METODE PENELITIAN TAP.COM - 48 ANALISIS LOSSES JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER 20 KV AREA LHOKSEUMAWE

Analisis Losses Jaringan Distr ibusi Primer 20 Kv Ar ea Lhokseumawe……………………………..……..Zamzami 50 tegangan swing bus 1 V telah ditetapkan maka tegangan pada bus 2 yaitu, 2 V dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 10 seperti persamaan 11 berikut :          K k k k V Y V jQ P Y V 1 2 2 2 2 22 2 1 …..11

2.4 Sistem Distribusi Saluran Udara Tegangan Menengah

Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen diperlukan suatu jaringan tenaga listrik. Sistem jaringan ini terdiri dari jaringan transmisi dan jaringan distribusi sistem tegangan menengah dan tegangan rendah. Dalam sistem distribusi pokok permasalahan tegangan muncul karena konsumen memakai peralatan dengan tegangan yang besarnya sudah ditentukan. Jika tegangan sistem terlalu tinggirendah sehingga melawati batas-batas toleransi maka akan mengganggu dan selanjutnya merusak peralatan konsumen. Masalah utama yang lain dalam sistem tenaga listrik adalah bagaimana mengatasi gangguan dengan cepat karena gangguan yang terbanyak dalam sistem tenaga listrik terdapat dalam sistem distribusi jaringan tegangan menengah atau juga disebut jaringan distribusi primer sedangkan jaringan distribusi sekunder disebut jaringan tegangan rendah. Gangguan pada saluran udara tegangan menengah jumlahnya lebih banyak dan kebanyakan lebih bersifat temporer sedangkan pada kabel tanah jumlah gangguan lebih sedikit tetapi kebanyakan bersifat permanen. Oleh karenanya banyak dipakai penutup balik Recloser untuk SUTM [1].

2.5 Sistem Radial

Gambar 2. Jaringan tegangan menengah dengan konfigurasi radial Pada Gambar 2, mengGambarkan jaringan tegangan menengah berupa feeder- feeder radial yang keluar dari GI. Sepanjang setiap feeder terdapat transformator- transformator distribusi yang dilengkapi dengan pemutus. Transformator distribusi diletakan sedekat mungkin dengan beban sehingga pada umumnya terletak di dalam kota apabila yang dilayani kota bukan desa. Dilain pihak sering didapat kesulitan untuk meletakkan GI didalam kota karena masalah izin tanah untuk SUTT dan untuk bangunan GI. Untuk mengatasi hal ini dapat dibangun Gardu Hubung GH seperti pada Gambar 3 dibawah ini Gambar 3. GI dan GH dalam jaringan tegangan menengah Antara GI dan GH umumnya dihubungkan oleh dua saluran tegangan menengah yang dilengkapi dengan relay selektif agar kalau salah satu saluran terganggu ada satu saluran yang beroperasi. Kelemahan dari sistem radial ini adalah apabila terjadi pemadaman dipenyulang utama maka semua penyulang akan padam karena hanya mempunyai satu sumber. Keunggulan dari sistem radial ini adalah lebih mudah, murah dan tidak mempunyai sistem yang rumit.

III. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada sistem distribusi primer 20 kV area Lhokseumawe. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder Tabel 1 dan 2. Data ini diperoleh dari PT. PLN Persero Cabang Lhokseumawe khususnya yang berhubungan dengan data dari jaringan distribusi primer sistem kelistrikan area Lhokseumawe. Penelitian ini memanfaatkan Software Power World Simulator dengan metode Gauss-Seidel untuk simulasi aliran daya. Selanjutnya dalam proses ini dapat memberikan data besarnya losses pada jaringan distribusi primer 20 kV area Lhokseumawe. Tabel 1. Data Beban GI Lhokseumawe NO GIGH Beban P MW Q MVAr 1 Lhokseumawe 35.711 22.14082 2 Lhoksukon 4.525 2.8055 3 Panton Labu 5.040 3.1248 4 Cunda 11.849 7.34638 5 Hagu 4.924 3.05288 6 Krueng Geukuh 6.073 3.76526 7 Cot Trueng 0.65 0.403 8 Ganda Pura 8.045 4.9879 Analisis Losses Jaringan Distr ibusi Primer 20 Kv Ar ea Lhokseumawe……………………………..……..Zamzami 51 Tabel 2. Data saluran dari GI Lhokseumawe ke Bus Dari-ke Panjang km Z1Ohm per km Total Ohm Total PU R X R X R X GI - Cunda 20,22 0.1251 0,0946 2,53 1,913 0,19 0,143 GI - Lhoksukon 20.9 0.2162 0.331 4,519 6,901 0,339 0,518 GI – Krueng Geukuh 8,17 0,1344 0,3158 1,098 2,580 0,082 0,194 GI – Panton Labu 43,03 0,2162 0,3305 9,303 14,221 0,698 1,067 Cunda – Hagu 3,84 0,1344 0,3158 0,516 1,212 0,039 0,091 Krueng Geukuh – Cot Trueng 10,59 0,1344 0,3158 1,423 3,344 0,107 0,251 Cot Trueng – Ganda Pura 14,98 0,2162 0,3305 3,239 4,951 0,243 0,371 Lhoksukon – Panton Labu 20,93 0.2162 0.3305 4,525 6,917 0,339 0,519 Untuk menyelesaikan penelitian ini dapat dibuat langkah-langkah penelitian sebagai berikut: 1. Membuat konsfigurasi jaringan yang akan diteliti. 2. Memasukkan nilai parameter jaringan nilai R dan X pada saluran antar bus. 3. Memasukkan nilai tegangan pada masing- masing bus. 4. Memasukkan nilai daya P dan Q pembangkit. 5. Memasukkan nilai beban P dan Q. 6. Proses simulasi dilakukan dengan menggunakan Software Power World Simulator dan perhitungan dengan metode Gauss-Seidel. 7. Menghitung besarnya losses pada saluran antar bus. Diagram alir penelitian diperlihatkan pada Gambar 4, berikut ini: Gambar 4. Diagram alir penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN