Jelang Konperensi Perubahan Iklim

„

WAWA SA N

„

JELANG KONFERENSI
PERUBAHAN IKLIM
Denpasar, 3-14 Desember 2007
alam waktu dekat In don esia
akan ter catat dalam sejar ah
sebagai salah satu tuan rum ah
kegiatan Kon feren si Perubahan Iklim .
Tulisan ini berusaha untuk m em berikan
sedikit gam baran tentang pentingnya isu
perubahan iklim dan kaitannya dengan
air m inum dan penyehatan lingkungan.

D

Pe n tin gn ya Ko n fe re n s i Pe ru bah an

Iklim
Betapa pen tin gn ya kon fer en si in i
dapat terlihat dari tam u penting yang
akan hadir diantaranya peraih penghargaan Nobel Perdam aian 20 0 7 Al Gore,
Sekretaris J enderal PBB, Ban Ki Moon,
dan Per dan a Men ter i Austr alia yan g
baru, Kevin Rudd. Kehadiran m ereka dan
12.0 0 0 peserta dari 189 negara didorong
oleh ken yataan yan g sedan g dihadapi
oleh seluruh dunia berupa peningkatan
tem peratur bum i. Data m en un jukkan
dalam 10 0 tahun terakhir tem peratur
global m eningkat 0 ,7 derajat Celcius, dan
diperkirakan akan m eningkat lebih dari 3
derajat Celcius pada tahun 210 0 jika
tidak terjadi perubahan laju produksi dan
kon sum si. Kon disi in i akan m em pengaruhi iklim dunia dengan konsekuensi
yang beragam m ulai dari peningkatan
per m ukaan laut yan g m en gakibatkan
ten ggelam n ya ban yak dar atan , pulau

bahkan negara kepulauan di Pasifik dan
Atlantik; terancam nya ketahanan pangan
kar en a tidak m en en tun ya iklim ; pen in gkatan jum lah pen der ita pen yakit
terkait air dan m asih ban yak lain n ya
(Selen gkapn ya pada Boks Dam pak
Pem anasan Global)

Pabrik-pabrik besar turut menyumbang karbondioksida penyebab pemanasan global.
Foto: www_8thfire_net.

Fakt a Pent ing


Kadar CO2 di at mosf er 200 t ahun lalu sekit ar 280 ppm ( part per mil l ion), dan saat
ini t elah mencapai 383 ppm. Jika kondisi ini t erus berlangsung, menurut Tim
Flannery dalam bukunya We ar e t he Weat her Maker s (2006), kadar CO2 akan mencapai 560 ppm. Apa yang t erj adi?. Temperat ur udara akan dapat meningkat sampai
4, 5 deraj at Celcius. Air laut naik sampai 90 cm.
 Negara maj u yang penduduknya hanya 15 persen dari populasi dunia menyumbang
hampir separuh emisi gas rumah kaca dunia (khususnya CO2) di at mosf er bumi.
Sebagai gambaran, j ej ak kaki (emisi CO2 yang dihasilkan dari gaya hidup) 19 j ut a

penduduk New York memiliki j ej ak kaki lebih dalam dibandingkan 766 j ut a orang
di 50 negara kurang berkembang.
 Panel Ant arpemerint ah unt uk Perubahan Iklim ( Int er gover nment al Panel on
Cl imat e Change/ IPCC) yang melibat kan sekit ar 2. 500 ahli dan 800 penulis ilmiah
mengkonf irmasi t erj adinya pengurangan j umlah es dan salj u di permukaan bumi.
Pada belahan bumi ut ara, t ut upan es pada musim semi berkurang sekit ar 2 persen
per dekade sej ak 1966. Pada wilayah Arkt ik, sej ak t ahun 1978 t ut upan es berkurang 2, 7 persen per dekade. „

Percik
Oktober 2007

15

„

WAWA SA N

Fakto r Pe n ye bab
Pem an asan global (global w arm in g) ter jadi kar en a
m enum puknya gas polutan yang disebut gas rum ah kaca yang

