EFEK SEDASI EKSTRAK ETANOL DAUN DAN BUNGA KACAPIRING (Gardenia augusta Merr) PADA MENCIT PUTIH JANTAN DENGAN METODE POTENSIASI NARKOSE DENGAN PENGINDUKSI FENOBARBITAL

(1)

SKRIPSI

SUCI HERAWATI

EFEK SEDASI EKSTRAK ETANOL DAUN DAN BUNGA KACAPIRING

(Gardenia augusta

Merr) PADA MENCIT PUTIH JANTAN

DENGAN METODE POTENSIASI NARKOSE

DENGAN PENGINDUKSI FENOBARBITAL

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2014


(2)

ii

Lembar Pengesahan

EFEK SEDASI EKSTRAK ETANOL DAUN DAN BUNGA

KACAPIRING

(Gardenia augusta

Merr) PADA MENCIT PUTIH

JANTAN DENGAN METODE POTENSIASI NARKOSE

DENGAN PENGINDUKSI FENOBARBITAL

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2014

Oleh:

SUCI HERAWATI NIM: 09040123

Disetujui Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Herra Studiawan, MS, Apt. Siti Rofida S.Si, M.Farm, Apt. NIDN : 195703101986011001 NIP UMM : 11408040453


(3)

iii

Lembar Pengujian

EFEK SEDASI EKSTRAK ETANOL DAUN DAN BUNGA

KACAPIRING

(Gardenia augusta

Merr) PADA MENCIT PUTIH

JANTAN DENGAN METODE POTENSIASI NARKOSE

DENGAN PENGINDUKSI FENOBARBITAL

SKRIPSI

Telah Diuji dan Dipertahankan di Depan Tim Penguji Pada Tanggal 3 Januari 2014

Oleh :

SUCI HERAWATI NIM : 09040123

Disetujui Oleh:

Penguji I Penguji II

Drs. Herra Studiawan, MS., Apt. Siti Rofida S.Si, M.Farm, Apt. NIDN : 195703101986011001 NIP UMM : 11408040453

Penguji III Penguji IV

Ahmad Shobrun Jamil S.Si, M.P. Nailis Syifa S.Farm, M.Sc, Apt. NIP UMM : 11309070469 NIP UMM : 114.13.11.0522


(4)

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmannirohim,

Segala puja dan puji adalah hanya milik Allah ´azza wajalla yang memiliki segala kesempurnaan atas Dzat dan Sifat – Nya, atas segala limpahan nikmat, rahmat, dan hidayah – Nya yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Efek Sedasi Ekstrak Etanol Daun Dan Bunga Kacapiring (Gardenia augusta Merr) Pada Mencit Putih Jantan Dengan Metode Potensiasi Narkose Dengan Penginduksi Fenobarbital” untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan Program Sarjana Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada hamba dan utusan –Nya Muhammad Shollallahi ´Alaihi Wasallam yang telah mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa berjalan di atas ilmu dan keyakinan.

Penghargaan tiada terkira kepada semua pihak yang telah memberikan andilnya dalam penyelesaian skripsi ini, dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep.Sp.Kom., selaku dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dra. Uswatun Chasanah M.Kes. Apt., selaku ketua Prodi Jurusan Farmasi FIKES Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Drs. Herra Studiawan M.S.Apt., sebagai dosen pembimbing yang tidak pernah lelah membimbing, mendukung, dan selalu memberi semangat dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

4. Siti Rofida S.Si, M.Farm, Apt., sebagai dosen pembimbing yang tidak pernah lelah membimbing, mendukung, dan selalu memberi semangat dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

5. Ahmad Shobrun Jamil S.Si, M.P., sebagai dosen penguji. 6. Nailis Syifa S.Farm, M.Sc, Apt., sebagai dosen penguji.

7. Sovia Aprina Basuki, M.Si., Apt., selaku Kepala Laboratorium Kimia Terpadu II Universitas Muhammadiyah Malang.


(5)

v

8. Orang Tuaku tercinta Bapak H. Sairin dan Ibu Hj. Kayatin yang telah mengajarkan tentang arti kesabaran dan perjuangan, yang tak pernah lelah memberi begitu banyak kasih syang dan cinta, kepercayaan, semangat, dukungan, serta doa dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. 9. Kakakku tercinta Muhammad Rohani, Nurhasanah, dan Budi Santoso,

serta keluarga besar yang telah memberikan kasih sayang, dukungan, dan semangat tiada henti dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Sahabat tercinta dan sekaligus teman sebimbingan Dwi Silfiana Debby CP dan Sri Aryati DG.M, atas kerja sama dan pengertiannya selama penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

11. Teman-teman farmasi angkatan ’09 atas motivasi dan semangatnya yang tidak bisa penulis tulis satu per satu.

12. Laboran-laboran Laboratorium program studi farmasi Mbak Susi, Mas Ferdi atas segala bentuk bantuan dan kerja samanya selama penelitian. 13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah

memberikan bantuannya, baik moril maupun material.

Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun bagi suksesnya penelitian berikutnya. Semoga tugas akhir penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi almamater dan masyarakat akademik umumnya.

Wassalamu´alaikum,

Malang, 3 Januari 2014


(6)

vi RINGKASAN

EFEK SEDASI EKSTRAK ETANOL DAUN DAN BUNGA KACAPIRING (Gardenia augusta Merr) PADA MENCIT PUTIH JANTAN DENGAN

METODE POTENSIASI NARKOSE DENGAN PENGINDUKSI FENOBARBITAL

Insomnia adalah suatu gangguan tidur yang dialami oleh penderita dengan gejala-gejala selalu merasa letih dan lelah sepanjang hari dan secara terus menerus (lebih dari sepuluh hari) mengalami kesulitan untuk tidur atau selalu terbangun di tengah malam dan tidak dapat kembali tidur. Salah satu pengobatan insomnia adalah dengan mengkonsumsi obat-obatan yang memilki aktivitas efek sedasi. Sedatif adalah zat-zat yang dalam dosis tetentu diperuntukkan meningkatkan keinginan untuk tidur dan mempermudah atau menyebabkan tidur. Karena pengunaan obat sedatif-hipnotik dapat menyebabkan berbagai efek yang tidak diinginkan, maka banyak masyarakat di Indonesia yang sampai saat ini menggunakan obat tradisional untuk mengatasi insomnia. Pertimbangan penggunaan obat tradisional adalah harganya relatif murah, mudah mendapatkannya dan efek samping lebih kecil serta dapat diramu sendiri. Salah satu penggunaan obat tradisional adalah dalam mengatasi masalah gangguan tidur.

