POTENSIASI EFEK SEDATIF FENOBARBITAL OLEH EKSTRAK ETANOL 70% DAN 96% HERBA PEGAGAN (Centella Asiatica (L.) Urban PADA MENCIT JANTAN BALB/C DENGAN METODE POTENSIASI NARKOSE

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

Latar belakang
Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana orang tersebut

dapat dibangunkan dengan pemberian rangsangan sensorik atau dengan rangsangan
lain. Tidur harus dibedakan dengan koma, yang merupakan keadaan bawah sadar
dimana orang tersebut tidak dapat dibangunkan ( Guyton & Hall, 1997).
Tidur ditandai dengan menurunnya kesadaran secara reversibel, biasanya
disertai posisi berbaring dan tidak bergerak. Aserinsky dan Kleitmen (1953) di
University of Chicago menemukan bahwa biasanya pada orang yang sedang tidur
bola matanya bergerak ke kiri dan ke kanan, tetapi kadang-kadang bola matanya
bergerak dengan cepat pula, tarikan-tarikan pendek. Keadaan tidur ini dinamakan
“tidur tanpa gerak mata cepat” (NREM atau Non-REM sleep atau non-rapid eye
movement sleep) dan “tidur dengan gerak mata cepat” (“REM sleep” atau rapid eye
movement sleep) (Maramis Willy F, 2009).
Gangguan tidur dapat berupa: insomnia (sukar tidur, biasanya karena sebab
psikologi); berjalan sewaktu tidur (somnambulisme); mimpi buruk (nightmare) atau
pavor nokturnus, sering pada anak-anak dan biasanya hilang dengan sendirinya; dan

narkolepsi (serangan tidur bersamaan dengan kateplexi, kelumpuhan tidur atau
halusinasi hipnagogik) (Maramis & Willy F, 2009).
Keluhan insomnia mencakup jenis masalah tidur yang luas, yaitu kesulitan
jatuh tertidur, sering terbangun, masa tidur yang singkat dan tidur “yang tidak
menyegarkan” (Trevor & Way, 1997). Insomnia atau sukar tidur dapat diakibatkan
oleh banyak gangguan fisik, misalnya batuk, rasa nyeri (rematik, keseleo, encok),
migraine, restlesslegs, dan sebagainya) atau sesak napas (asma, bronkitis). Insomnia
juga dapat disebabkan oleh pengguna alkohol berlebihan dan terutama kofein yang
terdapat dalam kopi, teh, coklat dan minuman kola. Juga beberapa jenis obat bias
mengganggu fisiologi tidur, misalnya analgetika (yang mengandung kofein) dan
beberapa obat psikotropik. ( Tjay & Rahardja, 2007).

1

2

Insomnia dapat dibedakan menjadi 3 yaitu Insomnia awal (kesulitan masuk
tidur) disebabkan antara lain oleh faktor-faktor kejiwaan seperti emosi, kecemasan,
ketegangan, dan depresi. Insomnia menengah (terjaga di tengah malam) timbul pada
peristiwa-peristiwa medis seperti penghentian pernapasan sementara selama tidur

(sleepapnoe) dan gangguan prostat (nocturia) dan Insomnia terlambat (late insomnia)
terbanyak di waktu subuh, disebabkan antara lain oleh depresi dan malnutrisi
(anoreksia nervosa) ( Tjay & Rahardja, 2007).
Sebuah artikel menyatakan Riset internasional yang telah dilakukan US Census
Bureau, International Data Base tahun 2004 terhadap penduduk Indonesia menyatakan
bahwa dari 238,452 juta jiwa penduduk Indonesia, sebanyak 28,035 juta jiwa(11,7%)
terjangkit insomnia (Anonim, 2009). Angka ini membuat insomnia sebagai salah satu
gangguan paling banyak yang dikeluhkan masyarakat Indonesia yang meminta evaluasi

serius dalam menemukan kemungkinan penyebabnya (organik,

psikologik,

situasional, dan sebagainya) yang mungkin diatasi tanpa obat-obat hipnotik-sedatif.
Kadang-kadang terapi nonfarmakologi juga berguna, yang meliputi diet dan gerak
badan yang tepat, menghindari perangsangan sebelum istirahat, memastikan tempat
tidur yang nyaman dan istirahat pada waktu teratur tiap malam. Walaupun begitu,
dalam beberapa kasus, penderita akan membutuhkan dan harus diberikan hipnotiksedatif untuk waktu yang terbatas (Trevor & Way, 1997).
Suatu obat sedatif yang efektif (ansiolitik) seharusnya dapat mengurangi
ansietas dan menimbulkan efek menenangkan dengan sedikit atau tidak ada efek pada

fungsi motorik atau mental. Tingkat depresi susunan saraf pusat yang disebabkan
oleh sedatif minimum harus konsisten dengan kemanjuran terapi. Obat hipnotik dapat
menimbulkan rasa mengantuk dan memperlama dan mempertahankan keadaan tidur
yang sedapat mungkin menyerupai keadaan tidur yang alamiah. Efek hipnotik lebih
bersifat depresan terhadap susunan saraf pusat daripada sedasi dan ini dapat diperoleh
secara mudah pada kebanyakan obat sedatif dengan cara meningkatkan dosis (Trevor
& Way,1997).