m erupakan selubung gas alam i yang pada konsentrasi tertentu
berfungsi m enjaga bum i tetap hangat dan nyam an dihuni. Gas
rum ah kaca diantaranya adalah karbondioksida (CO2), dinitroksida (N2O), m etana (CH4), sulfur heksafluorida (Sf6) dan
perfluorokarbon (PFCs). Nam un m eningkatnya konsentrasi gas
CO2 m erupakan penyebab utam a terjadinya pem anasan global
yan g dihasilkan dari pem bakaran bahan bakar fosil pada
kegiatan industri, transportasi, pem bakaran hutan dan perubahan tata guna lahan.
Kondisi ini diperparah oleh penipisan lapisan ozon (O3) di
atm osfer sebagai akibat penggunaan aerosol yang berlebihan.
Sem akin tipis ozon m aka sem akin leluasa radiasi gelom bang
pendek m atahari m em asuki bum i. Akibatnya terjadi efek rum ah
kaca. Suhu bum i m eningkat, m encairkan gunung es di kedua
kutub, sehingga m enaikkan perm ukaan laut dan m engubah pola
iklim dunia.
Pe rju an gan Pan jan g
Adalah Svante Arrhennius, ilm uwan Swedia, yang pertam a
kali m elontarkan kekhawatiran terjadinya pem anasan global
(global w arning) pada tahun 1894. Pada intinya ia m enyatakan
bahwa CO2 m erupakan unsur terpenting yang m engendalikan
suhu bum i. Kenaikan konsentrasi CO2 m engakibatkan kenaikan

suhu bum i. Penggunaan bahan bakar fosil yang berlebihan akan
m en jadi sum ber pen in gkatan CO2 yan g berdam pak pada
kenaikan suhu bum i.
Kekhawatiran ini belum m endapat sam butan sam pai kem udian Sidang Um um Persatuan Bangsa-Bangsa m em prakarsai
pem ben tukan In tergov ern m en tal N egotiatin g Com m ittee
(INC) yang bertugas m enegosiasikan draft m ateri konvensi
perubahan iklim . Hasilnya kem udian diajukan ke Konperensi
PBB untuk Lingkungan dan Pem bangunan (Konperensi Tingkat
Tinggi Bum i/ Earth Sum m it) di Rio de J aneiro tahun 1992, dan
disepakati m en jadi Kon ven si Keran gka Kerja PBB ten tan g
Perubahan Iklim .
Dim ulai pada tahun 1995 untuk pertam a kalinya digelar
Konperensi para Pihak (Conference of the Parties/ COP) di
Berlin. Seterusnya konperensi digelar setiap tahun dan pada
akh ir n ya In don esia m en dapat gilir an m en yelen ggar akan
Konperensi para Pihak ke-13 Konvensi Perserikatan BangsaBangsa m engenai Perubahan Iklim (United N ation Fram ew ork
Convention on Clim ate Change/ UNFCCC) dan sekaligus juga
Pertem uan para Pihak tentang Protokol Kyoto (Meeting of
Parties on Ky oto Protocol/ MOP) ke-3 di Nusa Dua, Bali Tanggal
13-14 Desem ber 20 0 7.

Pro to ko l Kyo to
Diantara rangkaian konperensi tersebut, Konperensi Kyoto
pada tahun 1997 m elahirkan dokum en paling penting yaitu
Protokol Kyoto. Dalam dokum en tersebut tercantum secara jelas

16

Percik
Oktober 2007

„

Dampak Pemanasan Global
a. Perubahan Iklim
 Peningkat an t emperat ur bumi
 Curah huj an yang lebih lebat .
Terj adi peningkat an curah huj an 2-3 persen per t ahun dan
musim huj an yang lebih singkat di Indonesia, yang dapat
meningkat kan resiko banj ir.
 Sahara dan gurun makin kering. Gelombang panas bahkan

makin sering t erj adi
 Musim dingin yang lebih dingin
b. Pertanian dan kehutanan
 Mengubah pola presipit asi, penguapan, air limpasan, dan
kelembaban t anah. Peningkat an suhu, musim huj an yang
pendek, dan curah huj an meningkat menj adi penyebabnya.
 Resiko t erj adinya ledakan hama dan penyakit t anaman
 Terancamnya ket ahanan pangan
Menurunnya produkt ivit as dan t ingkat produksi sebagai akibat t erganggunya siklus air karena perubahan pola huj an
dan meningkat nya f rekuensi anomali cuaca ekst rim. Dat a
Bappenas (2004), produkt ivit as pert anian Indonesia diperkirakan menurun dengan nilai set ara 6 miliar dolar AS per
t ahun.
 Kebakaran hut an. Udara kering, t erik mat ahari dan t iupan
angin mengakibat kan kebakaran hut an.
c. Kelautan
 Naiknya permukaan air laut rat a-rat a dunia, yang diperkirakan sekit ar 0, 77 mm per t ahun selama periode 1991-2004.
Kenaikan permukaan laut di Indonesia akan berdampak pada
penciut an lahan pert anian subur di sepanj ang pant ai.
 Pemanasan air laut yang memengaruhi keanekaragaman hayat i laut
d. Penyakit

