ANALISIS KOMPARASI KINERJA KEUANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2014-2015

(1)

COMPARATIVE ANALYSIS ON FINANCIAL PERFORMANCES OF BANK PERKREDITAN RAKYAT AND BANK PEMBIAYAAN RAKYAT

SYARIAH IN INDONESIA 2014-2015

Oleh HEVI ZAINURI

20130430219

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

i

BANK PERKREDITAN RAKYAT AND BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH IN INDONESIA 2014-2015

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ilmu Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh HEVI ZAINURI

20130430219

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

ii

COMPARATIVE ANALYSIS ON FINANCIAL PERFORMANCES OF BANK PERKREDITAN RAKYAT AND BANK PEMBIAYAAN RAKYAT

SYARIAH IN INDONESIA 2014-2015

Diajukan oleh HEVI ZAINURI

20130430219

Telah disetujui Dosen Pembimbing Pembimbing

Ayif Fathurrahman, SE., M.Si. Tanggal 03 Desember 2016 NIK: 1987022801304143095


(4)

iii

INDONESIA PERIODE 2014-2015

COMPARATIVE ANALYSIS ON FINANCIAL PERFORMANCES OF BANK PERKREDITAN RAKYAT AND BANK PEMBIAYAAN RAKYAT

SYARIAH IN INDONESIA 2014-2015 Diajukan oleh

HEVI ZAINURI 20130430219

Skripsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan di depan

Dewan Penguji Program Studi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Tanggal 24 Desember 2016 Yang terdiri dari

Ahmad Ma’ruf, SE., M.Si. Ketua Tim Penguji

Ayif Fathurrahman, SE., M.Si Dimas Bagus Wiranatakusuma, SE. M.Ec. Anggota Tim Penguji Anggota Tim Penguji

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Dr. Nano Prawoto, M.Si. NIK : 143 016


(5)

iv Nama : Hevi Zainuri Nomor mahasiswa : 20130430219

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “ANALISIS KOMPARASI KINERJA KEUANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2014-2015” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan selama sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 03 Desember 2016 Materai, 6.000,-


(6)

v

dari (suatu urusan) kerjakan dengan sesungguh-sungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada tuhanlah hendaknya kamu berharap (Qs. Al-Insyirah 5-8).

Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh. (Confusius)

Mereka berkata bahwa setiap orang membutuhkan tiga hal yang akan membuat mereka berbahagia didunia ini, yaitu seseorang untuk dicintai, sesuatu untuk

dilakukan, dan sesuatu untuh diharapkan. (Tom Bodett)

Tuhan tak pernah terburu-buru, ia selalu tepat waktu (Tya Setiawati).


(7)

vi

Pada-Mu kutitip secuil asa, kau berikan selaksa bahagia

Pada-Mu kuharap setetes cinta, kau limpahkan samudera cinta.

Sebuah harapan berakar keyakinan dari perpaduan hati yang memiliki keteguhan. Walaupun didera oleh cobaan dan membutuhkan perjuangan panjang demi cita-cita yang tak pernah mengenal kata usai. Setitik harapan itu telah kuraih, namun sejuta harapan masih kuimpikan dan ingin kugapai.

Karya mungil ini ku persembahkan khususnya kepada:

 Malaikat tanpa sayapku “Mak dan Bak tercinta” yang tidak pernah ada kata lelah untuk mendo’akan anaknya ini. Yang selalu memberikan harapan, kebahagian, cinta dan kasih sayangnya yang diberikan dengan ikhlas tanpa pamrih. Walaupun ku tau ini tak sebanding dengan jasa dan perjuangan kalian untukku dan tak setimpal dengan kesusahan dan pengorbanan kalian namun mudah-mudahan karya mungil ini, menjadi kado awal terindah yang bisa anakmu ini berikan untuk kalian. Terimakasih mak terimakasih bak, kalian bagiku sangat LUAR BIASA…..  Kakak-kakakku, yang selalu memberikan dukungan, semangat, masukan,

do’a, dan nasehatnya. Terimakasih untuk mengajarkan adek kalian ini dari makna perjuangan, kemandirian dan kedewasaan.


(8)

vii

hidayah, sehingga peneliti mampu melewati hari-hari untuk terus menjadi insan yang haus akan ilmu dan selalu bersyukur atas rahmat-Nya.

Terima kasih kepada Mak dan Bak-Ku tercinta atas segala do’a, semangat, kasih sayang dan cinta yang tidak pernah ada habisnya yang selalu mendengar segala keluh kesahku dan menuntunku untuk selalu berada dijalan Allah SWT.

Terima kasih kepada kakak-kakak-ku tersayang, Marjoni, Mashudi, Misnah, Hardiyansyah, Nurita, Marhadi, Mahari atas segala do’a, semangat, dan

dukungannya yang tidak pernah habis untuk ku agar aku bisa menjadi pribadi yang lebih baik.

Terima kasih kepada kakak-kakak ipar-ku, Yuk Pida, Yuk Jurai, Bang Satria, Yuk Nur, Bang Acin, Yuk Kartini, Yuk Ayu yang selalu memberikan bantuan do’a dan dukungannya, sehingga aku bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Terima kasih kepada ponakan-ponakan imut-ku, Cici, Salma, Aya, Zahwan, Pepe, Zea, Zhifa, Yasmin, Vira, Naufal, Zaky, Zahra atas segala semangat dan do’a kalian untuk acu.

Terima kasih untuk dosen pembimbingku Bapak Ayif Fathurrahman, SE., M.Si. yang selalu meluangkan waktunya untuk bimbingan, yang selalu


(9)

viii

Terima kasih kepada teman seperjuangan sekaligus satu daerah, Rahmi Suryantini, Mayang Sari dan Nazovah yang selalu memberikan semangat, bantuan, do’a dan nasehat. Terimakasih untuk kalian akhirnya skripsi ini lancar.. teruntuk rahmi suryantini sahabatku sekaligus kekasih gelapku. hahaaaa makasih ya untuk setiap bantuan kecil yang terkadang temenmu ini gak tau diri kalau udah minta bantuan. wkwkwk serta terimakasih juga ya untuk setiap do’a dan semangat yang tak terhingganya, cepat kelar skripsinya tetap semangat dan sabar pasti bisa.

Terimakasih untuk teman yang badai Pradani Indah, Aisyah, Tri Widya ningsih dan Helda, yang selalu memberikan nasehat, bantuan, semangat

sekaligus do’a ketika aku kebanyakan ngeluh, kebanyakan ngomong lelahnya dan kebanyakan sedihnya. Kalian mah bikin semangatku tak pernah luntur. Hihihi

Terima kasih untuk anak kos Srikandi A, Mbak Yun, Yuk Intan, Ariel, Galuh, Kak oyi, Icha atas do’a, bantuan dan semangatnya. Maafkan aku yang sering nyusahin kalian dan sering ganguin kalian. hehe

Terima kasih untuk Frokrevmah BT, yang memberikan pengalaman dan memberikan arahan selama kuliah disini.

Terima kasih untuk teman-teman KKN-ku, Erin, Eki, Wawan, Kang ato, Dedi, Gulam, Tutik, Ikke, Firda, Syahri, Umeng, April, Ade, Mbak Eka atas segala semangat dan do’anya.


(10)

ix yang pantang menyerahnya dari kalian.

Last but not least, my partner, my brother, my best friend, and my best boy friend, Maulana Fajri. yang selalu ada pada saat tersulitku. Terimakasih bg untuk selalu mendengarkan curahan hati ketika lelah akan skripsi, terimakasih untuk setiap kata penyemangat yang walaupun kecil tapi sangat dibutuhkan, terimakasih untuk masukan dan bantuan selama ini, terimakasih untuk dukungan dan do’anya. Semoga harapan dan cita-cita kita bersama dapat dikabulkan Allah SWT, Amin Ya Rabbal Alamin.


(11)

x

2014-2015 dengan menggunakan rasio keuangan yakni meliputi capital adequacy ratio (CAR), return on assets (ROA), non performing loan (NPL), loan to deposit ratio (LDR), dan biaya operasional dan pendapatan operasional (BOPO). Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari statistik perbankan bank Indonesia selama periode januari 2014-desember 2015 sedangkan alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Independent Sample T-test dengan program SPSS 16. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan untuk masing-masing rasio keuangan Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia dengan keseluruhan kinerja Bank Perkreditan Rakyat lebih baik daripada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah pada periode penelitian.

Kata Kunci: kinerja keuangan, CAR, ROA, NPL, LDR, BOPO, Bank Perkreditan Rakyat, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, Independent Sample T-test.


(12)

xi

2015 by using financial ratios including Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Assets (ROA), Non-Performing Loan (NPL), Loan to Deposito Ratio (LDR), and Operational Cost and Income (BOPO). The data were secondary data collected from bank financial statistics in Indonesia during January 2014 to December 2015. The analysis in this research was independent sample t-test analyzed by SPSS 16. The results found out that there was significant gap between each financial ratios in Bank Perkreditan Rakyat and Bank Pembiayaan Rakyat Syariah in Indonesia where by overall Bank Perkreditan Rakyat performed better than Bank Pembiayaan Rakyat Syariah during the research period.

Keywords: financial performances, CAR, ROA, NPL, LDR, BOPO, Bank Perkreditan Rakyat, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, independent sample t-test.


(13)

xii

telah memberikan kemudahan, kelancaran, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Analisis Komparasi Kinerja Keuangan Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia Periode 2014-2015”.

Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini tentunya tidak lepas dari bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkan penyusun untuk mengucapkan rasa bangga dan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Bambang Cipto, MA. Selaku rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Bapak Dr. Nano Prawoto, M.Si.

3. Bapak Dr. Imamudin Yuliadi, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

4. Bapak Ayif Fathurrahman, SE., M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu serta yang dengan sabar telah memberikan masukan, kritikan dan bimbingan selama proses penyusunan skripsi ini sampai skripsi ini selesai.


(14)

xiii ini.

6. Dosen-dosen ilmu ekonomi, terimakasih atas ilmu yang disampaikan dengan sabar dan membantu kelancaran skripsi ini serta staf TU dan staf perpustakaan yang senantiasa sabar dalam melayani segala keperluan mahasiswanya.

7. Teman-teman, saudara dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga kita selalu sukses dijalan Allah SWT.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, jika terdapat kelebihan dalam skripsi ini, maka semua datangnya dari Allah SWT dan jika terdapat kekurangan itu tidak terlepas dari penulis sebagai makhluk ciptaan-Nya. Di tengah keterbatasan penulis dalam skripsi ini, penulis berharap kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Semoga Allah SWT senantiasa membimbing dan menyertai setiap langkah kita. Aamiin.

