langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung.
b. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. c. Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik
tugas individual maupun kelompok. d. Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya Kemendikbud, 2013: 7.
b. Pendekatan Saintifik
Pendekatan Ilmia Scientific Approach menjadi landasan pada pembelajaran di kurikulum 2013 karena ada upaya meningkatkan kualitas
berfikir siswa. Kurikulum 2013 yang hadir berbasiskan pada kompetensi, mengupayakan agar siswa dapat mempelajari ilmu pengetahuan
sebagaimana ilmuan mengkaji objek penelitiannya. Melelui pendekatan saintifik juga siswa tidak hanya dilatih untuk mengembangkan kemampuan
berfikir, dan menalar. Namun mengembangkan aspek lain dari peserta didik dalam pembelajaran. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah
proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkontruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-
tahapan mengamati untuk mengidentifikasi atau menemukan masaah, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengomunikasikan konsep, hukum, perinsip, yang
ditemukan Alfindasari, 2015: 1-2.
Kaidah-kaidah pendekatan ilmiah bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang
suatu kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah. Proses
pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi kriteria seperti berikut ini: 1. Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena
yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. Contoh
tentang astronomi dan fenomena alam, peserta didik diajak untuk mengemukakan pendapatnya berdasarkan gejala dan data dilapangan.
2. Penjelasan peserta didik, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran
subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. 3. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis,
analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran
4. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu dengan yang lain
dari substansi atau materi didik. 5. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami,
menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran,
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan,
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana, jelas, dan menarik sistem penyajiannya.
Proses pembelajaran harus terhindar dari sifat-sifat atau nilai-nilai non- ilmiah yang meliputi intuisi, akal sehat, prasangka, penemuan melalui coba-
coba, dan asal berpikir kritis Kemendikbud, 2012: 16. Untuk memperkuat pendekatan ilmiah scientific, tematik terpadu tematik
antar mata pelajaran, dan tematik dalam suatu mata pelajaran perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapanpenelitian
discoveryinquiry learning. Untuk mendorong kemampuan siswa untuk menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka
sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah project based learning
Kemendikbud, 2013: 3.
Nilai-nilai yang adapat ditanamkan dalam pendidikan sains adalah: 1. Kecakapan berfikir dan bekerja menurut langkah-langkah yang teratur.
2. Keterampilan mengadakan pengamatan dan penggunaan alat-alat eksperimentasi.
3. Memiliki sikap ilmia, antara lain: a. Tidak berprasangka dalam mengambil keputusan.
b. Sanggup dalam menerima gagasan dan saran-saran yang baru. c. Sanggup mengubah kesimpulan dari hasil eksperimennya bila ada bukti-
bukti yang meyakinkan benar. d. Bebas dari ketakhyulan.