mata pelajaran diniyah sehingga nuansa kepondokkan memang terasa serta sanadnya juga agar tidak putus. Pada mata pelajaran diniyah strategi
pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak jauh berbeda dengan para u
lama’ atau kyai pada zaman dahulu. Untuk mencapai keberhasilan dala mengajar dan atsar dari pembelajaran tetap ada maka MAN menggunakan
dua cara evaluasi yakni dengan mengadakan evaluasi tertulis dan praktek. Kurikulum adalah seperangkat aktifitas dan kegiatan yang mencakup
berbagai rencana yang diprogramkan bagi peserta didik yang berupa bentuk-bentuk bahan pendidik, strategi, kegiatan belajar mengajar
dibawah bimbingan sekolah di dalam maupun di luar sekolah, dan hal lain yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan hal ini sesuai
dengan visi-misi pondok yang menginginkan para peserta didik menjadi insan yang berakhlaqul karimah, mempunyai iman dan taqwa serta
mempunyai ilmu pengetahuan yang dapat menuntun kearah yang baik sesuai dengan tujuan adanya kurikulum PAI kepesantrenan yaitu untuk
membentengi peserta didik dari pengaruh dari luar yang buruk.
3. Kegiatan Keagamaan Dalam Mebentuk Akhlak Siswa di MAN
Rejoso Peterongan Jombang
a. Program membaca Al-Qur’an
Program membaca Al- Qur’an Jenjang SLTA SMAMASMK
Pada Tabel 4.3
21
21
Cholil Dahlan, Zaimuddin W.As’ad, dan A. Tamim Romly, Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar, Menengah,
...,hlm.6-7
No Kelas
Semester Kemampuan
Membaca Pemahaman Tajwid
1 X
1 Juz 30
Hukum bacaan nun mati tanwin
2 Juz 1 sd Juz 15
Hukum bacaan mim mati, ghunnah, dan idghom
2 XI
1 Juz 6 sd Juz 10
Hukum bacaan tafkhim, tarqiq, dan qolqolah
2 Juz 11 sd Juz
15 Macam-macam Mad
3 XII
1 Juz 16 sd Juz
23 Iftitah, waqaf, ibtida’ dan
qotho’ 2
Juz 24 sd Juz 29
Bacaan ghorib
Jadi dalam program membaca Al- Qur’an yang telah ditetapkan
oleh MPP ini sesuai dengan tingkatan kelas dan semester, semakin tinggi kelasnya yang disesuaikan semesternya maka peserta didik diharapkan
mempunyai kemampuan dalam membaca Al- Qur’an sesuai yang tertera
pada tabel tersebut. Dalam hal ini memang para peserta didik yang ada di MAN harus mempunyai kemampuan membaca Al-Quran yang baik
sehingga ketika mereka keluar dari pondok diharapkan mampu menjadi orang yang bisa membaca kitab dan Al-
Qur’an. Sesuai dengan wawancara yang saya lakukan dengan ustadz Hosaini selaku WKM Bidang
Keagamaan. Kalau di kurikulum smart penekanannya bagaimana anak santri
pulang dari pondok itu bisa paling sedikitnya baca kitab sama al- qur’an karena nanti ujiannyakan banyak sekali di masyarakat.ujian
yang diminta oleh masyarakatkan bagaimana amaliyah dari pondok, yang harus diperhatikan di masyarakat itu.
22
22
Wawancara dengan ustadz Hosaini selaku WKM Kurikulum Keagamaan pada tanggal 22 Februari 2017 pukul 09.30 WIB
Jadi memang target MAN,anak keluar dari pondok diharapkan mampu membaca Al-
Qur’an dan kitab agar ketika masyarakat meminta meraka membaca Al-
Qur’an atau membaca kitab tidak mengecewakan dan memang bisa karena ketika di madrasah telah diajarkan Al-Quran
maupun kitab. b.
