EFEK PEMBERIANEKSTRAK DAUN SRIKAYA (ANNONA SQUAMOSA L) TERHADAP KADAR SGOT DAN SGPT PADA TIKUS (RATTUS NORVEGICUS) YANG DIINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA(CCL4) - Repository UNRAM
EFEK PEMBERIANEKSTRAK DAUN SRIKAYA (ANNONA SQUAMOSA L) TERHADAP KADAR
SGOT DAN SGPT PADA TIKUS (RATTUS NORVEGICUS) YANG DIINDUKSI KARBON
TETRAKLORIDA(CCL
4 )
I Gusti Lanang Krisna Wiracakra, Nurhidayati, Novrita Padauleng ,
Mohammad Rizki
Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
Abstract Background: Damage to the liver can be caused by free radicals like CCl 4 . Sugar apple leaves (Annona
squamosa L) contains flavonoids which are antioxidants and potentially protect the liver against damage. This
study was conducted to determine the effect of sugar apple leaf extract (Annnona squamosal L) on SGOT and
SGPT level of mice induced by CCl 4 .
Methodology: This research was an experimental study with a post-test only control group design. Twenty rats
were divided into 4 groups, two groups of control and 2 treatment groups.Positive control
groupwasgivenCCl 4 10% 1ml/ kgintraperitoneal, the negative control groupwasgiven olive oil1ml/ kgintraperitoneal,treatment for group1was given CCl 4 andsugar appleleaf extract withdosage of 300mg/ kg, group 2 was given CCl 4 and extract with dosage of350mg/ kg.
Results: The average value ofSGOT and SGPT in positive control were the highest among all the groups and
the average value of treatment group 2 is lowest among all groups. One-way ANOVA test shows there was a
significant (<0.05) in the levels of SGPT, whereas SGOT was not significant (p> 0.05). Post Hoc test (LSD)
shows there was a significant difference (p <0.05) ofSGPT levels in treatment group 2towards positive control.
There was no significant diference between treatment group 2 and treatment group 1.
Conclusion:Sugar apple leaves (Annona squamosa L) extract with the dose of 300 mg/kgBB and 350 mg/kgBB
have potential as a hepatoprotective agent. Keywords:Sugar apple leaves (Annona squamosal L), Carbon Tetrachloride (CCl 4 ), SGOT and SGPT.Abstrak Latar belakang:Kerusakan hepar dapat disebabkan oleh radikal bebas yaitu CCl 4 . Daun srikaya (Annona
squamosa L) mengandung senyawa flavonoid yang merupakan antioksidan dan berpotensi melindungi hepar
terhadap kerusakan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek pemberian ekstrak daun srikaya (Annnona
squamosal L) terhadap kadar SGOT dan SGPT tikus yang diinduksi CCl 4 .
Metodologi penelitian: Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan rancangan post-test only control
group design. Duapuluh ekor tikus dibagi dalam 4 kelompok, 2 kelompok kontrol dan 2 kelompok
perlakuan.kontrol positif diberikan CCL 4 10% 1 ml/kgBB, kontrol negatif diberikan minyak zaitun 1 ml/kgBB, perlakuan 1 diberi CCl 4 dan ekstrak daun srikaya dosis 300 mg/kgBB, serta perlakuan 2 diberi CCl 4 dan ekstrak daun srikaya dosis 350 mg/kgBB
Hasil:Nilai rerata SGOT dan SGPT kontrol positif tertinggi diantara semua kelompok dan rerata perlakuan 2
terendah diantara semua kelompok. Uji One-way ANOVA terdapat signifikansi (<0,05) pada kadar SGPT,
sedangkan pada kadar SGOT tidak signifikan (p>0,05). Uji Post Hoc (LSD) terdapat perbedaan yang bermakna
(p<0,05) kadar SGPT perlakuan dua terhadap kontrol positif. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara
kelompok perlakuan 2 dan perlakuan 1.
