STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK GOLONGAN SEFALOSPORIN PADA PASIEN SIROSIS HATI DENGAN SPONTANEUS BACTERIAL PERITONITIS (SBP) (Penelitian di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)

SKRIPSI
RIZKI NURHIDAYAH WAHYUDA

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK
GOLONGAN SEFALOSPORIN PADA PASIEN
SIROSIS HATI DENGAN SPONTANEUS
BACTERIAL PERITONITIS (SBP)
(Penelitian di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016
i

Lembar Pengesahan
STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK GOLONGAN
SEFALOSPORIN PADA PASIEN SIROSIS HATI DENGAN
SPONTANEUS BACTERIAL PERITONITIS (SBP)
(Penelitian di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)


SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program
Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
2016

Oleh:
RIZKI NURHIDAYAH WAHYUDA
NIM: 201210410311133

Disetujui Oleh:
Pembimbing I

Drs. Didik Hasmono, M.S., Apt
NIP. 195809111986011001
Pembimbing II
Pembimbing III

Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc., Apt

NIP. 11413110522

Imanda Dyah R., S.Farm., Apt
NRP. 4411624
ii

Lembar Pengujian
STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK GOLONGAN
SEFALOSPORIN PADA PASIEN SIROSIS HATI DENGAN
SPONTANEUS BACTERIAL PERITONITIS (SBP)
(Penelitian di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)

SKRIPSI
Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji
Pada tanggal 14 Mei 2016

Oleh:
RIZKI NURHIDAYAH WAHYUDA
NIM : 201210410311133
Tim Penguji:

Penguji I

Drs. Didik Hasmono, M.S., Apt
NIP. 195809111986011001
Penguji II

Penguji III

Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc., Apt
NIP. 1143110522

Imanda Dyah R., S.Farm., Apt
NRP. 4411624

Penguji IV

Penguji V

Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt, Sp.FRS
NIP UMM. 144.0609.0449


Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp.FRS
NIP UMM. 114.07040450

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warohmatullahiwabarokatuh
Alhamdulilah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan
semesta alam karena berkat rahmat dan ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang

berjudul

STUDI

PENGGUNAAN

ANTIBIOTIK


GOLONGAN

SEFALOSPORIN PADA PASIEN SIROSIS HATI DENGAN SPONTANEUS
BACTERIAL PERITONITIS (SBP) (Penelitian Dilakukan di Rumah Sakit
Muhammadiyah Lamongan). Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Farmasi pada program studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak
terlepas dari peranan pembimbing dan bantuan seluruh pihak. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Allah SWT, Tuhan semesta alam yang selalu memberikan rahmat,hidayah, serta
nikmat kepada hambanya-Nya, serta Rasullullah SAW yang sudah menuntun
kepada rahmat Islam yaitu tujuan akhir manusia.
2.

Bapak Yoyok Bekti P, M.Kep., Sp. Kom., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan. Ibu Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc., Apt., selaku Ketua Program Studi
Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.

3.


Ibu dr.Hj. Umi Aliyah, MARS selaku Direktur Rumah Sakit Muhammadiyah
Lamongan beserta jajarannya khususnya bagian farmasi klinik dan seluruh staff
pegawai bagian rekam medik Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan yang
telah memberikan kesempatan pada penulis untuk melakukan penelitian ini.

4.

Bapak Drs. Didik Hasmono, M.S., Apt., selaku dosen pembimbing 1, Ibu Nailis
Syifa’, S.Farm., M.Sc., Apt, selaku dosen pembimbing II, Ibu Imanda Dyah
Rahmadani, S.Farm., Apt., selaku dosen pembimbing III, yang saya kagumi dan
selalu sabar. Ibu Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp. FRS selaku dosen
penguji I, dan Ibu Prof. Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp. FRS., selaku penguji II

iv

terimakasih atas kesabaran dan waktunya untuk membimbing dan memberi
saran, pengarahan, dan dukungan kepada penulis selama penyusunan skripsi.
5.


Ibu Sendi Lia Yunita, S.Farm., Apt selaku dosen wali beserta semua dosen
Program Studi Farmasi UMM, terimakasih untuk ilmu yang diberikan,
kesempatan serta bantuannya selama penulis menempuh pendidikan

6.

Kedua orang tua tercinta, ibunda Sri Wahyuning Widayat, A.md. Keb., dan
ayahanda Darsa, S.Sos., Msi., dan adikku yang tersayang Kartika Amelia
Permata Sari dan Ilham Fatahillah Ar rasyd, dan keluarga besar yang sangat
saya cintai untuk doa dan motivasinya yang tiada henti menjadi penenang bagi
penulis.

7.

Sahabat dan teman yang terbaik Arini, Amel, Hasanah, Icha, Anita, Fatimah,
Ninin, Rahayu, Dini, teman-teman Telo’s (Dita, Novan, Imah, Yuni, Abdi,
Tyok, Pak dhe, Mas Ido) dan teman-teman farmasi UMM 2012 terima kasih
atas perhatian, doa, motivasi selama ini.

8.


