PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI DAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA PENGGUNA KARTU ANJUNGAN TUNAI MANDIRI (ATM) TERHADAP POLA KONSUMSI MAHASISWA

ABSTRACT

EFFECT OF SOCIO-ECONOMIC STATUS AND CARD USER PEER
GROUP AUTOMATED TELLER MACHINE (ATM) CONSUMPTION
PATTERNS OF STUDENTS

By
MUTHIA OKTIFFANY KUSUMA

The purpose of this study was to clarify the effect of socioeconomic status and
peer groups ATM card users against student consumption patterns . This study
took place at the Department of Sociology Faculty of Social Unila . This study
uses quantitative explanatory , which is to get clear or explain a phenomenon ,
explain the relationship and examine the relationship between the variables
studied , as well as to test hypotheses with correlational statistical sample data to
generalizations in a population with a draw from a random sample of the
population studied . Sampling in this study was purposive sampling . Purposive
sampling was chosen as an informant sample deliberate consideration capable of
providing the necessary data and information that is being targeted in this study .
From the results of this study indicate that there is influence between
socioeconomic status and peer groups ATM card users against the consumption

patterns of students . the higher the socioeconomic status of the student's parent
will mahasiswapun meninggkat consumption patterns . The higher the intensity
and quantity of student interaction with their peers , the excessive consumption
patterns of students and make students as active ATM card users .

Keyword: socio economic status, peer groups, ATM card users

ABSTRAK

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI DAN KELOMPOK TEMAN
SEBAYA PENGGUNA KARTU ANJUNGAN TUNAI MANDIRI (ATM)
TERHADAP POLA KONSUMSI MAHASISWA

Oleh
MUTHIA OKTIFFANY KUSUMA

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh status sosial
ekonomi dan kelompok teman sebaya pengguna kartu ATM terhadap pola
konsumsi mahasiswa. Penelitian ini mengambil lokasi di FISIP Unila Jurusan
Sosiologi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif eksplanatoris, yaitu

untuk memperoleh kejelasan atau menjelaskan suatu fenomena, menjelaskan
hubungan dan menguji hubungan antar variabel yang diteliti, serta untuk menguji
hipotesis dengan statistik korelasional untuk generalisasi data sampel pada
populasi dengan menarik sampel random dari suatu populasi yang diteliti.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive
sampling adalah sampel dipilih sebagai informan secara sengaja dengan
pertimbangan mampu memberikan data dan informasi yang dibutuhkan yang
menjadi target dalam penelitian ini. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
ada pengaruh antara status sosial ekonomi dan kelompok teman sebaya pengguna
kartu ATM terhadap pola konsumsi mahasiswa. semakin tinggi status sosial
ekonomi orang tua mahasiswa maka pola konsumsi mahasiswapun akan
meninggkat. Semakin tinggi intensitas dan kuantitas pergaulan mahasiswa dengan
teman sebayanya, maka pola konsumsi mahasiswa berlebihan dan menjadikan
mahasiswa sebagai pengguna kartu ATM aktif.

PENGARUN STATUS SOSIAL EKONOMI DAN KELOMPOK TEMAN
SEBAYA PENGGUNA KARTU ANJUNGAN TUNAI MANDIRI (ATM)
TERHADAP POLA KONSUMSI MAHASISWA

Oleh

MUTHIA OKTIFFANY KUSUMA

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA SOSIOLOGI
Pada
Jurusan Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, 31 Oktober 1991. Penulis

merupakan putri pertama dari empat bersaudara, buah hati dari
pasangan Drs. Muzami dan Dra. Nila Wati.

Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak Trisula I pada tahun
1997, SD Al-azhar I pada tahun 2003, SMP Negeri 18 pada tahun 2006, dan SMA
Perintis I pada Tahun 2009.
Pada tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasisw Jurusan Sosiologi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung melalui jalur UM. Pada tahun
2013 penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pringsewu.

MOTTO
“Selalu jadi diri sendiri dan jangan pernah
menjadi orang lain meskipun mereka tampak
lebih baik dari Anda”

“Kesuksesan selalu disertai dengan
kegagalan”

“Untuk mendapatkan kesuksesan,
keberanianmu harus lebih besar daripada
ketakutanmu”

“Sukses tidak diukur menggunakan kekayaan,

sukses adalah sebuah pencapaian yang kita
inginkan”

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya kecilku ini untuk:

-

ALLAH SWT sang pencipta kehidupan dan alam yang
telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya.

-

Papa dan Mama yang telah merawat dan mendidikku
dari kecil hingga sekarang, selalu memberikan kasih dan
sayang, yang selalu mendo’akan, memberi dorongan,
memberikan

masukan


baik

moril

maupun

materil,

memberikan nasehat dan semangat, yang tidak akan
bisa dan tidak akan mampu untukku membalasnya.

-

Adik-adikku tersayang dan tercinta Tiza, Afidhati,
Milla yang selalu memberi semangat dan yang selalu
mewarnai hari-hariku.

-


Bobby Armad yang selalu mendo’akan, memberikan
semangat, memberikan nasehat serta masukan yang
positif dan selalu menemani disaat apapun dalam
hidupku.

SAWACANA
Alhamdulillahirabbil’alamin. Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT, karena atas berkat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Pengaruh Statua Sosial Ekonomi dan Kelompok Teman
Sebaya pengguna Kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Terhadap Pola Konsumsi
Mahasiswa” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosiologi
di Universitas Lampung.
Dalam peneyelesaian skripsi ini tentunya tidak terlepas dari

peran, bantuan,

bimbingan, saran dan kritik dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, penulis
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas lampung.

2. Bapak Drs. Susetyo, M.Si., selaku ketua Jurusan Sosiologi FISIP Unila.
3. Ibu Dra. Anita Damayantie, M.H., selaku Sekretaris Jurusan Sosiologi FISIP
Unila, sekaligus Dosen Pembahas atas ilmu, saran dan kritik, bantuan
kerjasamanya dalam penyelesaian skripsi ini dan keramahtamahan ibu selama
ini yang membuat mahasiswi dekat dengan Ibu.