Yogyakarta, 03 Desember 2016


(15)

xiv

HALAMAN JUDUL..………..….….……...…...…..i

HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING…………....…………....ii

HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI………...…..iii

PERYATAAN………iv

MOTTO...v

PERSEMBAHAN……….………..vi

UCAPAN TERIMA KASIH………..………..…………..…vii

INTISARI……….……….……..……….x

ABSTRAK………..………..…………..xi

KATA PENGANTAR………..………...…….………….xii

DAFTAR ISI………..…………..xiv

DAFTAR TABEL………...….………….xvi DAFTAR GAMBAR………..…….…………xvii

BAB 1 PENDAHULUAN…………...………....1

A. Latar Belakang Masalah………..…..…………..1

B. Rumusan Masalah………...……..………….10

C. Tujuan Penelitian………...………11

D. Manfaat Penelitian………..……...………12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……...……….14

A. Landasan Teori………..………...……..14

B. Penelitian Terdahulu………...………...……30

C. Kerangka Pemikiran……….………..……40

D. Hipotesis………..…..41

BAB III METODELOGI PENELITIAN……….……..42


(16)

xv

E. Alat Ukur Data……….………...………....…..45

F. Uji Data……….……….……….…….……….……45

G. Alat Analisis……….…….……….…..45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…….………...47

A. Analisis Deskriptif………...……….…....47

B. Uji Normalitas………...………….………...…..50

C. Uji Independent Sample T-Test……….…………..51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….………..………..…61

A. Kesimpulan…………..………...………..….….61

B. Saran………...………62 DAFTAR PUSTAKA


(17)

xvi

2.2. Penelitian Terdahulu……..………...35

3.1. Variabel Operasional Penelitian…...………...……44

4.1. Statistik Deskriptif…..………....47

4.2. Uji Normalitas BPR…………..………..50

4.3. Uji Normalitas BPRS………...51

4.5. Hasil Uji Statistik Independent Sample t-Test Rasio CAR………..…..52

4.6. Hasil Uji Statistik Independent Sample t-Test Rasio ROA………..…..53

4.7. Hasil Uji Statistik Independent Sample t-Test Rasio NPL………...55

4.8. Hasil Uji Statistik Independent Sample t-Test Rasio LDR………...57


(18)

xvii ………...5

1.2. Grafik Data Jumlah Asset BPR di Indonesia Tahun 2010-2015………..6

1.3. Grafik Data Jumlah BPRS di Indonesia Tahun 2010-3015 ……….7

1.4. Grafik Data Jumlah Asset BPRS di Indonesia Tahun 2010-2015………8


(19)

(20)

(21)

(22)

xi

2015 by using financial ratios including Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Assets (ROA), Non-Performing Loan (NPL), Loan to Deposito Ratio (LDR), and Operational Cost and Income (BOPO). The data were secondary data collected from bank financial statistics in Indonesia during January 2014 to December 2015. The analysis in this research was independent sample t-test analyzed by SPSS 16. The results found out that there was significant gap between each financial ratios in Bank Perkreditan Rakyat and Bank Pembiayaan Rakyat Syariah in Indonesia where by overall Bank Perkreditan Rakyat performed better than Bank Pembiayaan Rakyat Syariah during the research period.

Keywords: financial performances, CAR, ROA, NPL, LDR, BOPO, Bank Perkreditan Rakyat, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, independent sample t-test.


(23)

1

Bank adalah lembaga keuangan yang keberadaannya sangat penting bagi orang banyak yang awalnya dulu dimasyarakat hanya sebagai alat penukaran uang namun semakin berkembangnya zaman bank semakin populer dikalangan masyarakat bukan sebagai alat penukaran saja tetapi sebagai alat penitipan uang (simpanan) dan munculah jasa-jasa lainnya yang kemudian disalurkan kepada masyarakat yang kekurangan dana atau yang membutuhkan dana yang mendominasikan kemajuan perekonomian suatu negara (Kasmir, 2004). Bank mempunyai peranan penting sebagai lembaga perantara keuangan dalam perekonomian sebagai jasa keuangan dan sebagai lembaga intermediasi yang berperan aktif sebagai penggerak langsung dalam sektor riil (Maryandi, 2014).

Dalam perekonomian, bank dapat dikatakan sebagai darah dan nyawa perekonomian suatu negara karena semakin majunya suatu negara maka semakin besar peranan bank dalam mengendalikan negara tersebut karena fungsi bank sebagai lembaga keuangan sangat vital misalnya dalam masalah mengatur keuangan (Kasmir, 2004).

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 1992 tentang perbankan yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan, yaitu dijelaskan bahwa selain Bank Umum ada jenis bank lain yang juga memiliki landasan hukum yang jelas yaitu Bank Perkreditan


(24)

Rakyat (BPR). Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang tidak memberikan lalu lintas pembayaran serta jasa-jasa yang diberikannya lebih sempit daripada jasa-jasa yang diberikan oleh Bank Umum dan hanya menerima simpanan berbentuk deposito berjangka dan tabungan bentuk lainnya yang tugasnya dalam memberikan jasa-jasa perbankkan tidak seluas yang diberikan oleh Bank Umum serta dikalangan masyarakat BPR kalah populer dibandingkan bank umum namun sebenarnya keberadaan BPR ditengah-tengah Bank Umum sangat berguna karena BPR memiliki market standing yang sangat kuat di pasar terutama bagi usaha-usaha mikro, kecil dan menengah. Bank Perkreditan Rakyat pelaksanaan usahanya bisa secara konvensional dan syariah. Pada mulanya tugas pokok BPR adalah untuk menunjang pertumbuhan ekonomi didaerah pedesaan untuk mengurangi praktek para pelepas uang atau terjerat dengan para rentenir yang menerapkan sistem bunga yang teramat tinggi tetapi semakin berkembangnya zaman BPR semakin tersebar kedaerah perkotaan yang masyarakatnya tergolong memiliki ekonomi yang lemah (Hasibuan, 2001).

Bank Perkreditan Rakyat ditunjukan untuk melayani masyarakat yang membuka usaha permodalan kecil sehingga lembaga keuangan ini dapat membantu para pengusaha permodalan kecil menengah yang sulit mengakses modal dari Bank Umum dan juga bisa meringankan beban masyarakat yang perekonomiannya lemah untuk bisa membantu dalam memobilisasi dalam pembangunan daerah (Kusafarida, 2003).


(25)

Pada tanggal 27 Oktober 1998 status hukum Bank Perkreditan Rakyat (BPR) disahkan melalui kebijaksanaan perbankan dan keuangan moneter melalui PAKTO (Paket Oktober), yang dulunya adalah penjelmaan dari lumbung desa dan bank desa yang kemudian sejak dikeluarkannya Undang-Undang tentang Perbankan maka BPR disah oleh menteri keuangan menjadi lembaga keuangan bank yang berfungsi untuk mensejahterakan masyarakat yang terikat dengan para rentenir. Dulunya BPR hanya memberi pinjaman kepada masyarakat tani dipedesaan berupa pinjaman dalam bentuk natura (padi) dikarenakan zaman dahulu peredaran uang belum menjangkau masyarakat tani dipedasaan serta pinjaman berbentuk natura (padi) bagi masyarakat zaman dulu lebih praktis dari pinjaman dalam bentuk uang. Akan tetapi semakin berkembangnya zaman BPR yang dulunya hanya sebagai lumbung untuk peminjaman natura (padi) menjadi berubah sebagai pinjaman dalam bentuk uang dikarenakan struktur ekonomi, sosial dan administrasi dalam masyarakat menjadi berubah akibat dari proses pembangunan (Sumitro, 1996).

Banyak masyarakat muslim yang masih belum optimal memanfaatkan Bank Perkreditan Rakyat dikarenakan masyarakat masih menganggap bahwa bunga yang ada pada Bank Perkeditan Rakyat tersebut adalah riba yang diharamkan adanya oleh islam. Oleh karena itu masyarakat masih mendambakan adanya BPR yang tanpa mengambil keutungan dengan sistem bunga, ternyata dambaan masyarakat tersebut mendapat tanggapan yang baik dari pemerintah, setelah PAKTO (Paket Oktober) memberikan peluang dalam


(26)

beroperasinya bank-bank baru tanpa bunga maka peluang BPR beoperasi tanpa menerapkan sistem bunga semakin terbuka. Tanggal 15 juli 1990 kepastian untuk beroperasinya BPR tanpa bunga tersebut dijelaskan dalam rapat kerja dengan komisi VII DPR RI secara lisan, dalam penjelasan tersebut pemerintah setuju untuk mengoperasikan BPR tanpa bunga asalkan sesuai dengan kriteria kesehatan yang ditentukan oleh Bank Indonesia. Setelah penjelasan lisan pemerintah tersebut para ulama cendikiawan mulai menyusun program terhadap pendirian BPR Syariah dengan berbagai upaya akhirnya program terhadap pendirian BPR Syariah terealisasi dengan menetapkan tiga lokasi yaitu di Kecamatan Margahayu, di Kecamatan Padalarang dan di Kecamatan Kanjaran Kabupaten Bandung (Sumitro, 1996).

Akhirnya pada tanggal 8 Oktober 1990 ketiga BPR Syariah telah mendapat izin prinsip menteri keuangan Republik Indonesia, dengan diperolehnya izin prinsip itu dilakukanlah prinsip-prinsip yang lebih intensif dalam pengelolah BPR berprinsip syariah di Indonesia, setelah dilakukan prinsip-prinsip syariah dan mendapat dukungan dari umat islam dan pemerintah munculah BPR-BPR Syariah yang tersebar di seluruh Indonesia (Sumitro, 1996).


(27)

Sejak tahun 2010-2015 terlihat perkembangan BPR dan BPRS di Indonesia dilihat dari jumlah bank dan jumlah asset sebagai berikut :

S umber : Bank Indonesia

Grafik 1.1.

Data Jumlah BPR Di Indonesia Tahun 2010-2015 (Unit)

Berdasarkan Grafik 1.1. jumlah perkembangan BPR di Indonesia pada tahun 2010 berjumlah 1.706 unit bank BPR di seluruh Indonesia sedangkan pada tahun 2011, 2012, dan 2013 jumlah bank BPR mengalami penurunan menjadi 1.699 unit, 1.653 unit, dan 1.634 unit bank BPR yang masih beroperasi dan pada tahun 2014 bpr meningkat kembali walaupun tidak sebesar tahun 2010, 2011, dan 2012 menjadi 1.643 unit bank BPR sampai tahun 2015 jumlah bank BPR mengalami penurunan kembali menjadi 1.637 unit bank.