Untuk semua pihak yang belum disebutkan namanya dikarenakan keterbatasan,
penulis mohon maaf dan terimakasih yang sebesar-besarnya. Semua
keberhasilan ini tak luput dari bantuan dan doa yang telah diberikan.
Penulis tidak mampu membalas jasa yang telah diberikan. Semoga Allah SWT

membalas amal kebaikan semua pihak. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi
ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang membangun untuk memperbaiki kekurangan yang ada. Semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat dan kontribusi dalam dunia farmasi dan dunia ilmu pengetahuan
pada umumnya, serta berguna bagi penelitian selanjutnya.
Wassalamu’alaikumwarahmatullahhiwabarakatuh
Malang, 30 April 2016
Penyusun,

Rizki Nurhidayah Wahyuda
v

RINGKASAN
STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK GOLONGAN SEFALOSPORIN PADA

PASIEN SIROSIS HATI DENGAN SPONTANEUS BACTERIAL
PERITONITIS (SBP)
(Penelitian di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)
Sirosis hati merupakan keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir
fibrosis hepatik yang berlangsung progresif ditandai dengan distorsi dari struktur hepar
dan pembentukan nodulus regeneratif. Sirosis hati meningkatkan angka morbiditas dan
mortalitas di negara-negara maju. Keseluruhan mortalitas sirosis di dunia diperkirakan
1.030.000 penduduk per tahun. Sirosis hati merupakan penyebab keempat mortalitas
di Eropa Tengah, 170.000 penduduk per tahun di Eropa, dan 33.539 penduduk per
tahun di Amerika. Di Indonesia, sirosis hati banyak dihubungkan dengan infeksi virus
hepatitis B dan C karena penyalahgunaan alkohol lebih jarang terjadi dibandingkan
negara-negara barat. Sekitar 57%, pasien sirosis hati terinfeksi hepatitis B atau C.South
East Asia Regional Office (SEARO) tahun 2011 melaporkan sekitar 5,6 juta orang di
Asia Tenggara adalah pembawa hepatitis B, sedangkan sekitar 480 000 orang pembawa
hepatitis C.
Manifestasi klinik dari sirosis hati antara lain meliputi hipertensi portal, asites,
spontaneous bacterial peritonitis (SBP), varises esofagus, dan ensefalopati hepatik.
Spontaneous bacterial peritonitis (SBP) merupakan komplikasi infeksi pada pasien
dengan asites yang disebabkan oleh sirosis hati. Organisme yang paling sering terlibat
dalam infeksi ini adalah Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, dan organisme

enterik Gram-negatif lainnya. Spontaneous bacterial peritonitis (SBP) lebih dari 95%
terjadi akibat translokasi bakteri. Translokasi bakteri dan endotoksin yang dihasilkan
memicu produksi mediator inflamasi seperti sitokin dan vasodilator (nitrat oksida), hal
tersebut mengakibatkan perubahan aliran darah maupun keseimbangan cairan
tubuh/elektrolit yang berlebihan. Penatalaksanaan terapi SBP yaitu pemberian terapi
albumin dan terapi antibiotik. Pemberian terapi albumin digunakan untuk
mempertahankan tekanan osmotik koloid. Berdasarkan European Association for the
Study of Liver (EASL) pemberian antibiotik empiris harus segera diberikan setelah
diagnosis SBP karena organisme penyebab paling umum dari SBP adalah Bakteri
aerob gram-negatif, seperti E. Coli. Sefalosporin generasi ketiga sebagai terapi
antibiotik pertama pada SBP. Bakteri gram positif termasuk Streptococcus vidirans,
Staphococcus aureus, dan entercoccus sp juga merupakan penyebab spontaneous
bacterial peritonitis (SBP). Sefalosporin generasi pertama efektif terhadap sebagian
besar bakteri Staphococcus aureus dan Staphococcus termasuk S.pyogenes, S.viridans
dan S.pneumonia. Sefalosporin generasi keempat aktif terhadap bakteri gram positif
dan gram negatif.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola penggunan pola
penggunaan antibiotik sefalosprin pada pasien sirosis hati dengan SBP di Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan terkait dosis, rute , frekuensi dan
lama pemberian.

vi

Penelitian ini merupakan penelitian observasional. Rancangan penelitian ini
bersifat deskriptif yaitu berupa studi retrospektif. Kriteria inklusi meliputi Pasien
dengan diagnosa sirosis hati dengan spontaneus bacterial peritonitis (SBP) dengan
atau tanpa infeksi lain yang menyertainya dan mendapatkan terapi antibiotik golongan
sefalosporin di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan disertai
dengan data Rekam Medik Kesehatan (RMK) mulai periode 1 Januari 2015 - 31
Desember 2015. Hasil penelitian ini didapatkan 24 data RMK sebagai sampel dan data
yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 22 pasien yaitu pasien laki-laki (64%) dan
pasien perempuan (36%). Pada penelitian didapatkan kelompok usia terbanyak
mengidap sirosis hati dengan SBP adalah 41-50 tahun. Faktor resiko penyakit yang
mempengaruhi terjadinya sirosis hati adalah hepatitis B sebanyak 6 pasien (75%) dan
hepatitis C sebanyak 2 pasien (25%). Penggunaan sefalosporin tunggal sebanyak 19
pasien (86 %) dan kombinasi dua sefalosporin sebanyak 3 pasien (14%). Penggunaan
sefalosporin tunggal yang paling banyak digunakan digunakan yaitu cefotaxime (3x1
gram) IV sebanyak 12 pasien (63 %). Penggunaan kombinasi dua sefalosporin yang
digunakan yaitu ceftriaxone 2x1 gram (IV) + Ciprofloxacin 2x500mg (PO) sebanyak
1 pasien (33%), cefotaxime 3x1 gram (IV) + Levoflocacin 1x1 gram (IV) sebanyak 1
pasien (33%) dan Ceftriaxone 2x1 (IV) + Metronodazole 3x500 mg (PO) sebanyak 1
pasien (33%). Penggunaan dosis, rute, frekuensi serta lama pemberian antibiotik
golongan sefalosporin yang diberikan sudah sesuai berdasarkan beberapa guideline
yang ada.