4. Bapak Drs. Suwarno, M.H., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah sangat
baik hati meluangkan banyak waktu membimbing dan memberikan penulis
banyak ilmu pengetahuan yang bermanfaat, serta selalu memberikan masukan
dan nasihat yang sangat bermanfaat.
5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen FISIP Unila atas ilmu yang telah diberikan.
6. Seluruh Staff dan karyawan FISIP Unila atas bantuan dan kerjasamanya,
khususnya buat Mba Siti yang selalu sabar dan baik hati dalam membantu
muthia.
7. Papa dan Mama yang luar biasa baik hati, yang selalu ada disaat apapun ajeng
butuh, yang tidak pernah ada hentinya memberikan kasih sayang dan do’a
(Jangan pernah bosen do’akan ajeng agar sukses dan menjadi kembanggaan
keluarga ya pah mah).
8. Adik-adikku yang selalu memberi semangat dan yang selalu menghibur dikala
sedih dan gegalauan (akhirnya gue SARJANA siiiiissss!).

9. Bobby yang luar biasa sabar dan baik hati, yang telah dan selalu menemani,
memberi

semangat

dan

memberi

nasihat.

Terimakasih

sudah

mau

mendengarkan keluh kesah saat pembuatan skripsi. Semoga masih bisa terus
selamanya, amiiiiiinnnn.
10. “MY BEST”, Tya Amilia, Sayanghatika, Arja, To’i. Sahabat-sahabat yang

selalu menyemangati disaat gundah gulana, sedih, senang, jenuh. Sahabat
yang selalu ada selama 10 tahun ini (akhirnya gue selesai juga yaa, dan
mendapatkan gelar S.sos. hahaha)

11. Sanggar Radin Intan (keluarga kedua) , Lioni Amayadordor, Nandul, Cindy
Amayakasu, Nyoman, Meli, Andes, Aim, Mang Hera yang selalu menghibur
dikala lagi bete dan jenuh. terimakasih atas semua nasihat dan omelannya (ya
Allah cong, gk nyangka ece bisa bisa sarjana juga haha!)
12. Teman seperjuangan dalam perkuliahan Sabrina Ayunani, Ratu Ayuantika, M.
Chaliq Moeslym, Rezky Aditiya, Yuki Agustian, M. Miftah Assidiqy, Marully
Yudhasena. Makasih atas warna-warni masa-masa perkuliahan (alhamdulillah
gue SARJANA shay)
13. Teman seperjuangan dikala menunggu dosen Euis, Deviana, Anisia, Adhanti,
Nonna, Anis, Baskara, Ardi, Dani, Pandu, Bayu. terimakasih sudah
menghilangkan rasa jenuh dan sudah mau direpotkan.
14. Teman-teman yang terlibat dalam seminar 1 dan 2. Moderator yang selalu
setia Yeksi, pembahas di seminar 1 Sabrina dan Sheila, pembahas di seminar
2 Deviana dan Nisa. Terimakasih atas kritik, saran dan bantuannya.
15. Teman-teman Sosiologi angkatan 2010, yang tidak bisa disebutkan satu-satu.
Terimakasih selama ini sudah sedikit banyak membantu.

16. Mba Lia yang selalu membantu saat pembuatan skripsi dan selalu memberi
masukan, yang luar biasa baik hati. Terimakasih banyak sudah mau
direpotkan ya mba hehe.
17. Teman-teman KKN, Ratu, Astri, Bunga, Ecik, Sari, Deby, Dwi, Eko,
Andreasa, Rahmat, Adit, Aditiyo (janji kita wisuda bareng loh guys)

18. Terimakasih untuk keluarga besar papa dan mama, yang telah memberi
masukan dan dukungan sehingga skripsi dapat diselesaikan sesuai target.
19. Sahabat terbaik sepanjang masa Tya, Sayanghatika, Lioni, Nanda. Makasih
yang luar biasa, selalu ada disaat kapanpun dimanapun dan dalam keadaan
apapun.
20. Almamater tercinta.
Semoga segala bantuan dan jasa baik yang telah diberikan kepada penulis menjadi
amal baik dan mendapat paha dari Allah SWT. Harapan penulis, semoga skripsi
yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua, amin.

Penulis,

Muthia Oktifffany Kusuma

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .......................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ v
MOTTO .............................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................. vii
SAWACANA .. ................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................. x

I. PENDAHULUAN............................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 4
D. Kegunaan Penelitian ................................................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 6
A. Tinjauan Tentang Status Sosial Ekonomi ................................................... 6
1. Tingkat Pendidikan ................................................................................. 6
2. Jenis Pekerjaan ........................................................................................ 8
3. Tingkat Pendapatan ................................................................................. 9

4. Pemilikan Barang ................................................................................... 11
B. Tinjauan Tentang Kelompok Teman Sebaya ............................................. 12
C. Tinjauan Tentang ATM .............................................................................. 13
D. Tinjauan Tentang Pola Konsumsi .............................................................. 14

E. Pengaruh Status Sosial Ekonomi dan Kelompok Teman Sebaya Pengguna
Kartu ATM Terhadap Pola Konsumsi Mahasiswa ....................................... 19
1. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Terhadap Pola Konsumsi
Mahasiswa ............................................................................................. 19
2. Pengaruh Kelompok Teman Sebaya Pengguna Kartu ATM Terhadap
Pola Konsumsi Mahasiswa ................................................................. 20
F. Kerangka pikir dan Hipotesis ................................................................... 21
1. Kerangka Pikir ..................................................................................... 21
2. Hipotesis .............................................................................................. 22

III. METODE PENELITIAN .......................................................................... 26
A. Tipe Penelitian ......................................................................................... 26
B. Lokasi Penelitian ...................................................................................... 26
C. Definisi Konseptual ................................................................................. 27
D. Definisi Operasional dan Indikator Variabel .......................................... 27
E. Populasi dan Sampel ................................................................................ 28
1. Populasi ............................................................................................... 28
2. Sampel ................................................................................................. 30
F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 31
G. Teknik Pengolahan Data ......................................................................... 33
H. Penentuan Skor dan Kategori ................................................................. 34
I. Teknik Analisa Data ................................................................................. 35
J. Pengujian Hipotesis .................................................................................. 37
K. Uji Validitas dan Reabilitas ..................................................................... 39

IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN .......................... 41
A. Sejarah Singkat ........................................................................................ 41
B. Visi, Misi dan Tujuan .............................................................................. 43
C. Sasaran Pembangunan ............................................................................. 45
D. Fasilitas ...................................................................................................... 46

V. HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 49
A. Hasi Penelitian ........................................................................................... 49
1. Identitas Responden .............................................................................. 49
1.1. Umur Responden ........................................................................... 50
1.2. Semester Kuliah ............................................................................. 50
1.3. Angkatan kuliah ............................................................................. 51
1.4. Jenis Kelamin ................................................................................. 52
2. Status Sosial Ekonomi ........................................................................... 53
2.1. Tingkat Pendidikan Orang Tua ...................................................... 53
2.2. Jenis Pekerjaan Orang Tua ............................................................. 54
2.3. Tingkat Pendapatan Orang Tua ...................................................... 55
2.4. Jenis pemilikan Barang .................................................................. 56
3. Kelompok Teman Sebaya Pengguna Kartu ATM ................................. 60
3.1. Kuantitas Pergaulan ....................................................................... 60
3.2. intensitas ........................................................................................ 61
4. Pola Konsumsi Mahasiswa .................................................................... 64
4.1. Banyaknya ATM yang dimiliki Mahasiswa .................................. 64
4.2. Uang yang Dihabiskan Dalam Sehari ............................................ 65
4.3. Jenis Barang yang Dibeli Mahasiswa ............................................ 66
4.4. Model Berbelanja Mahasiswa ........................................................ 67
5. Pengaruh Status Sosial Ekonomi dan Kelompok Teman Sebaya pengguna
Kartu Atm Terhadap Pola Konsumsi Mahasiswa ..................................... 70

5.1. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Terhadap Pola Konsumsi
Mahasiswa ..................................................................................... 70
5.2. Pengaruh Kelompok Teman Sebaya Pengguna Kartu ATM Terhadap
Pola Konsumsi Mahasiswa ............................................................ 74
B. Pembahasan ............................................................................................... 77
V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 82
A. Kesimpulan ................................................................................................ 82
B. Saran .......................................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur .................................................. 50
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Semester kuliah .................................. 51
3. Karakterisrik Responden Angkatan kuliah ..................................................... 52
4. karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..................................... 52
5. Tingkat Pendidikan Orang Tua ....................................................................... 54
6. Jenis Pekerjaan Orang Tua .............................................................................. 55
7. Tingkat Pendapatan Orang Tua ...................................................................... 56
8. Pemilikan Barang Berupa Rumah ................................................................... 57
9. Pemilikan Barang berupa Kendaraan Pribadi ................................................. 57
10. Kategorisasi Status Sosial Ekonomi ............................................................. 59
11. Kuantitas Pergaulan ...................................................................................... 60
12. Intensitas pergaulan ...................................................................................... 61
13. Kategorisasi Kelompok Teman Sebaya Pengguna kartu ATM .................... 63
14. ATM yang Dimiliki Mahasiswa ................................................................... 64
15. Uang yang Dihabiska Dalam Sehari ............................................................. 65
16. Jenis Barang yang Biasa Mahasiswa Beli ..................................................... 66
17. Model Berbelanja Mahasiswa ....................................................................... 67
18. Kategorisasi Pola Konsumsi Mahasiswa ...................................................... 69
19. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Terhadap Pola Konsumsi Mahasisawa .... 71
20. Pengaruh Kelompok Teman Sebaya Pengguna Kartu ATM Terhadap pola
Konsumsi Mahasiswa ......................................................................................... 75

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Status sosial ekonomi adalah gambaran tentang keadaan seseorang atau suatu
masyarakat yang ditinjau dari segi ekonomi, gambaran itu seperti tingkat
pendidikan, pendapatan, pekerjaan dan pemilikan barang. Setiap individu atau
masyarakat pasti menginginkan status sosial ekonomi yang lebih baik. Namun
pada kenyataannya masih banyak individu atau masyarakat yang berstatus sosial
ekonomi rendah.
Menurut Bome dan Walles (dalam Myers, 1983: 220) individu yang mempunyai
tingkat ekonomi menengah keatas akan cenderung lebih memiliki pola konsumsi
yang berlebihan dari pada mereka yang memiliki tingkat ekonomi menengah
kebawah.
Individu atau masyarakat lebih menghargai kekayaan material dibandingkan
dengan yang lainnya, individu yang mempunyai kekayaan akan menempati posisi
atau lapisan paling atas. Sedangkan mereka yang tidak memiliki kekayaan, akan
selamanya berada dilapisan masyarakat yang paling bawah.
Status sosial ekonomi sangat berpengaruh bagi pemenuhan kebutuhan hidup
sehari- hari. Manusia sebagai mahluk sosial mempunyai potensi serta kepribadian
yang memungkinkan dia diterima dalam pergaulan dengan individu yang lain.

2

Karena setiap individu akan menyalurkan potensinya tersebut untuk kepentigan
tertentu, kemudian individu yang lain dapat menerima dan mengakuinya.
Atas dasar itulah dia akan mendapatkan status itu di dalam kelompok dimana dia
berada.
Masyarakat yang memiliki status sosial ekonomi tinggi cenderung bergaul dengan
status sosial ekonomi yang sama. Hal ini ini dikarenakan seseorang yang memiliki
latar belakang status sosial ekonomi yang berbeda kurang disenangi dibandingkan
dengan seseorang yang mempunyai latar belakang yang sama.
Adanya perbedaan status sosial ekonomi ini mencerminkan perbedaan yang amat
mencolok, sebagai akibatnya akan mempengaruhi pergaulan yang ada dalam
lingkungan sosialnya, terutama dalam kelompok teman sebaya.
Masyarakat memiliki kebutuhan yang kuat untuk disukai dan diterima oleh teman
sebaya. Sebagai akibatnya, mereka akan merasa senang apabila diterima dan
sebaliknya merasa tertekan dan cemas apabila dikeluarkan dan diremehkan oleh
teman-teman sebayanya. Bagi kebanyakan masyarakat, pandangan teman sebaya
terhadap dirinya merupakan hal yang paling penting.
Menurut Santrock (2007), fungsi utama dari teman sebaya adalah memberikan
sumber informasi dan perbandingan tentang dunia di luar keluarga, sehingga
hubungan dengan teman sebaya yang baik dapat membawa seseorang keperilaku
yang baik dan begitu sebaliknya.
Peran teman sebaya dalam pergaulan remaja menjadi sangat menonjol. Hal ini
sejalan dengan meningkatnya minat individu dalam persahabatan serta
keikutsertaan dalam kelompok. Kelompok teman sebaya juga menjadi suatu