Hafalan Juz 30 dan Surat-Surat Khos
Program hafalan Juz 30 dan Surat-Surat Khos pada tabel 4.4
NO KELAS
SEMESTER HAFALAN
KETERANGAN 1
X 1
- Surat
Al- Fatihah, An-
Naas s.d Ad- Dhuha
- Surat yaasiin
1-40 Dibaca setiap pagi 15
menit sebelum masuk jam pelajaran pertama.
Evaluasi, dilaksanakan satu bulan sebelum
ujian semester
2 -
Surat Al-Lail s.d Al-Fajr
- Surat
Yaasiin 41- 83
Dibaca setiap pagi 15 menit sebelum masuk
jam pelajaran pertama. Evaluasi, dilaksanakan
satu bulan sebelum ujian semester
2 XI
1 -
Surat Al-
Ghosyiah s.d Al-Insyiqoq
- Surat
Al- Waqi’ah
Dibaca setiap pagi 15 menit sebelum masuk
jam pelajaran pertama. Evaluasi, dilaksanakan
satu
bulan sebeum
ujian semester 2
- SuratAl-
Muthoffifin s.d
At- Takatsur
- Surat
Al- Mulk
Dibaca setiap pagi 15 menit sebelum masuk
jam pelajaran pertama. Evaluasi, dilaksanakan
satu bulan sebelum ujian semester
3 XII
1 -
Surat Abasa s.d
An- Naba’
- Surat surat
Ar-Rahman -
Surat As-
Sajdah Dibaca setiap pagi 15
menit sebelum masuk jam pelajaran pertama.
Evaluasi, dilaksanakan satu bulan sebelum
ujian semester
2 -
Mudarrosah semua surat
Dibaca setiap pagi 15 menit sebelum masuk
yang telah
dihafal jam pelajaran pertama.
Evaluasi, dilaksanakan satu bulan sebelum
ujian semester
Sepertihalnya dengan program membaca Al- Qur’an , program
Hafalan Juz 30 dan Surat-Surat Khos dilaksanakan dengan membaca Al- Qur’an selama 15 menit sebelum masuk jam pelajaran pertama dimulai,
untuk
evaluasi, dilaksanakan satu bulan sebelum ujian semester dilaksanakan sehingga setiap hari memang ada kegiatan membaca Al-
Qur’an dan menghafal surat-surat khos yang telah ditentukan menurut kelas dan semester.
Progam
Hafalan Juz 30 dan Surat-Surat Khos dilaksanakan dengan maksud agar para siswa dapat mempunyai nilai lebih dalam bidang
agama terlebih lagi dalam menghafal jus 30 dan surat-surat khos, agar peserta didik mampu bersaing dimasyarakat.
c. Hafalan Amalan-Amalan Khusus SLTA
Program Hafalan Amalan-Amalan Khusus SLTA, Pada Tabel 4.5
No Kelas
Semester Hafalan
Keterangan
1 X
1 Wiridan
sesudah sholat Dibaca setiap pagi 15 menit
sebelum masuk
jam pelajaran pertama. Evaluasi,
dilaksanakan satu
bulan sebelum ujian semester
2 Istigotsah
Dibaca setiap pagi 15 menit sebelum
masuk jam
pelajaran pertama. Evaluasi, dilaksanakan
satu bulan
sebelum ujian semester 2
XI 1
Tahlil dan
washila Dibaca setiap pagi 15 menit
sebelum masuk
jam pelajaran pertama. Evaluasi,
dilaksanakan satu
bulan sebelum ujian semester
2 Istigotsah
lengkap dengan washilah
Dibaca setiap pagi 15 menit sebelum
masuk jam
pelajaran pertama. Evaluasi,
dilaksanakan satu
bulan sebelum ujian semester
3 XII
1 Tahlil lengkap
dengan washilah
dan do’a
Dibaca setiap pagi 15 menit sebelum
masuk jam
pelajaran pertama. Evaluasi, dilaksanakan
satu bulan
sebeum ujian semester 2
Mudarrosah semua amalan
yang sudah
dihafal Dibaca setiap pagi 15 menit
sebelum masuk
jam pelajaran pertama. Evaluasi,
dilaksanakan satu
bulan sebelum ujian semester
3 XII
1 Tahlil lengkap
dengan washilah
dan do’a
Dibaca setiap pagi 15 menit sebelum
masuk jam
pelajaran pertama. Evaluasi, dilaksanakan
satu bulan
sebeum ujian semester 2
Mudarrosah semua amalan
yang sudah
dihafal Dibaca setiap pagi 15 menit
sebelum masuk
jam pelajaran pertama. Evaluasi,
dilaksanakan satu
bulan sebelum ujian semester
Seperti halnya dengan program keagamaan yang pertama dan kedua maka `dalam amalan-amalan khusus yang dianjurkan juga
disesuaikan dengan kelas dan semester. Dan program ini dilaksanakan 15 menit sebelum mulai masuk jam pertama. Amalan-amalan tersebut
dianjurkan agar ketika peserta didik terjun dimasyarakat dan disuruh untuk mempimpin tahlil, dan istigotsah dapat melaksanakan dengan
lancar. Untuk evaluasinya dilaksanakan satu bulan sebelum ujian semester.