Simpulan:Potensi efek hepatoprotektor ditemukan pada kelompok perlakuanyang diberi ekstrak daun srikaya
dengan dosis 300 mg/kgBB dan 350 mg/kgBB Kata kunci:Daun srikaya (Annona squamosal L), karbon tetraklorida (CCL 4 ), kadar SGOT dan SGPT.PENDAHULUAN
1 Kerusakan hepar dapat
6 Melihat manfaat dari
disebabkan oleh infeksi virus, salah satunya adalah virus hepatitis yang merupakan virus yang tersering menyebabkan kerusakan hepar.
2 Selain virus,radikal bebas juga dapat menyebabkan kerusakan hepar.
Salah satu senyawa yang dapat membentuk radikal bebas dan menyebabkan kerusakan hepar adalah karbon tetraklorida(CCl
4 ).
CCl
4
pada level molekular mengaktifkan tumor nekrosis faktor (TNF) alpha, nitric oxide (NO), dan
daun srikaya, peneliti ingin mengetahui efek hepatoprotektor dari ekstrak daun srikaya terhadap kerusakan hepar yang ditandai dengan peningkatan kadar SGOT dan SGPT. Banyaknya produksi dari tanaman srikaya dapat kita manfaatkan sebagai sumber pengobatan yang murah dan berkhasiat.
Hepar merupakan organ yang sangat penting dalam mengatur homeostasis meliputi metabolisme, penyimpanan dan proses imunologi.
Lombok Timur 2.290 ton pada tahun 2009 dan 2.304 ton pada tahun 2010.
5 Daun srikaya mengandung
yang sudah terbukti memiliki efek hepatoprotektor dan antioksidan yang baik.
METODOLOGI PENELITIAN
3,4
Penelitian ini merupakan suatu penelitian dengan desain penelitian eksperimentalmurniLaboratoriumdeng anrancangan post-test only control
group design. Desain ini melibatkan
dua kelompok ekperimental, yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Fakultas Kedokteran Universitas Mataram dan berlangsung dari bulan Maret tahun 2015 sampai dengan bulan September tahun 2015.
dan beta di sel. Proses yang timbul menyebabkan sel mengalami destruksi dan fibrosis. TNF-α mengakibatkan apoptosis, sedangkan TGFmengakibatkan fibrosis.
Tumor Growth Factor(TGF) alpha
Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat adalah srikaya (Annona squamosa L) yang banyak terdapat di Indonesia khususnya NTB. Produksi srikaya di NTB mencapai total 9.298 ton, dengan penghasil terbanyak yaitu
Hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus wistar jantan (Rattus norvegicus) dengan berat badan antara 250 – 350 gram, coba yang digunakan adalah 20 ekor, yang terbagi menjadi 4 kelompok. Kelompok Perlakuan 1 (P1) diinduksi kerusakan hati dengan CCl
4
10% dosis 1 ml/kgBB selama 5 minggu dilanjutkan dengan pemberian ekstrak daun srikaya dosis 300 mg/kgBB dari minggu ke-5 sampai dengan minggu ke-8. Kelompok Perlakuan 2 (P2) diinduksi kerusakan hati dengan CCl
4
10% dosis 1 ml/kgBB selama 5 minggu dilanjutkan dengan pemberian ekstrak daun srikaya dosis 350 mg/ kgBB dari minggu ke-5 sampai dengan minggu ke-8. Kelompok Kontrol positif (K1) diinduksi kerusakan hati dengan CCl
4
10 % dosis 1 ml/kgBB selama 5 minggu. Kelompok negatif (K2) yang diberi minyak zaitun 1 ml/kgBB selama 5 minggu. CCl
4
dan minyak zaitun diberikan secara intraperitoneal sedangkan ekstrak daun srikaya
Pada minggu ke – 8 dilakukan terminasi hewan coba. Hewan coba diterminasi dengan menggunakan ether yang diberikan melalui inhalasi. Darah diambil melalui ventrikel jantung dengan menggunakan spuit 3 cc sebanyak minimal 2 cc. Kadar SGOT dan SGPT ditentukan dengan metode Begmeyer. Pemeriksaan dilakukan di Laboratorium Hepatika Mataram. Data yang didapat dianalisa dengan metode komparasi dengan uji ANOVA untuk mengetahui perbandingan antar kelompok. Data-data penelitian yang didapatkan akan disajikan secara deskriptif dalam bentuk tabel dan narasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL
Parameter yang digunakan pada SGPT. Berikut adalah tabel rerata penelitian ini adalah kadar SGOT dan kadar SGOT dan SGPT.