 Peningkat an j umlah penyakit t erkait air dan dibawa melalui
vekt or.
 Pemanasan global akan mengacaukan iklim yang salah sat u
dampaknya adalah banj ir. Ket ika banj ir, beberapa penyakit
akan merebak sepert i diare, lept ospirosis.
 Perubahan iklim membuat nyamuk demam berdarah dan
malaria lebih berbahaya. Siklus hidupnya menj adi lebih pendek. Populasinya lebih mudah meledak.
e. Satwa
 Perubahan habit at . Hilangnya daerah pesisir berakibat pada
keanekaragaman hayat i sert a migrasi penduduk.
 Penurunan populasi amf ibi secara global
f. Krisis air tawar
 Lapisan es di kut ub dan puncak pegunungan meleleh,
sehingga siklus musim berubah drast is, dan dunia akan mengalami krisis air t awar. „

arahan nyata bagi pelaksanaan Konferensi Perubahan Iklim .
Target reduksi em isi gas rum ah kaca ditetapkan sebesar 5,2%
hingga 20 12. Selain itu, diperkenalkan pula praktek bisnis baru
yakni transaksi em isi gas rum ah kaca atau disebut carbon trading. Negara m aju yang tidak m am pu m em enuhi kewajibannya
dapat m em beli kredit karbon dari negara lain. Kredit karbon

adalah nilai uang dari jum lah em isi karbon yang berhasil dikurangi. Indonesia m enandatangani protokol ini pada tahun 1998
dan m eratifikasinya tahun 20 0 4.
Tercatat 3 (tiga) jurus nyata dalam protokol Kyoto untuk
m enekan gas rum ah kaca yaitu (i) perdagangan em isi (em issions

„

WAWA SA N

„

trading). Dim aksudkan sebagai transaksi
an tar a pih ak yan g ber h asil m en ekan
em isi karbon dengan pihak lain yang tak
bisa m em en uh i kewajiban ser upa.
Mekanism e ini berlaku di antara negara
industri m aju. J adi negara m aju yang
tidak dapat m em en uh i tar get pen gurangan em isi dapat terbebas dari kewajibannya dengan m em bayar negara m aju
lainnya yang bisa m em angkas em isi karbonnya dalam jum lah yang setara; (ii)
kerjasam a antarpihak (joint im plem entation ). Negara m aju yan g tidak dapat

m em en uh i tar get pen gur an gan em isi
dapat bekerja sam a dengan pihak lain
dalam sebuah pr oyek in dustr i yan g
m enekan em isi karbon; (iii) m ekanism e
pem bangunan bersih (clean developm ent
m echan ism / CDM). Peluan g kerjasam a
antara negara berkem bang yang tidak
dibebani pengurangan em isi karbon dengan negara m aju yang dikenai kewajiban m enurunkan em isi karbon.

Panel Antarpem erintah atas Perubahan Iklim (IPCC) m enawarkan rekom endasi m itigasi yang dinilai efektif m enurunkan em isi. Di sektor energi, m engurangi subsidi bahan bakar fosil, m enetapkan pajak karbon untuk bahan bakar
fosil, m ewajibkan energi terbarukan dan
diberi insentif subsidi. Di sektor transportasi, m engurangi penggunaan bahan
bakar fosil dan m enggantikan dengan
biofuel dan transportasi tidak berm otor.
Mem perbanyak transportasi m assal.
Dalam Protokol Kyoto telah diperkenalkan 3 skem a m itigasi yaitu perdagangan em isi, ker jasam a an tar pih ak, dan
m ekanism e pem bangunan bersih. Selanjutnya saat ini m ulai diperkenalkan skem a terbaru yaitu pengurangan em isi dari
deforestasi dan degradasi lahan. Skem a
ini m enawarkan penghutanan kem bali
atau pen cegah an per usakan h utan

(deforestation) sebagai salah satu cara
m engatasi pem anasan global.

Strate gi Pe n an gan an
Secara um um terdapat 2 (dua) strategi penanganan pem anasan global yang
disepakati dalam Kon ven si Ker an gka
Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa m engenai Perubahan Iklim (UNFCCC), yaitu
(i) m itigasi yang m eliputi pencarian cara
untuk m enahan laju em isi gas rum ah
kaca; (ii) adaptasi berupa cara m engatasi
dam pak perubahan iklim dengan m elakukan langkah penyesuaian yang tepat
dan bertindak untuk m engurangi berbagai efek negatifnya atau m em anfaatkan
efek positipnya.