Dengan adanya program pembiasaan teersebut maka diharapkan siswa-siswi siap saat dimasyarakat dan ketika ditunjuk oleh masyarakat
sehingga dengan adanya pembisaan tesebut maka peserta didik terlatih
dan akhirnya menjadi tebiasa melaksanakan amalan-amalan tersebut serta akan membekas dibenak maupun dihati.
d. Program Sholat Dhuha SLTA
Program ini bertujuan untuk melatih siswa supaya beristiqomah melaksanakan Sholat Dhuha setiap hari. Sehingga akhirnya bisa menjadi
bekal untuk menjadikan sholat dhuha sebagai kebiasaan siswa dilaksanakan setiap hari selama hidupnya. Disamping itu program ini juga
bertujuan untuk melatih siswa menyampaikan dakwah karena setelah sholat dhuha siswa dilatih untuk menyampaikan dakwah tujuh menit
Kultum. Sebagaimana yang dikatakan oleh Putri Nendy Budiono:
dibiasakan sholat dhuha gitu, sekarang itu lebih sering dibiasakan sholat dhuha, kalau sholat dhuha tanpa sholat malam itu bagaikan
sayap cuma satu. Bagaikan sayap yang enggak lengkap gituloh, pelengkapnya itu sholat tahajud jadi sekarang itu, emz sama nambah
sholat tahajud, sholat dhuha gitu
23
Dengan adanya program yang membiasakan sholat dhuha dan sholat tahajud juga sangat berpengaruh baik pada diri pribadi siswa dan
lingkungan serte keimanannya bertambah. Memang program keagamaan melalui pembiasaan akan menimbulkan efek yang baik bagi lingkungan
dan diri siswa itu sendiri.
23
Wawancara dengan Putri nendy budiono selaku siswa, pada tanggal 14 Februari pukul 10.30 di perpustakaan
Agar program ini bisa berjalan dengan baik maka perlu pendampingan dari bapak ibu guru sekaligus menjadi Imam. Untuk itu
perlu disusun jadwal piket Sholat Dhuha.
Gambar 4.1 sholat Dhuha Berjamaah yang dilaksanakan oleh siswi MAN Rejoso
Pelaksanaan Jamaah Sholat Dhuha pada tanggal 13 Februari 2017 pukul 07.00-07.30 WIB di kelas XI Bahasa
Pelaksanaan sholat dhuha dilaksanakan di kelas masing-masing dengan di Imami oleh erwakilan siswa biasanya kegiatan sholat dhuha itu
berlangsung setelah jam masuk sekolah dibiunyikan yaitu pada jam 07.00 tepat sampai dengan jam 07.30 setelah itu pra siswa menghafalkan ayat-
ayat Al- Qur’an ataupun dengan membacanya.
sebenernya bukan hanya wali kelas akan tetapi semua bapak ibu guru harus bertanggungjawab, bukan hanya guru keagamaan saja
“fastabiqul khoirot”, itukan bukan hanya guru agama saja, semuanya baik umum maupun keagamaan.