vii

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... ii
LEMBAR PENGUJIAN........................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
RINGKASAN..........................................................................................................vi
ABSTRACT..........................................................................................................viii
ABSTRAK..............................................................................................................ix
DAFTAR ISI ...........................................................................................................x
DAFTAR TABEL.................................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xvi
DAFTAR SINGKATAN ....................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................…….1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................4
1.3.1 Tujuan Umum ..........................................................................................4
1.3.2 Tujuan Khusus .........................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................4
1.4.1 Bagi Peneliti ............................................................................................4
1.4.2 Bagi Rumah Sakit ....................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................6
2.1 Hati .................................................................................................................6
2.1.1 Anatomi dan Struktur Hati ......................................................................6
viii
x

2.1.2 Sirkulasi Hati ...........................................................................................7
2.1.3 Fungsi Hati ..............................................................................................7
2.2 Sirosis Hati ...................................................................................................10
2.2.1 Definisi Sirosis Hati ..............................................................................10
2.2.2 Epidemiologi Sirosis Hati......................................................................10
2.2.3 Etiologi Sirosis Hati ..............................................................................11
2.2.4 Patofisiologi Sirosis Hati .......................................................................11
2.2.5 Manifestasi Klinis Sirosis Hati ..............................................................12
2.2.6 Data Klinis dan Data Laboratorium Sirosis Hati ...................................16
2.2.7 Penatalaksanaan Sirosis Hati .................................................................19
2.3 Spontaneous bacterial peritonitis (SBP) ......................................................23
2.3.1 Definisi Spontaneus Bacterial Peritonitis (SBP) ..................................23
2.3.2 Epidemiologi Spontaneus Bacterial Peritonitis (SBP) .........................24
2.3.3 Etiologi Spontaneus Bacterial Peritonitis (SBP) ..................................24
2.3.4 Patofisologi Spontaneus Bacterial Peritonitis (SBP) ............................24
2.3.5 Penatalaksanaan Spontaneus Bacterial Peritonitis (SBP).....................25
2.4 Tinjauan tentang Obat ..................................................................................28
2.4.1 Sefalosporin ...........................................................................................28
2.4.2 Mekanisme Kerja Sefalosporin .............................................................29
2.4.3 Mekanisme Resistensi Sefalosporin ......................................................31
2.4.4 Farmakodinamik dan Farmakokinetik Sefalosporin .............................31
2.4.5 Interaksi Sefalosporin ............................................................................33
2.4.6 Kontraindikasi Sefalosporin ..................................................................33
2.4.7 Efek Samping Sefalosporin ...................................................................33
ixxi

2.4.8 Penggunaan Teraupetik Sefalosporin pada SBP ...................................33
2.4.9 Sediaan Sefalosporin yang Beredar di Indonesia ..................................36
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL .............................................................38
3.1 Kerangka Konseptual ...................................................................................38
3.2 Kerangka Operasional ..................................................................................41
BAB IV METODE PENELITIAN .....................................................................42
4.1 Rancangan Penelitian ...................................................................................42
4.2 Populasi dan Sampel ....................................................................................42
4.2.1 Populasi .................................................................................................42
4.2.2 Sampel ...................................................................................................42
4.3 Bahan Penelitian. ..........................................................................................42
4.3.1 Kriteria Data Inklusi ..............................................................................42
4.3.2 Kriteria Data Eksklusi ...........................................................................43
4.4 Instrumen Penelitian .....................................................................................43
4.5 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................43
4.6 Definisi Operasional Penelitian ....................................................................43
4.7 Metode Pengumpulan Data ..........................................................................44
4.8 Analisis Data ................................................................................................45
BAB V HASIL PENELITIAN ............................................................................46
5.1 Demografi Pasein .........................................................................................47
5.1.1 Jenis Kelamin ........................................................................................47
5.1.2 Usia ........................................................................................................47
5.1.3 Status Pasien ..........................................................................................48
5.2 Faktor Resiko Terdiagnosis Sirosis Hati dengan SBP ................................49
x

xii

5.3 Pola Terapi Selain Antibiotik Pada Pasien Sirosis Hati ..............................49
5.3 Pengunaan Antibiotik Golongan Sefalosporin ............................................50
5.3.1 Pola Penggunaan Terapi Antibiotik Golongan Sefalosporin ...............50
5.3.2 Pola Penggunaan Terapi Antibiotik Tunggal .......................................50
5.3.3 Pola Penggunaan Terapi Antibiotik Kombinasi Dua ...........................51
5.3.4 Pola Penggunaan Switch Antibiotik .....................................................51
5.3.5 Lama Penggunaan Terapi Antibiotik ..................................................52
5.4 Lama Rawat Inap Pasien Sirosis Hati dengan SBP .....................................52
5.5 Kondisi Pulang dan Status KRS ..................................................................53
5.6 Profil Pasien SBP dengan Kondisi KRS Meninggal ...................................53
BAB VI PEMBAHASAN ....................................................................................55
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................64
7.1 Kesimpulan ..................................................................................................64
7.2 Saran ............................................................................................................64
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................66

