KESIMPULAN DAN SARAN PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DPRD DALAM RANGKA MENINGKATKAN PAD DARI SEKTOR PAJAK DAERAH DI KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang dipaparkan dalam pembahasan, maka penulis
dapat menyimpulkan bahwa:
1. Dengan melakukan peninjauan lapangan (langsung ke obyek pajak) untuk
mengawasi efektivitas pemungutan Pajak Daerah, dan sekaligus untuk
memperoleh informasi atau masukan bagi DPRD Kabupaten Katingan
dalam rangka menentukan target Pendapatan Asli Daerah dari penerimaan
Pajak Daerah.
2. Pelaksanaan fungsi Pengawasan DPRD Kabupaten Katingan dapat
dikatakan sudah berjalan cukup baik, apabila menggunakan tolak ukur
peninjauan lapangan dan rapat dengar pendapat yang dilakukan oleh
DPRP Kabupaten Katingan

bersama-sama Eksekutif dan masyarakat.

Walaupun kegiatan tersebut belum dapat dilaksanakan secara optimal.
3. Untuk PAD, maka :
a. Apabila menggunakan tolak ukur


perkembangan/peningkatan

penerimaan pajak daerah dari tahun 2006/2009 maka dari tahun ke
tahun mengalami peningkatan. Penerimaan Pajak Daerah sejak tahun
2006/2009 sudah melampaui 50% dari PAD Kabupaten Katingan.
b. Apabila menggunakan tolak ukur efektivitas pemungutan daerah,
maka pemungutan Pajak Daerah Kabupaten Katingan dalam peroiode
tahun 2006/2009 dapat di katakan sudah efektif , karena rasio antara

76

77

realisasi penerimaan pajak daerah dan target (anggaran) penerimaan
pajak melebihi 75%. Sedangkan ukuran efektif pemungutan pajak
tahun 2006/2009 untuk setiap jenis pajak dari tahun ke tahun di
Kabupaten Katingan berada di atas 1 (satu). Artinya bahwa realisasi
penerimaan pajak daerah lebih tinggi dari pada target penerimaan
pajak daerah.


B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis kemukakan dalam penulisan
ini adalah:
1.

Meskipun tingkat pendidikan anggota DPRD Kabupaten Katingan
sebagian besar S1 (52,0), namun masih ada yang hanya berpendidikan
SLTA (36,0), oleh karena itu untuk masa-masa mendatang sebaiknya
setiap parpol harus mensyaratkan minimal tingkat pendidikan bagi
seorang calon anggota legislative adalah D3(Sarjana Muda).

2.

Perlu adanya staf ahli yang mempunyai kemampuan di bidang legal
drafting, untuk membantu DPRD dalam menyiapkan draf Raperda usul
inisiatif.

3.


Perlu

adanya

pembekalan

bagi

anggota

DPRD,

selenggarakan oleh lembaga maupun atas inisiatif
sendiri.

baikyang

di

anggota DPRD


78

4.

Dalam rekuitmen calon-calon anggota DPRD (caleg) Partai Politik harus
memperhatikan kebutuhan Dewan dalam melaksanakan fungsi-fungsi
DPRD.

5.

Kesadaran masyarakat perlu ditingkatkan agar mau mengambil bagian
dalam proses mengusulkan materi Raperda apa yang mereka butuhkan.

6.

Perlunya adanya penentuan target dalam upaya peningkatan Pendapatan
Asli Daerah dari sektor pajak daerah dari tiap tahunnya, namun hal itu
harus disesuaikan dengan kemampuan dan potensi daerah. Misalnya
upaya untuk mendatangkan wisatawan baik lokal maupun manca yang

tentunya untuk meningkatkan pendapatan dari sektor pariwisata, dan
lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Abdullah, Rozali, 2000, Pelaksanaan Otonomi Luas dan Isu Federalisme Sebagai
Suatu Alternatif, PT. Radja Grafindo Persada, Jakarta.
Bratakusumah, Deddy Supriady, dkk, 2002. Otonomi Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Gaffar, Affan. 2001, Paradigma Baru Otonomi daerah dan Implikasinya dalam:
Reformasi Menuju Pemulihan Ekonomi dan Otonomi Daerah. Refleksi
Pemikiran Partai Golkar, Lembaga Studi Pembangunan Indonesia,
Jakarta.
Huda, Ni’matul, 2001, Hukum Pemerintahan Daerah, Modul Kuliah Fakultas
Hukum UII, Yogyakarta.
, 2005, Otonomi Daerah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
HR, Syaukani, 2000, Menatap Harapan Masa Depan, Gerbang Dayaku,
Kalimantan Timur.
Imawan, Rishwandha, 2000, Representasi DPRD dan penyebaran aspirasi
Masyarakat, Jurusan Ilmu Politik, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Manan, Bagir, 2002, Menyongsong Fajar Otonomi Daerah, Pusat Studi Fakultas
Hukum UII, Yogyakarta.
Mariun, 1987, Asas-asas Ilmu Pemerintahan, Fak. Sospol UGM, Yogyakarta.
Muchsan, 2000, Sistem Pengawasan Terhadap Perbuatan Aparat Pemerintah dan
Peradilan Tata Usaha Negara di Indonesia, Liberty, Yogyakarta.
Riwukaho, Josef, 1982, Analisa Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah di
Indonesia, Bina Aksara, Jakarta.
Sumitro, Rochmat, 1997, Dasar-Dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan, PT.
Eresco, Bandung.
Sumyar, 2003, Pelaksanaan Fungsi DPRD Kabupaten Sleman sebagai salah satu
upaya untuk meningkatkan PAD dari Penerimaan Pajak Daerah,
Universitas Atmajaya, Yogyakarta.
Sunindhia, Y.W. 1996, Praktek Penyelenggaraan Pemerintahan di Daerah, PT.
Rineka Cipta, Jakarta.

Suwandi, Erly, 2002, Hukum Pajak, Salemba Empat, Jakarta.
Soeparman, Soemahamidjaja, 1964, Pajak Berdasarkan Asas Gotong Royong,
Universitas Padjadjaran, Bandung.
Sidik, Machfud, 2001, Hubungan Keuangan Pusat-Daerah, PT. Rajagrafindo
Persada, Jakarta.

Syaukani, Afan Gafar, Ryaas Rasyid, 2003, Otonomi Daerah dalam Negara
Kesatuan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Syafrudin, Ateng, 1991, DPRD Sebagai Badan Legislatif Daerah Dari Masa ke
Masa, Mandar Maju, Bandung.
Yudoyono, Bambang, 2001, Otonomi Daerah, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Peraturan Perundang-undangan:
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pusat dan Daerah.
Undang- Undang Nomor 27 Tahun 2009 Tentang Majelis Permusyawaratan
Rakyat , Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah
PP Nomor 65 Tahun 2001 Tentang Pajak Daerah
PP Nomor 55 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban
Keuangan Daerah.
Peraturan Tata Tertib DPRD Kabupaten Katingan Nomor 01/DPRD-KTN/V/2010


Kamus
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, 2001, Balai Pustaka, Jakarta