LKP : Rancang Bangun Aplikasi Node – B Telkomsel Wilayah Surabaya Pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Divisi Regional V Jawa Timur.

(1)

RANCANG BANGUN APLIKASI NODE

B

TELKOMSEL WILAYAH SURABAYA PADA PT.

TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK. DIVISI

REGIONAL V JAWA TIMUR

KERJA PRAKTEK

Program Studi S1 Sistem Informasi

Oleh:

CARAKA PRASETYA UTAMA 11.41010.0212

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2014


(2)

iv DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Tujuan ... 3

1.5 Kontribusi ... 3

1.6 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 6


(3)

v

2.2 Visi dan Misi PT. Telekomunikasi Indonesia

2.3 Divisi di PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk ... 11

2.4 Strategi Manajemen PT. Telkom Divre V Jawa Timur ... 11

2.4.1 Struktur Perusahaan PT. Telkom Divre V Jawa Timur ... 13

2.5 Struktur Perusahaan Bidang Infrastructure Integration ... 14

BAB III LANDASAN TEORI ... 15

3.1 Jaringan komputer ... 15

3.2 Node – B ... 15

3.3 Monitoring ... 16

3.4 Sistem ... 17

3.5 Informasi ... 18

3.6 Sistem Informasi ... 18

3.7 Analisa dan Perancangan Sistem Informasi ... 20

3.8 Interaksi Manusia dan Komputer ... 22


(4)

vi

3.10 Data Flow Diagram (DFD) (Jogiyanto (1990:263))Error! Bookmark not defined.

3.10.1 Simbol Simbol yang digunakan dalam DFD ... 24

3.10.2 Context Diagram ... 26

3.10.3 Data Flow Diagram Level 0 ... 26

3.10.4 Data Flow Diagram Level 1 ... 26

3.10.5 Entity Relational Diagram ... 26

3.10.6 Konsep Dasar Basis Data ... 27

3.10.7 Sistem Basis Data ... 27

3.10.8 Database Management System ... 29

3.11 Perangkat Lunak Pendukung ... 30

3.11.1 PHP (Personal Home Page) ... 30

3.11.2 MySql ... 32

3.11.3 Xampp ... 33

BAB IV SISTEM DAN IMPLEMENTASI ... 34

4.1 Analisis Sistem ... 34

4.2 Perancangan Sistem ... 34


(5)

vii

4.2.4 Desain Interface

4.3 Implementasi Sistem ... 43

4.3.1 Kebutuhan Sistem ... 44

4.3.2 Hasil Interface ... 45

BAB V PENUTUP ... 55

5.1 Kesimpulan ... 55

5.2 Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56


(6)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM) merupakan perusahaan penyelenggara bisnis T.I.M.E (Telecommunication, Information, Media and Edutainment) yang terbesar di Ind onesia. Manajemen dan pengelolaan pada perusahaan ini telah dilakukan secara terkomputerisasi, namun masih ada kendala yang sering terjadi saat adanya laporan mengenai keadaan infrastruktur di lapangan yang mengalami masalah.

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM) sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia tentunya membutuhkan pegelolaan terhadap infrasturktur yang sangat bagus, karena itu diperlukan proses monitoring terhadap kondisi infrastruktur yang dalam hal ini adalah node-b telkomsel. Node-b telkomsel merupakan infrasturktur penting yang menunjang proses bisnis PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM) selama ini, dan dalam proses monitoringnya masih dilakukan secara manual dan baru ditindak lanjuti jika ada laporan mengenai infrastruktur tersebut.


(7)

Dalam penangan masalah ketika ada laporan mengenai kejadian di salah satu infrastuktur di suatu daerah juga mengalami kesulitan, karena kurang terstrukturnya

informasi yang dismpan oleh pihak PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM), sehingga sering kali dalam proses untuk menanganinya terjadi kendala dalam waktu karena harus mencari RNC(Radio Network Controller) dari node-b yang mengalami masalah.

Diharapkan dengan adanya aplikasi node-b telkomsel ini bisa meminimalkan waktu dalam pencarian RNC dari sebuah node-b, dan dapat memberikan gambaran kondisi infrastruktur secara periodik yang diharapkan dapat membantu manajer di PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM) dalam mengelola masalah yang terjadi pada infrastruktur(node-b) dengan akurat dan cepat.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam Kerja Praktek ini yaitu “Bagaimana membuat aplikasi node-b Telkomsel untuk wilayah Surabaya?”.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam pembuatan Rancang Bangun Aplikasi Node – B Telkomsel Wilayah Surabaya ini adalah sebagai berikut:


(8)

3

a. Sistem ini hanya memberikan informasi mengenai node-b telkomsel di wilayah Surabaya.

b. Aplikasi yang dibangun ini untuk manajer di PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM).

1.4 Tujuan

Tujuan dari pembuatan Rancang Bangun Aplikasi Node – B Telkomsel wilayah Surabaya adalah menghasilkan sebuah aplikasi berbasis web yang dapat membantu manajer dalam monitoring kondisi node-b Telkomsel pada wilayah Surabaya.

1.5 Kontribusi

Penggunaan aplikasi ini diharapkan dapat memberi manfaat pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM), antara lain:

a. Aplikasi yang dapat membantu dalam meminimalisi waktu dalam penyelesaian masalah infrastruktur node-b telkomsel.

b. Aplikasi yang dapat membantu manajer dalam memutuskan tindakan selanjutnya terhadap masalah infrastuktur node-b telkomsel.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan kerja praktek ini dibuat dengan susunan sebagai berikut:


(9)

BAB I Pendahuluan

Pada bab ini dikemukakan hal-hal yang menjadi latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan yang ingin dicapai, kontribusi serta sistematika penulisan laporan kerja praktek ini.

BAB II Gambaran Umum Perusahaan

Pada bab ini membahas tentang profil perusahaan, sejarah perusahaan, struktur organisasi, visi dan misi perusahaan dan peta lokasi perusahaan.

BAB III Landasan Teori

Pada bab ini dibahas teori yang berhubungan dengan pembuatan Rancang Bangun Aplikasi Node – B Telkomsel Wilayah Surabaya yaitu teori tentang Konsep Dasar Sistem Informasi, Konsep Dasar Basis Data, Interaksi manusia dan komputer, PHP, Teknologi Jaringan.

BAB IV Sistem dan Implementasi

Berisi uraian tugas – tugas yang dikerjakan pada saat kerja praktek, yaitu dari analisa sistem, pembahasan sistem berupa System Flow,

Data Flow Diagram, Entity Relationship Diagram. Selain itu juga

disertai struktur tabel dan desain input/output serta detil Aplikasi Node – B Telkomsel Wilayah Surabaya dari hardware/software


(10)

5

implementasi dari analisis dan perancangan sistem yang telah dibuat sebelumnya.