3

Penggunaan obat hipnotik-sedatif merupakan salah satu cara yang digunakan
untuk menangani insomnia. Akan tetapi banyak efek samping yang penggunaan obatobat ini juga mempunyai pengaruh. Misalnya pengaruh jangka panjang Flurazepam
dapat menyebabkan tidur berlangsung lebih lama, tetapi mungkin akan menyebabkan
perasaan sakit pada keesokan harinya dan pengaruh jangka pendek misalnya
Tremazepam dapat menyebabkan tidur lebih mudah tetapi tidak menjadi lebih
nyenyak. Efek rasa sakit yang ditimbulkan pada keesokan harinya lebih sedikit
(Wong, 1993).
Didunia kedokteran terdapat jenis obat yang berkhasiat sebagai “Obat tidur”
(sedatif atau hipnotik) yang mengandung zat aktif nitrazepam atau barbiturat atau
senyawa lain yang berkhasiat serupa. Penggunaan sedatif atau hipnotik ini yang

seharusnya sebagai pengobatan (medicine) bila disalahgunakan dapat menimbulkan
ketagihan (adiksi) dan ketergantungan (dependen), apalagi bila dosisnya melampui
batas. Misalnya Fentobarbital dan flunitrazepam. Yang termaksud Psikotropika
golongan IV berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan atau
untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
sindroma ketergantungan. Contohnya adalah diazepam, fenobarbital, nitrazepam dan
klonazepam. Zat adiktif adalah bahan yang dapat menimbulkan kerugian bagi
seseorang yang menggunakannya akibat timbulnya ketergantungan psikis seperti
golongan alkohol, nikotin dan sebagainya (Susilo, 1993).
Penggunaan obat-obat sedatif-hipnotik yang ada sekarang merupakan masalah
tersendiri yang perlu diperhatikan. Dari aspek medis, perlu diperhatikan efektifitas
dan keamanan obat yang digunakan. Sedangkan dari aspek nonmedis yang perlu
diperhatikan adalah timbulnya penyalahgunaan obat yang kini kian marak di
masyarakat, sehingga diperlukan adanya obat – obat sedatif-hipnotik yang efektif,
aman, murah, dan mudah didapat (Sayidin, 2009)
Karena pengunaan obat sedatif-hipnotik dapat menyebabkan berbagai efek
yang tidak diinginkan, maka banyak masyarakat di Indonesia yang sampai saat ini
menggunakan obat tradisional untuk mengatasi insomnia. Penggunaan obat
tradisional telah berlangsung sejak berabad-abad yang lalu, dan sampai saat ini masih


4

banyak digunakan meskipun fasilitas pengobatan modern sudah tersedia. Di
Indonesia, cara tradisional masih banyak dianut bahkan dihormati oleh sebagian besar
rakyat sehingga pengobatan tradisional masih menduduki tempat penting dalam
pemeliharaan kesehatan rakyat (Munaf, 2008)
Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) merupakan salah satu tumbuhan yang
seringkali dikembangkan menjadi obat tradisional. Namun penggunaan obat
tradisional oleh masyarakat luas masih berdasarkan pengalaman empiris, sehingga
harus dilakukan pendekatan secara ilmiah agar suatu obat tradisional dapat diterima
dalam praktek kedokteran (Pramono, 2004).
Tanaman pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) memiliki bentuk daun khas
seperti ginjal manusia. Kandungan kimia tanaman pegagan (Centella asiatica (L.)
Urban) antara lain senyawa saponin, termaksud asiaticoside, asam asiatat,
madecassoside, thankunside, isothankunside, brahmoside, brahmic acid, madasiatic
acid, triterpen acid, meso-inosetol, centellose, carotenoids, garamK,Na, Ca, Fe,
fosfor, vellarine, tannin, mucilage, resin, pectin, gula, vitamin B, minyak lemak,
kalsium oksalat dan amygladin. Salah satu kandungan kimia pegagan yaitu
brahmoside dari golongan senyawa saponin memperlihatkan efek sedatif. Kenyataan
ini juga mendukung kegunaan tumbuhan tersebut dalam pengobatan tradisional

sebagai obat sedatif (Permadi, 2005; Achmad 2008).
Penelitian yang dilakukan oleh Amalia (2009) dengan menggunakan metode
rotarod menyebutkan bahwa ekstrak pegagan mempunyai efek sedasi pada mencit.
Dalam pengembangan pegagan sebagai Obat Tradisional maka perlu dilakukan
penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol 70% dan 96% herba
pegagan (Centella asiatica (L.) Urban), sehingga akan diperoleh bahan baku yang
memiliki persyaratan khasiat. Pada penelitian ini telah dilakukan penelitian untuk
mengetahui efek sedasi fenobarbital oleh ekstrak etanol 70% dan 96% herba pegagan
(Centella asiatica (L.) Urban) dengan metode potensiasi narkose. Efek sedasi pada
mencit diamati dari waktu yang dibutuhkan mencit untuk mulai tidur dan durasi tidur
mencit

5

1.2

Perumusan masalah
Bagaimanakah perbandingan efek sedasi pada mencit akibat pengaruh

pemberian ekstrak etanol 70% dan 96% herba pegagan (Centella asiatica (Linn.)

Urban ) yang diinduksi oleh fenobarbital dengan metode potensiasi narkose.

1.3

Tujuan penelitian

1.3.1

Tujuan umum
Mengetahui perbandingan efek sedasi pada mencit akibat pengaruh pemberian

ekstrak etanol 70% dan 96% herba pegagan (Centella asiatica (Linn.) Urban.

1.3.2

Tujuan khusus
1. Mengetahui pengaruh ekstrak etanol 70% dan 96% herba pegagan
(Centella asiatica (Linn.) Urban ) terhadap waktu yang dibutuhkan mencit
untuk mulai tidur dengan penginduksi fenobarbital menggunakan metode
potensiasi narkose.

2. Mengetahui pengaruh ekstrak etanol 70% dan 96% herba pegagan
(Centella asiatica (Linn.) Urban ) terhadap durasi tidur mencit dengan
penginduksi fenobarbital menggunakan metode potensiasi narkose.

1.4

Manfaat penelitian
1. Memberi informasi tentang pelarut yang dipilih untuk mengekstraksi
herba pegagan Centella asiatica (Linn.) Urban ) sehingga diperoleh bahan
baku yang memiliki aktivitas sebagai sedatif.
2. Menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang pengobatan tradisional
menggunakan pegagan Centella asiatica (Linn.) Urban ).
3. Pemanfaatan tanaman obat tradisional sebagai bahan baku obat yang dapat
mendukung perekonomian rakyat.

