Batas fisiknya adalah sebagai berikut: Utara : Laut Bali
Timur : Selat Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat Selatan : Samudera Indonesia
Barat :Selat Bali Propinsi Jawa Timur
Kabupaten dan Kota di Bali
Secara administrasi, Provinsi Bali terbagi menjadi delapan kabupaten dan satu kota, yaitu Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung,
Gianyar, Karangasem, Klungkung, Bangli, Buleleng, dan Kota Denpasar
yang juga merupakan ibukota provinsi.
Selain Pulau Bali Provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau kecil lainnya, yaitu Pulau Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan
di wilayah Kabupaten Klungkung, Pulau Serangan di wilayah Kota Denpasar, dan Pulau Menjangan di Kabupaten Buleleng.
Keadaan Penduduk
Penduduk Bali kira-kira sejumlah 4 juta jiwa, dengan mayoritas 92,3 menganut agama Hindu. Agama lainnya adalah Islam, Protestan,
Katolik, dan Buddha. Selain dari sektor pariwisata, penduduk Bali juga hidup dari pertanian dan perikanan. Sebagian juga memilih menjadi
seniman. Bahasa yang digunakan di Bali adalah Bahasa Indonesia, Bali, dan Inggris khususnya bagi yang bekerja di sektor pariwisata.
5.2 Pengaruh Budaya
5.2.1 Budaya dan Kebudayaan
Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu
buddhayah
, yang merupakan bentuk jamak dari
buddhi
budi atau akal diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kata
budaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pikiran, akal budi atau adat-istiadat. Secara tata bahasa, pengertian
kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang cenderung menunjuk pada pola pikir manusia.
Koentjaraningrat 1990 mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan sistem mencakup segala hal yang merupakan hasil
cipta, karsa, dan karya manusia yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Karya yaitu masyarakat yang menghasilkan
teknologi dan kebudayaan kebendaan yang terabadikan pada keperluan masyarakat. Rasa atau karsa yang meliputi jiwa manusia
yaitu kebijaksanaan yang sangat tinggi di mana aturan kemasyarakatan terwujud oleh kaidah-kaidah dan nilai-nilai
sehingga denga rasa itu, manusia mengerti tempatnya sendiri, bisa menilai diri dari segala keadaannya.
Menurut Ki Hajar Dewantara, kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh
kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran
didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang saling berkaitan. Manusia dengan kemampuan akalnya membentuk
budaya, dan budaya dengan nilai-nilainya menjadi landasan moral dalam kehidupan manusia. Seseorang yang berperilaku sesuai nilai-
nilai budaya, khususnya nilai etika dan moral, akan disebut sebagai manusia yang berbudaya. Selanjutnya, perkembangan diri manusia
juga tidak dapat lepas dari nilai- nilai budaya yang berlaku. Sebuah masyarakat yang maju, kekuatan penggeraknya adalah individu-
individu yang ada di dalamnya. Tingginya sebuah kebudayaan masyarakat dapat dilihat dari kualitas, karakter dan kemampuan
individunya.
Dalam kebudayaan
terdapat nilai-nilai
yang dianut
masyarakat setempat dan hal itu memaksa manusia berperilaku sesuai budayanya. Antara kebudayaan satu dengan yang lain
terdapat perbedaan dalam menentukan nilai-nilai hidup sebagai tradisi atau adat istiadat yang dihormati. Adat istiadat yang berbeda
tersebut, antara satu dengan lainnya tidak bisa dikatakan benar atau salah, karena penilaiannya selalu terikat pada kebudayaan tertentu.
5.2.2 Budaya Nasional