3

komunitas belajar di mana terjadi pembentukan peran dan standar sosial yang
berhubungan dengan perilaku dan prestasi, (Santrock, 2003: 257).
Namun pada saat ini kelompok teman sebaya cenderung memberikan dampak
yang negatif bagi masyarakat. Hal ini jelas terlihat sekali, para remaja selalu
berperilaku boros demi bisa berkumpul dengan kelompok teman sebayanya.
Perilaku boros remaja mengakibatkan pola konsumsi yang menjadi berlebihan.
Hal ini tidak terlepas dari intensitas dan kuantitas pertemuan dengan teman-teman
sepergaulannya. Teman yang menjadi tempat sosialisasi sekunder memiliki
pengaruh besar terhadap pola hidup individu-individu yang berada dalam
kelompok tersebut. Teman adalah bagian dari kelompok rujukan, dimana setiap
perilaku dan kebiasaan individu tidak terlepas dari kebiasaan kelompok teman
sepergaulannya.
Hal semacam ini juga terjadi dilingkungan Universitas Lampung, khususnya di
jurusan Sosiologi Fisip. Mahasiswa yang berada disana cendrung berkelompok
dengan teman-teman sebayanya. Para mahasiswa senang menghabiskan waktu
dengan teman sebayanya hanya untuk sekedar mengobrol saja.
Pada kalangan mahasiswa, berkumpul dengan teman sebaya yang memiliki status
sosial ekonomi yang sama merupakan sebuah hal yang penting, karena dengan
begitu mereka diakui keberadaannya.
Pada kalangan mahasiswa yang memiliki status sosial ekonomi yang tinggi,
perilaku menggunakan kartu ATM biasa terjadi karena pengaruh dari temannya,
hal ini menjadi salah satu cara mahasiswa beradaptasi dan melebur dalam
kelompok temannya tersebut yang kemudiaan menjadi sebuah kebiasaan. Tanpa
mereka sadari, kebiasaan berkumpul dengan teman sebaya pengguna kartu ATM
mengakibatkan mereka memiliki pola konsumsi yang berlebihan.

4

Berdasarkan permasalahan yang diungkapkan di atas, maka mendorong penulis
untuk meneliti lebih jauh lagi mengenai “pengaruh status sosial ekonomi dan
kelompok teman sebaya pengguna kartu anjungan tunai mandiri (ATM) terhadap
pola konsumsi mahasiswa” sebagai salah satu tulisan ilmiah dalam bentuk skripsi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang sudah dijelaskan di atas, maka muncul
perumusan masalah yang harus dipecahkan. Adapun perumusan masalah tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Apakah status ekonomi mempengaruhi pola konsumsi mahasiswa?
2. Apakah kelompok teman sebaya pengguna kartu ATM mempengaruhi pola
konsumsi mahasiswa?
3. Bagaimanakah status sosial ekonomi dan kelompok teman sebaya pengguna
kartu ATM mempengaruhi pola konsumsi mahasiswa?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah tersebut diatas, maka
tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh status ekonomi terhadap pola komsumsi mahasiswa.
2. Mengetahui pengaruh kelompok teman sebaya pengguna kartu ATM
mempengaruhi pola konsumsi mahasiswa.
3.

Menjelaskan pengaruh status sosial ekonomi dan kelompok teman sebaya
pengguna kartu ATM terhadap pola konsumsi mahasiswa.

5

D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan kontribusi pemikiran terhadap
dunia akademis dan sebagai titik tolak untuk melakukan penelitian yang lebih
mendalam.
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
pengaruh penggunaan ATM terhadap pola konsumsi mahasiswa. Sehingga
nantinya mahasiswa bisa memanfaatkan ATM dengan sebaik mungkin

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Status Sosial Ekonomi
Menurut Rossides (dalam Yulisanti: 2000) status sosial ekonomi adalah
kedudukan seseorang dalam suatu rangkaian strata yang tersusun secara hierarkhis
yang merupakan kesatuan tertimbang dalam hal-hal yang menjadi nilai dalam
masyarakat yang biasanya dikenal sebagai previlese berupa kekayaan, serta
pendapatan, dan prestise berupa status, gaya hidup dan kekuasaan. Sedangkan
menurut Polak (1971:154) status sosial ekonomi adalah kedudukan sosial
seseorang dalam kelompok atau dalam masyarakat.
Dengan demikian dapat disimpulkan dari pendapat diatas bahwa status sosial
ekonomi adalah tingkatan atau kedudukan sebuah keluarga di tengah
kelompoknya dan posisi yang disandangnya dilengkapi dengan berbagai faktor
diantaranya tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan dan pemilikan
barang yang dapat meningkatkan prestise.

1. Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses yang berkesinambungan yang dilakukan manusia,
yang dilakukan dalam rangka meningkatkan taraf hidupnya, baik secara formal,
informal, maupun non formal.

7

Tingkat pendidikan atau sering disebut dengan jenjang pendidkan adalah tahapan
pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik,
tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan, (UU RI No. 20,
2003:3). Sedangkan menurut Fuad Ihsan (2003: 18) tingkat atau jenjang
pendidikan adalah tahap pendidikan yang berkelanjutan yang ditetapkan
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tingkat kerumitan bahan
pengajaran dan cara menyajikan bahan pengajaran. Jenjang pendidikan sekolah
terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Menurut Fuad Ihsan (2003: 22) pendidikan dasar adalah pendidikan yang
memberikan pengetahuan dan keterampilan, menumbuhkan sikap dasar yang
diperlukan dalam masyarakat, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti
pendidikan menengah.
Pendidikan menengah adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik
menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan
timbal-balik dengan lingkungan sosial budaya, dan alam sekitar, serta dapat
mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan,
(Fuad Ihsan, 2003: 23).
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah
yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan
doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi. Perguruan Tinggi dapat
berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas, (Undangundang No. 20 Tahun 2003 Pasal 19 dan 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Berdasarkan pendapat diatas, tingkat pendidikan adalah suatu proses yang
berkesinambungan yang dilakukan manusia, yang dilakukan dalam rangka
meningkatkan taraf hidupnya. Tingkat pendidikan yang dimaksudkan dalam