SKRIPSI
SRI ARYATI DG. MALURENG

POTENSIASI EFEK SEDATIF FENOBARBITAL OLEH
EKSTRAK ETANOL 70% DAN 96% HERBA PEGAGAN

(Centella asiatica (L.) Urban ) PADA MENCIT JANTAN
BALB/C DENGAN METODE POTENSIASI NARKOSE

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014

Lembar Pengesahan

POTENSIASI EFEK SEDATIF FENOBARBITAL
OLEH EKSTRAK ETANOL 70% DAN 96% HERBA
PEGAGAN (Centella Asiatica (L.) Urban PADA
MENCIT JANTAN BALB/C DENGAN METODE
POTENSIASI NARKOSE

SKRIPSI
Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada
Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang

2013

Oleh:

SRI ARYATI. Dg. MALURENG
NIM : 09040119

Disetujui oleh :

Pembimbing I

Pembimbing II

Drs. Herra Studiawan, MS, Apt
NIDN: 195703101986011001

Siti Rofida S.Si, M. Farm, Apt
NIP UMM: 11408040453

ii


LEMBAR PENGUJIAN

UJI POTENSIASI EFEK SEDATIF FENOBARBITAL OLEH
EKSTRAK ETANOL 70% DAN 96% HERBA PEGAGAN
(Centella Asiatica (L.) Urban ) PADA MENCIT JANTAN
BALB/C
DENGAN METODE POTENSIASI NARKOSE
SKRIPSI
Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji pada tanggal 03 Januari
2013

Oleh:

SRI ARYATI. DG. MALURENG
Nim: 09040119

Tim Penguji :

Penguji I

Penguji II

(Drs. Herra Studiawan, MS, Apt)
NIDN: 195703101986011001
Penguji III

(Siti Rofida S.Si, M.Farm, Apt)
NIP UMM: 11408040453
Penguji IV

(Ahmad Shobrun Jamil S.Si, M.P)
NIP UMM: 11309070469

(Nailis Syifa, S, Farm.M.Sc. Apt)
NIP UMM: 114.13.11.0522

iii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul
“Potensiasi Efek Sedatif Fenobarbital Oleh Ekstrak Etanol 70% Dan 96%
Herba Centella asiatica (L.) Urban Pada Mencit Jantan Balb/C Dengan
Metode Potensiasi Narkose” untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik
dalam menyelesaikan Program Sarjana Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada manusia pilihan,
dan panutan yang baik dalam segala hal dalam menjalani kehidupan yaitu Nabi
kita Muhammad SAW, yang telah membimbing kita menuju sebuah cahaya
kebenaran yakni agama islam serta yang kita harapkan syafa’atnya dihari kiamat
nanti. Amin.
Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari berbagai
hambatan dan kesulitan. Namun berkat bimbingan dan bantuan berbagai pihak,
penulis dapat menyelesaikannya. Untuk itu, penulis menyampaikan rasa terima
kasih yang sebesar – besarnya kepada:
1. Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep.Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Dra. Uswatun Chasanah, Apt., M.Kes. selaku Ketua Program Studi
Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Drs. Herra Studiawan, MS, Apt., selaku Dosen pembimbing I, yang
dengan segala kesabaran, nasehat, kebijaksanaan dan ketelatenan beliau,
telah membimbing penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan tugas akhir ini.
4. Siti Rofida S.Si, M. Farm, Apt selaku Dosen pembimbing II yang dengan
segala kesabaran, nasehat, kebijaksanaan dan ketelatenan beliau, telah

iv

membimbing penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
tugas akhir ini.
5. Ahmad Shobrun Jamil, S.Si., M.P. selaku Dosen penguji atas semua saran
dan kritik yang diberikan agar skripsi ini menjadi lebih baik.
6. Nailis syifa, S, Farm. M.sc.Apt selaku Dosen penguji atas semua saran dan
kritik yang diberikan agar skripsi ini menjadi lebih baik.
7. Sovia Aprina Basuki S.Farm, MSi, Apt. selaku Kepala Laboratorium
Program Studi Farmasi.
8. Kedua orangtuaku tercinta, Nurhayati dan Drs.Anwar. Dg. Malureng. MSi.
yang tak terkira jasanya telah mendidik dari kecil hingga dewasa dengan
penuh kasih sayang dan selalu memberikan dukungan serta doa yang tiada
henti.
9. Kakak dan adikku tercintaku, Ardamsyah, Imam dan Tirta yang selalu
memberikan

cinta

dan

motivasi

untuk

terus

semangat

dalam

menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini.
10. Fazrul Rafsanjani, terima kasih untuk cinta, kasih sayang dan semangatnya
selama ini hingga penyusunan skripsi ini selesai tepat pada waktunya.
11. Teman – teman terbaik dan seperjuangan Suci herawati dan Dwi silviana
debby, terima kasih untuk hari – hari yang menyenangkan dan kerja
samanya dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
12. Laboran –laboran Laboratorium program studi farmasi dan Laboratorium
Farmakologi, mbak susi, mas ferdi dan mas mifta terima kasih atas arahan,
bantuanya dan kerja samanya selama penelitian.
13. Teman – teman Farmasi ’09, terima kasih untuk motivasi dan
semangatnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuannya, baik moril maupun material.

