Penguasaan informasi tentang MEA

12 Majalah ARSIP Edisi 66 2015 ARTIKEL LAPORAN UTAMA daya saing, pengakuan kompetensi, prospek karier, rasa percaya diri, dan kebanggaan. Sertiikasi berguna bagi pribadi, perusahaan, dan negara. Bagi pribadi, seorang tenaga kerja yang sudah tersertiikasi akan lebih mudah untuk berkarier. Bagi perusahaan, mereka akan lebih mudah untuk merekrut karyawan yang sesuai kriteria. Sedangkan bagi negara, sertiikasi akan berdampak pada kemajuan ekonomi. Selain itu, negara akan lebih mudah melakukan perjanjian kerja sama dengan pihak lain, khususnya dalam hal perekrutan tenaga kerja. Profesionalitas TKKI dibuktikan dengan sertiikasi kompetensi dari lembaga sertiikasi kompetensi yang didirikan oleh asosiasi atau organisasi profesi arsiparis tingkat nasional maupun internasional.Jenis bidang kompetensi kearsipan yang harus mendapat sertiikasi, yakni kompetensi dalam pengelolaan arsip dinamis, pengelolaan arsip statis, pembinaan kearsipan, dan pengelolaan arsip menjadi informasi. Dalam persaingan global, organisasi tidak boleh dalam suasana vakum, melainkan senantiasa dituntut dinamis sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman yang begitu kompleks dan kompetitif. Dalam hubungan ini, maka eksistensi tenaga kerja kearsipan mempunyai peranan yang strategis dalam pencapaian keberhasilan suatu organisasi. Agar TKKI dapat memiliki daya saing, maka kompetensinya harus diakui oleh organisasi profesi arsiparis nasional maupun internasional. Hal ini merupakan prasyarat yang tidak dapat ditawar lagi, karena melalui kompetensi inilah akan ditunjukkan kemampuan sebagaimana yang dipersyaratkan. Daya saing TKKI akan semakin tinggi dalam MEA jika TKKI memiliki empat jenis kompetensi, yaitu kompetensi teknis di bidang kearsipan, kompetensi manajerial, dan kompetensi intelektual. Hal ini penting, mengingat posisi jabatan pekerjaan kearsipan pada perusahaan tidak hanya tenaga teknis kearsipan clerk, records oficer , tapi juga bisa sebagai manajer pusat arsip records center manager, koordinator kelompok kerja task force coordinator , supervisor program programe supervisor. Kompetesi manajerial managerial competence, yakni kompetensi yang berhubungan dengan berbagai kemampuan manajerial yang di- butuhkan dalam menangani tugas- tugas organisasi, seperti kematangan merencanakan pekerjaan, kemampuan mengkoordinir tim kerja, kemampuan pengawasan, serta kemampuan memecahkan persoalan kearsipan. Kompetensi ini diperlukan untuk posisi memimpin pusat arsip records center pada suatu perusahaan. Kompetensi sosial social competence, yakni kemampuan melakukan komunikasi yang dibutuhkan oleh organisasi dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, seperti kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, bernegosiasi, berinteraksi, dan bersosialisasi.Kompetensi ini diperlukan untuk posisi sebagai kelompok kerja task force coordinator. Kompetensi intelektual intetectual atau strategic competence, yakni kemampuan untuk berpikir secara strategis dengan visi jauh ke depan, seperti kemampuan menganalisa masalah, mengantisipasi, merespon danmembaca isu-isu aktual, mencapai target tugas dan tanggung jawab kearsipan secara efektif dan eisien. Kompetensi ini diperlukan untuk posisi sebagai supervisor program programe supervisor Penerapan strategi kebudayaan C.A. van Peursen untuk meningkatkan daya saing TKKI dalam MEA harus mengacu kepada kebijakan pemerintah yang terkait dengan urusan ketenagaakerjaan, kearsipan, dan pendidikan di tanah air. Dalam hal ini, Kementerian Tenaga Kerja Kemenaker, Badan Nasional Sertiikasi Profesi BNSP Arsip Nasional Republik Indonesia ANRI, Asosiasi Arsiparis Indonesia AAI, dan perguruan tinggi penyelenggara pendidikan kearsipan.

