Peranan Konservatif. Peranan Kreatif. Peranan Kritis dan Evaluatif.

12

2. Peranan Kurikulum

Kurikulum dalam pendidikan formal di sekolahmadrasah memiliki pe- ranan yang sangat strategis dan menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Terdapat tiga peranan yang dinilai sangat penting, yaitu: a peranan konser- vatif, 2 peranan kreatif, dan 3 peranan kritisevaluatif Oemar Hamalik, 1990.

a. Peranan Konservatif.

Peranan ini menekankan bahwa kurikulum sebagai sarana untuk mentrans- misikan nilai-nilai warisan budaya masa lalu yang dianggap masih relevan dengan masa kini kepada generasi muda, dalam hal ini para siswa. Dengan demikian, peranan konservatif ini pada hakikatnya menempatkan kurikulum, yang berorientasi ke masa lampau. Peranan ini sifatnya menjadi sangat men- dasar, disesuaikan dengan kenyataan bahwa pendidikan pada hakikatnya me- rupakan proses sosial. Salah satu tugas pendidikan yaitu mempengaruhi dan membina perilaku siswa sesuai dengan nilai-nilai sosial yang hidup di ling- kungan masyarakatnya.

b. Peranan Kreatif.

Peranan ini menekankan bahwa kurikulum harus mampu mengembang- kan sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan yang terjadi dan kebu- tuhan-kebutuhan masyarakat pada masa sekarang dan masa mendatang. Kuri- kulum harus mengandung hal-hal yang dapat membantu setiap siswa mengem- bangkan semua potensi yang ada pada dirinya untuk memperoleh pengetahu- an-pengetahuan baru, kemampuan-kemampuan baru, serta cara berpikir baru yang dibutuhkan dalam kehidupannya.

c. Peranan Kritis dan Evaluatif.

Peranan ini dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa nilai-nilai dan budaya yang hidup dalam masyarakat senantiasa mengalami perubahan, se- hingga pewarisan nilai-nilai dan budaya masa lalu kepada siswa perlu disesu- aikan dengan kondisi yang terjadi pada masa sekarang. Selain itu, perkembang- an yang terjadi pada masa sekarang dan masa mendatang belum tentu sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Karena itu, peranan kurikulum tidak hanya me- wariskan nilai dan budaya yang ada atau menerapkan hasil perkembangan ba- ru yang terjadi, melainkan juga memiliki peranan untuk menilai dan memilih nilai dan budaya serta pengetahuan baru yang akan diwariskan tersebut. Da- 13 lam hal ini, kurikulum harus turut aktif berpartisipasi dalam kontrol atau filter sosial. Nilai-nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan dan tuntutan masa kini dihilangkan dan diadakan modifikasi atau penyempurnaan-penyem- purnaan. Ketiga peranan kurikulum di atas tentu saja harus berjalan secara seim- bang dan harmonis agar dapat memenuhi tuntutan keadaan. Jika tidak, akan terjadi ketimpangan-ketimpangan yang menyebabkan peranan kurikulum per- sekolahan menjadi tidak optimal. Menyelaraskan ketiga peranan kurikulum tersebut menjadi tanggung jawab semua pihak yang terkait dalam proses pen- didikan, di antaranya guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua, siswa, dan masyarakat. Dengan demikian, pihak-pihak yang terkait tersebut idealnya da- pat memahami betul apa yang menjadi tujuan dan isi dari kurikulum yang di- terapkan sesuai dengan bidang tugas masing-masing.

D. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP adalah kurikulum yang dikembangkan oleh dan dilaksanakan pada tiap-tiap satuan pendidikan. Da- lam hal ini, sekolah diberi keleluasaan untuk mengembangkan kurikulumnya. Namun demikian, tidak berarti sekolah bebas tanpa batas untuk mengembang- kan kurikulumnya. Dalam pelaksanaannya tetap berpegang atau merujuk pa- da prinsip-prinsip dan rambu-rambu operasional standard yang dikembang- kan oleh pemerintah, serta merujuk pada Standar Kompetensi Lulusan SKL dan Standard Isi SI yang telah ditetapkan melalui Permen Nomor 23 Tahun 2006 untuk Standar Kompetensi Lulusan, dan Permen Nomor 22 Tahun 2006 untuk Standar Isi. Standard Isi SI yaitu lingkup materi minimal dan standar kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu yang berlaku secara nasional. Sedangkan Standar Kompetensi Lulusan SKL standar yang digunakan untuk melakukan penilaian dan menentukan kelulusan peserta didik. Standar komptensi lulusan ini terdiri dari standar kompetensi kelompok mata pelajar- an dan standar kompetensi mata pelajaran untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Standar kompetensi lulusan ini berlaku secara nasional, artinya menjadi acuan untuk dasar bagi penentuan kelulusan di seluruh sekolah