Dengan keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang penulis miliki, Penulis
menyadaribahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
terdapat kekurangan dan kelemahan, walaupun demikian penulis telah berusaha

v

semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang optimal. Bertolak dari inilah
penulis sangat mengharapkan masukan dari berbagai pihak. Semoga tugas akhir
ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca, menjadi sumbangan
yang berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta dapat bermanfaat bagi
semua pihak. Amin…
Wassalamu’alaikum,Wr. Wb
Malang, November2013
Penulis,

Sri aryati. Dg. Malureng

vi

RINGKASAN
POTENSIASI EFEK SEDATIF FENOBARBITAL OLEH
EKSTRAK ETANOL 70% DAN 96% HERBA PEGAGAN (Centella
Asiatica (L.) Urban ) PADA MENCIT JANTAN BALB/C DENGAN
METODE POTENSIASI NARKOSE

Insomnia merupakan jenis masalah tidur yang luas, yaitu kesulitan jatuh
tertidur, sering terbangun, masa tidur yang singkat dan tidur “yang tidak
menyegarkan”. Insomnia adalah salah satu gangguan paling banyak yang
dikeluhkan masyarakat Indonesia yang meminta evaluasi serius dalam
menemukan kemungkinan penyebabnya (organik, psikologik, situasional, dan
sebagainya) yang mungkin diatasi tanpa obat-obat hipnotik-sedatif. Salah satu
tanaman berkhasiat obat yang saat ini sering dijadikan sebagai pengobatan
alternatif adalah herba pegagan (Centella asiatica (Linn.) Urban )
Pegagan (Centella asiatica (Linn.) Urban ) yang termasuk dalam famili
Apiaceae di Indonesia umumnya dikenal dengan nama pegagan atau antanan.
Salah satu kegunaan utama dari berbagai jaringan tumbuhan pegagan atau
Centella asiatica ini ialah menyembuhkan penyakit yang berhubungan dengan
kulit. Tumbuhan ini juga berkhasiat tonik, antiinfeksi, antirematik, batuk,
mimisan, menghentikan perdarahan, peluruh kencing atau diuretik, pereda demam
atau antipiretik, obat malaria, penenang atau sedatif, tekanan darah tinggi.
Kandungan kimia tanaman pegagan antara lain senyawa saponin, termaksud
asiaticoside,

asam

asiatat,

madecassoside,

thankunside,

isothankunside,

brahmoside, brahmic acid, madasiatic acid, triterpen acid, meso-inosetol,
centellose, carotenoids, garamK,Na, Ca, Fe, fosfor, vellarine, tannin, mucilage,
resin, pectin, gula, vitamin B, minyak lemak, kalsium oksalat dan amygladin.
Kandungan brahmosida dalam pegagan

(Centella asiatica (Linn.) Urban )

mengakibatkan peningkatan GABA, neurotransmitter yang berperan dalam proses
sedatif. Kenyataan ini mendukung kegunaan tumbuhan ini dalam pengobatan
tradisional sebagai obat penenang atau sedatif.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian experimental murni
dengan desain penelitian Post Test-Only Controled Group Design dan

vii

menggunakan mencit Balb/c jantan sebagai objek penelitian. Metode yang
digunakan adalah metode potensi narkose, untuk menentukan waktu mencit mulai
tidur dan durasi tidur mencit. Dalam penelitian ini menggunakan 8 kelompok, 1
kelompok kontrol positif, 1 kelompok kontrol negatif, dan 6 kelompok uji dengan
dosis berbeda yaitu 0,6 mg/20gBB; 1,2 mg/20gBB dan 2,4 mg/gBB . Penelitian
hanya dilakukan pada saat post test, dengan membandingkan hasil pengamatan
pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan melalui metode potensiasi narkose ekstrak etanol 70% dan
96% herba pegagan (Centella asiatica (Linn.) Urban ) untuk waktu mencit mulai
tidur dan durasi tidur mencit pada dosis 0,6 mg/gBB, 1,2 mg/gBB dan 2,4
mg/gBB diperoleh efek sedasi paling optimal yaitu pada dosis 2,4 mg/gBB dari
lima kali replikasi. Berdasarkan hasil uji statistik ANAVA ekstrak etanol 70% dan
96% herba pegagan (Centella asiatica (Linn.) Urban ) untuk waktu mencit mulai
tidur dan durasi tidur mencit didapatkan nilai (P= 0,000) sehingga dapat dikatakan
terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol negatif terhadap
kelompok uji dan kelompok kontrol positif. Sedangkan antara kelompok
perlakuan ekstrak etanol 70% dan 96% pada dosis yang sama yaitu 0,6 mg/gBB,
1,2 mg/gBB dan 2,4 mg/gBB tidak menunjukkan adanya perbedaan yang
bermakna. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ekstrak etanol 70% dan 96%
herba pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) memiliki aktivitas sedasi yang sama
pada dosis yang sama yaitu 0,6 mg/gBB, 1,2 mg/gBB dan 2,4 mg/gBB . Akan
tetapi perlu dilakukan penelitian serupa dengan sampel yang lebih banyak, dosis
yang variatif dan rentang dosis yang lebih besar untuk mengetahui dosis yang
paling efektif dalam menimbulkan sedasi.

viii

ABSTRACT

POTENTIATION OF PHENOBARBITAL SEDATIVE EFFECT BY
ETHANOL EXTRACT 70% AND 96% OF CENTELLA ASIATICA (L)
URBAN HERBS AT MALE MICE OF BALB/C BY NARCOTIC
POTENTIATION METHOD
Insomnia is one of disturbances that need serious evaluation in finding the
causes that may be can be overcome without hypnotic sedative medicines. One of
efficacious medicinal plants that often be used as alternative is Centella Asiatica
(L) Urban. The content of brahmoside in the Centella Asiatica (L) urban cause
the increase of GABA, neutrotransmitter has role in the sedative process.
The research aimed at knowing the comparison of ethanol 70% and 96% of
Centella asiatica (L) urban herbs to the sedative effects to the male mice of Balb/c.
At the research, the used method is narcotic potentiation and the collected data
are data when the mice begin to sleep and the sleep duration of the mice. The data
are analyzed by One Way Anova and then continued by LSD test. From the LSD
test showed significant results to all treatment groups toward the negative control
is negative. There is no significant results between group of ethanol 70% and
96% of Centella asiatica (L) urban herbs. From the research, it can be known that
the ethanol 70% and 96% of Centella Asiatica (L) urban have similar sedative
activities at dosage of 0.6 mg/20 dBB, 1.2 mg /20g BB and 2.4 mg/20g BB.

