontrol, kewenangan dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan
organisasi. Secara prinsip, desain organisasi harus mampu:
a. Menyalurkan informasi dan pembuatan keputusan berdasarkan kepentingan
stakeholders.
b. Menentukan kewenangan dan tanggung jawab dalam tugas,bagian dan
departemen.
c. Menyeimbangkan integrasi antara pekerjaan, tim, departemen dan bagian
dengan kemampuan adaptasi terhadap perubahan lingkungan.

Sehingga hakikat desain organisasi mengacu pada pola penyesuaian struktur
organisasi (bisa berwujud strukturisasi, restrukturisasi atau reformasi) agar tujuan
organisasi dapat tercapai. Desain organisasi berhubungan dengan penggunaan
prinsip-prinsip organisasi. Kemudian, desain sebuah organisasi sedikit-banyak
akan dipengaruhi oleh tiga faktor di bawah ini :
a. Faktor Lingkungan, yang mencakup lingkungan eksternal dan memiliki
dampak langsung terhadap kehidupan organisasi.

11

b. Faktor Strategi, membuat organisasi mampu menunjukkan kemampuannya
yang unik. Organisasi harus mempunyai keunggulan yang kompetitif pada
berbagai hal.
c. Faktor Teknologi, berperan pada waktu pembentukan kelompok-departemen,
pendelegasian kewenangan dan tanggung jawab serta suatu mekanisme
terpadu.

Restrukturisasi organisasi (desain organisasi) dapat didefinisikan sebagai
mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur
organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubunganhubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi maupun orangorang yang menunjukkan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbedabeda dalam suatu organisasi (Handoko, 2006:114). Pentingnya struktur organisasi
dikemukakan oleh Gitosudarmo (2001:23) bahwa keunggulan kompetitif
organisasi antara lain ditentukan oleh struktur yang ramping “lean dan mean”
atau dalam bahasa yang lain disebut “miskin struktur kaya fungsi” sejalan dengan
perspektif Osborn dan Gaebler dalam bukunya yang berjudul mewirausahakan
birokrasimentranformasi semangat wirausaha ke dalam sektor publik yang
menyatakan bahwa dengan adanya pergeseran peran pemerintah dari “rowing”
mendayung ke “steering” mengarahkan maka organisasi birokrasi pemerintah
juga harus mampu mengadaptasi hal tersebut. Restrukturisasi birokrasi juga
haruslah mampu menghasilkan sebuah struktur yang ramping, fleksibel, responsif,
dan efisien.

12

2. Tujuan Restrukturisasi Organisasi
Adapun tujuan restrukturisasi organisasi menurut Goiullart dan Kelly (1995:7)
adalah “menyiapkan organisasi untuk dapat mencapai tingkat kompetisi yang
digunakan, hal ini berhubungan dengan organisasi yang ramping dan fit”.
Organisasi Pemerintah sebagai organisasi publik yang telah mengadakan
restukturisasi dimana struktur organisasinya disesuaikan dengan tujuan organisasi
yaitu untuk kesejahteraan seluruh masyarakat, maka akan berpengaruh terhadap
kualitas pelayanan kepada masyarakat itu sendiri. Restrukturisasi tidak bisa dilihat
hanya dari perampingan organisasi, SDM, atau kinerjanya saja akan tetapi juga
harus diperhatikan bahwa restukturisasi adalah sebuah sistem yang saling
mempengaruhi satu sama dengan lainnya dalam pencapaian tujuan organisasi.

3. Struktur Organisasi
Menurut Reksohadiprojo dan Handoko (2007:90) menjelaskan bahwa struktur
organisasi merupakan perwujudan yang menunjukkan hubungan diantara fungsifungsi dalam suatu organisasi serta wewenang dan tanggungjawab setiap anggota
organisasi yang menjalankan tugasnya. Pendapat lain dikemukakan oleh
Schermerchon (dalam Leily, 2008:11) struktur organisasi adalah sistem
penugasan, hubungan pelaporan, dan komunikasi yang menghubungkan pekerjaan
individu-individu dan kelompok-kelompok menjadi satu. Setiap struktur
organisasi mencerminkan pengalokasian pekerjaan ke dalam divisi-divisi tenaga
kerja juga menunjukkan koordinasi hasil kinerja sehingga tujuan organisasi dapat
dicapai dengan baik.