(28)

Sumber :Bank Indonesia

Grafik 1.2.

Data Jumlah Asset BPR di Indonesia Tahun 2010-2015 (Milyar) Sedangkan pada Grafik 1.2. jumlah perkembangan asset BPR di Indonesia dari tahun ketahun mengalami peningkatan yang awal mulanya dari tahun 2010 sebesar 45.742 M meningkat pada tahun 2011 sebesar 55.799 M tahun 2012 sebesar 67.397 M tahun 2013 sebesar 77.376 M tahun 2014 sebesar 89.848 M sampai tahun 2015 jumlah asset BPR meningkat secara drastis sebesar 101.713 M.


(29)

Sumber : Bank Indonesia

Grafik 1.3.

Data Jumlah BPRS di Indonesia Tahun 2010-2015 (Unit)

Dilihat dari Grafik 1.3. jumlah perkembangan BPRS di Indonesia dari tahun 2010 yang awalnya hanya berjumlah 150 unit bank mengalami peningkatan pada tahun 2011, 2012, 2013, dan 2014 menjadi 155 unit , 158 unit, 160 unit, dan 163 unit jumlah bank, sampai tahun 2015 bank BPRS tidak mengalami peningkatan ataupun penurunan jumlah bank tetap 163 unit bank sama dengan tahun 2014 jumlahnya tetap konstan.


(30)

Sumber : Bank Indonesia

Grafik 1.4.

Data Jumlah Asset BPRS di Indonesia Tahun 2010-2015 (Milyar) Sedangkan dalam grafik 1.4. jumlah tentang perkembangan asset BPRS di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sama hal nya dengan BPR walaupun jumlah asset di BPRS tidak sebesar jumlah asset di BPR. Jumlah asset BPRS pada tahun 2010 sebesar 2.739 M pada tahun 2011 sampai tahun2015 masing-masing mengalami peningkatan sebesar 3.520 M pada tahun 2011, 4.699 M pada tahun 2012, 5.683 M pada tahun 2013, 6.573 M pada tahun 2014, dan 7.739 M pada tahun 2015.

Dari grafik-grafik diatas terlihat jelas perbedaan antara jumlah BPR dan jumlah BPRS dilihat dari jumlah bank BPR yang setiap tahunnya mengalami penurunan sedangkan jumlah BPRS yang mengalami kenaikan, tapi dari sisi asset baik BPR maupun BPRS dari tahun ke tahun mengalami kenaikkan yang signifikan. Dengan demikian perkembangan asset dan jumlah asset mungkin tanda bahwa kinerja BPR atau BPRS mengalami peningkatan yang signifikan.


(31)

Dalam beberapa penelitian, perkembangan kinerja keuangan BPR dan BPRS selalu dikaitkan dengan kinerja keuangan yaitu rasio permodalan, rasio rentabilitas, rasio kualitas aktiva produktif, rasio likuiditas serta biaya/efisiens. Karena dalam suatu perusahan kinerja itu sangat penting, Dalam bank semakin tinggi kinerja yang dicapai maka semakin tinggi tingkat kesehatan dalam bank serta minat masyarakat untuk mempergunakan jasa bank juga semakin tinggi karena kinerja adalah bisnis kepercayaan dalam perbankan. (Iswandari & Anan, 2015).

Beberapa penelitian yang telah dilakukan seperti, Kusafarinda (2003) tentang perbandingan analisis kinerja keuangan dan penyaluaran kredit BPR dan BPRS periode 1997-1998 (PT. BPR Bali Dayaupaya Mandiri, Kec. Ciawi dan PT. BPRS Amanah Ummah, Kec. Leuwiliang), dengan variabel yang meliputi rasio likuiditas, rentabilitis, solvabilitas dan penyaluran. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari rasio likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan penyaluran kredit antara BPR Bali Dayaupaya Mandiri, Kec. Ciawi dan PT. BPRS Amanah Ummah, Kec. Leuwiliang. Sedangkan dalam penelitian yang telah dilakukan Iswandiri & Anan (2015) tentang kinerja keuangan BPR dan BPRS di DIY periode 2012-2014, dengan variable yang meliputi rasio rentabilitas, rasio kualitas produktif, rasio permodalan dan rasio likuiditas dengan hasil menunjukan bahwa tidak ada perbedaan jika dilihat dari rasio LDR/FDR antara BPR dan BPRS sedangkan jika dilihat dari rasio ROA, ROE, dan NPL/NPF terdapat perbedaan antara


(32)

BPR dan BPRS. Sayangnya, penelitian yang sebelumnya hanya membahas tentang faktor-faktor masing-masing kinerja keuangan BPR dan BPRS serta analasis perbandingan kinerja keuangan BPR dan BPRS dalam skala yang kecil, oleh karena itu perlu dilakukannya penelitian analisis perbandingan kinerja keuangan BPR dan BPRS dalam skala nasional.

Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian ini bermaksud menganalisis perbandingan kinerja keuangan Bank Perkreditan Rakyat Konvensional dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah dengan menggunakan aspek-aspek rasio keuangan dalam perbankan dengan mengangkat judul skripsi: “ Analisis Komparasi Kinerja Keuangan Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah di Indonesia Periode 2014-2015 ”. B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka kajian permasalahan yang ingin diteliti adalah :

1. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan BPR dan BPRS dilihat dari rasio permodalan yang diwakili oleh CAR dan manakah yang lebih baik menurut standar Bank Indonesia ?

2. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan BPR dan BPRS dilihat dari rasio rentabilitas yang diwakili oleh ROA dan manakah yang lebih baik menurut standar Bank Indonesia ?

3. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan BPR dan BPRS dilihat dari rasio kualitas aktiva produktif yang diwakili oleh NPL/NPF dan manakah yang lebih baik menurut standar Bank Indonesia?


(33)

4. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan BPR dan BPRS dilihat dari rasio likuiditas yang diwakili oleh LDR/FDR dan manakah yang lebih baik menurut standar Bank Indonesia ?

5. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan BPR dan BPRS dilihat dari rasio biaya/efisiensi yang diwakili oleh BOPO dan manakah yang lebih baik menurut standar Bank Indonesia ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang di papar diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan BPR dan BPRS dilihat dari rasio permodalan yang diwakili oleh CAR serta untuk mengetahui manakah yang lebih baik menurut standar Bank Indonesia.

2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan BPR serta BPRS dilihat dari rasio rentabilitas yang diwakili oleh ROA serta untuk mengetahui manakah yang lebih baik menurut standar Bank Indonesia.

3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan BPR dan BPRS dilihat dari rasio kualitas aktiva produktif yang diwakili oleh NPL/NPF serta untuk mengetahui manakah yang lebih baik menurut standar Bank Indonesia.

4. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan BPR dan BPRS dilihat dari rasio likuiditas yang diwakili oleh


(34)

LDR serta untuk mengetahui manakah yang lebih baik menurut standar Bank Indonesia.

5. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan BPR dan BPRS dilihat dari rasio biaya/efisiensi yang diwakili oleh BOPO serta untuk mengetahui manakah yang lebih baik menurut standar Bank Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan untuk kajian penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti

a. Menambah pengetahuan tentang analisis rasio-rasio keuangan yang ada dalam suatu lembaga keuangan sehingga bisa mengetahui keadaan lembaga keuangan tersebut bisa dikatakan sehat atau tidak.

b. Belajar untuk meneliti atau mengobservasi suatu permasalahan atau fenomena yang ada dalam suatu lembaga keuangan.

2. Bagi BPR dan BPRS

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi BPR dan BPRS dalam segi kinerja keuangan.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan dan kebijakan.


(35)

a. Sebagai bahan referensi bagi para akademis untuk mendapatkan penemuan-penemuan baru terkait dengan kinerja keuangan dalam perbankan.

b. Untuk tambahan wawasan dan informasi untuk mahasiswa/I yang ingin mengetahui tentang kinerja keuangan dalam suatu perbankan.


(36)

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Lembaga keuangan sebagai lembaga perantara

Lembaga keuangan baik bank maupun non bank, mempunyai peranan yang penting bagi perekonomian suatu Negara sebagai wahana yang mampu menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana dan disalurkan kepada masyarakat yang kekurangan dana dengan tujuan untuk menunjang perekonomian (Triandaru & Budisantoso, 2008)

Lembaga keuangan pada dasarnya mempunyai fungsi perantara dari kedua belah pihak antara unit surplus (penabung) dengan unit defisit (peminjam) dengan lembaga keuangan sebagai mediator. Produk yang ditransaksikan dapat berupa sekuritas primer (saham,obligasi,progmes dan sebagainya) dan sekuritas sekunder (giro,tabungan,deposito,program pensiun, saham dan sebagainya. Dengan kata lain peran intermediary keuangan merupakan kegiatan pengalihan/penyaluran dana dari surplus (penabung) dan di salurkan kepada defisit (peminjam) dengan lembaga keuangan sebagai mediator.

Menurut Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah menjadi Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan , dijelaskan bahwa jenis perbankan di Indonesia dibagi


(37)

menjadi dua yaitu bank umum dan BPR yang sama-sama memiliki fungsi sebagai agent of development yaitu agen yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi disuatu negara yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Maryandi, 2014). Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau dengan perinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran sedangkan Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatan usahanya tidak memberikan lalu lintas pembayaran yang dimana fungsi bank umum lebih luas dibandingkan 2. BPR Konvensional

a. Pendirian BPR

Menurut sumitro (1996) dalam kebijaksaaan PAKTO (Paket oktober) SK Menkeu No.1064/KMK/1998 tanggal 27 Oktober 1998 bahwa yang bisa mendirikan BPR adalah Koperasi atau Warga Negara RI Badan Hukum Indonesia, Pemerintah Daerah setelah mendapat izin dari Menteri Keuangan dengan mendengar pertimbangan Bank Indonesia setelah memenuhi syarat bank. Pemberian izin untuk pendirian BPR dilakukan dalam 2 tahap yaitu:

1) Persetujuan prinsip adalah persetujuan untuk melakukan persiapan mendirikan bank yang sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan dalam perbankan, seperti antara lain mengusahakan pengesahan dari Menteri Kehakiman atas Anggaran Dasar BPR


(38)

yang berbentuk hukum PT, penyiapan gedung dan peralatan kantor, penyiapan dan tata kerja.

