2
Beberapa alternatif teknologi yang dapat digunakan untuk memberikan broadband access antara lain:
a. Jaringan
kabel wired, baik tembaga copper maupun serat optic fiber optic. b.
Jaringan nirkabel wireless
c. Satelit
broadband satellite access Setiap
negara memiliki karakteristik yang berbeda‐beda sehingga pendekatan yang digunakan untuk mengimplementasikan
jaringan broadband tidak seragam. Bila kita tinjau lebih jauh, berdasarkan data dari BPS, pada
tahun 2009 Indonesia memiliki sekitar 55,159 juta rumah tinggal household, dan terdapat 8,6 juta sambungan
telepon tetap kabel yang melayani rumah tinggal, bisnis, dan pemerintahan. Diperkirakan sekitar 20
dari sambungan ini digunakan untuk keperluan bisnis dan pemerintahan dimana layanan broadband dapat diberikan
di dalamnya, dan terdapat sebagian yang tidak bisa dimanfaatkan untuk layanan broadband mengingat
keterbatasan serta kondisi jaringan PSTN tertentu. Untuk membangun jaringan kabel baru, terdapat masalah
utama yang dihadapi penyelenggara antara lain dari sisi memperoleh izin galian, besarnya investasi yang
dibutuhkan, kondisi geografis, waktu implementasi yang relatif lama, serta pangsa pasar yang tersebar sampai
dengan daerah rural. Hal ini sangat mempengaruhi kelayakan investasi jaringan kabel yang akan dilakukan.
Dengan demikian, teknologi nirkabel diperkirakan akan lebih dominan digunakan untuk penyediaaan akses
broadband bagi masyarakat Indonesia. Tabel
1. Status penguasaan tempat tinggal. Sumber : BPS
Milik Sendiri
Kontrak Sewa
Bebas Sewa
Dinas Milik
Orang Tua Keluarga
Lainnya
00. Indonesia
43,649,860 2,939,419 2,541,473 884,707 725,080 3,223,991 109,386 2,600 55,159,228
11. NAD
1,082,712
12. Sumatera Utara
1,889,915 163,373 198,089 102,245 133,785 178,846 4,581 337 2,671,171
13. Sumatera Barat
779,885 70,824 61,907 26,557 25,696 123,792 2,401 348 1,091,410
14. Riau
753,946 58,766 133,306 35,272 39,563 45,010 2,891 ‐ 1,068,754
15. Jambi
496,269 37,434 16,484 19,761 21,984 49,087 773 304 642,096
16. Sumatera Selatan
1,278,195 93,446 39,878 30,724 34,216 105,272 3,331 222 1,585,284
17. Bengkulu
286,589 19,420 21,843 16,191 13,543 20,795 1,587 ‐ 379,968
18. Lampung
1,548,046 53,392 19,943 42,258 12,442 60,198 9,082 ‐ 1,745,361
19. Kep. Bangka Belitung
209,547 11,197 12,996 5,456 3,430 13,312 1,310 ‐ 257,248
20. Kepulauan Riau
218,366 26,837 62,182 8,065 17,680 10,676 1,208 ‐ 345,014
31. DKI Jakarta
1,207,243 606,529 135,911 26,225 55,710 170,189 9,159 ‐ 2,210,966
32. Jawa Barat
8,256,960 614,757 296,276 163,693 40,176 799,478 13,205 420 10,184,965
33. Jawa Tengah
7,176,821 211,277 376,090 78,462 34,392 475,133 8,689 449 8,361,313
34. DI Yogyakarta
748,633 89,613 97,023 12,329 2,491 49,489 342 ‐ 999,920
35. Jawa Timur
8,804,002 311,277 244,360 84,290 44,544 341,228 15,468 ‐ 9,845,169
36. Banten
1,533,631 177,558 296,733 19,727 6,723 109,359 1,467 ‐ 2,145,198
51. Bali
658,609 41,883 77,456 18,479 6,262 54,457 2,265 ‐ 859,411
52. Nusa Tenggara Barat
929,591 25,530 32,429 14,659 9,816 72,670 777 ‐ 1,085,472
53. Nusa Tenggara Timur
781,788 19,275 31,073 17,319 14,165 41,822 3,748 ‐ 909,190
61. Kalimantan Barat
746,524 56,223 40,368 14,818 10,999 35,291 3,231 191 907,645
62. Kalimantan Tengah
371,082 11,086 31,078 9,413 14,591 34,124 1,331 84 472,789
63. Kalimantan Selatan
636,601 23,915 101,718 20,418 26,464 53,570 3,920 ‐ 866,606
64. Kalimantan Timur
472,436 38,506 80,798 20,644 34,160 34,731 814 ‐ 682,089
71. Sulawesi Utara
426,585 14,432 22,402 21,949 11,081 65,304 2,279 ‐ 564,032
72. Sulawesi Tengah
445,769 20,862 23,750 10,134 9,705 34,662 784 ‐ 545,666
73. Sulawesi Selatan
1,628,498 95,027 19,032 29,065 49,275 101,570 7,984 112 1,930,563
74. Sulawesi Tenggara
351,604 18,378 19,296 10,468 9,966 27,126 756 ‐ 437,594
75. Gorontalo