13

Berdasarkan konsep di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa dalam
mewujudkan struktur organisasi yang baik perlu adanya koordinasi sistem
penugasan, hubungan pelaporan, dan komunikasi yang menghubungkan pekerjaan
individu-individu dan kelompok-kelompok serta fungsi-fungsi, wewenang dan
tanggung jawab setiap organisasi sehingga tujuan organisasi dapat tercapai
dengan baik.

1. Komponen Organisasi
Selanjutnya juga dijelaskan bahwa struktur organisasi diwujudkan dalam bentuk
bagan organisasi. Bagan organisasi menggambarkan pengaturan posisi kerja suatu
organisasi, termasuk juga bagaimana berbagai posisi tersebut berhubungan satu
sama lain melalui garis otoritas dan komunikasi, serta mencerminkan bagaimana
organisasi (Laily, 2008:13), misalnya seperti antara lain:
a. The division of work (posisi dan jabatan menggambarkan tanggungjawab
kerja)
b. Supervisi relationship (garis-garis yang mencerminkan siapa melapor kepada
siapa)
c. Communications

channels,

(garis-garis

yang

mencerminkan

saluran

komunikasi).Major subunits (posisi-posisi tertentu yang harus melapor kepada
manajer tertentu)
d. Level of managements (berapa tingkat atau lapis manajemen secara vertikal).

Kegiatan mendesain menurut Robbins (2006:87) struktur organisasi menetapkan
bagaimana tugas akan dibagi, siapa melapor kepada siapa, dan mekanisme
koordinasi yang formal serta pola interaksi yang akan diikuti. Sebagai suatu

14

bentuk formalisasi (penegasan secara formal) untuk mencapai koordinasi di antara
pola-pola interaksi yang terdapat atau terjadi diantara para personel organisasi,
terdapat tiga komponen struktur organisasi yang meliputi :
a. Kompleksitas
Semakin banyak ragam atau diferensiasi dalam tugas, kedudukan dan
kegiatan, akan semakin kompleks organisasinya. Diferensiasi itu berwujud
jenis spesialisasi, tata pembagian kerja, jumlah peringkat (level/eselon) pada
hierarki dan bahkan branches di berbagai tempat.
b. Formalisasi
Ialah banyaknya aturan-aturan (rules) atau regulasi dan prosedur untuk
mengatur dan mengarahkan perilaku pegawai. Makin banyak peraturan, makin
tinggi tingkat formalitasnya.
c. Sentralisasi
Menyangkut lokasi pada satu pusat pengambilan keputusan. Dibalik itu
terdapat pula organisasi yang didesentralisasi, bahkan memberi otonomi
kepada unit-unit yang berada jauh dari pusat. Tingkat sentralisasi menentukan
tipe struktur organisasi. Makin banyak pelimpahan wewenang akan
menghasilkan struktur organisasi yang melebar. Sentralisasi dan desentralisasi
merupakan dua bentuk ekstrim sistem pengambilan keputusan organisasional.

2. Proses Penyusunan Struktur Organisasi
Ada tahapan proses penyusunan struktur organisasi menurut Prajudi Atmosudirdjo
(1999), yaitu :
a. Melakukan Review Rencana dan Tujuan

15

Plans menentukan maksud organisasi dan goals menentukan kegiatan yang
harus atau akan dijalankan.
b. Menentukan Work Activities untuk Mencapai Objectives
Dimulai membuat rincian daftar kegiatan kerja, lalu merinci tugas apa yang
harus dijalankan.
c. Klasifikasi dan Penggolongan
Menilai kegiatan yang diidentifikasi lalu menentukan sifatnya, kemudian
aktivitas itu dikelompokkan menjadi unit dengan desain pola, penamaan untuk
menjadi struktur organisasi.
d. Pemberian Assignment dan Pendelegasian Wewenang
Penugasan kepada individu dan pelimpahan wewenang supaya dapat
menyelesaikan tugas.
e. Mendesain Hierarki Pimpinan dan Pengambil Keputusan
Mencakup penentuan tatanan hubungan operasional vertikal, horisontal dan
menyilang yang bersifat integratif serta lahirnya bagan organisasi. Sehingga
struktur organisasi dapat kita pahami sebagai suatu wujud formal untuk
menemukan koordinasi dalam hubungan timbal balik yang terdapat pada
setiap anggota organisasi, yang bisa kita cermati dari kondisi normatif dan
perilakunya.

