UJI KANDUNGAN KIMIA DAN EFEKTIVITAS INFU

(1)

UJI EFEKTIVITAS ANTIFUNGAL DAN KANDUNGAN KIMIA INFUSA TANAMAN SANGKET (Basilicum

polystachyon (L.) Moench) TERHADAP PENGHAMBATAN PERTUMBUHAN Candida

albicans SECARA IN VITRO

Skripsi

Oleh

Nur Azizah 100342400923


(2)

(3)

A. Latar Belakang

Indonesia  iklim tropis dengan tingkat kelembaban udara yang

tinggi

Mendukung pertumbuhan jamur  Candida albicans

Jamur dimorfik yg secara normal terdapat di saluran pencernaan, pernafasan bagian atas dan mukosa genital pada mamalia


(4)

Kandidiasis

Mulut

Vagina Kulit Kuku


(5)

Terapi kandidiasis dilakukan dengan pemberian obat antifungi oral maupun topikal


(6)

Pemberian antifungi

pada Candida

Meningkatkan resistensi Candida terhadap senyawa antifungal

Eksplorasi bahan baru

Alternatif pengobatan dari bahan alami (Obat Tradisional)

Keuntungan bagi masyarakat murah, tidak memerlukan bahan kimia, sedikit efek samping


(7)

Banyak tanaman tradisional yang memiliki aktifitas antifungi yang kuat, dengan efek samping yang rendah

tetapi tidak diketahui dengan baik oleh masyarakat.

Sangket

(Basilicum

polystachyon (L.) Moench) )


(8)

Populasi tanaman sangket sangat melimpah di area persawahan di kabupaten Tulungagung.

tanaman liar yang banyak tumbuh tersebar di area persawahan hingga hampir menutupi seluruh area

persawahan pada musim

pascapanen, dan hanya sebagian kecil yang menggunakannya sebagai obat tradisional.


(9)

(10)

Meskipun khasiat air rebusan tanaman sangket untuk pengobatan sudah dikenal masyarakat, namun belum

dilakukan penelitian mengenai kandungan senyawa kimia yang terdapat di dalam air rebusan tanaman

sangket

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang UJI EFEKTIVITAS ANTIFUNGAL DAN KANDUNGAN KIMIA INFUSA TANAMAN SANGKET (Basilicum polystachyon (L.)

Moench) TERHADAP PENGHAMBATAN PERTUMBUHAN Candida albicans SECARA IN VITRO.


(11)

B. Tujuan Penelitian

• Menguji pengaruh infusa tanaman sangket

(Basilicum polystachyon (L.) Moench) terhadap penghambatan pertumbuhan Candida albicans

secara in vitro

• Mengetahui konsentrasi infusa tanaman sangket (Basilicum polystachyon (L.) Moench) yang paling

efektif dalam membunuh Candida albicans secara in vitro

• Mengetahui senyawa kimia yang terdapat pada ekstrak infusa tanaman sangket (Basilicum


(12)

C. Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh pemberian infusa tanaman

sangket (

Basilicum polystachyon

(L.) Moench)

terhadap penghambatan pertumbuhan

Candida albicans

secara in vitro

Ada pengaruh perbedaan konsentrasi infusa

tanaman sangket (

Basilicum polystachyon

(L.)

Moench) terhadap penghambatan


(13)

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

menambah wawasan dalam bidang Mikrobiologi

menambah wawasan masyarakat tentang khasiat

infusa tanaman sangket sekaligus meningkatkan

nilai ekonomi tanaman sangket.

Sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut

mengenai tanaman sangket terhadap


(14)

F. Asumsi Penelitian

G. Definisi Operasional


(15)

(16)

(17)

B. Botani Tanaman Sangket (

Basilicum


(18)

C. Manfaat dan Kandungan Tanaman Sangket

(

Basilicum polystachyon

(L.) Moench)

• kelompok herba yang berbau harum (aromatic herb)

famili Lamiaceae yang terkenal memiliki khasiat tinggi untuk pengobatan

• Rebusan daun sangket diberikan kepada penderita

epilepsi, serangan jantung, neuralgia, dan sawan

(Amutha, et al., 2008).

• Ekstrak rebusan dari tanaman famili Lamiaceae

dilaporkan kaya akan komponen Fenolik seperti

hydroxycinnamic acids dan flavonoid, sebagian

besar terbentuk dari derivat-derivat seperti ester dan


(19)

Tumbuhan yang termasuk famili

Lamiaceae

mengandung sejumlah besar senyawa

polifenol

(Zgorka,

et al

., 2001) yang terlibat

dalam mempengaruhi

pertahanan bakteri,

jamur, dan infeksi virus

(Bais,

et al

., 2002).