Me n d u lan g D an a d ari Pe n ge lo laan
Sam p ah
Tanpa disadari, sebenarnya tum pukan sam pah dapat m engeluarkan em isi gas
rum ah kaca terutam a CO2 dan m etana.
Sebagai gam baran, sam pah kota Bandung m enghasilkan 30 0 .0 0 0 ton CO2 per
tahun (LPPM ITB). Sem entara sam pah
yang ada tersebut dapat dibakar sebagai
bahan baku pem bangkit listrik sehingga
em isi gas buang jadi nol. Inilah yang kem udian m enjadi peluang untuk m endapatkan dan a m elalui skem a CDM.
J um lah em isi CO2 yang dikurangi dapat

Tips AMPL Mengurangi Emisi Gas
a. Jangan membakar sampah di pekarangan rumah. Asapnya mengeluarkan gas CO2
dan dioksin.
b. Prakt ekkan prinsip 3 R (kurangi, gunakan kembali, daur ulang/ reduce, reuse, dan
recycle) sehingga j umlah t imbulan sampah menj adi berkurang.
c. Jangan menggunakan t as plast ik. Didunia, dari 500 milyar t as plast ik yang digunakan, hanya 3% yang didaur ulang. Gunakanlah t as dari kert as at au mat erial yang
gampang didaur ulang.
d. Tisu dan kert as bekas j angan dibuang. Langkah ini dapat mengurangi penebangan
pohon unt uk keperluan pembuat an kert as dan t isu. Set iap t on kert as yang didaur
ulang akan menyelamat kan 19 pohon (Sumber: Gat ra).

ditukar dengan sejum lah dana. J ika satu
ton dihargai USD 10 m aka nilai tukar
em isi CO2 sam pah Bandung adalah sebesar Rp. 27 m iliar setahun.
Pengurangan em isi gas m etana m elalui pem bakaran gas m etana juga dapat
dikonversi m enjadi uang m elalui skem a
CDM. Cara yang dapat dilakukan adalah
dengan m elakukan ferm entasi alam iah
yaitu dengan m em adatkan sam pah. Gas
m etana yang dihasilkan kem udian dibakar . Pem bakar an m etan a m em an g
m enghasilkan gas karbon. Nam un m etana m em punyai daya rusak 23 kali lebih
besar dari gas karbon. Sehingga nilai 1
kubik gas m etana adalah sebanding dengan 23 kubik gas karbon. Artinya pem bakaran 1 kubik gas m etana akan m engurangi em isi gas karbon sebesar 22 kubik.
Pengurangan em isi gas karbon ini yang
dapat ditukar dengan sertifikat reduksi
em isi (Certified R eduction Em ission/ CER), yang kem udian dijual kepada
negara m aju. Dengan m em beli sertifikat
ini m aka negara m aju tersebut dianggap
telah m engurangi em isinya setara dengan
nilai CER tersebut.
Tentu saja sam pai saat ini m asih terdapat kontroversi dibalik pem anfaatan
sam pah sebagai bah an baku listr ik.
Dalam prosesn ya, tern yata dihasilkan
dioksin dan gas asam dari proses pem bakaran sam pah. Keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.
Nam un, penelitian m enunjukkan bahwa
dioksin han ya dihasilkan ketika pem bakaran dibawah 80 0 derajat Celcius. Sem entara gas asam dapat dihindari dengan pengoperasian reaktor circulating
fluidized bed (RCB).
Bagaim an a Ko n d is i In d o n e s ia?
Menurut Global Fluid Dy nam ic dan
Goddart In tern ation al Sp ace Study ,
diperkirakan suhu udara di Indonesia
akan m en in gkat 2 hin gga 4,2 derajat
Celcius sam pai tahun 20 50 -20 70 .
Walaupun dem ikian, pada saat ini
m ulai terlihat beberapa fenom ena yang
m en un jukkan terjadin ya im bas pem anasan global di Indonesia. Diantaranya
(i) m akin m enipisnya salju yang dulu
m enyelim uti puncak Pegunungan J aya-

