dari rumah Ibu Luh Reni sangat memprihatinkan, dikatakan tidak layak huni dimana tidak dilengkapi dengan lantai ubin serta tidak dilengkapi dengan kamar mandi. Ibu Luh Reni
adalah seorang nenek yang masih kuat, dimana pada umur yang sudah dapat dikatakan tua beliau masih bekerja serabutan untuk menghasilkan uang dalam membantu anaknya untuk
mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
1.2.1 Pendapatan Keluarga
Sebagai seorang wanita yang telah ditinggal mati oleh suaminya dan mempunyai anak laki-laki satu, maka yang menjadi kepala rumah tangga sekarang adalah anak ibu luh Reni
yaitu Bapak Nyoman Selat yang bekerja sebagai pencari tuak dan kelapa. Namun hasil yang didapat dari mencari tuak dibagi dua dan hasil dari kelapa untuk diri sendiri, namun itu masih
sangat kurang untuk menutupi semua kebutuhan kehidupan sehari-hari yang banyak dan juga dibantu oleh istrinya Ibu Nengah Sutri yang bekerja sebagai serabutan, selain penghasilan
dari anak beliau Ibu Luh Reni masih mampu dan kuat untuk bekerja serabutan seperti mencari buah jaka. Penghasilan dari Ibu Luh Reni dan anak beliau kira-kira 50ribu perhari,
kadang lebih kadang juga kurang, namun itu masih kurang untuk menutupi kebutuhan kehidupan keluarga mereka sehari-hari yang dimana Ibu Luh Reni mempunyai 3 orang cucu
yang pertama kelas 5 SD, yang kedua kelas 2 Sd, dan yang ketiga belum sekolah. Namun yang sangat disyukuri Bapak Nyoman Selat dan Ibu Luh Reni adalah anaknya yang kelas 5
SD mendapatkan beasiswa sehingga dapat mengurangi beban kehidupan keluarga Ibu Luh Reni.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
a. Kebutuhan sehari-hari
Adapun pengeluaran Ibu Luh Reni dan anaknya sehari-hari, yaitu biaya makan, biaya sekolah cucu. Dalam per harinya untuk memenuhi kebutuhan makan,
rata-rata beliau menghabiskan biaya sekitar Rp 35.000 untuk 5 orang dari rata-rata penghasilan Rp 50.000 perhari.
b. Listrik dan Air
Mengenai biaya listrik, pengeluaran Ibu Luh Reni tidak terlalu besar karena rumahnya hanya memakai 2 lampu listrik yang memakan sedikit energi dan listrik
itupun diberikan secara cuma-cuma oleh tetangga karena beliau tidak meiliki sumber penerangan sebelumnya. Untuk biaya air, Ibu Luh Reni karena tidak memiliki kamar
mandi sendiri jadi beliau mandi di sungai atau meminjam pada tetangga jadi untuk biaya air beliau tidak menguras biaya.
c. Pendidikan
Dalam hal pendidikan, Ibu Luh Reni dan anaknya Nyoman Selat membiayai pendidikan 2 orang cucunya yang sekarang menginjak pendidikan kelas 5 SD dan
kelas 2 SD. d.
Kesehatan Ibu Luh Reni bisa dikatakan nenek-nenek yang sangat kuat, disaat umurnya
sudah menginjak 60-an beliau masih kuat dalam melakukan pekerjaan sebagai serabutan. Jadi sampai saat sekarang ini tidak ada penyakit yang berarti yang diderita
oleh Ibu Luh Reni kecuali penyakit seperti batuk, flu, demam. Namun sampai saat ini Ibu Luh Reni belum mempunyai BPJS namun anak beliau Nyoman Selat telah
mempunyai BPJS. e.
Rohani Pengeluaran Ibu Luh Reni dalam bidang rohani yakni pengeluaran untuk
membeli canang untuk kegiatan persembahyangan sehari-hari tidak menentu. Untuk pengeluaran di setiap hari raya Hindu seperti Galungan dan Kuningan beliau
mengeluarkan rata-rata Rp 200.000 .