Tabel 1. Rerata kadar SGOT dan SGPT Jumlah
Rasio De Ritis Rerata Standar Deviasi
SGOT (U/L) SGPT (U/L)** Kelompok sampel
(ekor) P1
5 165,40 13.50* 64,60 10.90* >1
P2
5 152,80 24.40* 55,60 9.70 * >1
K1
5 172,40 51.30* 74,20 7.01* >1
K2
5 162,00 7.01* 72,80 10.80* >1
Keterangan: P1: Kelompok perlakuan yang diberi CCl 4 10% dari minggu ke-1 sampai minggu ke-5 dan ekstrak daun srikaya
dengan dosis 300 mg/kgBB dari minggu ke-5 sampai dengan minggu ke-8, P2: Kelompok perlakuan yang diberi
CCl 4 10% dari minggu ke-1 sampai minggu ke-5 dan ekstrak daun srikaya dengan dosis 350 mg/kgBB dari minggu ke-5 sampai dengan minggu ke-8, K1: Kelompok kontrol positif yang hanya disuntikan CCl 4 10% 1 ml/kgBB selama 5 minggu, K2: Kelompok kontrol negatif yang hanya disuntikan minyak zaitun selama 5 minggu.
*Uji normalitas: data terdistribusi normal (p>0,05), **Uji One-Way ANOVA: terdapat signifikansi (p< 0,05) pada
kadar SGPT.
Tabel 2. Uji Post Hoc (dengan LSD) perbedaan kadar SGPT antara Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan
K1 K2 P1 P2
- K1 0,800 0,097 0,004
- K2 0,800 0,125 0,006
- P1 0,097 0,125 0,118
- P2 0,004* 0,006* 0,118
- p<0,05: Terdapat perbedaan yang bermakna
Dari hasil rerata dapat dilihat Kadar SGOT kelompok perlakuan (P1 bahwa rerata kadar SGOT dan SGPT dan P2) lebih rendah jika dibandingkan pada K1 memiliki nilai tertinggi dengan K1. Kelompok P1 dibandingkan dengan kelompok lain. dibandingkan dengan K1 lebih rendah sebesar 4%, sedangkan pada kelompok P2 dibandingkan dengan K1 lebih rendah sebesar 11,4%. Kadar SGPT pada kelompok perlakuan (P1 kelompok K1. P1 jika dibandingkan dengan kelompok K1 lebih rendah sebesar 12%, sedangkan P2 terhadap K1 lebih rendah sebesar 25%. Berdasarkan rerata kadar SGOT dan SGPT, pemberian ekstrak daun srikaya memiliki pengaruh terhadap kadar SGOT dan SGPT hewan coba pasca perlakuan. Rasio De Ritis >1 pada penelitian ini menunjukkan bahwa hepar sudah mengalami kerusakan hepar yang bersifat kronis.
Berdasarkan uji normalitas (Shapiro-Wilk) didapatkan nilai yang signifikan p>0,05 pada semua kelompok. Disimpulkan bahwa data memiliki distribusi normal sehingga dapat dilakukan uji hipotesis parametrik One-Way ANOVAuntuk melihat pengaruh dari masing-masing perlakuan terhadap kadar SGOT dan SGPT tikus.Uji One-Way ANOVAdidapatkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada kadar SGOT tikus (p>0,05). Data menunjukkan perbedaan yang signifikan pada kadar SGPT tikus (p<0.05). Untuk melihat nilai p antar dua kelompok, maka dilanjutkan dengan melihat hasil uji Post Hoc dengan LSD. Berdasarkan uji Post
Hoc terdapat perbedaan yang
bermakna (p<0,05) pada kadar SGPT K1 dan P2 tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p> 0,05).
PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan ekstrak daun srikaya (Annona
squamosal L) sebagai agen
hepatoprotektor. Kandungan beberapa senyawa antioksidan seperti flavonoid dapat mencegah proses kerusakan hepar. Parameter kerusakan hepar yang dinilai pada penelitian ini adalah kadar SGOT dan SGPT. SGOT dan SGPT dipilih karena serum ini sensitif terhadap kerusakan hepar.
Kerusakan hepar, baik kerusakan akut maupun kronis, sering menyebabkan peningkatan konsentrasi serum aminotransferase. Konsentrasi aminotransferase sangat tinggi di hepar. SGOT juga ditemukan pada jantung, otot rangka, ginjal, otak dan sel darah merah. SGPT memiliki kadar yang rendah pada Otot tulang dan ginjal, oleh karena itu peningkatan kadar SGPT lebih spesifik terhadap kerusakan hepar. SGPT hanya terdapat di sitoplasma, sedangkan SGOT terdapat di sitosol (20% dari total aktifitas) dan mitokondria (80% dari total aktifitas). Zona 3 pada asinus hepar memilki konsentrasi SGOT yang paling tinggi, dan kerusakan pada iskemi, dapat menyebabkan peningkatan kadar SGOT yang bermakna.
7 Penelitian ini menggunakan
Rusaknya sel hepar menyebabkan aktivasi sel stelata yang menyebabkan terbentuknya akumulasi komponen matriks ekstraselular (ECM) pada hepar. Kerusakan yang lama dan akumulasi ECM yang menetap akan menyebabkan pergantian yang progresif dari parenkim hepar normal menjadi jaringan parut(fibrosis hepar).
srikaya telah diteliti memiliki manfaat
6 Daun
Aktifitas anti radikal bebas telah diteliti terkandung di dalam daun srikaya. Ekstrak alkohol dari daun srikaya (Annona squamosal L) telah digunakan dalam skrining terhadap aktifitas hepatoprotektor.
penelitian ini telah berhasil menimbulkan kerusakan hepar yang bersifat kronis.
4 pada
sudah berhasil merusak hepar. De Ritis rasio adalah perbandingan rerata kadar SGOT dan SGPT untuk menilai proses kerusakan hepar yang berlangsung akut atau kronis. De Ritis rasio <1 merupakan indikasi kerusakan hepar akut sedangkan De Ritis rasio > 1 menunjukkan kerusakan hepar yang kronis (Botros dan Sikaris, 2013). Perbandingan rerata kadar SGOT dan SGPT pada Tabel 1 menunjukkan De Ritis rasio >1 yang berarti bahwa induksi CCl
4
kadar SGOT dan SGPT pada kelompok kontrol positif (K1) lebih tinggi dibandingkan nilai normal pada tikus dan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok lain. Hal ini menunjukkan bahwa induksi CCl
9
CCl
4 sebagai senyawa untuk
akan menyebabkan stress oksidatif yang dapat merusak hepar.
4 secara berlebihan
menjadi metabolit yang lebih toksik yaitu radikal triklorometil yang dapat bereaksi dengan oksigen sehingga membentuk radikal triklorometilperoksi. yang merupakan suatu radikal bebas yang bersifat poten sehingga dapat mengakibatkan kerusakan hepar pada hewan coba. Radikal bebas yang dibentuk oleh CCl
4
diaktivasi oleh enzim sitokrom P 450 , aktivasi ini akan mengubah CCl
4
merusak hepar dengan membentuk radikal bebas. Radikal bebas ini akan memacu proses inflamasi, aktifasi TNF-α, nitric oksida, dan TGF. CCl
4
menginduksi terjadinya kerusakan hepar. CCl
4,8 sebagai antioksidan. Salah satu senyawa antioksidan yang terdapat pada daun srikaya adalah flavonoid. Flavonoid adalah suatu kelompok fenol dan biasa ditemukan pada tumbuhan. Flavonoid memiliki struktur kimia C
- C
- C 6.