Gardenia augusta Merr atau yang biasa dikenal dengan nama kacapiring merupakan salah satu tanaman obat yang digunakan sebagai obat tradisional untuk mengatasi gangguan tidur (insomnia). Kacapiring mengandung crocetin dan crosin. Penelitian lain pada tanaman Crocus sativus L yang juga mengandung komponen crocin dan crocetin membuktikan bahwa crocin dan crocetin dapat meningkatkan total waktu tidur. Dalam penelitian ini untuk mengetahui efek crocin dan crocetin telah dilakukan uji aktivitas efek sedasi ekstrak etanol daun kacapiring (Gardenia augusta Merr) dan bunga kacapiring (Gardenia augusta Merr). Ekstrak yang didapat dilakukan skrining fitokimia dan uji KLT untuk mendeteksi adanya kandungan senyawa crocin dan crocetin golongan triterpenoid, saponin pada ekstrak etanol daun dan bunga kacapiring. Penelitian ini menggunakan metode potensiasi narkose dengan penginduksi fenobarbital. Prinsip metode ini adalah dosis hipnotik yang relatif kecil dapat menginduksi tidur pada mencit. Obat depresan yang diberikan sebelumnya dapat mempotensiasi kerja hipnotik yang dimanifestasikan dengan perpanjangan waktu tidur mencit dibandingkan terhadap mencit kontrol.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain penelitian with Post Test-Only Controled Group Design. Sampel penelitian menggunakan 40 mencit yang dibagi menjadi 8 kelompk yaitu kelompok kontrol negatif (K-) yang diberi CMC Na, kontrol positif (K+) yang diberi Diazepam 2 mg/KgBB, kelompok Perlakuan1 (P1), Perlakuan2 (P2), Perlakuan3 (P3) yang diberi 375 mg/KgBB, 750 mg/KgBB, 1125 mg/KgBB ekstrak daun kacapiring (Gardenia augusta Merr), dan kelompok Perlakuan4 (P4), Perlakuan5 (P5), Perlakuan6 (P6) yang diberi 375 mg/KgBB, 750 mg/KgBB, 1125 mg/KgBB ekstrak bunga kacapiring (Gardenia augusta Merr). Kemudian setelah 45 menit 8 kelompok diberikan Fenobarbital. Aktivitas yang diamati adalah waktu yang dibutuhkan mencit untuk mulai jatuh tidur dan durasi waktu tidur mencit.


(7)

vii

Hasil penelitian uji aktivitas efek sedasi ini diperoleh data induksi tidur mencit dan durasi waktu tidur mencit pada tiap kelompok perlakuan. Data yang didapat kemudian di uji menggunakan analisis statistik dengan uji ANAVA satu arah dengan derajat kepercayaan 95% (α=0,05). Hasil penelitian uji Anava didapatkan nilai signifikannya (p=<0,05) yang berarti adanya perbedaan yang bermakna, maka dilanjutkan dengan uji analisis post hoc tests Least Significant Difference (LSD) untuk mengetahui adanya perbedaan yang bermakna pada masing-masing kelompok.

Dari hasil uji LSD data induksi waktu tidur mencit dapat diketahui bahwa perbandingan kontrol negatif dengan kontrol perlakuan memiliki nilai signifikansi antara lain (P1)=0,003, (P2)=0,002, (P3)=0,000, (P4)=0,002, (P4)=0,000, (P5)= 0,000, dan (P6)= 0,000. Dari hasil uji LSD data durasi waktu tidur mencit dapat diketahui bahwa perbandingan kontrol negatif dengan kontrol perlakuan memiliki nilai signifikansi antara lain (P1)=0,001, (P2)=0,000, (P3)=0,000, (P4)=0,000, (P4)=0,000, (P5)= 0,000, dan (P6)= 0,000. Dari data diatas terlihat adanya perbedaan yang bermakna pada aktivitas induksi tidur dan durasi waktu tidur antara perlakuan (P1), (P2), (P3), (P4), (P5), dan (P6) dibandingkan dengan kontrol negatif memiliki nilai signifikannya lebih kecil dari (p=0,05) berarti memiliki perbedaan yang bermakna dan artinya memiliki aktivitas efek sedasi.

Berdasarkan pada hasil analisis data menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun dan bunga kacapiring dengan dosis 375 mg/KgBB,750 mg/KgBB, dan 1125 mg/KgBB dapat memperpendek waktu mencit untuk mulai jatuh tidur dan perpanjangan durasi waktu tidur. Dari hasil analisis data di atas dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun dan bunga kacapiring dengan dosis 375 mg/KgBB,750 mg/KgBB, dan 1125 mg/KgBB dapat memiliki aktivitas efek sedasi.


(8)

viii ABSTRACT

SEDATION EFFECTS OF KACAPIRING LEAF AND KACAPIRING FLOWER (Gardenia Augusta Merr) ETHANOL EXTRACT TO MALE

WHITE MICE USING NARKOSE POTENTIATION BY PHENOBARBITAL INDUCERS

Use of medicinal plants has growing, for example kacapiring (Gardenia Augusta Merr). This plant is thought to have a variety of material properties such as sedative. This study aims to determine the activity of the kacapiring leaf and kacapiring flower (Gardenia Augusta Merr) extract of sedation to the white mice. This study is an experimental research study design with Post Test-Only Controled Group Design. The sample using 40 mices divided to be 8 groups, the specifically of the groups are, the negative controled group (K-) with Aquadest, the positive controled group (K+) with 2 mg/KgBB of Diazepam, the group 1 with 375 mg/KgBB extract of kacapiring leaf (P1), the group 2 with 750 mg/KgBB extract of kacapiring leaf (P2), the group 3 with 1125 mg/KgBB extract of kacapiring (P3), the group 4 with 375 kg/KgBB extract of kacapiring flower, the group 5 with 750 mg/KgBB extract of kacapiring flower, and the group 6 with 1125 mg/Kg BB extract of kacapiring flower (Gardenia Augusta Merr). After 45 minutes, 8 groups will give Fenobarbital. The activity observed is the time required for the induction of sleep mice and the time duration of sleep mice. There is different impotantly on sleep induction activity and the time duration to be sleep betwen (P3), (P4), (P5), (P6), (P7), and (P8) when compared with negative control has significant value less than (p=0.05), it means there’s a different importantly and it has sedation activity. This results of the kacapiring leaf and kacapiring flower at a dose of 375 mg/KgBB,750 mg/KgBB, and 1125 mg/KgBB can shorten the induction of sleep mice and the time duration of sleep mice. This analysis results of kacapiring leaf and kacapiring flower at a dose of 375 mg/KgBB,750 mg/KgBB, and 1125 mg/KgBB has the activity effects of sedation. Key Worid : Kacapiring (Gardenia augusta Merr)., Insomnia., Potentiation Narkose.


(9)

