Lembar Kerja Siswa LKS Media Pembelajaran Pendidikan Karakter Cinta Lingkungan

3. Memberikan alternatif untuk menunjang kualitas pembelajaran IPA MTs. c. Sekolah 1. Memberikan pemikiran alternatif peningkatan kualitas pendidikan khususnya belajar IPA dan dunia pendidikan pada umumnya 2. Sebagai bahan tambahan referensi d. Peneliti 1. Dapat meningkatkan motivasi bagi peneliti untuk menciptakan media pembelajaran yang 2. Menambah pengetahuan bagi peneliti.

1.6 Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran terhadap istilah-istilah dalam penelitian ini, maka beberapa batasan istilah sebagai berikut :

1.6.1 Lembar Kerja Siswa LKS

Lembar kerja siswa LKS adalah lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa Majid, 2006. LKS merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan oleh guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. Pengembangan LKS dalam penelitian ini adalah proses perbuatan mengembangkan produk berbentuk LKS IPA Terpadu yang berkarakter cinta lingkungan.

1.6.2 Media Pembelajaran

Media merupakan alat perantara untuk menyampaikan informasi bagi guru, media sangat penting karena dapat melihat atau bahkan mengalami langsung dari materi apa yang disampaikan guru. Jika informasi disampaikan dengan perantara yang menarik dan mudah dipahami yaitu berupa media pembelajaran, maka proses pembelajaran akan berhasil,dan siswa akan mendapatkan hasil terbaik sesuai harapan siswa dan bahkan harapan guru, sehingga pembelajaran tersebut baru dianggap berhasil. Dengan menggunakan media pembelajaran siswa dapat lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru. Kat a ”media” berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata ”medium”. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar. Susilana dan Riyana 2008: 5. Selain itu, Arsyad. A 2011: 3 menyatakan, bahwa kata media berasal dari ba hasa latin yang secara harfiah berarti ‟tengah‟, ‟perantara‟ atau ‟pengantar‟. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.

1.6.3 Pendidikan Karakter Cinta Lingkungan

Pendidikan karakter adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pembelajaran kepada siswa dengan mengembangkan beragam perilaku seperti moral, sopan santun, berperilaku baik, sehat, kritis, sukses, sesuai dan atau diterima secara makhluk-sosial Budiastuti, 2010. Cinta lingkungan adalah sikap perilaku dan tindakan menjaga, melestarikan, dan memperbaiki lingkungan hidup Mendiknas, 2010. Dalam penelitian ini yang dimaksud karakter cinta lingkungan adalah kepribadian siswa dalam perilaku menjaga lingkungannya, agar nantinya siswa dapat memahami bagaimana cara kita melestarikan lingkungan, supaya alam sekitar tidak rusak. Menurut Sweet dalam Husen 2010, pendidikan karakter dimaknai sebagai upaya yang disengaja untuk membantu orang memahami, peduli, dan bertindak berdasarkan nilai-nilai etika. Ketika kita berpikir tentang jenis karakter yang kita inginkan untuk anak-anak kita, jelas bahwa kita ingin mereka bisa menilai apa yang benar, sangat peduli tentang apa yang benar, dan kemudian melakukan apa yang mereka yakini benar. Lebih lanjut dijelaskan pula bahwa pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter siswa. Guru membantu membentuk watak siswa. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dalam berbagai hal terkait lainnya. Pendidikan karakter, menurut Megawangi 2004, adalah sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi positif kepada lingkungannya. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Adapun kriteria manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik bagi suatu masyarakat atau bangsa, secara umum adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya. Oleh karena itu, hakikat dari pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pedidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA