UJI EFEKTIFITAS KETUAAN DAUN DAN DOSIS FILTRAT DAUN SAGA (Abrus Precatorius Linn) TERHADAP KADAR SGOT DAN SGPT SERUM PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI DENGAN KARBON TETRAKLORIDA

STUDI ETNOZOOLOGI PENYU PADA MASYARAKAT PESISIR DI
KECAMATAN NGADIROJO KABUPATEN PACITAN
Oleh: Dwi Farida Ari Kurniawati(01330050)
Biology
Dibuat: 2006-03-02 , dengan 3 file(s).

Keywords: ETNOZOOLOGI PENYU
Penyu merupakan satwa langka dunia, ada 7 jenis penyu di dunia 6 diantaranya ditemukan di
Indonesia. Namun ironisnya, saat ini kehidupan penyu di Indonesia sangat terancam.
Pembantaian penyu dan pengambilan telur penyu di Indonesia akan mempercepat kepunahan
penyu, sebab secara alamiah keberhasilan hidup penyu hanya 1% dari seluruh telur yang
dihasilkan (Arinal, 1997).
Berdasarkan identifikasi di Kabupaten Pacitan ditemukan, 4 jenis penyu yaitu: Dermochelys
coriacea L, Chelonia mydas L, Eretmochelys imbricata dan Lepidochelys olivaceae L. Dari
keempat jenis tersebut Eretmochelys imbricata merupakan jenis penyu yang paling banyak
ditemukan. Jumlah penyu yang ditemukan mengalami penurunan 28 % dibandingkan tahun lalu
(Prihanta, 2003). Berdasarkan kenyataan tersebut diperlukan usaha penyelamatan penyu laut di
Indonesia khususnya di Pacitan.
Satu hal informasi penting yang belum tersedia untuk melindungi penyu secara umum di daerah
Pacitan adalah belum adanya informasi etnozoologi penyu yang telah ada di masyarakat.
Informasi tersebut perlu diketahui dengan jelas sebagai dasar untuk mengkampanyekan

pelestarian penyu di Pacitan dimana berdasarkan studi penelitian terdahulu nampaknya program
pelestarian penyu belum diberlakukan.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian
Bagaimana etnozoologi penyu pada masyarakat pesisir Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan
?
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan etnozoologi penyu pada masyarakat pesisir
Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan yang meliputi pengetahuan, pemanfaatan, cara
memperoleh, distribusi, perlindungan penyu yang meliputi peraturan pemerintah dan peraturan
adat serta nilai tradisional penyu pada masyarakat Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, lokasi penelitian bertempat di
daerah pemanfaatan penyu yang terletak di Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan. Penelitian
ini dilaksanakan bersamaan dengan musim penyu bertelur yaitu tanggal 11 sampai dengan 17
September 2005.
Sampel penelitian ini adalah masyarakat yang berprofesi sebagai penangkap, penyembelih,
pengrajin penyu, nelayan, dan sesepuh mayarakat yang tinggal di pantai Kecamatan Ngadirojo
Kabupaten Pacitan yang telah berusia dewasa (18 tahun keatas).
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan: Masyarakat pesisir di Kecamatan Ngadirojo
mengetahui dengan baik jenis dan ciri-ciri penyu maupun perilaku penyu. Meskipun tidak secara
detail mereka juga mengetahui bahwa penyu merupakan hewan yang dilindungi. Masyarakat
memanfaatkan penyu untuk kebutuhan sehari-hari, obat, souvenir maupun sesaji. Masyarakat

mendapatkan penyu dengan tidak sengaja maupun sengaja, penangkapan dengan sengaja
menggunakan kail dan tombak, adapula yang mendapatkan saat penyu bertelur. Penyu yang
didapat didistribusikan baik secara lokal maupun ke daerah lainnya. Undang-undang
perlindungan penyu tidak ditepati, namun sebenarnya secara adat penyu dianggap hewan

keramat yang tidak sembarang orang dapat menyembelihnya. Penyembelihan harus dilakukan
oleh “dukun” dengan tatacara tertentu. Di masyarakat Ngadirojo dikenal adanya mitos yang
mengkeramatkan penyu, dikenal pula adanya dongeng tentang asal-usul penyu.

Dokumen yang terkait

PENGARUH TINGKAT KETUAAN DAUN DAN DOSIS FILTRAT DAUNSAGA (Abrus precatorius) TERHADAP KADAR BILLIRUBIN SERUM DARAH TIKUS PUTIH (Ratus novergicus) YANG DI INDUKSI DENGAN KARBON TETRAKLORIDA (CCl4)

0 6 2

PENGARUH DOSIS PEMBERIAN DAN KONSENTRASI FILTRAT BIJI BUNGA MATAHARI (Hellianthus annuus L) TERHADAP KADAR SGOT DAN SGPT SERUM PADA TIKUS JANTAN YANG DIINDUKSI DENGAN KARBON TETRAKLORIDA (CCl4)

0 25 1

UJI EFEKTIVITAS DOSIS FILTRAT DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) TERHADAP KADAR BILIRUBIN TOTAL SERUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI DENGAN KARBON TETRAKLORIDAN (CCL4)”

0 19 1

PENGARUH BERBAGAI DOSIS FILTRAT KECAMBAH KACANG HIJAU (Vigna radiata) TERHADAP KADAR SGOT DAN SGPT PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI DENGAN KARBON TETRAKLORIDA (CCl4)

0 22 1

UJI EFEKTIVITAS FILTRAT KECAMBAH KACANG HIJAU (Vigna radiata) TERHADAP KADAR BILIRUBIN TOTAL SERUM PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI DENGAN KARBON TETRAKLORIDA (CCL4)

0 26 1

UJI EFEKTIFITAS FILTRAT DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) TERHADAP KADAR SGOT DAN SGPT PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus ) YANG DIINDUKSI DENGAN KARBON TETRAKLORIDA (CCL4)

0 4 1

UJI EFEK HEPATOTERAPI EKSTRAK ETANOL DAUN KAWISTA (Limonia acidissima L.) TERHADAP PENINGKATAN KADAR SGOT dan SGPT TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI PARASETAMOL

0 6 94

EFEK ANTIHIPERGLIKEMIA EKSTRAK DAUN SAGA TELIK (ABRUS PRECATORIUS LINN.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI DENGAN ALOKSAN

0 0 14

EFEK PEMBERIAN EKSTRAK TERIPANG PASIR (Holothuria scabra) TERHADAP KADAR SGOT DAN SGPT PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA (CCl4) - Repository UNRAM

0 0 80

EFEK PEMBERIANEKSTRAK DAUN SRIKAYA (ANNONA SQUAMOSA L) TERHADAP KADAR SGOT DAN SGPT PADA TIKUS (RATTUS NORVEGICUS) YANG DIINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA(CCL4) - Repository UNRAM

0 0 10