Keywords: centella asiatica, sedative, narcotic potentiation

ix

ABSTRAK
POTENSIASI EFEK SEDATIF FENOBARBITAL OLEH EKSTRAK
ETANOL 70% DAN 96% HERBA PEGAGAN (Centella Asiatica (L.) Urban
) PADA MENCIT JANTAN BALB/C DENGAN METODE POTENSIASI
NARKOSE
Insomnia adalah salah satu gangguan yang membutuhkan evaluasi serius

dalam menemukan penyebabnya yang mungkin bisa diatasi tanpa obat-obat
hipnotik-sedatif. Salah satu tanaman berkhasiat obat yang saat ini sering dijadikan
sebagai pengobatan alternatif adalah pegagan. Kandungan brahmosida dalam
pegagan mengakibatkan peningkatan GABA, neurotransmiter yang berperan
dalam proses sedatif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan ekstrak etanol 70% dan
96% herba pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) terhadap efek sedasi pada
mencit jantan Balb/c. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah
potensiasi narkose dan data yang dikumpulkan yaitu waktu mencit mulai tidur dan
durasi tidur mencit. Data dianalisis dengan uji One Way ANAVA dan dilanjutkan
dengan uji LSD. Dari Uji LSD menunjukkan hasil yang signifikan pada semua
kelompok perlakuan terhadap kelompok kontrol negatif. Tidak ada perbedaan
yang bermakna antara kelompok perlakuan ekstrak etanol 70% dan 96% herba
pegagan pegagan (Centella asiatica (L.) Urban). Dari penelitian ini dapat
diketahui bahwa ekstrak etanol 70% dan ekstrak etanol 96% herba pegagan
(Centella asiatica (L.) Urban) memiliki aktivitas sedasi yang sama pada dosis 0,6
mg/20gBB, 1,2 mg/20gBB dan 2,4 mg/20gBB.

Kata kunci : pegagan, sedatif, potensiasi narkose

x

DAFTAR ISI

Halaman
JUDUL ............................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii
LEMBAR PENGUJIAN ..................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv
RINGKASAN ..................................................................................................... vii
ABSTRACK ....................................................................................................... ix
ABSTRAK .......................................................................................................... x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
1.3.1. Tujuan umum ......................................................................... 5
1.3.2. Tujuan khusus ......................................................................... 5
1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 6
2. 1. Pegagan (Centella asiatica (Linn.) Urban) ...................................... 6
2.1.1 Taksonomi .................................................................................. 6
2.1.2 Nama indonesia dan nama daerah ............................................. 7
2.1.3 Deskripsi morfologi ................................................................... 7
2.1.4 Kegunaan ................................................................................... 8
2.1.5 Kandungan kimia ....................................................................... 8
2.1.6 Efek farmakologi ....................................................................... 10
2. 2. Metode ekstraksi .............................................................................. 11
2.2.1 Cara dingin ............................................................................... 11

xi

2.2.2Cara panas .................................................................................. 12
2.2.3 Maserasi ..................................................................................... 12
2.3. Metode uji hipnotik .......................................................................... 13
2.4. Kromatografi Lapis Tipis ................................................................. 13
2.4.1.Fase Diam .................................................................................. 14
2.4.2.Fase Gerak ................................................................................. 14
2.5 Tinjauan tentang pelarut ................................................................... 15
2.5.1 Pemilihan pelarut ....................................................................... 16
2.5.2 Etanol ......................................................................................... 16
2.6 Fisiologi tidur ................................................................................... 18
2.7 Insomnia ........................................................................................... 20
2.8 Sedatif............................................................................................... 21
2.8.1 Pengertian .................................................................................. 21
2.8.2 Penggunaan obat sedatif ............................................................ 21
2.8.3 Obat sedatif ................................................................................ 22
2.8.4 Macam preparat hipnotik-sedatif ............................................... 22
2.8.4.1 Obat-obat hipnotik-sedatif non-barbiturat .............................. 22
2.8.4.1.1 Diazepam ............................................................................. 23
2.8.4.2 Obat-obat hipnotik-sedatif turunan Barbiturat ....................... 24
2.8.4.2.1 Fenobarbital ......................................................................... 24
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ............................................................ 25
3. 1. Uraian Kerangka Konseptual .......................................................... 25
3. 2. Skema Kerangka Konseptual ........................................................... 27
BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................... 28
4. 1. Rancangan Penelitian ...................................................................... 28
4. 2. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 29
4. 3. Populasi dan sampel ........................................................................ 29
4.3.1. Populasi penelitia ................................................................... 29
4.3.2. Sampel penelitian ................................................................... 29
4. 4. Besar sampel ................................................................................... 30
4. 5. Cara pengambilan sampel ............................................................... 30
4. 6. Variabel penelitian .......................................................................... 30

xii

4.6.1. Variabel bebas ........................................................................ 30
4.6.2. Variabel tergantung ................................................................ 30
4. 7. Alat dan bahan .................................................................................. 31
4.7.1. Alat ......................................................................................... 31
4.7.2. Bahan ...................................................................................... 31
4. 8. Teknik pengumpulan data ................................................................ 32
4.8.1. Pembuatan ekstrak etanol herba pegagan
(Centella asiatica (Linn.) Urban) .......................................... 32
4.8.2. Perhitungan dosis ................................................................... 32
4.8.2. pembuatan larutan stok dan penetapan volume pemberian
Ekstrak etanol herba pegagan ................................................. 33
4.8.3. Uji efek sedasi ekstrak etanol herba pegagan
(Centella asiatica (Linn.) Urban) ........................................... 34
4.8.4. Cara kerja ................................................................................ 35
4.9. Identifikasi kandungan kimia ekstrak .............................................. 35
4.9.1 Identifikasi Glikosida Saponin ............................................... 35
4.9.1.1. Uji Buih .......................................................................... 35
4.9.1.2 Uji Salkowski .................................................................. 35
4.9.2 Identifikasi Sapogenin Steroid/Triterpenoid Secara KLT ...... 36
4.9.3 Identifikasi Terpenoid/Steroid Secara KLT ........................... 36
4.10. Bagan alur penelitian ........................................................................ 37
4.11. Skema penelitian .............................................................................. 42
4.12. Definisi operasional.......................................................................... 43
4.13. Analisis data ..................................................................................... 43
BAB V HASIL PENELITIAN ........................................................................... 44
5.1.