Senyawa

polifenol

yang terdapat dalam

famili Lamiaceae yaitu senyawa berkhasiat

antioksidan

, dan senyawa yang paling

melimpah yakni

rosmarinic acid

dan

caffeic

acid

(

Petersen,

et al

., 2003).


(20)

Rosmarinic acid ditemukan dapat melawan dan

mencegah pembentukan mikroorganisme rhizosphere, termasuk spesies patogen pada manusia (Bais, et al., 2002).

Flavonoid larut dalam air dan merupakan senyawa fenol, yang bekerja menghambat pertumbuhan

mikroorganisme dengan mendenaturasikan protein sel dan merusak membran sel (Benson, 1980 dalam


(21)

D. Bahan Antifungi

Antifungi adalah senyawa yang digunakan untuk pengobatan penyakit infeksi yang disebabkan oleh

fungi (Siswandono dan Soekardjo, 2000).

 Antifungi atau sering disebut antifungal mempunyai dua pengertian yaitu fungisidal dan fungistatik

(Marsh, 1977).

 Mekanisme antifungi dikelompokkan menjadi empat yaitu mempengaruhi dinding sel jamur (kitin, ß

glukan, dan mannooprotein), gangguan pada sterol membran plasma sel jamur, dan sintesis asam


(22)

E. Mekanisme Kerja Antifungi

Mekanisme kerja obat antijamur adalah

dengan mempengaruhi

sterol membran

plasma sel jamur, sintesis asam nukleat

jamur, dan dinding sel jamur

yaitu

kitin, ß

glukan, dan mannooprotein

(Gubbins, 2009).

Senyawa saponin dapat merusak

sel membran

sitoplasma

Candida albicans

dengan cara

meningkatkan permeabilitas membran sel

jamur

.


(23)

Aktifitas biologis senyawa

flavonoid

dilakukan

dengan merusak

dinding sel

dari

Candida

albicans

yang terdiri atas lipid dan asam

amino akan

bereaksi dengan gugus alkohol

pada senyawa flavonoid

sehingga

dinding sel

akan rusak dan senyawa tersebut dapat

masuk ke dalam inti sel jamur.

Senyawa tannin diduga mempunyai

mekanisme dapat bereaksi dengan cara

inaktivasi enzim esensial dan destruksi atau

inaktivasi fungsi dari material genetik


(24)

F. Nistatin

• Nistatin merupakan antifungal dari golongan poliena

dengan rumus kimia C46H83NO18 dan memiliki berat molekul ± 950.

• Konsentrasi hambat minimum (M.I.C.) untuk Candida adalah antara 1-4 µg/ml, yang terkecil untuk C.

albicans dan tidak dipengaruhi oleh inokulum yang dipakai (Suprihatin, 1982).

• Dosis rendah pada Nistatin bersifat fungistatik sedang dosis tinggi pada obat ini bersifat fungisidal.

• Nistatin merupakan antifungi yang bekerja mengikat sterol (terutama ergosterol) pada membran sel fungi sehingga terjadilah lisis sel.


(25)

(26)

A. Rancangan Penelitian

Penelitian eksperimental dengan menggunakan

metode Tube Dilution Test untuk membuktikan

pengaruh ekstrak infusa tanaman sangket (Basilicum polystachyon (L.) Moench) terhadap penghambatan pertumbuhan Candida albicans secara in vitro, dan untuk mengetahui konsentrasi yang paling efektif membunuh Candida albicans secara in vitro, serta untuk mengetahui kandungan senyawa kimia dalam infusa tanaman sangket (Basilicum polystachyon (L.) Moench) secara kualitatif.


(27)

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Maret 2014 di laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang.

C. Variabel Penelitian

• konsentrasi ekstrak infusa tanaman sangket

Variabel

bebas

• pertumbuhan koloni Candida albicans yang tumbuh pada media SDA yang telah diperlakukan dengan air rebusan infusa tanaman sangket dalam berbagai konsentrasi.

Variabel

terikat

• merupakan variabel yang diusahakan sama untuk tiap perlakuan meliputi suhu, lama inkubasi, dan umur biakan

Candida albicans

Variabel

terkendali


(28)

D. Obyek Penelitian

Obyek penelitian

menggunakan tanaman

sangket (Basilicum polystachyon (L.)

