Perubahan Iklim.

Pikiran Rakyat

o Senin o Setasa
1
17

~

2
18

QJan

3
19
.Peb

456
20

21


o Mar

OApr

.

o Kamis 0

Rab'u

7
22

OMei

8

9


23

OJun

10

e

24

Jumat
11

o Sabtu 0 Minggu
12

0 Jut 0 Ags

13
27


26

o Sep

14
28

0

Okt

15
29

0

16
30


Nov

0

31
Des

Prof Christian Azar

ONDISI cuaca clan iklim secara umum,
terasa kian tak bersahabat. Namun, benarkah
isu pemanasan global (global warming)
adalah salah satu bentuk kampanye negara maju untuk (selalu) mendikte negara berkembang? Pertanyaan
itu secara kritis dilontarkan salah seorang mahasiswi
Unpad, pada ceramah publik bertema "Climate
Change and The Future of Energy", di Bale Rumawat
Padjadjaran, Unpad Bandung, beberapa waktu lalu.
Prof. Christian Azar, pakar energi dan lingkungan dari Chalmers University ofTecbnology (Swedia)
yang memberikan materi ceramah menjawab tegas.
"Skeptisisme itu boleh saja mencuat secara kritis sebagai respons atas sikap I)egara maju, yang dianggap

kerap mendikte. Akan tetapi, secara empirik clan data-data ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan,
kejadian perubahan iklim bukan sesuatu yang harns
diragukan," kata penasihat PM Swedia bidang
lingkungan ini.
Bukti-bukti perubahan iklim sudah harns diyakini
clan menjadi kesadaran semua pihak. Skala clan per-

K

...,

cepatan dari dampaImya terhadap kehidupan manusia dan ekosistem akan semakin meningkat. "Dengan laju peningkatan saat ini, permukaan air laut pada 2100 akan meningkat sebesar 280-340 mm dari
level 1990. Ini artinya, peta dunia harus digambar
ulang. Negara-negara yang terletak sejajar atau di
bawah permukaan air laut akan dilanda banjir atau
air bah besar, misalnya Bangladesh. Bayangkan pulajumlah korbanjiwa, dengan asumsijumlah penduduk di atas 100 juta di sana," ujar Christian Azar
yang sepintas penampilannya mirip saxophonist AS,
Kenny G.
Atas pertimbangan demikian, ia mengajukan ~lusi
integratif, berupa kebijakan yang mendunia untuk

perbaikan iklim ke depan. "Upaya pencarian energi alternatif juga harns terus dilakukan, meski untuk biofuel juga mengalami kendala intensifikasi lahan yang
bolehjadi kembali merusak hutan. Kuncinya, penentu kebijakan di semua level,haruslah orang yang menjadikan isu lingkungan bukan sebatas kampanye,
tetapi bukti konkret." (Erwin Kustimanj"PR")***

..,.--"

.I

q

K lip i n 9 Hum 0 sUn

pod

2009'-----..