Hasil Ekstraksi Herba Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban)
Dengan Menggunakan Pelarut Etanol 70% Dan 96% ..................... 44

5.2.

Hasil Skrining Golongan Saponin Ekstrak Etanol
70% Dan 96% Herba Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban)
Dengan Uji Buih Dan Uji KLT ....................................................... 44

5.3.

Hasil Pengamatan Uji Efek Sedasi Ekstrak Etanol
70% Dan 96% Herba Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban)

xiii

Dengan Metode Potensiasi Narkose ................................................ 46
5.3.1. Hasil Pengamatan Uji Efek Sedasi Pada Pemberian Ekstrak
Etanol 70% Herba Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban)
Terhadap Terhadap Waktu Yang Dibutuhkan Mencit
Untuk Mulai Tidur ................................................................ 46
5.3.2. Hasil Pengamatan Uji Efek Sedasi Pada Pemberian Ekstrak
Etanol 96% Herba Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban)
Terhadap Waktu Yang Dibutuhkan Mencit
Untuk Mulai Tidur ................................................................ 48
5.3.3. Hasil Pengamatan Uji Efek Sedasi Pada Pemberian Ekstrak
Etanol 70% Herba Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban)
Terhadap Durasi Tidur Mencit .............................................. 50
5.3.4. Hasil Pengamatan Uji Efek Sedasi Pada Pemberian Ekstrak
Etanol 96% Herba Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban)
Terhadap Terhadap Durasi Tidur Mencit .............................. 52
5.4. Anasis Data ......................................................................................... 54
BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................... 55
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 59
7.1 Kesimpulan ......................................................................................... 59
7.2 Saran

............................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 60
LAMPIRAN

................................................................................................ 64

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel
Halaman
2.1. Sifat-sifat umum pelarut .......................................................................................... 15
2.2. Sifat-sifat fisika etanol ............................................................................................. 17
5.1. Hasil maserasi herba pegagan (Centella asiatica (L) Urban) .................................. 44
5.2. Waktu Mencit mulai tidur pada uji efek sedasi akibat oleh ekstrak etanol
70% herba pegagan (Centella asiatica (L) Urban) .................................................. 47
5.3. Waktu mencit mulai tidur pada uji efek sedasi akibat oleh ekstrak etanol
96% herba pegagan (Centella asiatica (L) Urban) .................................................. 48
5.4. Durasi tidur mencitWaktu pada uji efek sedasi oleh ekstrak etanol 70%
herba pegagan (Centella asiatica (L) Urban) .......................................................... 50
5.5. Durasi tidur pada uji efek sedasi oleh ekstrak etanol 96% herba pegagan
(Centella asiatica (L) Urban) .................................................................................. 52
5.6. Ringkasan ANAVA waktu mencit mulai tidur ........................................................ 54
5.7. Ringkasan ANAVA durasi tidur mencit .................................................................. 54

xv

DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Pegagan (Centella asiatica (Linn.) Urban) ................................................................. 6
2.2 Struktur Kimia Saponin ............................................................................................. 9
2.3 Struktur Kimia Diazepam ........................................................................................... 23
2.4 Struktur Kimia Fenobarbital ....................................................................................... 24
3.1 Skema Kerangka Konseptual ...................................................................................... 27
4.1. Rancangan Penelitian ................................................................................................. 28
4.2 Bagan proses pembuatan ekstrak etanol 70% ............................................................. 37
4.3 Bagan proses pembuatan ekstrak etanol 96% ............................................................. 38
4.4 Bagan proses identifikasi glikosida saponin dengan uji buih ..................................... 39
4.5 Bagan proses pembuatan larutan uji ekstrak pegagan................................................. 39
4.6 Bagan proses persiapan pembuatan larutan kontrol negatif ........................................ 40
4.7 Bagan proses persiapan pembuatan larutan kontrol positif......................................... 40
4.8 Bagan proses pengujian efek sedatif dengan metode potensiasi narkose ................... 41
4.9 Skema penelitian ......................................................................................................... 42
5.1 Hasil uji KLT senyawa saponin ekstrak etanol 70% dan 96% herba pegagan ........... 46
5.2 Rata-rata waktu mencit mulai tidur pada uji efek sedasi oleh ekstrak etanol
70% herba pegagan (Centella asiatica (L) Urban) ..................................................... 47
5.3 Rata-rata waktu mencit mulai tidur pada uji efek sedasi oleh ekstrak etanol
96% herba pegagan (Centella asiatica (L) Urban) ..................................................... 49
5.4 Rata-rata durasi tidur mencit pada uji efek sedasi oleh ekstrak etanol 70%
herba pegagan (Centella asiatica (L) Urban).............................................................. 51
5.5 Rata-rata durasi tidur mencit tidur pada uji efek sedasi oleh ekstrak etanol
70% herba pegagan (Centella asiatica (L) Urban) ..................................................... 53

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1

Daftar Riwayat Hidup ........................................................................................ 64

2

Surat Pernyataan ................................................................................................ 65

3

Surat Determinasi Tanaman .............................................................................. 66

4

Gambar Hasil Uji KLT Senyawa Saponin Ekstrak Etanol 70%
Dan 96% Herba Pegagan .................................................................................. 67

5

Gambar Hasil Uji Buih Ekstrak Etanol 70%
Dan 96% Herba Pegagan ................................................................................. 68