Moench) yang

didapatkan dari alam di kecamatan Campurdarat

kabupaten Tulungagung berupa bahan segar.

Biakan murni Candida

albicans diperoleh

dari laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran

Universitas Brawijaya.

E. Alat dan Bahan

F. Prosedur Penelitian

1. Sterilisasi Alat


(29)

a. Perbanyakan biakan murni

Candida albicans

b. Melakukan pengenceran biakan

Candida

albicans

dengan larutan PZ (NaCl 0,9%) untuk

memperoleh jumlah koloni >10 <100 koloni

3. Penyiapan Suspensi Candida albicans


(30)

1 ose biakan

Candida albicans

Larutan PZ (NaCl 0,9%)

10-1 10-2 10-3 10-4 10-5 10-6 10-7 10-8

Inkubasi pada suhu 370C selama 1x24 jam


(31)

c. Menyiapkan suspensi

Candida albicans

untuk

pengujian efektivitas ekstrak infusa tanaman

sangket menggunakan tube dilution method

dengan konsentrasi biakan

Candida albicans

sebesar

10

6

CFU/mL

1 ml

Media

Sabauroud Cair

Inkubasi pada suhu


(32)

Menimbang 100 g tanaman sangket

Mencuci dg air mengalir & dibilas

dg aquades steril

Merajang menjadi bagian kecil & dimasukkan dlm labu erlenmeyer

Menambahkan aquades steril sebanyak 100 ml &

ditutup dg alumunium foil

Memasukkan ke dalam water bath

pada suhu 900C dan

dibiarkan selama 15 menit

Menyaring ekstrak dg kertas saring steril (konsentrasi

100 %)

4. Pembuatan Ekstrak Tanaman Sangket


(33)

Komposisi pengenceran :

Konsentrasi Infusa Sangket (mL) Aquades Steril (mL)

100% 1 0

90% 0,9 0,1

80% 0,8 0,2

70% 0,7 0,3

60% 0,6 0,4

50% 0,5 0,5

40% 0,4 0,6

30% 0,3 0,7

20% 0,2 0,8

10% 0,1 0,9

0% (Kontrol

Negatif) 0 1


(34)

5. Uji Pengaruh Ekstrak Tanaman Sangket (Basilicum

polystachyon (L.) Moench) terhadap Pertumbuhan


(35)

1 ml = 1 x 106 CFU/mL

100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Nistatin Biakan murni C. albicans yang sudah diencerkan

1 ml ekstrak infusa sangket

Inkubasi pada suhu 370C selama 1x24 jam

50% 45% 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% Nistatin

Inkubasi pada suhu 370C selama 1x24 jam

Konsentrasi

C. albicans

menjadi 5x 105


(36)

DAFTAR PUSTAKA

1. Identifikasi Alkaloid

2. Identifikasi Flavonoid

3. Identifikasi Glikosida

4. Identifikasi Saponin

5. Identifikasi Tanin

6. Identifikasi Kandungan Kimia Infusa Tanaman Sangket (Basilicum polystachyon (L.) Moench)


(37)

G. Pengambilan Data

• Pengumpulan data dilakukan sebagai berikut:

1. Jumlah koloni yang tumbuh pada media Sabouraud Dextrose Agar yang telah diinkubasi pada suhu 370C

selama 24 jam dihitung dengan menggunakan colony counter. Hasil perhitungan jumlah koloni Candida

albicans dimasukkan dalam tabel.

2. Data uji kandungan senyawa kimia tanaman sangket berupa data kualitatif yang ditunjukkan dengan

adanya perubahan reaksi positif larutan pada tabung uji.


(38)

H. Teknik Analisis Data

Anava Tunggal dengan taraf kepercayaan 95% (α

0,05)

BNT 1% untuk mengetahui perbedaan pengaruh masing-masing konsentrasi ekstrak infusa tanaman sangket dalam membunuh Candida albicans.

Uji Korelasi dan Regresi untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi dan jumlah koloni.

• Data uji kandungan senyawa kimia tanaman sangket secara kualitatif dianalisis secara deskriptif.