24
24
Wawancara dengan ustadz Hosaini selaku WKM Kurikulum Keagamaan pada tanggal 22 Februari 2017 pukul 09.30 WIB
Jadi dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan itu sebenarnya tidak hanya guru agama ataupun wali kelas saja yang bertanggunjawab untuk
mendampingi kegiatan tersebut akan tetapi semua atau segenap jajaran guru yang ikut andil dalam mendampingi agar kegiatan tersebut berjalan
dengan baik dan menjadikan anak-anak agar terbiasa dengan menjalankan kegiatan keagamaan tersebut.
e. Program Istigotsah Kubro SLTA
Gambar 4.2 pelaksanaan kegiatan Istigotsah yang berlangsung dilapangan MAN Rejoso
Gambar 4.4 Pelsanaan Kegiatan Istigotsah Saat Hujan Turun Tidak Menurunkan Kekhusyuk’an Siswa
Pelaksanaan Istigotsah Kubro yang berlangsung di Lapangan MAN Rejoso pada tanggal 2 Februari 2017 pukul 07.00-07.30
Pada Hari Kamis seprti biasanya dilaksanakan kegiatan Istigotsah Kubro yang dilaksnakan oleh seluruh siswa dan Ustadz-Ustadzah yang ada
diMAN Rejoso, hari ini pelaksanaan kegiatan ini sedikit berbeda karena ada rintik-rintik hujan yang turun meskipun hal demikian terjadi para
siswa-siswi tetap khusyuk untuk menjalani rutinitas agenda kegiatan yang berlangsung setiap kamis ini. Pelaksanaan kegiatan tahlil ini biasanya
dipimpin oleh siswa laki-laki denngan menggunakan pengeras suara, dengan demikian para siswa terlatih dalam melaksanakan istigotsah dan
pada saat ada ujian takhasus memang diusikan untuk ujian praktek istigotsah dan tahlil.
Program ini bertujuan untuk: 1.
Memberikan bekal kerohanian kepada siswa 2.
Memberikan siraman rohani kepada siswa terutama dalam hal Akhlaqul Karimah.
3. Mempererat silaturrahmi antara warga SMKMASMK dengan Majelis
Pimpinan Pondok Pesantren Darul Ulum beserta para keluarga. Agar program ini berjalan dengan baik, maka perlu kiranya disusun
jadwal oleh masing-masing unit pendidikan.
25
kalau sekarang sudah dipraktekkan oleh anak-anak seperti sholat dhuha jam 7 sampai dengan setengah 8 dan plus hafalan-hafalan al-
qur’an. Kalau hari kamis itu, sudah jelas istigotsah tidak bisa diganggu, kalau hari ahad itu aqidatul awwam, wajib anak-anak
sudah hafal aqidatul awwam tetapi dilapangan semuanya secara sentral, kalau hari sabtu itu apel pagi, setelah apel pagi baru
25
Cholil Dahlan, Zaimuddin W.As’ad, dan A. Tamim Romly, Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar, Menengah,
..., hlm.141-144
melaksanakan sholat dhuha, kalau hari rabu sholat dhuha plus kultum.
26
Aplikasi keagamaan yang dipraktekkan oleh para siswa adalah sholat dhuha yang dilaksanakan pada pukul 07.00-07.30 wib, dilanjutkan
dengan hafalan Al- Qur’an, itu dilaksanakan setiap hari, kalau hari kamis
istigotsah atau khotmil Qur’an biasanya, kalau hari sabtu Apel pagi, hari ahad Aqidatul Awwam dilapangan berlaku untuk seluruh siswa dan
dilaksanakan di lapangan dan hari rabu sholat dhuha disertai dengan kultum. Semua kegiatan tersebut merupakan pembiasaan yang akan
membuat para siswa terbiasa dan dengan adanya penanaman akhlak tersebut diharapkan anak akan bisa melakasanakan kegiatan yang baik
selama di madrasah serta dengan kegiatan tersebut akan melatih anak untuk menjadi generasi remaja yang akan membentengi mereka dari
melakukan hal yang tidak baik atau negatif yang akan meusaknya. Dengan adanya pemadatan jam maka dapat meminimalisir siswa untuk melakukan
hal negatif. tujuanyakan untk mempermudah kalau dipondokkan hanya
dipondok saja, nantikan anak-anak hanya berapa persen yang diperoleh mangkane biar disekolah juga berapa persen, dipondok
berapa persen kalau hanya dipondok saja anak-anak banyak yang tidak ada kecuali anak yang sungguh-sungguh kepingin berhasil
pulang dari pondok baru berhasil. Kalau sungguh-sungguhkan ya wes hanya mondok tok pulang dapet ijazah saja, mangkane di 25
nyakan disekolah, 75nya dipondok sehingga ada kurikulum smart atau kepondokkan.