6

Gambar Hasil Uji Salkowski ............................................................................ 69

7

Hasil Analisis SPSS Waktu Yang Dibutuhkan Mencit
Untuk Mulai Tidur ........................................................................................... 70

8

Hasil Analisis SPSS Durasi Tidur Mencit ........................................................ 75

9

Konversi Dosis .................................................................................................. 80

10 Volume Maksimum Larutan Obat Yang Diberikan
Pada Hewan Percobaan .................................................................................... 81
11 Perhitungan Dosis .............................................................................................. 82
12 Berat Badan Mencit Dan Volume Pemberian Dosis .......................................... 84
13 Gambar Alat-alat Penelitian ............................................................................... 87
14 Gambar Posisi Tidur Mencit .............................................................................. 88

xvii

DAFTAR SINGKATAN

BB

= Berat badan

Cm

= Centi meter

EEG

= elektro-ence-falogram

GABA = Gamma aminobutiyric acid
Gr

= Gram

Kg

= Kilo gram

KLT

= Kromatografi Lapis Tipis

M

= Meter

Ml

= mili liter

NREM = Non-rapid eye movement sleep
REM = Rapid eye movement sleep
Rf

= Retardation Factor

SPSS = Statistical Product and Services Solution
SSP

= Susunan saraf pusart

SWS = Slow wafe sleep
UV

= Ultra Violet

xviii

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Sjamsul Arifin, et al, 2008. Tumbuhan-Tumbuhan Obat Indonesia.
Jilid : 1, ITB, Bandung.
Amalia, R., 2009, Pengaruh Ekstrak Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban)
Terhadap Efek Sedasi Pada Mencit Balb/C, Universitas Diponegoro,
Semarang.
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1993, Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian
Klinik, 57-58, Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medica,
Jakarta
Anonim, 2003, statistics by country for insomnia, US Census Bureau,
International.
Cheeke, R.P., 2004. Saponins: Surprising Benefits Of Desert Plants. Linus
Pailing
Ciccone CD. Pharmacology in rehabilitation. 4th edition. Philadelphia: Davis
Cowan, 1999, Plant Produk as antimicrobial agents Clinical Microbiology
Reviews, California:Addison Wesley Longman Inc. hal 565-582.
Davidson M.W, 2004, Saponin, diakses pada tanggal 24 Maret 2011,
(http://micro.magnet.fsu.edu/phytochemicals/pages/saponin.html).
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi
IV. Jakarta : Depkes RI: Hal: 1159
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Materia Medica Indonesia.
Jakarta : Depkes RI; Hal: 143-147
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000. Inventaris Tanaman Obat
Indonesia (III). Jakarta : Depkes RI
Ghosh, M.N., 1971. Fundamental of Experimental Pharmacology. Scientific
Book Agency, Calcutta, p. 85
Guenther, E. 1987. Minyak atsiri. Diterjemahkan oleh R.S kateren dan R.
Mulyono. Jakarta, UI Press. Tumbuhan Tinggi. Bandung: ITB.

xix

Gunawan,
S
G.
Setiabudy,
R.
Nafrialdi.
Elysabeth,.
2007.
FarmakologidanTerapi. Edisi ke-5. Jakarta : Gaya Baru;.p.139-160.
Guyton, Arthur C, Hall, John E,. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi
ke-9. Jakarta: EGC, hal 945-946
Harborne, J.B., 1984, Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan, Penerbit ITB, Bandung, hal 47-109 dan 281.
Jacinda T. James and Ian A. Dubery. Pentacyclic Triterpenoids from the
Medicinal Herb, Centella asiatica (L.) Urban. Journal Molecules 2009,
14, 3922-3941; doi:10.3390/molecules14103922
Japardi,
Iskandar.
Gangguan
tidur.
available
from
URL
http://library.usu.ac.id/download/fk/bedah-iskandar%20japardi12.pdf.
John Wiley and Sons Ltd, Canada

:

Kartasapoetra, G. 1992. Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat. Jakarta:
PT.Rineka Cipta, hal 22
Katzung, Bertram G. 1997. Farmakologi dasar dan klinik. Edisi ke-6. Jakarta:
EGC
Kirk, R.E, and R.F. Othmer, 1951, Encyclopedia of chemical Technology, vol.9
Kloppenburg J 1983. Petunjuk Lengkap mengenai Tanaman-tanaman Di
Indonesia & Khasiatnya sebagai Obat Tradisional. Jilid I- 11, Yayasan
Dana Sejahtera & CD. RS. Betesda. Yogyakarta.
List PH and Schmidt DC. 1989. Phytopharmaceutical Technology. Germany :
CRC Press Inc., PP. 107-112.
Malole, M. B. M, 1981. Penggunaan Hewan-hewan Percobaan Di
Laboratorium. Bogor
Mangas Susana, 2006. The effect of methyl jasmonate on triterpene and sterol
metabolism of Centella asiatica, Ruscus Ruscus aculeatus and Galphimia
glauca cultured plants. Journal Of Phytochemistry. Available Online At:
Www. ScientDirect.com
Maramis, Willy F, 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi ke-2. Surabaya:
Airlangga University Press.
Michael J Neal, 2005. At e Glance Farmakologi Medis. Edisi ke-5. Jakarta: PT.
Gelora Aksara Pratama.