xi

xiii

DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel

II.1 Sebab-Sebab Sirosis dan atau Penyakit Hati Kronik ......................................11
II.2 Penyebab Asites ..............................................................................................14
II.3 Diagnosa Sindrom Hepatorenal ......................................................................16
II.4 Obat-obat Vasoaktif ........................................................................................20
II.5 Klasifikasi Sefalosporin ..................................................................................29
II.6 Parameter Farmakokinetik Sefalosporin .........................................................32
II.7 Pemberian Antibiotika pada Spontaneus Bacterial Peritonitis (SBP)……...35
II.8 Obat-obat Sefalosporin pada Spontaneus Bacterial Peritonitis (SBP)……...35
II.9 Sediaan Sefalosporin yang Beredar di Indonesia............................................36
V.1 Jenis Kelamin Pasien SBP ..............................................................................47
V.2 Usia Pasien SBP ..............................................................................................47
V.3 Status Pasien SBP ...........................................................................................48
V.4 Faktor Resiko Pasien Terdiagnosis Sirosis Hati dengan SBP ........................49
V.5 Pola Terapi Selain Antibiotik Pada Pasien Sirosis Hati ..................................49
V.6 Pola Penggunaan Terapi Antibiotik Golongan Sefalosporin ..........................50
V.7 Pola Penggunaan Terapi Antibiotik Tunggal ..................................................50
V.8 Pola Penggunaan Terapi Antibiotik Kombinasi Dua ......................................50
V.9 Pola Penggunaan Switch Antibiotik ................................................................51
V.10 Lama Penggunaan Terapi Antibiotik ............................................................52
V.11 Lama Rawat Inap Pasien Sirosis Hati dengan SBP ......................................52
V.12 Kondisi Pulang dan Status KRS....................................................................53
V.13 Profil Pasien Sirosis Hati dengan SBP dengan Kondisi KRS Meninggal ....54

xii
xiv

DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar

2.1 Anatomi dan Struktur Hati .................................................................................6
2.2 Sirosis Hati .......................................................................................................10
2.3 Patofisiologi Sirosis Hati .................................................................................12
2.4 Asites ...............................................................................................................14
2.5 Penatalaksanaan Hipertensi Portal dan Varices Esofagus .............................19
2.6 Struktur Sefalosporin .......................................................................................28
2.7 Mekanisme Sefalosporin. .................................................................................29
3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ......................................................................40
3.2 Kerangka Operasional Penelitian .....................................................................41
5.1 Skema Inklusi dan Eksklusi Penelitian Pasien Sirosis Hati dengan SBP ........46

xiii
xv

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman

Lampiran

1 Daftar Riwayat Hidup .........................................................................................71
2 Surat Pernyataan .................................................................................................72
3 Keteranagan Kelaikan Etik .................................................................................73
4 Daftar Nilai Normal Data Klinik dan Data Laboratorium ..................................74
5 LPD Pasien Sirosis di Instalasi Rawat Inap RS. Muhammadiyah Lamongan ....75
6 Tabel Data Induk ...............................................................................................124