ix ABSTRAK

EFEK SEDASI EKSTRAK ETANOL DAUN DAN BUNGA KACAPIRING (Gardenia augusta Merr) PADA MENCIT PUTIH JANTAN DENGAN

METODE POTENSIASI NARKOSE DENGAN PENGINDUKSI FENOBARBITAL

Penggunaan tanaman obat semakin berkembang, contohnya adalah kacapiring (Gardenia augusta Merr). Tumbuhan ini diduga memiliki berbagai khasiat diantaranya sebagai bahan sedatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya aktivitas efek sedasi ekstrak daun kacapiring (Gardenia augusta Merr) dan bunga kacapiring (Gardenia augusta Merr) pada mencit. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain penelitian with Post Test-Only Controled Group Design. Sampel penelitian menggunakan 40 mencit yang dibagi menjadi 8 kelompk yaitu kelompok kontrol negatif (K-) diberikan Aquadest, kontrol positif (K+) diberikan Diazepam 2 mg/KgBB, kelompok Perlakuan1 (P1), Perlakuan2 (P2), Perlakuan3 (P3) yang diberi 375 mg/KgBB, 750 mg/KgBB, 1125 mg/KgBB ekstrak daun kacapiring (Gardenia augusta Merr), dan kelompok Perlakuan4 (P4), Perlakuan5 (P5), Perlakuan6 (P6) yang diberi 375 mg/KgBB, 750 mg/KgBB, 1125 mg/KgBB ekstrak bunga kacapiring (Gardenia augusta Merr). Kemudian setelah 45 menit 8 kelompok diberi Fenobarbital. Aktivitas yang diamati adalah waktu yang dibutuhkan mencit untuk mulai jatuh tidur dan durasi waktu tidur. Didapat perbedaan yang bermakna pada aktivitas induksi tidur dan durasi waktu tidur antara perlakuan (P3),(P4),(P5),(P6),(P7),dan (P8) dibandingkan dengan kontrol negatif memiliki nilai signifikannya lebih kecil dari (p=0,05), berarti memiliki perbedaan yang bermakna dan artinya memiliki aktivitas efek sedasi. Berdasarkan pada hasil analisis data menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun dan bunga kacapiring dengan dosis 375 mg/KgBB,750 mg/KgBB, dan 1125 mg/KgBB dapat memperpendek waktu mencit untuk mulai jatuh tidur dan perpanjangan durasi waktu tidur. Dari hasil analisis data di atas dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun dan bunga kacapiring dengan dosis 375 mg/KgBB,750 mg/KgBB, dan 1125 mg/KgBB dapat memiliki aktivitas efek sedasi.

Kata Kunci: Kacapiring (Gardenia augusta Merr)., Insomnia., Potensiasi Narkose.


(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vi

ABSTRACT ... viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

DAFTAR SINGKATAN ...xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1. Tujuan umum ... 5

1.3.2.Tujuan khusus ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

1.5. Hipotesis...6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2. 1. Kacapiring (Gardenia augusta Merr) ... 7

2.1.1 Klasifikasi ... 7

2.1.2 Nama Lain ... 8

2.1.3 Morfologi ... 8

2.1.4 Aktivitas ... 9

2. 2. Metode Ekstraksi ... 11

2.2.1 Metode Maserasi... 13


(11)

xi

2.3.1 Pemilihan Pelarut...16

2.3.2 Etanol...16

2. 4. Tidur...17

2.4.1 Fisiologi Tidur...17

2.4.2 Macam-macam Gangguan Tidur ... 21

2.4.3 Faktor Yang Mempengaruhi Tidur ... 22

2.4.4 Insomnia ... 23

2.4.5 Pengobatan Insomnia ... 25

2.4.6 Pengobatan Insomnia Secara Tradisional ... 25

2. 5. Hipnotik dan Sedatif ... 26

2.5.1 Pengertian Hipnotik dan sedatif ... 26

2.5.2 Penggunaan obat hipnotik-sedatif ... 27

2.6. Fenobarbital ... 28

2.7. Diazepam ... 29

2.8. Hewan Percobaan Mencit ... 30

2.8.1 Klasifikasi Mencit ... 30

2.8.2 Anatomi dan Fisiologi Mencit ... 31

2.8.2.1 Anatomi Mencit ... 31

2.8.2.2 Fisiologi Mencit ... 32

2.8.3 Perkembangan Hidup ... 33

2.8.4 Sifat-sifat ... 33

2.8.5 Lingkungan Hidup dan Makanan ... 33

2.8.6 Profile Sikap Mencit ... 34

2.9. Metode Uji Efek Hipnotik ... 37

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 38

3. 1. Uraian Kerangka Konseptual ... 38

3. 2. Skema Kerangka Konseptual ... 40

BAB IV METODE PENELITIAN ... 41

4. 1. Rancangan Penelitian ... 41

4. 2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 42

4. 3. Populasi dan sampel ... 42


(12)

xii

4.3.2. Sampel penelitian ... 42

4. 4. Besar sampel ... 43

4. 5. Cara pengambilan sampel ... 43

4. 6. Variabel penelitian ... 43

4.6.1. Variabel bebas ... 43

4.6.2. Variabel tergantung ... 43

4. 7. Alat dan bahan ... 43

4.7.1. Alat ... 43

4.7.2. Bahan ... 44

4. 8. Teknik pengumpulan data ... 44

4.8.1. Pembuatan ekstrak etanol daun dan bunga Kacapiring (Gardenia augusta Merr) ... 44

4.8.2. Perhitungan dosis ... 44

4.8.3. Pembuatan larutan stock dan penetapan volume pemberian Ekstrak daun dan bunga kacapiring ... 45

4.8.4. Uji efek sedasi ekstrak etanol daun dan bunga kacapiring (Gardenia augusta Merr) ... 46

4.8.5. Cara kerja ... 47

4.9. Identifikasi kandungan kimia ekstrak ... 48

4.8. Bagan alur penelitian ... 49

4.9. Definisi operasional... 55

4.10. Analisis data ... 55

BAB V HASIL PENELITIAN ... 56

5.1. Pembuatan dan Pemeriksaan Ekstrak Daun Kacapiring dan Bunga Kacapiring...56

5.1.1. Pembuatan Ekstrak Daun Kacapiring ... .56

5.1.2. Pembuatan Ekstrak Bunga Kacapiring...57

5.2. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Daun Kacapiring dan Bunga Kacapiring ... .58

5.2.1. Golongan Saponin ... .58


(13)

xiii

5.2.3. Uji KLT Golongan Terpenoid/Steroid bebas,

Triterpenoid/Sapogeninsteroid...59

5.3. Hasil Uji Aktivitas Efek Sedasi...60

5.4. Analisis Data...66

BAB VI PEMBAHASAN ... ..68

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... ..80

7.1. Kesimpulan... ..80

7.2. Saran...80

DAFTAR PUSTAKA ... ..81


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Sifat-sifat Umum Pelarut ... ... 15 Tabel 2.2 Sifat-sifat Fisika Etanol ... 17 Tabel 2.3 Nilai-nilai Fisiologi Hewan Mencit ...32 Tabel 5.1 Induksi Tidur Mencit Pada Uji Efek Sedasi Ekstrak Daun

Kacapiring ... ... 61 Tabel 5.2 Durasi Tidur Mencit Pada Uji Efek Sedasi Ekstrak Daun

Kacapiring ... 62 Tabel 5.3 Induksi Tidur Mencit Pada Uji Efek Sedasi Ekstrak Bunga

Kacapiring...63 Tabel 5.4 Durasi Tidur Mencit Pada Uji Efek Sedasi Ekstrak Bunga

Kacapiring ... ... 65 Tabel 5.5 Hasil Uji Anava Waktu Mencit Mulai Jatuh Tidur ... 66 Tabel 5.6 Hasil Uji Anava Durasi Waktu Tidur Mencit... 67


(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Kacapiring (Gardenia augusta Merr) ... ... 7

Gambar 2.2. Stadium Tidur Normal ... 20

Gambar 2.3. Struktur Kimia Fenobarbital ... 28

Gambar 2.4. Struktur Kimia Diazepam... 29

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual ... 40

Gambar 4.1. Bagan Proses Pembuatan Ekstrak daun Kacapiring...49

Gambar 4.2. Bagan Proses Pembuatan Ekstrak bunga Kacapiring...50

Gambar 4.3. Bagan Proses Identifikasi Glikosida Saponin dengan Uji Buih ... 50

Gambar 4.4.Bagan Proses Identifikasi Triterpenoid dengan Uji Liebermann-Burchard...51

Gambar 4.5. Bagan Proses Pembuatan Larutan uji ekstrak daun dan bunga kacapiring...51