xx

Novindriana Dini, 2012. Uji efek sedative infusa daun kratom (Mitragyna
speciosa) pada mencit jantan galur babl/c. Universitas Tanjungpura,
Pontianak.
Permadi, A. 2005. Tanaman obat pelancar air seni. Jakarta: Penebar swadaya
Pramono,S., 1992, Profil Kromatogram Ekstrak Herba Pegagan yang Berefek
Antihipertensi, Warta Tumbuhan Obat Indonesia, Vol.I, no.2, 37-39.
Pramono S. D, Ajiastuti. 2004. Standarisasi Ekstrak Herba Pegagan (Centella
asiatica L) Berdasarkan Kadar Asiaticosida Secara KLT-Desnsitometri.
Majalah Farmasi Indonesia 15 (3), hal 118-123.
Ramaswamy, et al, 1970. Pharmacological Studies on Centella asiatica. Journal
of Phytomedicine. Germany: CRC Press Inc., PP. 427-448.
Rasyid Abdullah. Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Serta Uji Aktivitas
Antibakteri dan Antioksidan Ekstrak Metanol Teripang (Stichopus
hermanii). Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 4, No. 2,
Hal. 360-368, Desember 2012
Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung : ITB.
Rosenfeld GC, Loose DS. Pharmacology. 4th edition. USA: Lippincott
Rusdi, 1988. Tetumbuhan Sebagai Sumber Bahan Obat. Padang: Depdikbut
Pusat Penelitian Universitas Andalas.
Sarker, D, Satyajit.Latif, Zahid.Gray, I, Alexander,. 2006. .Natural Product
Isolation.
Sayidin, B, 2009. Uji Pendahuluan Pengaruh Ekstrak Biji Paja (Myristica
fragnans Houtt) Terhadap Waktu Induksi Tidur Dan Durasi Tidur
Mencit Balb/C Yang diinduksi Tiopental, Universitas Diponegoro,
Semarang.
Setyaningsih, T, 2008. Analisis Fenobarbial. Universitas Indonesia, Jakarta.
Siswandono dan Soekardjo, Bambang. 2000.,Kimia Medisinal. Surabaya:
Airlangga University
Stahl, Egon. 1985. Analisis Obat Secara Kromoatografi dan Spektroskopi.
Bandung: ITB.
Susilo S., 1993. Pengawasan Obat dan Makanan Menurut Undang-undang
No. 23 tahun 1992. Denpasar Bali.

xxi

Sushma Tiwari, Sangeeta Gehlot, Gambhir. Centella asiatica a Concise Review
with Probable Clinical Uses. Journal of Stress Physiology &
Biochemistry, Vol. 7 No. 1 2011, pp. 38-44 ISSN 1997-0838
Tjay, T, H, Raharjda, K,. 2007. Obat – Obat Penting. Edisi ke-6. Jakarta:
PT.Gramedia, hal 384
Trevor, Anthony J, Way, Walter L,. 1997. Farmakologi Dasar Dan Klinik.
Betram G. Katzung. Edisi ke-6. Jakarta: EGC, hal 351-364
Usia T, Banskota AH, Tezuka Y, Midorikawa K, Matsushige K, Kadota S.
Chemical constituents of Chinese propolis and their antiproliferative
activities. Journal Natural Products. 2002. 65(5): 673-76.
Wiria , M, S, S. 2009. Farmakologi Dan Terapi. Edisi ke-5. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI, hal 139
Wong, Moses. 1993. Tidur Tanpa Obat. Jakarta: PT. Bumi Aksara, hal 81
Wynn GS, Fougere B, 2000. Veterinary clinical uses of medical plants.
Veterinary herbal medicine
Yodhian, Leilani F, 2008. Kumpulan Kuliah Farmakologi. Edisi ke-2. Jakarta:
EGC, hal 519-528
Yunahara Farida, Titiek Martati, Ahmad Musir, Bernard Edward. Uji Aktivitas
Sitotoksik dan Antioksidan dari Ekstrak Daun Keladi Tikus (Typhonium
divaricatum (L.) Decne). Journal Ilmu Kefarmasian Indonesia volume
8. Nomer 2. September 2010.

xxii

Dokumen yang terkait

EFEK SEDASI EKSTRAK ETANOL DAUN DAN BUNGA KACAPIRING (Gardenia augusta Merr) PADA MENCIT PUTIH JANTAN DENGAN METODE POTENSIASI NARKOSE DENGAN PENGINDUKSI FENOBARBITAL

5 37 28

POTENSIASI EFEK SEDATIF FENOBARBITAL OLEH EKSTRAK ETANOL 70% DAN 96% HERBA PEGAGAN (Centella Asiatica (L.) Urban PADA MENCIT JANTAN BALB/C DENGAN METODE POTENSIASI NARKOSE

4 27 27

EFEK EKSTRAK DAUN SINGKONG (Manihot esculenta) TERHADAP KETEBALAN REGENERASI EPITEL LESI TRAUMATIK PADA MENCIT BALB/C JANTAN

0 5 17

View of UJI EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus) DENGAN INDUKSI NYERI ASAM ASETAT

0 0 7

View of UJI AKTIVITAS ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL 70% KULIT BUAH JENGKOL (Archidendron pauciflorum (Benth.) I.C.Nielsen) TERHADAP MENCIT JANTAN YANG DIINDUKSI OLEUM RICINI

0 0 6

UJI AKTIVITAS IMUNOGLOBULIN M (IgM) EKSTRAK ETANOL HERBA RUMPUT MUTIARA (Hedyotis corymbosa) PADA MENCIT (Mus musculus) JANTAN DENGAN METODE HEMAGLUTINASI

0 0 7

View of STANDARISASI DAN EFEK ANTIKONVULSI EKSTRAK ETANOL DAUN UBI JALAR PADA MENCIT PUTIH JANTAN

0 0 7

109 PENGARUH EKSTRAK ETANOL HERBA PECUT KUDA Stachytarpheta jamaicensis (l.) Vahl TERHADAP FUNGSI HATI DAN KREATININ URIN MENCIT PUTIH JANTAN

0 0 10

25 PENGARUH EKSTRAK ETANOL HERBA GINSENG SUMATERA (Talinum triangulare (Jacq. ) Willd) TERHADAP AKTIVITAS SGOT DAN SGPT PADA SERUM DARAH MENCIT PUTIH JANTAN YANG TERINDUKSI KARBONTETRAKLORIDA

0 2 6

82 EFEK ANALGETIK EKSTRAK ETANOL DAUN TAPAK LIMAN (Elephantopus scaber L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN

0 0 9