2) Izin usaha adalah izin yang diberikan untuk melanjutkan usaha ketika usaha itu sudah dinilai siap dan memenuhi kriteria dalam persyaratan bank.

b. Sasaran dan Tugas BPR

Sasaran BPR adalah melayani kebutuhan petani, peternak, pegawai, pensiunan, pengusaha kecil dan masyarakat ekonomi lemah yang tidak terjangkau oleh bank umum untuk mencapai pemerataan layanan perbankan, pemerataan kesempatan berusaha dan agar mereka tidak jatuh kepada para pelepas uang dan sistem ijon (Subagyo et.al, 1997).

Tugas pokok BPR yang pada mulanya diarahkan untuk menunjang pertumbuhan masyarakat di daerah pedesaan yang masih menerapkan sistem ijon dan para pelepas uang. Tetapi semakin berkembangnya kebutuhan masyarakat, tugas BPR tidak hanya ditunjukan bagi masyarakat pedesaan tetapi juga mencakup pemberian jasa perbankan bagi masyarakat golongan ekonomi lemah di daerah perkotaan (Hasibuan, 2001).

c. Kegiatan Usaha BPR

Menurut Taswan (2010) untuk mewujudkan tugas pokoknya dalam memperoleh keuntungan dengan menghipun dana dan


(39)

menyalurkan dana dari masyarakat ke masyarakat maka BPR melakukan kegiatan usaha sebagai berikut:

1) Menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana hanya dalam bentuk simpanan tabungan dan simpanan deposito.

2) Menyalurkan dana dari masyarakat yang kekurangan dana hanya dalam bentuk kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit perdagangan

3) Menepatkn dana dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, atau tabungan pada bank lain.

Sedangkan ada kegiatan usaha yang boleh dilakukan oleh Bank umum tetapi tidak boleh dilakukan BPR adalah sebagai berikut:

1) Menerima simpanan berupa giro.

2) Melakukan penyertaan modal dengan prinsip prudent banking dan concern terhadap kebutuhan masyarakat menengah kebawah. 3) Melakukan kegiatan volute asing.

4) Mengikuti kegiatan perasuransian. 3. BPR Syariah

Dasar pemikiran terbentuknya bank Islam bersumber dengan adanya larangan tentang riba didalam al-Quran dan al-Hadis yaitu sebagai berikut:

Orang-orang yang memakan riba itu tidak akan berdiri melainkan sebagaimana berdirinya orang yang dirasuk setan dengan terhuyung-huyung karena sentuhannya. Yang demikian itu karena mereka mengatakan: “perdagangan itu sama saja dengan riba”. Padahal allah telah menghalalkan perdagangan dan mengharamkan riba. Oleh karena itu barangsiapa telah sampai kepadanya


(40)

peringatan dari tuhnnya lalu ia berhenti (dari memakan riba), maka baginya apa yang telah lalu dan mengulangi lagi (memakan riba) maka itu ahli neraka mereka akan kekal di dalamnya, (QS. al-Baqarah:276).

BPR Syariah di Indonesia juga harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang ada dalam BPR Konvensional kecuali ketentuan-ketentuan yang berkenaan dengan tingkat suku bunga karena BPR Syariah menggunakan sistem bagi hasil sebagai pencapaian keuntungannya. Berdirinya BPR Syariah di Indonesia selain didasari oleh tuntunan bermua’amalah secara islam yang merupakan keinginan kuat dari umat islam di Indonesia, juga sebagai langkah aktif dalam rangka restrukturisasi perekonomian di Indonesia. Secara khusus adalah mengisi peluang kepada kebijaksanaan yang membebaskan bank dalam penetapan bunga bank yang disebut sebagai riba yang kemudian dikenal dengan bank tanpa bunga yang memiliki konsep dasar yang sama dengan konsep dasar yang dimiliki bank syariah di Indonesia yaitu sistem bagi hasil, sistem simpanan murni (al-Wadiah), sistem jual beli, sistem sewa dan sistem upah yang menerapkan sistem keislaman (Sumitro, 1996).

a. Tujuan dan strategi usaha BPRS

Menurut Sumitro (1996) Tujuan operasionalisasi BPRS yaitu:

1) Meningkatkan kesejahteraan perekonomin ummat islam disuatu negara terutama yang memiliki perekonomi yang lemah.

2) Menambah lapangan kerja terutama di tingkat kecamatan yang dapat mengurangi arus urbanisasi.


(41)

3) Membina ukhuwah islamiyah melalui kegiatan ekonomi dalam rangka peningkatan pendapatan perkapita menuju kualitas hidup yang memadai.

Untuk mencapai tujuan operasionalisasi BPR Syariah tersebut, diperlukan strategi operasional sebagai berikut:

1) BPR Syariah tidak bersifat menunggu (pasif) terhadap datangnya permintaan fasilitas melainkan bersifat aktif dalam melakukan penelitian terhadap usaha-usaha kecil yang perlu di bantu untuk penambahan modal.

2) BPR Syariah memiliki jenis usaha yang jenis perputaran uangnya mengutamakan jenis usaha menengah kecil.

3) BPR Syariah mengkaji pasar tingkat kejenuhannya dan tingkat kompetetifnya produk yang akan diberikan pembiayaan.

b. Kegiatan operasional BPR Syariah 1) Mobilitas Dana Masyarakat

BPR Syariah mengerahkan dana masyarakat melalui: a) Simpanan Amanah

BPR Syariah menerima titipan amanah dalam bentuk infaq, zakat dan sedekah dan kemudian disimpan dan disalurkan kepada umat yang membutuhkan dan dapat bermanfaat bagi rakyat banyak serta dimanfaatkan secara optimal. Akad dalam penerimaan penitipan ini adalah akad wadiah yang penitipannya tidak


(42)

menanggung resiko dan bank akan memberikan bonus dalam sitem bagi hasil melalui pembiayaan kepada nasabah.

b) Tabungan Wadiah

BPR Syariah menerima tabungan dari masyarakat baik pribadi maupun badan usaha, tabungan ini menggunakan sistem wadiah yaitu sistem yang tanpa menanggung resiko kerugian serta bank memberikan profit dari bagi hasil yang dihitung harian yang kemudian dibayar setiap bulan. Penabung akan mendapatkan buku tabungan untuk mencatat tabungan yang mereka setorkan.

c) Deposito Wadiah dan Deposito Mudharobah

BPR Syariah menerima deposito berjangka menggunakan akad wadiah dan mudharabah dimana bank menerima dana masyarakat berjangka 1,3,6,12 bulan dan seterusnya sebagai penyertaan sementara pada bank. Nasabah yang akad depositonya wadiah akan mendapatkan keuntungan yang kecil dibandingankan nasabah yang akad depositonya mudharabah yang kemudian bagi hasil yang diterima dalam pembiyaan dibayar setiap bulan serta bank akan menerbit warkat deposito atas nama nasabah yang memiliki akad deposito.


(43)

2) Penyaluran Dana

Penyaluran dana yang dilakukan BPR Islam yaitu sebagai berikut : a) Pembiayaan Mudharabah

Pembiyaan modharabah adalah pembiayaan atas perjanjian BPR Syariah dengan pengusaha yang dimana BPR Syariah menyediakan modal kepada pengusaha untuk usaha atau proyek yang dijalankan oleh pengusaha tersebut, atas dasar bagi hasil. b) Pembiayan Musyarakah

Pembiayaan musyarakah adalah perjanjian pembiayaan yang dimana BPR Syariah dan perusahaan menyediakan modal dan menjalankan usaha secara bersamaan, yang dimana keuntungannya dibagi berdasarkan kesepakatan antara kedua belah pihak sesuai dengan nisbah yang telah disepakati serta kerugian dibagi sesuai dengan proposi modal.

c) Pembiayaan Bai’u Bithaman Ajil

Pembiayaan Bai’u Bithaman Ajil adalah suatu akad jual beli antara BPR Syariah dan nasabahnya yang dimana BPR Syariah menyediakan modal yang dibutuhkan oleh nasabahnya untuk menjalankan proyek. Yang kemudian nasabah akan membayar secara mencicil sesuai dengan jumlah harga modal dan keseluruhan biaya operasi serta keuntungan yang telah disepakati.


(44)

d) Pembiayaan Murabahah

Pembiayaan Murabahah adalah akad jual beli antara BPR Syariah dengan nasabah yang dimana BPR Syariah membeli barang yang dibutuhkan oleh nasabah yang kemudian akan dibayar oleh nasabah sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan margin yang telah disepakati bersama.

e) Pembiayaan Qardhul Hasan

Pembiyaan Qardhul Hasan adalah perjanjian yang disepakati antara BPR Syariah dengan nasabah yang kekurangan secara finasial yang tidak memiliki modal dalam membuka usaha tetapi nasabah tersebut memiliki kemampuan dalam berusaha, dan nasabah tersebut Cuma diwajibkan membayar pokok pinjaman dalam jangka pendek (kurang dari satu tahun), jangka menengah (satu sampai tiga tahun) dan jangka panjang (lebih dari tiga tahun) pada saat jatuh tempo dan biaya administrasi untuk keperluan progress.

3) Jasa Perbankan Lainnya

Jasa lain yang diberikan oleh BPR Syariah yaitu jasa untuk mempelancar pembayaran dalam bentuk jasa pembayaran listrik, air, telepon, angsuran KPR dan yang lainnya. Selain itu juga melakukan jasa talangan dana yang didasarkan dengan pembiayaan Ba’i Salam. Ba’I Salam adalah transaksi jual beli yang pembayarannya dibayar


(45)

secara tunai dimuka tetapi penyerahan barangnya dilakukan kemudian.

4. Persamaan dan perbedaan BPR Konvensional dan BPR Syariah

Menurut Iswandari & Anan (2014) BPR Konvesional dan BPR Syariah memiliki persamaan dari jenis barang yang ditawarkan keduanya sama-sama memberikan jasa dalam segi keuangan yaitu seperti tabungan, pinjaman, deposito dan lain-lain persamaan lain juga dilihat dari sisi penerimaan uang, teknologi komputer yang digunakan, persyaratan umum dalam melakukan pembiayaan serta fungsi sembagai perantara bagi masyrakat yang kelebihan dan masyarakat yang kekurangan untuk meningkatkan perekonomian dalam suatu Negara.

Sedangkan perbedaan BPR Konvensional dan BPR Islam sama dengan perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah yaitu bisa dilihat dari tabel 2.1. berikut ini :

Tabel 2.1.

Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah No Keterangan Bank Konvensional Bank Syariah 1. Akad dan Aspek Legalitas Usaha Legal menurut

hukum Indonesia

Halal menurut hukum Islam

2. Status Bank Intermediary Intermediary dan

investor 3. Hubungan nasabah Kreditur-debitur Kemitraan

4. Prinsip organisasi Sistem bunga dan fee Bigi hasil, margi, dan fee

5. Investasi Kehalalan bunga

diragukan

Halal 6. Struktur organisasi Tidak ada dewan

pengawas syariah

Ada dewan

pengawas syariah 7. Penyelesaian sangketa Melalui pengadilan

negeri

Melalui


(46)

5. Kinerja keuangan

Kinerja adalah pencapaian atas hasil dalam suatu perusahaan/industri dalam kemungkinan kontribuksi terbaik yang diperoleh secara keseluruhan selama periode tertentu untuk mencapai tujuan perekonomian yaitu memaksimalkan kesejahteraan ekonomi. Pengukuran kinerja keuangan perbankan perlu dilakukan karena kegiatan perbankan dalam bank berdampak kuat terhadap pasang surut perekonomian dalam suatu Negara karena kinerja keuangan yang sehat akan berpengaruh positif terhadap perekonomian begitu juga sebaliknya jika kinerja keuangan dalam bank tidak sehat maka akan berdampak negatif terhadap perekonomian (Maryandi,2014).

Penilaian suatu kinerja keuangan dalam perbankan dilakukan untuk menilai suatu keberhasilan yang diperoleh oleh suatu manajemen dalam mengelolah suatu badan usaha. Bank wajib mempertahan kepercayaan masyarakat dalam meningkatkan kinerjanya dalam aspek keuangan, penghimpunan, pemasaran, penyaluran dana dalam suatu periode tertentu karena jika masyarakat percaya akan kinerja yang dilakukan oleh perbankan maka bisa membuat masyarakat lebih menggunakan jasa-jasa dalam perbankan tersebut.

6. Rasio Keuangan Bank

Dalam bank jika ingin mengevaluasi kinerja dalam suatu bank maka harus melihat dan menganalisis rasio keuangan karena jika melihat rasio keuangan maka akan bisa mengetahui kinerja bank tersebut bekerja secara


(47)

efisien atau tidak. Menurut Kasmir (2008) Berikut rasio-rasio keuangan dalam perbankan:

a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditanggih artinya dapat membayar kembali pencairan dana para deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan. Semakin besar rasio ini maka semakin tinggi tingkat likuiditasnya. Jenis-jenis rasio likuiditas yaitu sebagai berikut: 1) Assets to Loan Ratio

Assets to Loan Ratio merupakan rasio untuk mengukur jumlah kredit yang disalurkan dengan harta yang dimiliki oleh bank. Dengan kata lain jika semakin tinggi tingkat rasio maka semakin rendah tingkat likuiditas bank. Rumus untuk mencari Assets to Loan Ratio sebagai berikut:

×100% (1) 2) Invesment Portofolio Ratio

Invesment Portofolio Ratio merupakan rasio untuk mengukur tingkat likuiditas dalam investasi pada surat-surat berharga. Untuk mengitung Invesment Portofolio Ratio dengan cara mengetahui securities yang waktunya kurang dari satu tahun terlebih dahulu yang digunakan untuk menjamin deposito nasabah jika ada.


(48)

3) Cash Ratio

Cash Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan harta likuid yang dimiliki bank tersebut. Rumus untuk mencari Cash Ratio sebagai berikut:

Cash Ratio (2)

4) Loan to Deposit Ratio

Loan to Deposit Ratio merupakan rasio untuk mengukur jumlah kredit yang diberikan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Besarnya LDR maksimum menurut peraturan pemerintah adalah 110%. Rumus untuk mencari Loan to Deposit Ratio sebagai berikut:

LDR = (3)

b. Rasio Solvabilitas (Rasio Permodalan)

Rasio Solvabilitas merupakan kemampuan suatu bank untuk mencari dana yang dibutuhkan untuk membiayai suatu kegiatan. Rasio ini merupakan alat ukur untuk melihat bank kekayaan yang dimiliki oleh suatu bank dengan melihat efisiensi manajemen bank tersebut. Jenis-jenis rasio solvabilitas adalah sebagai berikut:


(49)

1) Primary Ratio

Primary Ratio merupakan rasio untuk mengukur permodalan dalam suatu bank apakah bisa dikatakan memadai atau tidak serta sejauh mana penurunan yang terjadi pada total asset pada bank tersebut. Rumus untuk mengukur Primary Ratio sebagai berikut:

Primary Ratio =

(4)

2) Risk Asset Ratio

Risk Asset Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemungkinan apabila suatu bank mengalami penurunan jumlah asset resiko. Rumus untuk mengukur Risk Asset ratio seabagai berikut:

Risk Asset = (5) 3) Secondary Risk Ratio

Secondary Risk Ratio merupakan rasio untuk mengukur penurunan asset yang mempunyai risiko lebih tinggi. Rumus untuk mencari Secondary Risk Ratio sebagai berikut:

SRR = (6)

4) Capital Adequacy Ratio (CAR)

Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan risiko untuk mengukur permodalan dalam bank untuk menyedikan dana terhadap keperluan pengembangan suatu usaha serta melihat risiko kerugian yang dialami oleh suatu bank yang disebabkan oleh operasional bank


(50)

tersebut. Rumus untuk mencari Capital Adequacy Ratio (CAR) sebagai berikut:

CAR = (7)

c. Rasio Rentabilitas (Rasio Profitabilitas)

Rasio Rentabilitas sering disebut dengan rasio profitabilitas. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi suatu usaha serta profitabilitas yang dicapai oleh suatu bank. Jenis-jenis rasio Rentabilitas adalah sebagai berikut:

1) Gross Profit Margin

Rasio ini digunakan untuk mengukur laba dari kegiatan usaha murni oleh suatu bank setelah dikurangi oleh biaya-biaya. Rumus untuk mencari Gross Profit Margin sebagai berikut:

GPM = (8)

2) Net Profit Margin

Rasio ini digunakan untuk mengukur kegiatan suatu bank dalam menghasilkan net income dan kegiatan operasi pokoknya. Rumus untuk mengukur Net Profit Margin sebagai berikut:

NPM = (9)

3) Return Of Equity Capital (ROE)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelolah capital untuk menghasilkan net income.


(51)

Rumus untuk mencari Return Of Equity Capital (ROE) sebagai berikut:

ROE = (10)

4) Return On Assets (ROA)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan suatu manajemen lembaga keuangan dalam menghasilkan keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar ROA yang dihasilkan maka semakin besar keuntungan yang diperoleh oleh suatu bank tersebut. Rumus untuk mencari ROA sebagai berikut:

ROA = (11)

d. Rasio Kualitas Aktiva Produktif

Pengertian aktiva produktif dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 31/147/KEP/DIR Tanggal 12 November 1998 tentang Kualitas aktiva Produktif adalah penanaman dana baik dalam rupiah maupun dalam valuta asing baik dalam kredit, penempatan dana antar bank, penyertaan, surat berharga, komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening administratif. Kualitas aktiva produktif dinilai berdasarkan prospek usaha, kemampuan membayar dan kondisi keuangan dengan penekanan arus kas debitur oleh karena itu dengan melihat itu semua Kualitas Aktiva produktif ditetapkan menjadi lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet.


(52)

Non Performing Loan (NPL) merupakan perbandingan kredit dalam kualitas lancar, diragukan macet atas total kredit yang disalurkan.NPL digunakan dalam suatu perusahaan atau bank yang bergerak dibidang pembiayaan. Semakin tinggi NPL bank, maka akan menunjukan semakin buruk kualitas aktiva produktif yang akan berpengaruh terhadap pendapatan bank (Maryandi, 2014). Rumus untuk mencari NPL sebagai berikut:

NPL = ×100% (12) e. Rasio Efisiensi (Rasio Biaya Operasional)

Rasio Biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi operasional bank. Rumus Untuk mencari BOPO sebagai berikut:

BOPO = ×100% (13)

B. Penelitian Terdahulu

Dalam penilitian Arimbawa dan Putri (2012) tentang analisis penilaian kinerja keuangan dan non keuangan PT. BPR Dharmawarga Utama periode 2007-2011 menunjukan hasil bahwa PT. BPR Dharmawarga Utama dalam keadaan sehat ditinjau dari prespektif keuangan, pelanggan, bisnis internal dan pembelajaran pertumbuhan, selanjutnya dalam penelitian Azwa dan Afriani (2015) yang juga meneliti tentang analisis kinerja keuangan tetapi pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Muamalat Harkat Sukaraja periode 2013-2014 bahwa dari sisi likuiditas LDR pada tahun 2013 PT. BPRS


(53)

Muamalat Harkat Sukaraja tidak sehat dan pada tahun 2014 dalam bank tersebut Sehat, dari sisi solvabilitas, ROA dan BOPO dari tahun 2013-2014 dalam keadaan sehat.

Selanjutnya dalam penelitian Ottay dan Alexanders (2012) yang juga meneliti tentang analisis laporan keuangan untuk menilai kinerja keuangan pada PT.BPR Citra Dumoga Manado periode 2009-2011 memperoleh hasil bahwa kinerja keuangan BPR citra dumoga mengalami peningkatan dilihat dari nilai asset lancar, hutang lancar, total asset, jumlah kredit dan jumlah dana pihak ketiga mengalami peningkatan dari tahun 2009 sampai 2011. Sedangkan dalam penelitian Arini dan Sukesti (2013) yang juga membahas tentang Pengaruh Rasio-Rasio kinerja keuangan Bank Syariah periode 2010-2012 (studi kasus BPRS Artha Surya Barokah) tetapi dengan metode CAMEL, Hasil yang diproleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel CAMEL berpengaruh secara simultan terhadap kinerja keuangan bank. Semakin tinggi ATMR, dan KAP maka akan semakin tinggi kinerja keuangan BPR Syariah Artha Surya Barokah Semarang serta tidak terdapat pengaruh antara KPMM, CAR, PPAP, PM, ROA, BOPO, Cash Ratio dan LDR terhadap kinerja keuangan. Semakin tinggi KPMM, CAR, PPAP, PM, ROA, BOPO, Cash Ratio dan LDR maka akan semakin tinggi kinerja keuangan BPR Syariah Artha Surya Barokah Semarang.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2015) tentang pengaruh dana pihak ketiga, efisiensi operasional (BOPO) dan size of bank terhadap likuiditas cash ratio (studi BPRS di Yogyakarta yang terdaftar di BI


(54)

periode 2012-2014) dengan hasil menunjukan secara simultan DPK tidak berpengaruh terhadap Likuiditas Cash Ratio, sedangkan variabel BOPO dan Size Of Bank berpengaruh terhadap Likuiditas Cash Ratio sedangkan dalam penelitian Arifuddin (2012) tentang analisis pengaruh CAR,LDR,BOPO, dan NPL terhadap ROA pada BPR dan disini juga dia membahas tentang Perbandingan ROA pada BPR BPR Wilayah Iramasuka dengan Wilayah Sulawesi Selatan pada Periode 2008-2010 Hasil dari penilitian ini menunjukan variabel NPL dan LDR berpengaruh signifikan dan positif terhadap ROA sementara CAR berpengaruh tidak signifikan dan negatif terhadap ROA serta BOPO berpengaruh signifikan dan negatif terhadap ROA. Dilihat dari sisi perbandingan peneliti menggunakan rata-rata keseluruhan ROA pada BPR untuk melihat perbandingan kinerja antar BPR, dari hasilnya tidak ada perbedaan antara ROA pada BPR Sulawesi Selatan dan ROA pada BPR skala Nasional, sedangkan antara ROA pada BPR Sulawesi selatan dengan ROA pada BPR wilayah Sulawesi ada perbedaan.