(39)

(40)

A. Hasil Penelitian

1. Data Pengaruh Infusa Tanaman Sangket (Basilicum

polystachyon (L.) Moench) Terhadap Pertumbuhan Candida albicans


(41)

50% 45% 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0%


(42)

(43)

2. Uji Kandungan Kimia Tanaman Sangket


(44)

B. Analisis Data

1. Pengaruh Infusa Tanaman Sangket (Basilicum polystachyon (L.) Moench) Terhadap Pertumbuhan Candida albicans

KHM tidak dapat ditentukan berdasarkan

tingkat kekeruhan

Semakin tinggi konsentrrasi infusa maka jumlah koloni


(45)

2. Konsentrasi Infusa Herba Sangket (Basilicum Polystachyon (L.) Moench) Yang Paling Efektif Dalam Membunuh Candida albicans

Nilai signifikansi 0,000 α < 0,05 yang berarti terdapat

perbedaan pengaruh pada pemberian tiap konsentrasi infusa tanaman sangket terhadap pertumbuhan jamur C. albicans.


(46)

• konsentrasi 0% berbeda nyata dengan konsentrasi lainnya

• Konsentrasi 40%, 45% dan 50% memiliki notasi yang sama dengan Nistatin 100.000 IU, sehingga dapat dikatakan bahwa ketiganya memiliki kemampuan yang sama dalam menghambat pertumbuhan koloni Candida albicans.


(47)

Uji korelasi


(48)

Uji Regresi

R Square (r2) = 0,446


(49)

3. Uji Kandungan Kimia Infusa Tanaman Sangket (Basilicum polystachyon (L.) Moench)


(50)

C. Pembahasan

1. Pengaruh Infusa Tanaman Sangket (Basilicum

polystachyon (L.) Moench) terhadap Pertumbuhan

Candida albicans

KHM tidak dapat ditentukan

Kekeruhan disebabkan adanya senyawa kimia dlm tanaman sangket

Saponin, saponin mempunyai sifat asam

• Suhardi (1992), kelarutan protein akan meningkat jika diberi perlakuan asam yang berlebih. Ini terjadi karena ion positif pada asam yang menyebabkan protein yang semula bemuatan netral atau nol menjadi bermuatan positif yang menyebabkan


(51)

Semakin tinggi konsentrasi semakin meningkat pula daya antimikroba, sebab dengan konsentrasi tinggi memungkinkan

penyebaran zat-zat dalam menghambat atau membunuh mikroorganisme semakin efektif (Pelczar & Chan, 1998: 489).

Jumlah Koloni

Candida albicans

Konsentrasi Infusa Sangket


(52)

2. Konsentrasi Infusa Herba Sangket (Basilicum Polystachyon (L.) Moench) yang Paling Efektif dalam Membunuh Candida Albicans

Jumlah koloni terkecil pada perlakuan terdapat pada konsentrasi 50% atau 50 mg/ml, sedangkan konsentrasi

Nistatin yang digunakan sebagai kontrol positif sebesar 100.000 IU atau sama dengan 1 mg/ml. Keduanya dapat

membunuh Candida albicans dibuktikan dengan tidak adanya koloni yang tumbuh pada media SDA setelah perlakuan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsentrasi infusa

tanaman sangket sebesar 50 mg/ml memiliki kemampuan setara dengan Nistatin 100.000 IU dalam membunuh


(53)

3. Kandungan Senyawa Kimia dalam Infusa Tanaman Sangket (Basilicum polystachyon (L.) Moench)

Pelarut

Organik

(air)

Alkaloid

Flavonoid

Glikosida

Saponin


(54)

4. Mekanisme Kerja Zat Antifungal pada Infusa Tanaman Sangket (Basilicum polystachyon (L.) Moench) dalam Membunuh Candida albicans

Senyawa antijamur pada tanaman sangket (Basilicum

polystachyon (L.) Moench) bekerja secara konsorsium atau bersama-sama membunuh C. albicans

melalui mekanisme

perusakan dinding sel jamur

mempengaruhi sterol membran plasma sel jamur

mengganggu sintesis asam nukleat


(55)

Senyawa yang terdapat di dalam infusa tanaman sangket dimungkinkan dapat merusak komponen

dinding sel C. albicans diantaranya senyawa tanin dan fenol

Tanin telah dibuktikan dapat membentuk kompleks senyawa yang irreversibel dengan prolin

(suatu protein lengkap), yang mana ikatan ini

mempunyai efek penghambatan sintesis protein untuk pembentukan dinding sel ( Agnol et. al., 2003)

Sedangkan fenol bekerja dengan cara merusak dan menembus dinding sel Candida albicans

(Rahmawati, 2012).


(56)

Mempengaruhi sterol membran plasma sel

jamur

Senyawa saponin dapat merusak sel membran

sitoplasma

Candida albicans

dengan cara

meningkatkan permeabilitas membran sel jamur.