Gambar 4.6. Bagan Proses Pembuatan Larutan Kontrol Negatif...52

Gambar 4.7. Bagan Proses Pembuatan Larutan Kontrol Positif...52

Gambar 4.8. Bagan Proses Persiapan Hewan Uji...52

Gambar 4.9. Bagan Proses Pengujian Efek Sedatif dengan Metode Potensiasi Narkose...53

Gambar 4.10. Skema Penelitian...54

Gambar 5.1. Ekstrak daun Kacapiring... ....56

Gambar 5.2. Ekstrak bunga Kacapiring...57

Gambar 5.3. Gambar hasil uji KLT identifikasi terpenoid/ steroid bebas ekstrak daun dan bunga kacapiring...59

Gambar 5.4. Gambar hasil uji KLT identifikasi sapogenin steroid/ triterpenoid ekstrak daun dan bunga kacapiring... ...60

Gambar 5.5. Grafik Rata-rata Induksi Tidur Mencit Pada Uji Efek Sedasi Daun Kacapiring...61

Gambar 5.6. Grafik Rata-rata Durasi Waktu Tidur Mencit Pada Uji Efek Sedasi Daun Kacapiring... ...62


(16)

xvi

Gambar 5.7. Grafik Rata-rata Induksi Tidur Mencit Pada Uji Efek Sedasi Bunga Kacapiring...64 Gambar 5.8. Grafik Rata-rata Durasi Waktu Tidur Mencit Pada Uji Efek Sedasi


(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup ... 84

Lampiran 2. Surat Pernyataan ... 85

Lampiran 3. Tabel Konversi Perhitungan Dosis ... 86

Lampiran 4. Perhitungan Dosis ... 87

Lampiran 5. Surat Determinasi Tanaman ... 91

Lampiran 6. Gambar Hasil Uji Glikosida Saponin Ekstrak Daun Dan Bunga Kacapiring ... 92

Lampiran 7. Gambar Hasil Uji Triterpenoid Ekstrak Daun Dan Bunga Kacapiring ... 93

Lampiran 8. Gambar Mencit Dalam Keadaan Tidur ... 94

Lampiran 9. Hasil Uji Anava Induksi Tidur Mencit ... 95


(18)

xviii

DAFTAR SINGKATAN

ARAS = Ascebding Reticular Activating System GABA = Gamma aminobutiyric

EEG = Elektroensefalogram EOG = Elektrookulogram EMG = Elektromiogram

NREM = Non- rapid eye movement SWS = Slow wave sleep

REM = Rapid eye movement SSP = Sistem saraf pusat KD = Daun Kacapiring KB = Bunga Kacapiring


(19)

xix

DAFTAR PUSTAKA

Alwiyati, A., 2007. Efek Hipnotik Ekstrak Etanol Herba Kangkung (Ipomoea aquatica Forsk ) Pada Mencit Putih Jantan Dengan Metode Depresan / Potensiasi Narkose, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Solo.

Amalia, R., 2009. Pengaruh Ekstrak Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) Terhadap Efek Sedasi Pada Mencit Balb/C, Universitas Diponegoro, Semarang.

Anggara, R., 2009, Pengaruh Ekstrak Kangkung Darat (Ipomea Reptans Poir) Terhadap Efek Sedasi Pada Mencit Balb/C. Universitas Diponegoro, Semarang.

Ansel, H. C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi IV,607-608, diterjemahkah oleh Ibrahim, F., Nizar, A. dan Aisyah, I., Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1986. Sediaan Galenik. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal 10-11.

Anonim, 1993. Penapisan Farmakologi, pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik. Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medica , Jakarta, hal 57-58.

Anonim, 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 2000. Pedoman Pelaksanaan Uji Klinik Obat Tradisional. I, Dirjen POM, Dirjen POT, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Baroroh, F., 2011. Uji Efek Antihiperglikemi Ekstrak Etanol Daun Kacapiring (Gardenia augusta, Merr) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar. Jurnal Ilmiah Kefarmasian. Vol I, No, Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan, Jogyakarta, hal 43-53.

Chaisawangwong, W., and Gritsanapan, W., 2009. Extraction method for high free radical scavenging activity of Siamese neem tree flowers. Songklanarin Journal of Science and Technology, Department of Pharmacognosy, Faculty of Pharmacy, Mahidol University, Ratchatewi, Bangkok, 10400 Thailand.


(20)

xx

Dalimartha, S., 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid III, Penerbit PT Niaga Swadaya, Jakarta, hal 29-34.

Fatmawati., 2003, Tanaman Kacapiring (Gardenia jasminoides Ellis), Bogor Aticultural University, Bandung.

Ghosh, M.N., 1971. Fundamental of Experimental Pharmacology. Scientific Book Agency, Calcutta, p. 85.

Guenther, E., 1987. Minyak Atsiri, diterjemahkan oleh R.S kateren dan R. Mulyono. Jakarta, UI Press.

Japardi, I., 2002. Gangguan Tidur. Sumatera Utara University, Medan.

Kirk, R.E and R.F. Othmer, 1951. Encyclopedia of chemical Technology. vol 9. Katzung, B. G., 2004, Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 8, diterjemahkan

oleh Andrianto, P., Penerbit Kedokteran EGC, Jakarta, hal 287-300. Mulyani, M., Arifin, B., Nurdin, H., 2013. Uji Antioksidan Dan Isolasi Senyawa

Metabolit Sekunder Dari Daun Srikaya (Annona squamosa L), Jurnal Kimia Unand (ISSN No. 2303-3401), Volume 2 Nomor 1, Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Andalas.

Misaki M., Aritake K., Tanaka H., 2011. Crocin promotes non-rapid eye

movement sleep in mice, Molecular Nutrition Food Journal, 304-308, Wiley-Blackwell.

Mutschler, E., 1986. Dinamika Obat. Edisi 5, 151-153, 164-168, 174-175, Diterjemahkan oleh Widianto, M. B., dan Ranti, A. S., Penerbit ITB : Bandung.

Permana, C., 2011. Insomnia dan Hubungannya Terhadap Faktor Psikososial Pda Pelayanan Kesehatan Primer. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali.

Primanda, Y., 2009, Pengaruh Ekstrak Valerian Terhadap Waktu Tidur Mencit Balb/C, Universitas Diponegoro, Semarang.

Pribadi, A., 2008. Penggunaan Mencit dan Tikus Sebagai Hewan Model Penelitian Nikotin, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pudjistuti., Astuti, Y., Nugroho., 2009. Uji Gelagat dan Uji Analgesik Estrak

Etanol Daun Kembang Sungsang (Gloriosa superba L) Pada Hewan, Jurnal Kefarmasian Indonesia. Vol 1 dan 2, 52-58, Badan Litbang Kesehatan Depkes Republik Indonesia.


(21)

xxi

Purwanto, S., 2008. Mengatasi Insomnia Dengan Terapi Relaksasi, Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621. Volume I dan II, 141-148, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Solo.

Sarker, S,D., 2006. Natural Product Isolation. Second Edition, Humana Press, Totowa, New Jersey.

Setijono, M., 1985. Mencit (Mus musculus) Sebagai Hewan Percobaan. Fakultas Kedokteran Hewan, Istitut Pertanian Bogor.