Selanjutnya adalah penelitian Jadmiko (2013) tentang analisis perbandingan resiko keuangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) persero terbatas dan BPR Koperasi periode 2010-2012 hasil yang diperoleh yaitu perbandingan tingkat risiko keuangan pada BPR persero terbatas PT dan BPR Koperasi “KOP” relatif lebih tinggi dibandingkan tingkat resiko keuangan BPR Persero Terbatas “PT” selanjutnya dalam perbandingan kinerja keuangan juga diteliti oleh Iswandari dan Anan (2015) tentang kinerja BPR dan BPRS: studi kasus di DIY periode 2012-2014 Hasil dari penelitian ini menunjukan


(55)

bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan jika dilihat dari LDR/FDR antara BPR dan BPRS serta terdapat perbedaan yang signifikan jika dilihat dari ROA, ROE, dan NPL/NPF antara BPR dan BPRS.

Selanjutnya penelitian tentang perbandingan kinerja keuangan juga diteliti oleh Wijaya (2015) tetapi disini wijaya meneliti perbandingan antara kinerja keuangan Bank Konvensional dengan Bank Syariah yang berjudul tentang analisis perbandingan kinerja keuangan Bank Konvensional dengan Bank syariah yang terdaftar di Bank Indonesia dengan hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu CAR dan QR menunjukan adanya perbedaan perbedaan yang signifikan antara bank konvensional dengan bank syariah sedangkan ROA dan BOPO menunjukan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara bank konvensional dan bank syariah. Sedangkan dalam penelitian Rahman (2012) yang juga meniliti tentang analisis perbandingan kinerja keuangan Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional periode 2001-2010 dengan hasil dari penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan secara signifikan antara bank syariah dan bank konvensional dilihat dari CAR dan NPL serta terdapat perbedaan kinerja secara signifikan antara bank syariah dengan bank konvensional dilihat dari ROA, NIM, dan LDR.

Selanjutnya adalah penelitian Tahalliman (2015) yang juga membahas tentang perbandingan kinerja keuangan yang disini dia hanya membandingan antara Bank Syariah dengan Bank syariah yang berjudul analisis perbandingan kinerja keuangan antara Bank Muamalat dengan Bank Syariah Mandiri tahun 2005-2014 dengan hasil yang diperoleh yaitu terdapat perbedaan yang


(56)

signifikan untuk NIM, sedangkan untuk CAR,NPA,ROA,ROE,BOPO dan LDR tidak memiliki perbedaan yang signifikan antara bank muamalat dan bank mandiri syariah.


(57)

Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Kesimpulan

1 Maikel CH. Ottay dan Stanly W. Alexanders (2012)

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan pada PT.BPR Citra Dumoga Manado Periode 2009-2011

Variabel yang diggunakan yaitu variable rasio likuiditas dan rasio rentabilitas dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan data yang digunakakan adalah data primer dan data sekunder. Dengan hasil dari penelitian diperoleh bahwa kinerja keuangan BPR citra dumoga mengalami peningkatan dilihat dari nilai asset lancar, hutang lancar, total asset, jumlah kredit dan jumlah dana pihak ketiga mengalami peningkatan dari tahun 2009 sampai 2011. Untuk rasio rentabilitas perlu adnya kebijakan-kebijakan internal agar bank mampu dalam menggunakan pinjaman dan membiayai kegiatan usahanya, juga kemampuan bank dalam meningkatkan keuntungan usaha.

2 Mohamad Fauzi Rahman (2012)

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dan Perbankan Konvensional periode 2001-2010

Menggunakan variabel rasio CAR, rasio ROA, rasio NIM, rasio LDR dan rasio NPL. Metode yang digunakan adalah metode Independent Sample T-Test dengan data sekunder. Hasil yang diperoleh adalah terdapat perbedaan secara signifikan antara bank syariah dan bank konvensional dilihat dari CAR,ROA, NIM,LDR dan tidak terdapat perbedaan kinerja secara signifikan dilihat dari NPL. Apabila dilihat secara keseluruhan kinerja perbankan konvensional lebih baik dibandingkan dengan kinerja


(58)

perbankan syariah. 3 I Made Wisnama

Arimbawa dan I G.A.M Asri Dwija Putri (2012)

Analisis Penilaian Kinerja Keuangan dan Non Keuangan PT. BPR Dharmawarga Utama periode 2007-20011

Variabel yang digunakan adalah variabel kinerja keuangan (diukur dengan rasio likuiditas, rasio rentabilitas, rasio solvabilitas), kinerja prespektif pelanggan (dinilai dengan retensi pelanggan dan indeks kepuasan pelanggan), kinerja prespektif proses bisnis internal (diukur dengan waktu realisasi kredit dan waktu realisasi dana) dan kinerja prespektif pembelajaran dan pertumbuhan (dinilai dengan tingkat produktivitas karyawan, tingkat retensi karyawan dan indeks kepuasan karyawan) dengan metode sampling acak berstrata proporsional serta data yang digunakan adalah data primer. hasil dari penelitian ini diperoleh bahwa kinerja keuangan PT. BPR Dharmawarga Utama menunjukan keadaan sehat ditinjau dari prespektif keuangan, pelanggan, bisnis internal dan pembelajaran pertumbuhan. 4 Nolita Dwi Arini

dan Fatmasari Sukesti (2013)

Pengaruh Rasio-Rasio Kinerja Keuangan Bank Syariah Periode 2010-2012 (Studi kasus BPRS Artha Surya Barokah)

Dalam penelitian ini menggunakan variabel CAMEL dengan Metode analisis regresi berganda dan menggunakan data sekunder. Dari hasil diperoleh variabel CAMEL berpengaruh secara simultan terhadap kinerja keuangan bank, pengaruh antara ATMR, dan KAP, terhadap kinerja keuangan serta tidak terdapat pengaruh antara KPMM, CAR, PPAP, PM, ROA, BOPO, Cash Ratio dan LDR terhadap kinerja keuangan. kinerja keuangan BPR Syariah Artha Surya Barokah Semarang.

5 Asyriah Arifuddin (2012)

Analisis Pengaruh LDR, CAR, NPL dan BOPO Terhadap ROA pada BPR serta Perbandingan ROA pada BPR Wilayah Sulawesi Selatan dengan ROA pada BPR Wilayah Iramasuka

Variabel yang digunakan dalam Penelitian ini yaitu CAR,BOPO,NPL,NIM, LDR variabel terikat ROA untuk melihat pengaruh secara bersamaan dan membandingkan dengan menggunakan variabel ROA untuk masing-masing BPR. Metode yang digunakan adalah metode regresi berganda untuk menghitung variabel bebas dengan variabel terikat dan uji t


(59)

(periode 2008-2010) statistic independent-sample t-test dengan data sekunder. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa variabel NPL dan LDR berpengaruh signifikan dan positif terhadap ROA sementara CAR berpengaruh tidak signifikan tetapi berpengaruh positif terhadap ROA serta BOPO berpengaruh signifikan tetapi berpengaruh negatif terhadap ROA. Dalam penelitian perbandingan peneliti menggunakan metode Independent-sample t-test, untuk memperoleh hasilnya peneliti menggunakan rata-rata keseluruhan ROA pada BPR untuk melihat perbandingan kinerja antar BPR, hasil yang diperoleh menunjuka tidak ada perbedaan signifikan ROA pada BPR Sulawesi Selatan dan ROA pada BPR skala Nasional sedangkan antara ROA pada BPR Sulawesi selatan dengan ROA pada BPR wilayah Sulawesi ada perbedaan.

6 Andreas Miknyo Jadmiko (2013)

Analisis Perbandingan Resiko Keuangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Persero Terbatas dan BPR Koperasi periode 2010-2012

variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah pos-pos yang terdapat dalam neraca yaitu kas, giro, kredit yang diberikan, aktiva tetap, dan aktiva lain, kewajiban segera, tabungan, deposito, pinjaman, dan ekuitas serta pos-pos dalam laporan laba/rugi yang terdiri dari pendapatan bunga, beban bunga, pendapatan operasi lainnya, pendapatan non operasi, beban non operasi, pajak dan laba bersih. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis diskriminasi keuangan (Z-score) dan hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu perbandingan tingkat risiko keuangan pada BPR persero terbatas PT dan BPR Koperasi “KOP” relatif lebih tinggi dibandingkan tingkat resiko keuangan BPR Persero Terbatas “PT”.


(60)

7 Indah Surya dewi (2015)

Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Efisiensi Operasional (BOPO) dan Size Of Bank terhada Likuiditas Cash Ratio (Studi BPRS di Yogyakarta yang Terdaftar di BI periode 2012-2014)

Penelitian ini menggunakan variabel dependen likuiditas cash ratio sedangkan variabel bebasnya DPK, BOPO dan Size Of Bank. Dengan menggunakan metode regresi berganda dan menggunakan data sekunder. Hasil penelitian ini diproleh secara simultan DPK tidak berpengaruh terhadap Likuiditas Cash Ratio, sedangkan variabel BOPO dan Size Of Bank berpengaruh terhadap Likuiditas Cash Ratio.

8 Tahalliman (2015) Analisis Perbandinga Kinerja Keuangan Antara Bank Muamalat dengan Bank Syariah Mandiri tahun 2015-2014

Dalam penelitian ini menggunakan variabel CAR,NPA,ROA,ROE,NIM,BOPO, dan LDR. Metode yang digunakan adalah metode Independent Sample Test dengan menggunakan data sekunder. hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan untuk NIM, sedangkan untuk CAR,NPA,ROA,ROE,BOPO dan LDR tidak memiliki perbedaan yang signifikan antara bank muamalat dan bank mandiri syariah.

9 Mona Iswandari dan Edy Anan (2015)

Kinerja BPR dan BPRS: Studi Kasus di DIY periode 2012-2014

Penelitian ini menggunakan variabel LDR, ROA, ROE, NPL/NPF dengan metode Independent Sample T-Test dengan data sekunder. Hasil dari penelitian ini diproleh bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan jika dilihat dari LDR/FDR antara BPR dan BPRS, terdapat perbedaan yang signifikan jika dilihat dari ROA, ROE, NPL/NPF antara antara BPR dan BPRS. 10 Arfan Wijaya

(2015)

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Konvensional Dengan Bank Syariah yang Terdaftar di Bank Indonesia

Dengan menggunakan variabel CAR, NPL, ROA,QR, dan BOPO. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Independent Sample T-test dengan menggunakan data sekunder. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu CAR dan QR menunjukan adanya perbedaan perbedaan yang signifikan antara bank konvensional dengan bank syariah sedangkan ROA dan


(61)

BOPO menunjukan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara bank konvensional dan bank syariah.

11 Supratul Azwa dan Sulisti Afriani (2015)

Analisis Kinerja Keuangan Pada PT. bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Muamalat Harkat Sukaraja periode 2013 2014

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel rasio likuiditas (LDR), rasio Solvabilitas (CAR), rasio rentabilitas (ROA) dan BOPO. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan data sekunder. Hasil penelitian ini dari sisi likuiditas LDR pada tahun 2013 PT. BPRS Muamalat Harkat Sukaraja tidak sehat dan pada tahun 2014 dalam bank tersebut Sehat, dari sisi solvabilitas, rentabilitas dan BOPO dari 2013-2014 sehat.


(62)

C. Kerangka Pemikiran

Penilitian ini akan membandingkan kinerja keuangan antara BPR dan BPRS, sebagaimana digambarkan dengan kerangka pemikiran berikut ini:

BPR

BPR Konvensional

BPR Syari’ah

Kinerja Keuangan: Solvabilitas (CAR) Profitabilitas (ROA) Kualitas Aktiva Produktif

(NPL) Likuiditas (LDR) Biaya/Efisiensi (BOPO)

Kinerja Keuangan: Solvabilitas (CAR) Profitabilitas (ROA) Kualitas Aktiva Produktif

(NPL) Likuiditas (LDR) Biaya/Efisiensi (BOPO)

Apakah ada perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan antara BPR dan BPRS dilihat dari aspek solvabilitas (CAR), profitabilitas (ROA), kualitas aktiva produktif (NPL/NPF), likuiditas


(63)

D. Hipotesis

Dalam penelitian Iswandari dan Anan (2015) tentang perbandingan kinerja BPR dan BPRS menyebutkan bahwa terdapat berbedaan dari rasio ROA dan NPL/NPF antara BPR dan BPRS dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari rasio LDR antara BPR dan BPRS selanjutnya dalam penelitian kusafarinda (2003) tentang analisis kinerja keuangan dan penyaluran kredit BPR dan BPRS mengatakan bahwa ada perbedaan dari rasio CAR antara BPR dan BPRS sedangkan dalam penelitian Arfan wijaya (2015) tentang analisis kinerja keuangan bank konvensional dan bank syariah menyebutkan bahwa rasio BOPO tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara bank konvensional dengan bank syariah. Berdasarkan penelitian terdahulu diatas maka rumusan hipotesis peneliti dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Tidak terdapat perbedaan signifikan antara kinerja keuangan BPR dan

BPRS, jika dilihat dari rasio likuiditas (LDR/FDR).

2. Terdapat perbedaan signifikan antara kinerja keuangan BPR dan BPRS, jika dilihat dari rasio rentabilitas (ROA).

3. Terdapat perbedaan signifikan antara kinerja keuangan BPR dan BPRS, jika dilihat dari rasio kualitas aktiva produktif (NPL/NPF).

4. Tidak terdapat perbedaan signifikan antara kinerja keuangan BPR dan BPRS, jika dilihat dari rasio efisiensi (BOPO).

5. Terdapat perbedaan signifikan antara kinerja keuangan BPR dan BPRS, jika dilihat dari rasio permodalan (CAR).


(64)

42

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian

Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia dari Januari 2014-Desember 2015.

2. Subyek Penelitian

Penelitian ini menggunakan variabel kinerja keuangan yang berbentuk rasio yaitu rasio permodalan (solvabilitas) yang diwakili oleh CAR, rasio rentabilitas (profitabilitas) yang diwakili oleh ROA, rasio kualitas aktiva produktif yang diwakili oleh NPL/NPF, rasio likuiditas yang diwakili oleh LDR/FDR, rasio biaya/efisiensi yang diwakili oleh BOPO.

B. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan peneliti adalah data sekunder. Data sekunder yaitu data yang didapatkan dari sumber-sumber yang telah ada dengan maksud tertentu dan mempunyai klasifikasi. dalam pengumpulannya data sekunder bisa diperoleh dari studi literatur yang dilakukan terhadap banyak buku, catatan-catatan, internet, dokumen-dokumen resmi berbagai instansi pemerintah dan sebagainya yang ada hubungannya dengan penelitian (Soeratno dan Arsyad, 1993). Dari data sekunder tersebut data yang digunakan adalah data time series dalam bentuk data perbulan dari


(65)

Januari 2014 sampai Desember 2015 yang diperoleh dari Statistik Perbankan Indonesia Dan Statistik Perbankan Syariah Januari 2014 sampai Desember 2015 (Bank Indonesia).

C. Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode yang sesuai dengan data yang diperlukan. Metode tersebut adalah sebagai berikut:

1. Studi pustaka

Studi pustaka merupakan segala usaha yang dilakukan peneliti untuk memperoleh teori atau informasi yang bersangkutan dengan penelitian yang ingin diteliti oleh peneliti dengan cara mencari melalui buku-buku, literatur, tulisan dan yang lainnya yang berhubungan dengan kinerja keuangan dan sejarah perkembangan BPR dan BPRS (Djiwandono, 2015)

2. Studi dokumentasi

Penelitian dengan menggunakan studi dokumentasi yaitu mengumpulkan data secara tidak langsung yang berkaitan dengan subjek penelitian dalam rangka untuk memperoleh objek yang ingin diteliti dengan cara mencari dan mengumpulkan data-data melalui catatan, buku, surat kabar, majalah, internet dan sebagainya yang ada sangkut pautnya dengan penelitian si peneliti (Abdullah & Sutanto, 2015).


(66)

D. Definisi Operasional Variabel Penelitan

Definisi-definisi variabel operasional yang digunakan dipaparkan ditabel 3.1. sebagai berikut:

Tabel 3.1.

Variabel Operasional Penelitian

Variabel Kosep Indikator (X 100%)

Rasio permodalan

CAR adalah risiko untuk mengukur permodalan dalam bank untuk menyediakan dana terhadap keperluan pengembangan suatu usaha serta melihat resiko kerugian yang dialami oleh suatu bank yang disebabkan oleh operasional tersebut.

Rasio rentabilitas

ROA merupakan untuk mengukur kemampuan suatu manajemen lembaga

keuangan dalam

menghasilkan keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar ROA yang dihasilkan maka semakin besar keuntungan yang diperoleh oleh suatu bank tersebut. Rasio

kualitas aktiva produktif

NPL/NPF merupakan perbandingan kredit dalam kualitas lancar, diragukan macet atas total kredit yang disalurkan

Rasio likuiditas

LDR/FDR merupakan rasio untuk mengukur jumlah kredit yang diberikan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan

Rasio biaya/efisie nsi

BOPO merupakan

perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional.


(67)

E. Alat Ukur Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan aplikasi microsoft excel 2010 digunakan untuk mengimput data dan pembuatan tabel serta SPSS 16 yang digunakan untuk mengelola data berupa uji normalitas dan uji beda dengan data statistik yang telah didapatkan oleh peneliti dengan mengumpulkan data dari studi pustaka dan studi dokumentasi yang berupa data sekunder.

F. Uji data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji normalitas untuk melihat suatu variabel data apakah berdistribusi normal atau tidak . sedangkan untuk menguji kenormalan data pada penelitian ini peneliti menggunakan uji normalitas data Kolmogorov Smirnov Test. Dalam uji normalitas dengan menggunakan pendekatan Kolmogorof Smirnov Test, apabila hasil output menunjukan probabilitas >0,05 maka data ini dapat digunakan untuk penelitian berdistribusi normal. Artinya jika data berdistribusi normal maka bisa menggunakan independent sampel T-test dalam uji beda (Santoso, 2010). G. Alat Analisis

Dalam menganalisis data penelitian, peneliti menggunakan alat analisis Independent Sample T-test (Uji Beda). Independent sampel T-test digunakan untuk menguji hipotesis tentang dua populasi atau lebih yang masing-masing kelompok sampelnya bersifat independent yang artinya kedua populasi tidak terikat dan tidak berhubungan satu sama lain, data yang diperlukan untuk alat uji independent sampel t- Test ini adalah data interval dan data numerik (Gani


(68)

& Amalia, 2015) . Dalam pengujian independen sample T-test harus menggunakan langkah-langkah hipotesis sebagai berikut:

Ho : Tidak ada perbedaan antara kinerja keuangan BPR dan BPRS Ha : Ada perbedaan antara kinerja keuangan BPR dan BPRS Dengan kriteria penolakan hipotesis adalah :

1. Apabila nilai sig (2-tailed) >0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. 2. Apabila nilai sig (2-tailed) <0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Menurut sugiono (1999) Untuk menguji uji t dengan varian yang sama menggunakan rumus pooled varians sebagai berikut:

(1)

Sedangkan untuk menguji uji t dengan varian yang berbeda menggunakan rumus Separated Varians sebagai berikut :

(2)

Keterangan :

n1 : Jumlah sampel ke-1 n2 : Jumlah sampel ke-2

1 : Rata-rata sampel ke-1 2 : Rata-rata sampel ke-2

: Varian sampel ke-1 : Varian sampel ke-2


(69)