BAB V Penutup

Pada bab ini dibahas mengenai kesimpulan dari perancangan dan pembuatan aplikasi node-b telkomsel wilayah Surabaya terkait dengan tujuan dan permasalahan yang ada, serta saran untuk pengembangan sistem di masa mendatang.


(11)

6

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

2.1.1 Sekilas Tentang PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa telekomunikasi untuk umum dalam negeri. Bermula dari didirikannya sebuah badan usaha swasta penyedia layanan pos dan telegraf pada tahun 1882, layanan komunikasi dikonsolidasikan oleh pemerintah Hindia Belanda ke dalam jawatan Post Telegraaf (PTT). Sebelumnya, pada tanggal 23 Oktober 1856 dimulai pengoperasian layanan jasa telegraf elektromagnetik pertama yang menghubungkan Jakarta (Batavia) dengan Bogor (Buitenzorg), momen tersebut di kemudian hari atau tepatnya tahun 2009 dijadikan sebagai hari lahir Telkom.

Status jawatan diubah pada tahun 1961 menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi atau PN Postel. Pada tahun 1965 PN Postel dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro, dan satunya lagi adalah Perusahaan Negara Telekomunikasi. Selanjutnya pada tahun 1974 PN Telekomunikasi diubah namanya menjadì Perusahaan Umum Telekomunikasi atau Perumtel yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi nasional maupun internasional. Pada tahun 1980 seluruh saham PT Indonesian Satellite Corporation Tbk. (Indosat)


(12)

7

diakuisisi oleh Pemerintah Indonesia dan dijadikan Badan Usaha Milik Negara atau BUMN untuk menyelenggarakan jasa telekomunikasi internasional. Pada tahun 1989 undang-undang Nomor 3 Tahun 1989 tentang Telekomunikasi ditetapkan untuk mengatur peran swasta dalam penyelenggaraan telekomunikasi. Kemudian pada tahun 1991 Perumtel diubah lagi menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1991.

Penawaran umum perdana saham Telkom dilakukan pada tanggal 14 November 1995, maka sejak itu saham Telkom tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) yang kemudian (BEJ dan BES) sekarang menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). Selain di BEI saham telkom juga tercatat di Bursa saham New York (NYSE) dan Bursa saham London (LSE), Selain itu saham Telkom juga diperdagangkan tanpa pencatatan di Bursa saham Tokyo.

Sejak tahun 1989 Pemerintah Indonesia melakukan deregulasi di sektor telekomunikasi dengan membuka kompetisi pasar bebas, dengan demikian Telkom tidak lagi memonopoli telekomunikasi Indonesia. Pada tahun 1999 ditetapkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi. Pada tahun 2001 Telkom membeli 35 persen saham Telkomsel dari PT. Indosat sebagai bagian dari implementasi restrukturisasi industri jasa telekomunikasi di Indonesia yang ditandai dengan penghapusan kepemilikan bersama dan kepemilikan silang antara Telkom dan Indosat. Dan Duopoli penyelenggaraan


(13)

telekomunikasi pun terjadi sejak bulan Agustus 2002. Kemudian peluncuran ''New Telkom'' yang ditandai dengan penggantian identitas perusahaan terjadi pada tanggal 23 Oktober 2009..

Komposisi kepemilikan saham Telkom dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan, pada 14 November 1995 dan block sale Desember 1996 Komposisi saham Telkom menjadi Pemerintah Indonesia 75,80 persen dan Publik free-float 24,2 persen. Kemudian Per 7 Mei saham Telkom menjadi, Pemerintah Indonesia 66,20 persen dan Publik free-float 33,80 persen. Lalu per 8 Desember 2001 Saham Telkom berubah menjadi, Pemerintah Indonesia 54,30 persen dan Publik free-float 45,7 persen. Dan pada 16 Juli 2002, saham Telkom berubah lagi menjadì, Pemerintah Indonesia 51,19 persen, Publik free-float 40,21 persen, Serta Bank of New York dan Investor dalam negeri 8,79 persen.

Gambar 2.1 Logo PT Telekomunikasi Indonesia


(14)

9

2.1.2 Peta Lokasi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

Denah peta lokasi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. yang berada di Jl. Ketintang No. 156. Surabaya Timur 60231. Jawa Timur

Gambar 2.2 Peta lokasi Telkom Ketintang, Surabaya

2.2 Visi dan Misi PT. Telekomunikasi Indonesia

a. Visi PT. Telekomunikasi Indonesia

To become a leading Telecommunication, Information, Media,

Edutainment and Services (“TIMES”) player in the region artinya Telkom

berupaya menjadi perusahaan yang unggul dalam


(15)

Media, Edutainment dan Services di kawasan Asia Tenggara, Asia dan akan berlanjut ke kawasan Asia Pasifik.

b. Misi PT. Telekomunikasi Indonesia

Telkom mempunyai misi memberikan layanan TIMES dengan harga yang kompetitif dengan jaminan bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik, berupa kemudahan, produk dan jaringan berkualitas.

Telkom akan mengelola bisnis melalui praktek – praktek terbaik dengan mengoptimalisasikan sumber daya manusia yang unggul, penggunaan teknologi yang kompetitif, serta membangun kemitraan yang saling menguntungkan dan saling mendukung secara sinergis.

INISIATIF STRATEGIS

1. Pusat Keunggulan.

2. Menyelaraskan struktur bisnis dan pengelolaan portofolio. 3. Percepatan implementasi broadband melalui layanan konvergen. 4. Pengelolaan portofolio nirkabel.

5. Mengintegrasikan solusi ekosistem Telkom Group. 6. Berinvestasi di layanan teknologi informasi. 7. Berinvestasi di bisnis media dan edutainment.


(16)

11

8. Berinvestasi di bisnis wholesale dan peluang bisnis internasional yang strategis.

9. Memaksimalkan nilai aset di bisnis yang saling terkait.

10.Mengintegrasikan Next Generation Network (“NGN”) dan Operational support system, Business support system, Customer support system and Enterprise relations management (“OBCE”) untuk mencapai

penyempurnaan beban biaya.

2.3 Divisi di PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Dalam menjalankan operasionalnya, PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk mengelompokkan unit-unit yang ada dalam organisasi ke dalam bentuk Divisi. Secara umum, divisi yang ada terbagi dua kriteria besar yaitu Divisi Inti (Core Division) dan Divisi Pendukung (Support Division). Core Division

dari PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk adalah sebagai berikut : 1. Divisi Regional I untuk wilayah Sumatera.