8

penelitian ini adalah tingkat pendidikan formal dan informal yang dimiliki orang
tua mahasiswa jurusan Sosiologi Fisip Unila angkatan 2011-2012.
2. Jenis Pekerjaan
Pekerjaan dalam arti luas adalah aktivitas utama yang dilakukan oleh manusia.
Dalam arti sempit, istilah pekerjaan digunakan untuk suatu tugas atau kerja yang
menghasilkan uang bagi seseorang.
Pekerjaan adalah segala sesuatu yang dikerjakan manusia dengan berbagai tujuan.
Ada yang melakukan dengan terpaksa ada juga yang ikhlas. Ada yang melakukan
pekerjaan karena membutuhkan pekerjaan tersebut dan ada juga yang melakukan
pekerjaan tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup. Karena itu, jenis-jenis
pekerjaan cukup banyak sesuai dengan keahlian seseorang.
Setiap orang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Jenis-jenis pekerjaan
dapat dibedakan berdasarkan hasil dari pekerjaannya, yaitu barang dan jasa.

a.

Pekerjaan yang menghasilkan barang
Jenis pekerjaan ini menghasilkan barang yang dapat dipakai untuk
memenuhi kebutuhan hidup, seperti makanan minuman dan perabot rumah
tangga, dan lain-lain. Jenis-jenis pekerjaan serta hasilnya yaitu petani
menghasilkan padi, jagung, dan lain-lain, pengrajin menghasilkan meja,
kursi dan kerajinan lain-lain, peternak menghasilkan telur,daging,dan susu.

b.

Pekerjaan yang menghasilkan jasa
Jenis pekerjaan ini menghasilkan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Kita membutuhkan pendidikan, layanan kesehatan, layanan transportasi,

9

dan lain-lain. Dokter merupakan pekerjaan yang menghasilkan jasa dalam
bidang kesehatan.
Jenis-jenis pekerjaan serta jasanya yaitu guru berjasa dalam pendidikan, dokter
berjasa dalam kesehatan, sopir berjasa dalam layanan transportasi. Jenis pekerjaan
lain yang menghasilkan jasa ialah montir, pengacara, polisi tentara, jaksa, hakim,
pegawai negeri, perias pengantin, dan perawat (http://syadiashare.com).
Dengan demikian dapat dikatakan jenis pekerjaan adalah segala sesuatu yang
dikerjakan manusia untuk melangsungkan kehidupannya. Jenis pekerjaan yang
dimaksudkan dalam penelitian ini adalah jenis pekerjaan tetap dan pekerjaan
sampingan yang dimiliki orang tua mahasiswa yang menghasilkan penghasilan
tiap bulannya.

3. Tingkat Pendapatan
Untuk menjalankan dan mempertahankan kelangsungan hidup seseorang harus
berusaha dan bekerja. Mereka akan mendapatkan imbalan upah atau imbalan dari
hasil pekerjaannya. Upah yang telah diterimanya tersebut, maka dapat membiyai
hidupnya, dengan demikian akan dapat meneruskan dan mempertahankan
eksistensi kehidupannya.
Pendapatan merupakan hal yang penting dalam mendukung kelangsungan
kehidupan suatu keluarga. Dimana orang tua sebagai fungsi ekonomis dalam
keluarga tersebut akan memenuhi semua kebutuhan demi berlangsungnya hidup
keluarganya tersebut. Semakin besar pendapatan yang diperoleh maka semakin
tinggi pemenuhan kebutuhan–kebutuhan dari anggota keluarga itu.

10

Menurut Christpher Pass dan Bryan Lowes (1994: 287), pendapatan (income)
adalah uang yang diterima seseorang dalam perusahaan dalam bentuk gaji, upah,
sewa, bunga, laba dan lain sebagainya, bersama dengan tunjangan pengangguran,
uang pensiun dan lain sebagainya. Sedangkan menurut Valerie J. Hull (dalam
Masri Singarimbun, 1985: 24), bahwa jumlah seluruh pendapatan dan kekayaan
keluarga termasuk barang dan hewan peliharaan dipakai untuk membagi keluarga
ke dalam tiga kelompok pendapatan yaitu pendapatan tinggi, pendapatan
menengah dan pendapatan rendah.
Sementara itu menurut Kadariyah (1981: 26), pendapatan seseorang terdiri dari
penghasilan berupa upah/gaji, bunga sewa, dividend, keuntungan, dan merupakan
suatu arus uang yang diukur dalam suatu jangka waktu, umpamanya seminggu,
sebulan atau setahun. Selain itu, pendapatan atau income dari seseorang adalah
hasil penjualannya dari faktor-faktor produksi yang dimilikinya kepada sektor
produksi, (Boediono, 1996: 170).
Sumardi (1982:92) membagi pendapatan menjadi tiga macam yaitu :
1.

Pendapatan pokok, artinya pendapatan utama dan pokok, yaitu hasil yang
didapat oleh seseorang dari pekerjaan yang dilakukan secara teratur dan
tetap untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

2.

Pendapatan tambahan, yaitu pendapatan yang tidak tetap dan tidak teratur
namun hasilnya dapat membantu untuk menambah pendapatan setiap
bulan, dan selalu berusaha untuk mencari tambahan serta usaha yang dapat
menambah penghasilan rumah tangga.

3.

Pendapatan keseluruhan, yaitu pendapatan pokok ditambah pendapatan
tambahan yag diperoleh keluarga pada setiap bulan.

11

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, pendapatan tidak hanya berupa uang tetapi
juga berupa barang dan sejumlah kekayaan yang dimiliki oleh lembaga tertentu.
Pendapatan yang dimaksud adalah seluruh penerimaan baik berupa barang atau
uang dari pihak lain atau hasil kerjanya sendiri, termasuk dari anggota lainnya,
menilainya dengan berupa uang atau barang yang dinilai harganya dalam satuan
rupiah saat ini.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat pendapatan yang dimaksudkan
dalam penelitian ini adalah tingkat pendapatan keseluruhan yang dimiliki orang
tua mahasiswa dalam setiap bulannya.