47 1. Analisis Deskriptif

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan antara kinerja keuangan BPR dan BPRS yang melaporkan keuangannya ke Bank Indonesia dari Januari 2014 sampai Desember 2015. Dalam membandingkan kinerja keuangan BPR dan BPRS penelitian ini menggunakan variabel kinerja keuangan yang berbentuk rasio yaitu rasio permodalan (solvabilitas) yang diwakili oleh CAR, rasio rentabilitas (profitabilitas) yang diwakili oleh ROA, rasio kualitas aktiva produktif yang diwakili oleh NPL/NPF, rasio likuiditas yang diwakili oleh LDR/FDR, rasio biaya/efisiensi yang diwakili oleh BOPO. Statistik deskriptif rasio-rasio keuangan dapat dilihat ditabel 4.1. sebagai berikut :

Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

Variabel N Mean Std. deviaton Min Max

CAR (BPR) CAR (BPRS) 24 24 28.8079 22.3929 1.12974 1.11224 27.87 20.71 31.81 24.67 ROA (BPR) ROA (BPRS) 24 24 3.0817 2.3588 .40867 .22020 2.69 2.07 4.57 2.81 NPL (BPR) NPL (BPRS) 24 24 5.4433 8.8796 .40422 .79368 4.76 7.71 6.13 10.36 LDR (BPR) LDR (BPRS) 24 24 81.7779 127.8367 2.27874 4.39923 76.70 120.06 85.82 135.68 BOPO (BPR) BOPO (BPRS) 24 24 81.2371 88.5046 1.09693 .83907 79.64 86.72 82.90 89.77


(70)

a. Analisis Deskriptif Rasio CAR

Rata-rata keseluruhan rasio CAR pada BPR yaitu sebesar 28.8079% sedangkan rasio CAR pada BPRS sebesar 22.3929%. Standar minimum dari Bank Indonesia untuk rasio CAR adalah 8%, jadi rata-rata keseluruhan CAR pada BPR maupun BPRS masing-masing memiliki hasil rata-rata lebih dari 8% dengan CAR pada BPR lebih besar daripada CAR pada BPRS. Hal ini menunjukan bahwa kecukupan modal yang dimiliki oleh BPR dalam menanggung resiko kerugian lebih baik daripada BPRS. b. Deskriptif Rasio ROA

Rata-rata keseluruhan rasio ROA pada BPR yaitu sebesar 3.0817% sedangkan rasio ROA pada BPRS sebesar 2.3588%. Standar terbaik dari Bank Indonesia untuk rasio ROA adalah lebih dari 2%, jadi rata-rata keseluruhan ROA pada BPR maupun BPRS masing-masing memiliki hasil rata-rata lebih dari 2% dengan ROA pada BPR lebih besar daripada ROA pada BPRS. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan BPR dalam memperoleh keuntungan lebih baik dibandingkan BPRS.

c. Analisis Deskriptif Rasio NPL

Rata-rata keseluruhan rasio NPL pada BPR yaitu sebesar 5.4433% sedangkan rasio NPL pada BPRS sebesar 8.8796%. Standar terbaik NPL menurut peraturan Bank Indonesia adalah maksimum 5% jadi rata-rata keseluruhan NPL pada BPR dan BPRS lebih besar dari 5% atau bisa dikatakan kedua bank tersebut mengalami kredit macet dengan NPL pada BPR lebih kecil kredit macetnya daripada NPL pada BPRS.


(71)

d. Analisis Deskriptif Rasio LDR

Rata-rata keseluruhan rasio LDR pada BPRS yaitu sebesar 127.8367% sedangkan rasio LDR pada BPR sebesar 81.779% Standar terbaik LDR menurut peraturan Bank Indonesia adalah 80% - 110% dengan LDR pada BPRS dalam keadaan tidak sehat karena memiliki rata-rata keseluruhan lebih dari 110% sedangkan LDR pada BPR dalam keadaan sehat karena memiliki rata-rata keseluruhan diantara 80%-110%. hal ini menunjukan bahwa kemampuan BPRS dalam memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi atau tingkat likuiditasnya lebih besar dibandingkan BPR. Tapi disisi lain menunjukan bahwa BPR memiliki risiko yang lebih kecil dalam mengalami kredit atau pembiayaan bermasalah daripada BPRS karena semakin tinggi nilai rasio LDR maka akan semakin rendah kemampuan likuiditas bank.

e. Analisis Deskriptif Rasio BOPO

Rata-rata keseluruhan rasio BOPO pada BPRS yaitu sebesar

88.5046% sedangkan rasio BOPO pada BPR sebesar 81.2371%. Standar terbaik BOPO menurut peraturan Bank Indonesia adalah kurang dari 92% jadi rata-rata keseluruhan BOPO pada BPR dan BPRS kurang dari 92% dengan BOPO pada BPR lebih baik daripada BOPO pada BPRS hal ini menunjukan bahwa tingkat efiesien biaya operasional lebih baik BPR dibandingkan BPRS karena semakin kecil keseluruhan rata-rata rasio BOPO maka semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan oleh bank tersebut.


(72)

2. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui data variabel yang ingin peneliti uji berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji kenormalan data peneliti menggunakan uji normalitas Kolmogrov Smirnov Test yang apabila hasil output >0,05 maka data dapat dikatakan normal begitu juga sebaliknya apabila data <0,05 maka data dikatakan tidak normal. Uji normalitas Kolmogrov Smirnov Test rasio-rasio keuangan BPR dan BPRS dapat dilihat ditabel 4.2. dan 4.3. sebagai berikut :

Sumber: Data diolah Spss 16

Berdasarkan tabel 4.2. diatas, menunjukan bahwa hasil K-S dari masing-masing rasio BPR > 0,05. Nilai CAR sebesar 0.177 persen, ROA sebesar 0.500 persen, NPL sebesar 0.828 persen, LDR sebesar 0.998 persen, dan BOPO sebesar 0.554 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa semua data berdistribusi normal.

Tabel 4.2. Uji Normalitas BPR

CAR_BPR ROA_BPR NPL_BPR LDR_BPR

BOPO_B PR

N 24 24 24 24 24

Normal Parametersa

Mean 28.8079 3.0817 5.4433 81.7779 81.2371 Std.

Deviati on

1.12974 .40867 .40422 2.27874 1.09693 Most Extreme

Differences

Absolut

e .225 .169 .128 .080 .162

Positive .225 .155 .126 .080 .162

Negativ

e -.203 -.169 -.128 -.078 -.145

Kolmogorov-Smirnov Z 1.101 .828 .626 .391 .794 Asymp. Sig. (2-tailed) .177 .500 .828 .998 .554


(73)

Table 4.3. Uji Normalitas BPRS

CAR_BPR S ROA_BP RS NPL_BPR S LDR_BPR S BOPO_BPR S

N 24 24 24 24 24

Normal Parameters

a

Mean 22.3929 2.3587 8.8796 127.8367 88.5046 Std.

Deviation 1.11224 .22020 .79368 4.39923 .83907 Most

Extreme Difference s

Absolute .118 .213 .127 .105 .147

Positive .118 .213 .127 .081 .089

Negative -.091 -.130 -.096 -.105 -.147

Kolmogorov-Smirnov

Z .576 1.042 .621 .515 .720

Asymp. Sig. (2-tailed) .894 .228 .835 .953 .678

Sumber: Data diolah Spss 16

Berdasarkan tabel 4.3. diatas menunjukan bahwa hasil dari K-S semua rasio BPRS >0,05. Nilai CAR sebesar 0.894 persen, ROA sebesar 0.2288 persen, NPL sebesar 0,835 persen, LDR sebesar 0.953 persen dan BOPO sebesar 0.678 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa semua data berdistribusi normal.

3. Uji Independent Sample t-Test

Uji beda t-test digunakan untuk melihat perbandingkan antara dua sampel yang tidak berhubungan yang memiliki nilai rata-rata yang berbeda. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan yang berbentuk rasio yaitu rasio permodalan yang diwakili oleh CAR, rasio rentabilitas yang diwakili oleh ROA, rasio kualitas aktiva produktif yang diwakili oleh NPL, rasio likuiditas yang diwakili oleh LDR, rasio biaya/efisiensi yang diwakili oleh BOPO dari BPR dan BPRS. Uji


(1)

Lampiran 6

Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Test BPRS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

CAR_BPRS

ROA_BP

RS

NPL_BPR

S

LDR_BPR

S

BOPO_BPRS

N

24

24

24

24

24

Normal

Parameters

a

Mean

22.3929

2.3587

8.8796 127.8367

88.5046

Std. Deviation

1.11224

.22020

.79368

4.39923

.83907

Most Extreme

Differences

Absolute

.118

.213

.127

.105

.147

Positive

.118

.213

.127

.081

.089

Negative

-.091

-.130

-.096

-.105

-.147

Kolmogorov-Smirnov Z

.576

1.042

.621

.515

.720

Asymp. Sig. (2-tailed)

.894

.228

.835

.953

.678


(2)

Lampiran 7

Hasil Group Statistik Uji Independent Sample t-Test

Group Statistics

RASI

O

N

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

CAR

BPR

24 28.8079

1.12974

.23061

BPRS

24 22.3929

1.11224

.22703

ROA

BPR

24

3.0817

.40867

.08342

BPRS

24

2.3587

.22020

.04495

NPL

BPR

24

5.4433

.40422

.08251

BPRS

24

8.8796

.79368

.16201

LDR

BPR

24 81.7779

2.27874

.46515

BPRS

24 127.8367

4.39923

.89799

BOPO BPR

24 81.2371

1.09693

.22391


(3)

(4)

(5)

Lampiran 8

Hasil Independent Sample t-Test

Independent Samples Test Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

CAR Equal variances assumed .012 .915 19.823 46 .000 6.41500 .32361 5.76360 7.06640

Equal variances not

assumed 19.823 45.989 .000 6.41500 .32361 5.76360 7.06640

ROA Equal variances assumed 2.941 .093 7.629 46 .000 .72292 .09476 .53218 .91366

Equal variances not

assumed 7.629 35.317 .000 .72292 .09476 .53061 .91523

NPL Equal variances assumed 11.622 .001 -18.900 46 .000 -3.43625 .18181 -3.80222 -3.07028

Equal variances not

assumed -18.900 34.180 .000 -3.43625 .18181 -3.80566 -3.06684

LDR Equal variances assumed 11.165 .002 -45.544 46 .000 -46.05875 1.01131 -48.09441 -44.02309

Equal variances not

assumed -45.544 34.513 .000 -46.05875 1.01131 -48.11285 -44.00465

BOPO Equal variances assumed 5.702 .021 -25.780 46 .000 -7.26750 .28191 -7.83495 -6.70005

Equal variances not


(6)