2. Divisi Regional II untuk wilayah Jabotabek Sekapur. 3. Divisi Regional III untuk wilayah Jawa Barat dan Banten.

4. Divisi Regional IV untuk wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

5. Divisi Regional V untuk wilayah Jawa Timur. 6. Divisi Regional VI untuk wilayah Kalimantan.

7. Divisi Regional VII untuk wilayah Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Kawasan Timur Indonesia.


(17)

9. Divisi Multimedia

2.4 Strategi Manajemen PT. Telkom Divre V Jawa Timur

Visi PT. Telkom telah ditetapkan, yaitu To become a leading

Telecommunication, Information, Media, Edutainment and Services (“TIMES”)

player in the region, seiring dengan visi perusahaan tersebut, maka visi PT. Telkom Divisi Regional V Jawa Timur adalah : Menjadi perusahaan InfoCom

terdepan di Jawa Timur, dengan misinya adalah :

1. Memberikan solusi jasa telekomunikasi dan informasi sesuai dengan yang dibutuhkan dan diinginkan pelanggan.

2. Melakukan pengelolaan usaha yang prima yang meliputi aspek hasil dan aspek pengelolaan.


(18)

13

2.4.1 Struktur Perusahaan PT. Telkom Divre V Jawa Timur

EGM TELKOM REGIONAL Deputy EGM

SM Planning & Performance

GM Infrastructure

Integration

SM Marketing & Sales Integration

GM Regional Solution Integration

SM Customer Care

SM Human Resources

SM Financial & Payment Collection SM General

Support


(19)

2.5 Struktur Perusahaan Bidang Infrastructure Integration

PT. Telkom Divre V Jawa Timur memiliki bidang yang dinamakan

Infrastructure integration, tempat dimana penulis melakukan kerja praktek. Bidang ini menangani tentang aktivasi sirkuit pelanggan dan penanganan gangguan yang di dapat dari keluhan pelanggan maupun dari dalam perusahaan sendiri. GENERAL MANAGER INFRASTRUCTUR INTEGRATION MANAGER CONSTRUCTION MANAGER FULLFITMEN MANAGER ASSURANCE MANAGER PARTNERSHIP MANAGER OPERATION SUPPORT MANAGER MAINTENANCE SUPPORT MANAGER IS SUPPORT


(20)

15

BAB III

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan aplikasi-aplikasi yang digunakan pada kerja praktek ini.

3.1 Jaringan komputer

Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang terhubung. Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data, mencetak pada printer yang sama dan bersama sama menggunakan hardware/software yang terhubung dengan jaringan. Tiap komputer, printer atau periferal yang terhubung dengan jaringan disebut node. (Madcoms 2010)

3.2 Node – B

Node-B adalah suatu istilah dalam teknologi telepon genggam UMTS (Universal Mobile Telecommunication System) untuk menandakan suatu BTS (Base Transceiver Station, stasiun penerima untuk 3G, 3.5 G ataupun 4G) yang berbeda dengan BTS untuk GSM. Node-B mempergunakan WCDMA (Wideband Code Division Multiple Access) untuk teknologi transportasi udara seperti di semua


(21)

selular sistem UMTS (Universal Mobile Telecommunications System ) dan GSM. Node-B mengandung pemancar frekuensi radio dan penerima yang dipergunakan untuk hubungan secara langsung dengan telepon genggam, yang bergerak dengan bebas di sekitarnya. Di dalam tipe ini telepon genggam tidak dapat berhubungan secara langsung namun berhubungannya harus melalui BTS terlebih dahulu.

3.3 Monitoring

Beberapa pakar manajemen mengemukakan bahwa fungsi monitoring mempunyai nilai yang sama bobotnya dengan fungsi perencanaan. Conor (1974) menjelaskan bahwa keberhasilan dalam mencapai tujuan, separuhnya ditentukan oleh rencana yang telah ditetapkan dan setengahnya lagi fungsi oleh pengawasan atau monitoring. Pada umumnya, manajemen menekankan terhadap pentingnya kedua fungsi ini, yaitu perencanaan dan pengawasan (monitoring).

Kegiatan monitoring dimaksudkan untuk mengetahui kecocokan dan ketepatan kegiatan yang dilaksanakan dengan rencana yang telah disusun. Monitoring digunakan pula untuk memperbaiki kegiatan yang menyimpang dari rencana, mengoreksi penyalahgunaan aturan dan sumber-sumber, serta untuk mengupayakan agar tujuan dicapai seefektif dan seefisien mungkin. Berdasarkan kegunaannya, William Travers Jerome menggolongkan monitoring menjadi delapan macam, sebagai berikut:


(22)

17

1. Monitoring yang digunakan untuk memelihara dan membakukan pelaksanaan suatu rencana dalam rangka meningkatkan daya guna dan menekan biaya pelaksanaan program.

2. Monitoring yang digunakan untuk mengamankan garta kekayaan organisasi atau lembaga dari kemungkinan gangguan, pencurian, pemborosan, dan penyalahgunaan.

3. Monitoring yang digunakan langsung untuk mengetahui kecocokan antara kualitas suatu hasil dengan kepentingan para pemakai hasil dengan kemampuan tenaga pelaksana.

4. Monitoring yang digunakan untuk mengetahui ketepatan pendelegasian tugas dan wewenang yang harus dilakukan oleh staf atau bawahan.

5. Monitoring yang digunakan untuk mengukur penampilang tugas pelaksana.

6. Monitoring yang digunakan untuk mengetahui ketepatan antara pelaksanaan dengan perencanaan program.

7. Monitoring yang digunakan untuk mengetahui berbagai ragam rencana dan kesesuaiannya dengan sumber – sumber yang dimiliki oleh organisasi atau lembaga.

8. Monitoring yang digunakan untuk memotivasi keterlibatan para pelaksana.

3.4 Sistem

Sistem memiliki definisi berbeda-beda berdasarkan pendapat beberapa ahli, definisi sistem sebagai berikut:


(23)

1. Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan (Mulyadi, 2008:5).

2. Menurut Narko (2007:1) “sistem diartikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari interaksi elemen-elemen (dikatakan sub-sistem) yang berusaha mencapai tujuan tertentu”.

3. Pengertian sistem menurut Jogiyanto (2005 : 1) “Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.”

3.5 Informasi

Beberapa Definisi Informasi berdasarkan pendapat para ahli, anatara lain sebagai berikut:

1. McLeod dan Schell (2007: 12), mendifinisikan “informasi adalah data yang telah diolah sehingga lebih bermakna”.

2. Jogiyanto (1992: 2), mendifinisikan “Sistem adalah kumpulan dari elemen- elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu“.

3.6 Sistem Informasi

Dari definisi sistem, maka dapat didefinisikan bahwa “Sistem Informasi adalah suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari


(24)

komponen-19

komponen dalam organisasi untuk m encapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi.” (Ladjamudin, 2005:13).