Penataan struktur organisasi dan tata kerja seharusnya tidak boleh lepas dari
pendekatan miskin struktur kaya fungsi yang berarti bahwa suatu organisasi yang
kecil namun memiliki fungsi yang besar. Organisasi yang besar dapat
menciptakan ketidakefisienan dalam berbagai hal. Namun tidak dapat dipungkiri
bahwa restrukturisasi organisasi yang dilakukan merupakan salah satu bentuk

16

harapan dan keinginan pengefektifan fungsi pemerintah dalam rangka
melaksanakan tugas pokok dan fungsi organisasi pemerintahan itu sendiri.
Melalui restrukturisasi diharapkan fungsi pemerintahan akan semakin efektif dan
efisien.

B. Konsep Organisasi

1. Pengertian Organisasi
Menurut Robbin (2006:4) organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang
dikoordinasikan yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk
mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Organisasi itu ada untuk
mencapai sesuatu. “Sesuatu” ini adalah tujuan, dan tujuan tersebut biasanya tidak
dapat dicapai oleh individu–individu yang bekerja sendiri atau jika mungkin hal
tersebut dicapai secara lebih efisien melalui usaha kelompok tidak perlu semua
anggota mendukung tujuan organisasi secara penuh namun definisi kita
menyatakan adanya kesepakatan umum mengenai misi organisasi.

Sedangkan Leavitt (terjemahan Muslicah Zarkasi, 2008:318), memandang
organisasi sebagai suatu sistem yang lengkap terdiri dari interaksi dari empat
variabel utama, yaitu:
1. Task atau tugas yang meliputi unsur keluaran (out put) produksi atau tujuan
dari organisasi
2. Struktur, yaitu yang kaitannya dengan badan organisasi kebijaksanaan
ketentuan perundang-undangan dan lain-lain yang sejenis
3. People atau orang-orang yang berada pada organisasi tersebut

17

4. Teknologi atau peralatan teknis yang digunakan oleh suatu organisasi untuk
menghasilkan produknya baik berupa barang ataupun jasa.

Dimock (dalam Handayaningrat, 1991) memberikan definisi organisasi sebagai
perpaduan secara sistematis dari bagian-bagian yang saling bergantung atau
berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan,
koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Jadi, organisasi dapat didefinisikan yaitu adanya sekelompok orang yang
mempunyai tujuan bersama yang hanya dapat diselenggarakan dengan kerjasama
atau usaha bersama antara anggota-anggota kelompok agar kerjasama berjalan
dengan baik dan teratur maka diadakan pembagian kerja di bawah suatu
pimpinan.

2. Jenis- Jenis Organisasi
Jenis organisasi antara lain adalah organisasi publik dan organisasi non publik.
Terkait dengan permasalahan yang akan diteliti, kita perlu lebih menajamkan
pemahaman kita mengenai organisasi publik. Dalam birokrasi atau pemerintah,
kegiatan organisasi dilakukan berdasarkan sistem aturan abstrak yang konsisten
dan terdiri atas penerapan aturan-aturan. Sistem standar ini dirancang untuk
menjamin keseragaman tidak hanya dalam pelaksanaan setiap tugas, tetapi juga
dalam koordinasi bermacam tugas. Aturan dan pengaturan yang eksplisit
membatasi kewajiban masing-masing anggota organisasi dan hubungan di antara
mereka.