xiv
xvi

DAFTAR SINGKATAN

AASLD

: American Association for the Study Liver Diasease

AAT

: Aspartate Aminotransferase

ADH

: Antidiuretik Hormone

AF

: Ascitic Fluid

AKI

: Acute Kidney Injury

ALT

: Alanin Aminotransferase

AST

: Aspartat Aminotransferase

BT

: Bactrial Translocation

DM

: Diabetes Meilitus

DNA

: Deoxyribose Nucleic Acid

EASL

: European Association for the Study of Liver

GGT

: Gamma Glutamin Transamin

Hb

: Hemoglobin

HBV

: Hepatitis B virion

Hct

: Hematokrit

HCV

: Hepatitis C virion

HDL

: High Density Lipoprotein

HRS

: Hepatorenal Syndrome

HT

: Hipertensi

HVPG

: Hepatic Venous Pressure Gradient

IM

: Intra Muskular

ISO

: Informasi Sediaan Obat

IV

: Intra Vena

JKN

: Jaminan Kesehatan Nasional

K

: Kalium
xv

xvi

LDL

: Low Density Lipoprotein

LED

: Laju Endap Darah

LOLA

: L-Ornithine L-Aspartate

Na

: Natrium

OAINS

: Obat Anti Inflamasi Non Steroid

PAG

: Phosphate Activated Glutaminase

PBP

: Penisilin Binding Protein

PMN

: Polymorphonuclear

RR

: Respiratory Rate

SBP

: Spontaneus Bacterial Peritonitis

SEARO

: South East Asia Regional Office

SGOT

: Serum Glutamic Oxaloacetic Transminase

SGPT

: Serum Glutamic Piruvic Transminase

SH

: Sirosis Hati

SHR

: Sindrom Hepatorenal

TD

: Tekanan Darah

WBC

: White Blood Cell

WHO

: World Health Organization

xvi

xviii

DAFTAR PUSTAKA
Alaniz, C., and Regal, R., 2009. Spontaneus Bacterial Peritonitis Review of
Treatment Options. World Journal of Gastroenterology.Vol.34.No.4
Ali, A., Farid, S., Amin, M., Kassem, M., Al-Garem, N. 2014. Clinical Study on the
Therapeutic Role of Midodrine in Non azotemic Cirrhotic Patients with
Tense Ascites: A Double-Blind, Placebo-Controlled, Randomized Trial.
Hepato-Gastroenterology. Vol 61,pp :1915-1924.
Badawy, A.A., Zaher, T.I., Sharaf, S.M., Emara, M.H., Shaheen, N.E., Aly, T.F., 2013.
Effect of alternative antibiotics in treatment of cefotaxime Resistant
Spontaneus bacterial peritonitis. World Journal of Gasteoentrerology. Vol.19,
issue 8.
Barreales, M., Fernandez, M.. 2011. Spontaneous bacterial peritonitis. REV ESP
ENFERM DIG. Volume : 103, pp : 255-264
Baradero, M., Dayrit, M.W., Siswadi, Y., 2008. Klien Gangguan Hati : Seri Asuhan
Keperawatan.Dalam : M. Ester (Ed.)Jakarta: EGC; Hal 2.
Bari., K dan Tsao., G.G. 2012. Treatment of portal hypertension.World J
Gastroenterology . Vol : 18(11), pp : 1166-1175
Bendtsen, F., Gronbaek, H., Hansen, B.J., Aagaard, J.2012. Treatment of ascites
and spontaneous bacterial peritonitis.Dan Med J.Volume : 59.
Betty., Gahart,Adrienne R. Nazareno. 2016. Intravenous Medications: A
Handbook for Nurses and Health Professionals. Amerika: Elsevier Health
Sciences.
Bibi, S., Ahmed, W., Arif, E., Khan, F., and Alam, S.E., 2015. Clinical, Laboratory
and Bacterial Profile of Spontaneous Bacterial Peritonitis in Chronic Liver.
World Journal of Gastroenterology. Vol. 25 No. 2, pp. 95-99.
Biecker,E. 2011. Diagnosa and Ascites in liver cirrhosis. World Journal of
Gastroenterology. Vol 17, pp. 10-19.
Bruns T, Stallmach A. 2014. Spontaneous and secondary bacterial peritonitis in
cirrhotic patients with ascites.http://europepmc.org/abstract/MED/22144140.
(Diakses tanggal 16 desember 2015).Cleve Clin J Med. Vol : 78 pp.597-605.

xvii
66

67

Brunton, L., Chabner, B and Knollman, B. 2008. Goodman & Gillman’s The
Pharmacological basic of Therapeutic. Edisi ke-11, New York : McGrawHill,pp. 692-700.
Corwin, Elizabeth J.2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC; hal 646-679.
Dipiro, J.T.,Schwinghammer, T.L., Hamilton,C.W., 2008. Pharmacotherapy
Handbook. New York; McGraw-Hill.
Dipiro, J.T.,Schwinghammer, T.L., Hamilton,C.W., 2012. Pharmacotherapy
Handbook. New York; McGraw-Hill.
Deck, H.D., Winston, L.G., 2015b. Beta-Lactam & Other Cell Wall- & MembraneActive Antibiotics. In: B.G. Katzung, A.J. Trevor, (Eds.). Basic & Clinical
Pharmacology Ed. 13th, New York: McGraw-Hill Co., pp. 1034-1060.
DEPKES., 2007.Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hati. Jakarta : Ditjen Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan RI.
Deming, P., Newnham, M.S., and Bobo, K.S. 2010. Complications of chornic liver
disease. Gastroenterologi and Nutrition. Vol.70.
Emiliana W. 2013. Sirosis Hepatis Child Pugh Class C dengan Komplikasi Asites
Grade III dan Hiponatremia. Medula., Vol. 1 No. 5,pp : 51-57.
Emmanuel, a., Inns, Stephen., 2014. Gastroenterologi dan Hepatologi. Jakarta :
Erlangga.hal. 153-164.
European Association for the study of the liver,2010.EASL Clinical Practice
Guidelines on the Management of Ascites, Spontaneous bacterial
peritonitis, and Hepatorenal syndrome in cirrhosis. EASL journal of
hepatology. Vol.53, pp 397-417.
Godong,Brigitta.2013.Patofisiologi dan Diagnosis Asites pada Anak .J Indon Med
Assoc, Vol. 63. No.1.
ISO, 2013. Informasi Spesialite Obat Indonesia, Vol. 49, Jakarta: PT. ISFI
Penerbitan, pp. 139-145.
Katzung, Bertem G., 2007. Farmakologi Dasar Dan Klinik. Edisi ke-8, Jakarta
:Salenba Medika, hal.271-231.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Strategi Nasional Pengendalian TB
Di Indonesia. http ;//www.tbindonesia.or.id/2012/04/09/ buku-pedomannasional-tb. Diakses tanggal 25 Desember 2016.
xviii