4. Pemilikan Barang
Selain pekerjaan, pendidikan dan pendapatan yang menjadi ukuran status social
ekonomi seseorang, masih ada lagi yaitu pemilikan barang. Pemilikan barang-barang
yang berhargapun dapat digunakan untuk ukuran tersebut. Semakin banyak seseorang
itu memiliki sesuatu yang berharga seperti rumah dan tanah, maka dapat dikatakan
bahwa orang itu mempunyai kemampuan ekonomi yang tinggi dan mereka semakin
dihormati oleh orang-orang disekitarnya.
Apabila seseorang memiliki tanah, rumah sendiri, sepeda motor, mobil, komputer,
televisi dan tape biasanya mereka termasuk golongan orang mampu atau kaya.
Apabila seseorang belum mempunyai rumah dan menempati rumah dinas, punya
kendaraan, televisi, tape, mereka termasuk golongan sedang. Sedang apabila
seseorang memiliki rumah kontrakan, sepeda dan radio biasanya termasuk golongan
biasa.

12

Yang dimaksudkan pemilikan barang dalam penelitian ini adalah dilihat dari status
kepilikan rumah yang mahasiswa dan orang tua tempati, dan kendaraan yang
mahasiswa miliki.

B. Tinjauan Tentang Kelompok Teman Sebaya

Teman sebaya adalah orang dengan tingkat umur dan kedewasaan yang kira-kira
sama (Santrock 2007). Pada fase ini, remaja sudah mulai keluar dari lingkungan
keluarganya dan memasuki lingkungan pergaulan sosial dalam masyarakat yang
lebih luas dan di dalam lingkungan yang baru inilah para remaja membentuk
kelompok-kelompok, (Gunarsa SD & Gunasa Y 2003).
Kelompok sebaya ini sangat berpengaruh terhadap perilaku individu dibandingkan
dengan kelompok teman sebaya sebelumnya. Karena dalam kelompok sebaya ini
remaja merasa mendapatkan teman dan juga dukungan dari teman-temannya.
Melalui kelompok sebaya itu anak belajar menjadi manusia yang baik sesuai
dengan gambaran dan cita-cita masyarakatnya tentang kejujuran, keadilan
kerjasama tanggung jawab, tentang peranan sosialnya sebagai pria dan wanita,
memperoleh berbagai macam informasi, meskipun kadang-kadang infosrmasi
yang menyesatkan, serta mempelajari kebudayaan khusus masyarakatnya yang
bersifat etnik, keagamaan, kelas sosial, dan kedaerahan, (St. Vembriarto,
1993:61).
Dalam penelitian ini, pengaruh teman sebaya dilihat dari kuantitas dan intensitas
pergaulan. Kuantitas pergaulan adalah seberapa sering mahasiswa melakukan
pergaulan dengan teman sebayanya dikampus. Sedangkan intensitas adalah
seberapa dekat tingkat hubungan mahasiswa dengan sebayanya.

13

Dari berbagai macam pendapat dan berdasarkan pada penjelasan di atas, dapat
diketahui bahwa perilaku konsumsi pengguna ATM yang dipengaruhi oleh faktor
kelompok teman sebaya adalah kuantitas dan intensitas pergaulan. Perilaku
konsumsi yang dipengaruhi oleh faktor kelompok teman sebaya dikarenakan
kelompok teman sebaya tersebut memperlihatkan perilaku dan gaya hidup baru
atau pola hidup dalam konsumsi. Kelompok teman sebaya juga seringkali
memperlihatkan penggunaan kartu ATM dalam pergauulan mereka. Hal ini
menjadikan mahasiswa sebagai pengguna kartu ATM aktif.

C. Tinjauan Tentang ATM
ATM dalam bahasa inggris dikenal dengan Automatic teller machine, atau dalam
bahasa Indonsia dikenal dengan Anjungan Tunai Mandiri. ATM merukan alat
elektronik yang diberikan oleh bank yang kepada pemilik rekening yang dapat
digunakan untuk bertransaksi secara elektronis seperti mengecek saldo,
mentransfer uang dan juga mengambil uang dari mesin ATM tanpa perlu dilayani
seorang teller. Setiap pemegang kartu diberikan PIN (personal identification
number), atau nomor pribadi yang bersifat rahasia untuk keamanan dalam
penggunaan ATM lalu apa beda kartu ATM dengan kartu Debit.
Kartu Debit dan Kartu ATM berguna sebagai alat bantu untuk melakukan
transaksi dan memperoleh informasi perbankan secara elektronis. Jenis transaksi
yang tersedia antara lain:

14

1. Penarikan tunai
2. Setoran tunai
3. Transfer dana
4. Pembayaran
5. Pembelanjaan

Jenis informasi yang tersedia antara lain:
1. Informasi saldo
2. Informasi kurs

Dalam penggunaan kartu ATM pasti memiliki keuntungan-keuntungan yang dapat
mempremudah masyarakat. Keuntungan menggunakan kartu ATM adalah:
1. Mudah, tidak perlu datang ke bank untuk melakukan transaksi atau
memperoleh informasi.
2. Aman, tidak perlu membawa uang tunai untuk melakukan transaksi belanja.
3. Fleksibel, transaksi penarikan tunai/pembelanjaan via ATM/EDC dapat
dilakukan dijaringan bank sendiri, jaringan lokal dan internasional.
4. Leluasa, dapat bertransaksi setia saat meskipun hari libur.
(http://ridwanaz.com/umum/pengertian-kartu-atm-dan-kartu-debit/)
Berdasarkan pendapat di atas kartu ATM adalah sebuah alat elektronik yang
mengijinkan nasabah Bank untuk mengambil uang dan mengecek rekening
mereka tanpa perlu dilayani oleh seorang pegawai Bank atau teller.
Pada saat ini banyak remaja yang menggunakan kartu ATM. faktor yang
memotivasi kepemilikan kartu ATM di kalangan mahasiswa adalah karena
pemanfaatan teknologi, kemudahan, dan keamanan. Dengan kepemilikan kartu

15

ATM, para mahasiswa mendapatkan kemudahan dalam memenuhi kebutuhan
hidup mereka sehari – hari. Namun tidak dapat dipungkiri, mahasiswa yang
memiliki kartu ATM cenderung berperilaku konsumtif. Hal ini dikarenakan,
dengan adanya kartu ATM mereka dapat mengambil uang atau melakukan
transaksi penarikan uang tunai tanpa batas waktu karena jika uang cash mereka
bawa habis, mereka tinggal pergi ke mesin ATM terdekat dan melakukan
penarikan uang tunai.
Kegiatan konsumsi yang dilakukan mahasiswa kebanyakan juga berdasarkan
keinginan bukan atas dasar kebutuhan. Tidak jarang mahasiswa membeli suatu
barang tanpa ada perencanaan terlebih dahulu.