Suhando D.P., Santoni A., Efdi M., 2013. Isolasi Triterpenoid Dan Uji Antioksidan Ekstrak Kulit Batang Sirsak (Annona muricata Linn.). Jurnal Kimia Unand (ISSN No. 2303-3401), Volume 2 Nomor 1, Laboratorium Kimia Organik Bahan Alam, Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Andalas

Sukandar., Andrajati R., Sigit J., 2008. Iso Farmakoterapi. 257, Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, Jakarta.

Sulistia G.G., 2000. Farmakologi dan Terapi FKUI. Edisi IV, UI-Press, Jakarta. Sutomo., and Amida., 2008. Identifikasi Golongan Senyawa Kimia Dari Fraksi Kayu Sanrego (Lunasia amara Blanco) Secara Kromatografi Lapis Tipis. Jurnal Sains dan Terapan Kimia, Vol. 2 No. 1, Program Studi Farmasi PMIPA Unlam, Banjarbaru Kalimantan Selatan.

Thomas, A., 2007. Tanaman Obat Tradisional. Jilid 2, Jakarta.

Tjay, T.H., dan Raharja, K., 2002. Obat-obat Penting,Khasiat,Penggunaan dan Efek-efek Sampingnya. Edisi V, 381-385, 387-394, Penerbit PT Alex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.

Tyrer, P., 1991. Mengatasi Insomnia (kesulitan tidur). Edisi V, 35-52, diterjemahkan oleh Rostiawati, Y., Penerbit Arcan, Jakarta.

Widiyati, E., 2006. Penentuan Adanya Senyawa Triterpenoid Dan Uji Aktivitas Biologis Pada Beberapa Spesies Tanaman Obat Tradisional Masyarakat Pedesaan Bengkulu

.

Jurnal Gradien Vol.2 No.1, 116-122, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Bengkulu, Indonesia

Widyowati, R., dan Rahman, A., 2010. Kandungan Kimia dan Aktivitas Antimikroba Ekstrak Garcinia Celebica l. terhadap Staphylococcus Aureus, Shigella Dysenteriae dan Candida Albicans. Departemen Farmakognosi dan Fitokimia, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya.

Wijayakesuma., 2000. Ensiklopedia Tumbuhan Berkhasiat Obat. Jilid I, 71-75, Penerbit PT Gema Isnani, Jakarta.


(22)

xxii

Wong, M., 1993. Tidur Tanpa Obat. Edisi I, diterjemahkan oleh Windy, M.T., Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.


(23)

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tidur adalah proses aktif yang perlu untuk kehidupan, dan pada waktu tidur terjadi proses regenerasi dan proses pembentukan dalam hampir semua organ (Wong, 1993). Tidur yang baik, cukup dalam dan lama, adalah mutlak untuk regenerasi sel-sel tubuh dan memungkinkan pelaksanaan aktivitas pada siang hari dengan baik. Efek terpenting yang mempengaruhi kualitas tidur adalah penyingkatan waktu menidurkan, perpanjangan masa tidur dan pengurangan jumlah periode terbangun (Tjay dan Rahardja, 2007). Tidur yang nyenyak dapat memulihkan, dapat memperbaiki, dan dapat menguatkan diri kembali, sehingga pada keesokan harinya kita merasa segar dan nyaman (Wong, 1993).

Gangguan tidur yang sering muncul dapat digolongkan menjadi 4 yaitu : insomnia adalah gangguan masuk tidur dan mempertahankan tidur, hypersomnia adalah gangguan mengantuk atau tidur berlebihan, disfungsi kondisi tidur seperti somnabolisme, serta gangguan irama tidur (Purwanto, 2008). Menurut data internasional of sleep disorder, prevalensi penyebab-penyebab gangguan tidur adalah sebagai berikut: penyakit asma (61-74%), gangguan pusat pernafasan (40-50%), kram kaki malam hari (16%), psychophysiological (15%), sindroma kaki gelisah 15%), ketergantungan alkohol (10%), sindroma terlambat tidur (5-10%), depresi (65%), demensia (5%), gangguan perubahan jadwal kerja (25%), gangguan obstruksi sesak saluran nafas (1-2%), penyakit ulkus peptikus (<1%), narcolepsy (mendadak tidur) (0,03%-0,16%) (Japardi, 2002).

Gangguan tidur yang sering terjadi adalah insomnia. Dikatakan insomnia ketika seseorang telah memejamkan mata dan ingin segera tidur, tetapi tidak dapat segera tidur dan tidak dapat tidur dengan nyenyak. Jika tidak dapat tidur dengan nyenyak, keesokan harinya tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik dan menurunkan produktivitas (Wong, 1993).


(24)

2

2

Riset internasional yang telah dilakukan US Census Bureau, International Data Base, tahun 2004 terhadap penduduk Indonesia menyatakan dari 238,452 juta jiwa penduduk Indonesia, sebanyak 28,035 juta jiwa (11,7%) terjangkit insomnia. Angka ini membuat insomnia sebagai salah satu gangguan paling banyak yang dikeluhkan masyarakat Indonesia (Permana, 2011).

Dari segi jenis insomnianya, hasil penelitian di Amerika Serikat yang menggunakan DSM-IV menunjukkan 20% sampai 49% penduduk dewasa mengidap insomnia intermiten dan 10% sampai 20% mengidap insomnia kronis, dimana 25% dari pengidap insomnia kronis terdiagnosis sebagai insomnia primer. Prevalensi insomnia lebih tinggi pada wanita dan lansia (65 tahun keatas). Wanita lebih sering 1,5 kali mengidap insomnia dibandingkan pria, dan 20-40% lansia mengeluhkan gejala-gejala pada insomnia beberapa hari dalam 1 bulan (Permana, 2011).

Penderita insomnia sulit untuk memulai tidur, mempertahankan waktu tidur atau tidak merasa nyenyak dibandingkan dengan kesempatan yang dimiliki untuk tidur. Insomnia sementara (2-3 malam) dan insomnia jangka pendek (kurang dari 3 minggu) umum terjadi dan biasanya berkaitan dengan faktor lain yang belum terselesaikan. Insomnia kronis (lebih dari 1bulan), insomnia ini sulit untuk disembuhkan dan tidak bisa hilang dengan sendirinya (Sukandar et al, 2008).

Insomnia atau sukar tidur juga dapat disebabkan oleh banyak gangguan fisik. Insomnia juga dapat disebabkan oleh penggunaan alkohol berlebihan dan terutama kofein. Juga beberapa obat yang dapat menggangu fisiologi tidur misalnya analgetika (Tjay dan Rahardja, 2007).

Penanganan insomnia dapat dilakukan pertama-tama dengan melakukan pendekatan untuk mengetahui penyebab dasar terjadinya insomnia. Psikotherapi sangat membantu pada pasien dengan gangguan psikiatri seperti (depressi, obsessi, kompulsi), gangguan tidur kronik. Dengan psikoterapi ini kita dapat membantu mengatasi masalah-masalah gangguan tidur yang dihadapi oleh penderita tanpa penggunaan obat hipnotik. Sleep hygiene terdiri dari: tidur dan bangun secara reguler/kebiasaan, tidak tidur pada siang hari/sambilan, tidak mengkonsumsi kafein pada malam hari, tidak menggunakan obat-obat stimulan


(25)

3

3

seperti decongestan, latihan/olahraga yang ringan sebelum tidur, dan membuat suasana ruang tidur yang sejuk, sepi, aman dan enak.