Saponin dapat terkondensasi pada permukaan suatu benda atau cairan dikarenakan memiliki gugus

hidrokarbon yang larut lemak (berada pada membran sel), sehingga dapat menyebabkan sel-sel pada


(57)

mengganggu sintesis asam nuklea

t

• senyawa fenol dapat mengendapkan protein sel yang terlarut

dalam sitoplasma. Komponen fenol juga dapat

mendenaturasi enzim terlarut di dalam sitoplasma yang ikut berperan dalam metabolisme sel Candida albicans.

Senyawa antifungi selanjutnya dapat dengan mudah

memasuki membran inti sel nukleus melalui pori-pori nukleus

(nuclear pore) dan mengganggu sintesis asam nukleat C. albicans dengan cara menterminasi secara dini rantai RNA


(58)

Senyawa flavonoid di dalam inti sel

C. albicans

akan

mengendapkan protein

yang tersusun

atas asam amino sebagai hasil translasi dari

RNA. Gangguan pada pembentukan partikel

protein dapat mencegah proses sintesis

protein di dalam inti sel sehingga

menyebabkan kematian pada sel Candida

albicans

(Donald,

et. al

, 1975).


(59)

(60)

A. Kesimpulan

1. Ada pengaruh pemberian infusa tanaman

sangket terhadap penghambatan pertumbuhan

Candida albicans.

2. Pemberian infusa tanaman sangket dengan

konsentrasi 50% memberikan pengaruh yang

paling efektif dalam membunuh

Candida

albicans

.

3. Infusa tanaman sangket memiliki kandungan

senyawa kimia yaitu Alkaloid, Flavonoid,


(61)

B. Saran

Penelitian ini hanya sebatas in vitro, sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang pengaruh tanaman sangket

terhadap Candida albicans lebih lanjut yaitu secara in vivo. Penelitian tentang infusa tanaman sangket terhadap

mikroorganisme patogen hanya sebatas dilakukan pada Candida albicans, sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan sejenis

tentang pengaruh infusa tanaman sangket (Basilicum

polystachyon (L.) Moench) terhadap mikroorganisme patogen lain.

Penelitian ini hanya sebatas mengetahui kandungan senyawa kimia tanaman sangket secara kualitatif, sehingga perlu dilakukan

penelitian lanjutan tentang analisis secara fitokimia agar

menghasilkan data kandungan senyawa kimia tanaman sangket secara kuantitatif.


(62)

(1)

mengganggu sintesis asam nuklea

t

• senyawa fenol dapat mengendapkan protein sel yang terlarut dalam sitoplasma. Komponen fenol juga dapat

mendenaturasi enzim terlarut di dalam sitoplasma yang ikut berperan dalam metabolisme sel Candida albicans.

Senyawa antifungi selanjutnya dapat dengan mudah

memasuki membran inti sel nukleus melalui

pori-pori nukleus

(

nuclear pore

) dan mengganggu sintesis asam nukleat

C.

albicans

dengan cara

menterminasi secara dini rantai RNA


(2)

Senyawa flavonoid di dalam inti sel

C. albicans

akan mengendapkan protein yang tersusun

atas asam amino sebagai hasil translasi dari

RNA. Gangguan pada pembentukan partikel

protein dapat mencegah proses sintesis

protein di dalam inti sel sehingga

menyebabkan kematian pada sel

Candida

albicans

(Donald,

et. al

, 1975).


(3)

(4)

A. Kesimpulan

1. Ada pengaruh pemberian infusa tanaman

sangket terhadap penghambatan pertumbuhan

Candida albicans.

2. Pemberian infusa tanaman sangket dengan

konsentrasi 50% memberikan pengaruh yang

paling efektif dalam membunuh

Candida

albicans

.

3. Infusa tanaman sangket memiliki kandungan

senyawa kimia yaitu Alkaloid, Flavonoid,


(5)

B. Saran

Penelitian ini hanya sebatas in vitro, sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang pengaruh tanaman sangket

terhadap Candida albicans lebih lanjut yaitu secara in vivo. Penelitian tentang infusa tanaman sangket terhadap

mikroorganisme patogen hanya sebatas dilakukan pada Candida albicans, sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan sejenis

tentang pengaruh infusa tanaman sangket (Basilicum

polystachyon (L.) Moench) terhadap mikroorganisme patogen lain.

Penelitian ini hanya sebatas mengetahui kandungan senyawa kimia tanaman sangket secara kualitatif, sehingga perlu dilakukan

penelitian lanjutan tentang analisis secara fitokimia agar

menghasilkan data kandungan senyawa kimia tanaman sangket secara kuantitatif.


(6)