Adapun pengertian lain dari Tata Sutabri. Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi organisasi yang bersifat manajerial dalam kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan – laporan yang diperlukan. (Tata Sutabri, S.Kom., MM, 2005:36)

Sering orang salah mengartikan antara sistem informasi dengan teknologi informasi. Dengan mengesampingkan teknologi informasi beserta produknya, sistem informasi yang dihasilkan tentunya tidak lebih baik jika dibandingkan dengan sistem informasi yang menggunakan teknologi informasi untuk mendukung penyajian informasinya.

Sistem informasi juga berfungsi sebagai suatu alat bantu kompetisi bagi organisasi dalam mengupayakan pencapaian tujuan. Sistem informasi dituntut tidak hanya mengolah data dari dalam organisasi saja, tetapi juga dapat menyajikan data dari pihak luar yang mampu menambah nilai kompetensi bagi organisasinya. Dengan demikian sistem informasi harus memiliki data yang telah terpolakan dan memiliki integritas dalam hal waktu dan tempat. Hal ini dimaksudkan supaya sistem informasi tersebut dapat menyajikan informasi yang tepat bagi pengguna.


(25)

Suatu sistem informasi pada dasarnya terbentuk melalui suatu kelompok kegiatan operasi yang tetap, yaitu:

1. Mengumpulkan data 2. Mengelompokkan data 3. Menghitung

4. Menganalisa

5. Menyajikan laporan

3.7 Analisa dan Perancangan Sistem Informasi

Analisa sistem merupakan tahap yang paling penting dari suatu pemrograman, karena merupakan tahap awal untuk mengevaluasi permasalahan yang terjadi serta kendala yang dihadapi.

Analisa yang efektif akan memudahkan pekerjaan penyusunan rencana yang baik di tahap berikutnya. Sebaliknya, kesalahan yang terjadi pada tahap analisa ini akan menyebabkan penyusunan sistem gagal (Jogiyanto, 2005).

Untuk itu diperlukan ketelitian didalam melakukan sebuah analisa sistem, sehingga tidak terdapat kesalahan dalam tahap selanjutnya, yaitu tahap perancangan sistem. Langkah-langkah yang diperlukan didalam menganalisa sistem adalah :


(26)

21

2. Tahap analisis sistem 3. Tahap perancangan sistem 4. Tahap penerapan sistem 5. Membuat laporan

Pada tahap perencanaan, dilakukan identifikasi masalah serta diperlukan adanya analisa yang digunakan untuk menentukan faktor-faktor yang menjadi permasalahan dalam sistem yang telah ada atau digunakan.

Data yang baik berasal dari sumber internal seperti laporan, dokumen, observasi maupun dari sumber eksternal seperti pemakai sistem. Jika semua permasalahan telah diidentifikasi, dilanjutkan dengan mempelajari dan mamahami alur kerja dari sistem yang digunakan.

Kemudian diteruskan dengan menganalisa dan membandingkan sistem yang terbentuk dengan sistem sebelumnya. Dengan adanya perubahan tersebut langkah selanjutnya adalah membuat laporan. Perancangan sistem adalah proses menyusunatau mengembangkan sistem informasi yang baru. Dalam tahap ini harus dipastikan bahwa semua persyaratan untuk menghasilkan informasi dapat terpenuhi.

Hasil sistem yang dirancang harus sesuai dengan kebutuhan pemakai, karena rancangan tersebut meliputi perancangan mulai dari sistem yang umum hingga diperoleh sistem yang lebih spesifik. Dari hasil rancangan sistem tersebut dibentuk pula rancangan database disertai struktur file antara sistem yang satu dengan sistem yang lain. Selain itu dibentuk pula rancangan keluaran dan


(27)

masukan (input dan output) sistem misalnya menentukan berbagai bentuk dan isi laporan beserta masukan datanya.

Apabila didalam perancangan sistem terdapat kesalahan, maka kita perlu melihat kembali analisa dari sistem yang baru dibuat. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa analisa sistem mempunyai hubungan erat dengan perancangan sistem.

3.8 Interaksi Manusia dan Komputer

Interaksi Manusia dan Komputer dideskripsikan sebagai sebuah disiplin ilmu yang mempelajari desain, evaluasi, implementasi dari sistem komputer interaktif untuk dipakai oleh manusia, beserta studi tentang faktor – faktor utama dalam lingkungan (Rizky, 2007). Deskripsi IMK adalah suatu ilmu yang mempelajari perencanaan dan desain tentang cara manusia dan computer saling bekerjasama sehinggal manusia merasa puas dengan cara yang paling efektif.

3.9 System Flow (Kendall & Kendall (2003:11))

System flow atau bagan alir sistem merupakan bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. System flow menunjukkan urutan- urutan dari prosedur yang ada di dalam sistem dan menunjukkan apa yang dikerjakan sistem. Simbol-simbol yang digunakan dalam system flow

ditunjukkan pada Gambar 3.1, yaitu : 1. Simbol dokumen


(28)

23

Menunjukkan dokumen input dan output baik untuk proses manual atau komputer.

2. Simbol kegiatan manual

Menunjukkan pekerjaan manual. 3. Simbol simpanan offline

Menunjukkan file non-komputer yang diarsip. 4. Simbol proses

Menunjukkan kegiatan proses dari operasi program komputer. 5. Simbol database

Menunjukkan tempat untuk menyimpan data hasil operasi komputer. 6. Simbol garis alir

Menunjukkan arus dari proses. 7. Simbol penghubung

Menunjukkan penghubung ke halaman yang masih sama atau ke halaman lain.


(29)

Gambar 3.1 Simbol – simbol pada System Flow

3.10 Data Flow Diagram (DFD) (Jogiyanto (1990:263))

DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir. DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur dan dapat mengembangkan arus data di dalam sistem dengan terstruktur dan jelas.

3.10.1 Simbol Simbol yang digunakan dalam DFD A. External Entity atau Boundary

External entity atau kesatuan luar merupakan kesatuan di lingkungan luar


(30)

25

lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau menerima output dari sistem. External entity disimbolkan dengan notasi kotak.

Gambar 3.2 Simbol Eksternal Entity

B. Arus Data

Arus Data (data flow) di DFD diberi simbol panah. Arus data ini mengalir di antara proses, simpanan data (data store) dan kesatuan luar (external entity). Arus data ini menunjukkan arus data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem.

Gambar 3.3 Simbol Data Flow

C. Proses

Suatu proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang, mesin, atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk menghasilkan arus data yang akan keluar dari proses. Simbol proses berupa lingkaran atau persegi panjang bersudut tumpul.