C. Epilog

Mengacu strategi kebudayaan C.A. van Persen, upaya TKKI untukmenguasai informasitentang MEA, menguasai bahasa negara- negara ASEAN, dan meningkatkan kompetensi adalah upaya mencoba menggeser tahap mitis menuju tahap ontologis. Setelah itu, TKKI akanbisa mengambil posisi yang lebih jelas, kepentingan apa yang hendak ditunjukkan, dan hal ini merujuk pada tahap fungsional dengan strategi tertentu yang akan diambil. Melalui penguasaan atas tiga hal tersebut, TKKI sudah meletakkan dasar yang kuat dalam menghadapi MEA. Dengan demikian, TKKI akanmampu bersaing dalam pasar tenaga kerja kearsipan skala regional, yang pada akhirnya bisa merebut lapangan kerja kearsipan di negara-negara ASEAN. 13 Majalah ARSIP Edisi 66 2015 A SEAN merupakan kelompok negara-negara Asia Tenggara berdiri sejak tahun 1967, sebagai wujud reaksi terhadap perang dingin antara dua kekuatan besar pada saat itu yaitu Blok Barat Amerika Serikat dan sekutunya serta Blok Timur Uni Soviet dan kelompoknya. Selain itu, juga adanya rasa ketakutan dari negara- negara Asia Tenggara terhadap faham komunisme, dan sekaligus sebagai alat promosi untuk menunjukkan kiprahnya di bidang pembangunan ekonomi. Sudah banyak yang telah dilakukan oleh ASEAN untuk mencapai tujuan bersama, salah satu diantaranya adalah dengan terbentuknya komunitas ASEAN untuk memperkokoh dan menunjukkan eksistensinya kepada dunia luar. Adapun bentuk konkritnya adalah masyarakat ASEAN yang menjadi satu kesatuan tanpa adanya batas hambatan negara, khususnya pada bidang politik keamanan, bidang ekonomi dan bidang sosial budaya. Dari 3 bidang tersebut, penulisan artikel ini akan lebih fokus dalam bidang ekonomi, terutama dalam perdagangan bebas antar sesama negara ASEAN, yang rencananya akan diberlakukan pada akhir tahun 2015. Dari hasil kesepakatan, telah disetujui beberapa profesi yang bebas masuk diantara sesama anggota ASEAN, antara lain adalah engineering services, nursing, architectural, dental practitioner, accountancy services, good manufacturing practices, dan tourism professional. Berdasarkan kesepakatan tersebut, maka tinggal sebulan lebih untuk menghadapi pasar bebas tersebut, pertanyaannya adalah bagaimana kesiapan Indonesia khususnya arsiparis dalam menghadapi tantangan tersebut. Banyak hal yang harus disiapkan baik dari segi infra struktur, dasar hukum dan aturan main secara nasional, serta tentu saja sumber daya manusia. Walaupun profesi arsiparis atau profesi bidang kearsipan belum termasuk kesepakatan beberapa bidang yang akan dilakukan secara bebas, tetapi tentunya sudah harus dipersiapkan sejak dini agar jangan sampai tenaga profesional asing bidang kearsipan masuk dengan bebas ke negara tercinta. Tantangan dan Peluang Data secara internasional menunjukkan bahwa Indonesia masih belum mengggembirakan dan perlu kerja keras dalam kesiapan untuk menghadapi berbagai kendala, karena dalam banyak hal kita ketinggalan dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Selain Rasio Gini yang semakin melebar, yaitu 0,41 pada tahun 2013, juga tingkat daya saing Indonesia masih pada ranking 38 pada tahun 2013 masih jauh di bawah Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Thailand. Pada tahun 2014 pada ranking 34, memang ada kenaikan tetapi belum terlalu signiikan dan juga masih berada di bawah beberapa negara ASEAN lainnya. Produktivitas kerja juga masih menjadi kendala yaitu 36 dibandingkan Amerika Serikat AS, Sumrahyadi : KEBIJAKAN ANRI DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN MEA Sumrahyadi : KEBIJAKAN ANRI DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN MEA