Selanjutnya, Miftah Thoha (2002) membedakan organisasi publik dengan
organisasi lainnya melalui aspek-aspek berikut ini :

18

a. Pelayanan yang diberikan oleh organisasi publik dianggap lebih penting dari
pada organisasi privat (swasta). Hal ini menyangkut kepentingan semua
lapisan masyarakat yang jika diserahkan ke pihak lain, maka dikhawatirkan
tidak berjalan dengan baik.
b. Pelayanan yang diberikan oleh organisasi publik lebih bersifat monopoli atau
semi monopoli, artinya relatif sulit untuk dibagi-bagi dengan organisasi
lainnya.
c. Dalam pemberian pelayanan umum, organisasi publik dan administratornya,
berdasarkan undang-undang atau peraturan lainnya, memberikan warna
legalitas. Dengan demikian, pelayanan akan “lambat” menyesuaikan diri
dengan berbagai perubahan.
d. Organisasi publik dalam melayani masyarakat tidak ditentukan atas dasar
harga pasar seperti layaknya perusahaan.
e. Usaha-usaha organisasi publik akan dirasakan langsung oleh masyarakat,
sehingga pelaksanaannya harus adil, proporsional, tidak memihak, bersih dan
mengutamakan kepentingan masyarakat.

Fungsi-fungsi dasar organisasi pemerintah mencakup: pertama, merumuskan
kebijakan publik yang meliputi pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan keamanan
melalui proses analisis situasi, alternatif perubahan di masa mendatang,
penyusunan strategi dan program serta evaluasi penilaian strategi dan program.
Kedua, pengendalian perilaku organisasi dan organisasi publik, yang mencakup
struktur, kepegawaian, keuangan, perbekalan, tatausaha kantor dan hubungan
masyarakat. Ketiga, penggunaan teknologi manajemen publik, diantaranya
kepemimpinan, komunikasi, koordinasi dan pengawasan.

19

3. Karakter-Karakter Organisasi
Popovich (dalam LAN, 1998:12) mengemukakan bahwa ada 8 karakteristik
organisasi berbasis kinerja, yakni :
a. Mempunyai misi yang jelas.
b. Menetapkan hasil yang akan dicapai dan fokus pada pencapaian keberhasilan
tersebut.
c. Memberdayakan para pegawainya.
d. Memotivasi individu dalam organisasi untuk meraih sukses.
e. Bersifat fleksibel dan bisa beradaptasi dengan kondisi yang baru.
f. Selalu berkompetisi meningkatkan kinerja.
g. Selalu menyempurnakan prosedur kerja untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.
h. Selalu berkomunikasi dengan stakeholders.

Dengan demikian, organisasi yang dimaksudkan disini adalah organisasi dalam
arti struktur yaitu yang terdiri dari satuan-satuan organisasi beserta segenap
pejabat, kekuasaan, tugasnya, dan hubungan satu sama lain dalam rangka
mencapai suatu tujuan tertentu. Meningkatkan kemampuan, kemandirian dan
kreativitas daerah disamping perlunya dukungan kualitas aparatur yang memadai,
maka dari dimensi organisasi juga harus memadaiini sejalan dengan apa yang
dikatakan Soewarno Handayaningrat (2004:54) bahwa aspek-aspek yang
mempengaruhi aparatur pemerintah daerah disamping aspek kepegawaian juga
ada aspek kelembagaan. Kelembagaan di sini adalah kelembagaan pemerintah
daerah otonom yang melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan,

20

yang merupakan susunan yang terdiri dari satuan-satuan organisasi beserta
segenap pejabat, kekuasaan, tugas dan hubungan-hubungan satu sama lain dalam
rangka pencapaian tujuan tertentu, (Robbin, 2006:128).

Berdasarkan konsep di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa dalam
mewujudkan suatu organisasi khususnya organisasi birokrasi yang baik dan sehat
maka dalam setiap organisasi perlu ditetapkan azas-azas atau prinsip-prinsip
tertentu karena azas-azas ini merupakan sarana perantara guna menciptakan iklim
yang baik bagi terwujudnya tujuan organisasi secara keseluruhan sehingga untuk
mewujudkan suatu organisasi yang baik serta efektif dan struktur organisasi yang
ada dapat sehat dan efisien maka dalam organisasi tersebut perlu diterapkan
beberapa asas atau prinsip organisasi (Pemerintahan Daerah Kota Bandar
Lampung) untuk menciptakan organisasi yang sehat serta efisien maka organisasi
tersebut

harus

melaksanakan

restrukturisasi

organisasi

dengan

adanya

restrukturisasi maka organisasi akan mudah di kendalikan dan terkontrol dengan
baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