Dalam mengobati gejala gangguan tidur, selain dilakukan pengobatan secara kausal, juga dapat diberikan obat golongan sedatif hipnotik. Pada dasarnya semua obat yang mempunyai kemampuan hipnotik merupakan penekanan aktifitas dari reticular activating system (ARAS) diotak. Obat hipnotik selain penekanan aktivitas susunan saraf pusat yang dipaksakan dari proses fisiologis, juga mempunyai efek kelemahan yang dirasakan efeknya pada hari berikutnya (long acting) sehingga mengganggu aktifitas sehari-hari. Begitu pula bila pemakain obat jangka panjang dapat menimbulkan over dosis dan ketergantungan obat. Pemakaian obat hipnotik untuk jangka panjang akan menyebabkan terselubungnya kondisi yang mendasarinya serta akan berlanjut tanpa penyelesaian yang memuaskan (Japardi, 2002).

Dewasa ini minat masyarakat untuk memanfaatkan kembali kekayaan alam yaitu, tumbuh-tumbuhan sebagai ramuan obat seperti telah lama dilakukan nenek moyang pada zaman lampau, semakin meluas. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern dizaman sekarang ini, ternyata tidak mampu menggeser atau mengesampingkan begitu saja peranan obat-obatan tradisional, tetapi justru hidup berdampingan dan saling melengkapi (Thomas, 2007).

Pertimbangan penggunaan obat tradisional adalah harganya relatif murah, mudah mendapatkannya dan efek samping lebih kecil serta dapat diramu sendiri. Direktur Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan RI pun mengatakan, bahwa pengobatan dan pendayagunaan obat tradisional merupakan salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduk di bidang kesehatan (Thomas, 2007).

Salah satu penggunaan obat tradisional adalah dalam mengatasi masalah gangguan tidur. Gardenia augusta Merr atau yang biasa dikenal dengan nama kacapiring merupakan salah satu tanaman obat yang digunakan sebagai obat tradisional untuk mengatasi gangguan tidur, khususnya ketidakmampuan untuk tidur (insomnia). Kacapiring mengandung minyak menguap, yaitu linalol, styrolyl asetat, gardenin, gardenosida geniposida, genipin-1-glucoside, b-sitosterol, crocetin, crosin, dan scandosida (Wijayakesuma, 2000).


(26)

4

4

Bunga kacapiring berkhasiat hemostatis, penenang (sedatif), dan peluruh kencing (diuretik). Bunga berkhasiat peluruh haid. Bunga kacapiring mengandung senyawa crocin (salah satu jenis karotenoid) yang memberikan warna kuning pada bunga dan berkhasiat menenangkan (sedatif). Senyawa ini juga bersifat antioksidan dan antikarsinogenik (Dalimartha, 2006).

Daun kacapiring mengandung saponin, flavonoid, polifenol, crosin, dan minyak atsiri (Dalimartha, 2006). Komponen kimia pada daun kacapiring mengandung senyawa flavonoid, tanin, saponin, asam galat, dan steroid/terpenoid yang merupakan kelompok senyawa fenolik (Fatmawati, 2003). Daun kacapiring digunakan untuk mengatasi demam, sesak napas, tekanan darah tinggi, sariawan (obat kumur), dan penenang (Dalimartha, 2006).

Dua pigmen karotenoid, crocin dan crocetin, merupakan komponen utama yang bertanggung jawab secara tradisional untuk pengobatan insomnia dan penyakit lain dari sistem saraf. Penelitian lain pada tanaman Crocus sativus L yang juga mengandung komponen crocin dan crocetin membuktikan bahwa crocin dan crocetin dapat meningkatkan total waktu tidur non-REM. Dalam penelitian ini untuk mengetahui efek crocin dan crocetin pada aktivitas tidur dengan memantau aktivitas lokomotor dan electroencephalogram (EEG) pada hewan coba (Masaki et al, 2011).

Crocin (30, 100, 250, 500 mg / kg) meningkatkan total waktu gerakan mata non-rapid (nonREM). Crocin diberikan pada 30 dan 100 mg/kg statistik meningkat secara signifikan total jumlah tidur non-REM. tidur dengan 60% (dari 69±20 sampai 110±21 min) dan 170% (dari 56±7 sampai

153±14 min), masing-masing selama periode 4 jam dari pukul 20:00 sampai 24:00

setelah mencapai administrasi yang diberikan secara intraperitoneal pada jam 20:00. Crocetin (100 mg/kg ) juga meningkatkan total waktu tidur non-REM sebesar 50% (dari 178±9 sampai 82±14 min) setelah administrasi. Senyawa ini tidak mengubah jumlah tidur REM atau menunjukkan efek samping, seperti rebound insomnia setelah induksi tidur (Masaki et al, 2011).

Berdasarkan penggunaan di masyarakat maka perlu dibuktikan dengan penelitian yang diharapkan bisa memperluas penggunaan dan perkembangan tanaman ini sebagai obat hipnotik secara tradisional yang murah dan mudah


(27)

5

5

diperoleh di sekitar masyarakat. Penelitian ini dilakukan sebagai skrining awal untuk mengetahui efek sedasi dari ekstrak etanol daun dan bunga kacapiring yang nantinya dapat digunakan pada antiinsomnia.

Penelitian ini dilakukan secara in vivo, menggunakan hewan coba mencit dengan dosis bertingkat. Pengamatan meliputi durasi waktu induksi tidur dan lama tidur. Penelitian ini menggunakan potensiasi narkose. Prinsip metodenya adalah dosis hipnotik yang relatif kecil dapat menginduksi tidur pada mencit. Obat depresan yang diberikan sebelumnya dapat mempotensiasi kerja hipnotik yang dimanifestasikan dengan perpanjangan waktu tidur mencit dibandingkan terhadap mencit kontrol (Anonim, 1993).

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana aktivitas sedatif ekstrak etanol daun dan bunga kacapiring terhadap mencit putih jantan dengan metode potensiasi narkose yang diinduksi Fenobarbital?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya aktivitas efek sedasi ekstrak etanol daun dan bunga kacapiring pada mencit putih jantan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Membuktikan bahwa ekstrak etanol daun dan bunga kacapiring dapat memperpendek waktu yang dibutuhkan mencit untuk mulai tidur dengan penginduksi Fenobarbital.

2. Membuktikan bahwa ekstrak etanol daun dan bunga kacapiring dapat memperpanjang durasi waktu tidur mencit dengan penginduksi Fenobarbital.

1.4 Manfaat penelitian

1. Memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat tentang efek sedatif-hipnotik yang dimiliki kacapiring.

2. Menambah ilmu pengetahuan tentang pengobatan tradisional menggunakan ekstrak kacapiring.


(28)

6

6

3. Sebagai sumber acuan yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama dalam hal penelitian tentang obat tradisional.

1.5 Hipotesis

1. Ekstrak etanol daun dan bunga kacapiring dapat memperpendek waktu yang dibutuhkan mencit untuk tidur dengan penginduksi Fenobarbital.

2. Ekstrak etanol daun dan bunga kacapiring dapat memperpanjang durasi waktu tidur mencit dengan penginduksi Fenobarbital.