Percik
Oktober 2007

17

„

wijaya, Papua, (ii) tem per atur udar a
beberapa kota seperti J akarta, Medan,
Denpasar m ulai m eningkat pada kisaran
0 ,2 sam pai 3 derajat Celcius, (iii) curah
h ujan yan g lebih ban yak sem en tar a
m usim kem arau lebih panjang, (iv) sekitar 20 pulau kecil telah tenggelam karena
kenaikan perm ukaan air laut yang sekitar
0 ,5 sentim eter per tahun, (v) krisis air
m ulai terjadi. Aliran air hujan ke Daerah
Aliran Sungai (DAS) Citarum , J awa Barat
sebagai akibat m eningkatnya tem peratur
dan perubahan tata guna lahan.
Dalam jan gka pan jan g In don esia
akan m enghadapi beberapa kondisi yang
kritis diantaranya Indonesia m em iliki garis pantai yang sangat panjang, yang rentan terhadap dam pak kenaikan perm ukaan air laut. Ratusan pulau di Nusantara
dikhawatirkan akan ten ggelam . Kekacauan iklim berdam pak pada perubahan
m usim sehingga ancam an kelaparan akibat kegagalan panen juga m akin nyata.
Ketergantungan bahan bakar fosil di
In don esia m akin m en in gkat. Men urut
pr ediksi Badan En er gi In ter n asion al
(20 0 7), ketergantungan Indonesia pada
bahan bakar fosil m eningkat dari 69%
(20 0 2) m enjadi 82% (20 0 6). Upaya pengem bangan sum ber energi ram ah lingkun gan m asih terken dala dan m in im
insentif.

WAWA SA N

„

Lapisan es di kutub mencair sebagai akibat meningkatnya perubahan iklim dunia.
Foto: www_rcom_marum_de

Di per kotaan , tim bulan sam pah
sem akin m en in gkat yan g ber peluan g
m eningkatkan em isi gas karbon dan gas
m etan akibat kurang terkelolanya tem pat
pengolahan akhir (TPA) sam pah. Seluruh
TPA m asih m em praktekkan sistem open
dum ping. Praktek 3 R yang dapat berpoten si m en guran gi tim bulan sam pah
m asih belum m endapat perhatian serius
pem erintah daerah.

Emisi Karbon Indonesia


Emisi karbon di AS 20, 01 t on per kapit a per t ahun, Aust ralia 19, 36, Kanada 18, 4,
Jepang 9, 37, Cina, 3, 6, Brasil 1, 83, Indonesia 1, 4 (sebagian t erbesar berasal dari
kebakaran hut an), India 1, 02 dan Bangladesh 0, 27.
 Hasil penelit ian Wet lands Int ernat ional and Def l Hydraulics (2007) Belanda, menempat kan Indonesia sebagai penyumbang ket iga t erbesar emisi gas CO2 set elah Amerika
Serikat (6. 300 Mt CO2e) dan Cina (5. 000 Mt CO2e). Sement ara Indonesia menyumbang
sekit ar 3. 000 Mt CO2e
 Indonesia menyumbang sepert iga dari 20% emisi global yang berasal dari def orest asi.
 Sumber Emisi Tahunan Gas Rumah Kaca di Indonesia
z Def orest asi dan konversi lahan yang menyumbang sekit ar 85% dari t ot al emisi t ahunan rumah kaca. Penggundulan hut an, degradasi lahan gambut dan kebakaran
hut an menj adi penyumbang t erbesar.
z Sekt or energi (indust ri, pembangkit liet rik, t ransport asi) yang menyumbang sekit ar
10%. Walaupun nilainya j auh lebih kecil t et api menunj ukkan pert umbuhan yang signif ikan.
z Pert anian, sebagian besar dari produksi padi yang menyumbang 4%
z Persampahan, yang meskipun kecil sebesar 1% t et api menj adi penghasil emisi
t erbesar keenam di sekt or sampah dunia. „

18

Percik
Oktober 2007

Ketidakkon sisten an lan gkah pem erintah Indonesia, baik antara pusat-daerah m aupun pusat-pusat. Sebagai ilustrasi, perubahan iklim perlu diadaptasi
den gan salah satun ya m er ubah pola
tan am seper ti diver sifikasi pr oduksi
diantaranya dengan m engurangi ketergantungan pada sistem bertani sawah
yang selain boros air juga m enyum bang
pada penam bahan em isi gas m etana. Dilain pihak, pem erintah m engalokasikan
dana untuk perluasan sawah term asuk
dengan m enebang hutan.
Isu perubahan iklim masih dilihat hanya
sebagai isu lingkungan. Akibatnya usaha
adaptasi yang dilakukan masih berat pada
aspek lingkungan saja. Sementara pemanasan global terkait juga dengan isu ekonomi. Upaya mengarusutamakan pemanasan
global dalam pembangunan nasional belum
terlihat hasilnya.
Kem am puan pen dan aan In don esia
m asih rendah tetapi upaya untuk m enggunakan peluang m endapatkan dana dari
skem a m ekanism e pem bangunan bersih
(CDM) juga belum digarap. Potensi CDM
Indonesia m encapai USD 81,5 juta sam pai USD 126 juta nam un sam pai saat ini
baru sem bilan proyek CDM Indonesia
yang telah terdaftar di Badan Eksekutif
CDM. „ OM dari berbagai sumber