C. Konsep Efektivitas

1. Pengertian Efektivitas
Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang efektivitas, berikut ini akan
dikemukakan beberapa konsep dari efektivitas. Dalam hal efektivitas F. Drucker
dalam Sugiyono (2010:23) menyatakan efektivitas merupakan landasan untuk
mencapai sukses. Selanjutnya Fremont E. Kas dalam Sugiyono (2010:23)
mengemukakan bahwa efektivitas berkenaan dengan derajat pencapaian tujuan
baik secara eksplisit maupun implisit, yaitu seberapa jauh rencana dapat

21

dilaksanakan dan seberapa jauh tujuan tercapai. Sedangkan menurut William N.
Dunn (2003:498) efektivitas (effectiveness) adalah suatu kriteria untuk menseleksi
berbagai alternatif untuk dijadikan rekomendasi didasarkan pertimbangan apakah
alternatif yang direkomendasikan tersebut memberikan hasil (akibat) yang
maksimal, lepas dari pertimbangan efisiensi.

Menurut Harbani Pasolong (2012:51) efektivitas pada dasarnya berasal dari kata
“efek” dan digunakan dalam istilah ini sebagai hubungan sebab akibat. Efektivitas
dapat dipandang sebagai suatu sebab dari variabel lain. Efektivitas berarti bahwa
tujuan yang telah direncanakan sebelumnya dapat tercapai atau dengan kata
sasaran tercapai karena adanya proses kegiatan. James L. Gibson dkk (1996:38)
dalam Harbani Pasolong (2012:51) mengatakan bahwa efektivitas adalah
pencapaian sasaran dari upaya bersama. Derajat pencapaian sasaran menunjukkan
derajat efektivitas. Tjokroamidjojo (1987:3) dalam Harbani Pasolong (2012:51)
mengatakan bahwa efektivitas, agar pelaksanaan administrasi lebih mencapai hasil
seperti direncanakan, mencapai sasaran tujuan yang ingin dicapai dan lebih
berdaya hasil. Sedangkan Keban (2004:1400 dalam Harbani Pasolong (2012:51)
mengatakan bahwa suatu organisasi dapat dikatakan efektif bila tujuan organisasi
atau nilai-nilai sebagaimana ditetapkan dalam visi tercapai. Nilai-nilai yang telah
disepakati bersama antara para stakeholder dari organisasi yang bersangkutan.
Menurut Komaruddin (1994:294) “efektivitas adalah suatu keadaan yang
menunjukkan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan terlebih dahulu”. Selanjutnya The Liang Gie (2000 : 24)
juga mengemukakan bahwa “efektivitas adalah keadaan atau kemampuan kerja

22

yang dilaksanakan oleh manusia untuk memberikan guna yang diharapkan”.
Sedangkan Gibson (1984 : 28) mengemukakan bahwa “efektivitas dalam konteks
perilaku organisasi merupakan hubungan antar produksi, kualitas, efisiensi,
fleksibilitas, kepuasan, sifat keunggulan dan pengembangan”. Selanjutnya Steers
(1985:87) mengemukakan bahwa “Efektivitas adalah jangkauan usaha suatu
program sebagai suatu sistem dengan sumber daya dan sarana tertentu untuk
memenuhi tujuan dan sasarannya tanpa melumpuhkan cara dan sumber daya itu
serta tanpa memberi tekanan yang tidak wajar terhadap pelaksanaannya”.
Sedangkan menurut Stephen P. Robbins (1994:85) keefektifan organisasi dapat
didefinisikan sebagai tingkatan pencapaian organisasi atas tujuan jangka pendek
(tujuan) dan jangka panjang (cara). Pemilihan itu mencerminkan konstituensi
strategis, minat pengevaluasi, dan tingkat kehidupan organisasi.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat diketahui bahwa efektivitas
merupakan suatu konsep yang sangat penting karena mampu memberikan
gambaran mengenai keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai sasarannya
atau dapat dikatakan bahwa efektivitas merupakan tingkat ketercapaian tujuan dari
aktivasi-aktivasi yang telah dilaksanakan dibandingkan dengan target yang tela