(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tidur adalah proses aktif yang perlu untuk kehidupan, dan pada waktu tidur terjadi proses regenerasi dan proses pembentukan dalam hampir semua organ (Wong, 1993). Tidur yang baik, cukup dalam dan lama, adalah mutlak untuk regenerasi sel-sel tubuh dan memungkinkan pelaksanaan aktivitas pada siang hari dengan baik. Efek terpenting yang mempengaruhi kualitas tidur adalah penyingkatan waktu menidurkan, perpanjangan masa tidur dan pengurangan jumlah periode terbangun (Tjay dan Rahardja, 2007). Tidur yang nyenyak dapat memulihkan, dapat memperbaiki, dan dapat menguatkan diri kembali, sehingga pada keesokan harinya kita merasa segar dan nyaman (Wong, 1993).

Gangguan tidur yang sering muncul dapat digolongkan menjadi 4 yaitu : insomnia adalah gangguan masuk tidur dan mempertahankan tidur, hypersomnia adalah gangguan mengantuk atau tidur berlebihan, disfungsi kondisi tidur seperti somnabolisme, serta gangguan irama tidur (Purwanto, 2008). Menurut data internasional of sleep disorder, prevalensi penyebab-penyebab gangguan tidur adalah sebagai berikut: penyakit asma (61-74%), gangguan pusat pernafasan (40-50%), kram kaki malam hari (16%), psychophysiological (15%), sindroma kaki gelisah 15%), ketergantungan alkohol (10%), sindroma terlambat tidur (5-10%), depresi (65%), demensia (5%), gangguan perubahan jadwal kerja (25%), gangguan obstruksi sesak saluran nafas (1-2%), penyakit ulkus peptikus (<1%), narcolepsy (mendadak tidur) (0,03%-0,16%) (Japardi, 2002).

Gangguan tidur yang sering terjadi adalah insomnia. Dikatakan insomnia ketika seseorang telah memejamkan mata dan ingin segera tidur, tetapi tidak dapat segera tidur dan tidak dapat tidur dengan nyenyak. Jika tidak dapat tidur dengan nyenyak, keesokan harinya tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik dan menurunkan produktivitas (Wong, 1993).


(2)

Riset internasional yang telah dilakukan US Census Bureau, International Data Base, tahun 2004 terhadap penduduk Indonesia menyatakan dari 238,452 juta jiwa penduduk Indonesia, sebanyak 28,035 juta jiwa (11,7%) terjangkit insomnia. Angka ini membuat insomnia sebagai salah satu gangguan paling banyak yang dikeluhkan masyarakat Indonesia (Permana, 2011).

Dari segi jenis insomnianya, hasil penelitian di Amerika Serikat yang menggunakan DSM-IV menunjukkan 20% sampai 49% penduduk dewasa mengidap insomnia intermiten dan 10% sampai 20% mengidap insomnia kronis, dimana 25% dari pengidap insomnia kronis terdiagnosis sebagai insomnia primer. Prevalensi insomnia lebih tinggi pada wanita dan lansia (65 tahun keatas). Wanita lebih sering 1,5 kali mengidap insomnia dibandingkan pria, dan 20-40% lansia mengeluhkan gejala-gejala pada insomnia beberapa hari dalam 1 bulan (Permana, 2011).

Penderita insomnia sulit untuk memulai tidur, mempertahankan waktu tidur atau tidak merasa nyenyak dibandingkan dengan kesempatan yang dimiliki untuk tidur. Insomnia sementara (2-3 malam) dan insomnia jangka pendek (kurang dari 3 minggu) umum terjadi dan biasanya berkaitan dengan faktor lain yang belum terselesaikan. Insomnia kronis (lebih dari 1bulan), insomnia ini sulit untuk disembuhkan dan tidak bisa hilang dengan sendirinya (Sukandar et al, 2008).

Insomnia atau sukar tidur juga dapat disebabkan oleh banyak gangguan fisik. Insomnia juga dapat disebabkan oleh penggunaan alkohol berlebihan dan terutama kofein. Juga beberapa obat yang dapat menggangu fisiologi tidur misalnya analgetika (Tjay dan Rahardja, 2007).

Penanganan insomnia dapat dilakukan pertama-tama dengan melakukan pendekatan untuk mengetahui penyebab dasar terjadinya insomnia. Psikotherapi sangat membantu pada pasien dengan gangguan psikiatri seperti (depressi, obsessi, kompulsi), gangguan tidur kronik. Dengan psikoterapi ini kita dapat membantu mengatasi masalah-masalah gangguan tidur yang dihadapi oleh penderita tanpa penggunaan obat hipnotik. Sleep hygiene terdiri dari: tidur dan bangun secara reguler/kebiasaan, tidak tidur pada siang hari/sambilan, tidak mengkonsumsi kafein pada malam hari, tidak menggunakan obat-obat stimulan


(3)

seperti decongestan, latihan/olahraga yang ringan sebelum tidur, dan membuat suasana ruang tidur yang sejuk, sepi, aman dan enak.

Dalam mengobati gejala gangguan tidur, selain dilakukan pengobatan secara kausal, juga dapat diberikan obat golongan sedatif hipnotik. Pada dasarnya semua obat yang mempunyai kemampuan hipnotik merupakan penekanan aktifitas dari reticular activating system (ARAS) diotak. Obat hipnotik selain penekanan aktivitas susunan saraf pusat yang dipaksakan dari proses fisiologis, juga mempunyai efek kelemahan yang dirasakan efeknya pada hari berikutnya (long acting) sehingga mengganggu aktifitas sehari-hari. Begitu pula bila pemakain obat jangka panjang dapat menimbulkan over dosis dan ketergantungan obat. Pemakaian obat hipnotik untuk jangka panjang akan menyebabkan terselubungnya kondisi yang mendasarinya serta akan berlanjut tanpa penyelesaian yang memuaskan (Japardi, 2002).

Dewasa ini minat masyarakat untuk memanfaatkan kembali kekayaan alam yaitu, tumbuh-tumbuhan sebagai ramuan obat seperti telah lama dilakukan nenek moyang pada zaman lampau, semakin meluas. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern dizaman sekarang ini, ternyata tidak mampu menggeser atau mengesampingkan begitu saja peranan obat-obatan tradisional, tetapi justru hidup berdampingan dan saling melengkapi (Thomas, 2007).

Pertimbangan penggunaan obat tradisional adalah harganya relatif murah, mudah mendapatkannya dan efek samping lebih kecil serta dapat diramu sendiri. Direktur Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan RI pun mengatakan, bahwa pengobatan dan pendayagunaan obat tradisional merupakan salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduk di bidang kesehatan (Thomas, 2007).

Salah satu penggunaan obat tradisional adalah dalam mengatasi masalah gangguan tidur. Gardenia augusta Merr atau yang biasa dikenal dengan nama kacapiring merupakan salah satu tanaman obat yang digunakan sebagai obat tradisional untuk mengatasi gangguan tidur, khususnya ketidakmampuan untuk tidur (insomnia). Kacapiring mengandung minyak menguap, yaitu linalol, styrolyl asetat, gardenin, gardenosida geniposida, genipin-1-glucoside, b-sitosterol, crocetin, crosin, dan scandosida (Wijayakesuma, 2000).


(4)

Bunga kacapiring berkhasiat hemostatis, penenang (sedatif), dan peluruh kencing (diuretik). Bunga berkhasiat peluruh haid. Bunga kacapiring mengandung senyawa crocin (salah satu jenis karotenoid) yang memberikan warna kuning pada bunga dan berkhasiat menenangkan (sedatif). Senyawa ini juga bersifat antioksidan dan antikarsinogenik (Dalimartha, 2006).