D. Tinjauan Tentang Pola Konsumsi
Pola adalah suatu bentuk, sistem, atau pun cara kerja yang biasanya berlangsung
secara terus menerus baik mengalami perubahan ataupun tidak. Konsumsi adalah
kegiatan menghabiskan, memakai, menggunakan, atau mengurangi kegunaan
suatu barang untuk memenuhi kebutuhan.
Menurut Mankiw (2000) konsumsi adalah barang atau jasa yang dibeli oleh
rumah tangga konsumsi terdiri dari barang tidak

tahan lama (Non Durable

Goods) adalah barang yang habis dipakai dalam waktu pendek, seperti makanan
dan pakaian. Kedua adalah barang tahan lama (Durable Goods) adalah barang
yang dimiliki usia panjang seperti mobil, televisi, alat–alat elektronik, Ketiga, jasa
(Services) meliputi pekrjaan yang dilakukan untuk konsumen oleh individu dan
perusahaan seperti potong rambut dan berobat kedaokter.

16

Sedangkan menurut Samuelson & Nordhaus (1996) konsumsi adalah pengeluaran
untuk pembelian barang-barang dan jasa akhir guna mendapatkan kepuasan
ataupun memenuhi kebutuhannya.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pola
konsumsi adalah suatu bentuk kegiatan manusia yang secara langsung maupun
tidak langsung yang dilakukan secara berulang-ulang menggunakan barang dan
jasa untuk memenuhi kebutuhannya dengan tujuan untuk memperoleh kepuasan
yang berakibat mengurangi ataupun menghabiskan nilai guna suatu barang/jasa.
Contoh dari kegiatan konsumsi antara lain: makan, minum, naik kendaraan
umum, menonton film di bioskop.
Sebagian besar tindakan yang dilakukan konsumen untuk melakukan pembelian
suatu barang atau jasa adalah karena suatu kebutuhan. Walaupun kebutuhan
primer merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi agar dapat melangsungkan
hidup, namun bukan berarti kebutuhan sekunder dapat dikesampingkan. Hal ini
merupakan konsekuensi dalam hidup di masyarakat yang senantiasa menuntut
kebutuhan-kebutuhan lain yang harus dipenuhi. Remaja termasuk bagian
masyarakat pun melakukan hal tersebut.
Pada masyarakat Indonesia yang saat ini sudah sangat modern, identitas seseorang
saat ini biasanya dipengaruhi oleh pemahaman simbolik atas barang-barang yang
dimilikinya. Kepemilikan materipun juga menempatkan seseorang dalam
lingkungan sosial material. Terlebih lagi kepemilikan materi memberi informasi
kepada seseorang tentang identitas orang lain. Pola konsumsi remaja saat ini
sedikit banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai kebudayaan pop yang merefleksikan
gaya hidup industrial kapitalis yang sering ditampilkan media massa.

17

Gaya hidup sebagai pembeda kelompok, akan muncul dalam masyarakat yang
terbentuk atas dasar stratifikasi sosial. Setiap kelompok dalam masyarakat akan
memiliki gaya hidup yang khas. Dapat dikatakan bahwa gaya hidup inilah yang
menjadi simbol-simbol prestise dalam setiap stratifikasi sosial.
Budaya konsumen telah menyumbang pada suatu hubungan yang reflektif yang
kemudian meningkat terhadap identitas diri melalui pembagiannya dalam
seperangkat pengetahuan keahlian, contohnya dalam hubungan dengan gaya
hidup, selera, fashion dan lain lain.
Menurut Mary Douglas dan Baron Isherwood (dalam Lury, 1998:16-17),
konsumsi yang terjadi dalam masyarakat adalah merupakan fenomena budaya
sebagaimana halnya sebuah fenomena ekonomi. Hal ini berkaitan dengan makna,
nilai, dan komunikasi seerat kaitan antara pertukaran, harga, dan ekonomi.
Kegunaan barang-barang selalu dibingkai oleh konteks budaya, bahkan bendabenda sederhana dalam kehidupan sehari-hari memilki makna budaya. Bendabenda mampu menciptakan atau menggerakkan asumsi-asumsi dan keyakinan
budaya, dan menjadikan keyakinan tersebut sebagaisebuah realitas, sebuah fakta,
yang disebut sebagai kekonkritan.
Kebangkitan budaya konsumen dicirikan dengan gaya hidup. Produksi,
pertukaran, dan pemanfaatan barang-barang konsumsi makin distrukturkan oleh
aspek-aspek akspresif yang disadari atau aspek simbolis barang-barang tersebut.
Gaya

hidup

(lifestyle)

merujuk

pada

kepekaan

konsumen

baru

yang

diidentifikasikasi sebagai karakter konsumsi modern. Melalui gaya hidup, para
konsumen dianggap membawa kesadaran atau kepekaan yang lebih tinggi
terhadap proses konsumsi. Sebagai sebuah mode konsumsi atau sikap konsumsi

18

hal itu merujuk pada cara orang-orang berusaha menampilkan individulitas
mereka dan cita rasa mereka melalui pemilihan barang-barang yang mereka
konsumsi seperti pakaian, makanan, minuman, alat komunikasi, ataupun
kendaraan. Hal tersebut mendukung pandangan bahwa praktek-praktek konsumsi
dapat dipahami dalam konteks sebuah perjuangan memperoleh posisi sosial.
Budaya konsumen membuka peluang untuk konsumsi produktif, dalam arti
menjanjikan kehidupan pribadi yang lebih indah dan memuaskan, menentukan
kepribadian melalui perubahan diri dan gaya hidup. Budaya konsumen dapat
dikatakan merupakan unsur utama dalam produksi budaya masa kini. Hal ini
disebabkan, karena meskipun kelompok-kelompok yang berada diluar atau
menjauhi diri dari jangkauan pasar dan perilaku yang melawan arus, seperti subbudaya remaja dan gerakan-gerakan sosial baru, dinamika proses pasar yang
selalu mengejar hal yang baru itu menyebabkan budaya konsumen dapat merajut
dan mengolah ulang tradisi dan gaya hidup mutakhir.
Budaya konsumen tidak dapat dianggap sekedar suatu budaya materialis rasional.
Budaya ini tidak hanya menimbulkan pergantian konsumsi barang atau nilai
pakai, yang memiliki makna tetap, dengan perhitungan nilai tukar. Lebih dari itu,
nilai tukar cenderung melonggarkan atau meninggalkan nilai pakai semula dan
menyingkapkan asal usul sosialnya, yang membuka jalan untuk pandangan
mengenai komoditi dari sudut yang disebut nilai pakai kedua (Evers,1998:53-55).