(31)

Gambar 3.4 Simbol Proses

D. Simpanan Data

Simpanan data merupakan simpanan dari data yang dapat berupa hal-hal sebagai berikut, sebagai gambaran:

1. Suatu file atau database di sistem komputer. 2. Suatu arsip atau catatan manual.

3. Suatu kotak tempat data di meja seseorang. 4. Suatu tabel acuan manual.

Simpanan data di DFD disimbolkan dengan sepasang garis horizontal paralel yang tertutup di salah satu ujungnya.

Gambar 3.4 Simbol Data Store

3.10.2 Context Diagram

Menurut Jogiyanto (2005) Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari sistem. Ia akan memberi gambaran tentang keseluruan sistem. Sistem dibatasi oleh boundary (dapat digambarkan dengan garis putus). Dalam diagram konteks hanya ada satu proses. Tidak boleh


(32)

27

ada store dalam diagram konteks.

3.10.3 Data Flow Diagram Level 0

DFD level 0 adalah langkah selanjutnya setelah context diagram. Pada langkah ini, digambarkan proses-proses yang terjadi dalam Aplikasi.

3.10.4 Data Flow Diagram Level 1

DFD Level 1 merupakan penjelasan dari DFD level 0. Pada proses ini dijelaskan proses apa saja yang dilakukan pada setiap proses yang terdapat di DFD level 0.

3.10.5 Entity Relational Diagram

Entity Relational Diagram (ERD) merupakan penggambaran hubungan antara beberapa entity yang digunakan untuk merancang database yang akan diperlukan.

3.10.6 Konsep Dasar Basis Data

Menurut Marlinda (2004:1), database adalah suatu susunan/kumpulan data operasional lengkap dari suatu organisasi atau perusahaan yang diorganisir atau dikelola dan disimpan secara terintegrasi dengan menggunakan metode tertentu menggunakan komputer sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan pemakainya.

Penyusunan satu database digunakan untuk mengatasi masalah-masalah pada penyusunan data yaitu redundansi dan inkonsistensi data, kesulitan pengaksesan data, isolasi data untuk standarisasi, multiple user (banyak pemakai), masalah keamanan (security), masalah integrasi (kesatuan), dan masalah data


(33)

independence (kebebasan data).

3.10.7 Sistem Basis Data

Menurut Marlinda (2004:1), sistem basis data adalah suatu sistem menyusun dan mengelola record-record menggunakan komputer untuk menyimpan atau merekam serta memelihara dan operasional lengkap sebuah organisasi/perusahaan sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan pemakai untuk proses mengambil keputusan.

Pada sebuah sistem basis data terdapat komponen-komponen utama yaitu Perangkat Keras (Hardware), Sistem Operasi (Operating System), Basis Data (Database), Sistem (Aplikasi atau Perangkat Lunak) Pengelola Basis Data (DBMS), Pemakai (User), dan Aplikasi (Perangkat Lunak) lain (bersifat opsional).

A. Kelebihan Sistem Basis Data

a. Mengurangi kerangkapan data, yaitu data yang sama disimpan dalam berkas data yang berbeda-beda sehingga update dilakukan berulang-ulang.

b. Mencegah ketidak konsistenan.

c. Keamanan data dapat terjaga, yaitu data dapat dilindungi dari pemakai yang tidak berwenang.

d. Integritas dapat dipertahankan.


(34)

29

f. Menyediakan recovery.

g. Memudahkan penerapan standarisasi. h. Data bersifat mandiri (data independence).

i. Keterpaduan data terjaga, memelihara keterpaduan data berarti data harus akurat. Hal ini sangat erat hubungannya dengan pengontrolan kerangkapan data dan pemeliharaan keselarasan data.

B. Kekurangan Sistem Basis Data

a. Diperlukan tempat penyimpanan yang besar.

b. Diperlukan tenaga yang terampil dalam mengolah data.

c. Kerusakan sistem basis data dapat mempengaruhi departemen yang terkait.

3.10.8 Database Management System

Menurut Marlinda (2004:6), Database Management System (DBMS) merupakan kumpulan file yang saling berkaitan dan program untuk pengelolanya. Basis Data adalah kumpulan datanya, sedang program pengelolanya berdiri sendiri dalam suatu paket program yang komersial untuk membaca data, menghapus data, dan melaporkan data dalam basis data.

A. Bahasa-bahasa yang terdapat dalam DBMS

a. Data Definition Language (DDL)

Pola skema basis data dispesifikasikan dengan satu set definisi yang diekspresikan dengan satu bahasa khusus yang disebut DDL. Hasil


(35)

kompilasi perintah DDL adalah satu set tabel yang disimpan di dalam file khusus yang disebut data dictionary/directory.

b. Data Manipulation Language (DML)

Bahasa yang memperbolehkan pemakai mengakses atau memanipulasi data sebagai yang diorganisasikan sebelumnya model data yang tepat.

c. Query

Pernyataan yang diajukan untuk mengambil informasi. Merupakan bagian DML yang digunakan untuk pengambilan informasi.

B. Fungsi DBMS

a. Data Definition

DBMS harus dapat mengolah data definition atau pendefinisian data.

b. Data Manipulation

DBMS harus dapat menangani permintaan-permintaan dari pemakai untuk mengakses data.

c. Data Security dan Integrity

DBMS dapat memeriksa security dan integrity data yang didefinisikan oleh DBA.

d. Data Recovery dan Concurrency

i. DBMS harus dapat menangani kegagalan-kegagalan pengaksesan basis data yang dapat disebabkan oleh kesalahan sistem, kerusakan disk, dan sebagainya.

ii. DBMS harus dapat mengontrol pengaksesan data yang konkuren yaitu bila satu data diakses secara bersama-sama oleh lebih dari satu


(36)

31

pemakai pada saat yang bersamaan.

e. Data Dictionary

DBMS harus menyediakan data dictionary atau kamus data.

3.11 Perangkat Lunak Pendukung

3.11.1 PHP (Personal Home Page)

Menurut Didik Dwi Presetyo (2004 : 76), PHP merupakan bahasa scripting server - side, dimana pemrosesan datanya dilakukan pada sisi server. Sederhananya, serverlah yang akan menerjemahkan skrip program, baru kemudian hasilnya akan dikirim kepada client yang melakukan permintaan.

A. Keunggulan PHP

Seluruh aplikasi berbasis web dapat dibuat dengan PHP. Namun kekuatan yang paling utama PHP adalah pada konektivitasnya dengan system database di dalam web. Kelebihan - kelebihan dari PHP diantaranya adalah :

a. PHP mudah dibuat dan dijalankan, maksudnya PHP dapat berjalan dalam Web Server dan dalam Sistem Operasi yang berbeda pula. b. PHP adalah software open-source yang gratis dan bebas

didistribusikan kembali di bawah lisensi GPL (GNU Public License). User dapat men - download kode-kode PHP tanpa harus mengeluarkan uang atau khawatir dituntut oleh pihak pencipta PHP.