Daun kacapiring mengandung saponin, flavonoid, polifenol, crosin, dan minyak atsiri (Dalimartha, 2006). Komponen kimia pada daun kacapiring mengandung senyawa flavonoid, tanin, saponin, asam galat, dan steroid/terpenoid yang merupakan kelompok senyawa fenolik (Fatmawati, 2003). Daun kacapiring digunakan untuk mengatasi demam, sesak napas, tekanan darah tinggi, sariawan (obat kumur), dan penenang (Dalimartha, 2006).

Dua pigmen karotenoid, crocin dan crocetin, merupakan komponen utama yang bertanggung jawab secara tradisional untuk pengobatan insomnia dan penyakit lain dari sistem saraf. Penelitian lain pada tanaman Crocus sativus L yang juga mengandung komponen crocin dan crocetin membuktikan bahwa crocin dan crocetin dapat meningkatkan total waktu tidur non-REM. Dalam penelitian ini untuk mengetahui efek crocin dan crocetin pada aktivitas tidur dengan memantau aktivitas lokomotor dan electroencephalogram (EEG) pada hewan coba (Masaki et al, 2011).

Crocin (30, 100, 250, 500 mg / kg) meningkatkan total waktu gerakan mata non-rapid (nonREM). Crocin diberikan pada 30 dan 100 mg/kg statistik meningkat secara signifikan total jumlah tidur non-REM. tidur dengan 60% (dari 69±20 sampai 110±21 min) dan 170% (dari 56±7 sampai 153±14 min), masing-masing selama periode 4 jam dari pukul 20:00 sampai 24:00 setelah mencapai administrasi yang diberikan secara intraperitoneal pada jam 20:00. Crocetin (100 mg/kg ) juga meningkatkan total waktu tidur non-REM sebesar 50% (dari 178±9 sampai 82±14 min) setelah administrasi. Senyawa ini tidak mengubah jumlah tidur REM atau menunjukkan efek samping, seperti rebound insomnia setelah induksi tidur (Masaki et al, 2011).

Berdasarkan penggunaan di masyarakat maka perlu dibuktikan dengan penelitian yang diharapkan bisa memperluas penggunaan dan perkembangan tanaman ini sebagai obat hipnotik secara tradisional yang murah dan mudah


(5)

diperoleh di sekitar masyarakat. Penelitian ini dilakukan sebagai skrining awal untuk mengetahui efek sedasi dari ekstrak etanol daun dan bunga kacapiring yang nantinya dapat digunakan pada antiinsomnia.

Penelitian ini dilakukan secara in vivo, menggunakan hewan coba mencit dengan dosis bertingkat. Pengamatan meliputi durasi waktu induksi tidur dan lama tidur. Penelitian ini menggunakan potensiasi narkose. Prinsip metodenya adalah dosis hipnotik yang relatif kecil dapat menginduksi tidur pada mencit. Obat depresan yang diberikan sebelumnya dapat mempotensiasi kerja hipnotik yang dimanifestasikan dengan perpanjangan waktu tidur mencit dibandingkan terhadap mencit kontrol (Anonim, 1993).

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana aktivitas sedatif ekstrak etanol daun dan bunga kacapiring terhadap mencit putih jantan dengan metode potensiasi narkose yang diinduksi Fenobarbital?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya aktivitas efek sedasi ekstrak etanol daun dan bunga kacapiring pada mencit putih jantan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Membuktikan bahwa ekstrak etanol daun dan bunga kacapiring dapat memperpendek waktu yang dibutuhkan mencit untuk mulai tidur dengan penginduksi Fenobarbital.

2. Membuktikan bahwa ekstrak etanol daun dan bunga kacapiring dapat memperpanjang durasi waktu tidur mencit dengan penginduksi Fenobarbital.

1.4 Manfaat penelitian

1. Memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat tentang efek sedatif-hipnotik yang dimiliki kacapiring.

2. Menambah ilmu pengetahuan tentang pengobatan tradisional menggunakan ekstrak kacapiring.


(6)

3. Sebagai sumber acuan yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama dalam hal penelitian tentang obat tradisional.

1.5 Hipotesis

1. Ekstrak etanol daun dan bunga kacapiring dapat memperpendek waktu yang dibutuhkan mencit untuk tidur dengan penginduksi Fenobarbital.

2. Ekstrak etanol daun dan bunga kacapiring dapat memperpanjang durasi waktu tidur mencit dengan penginduksi Fenobarbital.


Dokumen yang terkait

Efek Antiagregasi Platelet Ekstrak Etanol Buah Nanas (Ananas comusus Merr) Pada Mencit Putih Jantan

21 114 92

Efek ekstrak etanol kangkung air (Ipomoea Aquatica Forks) terhadap lamanya tidur (Sleeping Time) Mencit Jantan Dibandingkan Dengan Fenobarbital

0 55 87

POTENSIASI EFEK SEDATIF FENOBARBITAL OLEH EKSTRAK ETANOL 70% DAN 96% HERBA PEGAGAN (Centella Asiatica (L.) Urban PADA MENCIT JANTAN BALB/C DENGAN METODE POTENSIASI NARKOSE

4 27 27

EFEK ANTIPIRETIK PERASAN DAUN KACAPIRING (Gardenia augusta Merr) PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norwegicus)

0 4 17

PENDAHULUAN UJI POTENSIASI NARKOSE/DEPRESAN NATRIUM THIOPENTAL DENGAN EKSTRAK ETANOL KECUBUNG GUNUNG (Brugmansia candida Pers.) TERHADAP MENCIT PUTIH JANTAN.

0 1 14

UJI POTENSIASI EFEK SEDASI NATRIUM TIOPENTAL OLEH EKSTRAK ETANOL DAUN TEH (Camellia sinensis O.K) UJI POTENSIASI EFEK SEDASI NATRIUM TIOPENTAL OLEH EKSTRAK ETANOL DAUN TEH (Camellia sinensis O.K) PADA MENCIT JANTAN DENGAN METODE POTENSIASI NARKOSE.

0 1 9

DAFTAR ISI UJI POTENSIASI EFEK SEDASI NATRIUM TIOPENTAL OLEH EKSTRAK ETANOL DAUN TEH (Camellia sinensis O.K) PADA MENCIT JANTAN DENGAN METODE POTENSIASI NARKOSE.

0 1 7

PENDAHULUAN UJI POTENSIASI EFEK SEDASI NATRIUM TIOPENTAL OLEH EKSTRAK ETANOL DAUN TEH (Camellia sinensis O.K) PADA MENCIT JANTAN DENGAN METODE POTENSIASI NARKOSE.

0 2 15

PENDAHULUAN EFEK HIPNOTIK EKSTRAK ETANOL HERBA KANGKUNG (Ipomoea aquatica Forsk ) PADA MENCIT PUTIH JANTAN DENGAN METODE DEPRESAN / POTENSIASI NARKOSE.

1 3 20

UJI EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK EKSTRAK ETANOL DAUN KACAPIRING (Gardenia augusta, Merr) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR ANTIHIPERGLIKEMIC EFFECT ETHANOLIC EXTRACT OF KACAPIRING (Gardenia augusta, Merr) LEAF AT WHITE RATS MALE STRAIN OF WISTAR

0 0 11