27
26
Wawancara dengan Ustadz Hosaini selaku WKM bidang Keagamaan pada tanggal 22 Februaru 2017 pukul 09.30 WIB
27
Ibid
Dengan diterapkannya
kurikulum pondok
pesantren itu
diharapakan para siswa setelah pulang dari pondok atau dari madrasah dapat berguna untuk masyarakat maka para siswa diberi asupan kegiatan
yang akan membuat siswa berguna. untuk kegiatan itu banyak sekali mulai dari ekstrakurikuler ada
pembinaan kerohanian, banjari, da’i sampai pembinaan musabaqoh tilawatil quran atau qiro’ah, ini dalam segi dalam bentuk ekstra.
Diluar bentuk ekstra ada PHBI yaitu peringatan hari besar islam yang biasa kita rayakan atai kita peringati itu sekolah juga
memfasilitasi anak-anak untuk memperingatinya. Jadi seminim mungkin menekan dampak atau pengaruh negatif dengan beberapa
kegiatan positif.
28
Selain kegiatan yang dicantumkan dalam kurikulum pesantren diatas maka ada kegiatan keagamaan yang digunakan untuk membentuk
akhlak siswa dan membentengi para siswa agar tidak menggunakan waktunya untuk hal yang tidak penting maka madrasah membuat kegiatan
ekstra seperti ada pembinaan kerohanian, banjari, da’i sampai pembinaan
musabaqoh tilawatil quran atau qiro’ah, ini dalam segi dalam bentuk ekstra serta diluar bentuk ekstra ada PHBI. Maka dengan adanya kegiatan
tersebut maka para siswa dapat memanfaatkan waktu dengan baik serta membiasakan untuk mengerjakan hal yang baik agar terbentuk akhlaqul
karimah sesuai dengan Aswaja sebagai dasarnya. Input kita siswa yang masuk di unit darul ulum terutama di MAN
Rejoso semua rata-rata siswa yang masuk tidak semua alumni dari pondok pesantren. Dalam pemahaman dan penguasaan meteri
terutama sangat minim sekali maka secara otomatis kendala yang kita hadapi sangat besar sekali padahal terget kita, anak yang keluar
28
Wawancara dengan Ustadz Nono Dwi Henry selaku WKM Kurikulum 2, pada tanggal 22 Januari 2017 pukul 10.40 WIB
dari sini yang pertama satu paling utama mempunyai akhlaqul karimah, yang kedua menguasai ilmu pengetahuan agama, yang
ketiga menguasai ilmu pengetahuan umum.
29
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa ada beberapa kendala yang diadapi oleh madrasah ini yaitu yang berkaitan dengan latar belakang
siswa yang tidak semuanya alumni dari pondok pesantren atau alumni dari madrasah yang ada dibawah naungan pondok pesantren darul ulum
sehingga ini merupakan tantangan bagi madrasah ini untuk mencetak generasi yang berakhlaqul karimah sesuai dengan visi-misi pondok.
Sehingga target madrasah ini anak yang keluar dari sini yang pertama satu paling utama mempunyai akhlaqul karimah, yang kedua menguasai ilmu
pengetahua agama, yang ketiga menguasai ilmu pengetahuan umum.
B. TEMUAN PENELITIAN