68

Koulaouzidis, Bhat, Karagiannidis, et al.2007. Spontaneous bacterial peritonitis.
Postgrad Med J. Volume : 83, pp : 379–383.
Longo. 2013. Horrison’s Manual of Medicine. Edisi Delapan Belas. United States of
America, hal. 261-275.
Maradiya,J.2010.Pharmacokinetics of ceftriaxone. International Journal of Medical
Science and Public Health . Volume : 10. Issue 5.
McEvory, G.K., 2008. AHFS Drug Information Book 1. United States of America:
America Society of Health System Pharmacist.
McNally.,Peter.2012.Liver Secret. World Journal of Gastroenterology. Vol 20, pp.
256-260.
McPhee, S., Ganong, W., 2006. Pathophysiology of Disease-An Introduction to
Clinical Medicine. San Francisco, California : The McGraw-Hill Companies.
Moore., C,Thiel., D. 2013. Cirrhotic ascites review: Pathophysiology, diagnosis and
Management. World J Hepatol. Volume : 5, pp: 251-263.
Mubin.,H. 2001. Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. Hal.324326.
North-Lewis, Penny. 2008. Drug and the Liver 1 th Edition. London. Pharmaceutical
Press.
Nurjanah S., 2006. Sirosis Hati., Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta Pusat.
Nurrachmah, Elly., dan Angriani, Rida. 2011. Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi.
Singapura : Elsevier, hal. 192-197
Patasik, YZ., Waleleng, BJ., Wantania. F.,, 2015. Profil Pasien Sirosis Hati yang
dirawat Inap di RSUP PROF.DR.R. KANDOU MANADO Periode Agustus
2014 - Agustus 2014. e-Clinic (eCl), Volume 3, Nomor 1.
Perazzo JC, Tallis S, Delfante A, Souto PA, Lemberg A, Eizayaga FX, et al. 2012.
Hepatic encephalopathy: An approach to its multiple pathophysiological
features. World J Hepatol. Vol :4(3), pp : 50- 65.
Petri, W.A., 2006. Antibiotic. In:Brunton, L., Chabner, B and Knollman, B. Goodman
& Gillman’s The Pharmacological basic of Therapeutic. Edisi ke-11, New
York : McGraw-Hill, Chapter 43-45.
xix

69

Price,Sylvia A dan Wilson, Lorraine M. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis ProsesProses Penyakit. Edisi ke-1.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran hal.472-505.
Purohit., P,Malek., S,Desai., L,Sadadia, M. 2014. A study of bacteriological profile of
ascitic fluid in suspected clinical cases of spontaneous bacterial peritonitis.
International Journal of Medical Science and Public Health . Vol. 4.Issue 4.
Putz, R., Pabst, R., 2000. Sobotta Atlas Anatomi Manusia, Jilid dua. Dalam : YJ.
Suyono (Ed.).Jakarta : EGC, Hal : 142.
Ribeiro, T.C., Cebli, J.M., Kondo, M. 2008. Spontaneus Bacterial Pertitonitis: How
to dealwith this life-threatening cirrhosis. Volume 4, pp :919-925.
Riggio O, Ridola L, Pasquale C. 2010. Hepatic encephalopathy therapy: An
overview.World J Gastrointest Pharmacol Ther.;Vol : 1, pp : 54-63.
Saadi, T., Khours. S.,Veitsman, E., Baruch, Y.,Pasteur, A. 2013. Spontaneous
bacterial peritonitis with a very high leukocyte count in ascitic fluid caused
by Haemophilus influenza. International Journal of General Medicine, Volume
: 6,pp : 689–69.
Silbernagl, S dan lang, F., 2006. Teks dan Atlas Berwarna Patofisiologi. Setiawan,
I., Mochtar., I., (penerjemah) ., Resmisari, T., Liena., (Editor).Jakarta : EGC.
Hal : 171-175.
Soekardjo, B., Hardjono, S., dan Sondakh, R., 2008. Hubunagan Struktur Aktivitas
Obat Antibiotika. In : Siswandono, dan Soekardjo,H. Kimia Medisinal. Edisi
ke-2. Surabaya:Airlangga University press, hal. 110-153.
Sudoyo.,Aru W. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi lima. Jakarta Pusat : Ilmu Penyakit
Dalam, hal. 668-681.
Sweetman, Sean C.,2009. Martindale The Complete Drug Reference 36 Edition
London: Pharmacetical Press,pp.237-238.
Tasnif, S.K., Dhiman, R.K., 2011. Prevention and Management of Bacterial
Infection in Cirrhosis. Int.J.Hepatol.,Vol.2011,p.1-7., 2011. Hepatitis V Virus
Infection Among Different Sex and Age Groups in Pakistani Punjab. Virol.J., .
1-5.
Tasnif, Y., O dan Hebert, M., F. 2011. Komplikasi Penyakit Hati Stadium
Akhir.Penerjemah :Lyrawati.

xx

70

Tsochatzis, E., Bosch, J., Burroughs, A., 28 Januari 2014. Liver Cirrhosis.
http://dx.doi.org/10.1016/ S0140-6736(14)60121-5. Diakses tanggal 10 Oktober
2015.
Wakim FJ. 2011. Hepatic encephalopathy: suspect it early in patients with
cirrhosis.
Walker, R., dan Whittlesea, C. 2012. Clinical Pharmacy and Therapeutics. Edisi ke5. China : Elsevier,pp : 238-254
Wecker, L., Crespo, L.M., Dunaway, G., Faingold, C., Watts, S., 2010. Bacterial Cell
Wall Synthesis Inhibitors. Brody’s Human Pharmacology:
Molecular to Clinical Ed. 5th, Philadelphia: Mosby Inc., pp.528-542.
Wells, B.g., Dg, Dipiro, J.T.,Schwinghammer, T.L., Hamilton,C.W., 2012.
Pharmacotherapy Handbook. New York; McGraw-Hill,p.185-190.
Widjaja, F.F ., Kaaejadi, T., 2011. Pencegahan Pendarahan Berulang pada Pasien
Sirosis
Hati.
http://www.budilukmanto.org/index.php/sirosis-hepatis/41sirosis-hepatis/250-pencegahan-pendarahan, diakses tanggal 5 Desember 2015.