(37)

d. PHP sangat efisien, karena PHP hanya memerlukan resource system

yang sangan sedikit disbanding dengan bahasa pemrograman lain. e. Ada banyak Web Server yang mendukung PHP, seperti Apache, PWS,

IIS, dan lain – lain.

f. PHP juga didukung oleh banyak database, seperti MySQL, PostgreSQL, Interbase, SQL, dan lain – lain.

g. Bahasa pemrograman PHP sintaknya sederhana, singkat dan mudah untuk dipahami.

h. HTML – embedded, artinya PHP adalah bahasa yang dapat ditulis dengan menempelkan pada sintak – sintak HTML.

3.11.2 MySql

Menurut Didik Dwi Prasetyo (2004 :18) MySQL merupakan salah satu database server yang berkembang di lingkungan open source dan didistribusikan secara free (gratis) dibawah lisensi GPL.

MySQL merupakan RDBMS (Relational Database Management System) server. RDBMS adalah program yang memungkinkan pengguna database untuk membuat, mengelola, dan menggunakan data pada suatu model relational. Dengan demikian, tabel-tabel yang ada pada database memiliki relasi antara satu tabel dengan tabel lainnya.

A. Keunggulan MySql

Beberapa keunggulan dari MySql yaitu :


(38)

33

MySql lebih cepat tiga sampai empat kali dari pada database server

komersial yang beredar saat ini, mudah diatur dan tidak memerlukan seseorang yang ahli untuk mengatur administrasi pemasangan MySql. b. Bersifat open source, dapat disebarkan secara gratis.

c. Memiliki banyak pengguna dan dapat dipakai oleh banyak pengguna dalam waktu yang bersamaan.

d. Dapat dioperasikan dengan stabil untuk berbagai sistem operasi, seperti Windows, Linux, Mac Os Server, Solaris, dan lain – lain. e. Mendukung berbagai jenis dan variasi data.

3.11.3 Xampp

Menurut Yogi wicaksono (2008:7) “XAMPP adalah sebuah software yang berfungsi untuk menjalankan website berbasis PHP dan menggunakan pengolah data MySQL dikomputer local”. XAMPP berperan sebagai server web pada komputer anda. XAMPP juga dapat disebut sebuah CPanel server virtual, yang dapat membantu anda melakukan preview sehingga dapat memodifikasi website tanpa harus online atau terakses dengan internet. XAMPP dapat dioperasikan di empat OS terbesar yang digunakan saat ini, yaitu Windows, Linux, Mac OS, dan Solaris.


(39)

34

BAB IV

SISTEM DAN IMPLEMENTASI

4.1 Analisis Sistem

Berdasarkan pengamatan secara langsung di perusahaan PT. Telkom Indonesia Tbk. diperoleh data secara langsung dari manager operasional yang meliputi: data Node-B Telkomsel, data cpu usage, data service, dan data vsi.

4.2 Perancangan Sistem

Sistem yang ada di perusahaan adalah berupa laporan tentang monitoring terhadap kondisi infrastruktur yang dalam hal ini adalah Node – B Telkomsel. Selama ini, dan dalam proses monitoring– nya masih dilakukan secara manual dan baru ditindak lanjuti jika ada laporan mengenai infrastruktur tersebut. Ketika ada laporan mengenai kejadian di salah satu infrastruktur di suatu daerah terjadi kendala, karena kurang terstrukturnya informasi yang disimpan oleh pihak PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM). Sehingga sering kali dalam proses untuk menanganinya terjadi kendala dalam waktu karena harus mencari RNC(Radio Network Controller) dari node-b yang mengalami masalah.

Sebagaimana telah diungkapkan sebelumnya, kerja praktek ini membahas permasalahan yang berhubungan dengan sistem informasi monitoring node – B


(40)

35

Telkomsel. Masalah – masalah tersebut adalah kurang terstrukturnya infromasi yang disimpan, sehingga manager operational kesulitan mencari ketika akan menangani RNC dari node – B yang mengalami masalah.

4.2.1 System Flow

System flow atau bagan alir sistem merupakan bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem.

Pada System flow ini terdapat 3 entitas yaitu pengguna, admin, dan storage. Proses dari aplikasi monitoring Node – B Telkomsel dimulai dari pengguna yang melakukan inputan username dan password untuk login. Setelah username dan password sesuai akan muncul halaman utama dari Aplikasi Node – B Telkomsel untuk melakukan monitoring. Untuk pengguna dapat melakukan update data pengguna dimana yang di update adalah password dari user tersebut dan semua data login akan tersimpan pada storage. System flow yang menggambarkan tentang Aplikasi Node – b Telkomsel dapat dilihat pada Gambar 4.1 dibawah.


(41)

Alur Sistem Aplikasi Node-B Telkomsel Storage Admin Pengguna MULAI Input Login

Validasi data login

Sesuai?

Pindah laman utama

Ingin melihat data node-b?

Pindah laman data node-b SELESAI Tidak ya Tidak Ganti data pengguna Ya Update data pengguna Ya Update data pengguna Pengguna Input data login

Validasi data login

Validasi data login

Sesuai Tidak Input data pengguna Ya Simpan data pengguna Tidak


(42)

37

4.2.2 Data Flow Diagram

Data Flow Diagram (DFD) sering digunakan untuk menggambarkan

suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir. DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur dan dapat mengembangkan arus data di dalam sistem dengan terstruktur dan jelas. Diagram – diagramnya ditampilkan pada halaman berikut selanjutnya.

A. Context Diagram

Context diagram sistem ini memiliki dua entitas yang menunjang jalannya

sistem, yaitu Manager dan Infrastruktur integration. Manager meminta informasi berupa laporan pemantauan Node – B Telkomsel dari wilayah tertentu. Aplikasi akan menerima data permintaan dan akan memproses permintaan menjadi laporan yang diminta oleh user. Infrastruktur dan integrasi memberikan data – data yang dibutuhkan oleh Manager ketika mennggunakan Aplikasi Node – B Telkomsel. Diagram dari Aplikasi Node – B Telkomsel dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Context Diagram Aplikasi Node – B Telkomsel

[Data_Node-B] [node] [Service] [Interface] [VSI] [Cpu_usage] Manager 1

Aplikasi Node-B Telkomsel Infrastruktur


(43)

B. DFD Level 0

Gambar 4.3 DFD Level 0 Aplikasi Node – B Telkomsel

Dalam DFD Level 0 ini terdapat dua proses , dua entity. Proses tersebut dibagi menjadi maintenance data sistem, dan pemantauan(monitoring). Sedangkan

entity – nya adalah infrastruktur integrasi dan Manager. Dari sinilah kita bisa mengetahui aliran data yang ada di dalam sistem yang terstruktur.