6
3
Kerangka flavonoid terdiri dari satu cincin aromatik A, satu cincin aromatik B, dan cincin tengah berupa heterosiklik yang mengandung oksigen.
10,11,12
Flavonoids memiliki banyak manfaat secara biologis, tapi manfaat yang paling sering dipaparkan dari flavonoid adalah kemampuan senyawa ini sebagai antioksidan. Mekanisme flavonoid sebagai antioksidan yaitu dengan menekan pembentukan dari senyawa radikal bebas dengan menghambat enzim yang berperan dalam pembentukan radikal bebas, mendonasikan atom hidrogennya atau berada dalam bentuk glukosida (mengandung rantai samping glukosa) atau dalam bentuk bebas yang disebut aglikon dan meningkatkan proteksi terhadap radikal bebas. Peroksidasi lemak merupakan salah satu tahapan dari stress oksidatif. Flavonoid dapat menghambat pembentukan TNF-α sehingga aktifitas TNF-α oleh radikal bebas dapat dihambat. Flavonoid dapat melindungi lemak terhadap kerusakan oksidatif oleh berbagai mekanisme.
6,11,12
Proses ini dapat menekan kerusakan hepar yang disebabkan oleh CCl
4 dan menurunkan
Selain flavonoid, daun srikaya juga mengandung senyawa seperti terpenoids, saponin, fenol dan alkaloid yang memiliki aktivitas antioksidan. Terpenoid, fenolik dan alkaloid dapat menyumbangkan atom hidrogennya, sehingga radikal bebas dapat diubah menjadi bentuk yang lebih stabil. Saponin terdiri dari sapogenin yang memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi, senyawa ini membentuk hidroperoksida sebagai antioksidan sekunder sehingga menghambat pembentukan peroksidasi lemak.
14,15,16
Uji One-wayANOVA pada kadar SGPT menunjukkan nilai yang signifikan (p< 0,05). Setelah dilakukan uji Post Hoc terhadap kadar SGPT, didapatkan perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan dua (P2) terhadap kelompok kontrol positif (K1), antara P2 terhadap kelompok kontrol negatif (K2), namun terdapat perbedaan yang tidak bermakna P2 terhadap P1. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak daun Srikaya dengan dosis 300 mg/kgBB dan 350 mg/kgBB memiliki efek hepatoprotektor, namun secara norvegicus) yang diinduksi karbon deskriptif pemberian ekstrak daun tetraklorida (CCl ). Hasil uji Post Hoc
4
srikaya dengan dosis 350 mg/kgBB menunjukan ada perbedaan yang memiliki pengaruh yang lebih baik bermakna P2 terhadap K1 dan tidak Peneliti menduga tidak P2 terhadap P1. signifikannya penurunan kadar SGOT pada penelitian ini dapat disebabkan SARAN oleh berbagai hal mulai dari tingkat Berdasarkan hasil penelitian stress tikus, serta kemungkinan lisis terhadap pengaruh pemberian ekstrak sel darah merah pada saat ethanol daun srikaya (Annona pengambilan sampel. SGOT tidak squamosal L.), maka dapat disarankan hanya ditemukan di hepar, SGOT juga sebagai berikut: dihasilkan oleh otot rangka, sel darah
1. Untuk menghindari bias akibat merah, dan jantung sehingga infeksi cacing pada penelitian terjadinya stress yang berlebih pada ini dapat diberikan obat anti tikus serta terjadinya lisis pada saat cancing. pengambilan darah tikus diduga dapat
2. Pada penelitian selanjutnya menyebabkan tidak signifikannya diharapkan dilakukan uji berseri kadar SGOT pada penelitian ini. sebelum induksi CCl
4 , setelah
induksi dan setelah
SIMPULAN
penghentian induksi CCl
4 Berdasarkan hasil penelitian kemudian dilakukan
dapat disimpulkan bahwa terdapat pemeriksaan histologi hepar pengaruh pemberian ekstrak daun untuk mengetahui seberapa Srikaya (Annona squamosal L) dosis besar pengaruh proses 300 mg/kgBB dan 350mg/kgBB regenerasi hepar. terhadap kadar SGPT tikus (Rattus
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan RI. 2007.Journal of Pharmacy and Life Sciences.Vol. 2, Issue 10, 1183-
10. Dixit A., Singh H., Sharma R.A., Sharma A. 2015. Determination of Free Radical Scavenging Activity of
Experimental Hepar Fibrosis Research : Update on Animal Models, Legal Issues and Translational Aspects. Available from : (Accessed : 2014, December 15)
8. EHC 208. 1999. “Carbon Tetrachloride”. Enviromental health criteria. International Program on Chemical Safety. Available from : (Accessed : 2015, January 15) 9. Liedtke C., et al. 2013.
379. Available at: (Accesed: 2015, Januari 26)
alteratsion: a guide for clinicians.CMAJ. Vol 172 (3):367-
7. Giannini E.D., Testa R., Savarino V. 2005. Hepar Enzyme
1189. Available at ssed : 2015, January 20)
6. Saha R. 2011. Parmacognosy and Pharmacology of Annona Squamosa: A Review. International
Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hepar. Available from : (Accessed : 2014, December 13) 2. Departemen Kesehatan RI. 2008.
5. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTB, 2011. Sari Buah Srikaya. Available at (Accesed: 2015, Januari 30)
1126-1129 (Accesed: 2015, Januari 26)
e-Biomedik (eBM) 2013; 1(3):
). Jurnal
4
Hepar Wistar yang Diinduksi Karbon Tetraklorida (CCl
Lycopersicum) Pasca Kerusakan
Laporan Riset Kesehatan Dasar 2007 Provinsi Nusa Tenggara Barat. Available from : (Accessed : 2014, December 13) 3. 2003. Hepatotoxicity and mechanism of action of haloalkanes: carbon tetrachloride as a toxicological toxicological model. Crit Rev Toxicol. 33(2):105- 36 . Available at: ssed : 2014, December 15) 4. Tappi E.S., Poppy L., Lily L.H. 2013. Gambaran Histopatologi Hepar Tikus Wistar yang Diberikan Jus Tomat (Solanum
Annona Squamosa L. International
Journal of Pharmaceutical
16. Kurniati R.I., 2013. Uji Aktivitas
Sciences Review and Research. Antioksidan Fraksi Eyanol Daun
30(1): 67-73. (Accessed : 2014, Buas-Buas (Premna cordifolia linn.) December 13) Dengan Metode DPPH. Available
11.Kumar S., Pandey A.K. 2013. at http://download.portalgaruda.org/ Chemistry and Biological Activities article.php?
Scientific World Journal. Available ngaruh%20Pelayanan
at (Accesed: %20Gizi%20Buruk%20Anak 2015, September 20) %20Usia%206%20_
12.Redha A. 2013. Flavonoid : %2024%20Bulan (Accessed : Struktur, Sifat Antioksidatif Dan 2016, Januari 03) Peranannya Dalam Sistem Biologis. Available from : (Accessed : 2015, January 20)
13.Wesolowska A., Gajewska A., Kozlowska K.S., Kotomski G., Wedrychowicz H. 2012. Effect of Faciola Hepatica Protein on The Functioning of Rat Hepatocyt.
Parasitol Res. 110; 395-402.
(Accessed : 2015, December 15)
14.Chen Y et al., 2014. Antioxidant activities of saponins extracted from Radix Trichosanthis: an in vivo and in vitro evaluation. BMC
Complementary and Alternative Medicine. Available at http://
www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/ PMC3973866/pdf/1472-6882-14- 86.pdf (Accessed : 2016, Januari 03)
15.Grabmann J., 2005. Terpenoids as Plant Antioxidant. Institute of
Vegetable Science-Quality of Vegetal Foodstuff. Available at
ttps://www.researchgate.net/profile/ Johanna_Grassmann/publication/ 7285715_Terpenoids_as_Plant_An tioxidants/links/ 0c96052d3b7c16a313000000.pdf? inViewer=1&pdfJsDownload=1&ori gin=publication_detail (Accessed : 2016, Januari 03)