xxi

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sirosis hati merupakan keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir
fibrosis hepatik yang berlangsung progresif ditandai dengan distorsi dari struktur hepar
dan pembentukan nodulus regeneratif. Gambaran ini terjadi akibat nekrosis
hepatoselular (Patasik Y et al, 2015). Fibrosis dan nekrosis hepatosit seluruh hepar
yang mengakibatkan disfungsi sel hepar (Mubin, 2001).
Sirosis hati meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas di negara-negara maju.
Keseluruhan mortalitas sirosis di dunia diperkirakan 1.030.000 penduduk per tahun.
Sirosis hati merupakan penyebab keempat mortalitas di Eropa Tengah, 170. 000
penduduk per tahun di Eropa, dan 33.539 penduduk per tahun di Amerika (Tsochatzis
E et al, 2014). Di Indonesia, sirosis hati banyak dihubungkan dengan infeksi virus
hepatitis B dan C karena penyalahgunaan alkohol lebih jarang terjadi dibandingkan
negara-negara barat. Sekitar 57%, pasien sirosis hati terinfeksi hepatitis B atau C. South
East Asia Regional Office (SEARO) tahun 2011 melaporkan sekitar 5,6 juta orang di
Asia Tenggara adalah pembawa hepatitis B, sedangkan sekitar 480.000 orang
pembawa hepatitis C (Widjaja et al, 2011).
Etiologi dari terjadi sirosis antara lain karena sering mengkonsumsi alkohol, infeksi
virus hepatitis B serta infeksi virus hepatitis C (Ali et al, 2014). Virus hepatitis C
(HCV) dan alkohol mewakili dua penyebab paling umum dari sirosis dan indikasi
untuk transplantasi hati di Amerika Serikat. Sekitar 10% -15% dari transplantasi hati
dilakukan di Amerika Serikat adalah untuk pasien dengan sirosis karena gabungan
alkohol dan infeksi HCV ( Khan R et al, 2014).
Patogenesis sirosis hati menurut penelitian terakhir, memperlihatkan adanya
peranan sel stelata (stellate cell). Dalam keadaan normal sel stelata mempunyai peran
dalam keseimbangan pembentukan matriks ekstraseluler dan proses degradasi
(Silbernag dan Lang, 2006). Pembentukan fibrosis menunjukkan perubahan proses
1

2

keseimbangan. Jika terpapar faktor tertentu yang berlangsung secara terus menerus
(misal hepatitis virus, bahan – bahan hepatotoksik), maka sel stelata akan menjadi sel
yang membentuk kolagen. Jika proses berjalan terus maka fibrosis akan berjalan terus
di dalam sel stelata, dan jaringan hati yang normal akan diganti oleh jaringan ikat
(Sudoyo, 2009).
Manifestasi klinik dari sirosis hati antara lain meliputi hipertensi portal, varises
esofagus, asites, spontaneous bacterial peritonitis (SBP), dan ensefalopati hepatik
(Yeni, 2014). Asites adalah penimbunan cairan secara abnormal di rongga peritoneum.
Hal tersebut terjadi karena ekspansi cairan plasma akibat reabsorpsi air oleh ginjal.
Gangguan fungsi tersebut terjadi akibat peningkatan aktivitas hormon anti-diuretik
(ADH) dan penurunan aktivitas hormon natiuretik karena penurunan fungsi hati
(Nurdjanah, 2009). Salah satu komplikasi utama dari sirosis hati adalah asites. Dalam
kurun waktu 10 tahun sejak diagnosis ditegakkan, sekitar 50% pasien sirosis
mengalami komplikasi berupa asites. Pengembangan asites berhubungan dengan
prognosis buruk mengakibatkan kematian (Biecker E, 2011). SBP terjadi pada 10% 25% dari pasien dengan sirosis hati dengan asites, dengan angka kematian berkisar dari
20% menjadi 40% (Cheong et al, 2013). Spontaneous bacterial peritonitis (SBP)
merupakan komplikasi infeksi pada pasien dengan asites yang disebabkan oleh sirosis
hati. Organisme yang paling sering terlibat dalam infeksi ini adalah Escherichia coli,
Klebsiella pneumoniae, dan organisme enterik Gram-negatif lainnya (Saadi et al,
2013). Spontaneous bacterial peritonitis (SBP) lebih dari 95% terjadi akibat
translokasi bakteri (Bruns T et al, 2015). Pertumbuhan bakteri di usus yang berlebihan
menjadi mekanisme utama translokasi bakteri (McNally, 2012). Translokasi bakteri
adalah suatu proses dimana adanya bakteri enterik, bakteri tersebut memiliki
endotoksin dan DNA yang dapat masuk melewati sawar mukosa usus untuk
menginfeksi kelenjar getah bening mesenterika, dengan memasuki aliran darah
kemudian menuju cairan asites (AF). Mekanisme yang diserang bakteri pada pasien
sirosis hati adalah intestinal stabilitas flora, integritas epitel usus, dan pertahanan
kekebalan host. Pada sirosis lanjut, motilitas usus sangat berkurang yang mengarah ke
usus sehingga pertumbuhan bakteri berlebih (Barreales et al, 2011). Kondisi ini