Pemantauan merupakan proses pelaporan informasi tentang performansi dari Node – B Telkomsel di wilayah Surabaya. Proses pemantauan disini mengambil data – data dari database cpu_usage, interface, Node, Service, Vsi.

DFD Level 0 dari Aplikasi Node – B Telkomsel wilayah Surabaya dapat dilihat pada Gambar 4.3.

[Data_node-b] [Node]

[Interface] [Service] [Cpu_usage]

[VSI]

Manager

1 Cpu_usage 2 Interface 3 Node 4 Service 5 VSI

1.1 Maintenance_data_sistem Infrastruktur

integration

1.2 Monitoring


(44)

39

C. Conceptual Data Model (CDM)

Conceptual Data Model dari Aplikasi Node – B Telkomsel wilayah

Surabaya terdapat dua tabel yaitu tabel User dan tabel Log. Berikut Gambar 4.4 merupakan tabel – tabel yang terdapat pada Conceptual Data Model :

Gambar 4.4 CDM Aplikasi Node – B Telkomsel

D. Physical Data Model (PDM)

Physical Data Model dari Aplikasi Node – B Telkomsel wilayah Surabaya

terdapat dua tabel yaitu tabel User dan tabel Log dengan tipe data dan panjangnya. Dapat terlihat pada Gambar 4.5 sebagai berikut :

Relationship_1 User Username

Password Status

<pi> Variable characters (30) Variable characters (30) Variable characters (30)

<M> <M> <M> Log Kode_log T anggal <pi> Integer Date & T ime

<M> <M>


(45)

Gambar 4.5 PDM Aplikasi Node – B Telkomsel

4.2.3 Struktur Basis Data dan Tabel

Untuk pengelolaan file basis data, digunakan MySQL. Sistem informasi monitoring Node – B Telkomsel wilayah Surabaya ini menggunakan dua database yaitu: User, dan Log

1. Nama tabel : Log Primary key : Kode_log Foreign key : Username

Fungsi : menyimpan tanggal log user User Username Password status varchar(30) varchar(30) varchar(30) <pk> Log Kode_l og Username T anggal i nt varchar(30) dateti me <pk> <fk>


(46)

41

Tabel 4.1 Tabel Log

Nama Field Tipe Ukuran Deskripsi

Kode_log Integer - Primary key

Username Varchar 30 Foreign key

Tanggal Datetime -

2. Nama tabel : User Primary key : Username Foreign key : -

Fungsi : menyimpan user name dan password pengguna

Tabel 4.2 Tabel User

Nama Field Tipe Ukuran Deskripsi

Username Varchar 30 Primary key

Password Varchar 30

Status Varchar 30

4.2.4 Desain Interface

Desain input/output merupakan rancangan input/output berupa form untuk memasukkan data dan laporan sebagai informasi yang dihasilkan dari pengolahan data. Desain input/output juga merupakan acuan pembuat aplikasi dalam


(47)

1. Desain Input Login

Gambar 4.6 Desain input login

Merupakan desain form login yang akan tampil pada saat aplikasi berjalan pertama kali. Setiap user yang diberikan akses akan mendapat akses sebagaimana akses yang telah diberikan.

2. Desain Halaman Utama


(48)

43

Gambar diatas merupakan desain interface untuk halaman utama setelah halaman login.

3. Desain Halaman Pencarian Data Node – B

Gambar 4.8 Desain pada halaman pencarian data

Gambar diatas adalah desain halaman form pencarian data dari node-b berdasarkan vsi – id dari sebuah RNC yang menampung banyak data node-b

4.3 Implementasi Sistem

Implementasi sistem ini akan menjelaskan detil aplikasi sistem informasi monitoring node – b telkomsel. Penjelasan hardware/software pendukung, dan form – form yang ada.


(49)

4.3.1 Kebutuhan Sistem

1. Perangkat Keras

Spesifikasi perangkat keras minimum yang dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi ini dengan maksimal adalah satu unit komputer dengan spesifikasi minimum:

1. Processor : Core 2 duo or higher 2. RAM : 512mb or higher 3. VGA : 512mb or higher 4. HDD : 40GB or higher 5. Keyboard

6. Mouse

7. Monitor berwarna

2. Perangkat Lunak

Sedangkan perangkat lunak yang minimum harus diinstal ke dalam sistem komputer adalah:

1. Windows 7

2. Web browser: Mozilla or Google Chrome 3. Apache (Xampp)


(50)

45

4.3.2 Hasil Interface

1. Form Login

Gambar 4.9 Form Login

Tampilan dari form Login dari Aplikasi Node – B Telkomsel dimana terdapat Username, Password, dan Status untuk Login sebagai User atau Admin.


(51)

2. Halaman Menu Utama User

Gambar 4.10 Halaman Menu User

Halaman menu user ini berisi tentang pilihan menu – menu yang berkaitan dengan Monitoring Node – B Telkomsel. Terdapat pilihan menu diantaranya; Home, RNC, Node, Profil, Logout.


(52)

47

3. Halaman RNC User

Gambar 4.11 Tampilan Halaman RNC

Pada halaman RNC disini menampilkan Node dan VSI yang di pilih oleh user. Setelah dipilih akan muncul informasi – informasi, diantaranya terdapat Node, VSI id, VSI, Peer, CPU – Usage.


(53)

4. Halaman Node User

Gambar 4.12 Tampilan Halaman Node

Pada halaman Node yang diperuntukkan oleh user ini menampilkan daftar – daftar node serta IP Address yang terdapat pada node tersebut. Sehingga user dapat melihat IP Address mana saja yang tergabung dalam satu node.


(54)

49

5. Halaman Profil User

Gambar 4.13 Tampilan Halaman Profil User

Pada halaman profil yang diperuntukkan untuk user ini befungsi untuk mengubah password dari username tersebut.


(55)

6. Halaman Interface User

Gambar 4.14 Tampilan Halaman Interface User

Pada halaman interface yang diperuntukkan untuk user ini berfungsi untuk melihat semua data interface secara lengkap yang berada pada node – node yang dipilih


(56)

51

7. Halaman Utama Admin

Gambar 4.15 Tampilan Halaman Utama untuk Admin

Pada tampilan halaman utama untuk admin berbeda dengan yang untuk user. Untuk admin terdapat pilihan menu yang berbeda, yaitu User, Log, Profil.