19

E. Pengaruh Status Sosial Ekonomi dan Kelompok Teman Sebaya Pengguna
Kartu ATM Terhadap Pola Konsumsi Mahasiswa
1. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Terhadap Pola Konsumsi Mahasiswa
Pola konsumsi seringkali dilakukan secara berlebihan sebagai usaha seseorang
untuk memperoleh kesenangan, meskipun sebenarnya kebahagiaan yang diperoleh
hanya bersifat semu. Dalam setiap perilaku konsumsi tentu saja ada faktor-faktor
yang mempengaruhinya, diantaranya adalah status sosial ekonomi.
Dalam penelitian ini status sosial ekonomi yang dimaksud adalah status sosial
ekonomi yang dimiliki oleh orang tuanya. Mahasiswa yang memiliki orangtua
yang status sosial ekonominya tinggi belum tentu dirinya merasa sebagai orang
yang memiliki status sosial ekonomi tinggi. Sebaliknya ada mahasiswa yang
memiliki orang tua yang berstatus sosial sedang, tetapi merasa seperti orang kaya,
oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola konsumsi
mahasiswa yang dipengaruhi oleh status sosial ekonomi orang tua.
Pada kenyataannya saat ini orang-orang yang mempunyai perilaku konsumsi
tinggi adalah orang-orang yang mempunyai penghasilan tinggi, karena untuk
mengkonsumsi suatu barang menghabiskan uang yang tidak sedikit. Selain pada
penghasilan yang tinggi perilaku konsumsi juga dipengaruhi oleh adanya tingkat
pendidikan seseorang sehingga bisa terlihat jelas cara seseorang dalam
mengkonsumsi suatu barang atau jasa ada pembedaan-pembedaan untuk
menunjukkan bahwa seseorang tersebut mempunyai taraf hidup yang lebih baik.
Dengan adanya hal tersebut maka kemungkinan besar mahasiswa yang
mempunyai orang tua dengan penghasilan dan pendidikan tinggi maka pola
konsumsinya juga akan meningkat. Tidak hanya pada penghasilan dan pendidikan

20

yang tinggi, status sosial ekonomi orang tua yang dilihat dari penilaian orang yang
menganggap seseorang tersebut terpandang , terkenal serta kedudukan nya di
dalam suatu lingkungan, juga menentukan perilakunya dalam mengkonsumsi
suatu barang atau jasa karena untuk menunjukkan prestise dalam pergaulannya.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat penulis simpulkan bahwa, status sosial
ekonomi orang tua sangat berperan dalam menentukan pola konsumsi mahasiswa.
Jadi semakin tingginya status sosial ekonomi orang tua maka pola konsumsi
mahasiswa juga meningkat atau konsumtif.

2. Pengaruh Kelompok Teman Sebaya Pengguna Kartu ATM Terhadap Pola
Konsumsi Mahasiswa

Usia remaja adalah usia dimana terjadi peralihan dalam mencari identitas diri.
Remaja ingin diakui eksistensinya oleh lingkungan dengan berusaha menjadi
bagian dari lingkungan itu. Kelompok sebaya ini sangat berpengaruh terhadap
perilaku individu dibandingkan dengan kelompok teman sebaya sebelumnya.
Karena dalam kelompok sebaya ini remaja merasa mendapatkan teman dan juga
dukungan dari teman-temannya.
Pada kalangan mahasiswa perilaku menggunakan kartu ATM biasa terjadi karena
pengaruh dari temannya, hal ini menjadi salah satu cara mahasiswa beradaptasi
dan melebur dalam kelompok temannya tersebut yang kemudiaan menjadi sebuah
kebiasaan. Tanpa mereka sadari, kebiasaan berkumpul dengan teman sebaya
pengguna kartu ATM mengakibatkan mereka memiliki pola konsumsi yang
berlebihan.
perilaku konsumsi mahasiswa pengguna kartu ATM yang berlebihan ini, tidak
terlepas dari intensitas dan kuantitas pertemuan dengan teman-teman sebayanya.

21

Teman yang menjadi tempat sosialisasi sekunder memiliki pengaruh besar
terhadap pola hidup mahasiswa.
Berdasarkan peryataan diatas, peran teman sebaya pengguna kartu ATM sangat
mempengaruhi pola konsumsi mahasiswa. Sehingga mahasiswa dapat diakui
keberadaannya di dalam kelompok jika mereka memiliki ATM.

F. Kerangka Pikir dan Hipotesis
1. Kerangka Pikir
Mahasiswa zaman sekarang mempunyai pola konsumtif yang sangat tinggi, hal ini
didukung oleh fasilitas umum yang sekarang ini sangatlah praktis dengan adanya
kartu ATM yang memudahkan pemiliknya dalam hal berbelanja karena tidak
perlu membawa banyak uang apabila mau bepergian ataupun akan berbelanja.
Hanya dengan menggesek ATM pada alat yang biasanya disediakan oleh suatu
tempat pembelanjaan dari mitra khusus bank yang mengeluarkan kartu tersebut
ataupun melakukan penarikan uang tunai dengan menggunakan kartu ATM dari
mesin ATM khusus yang tersebar di fasilitas-fasilitas umum kita sudah bisa
berbelanja ataupun mendapat uang tunai kapanpun kita perlukan.
ATM sekarang ini menjadi trend alat pembayaran baru dikalangan para
mahasiswa, para mahasiswa banyak menggunakan fasilitas ATM untuk bebelanja
di mall, menonton bioskop atau pun untuk membayar jasa seperti pergi ke salon
ataupun ke restoran. Hal ini tidak lepas dari faktor pendorong dan faktor penarik
dari penggunaan ATM itu sendiri karena selain untuk memberikan fasilitas bagi
para pemiliknya, sekarang ini ATM bergeser fungsi sebagai identitas status sosial
seseorang. Para orang tua yang kebanyakan memberikan fasilitas ini pada anak