3

menunjukkan angka kematian sekitar 30‐50%. Diagnosis SBP dilakukan berdasarkan
hitung sel polimorfonuklear (PMN) ≥ 250 sel/mm3 atau kultur dari cairan asites yang
menunjukkan hasil yang positif ada bakteri (Tasnif et al, 2011).
Pengobatan Spontaneus Bacterial Peritonitis (SBP) dapat diberikan antibotik
seperti sefotaksim, amoksilin, atau aminoglikosida (Sudoyo, 2009). Antibiotik
digunakan harus mencakup semua kuman yang umum bertanggung jawab untuk SBP.
Bakteri gram negatif menjadi penyebab hampir 80%, terutama Escherichia coli dan
Klebsiella pneumoniae. Sisanya 20% hasil dari Gram-positif aerob, terutama
Streptococcus dan enterococci (Barreales et al, 2011). Sefalosporin generasi ketiga
dianggap sebagai terapi antibiotik pertama pada SBP (Piano et al, 2015). Beberapa
antibiotika golongan sefalosporin generasi ketiga adalah cefoperazone, cefotaxime,
ceftriaxone, ceftazidime, cefdinir, ceftributen (Sweetman, 2009). Sefalosporin generasi
ketiga memiliki spektrum yang luas, relatif aman dan ditoleransi dengan baik dianggap
untuk

pengobatan

pada

pasien

SBP,

sementara

Amoksisilin

/klavulanat,

fluoroquinolon atau Piperacillin / Tazobactam diirekomendasikan sebagai alternatif
(Bibi et al, 2015). Berdasarkan The International Ascites Club antibiotik secara
empirik untuk terapi SBP, seperti cefotaxime, cefonicid, ceftizoxime, ceftriaxone,
ceftazidime dan amoksisilin-klavulanat menunjukkan keberhasilan terapi 77% sampai
93% (Alanizand, 2009). Bakteri gram positif

termasuk Streptococcus vidirans,

Staphococcus aureus, dan entercoccus sp juga merupakan penyebab Spontaneous
bacterial peritonitis (SBP) (Kasper, 2011). Sefalosporin generasi pertama efektif
terhadap sebagian besar bakteri Staphococcus aureus dan Staphococcus termasuk
S.pyogenes, S.viridans dan S.pneumonia (Katzung, 2007). Sefalosporin generasi
keempat aktif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif (Menkes RI, 2011).
Sefepim memiliki aktivitas yang baik melawan kebanyakan strain Streptokokus (Deck
dan Winston, 2015).
Berdasarkan data diatas, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola
penggunaan antibiotik golongan sefalosporin pada pasien sirosis hati dengan SBP.
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan yang merupakan
rumah sakit yang sudah diakui pemerintah dan terakreditasi.

4

1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana pola penggunaan antibiotik golongan sefalosporin pada pasien sirosis
hati dengan SBP di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan ?

1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum
Mempelajari pola penggunaan antibiotik golongan sefalosporin pada pasien
sirosis hati dengan SBP.

1.3.2 Tujuan Khusus
Menganalisa hubungan terapi penggunaan antibiotik golongan sefalosporin
terkait dosis yang diberikan, rute pemberian, frekuensi pemberian, dan lama
pemberian yang dikaitkan dengan data klinik dan data laboratorium pada pasien
sirosis hati dengan SBP.

1.4

Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti
1. Mengetahui penatalaksanaan terapi farmakologi pasien sirosis hati dengan
SBP sehingga farmasis dapat memberikan asuhan kefarmasian dan
bekerjasama dengan profesi kesehatan lain.
2. Melalui penelitian ini, hasilnya dapat menjadi sumber informasi kepada para
praktisi kesehatan dan masyarakat umum serta dapat digunakan sebagai
acuan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan variable yang berbeda.

1.4.2 Bagi Rumah Sakit
1. Sebagai bahan pertimbangan dalam merekomendasikan penggunaan obat baik
bagi klinisi maupun farmasis terutama pada pelayanan farmasi klinik.

5

2. Sebagai bahan masukan bagi komite medik farmasi dan terapi dalam
merekomendasikan penggunaan obat di Rumah Sakit Muhammadiyah
Lamongan.

Dokumen yang terkait

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK GOLONGAN SEFALOSPORIN PADA PASIEN BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA (BPH) (Penelitian di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)

2 32 30

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK GOLONGAN SEFALOSPORIN PADA PASIEN BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA (Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

0 6 26

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA GOLONGAN KUINOLON PADA PASIEN SIROSIS DENGAN SBP (Spontaneous Bacterial Peritonitis) Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang

1 50 24

STUDI PENGGUNAAN FUROSEMID PADA PASIEN SIROSIS HATI DENGAN ASITES (Penelitian di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)

2 13 20

STUDI PENGGUNAAN CEFOTAXIME PADA PASIEN SIROSIS HATI DENGAN SBP (Spontaneous Bacterial Peritonitis) (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

9 60 31

STUDI PENGGUNAAN CEFTRIAXONE PADA PASIEN SIROSIS HATI DENGAN SBP (Spontaneous Bacterial Peritonitis) (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

7 50 30

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK CEFOTAXIME PADA PASIEN SIROSIS HATI DENGAN MANIFESTASI SPONTANEOUS BACTERIAL PERITONITIS (SBP) RAWAT INAP DI RSUD KABUPATEN SIDOARJO

0 0 15

Studi penggunaan antibiotik cefotaxime pada pasien sirosis hati dengan manifestasi Spontaneous Bacterial Peritonitis (SBP) rawat inap di RSUD kabupaten Sidoarjo - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 12

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK CEFTRIAXONE PADA PASIEN SIROSIS DENGAN SPONTANEOUS BACTERIAL PERITONITIS ( SBP) RAWAT INAP DI RSUD SIDOARJO

0 0 16

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Studi penggunaan antibiotik ceftriaxone pada pasien sirosis dengan spontaneous bacterial peritonitis ( SBP) rawat inap di RSUD Sidoarjo - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 8