(57)

8. Halaman User Admin

Gambar 4.16 Tampilan Halaman User yang terdapat pada Admin

Pada halaman yang dapat diakses oleh admin ini untuk membuat User beserta Password dan Status (Role) yang akan digunakan untuk user baru untuk mengakses aplikasi ini.


(58)

53

9. Halaman Log

Gambar 4.17 Tampilan Halaman Log yang terdapat pada Admin

Pada halaman ini admin dapat melihat User yang melakukan akses pada aplikasi Node – B Telkomsel. Halaman Log ini dilengkapi dengan tanggal dan waktu ketika user itu melakukan akses login.


(59)

10.Halaman Profil (Admin)

Gambar 4.18 Tampilan Halaman Profil yang terdapat pada Admin

Pada halaman profil yang diperuntukkan untuk Admin ini befungsi untuk mengubah password dari username tersebut.


(60)

55

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil kerja praktek pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Divisi Regional V Jawa Timur bagian Infrastructure Integration, dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :

a. Aplikasi Monitoring Node – B Telkomsel wilayah Surabaya yang telah dibangun, dapat membantu user memonitor kinerja perangkat Node – B Telkomsel di wilayah Surabaya.

b. Pembuatan Aplikasi Monitoring Node – B Telkomsel wilayah Surabaya dapat menghasilkan laporan yang bermanfaat untuk pemantauan status perangkat Node – B Telkomsel.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan untuk Aplikasi Node – B Telkomsel pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Divisi Regional V Jawa Timur bagian Infrastructure Integration adalah agar sistem informasi ini dikembangkan lagi menjadi sistem informasi yang tidak hanya menangani masalah monitoring Node – B Telkomsel saja melainkan dapat juga digunakan oleh karyawan secara kesuluran.


(61)

(62)

56

DAFTAR PUSTAKA

Conor. 1974. Monitoring Pekerjaan. Yogyakarta.

Jogiyanto. 1990. Analisis & Disain Sitem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset. Jogiyanto. 1992. Pengenalan Komputer. Yogyakarta: Andi Offset.

Jogiyanto. 2001. Analisis dan Design Sistem Informasi: pendekatan

terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis. Yogyakarta: Andi.

Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Kendall, dan Kendall. 2003. Analisis dan Perancangan Sistem Jilid 1.

Jakarta: Prenhallindo.

Ladjamudin, Al-Bahra. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta : Graha Ilmu.

MADCOMS. 2010. Aplikasi Web Database dengan Dreamweaver dan PHP

MySQL. Yogyakarta: Andi Offset.

Mcleod, Raymond dan Schell. 2007. Sistem Informasi Manajemen. Edisi 9. Jakarta: Index.

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.


(63)

Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga, Cetakan Keempat. Jakarta: Salemba Empat.

Marlinda, Linda, 2004. Sistem Basis Data. Yogyakarta: Andi Offset.

Narko. 2007. Sistem Akuntansi. Yogyakarta: Penerbit Yayasan Pustaka Nusatama. Prasetyo, Didik Dwi. 2004. Aplikasi Database Client/Server Menggunakan Delphi

dan MySQL. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Rizky, Soetam. 2007. Interaksi Manusia dan Komputer. Surabaya: STIKOM Sutabri, Tata. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Andi.

Telkom. 2012. Metodologi Risk Assestment Information Security Management Sistem ISO 27000. Surabaya

Wicaksono, Yogi.2008. Membangun Bisnis Online dengan Mambo. Jakarta: Elex Media Komputindo.


(1)

53

9. Halaman Log

Gambar 4.17 Tampilan Halaman Log yang terdapat pada Admin

Pada halaman ini admin dapat melihat User yang melakukan akses pada

aplikasi Node – B Telkomsel. Halaman Log ini dilengkapi dengan tanggal dan waktu ketika user itu melakukan akses login.


(2)

54

10.Halaman Profil (Admin)

Gambar 4.18 Tampilan Halaman Profil yang terdapat pada Admin

Pada halaman profil yang diperuntukkan untuk Admin ini befungsi untuk


(3)

55 BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil kerja praktek pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Divisi

Regional V Jawa Timur bagian Infrastructure Integration, dapat diambil beberapa

kesimpulan yaitu :

a. Aplikasi Monitoring Node – B Telkomsel wilayah Surabaya yang telah dibangun, dapat membantu user memonitor kinerja perangkat Node – B Telkomsel di wilayah Surabaya.

b. Pembuatan Aplikasi Monitoring Node – B Telkomsel wilayah Surabaya dapat menghasilkan laporan yang bermanfaat untuk pemantauan status

perangkat Node – B Telkomsel. 5.2 Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan untuk Aplikasi Node – B Telkomsel pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Divisi Regional V Jawa

Timur bagian Infrastructure Integration adalah agar sistem informasi ini

dikembangkan lagi menjadi sistem informasi yang tidak hanya menangani

masalah monitoring Node – B Telkomsel saja melainkan dapat juga digunakan oleh karyawan secara kesuluran.


(4)

(5)

56

DAFTAR PUSTAKA

Conor. 1974. Monitoring Pekerjaan. Yogyakarta.

Jogiyanto. 1990. Analisis & Disain Sitem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.

Jogiyanto. 1992. Pengenalan Komputer. Yogyakarta: Andi Offset.

Jogiyanto. 2001. Analisis dan Design Sistem Informasi: pendekatan terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis. Yogyakarta: Andi.

Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Kendall, dan Kendall. 2003. Analisis dan Perancangan Sistem Jilid 1. Jakarta: Prenhallindo.

Ladjamudin, Al-Bahra. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta : Graha Ilmu.

MADCOMS. 2010. Aplikasi Web Database dengan Dreamweaver dan PHP

MySQL. Yogyakarta: Andi Offset.

Mcleod, Raymond dan Schell. 2007. Sistem Informasi Manajemen. Edisi 9.

Jakarta: Index.

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.


(6)

57

Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga, Cetakan Keempat. Jakarta: Salemba Empat.

Marlinda, Linda, 2004. Sistem Basis Data. Yogyakarta: Andi Offset.

Narko. 2007. Sistem Akuntansi. Yogyakarta: Penerbit Yayasan Pustaka Nusatama.

Prasetyo, Didik Dwi. 2004. Aplikasi Database Client/Server Menggunakan Delphi

dan MySQL. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Rizky, Soetam. 2007. Interaksi Manusia dan Komputer. Surabaya: STIKOM

Sutabri, Tata. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Andi.

Telkom. 2012. Metodologi Risk Assestment Information Security Management Sistem ISO 27000. Surabaya

Wicaksono, Yogi.2008. Membangun Bisnis Online dengan Mambo. Jakarta: