Prosedur Pelaporan Arus Kas pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasional (DAOP) 2 Bandung

(1)

PROSES PELAPORAN ARUS KAS PADA

PT.KERETA API INDONESIA (PERSERO ) DAOP 2 BANDUNG LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Pada Program Studi Akuntansi Strata satu

Oleh :

VIKRY PRADIPTA 21110111

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA 2013


(2)

(3)

(4)

ix

RIWAYAT HIDUP

Nama : Vikry Pradipta

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 3 Maret 1992 Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jalan Bojong Kacor No.88 RT.02/13 Bandung Pendidikan :

 Lulusan SD Negeri Cikutra III Bandung (Tahun 2004)  Lulusan SMP PGII 2 Bandung (Tahun 2007)

 Lulusan SMA Negeri 19 Bandung (Tahun 2010)

 Tahun 2010 – Sekarang ; Tercatat sebagai mahasiswa Universitas Komputer Indonesia, Jurusan Akuntansi


(5)

iii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek ... 1

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek ... 5

1.2.1 Maksud Kerja Praktek ... 5

1.2.2 Tujuan Kerja Praktek ... 5

1.3 Kegunaan Hasil Kerja Praktek ... 6

1.4 Metode Kerja Praktek... 6

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek ... 7

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 8

2.1 Sejarah Singkat Perkeretaapian Indonesia ... 8

2.1.4 Visi dan Misi PT.Kereta Api Indonesia (Persero)... 12

2.1.5 Logo PT.Kereta Api Indonesia (Persero) ... 13

2.2 Struktur Organisasi PT.Kereta Api Indonesia (Persero) ... 14

2.3 Uraian Jabatan pada PT.Kereta Api Indonesia (Persero) ... 16


(6)

iv

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA

PRAKTEK ... 24

3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek ... 24

3.1.1 Pengertian Kas... 24

3.1.2 Arus Kas ... 26

3.1.3 Pengelolaan Arus Kas ... 26

3.1.4 Laporan Arus Kas... 28

3.1.5 Penyajian Laporan Arus Kas ... 29

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek ... 35

3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek... 36

3.3.1 Penyajian Laporan Arus Kas Perusahaan ... 36

3.3.2 Penyusunan Pelaporan Arus Kas Perusahaan ... 43

3.3.3 Hambatan atau Kendala dalam Proses Penyusunan Laporan Arus Kas ... 46

3.3.4 Upaya Mengatasi Hambatan dalam Proses Penyusunan Laporan Arus Kas ... 47

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 49

4.1 Kesimpulan... 49

4.2 Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... ix LAMPIRAN


(7)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya serta telah mempermudah segala jalan dan upaya sehingga penulis dapat meneyelesaikan laporan kerja praktek yang berjudul “ PROSES PELAPORAN ARUS KAS PADA PT KERETA API (PERSERO ) DAOP 2 BANDUNG”.

Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat akademik program Strata 1 (S-1) Program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini, diantaranya kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec.Lic, selaku Dekan Fakultas Ekonomi. 3. Dr.Surtikanti, SE.,M.Si.,Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi

Universitas Komputer Indonesia.

4. Siti Kurnia Rahayu, SE.,M.Ak.,Ak selaku dosen pembimbing penulis. 5. Wati Aris Astuti, SE.,M.SI selaku dosen wali AK-3 Program Studi

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

6. Lilis Puspitawati, SE., M.Si, Ak., selaku Koordinator Kuliah Kerja Praktek Universitas Komputer Indonesia.


(8)

ii

7. Seluruh dosen Akuntansi yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.

8. Seluruh karyawan PT.KAI DAOP 2 BANDUNG yang senantiasa membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

9. Kedua orang tua, Bapak dan Mamah tersayang yang telah memberikan dorongan baik berupa material,doa maupun supportnya.

10.Untuk Riska Karlina yang selalu memberi semangat,menemani dan membantu dalam penyelesaian laporan ini.

11.Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan semangat, kebersamaan, sehingga tersusunlah laporan kerja praktek ini.

12.Seluruh teman-teman Ak-3, Penulis menyadari laporan ini jauh dari kata kesempurnaan dan masih banyak sekali kekurangannya, oleh karena itu untuk menyempurnakan hasil laporan ini, maka kritik dan saran pembaca sangat dinantikan.

Akhir kata penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, Desember 2013


(9)

viii

DAFTAR PUSTAKA

Suhadimanto, Amir, Drs., M.M. 2005. Akuntansi 1B. Edisi Satu. Jakarta: Yudhistira

S. Munawir. 2004.Analisis Laporan Keuangan, EdisiKe-4,Liberty, Yogyakarta. Kieso, dkk. 2002.Akuntansi Intermediate, EdisiKe-10 Jilid 1.Jakarta:Erlangga. Syafri Harahap, Sofyan. 2001. Analisis KritisAtas Laporan Keuangan, Edisi

Revisi. Jakarta: Raja Grafindo PustakaUtama.

Baridwan, Zaki, Drs., Akt., Msc. 2004. Intermediate Accounting, Edisi 8. Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta.

Prastowo, Dwi dan Julianty Rifka. 2005. Analisis Laporan Keuangan.

Yogyakarta.

IkatanAkuntansiIndonesia(IAI).2004.PernyataanStandarAkuntansiKeuanga n

(PSAK). Jakarta:SalembaEmpat.


(10)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Kerja Praktek

Sejak dahulu manusia sudah mengenal transportasi dengan cara sederhana, misalnya sistem transportasi barang diatas kepala atau menjunjung barang/muatan menggunakan gerobak barang yang ditarik oleh hewan. Sejalan dengan perkembangan peradaban manusia, kebutuhan akan sarana transportasi juga meningkat sehingga bermunculan penemuan-penemuan baru dibidang infrastruktur dan suprastruktur transportasi yang seperti kita alami saat ini(M.Y.Jinca,2008). Transportasi sangat penting peranannya bagi daerah baik itu perdesaan atau daerah semi urban atau urban di negara-negara yang sedang berkembang, karena menyediakan akses bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa sehari-hari, serta meningkatkan kehidupan sosial ekonomi. Akses terhadap informasi, pasar, dan jasa masyarakat dan lokasi tertentu, serta peluang-peluang baru kesemuanya merupakan kebutuhan yang penting dalam proses pembangunan(Desi Kusumawardani,2013).

Dengan dibangunnya sarana transportasi, kegiatan ekonomi masyarakat, pemberdayaan masyarakat, khususnya dalam pembangunan pada kawasan yang mempunyai potensi ekonomi tinggi akan lebih mudah dikembangkan. Kegiatan ekonomi masyarakat ini akan berkembang apabila mempunyai prasarana dan sarana transportasi yang baik untuk aksesibilitas. Aksesibilitas ini dapat memacu proses interasi antar wilayah sampai ke daerah yang paling terpencil sehingga tercipta pemerataan pembangunan(Desi Kusumawardani,2013).


(11)

Kereta Api merupakan alat transportasi yang sudah digunakan di Indonesia sejak ratusan tahun yang lalu. Banyak sekali peminat dan pengguna sarana transportasi ini. Ini bisa dimaklumi karena Kereta Api merupakan transportasi yang bisa dikatakan murah sehingga dikenal sebagai “Angkutan Rakyat”(Ribbi Ahmad, 2012). PT. Kereta Api (Persero) sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang jasa transportasi yaitu Kereta api yang dituntut selalu meningkatkan kualitas pelayanan. PT Kereta Api ( Persero ) merupakan salah satu perusahaan milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang transportasi angkatan darat, yang tujuan utama dari usahanya yaitu untuk melayani kebutuhan masyarakat akan transaportasi khususnya transportasi darat. terpengaruh oleh kondisi perekonomian saat ini, sehingga membutuhkan manajemen yang baik dalam menunjang keberhasilan usahanya(satria Aji Gumelar, 2013).

Laporan arus kas adalah penyampaian informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas entitas selama periode tertentu. Laporan kas juga menyediakan informasi tentang aktivitas operasi, investasi, dan pembiayaan entitas atas dasar kas yang ada. Melalui analisa komponen arus kas, maka dapat diketahui bagaimana perusahaan mengelola dana yang dimilikinya. Yang dimaksud laporan sumber dan penggunaan kas (aliran kas) adalah perubahan kas selama satu periode dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaannya. Bagi perusahaan, dengan adanya aliran kas dapat digunakan sebagai dasar dalam menaksir kebutuhan kas dimasa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber


(12)

yang ada. Sedangkan bagi para investor, aliran kas dapat digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atau mengembalikan pinjaman. (Mohamad Nasir dan Mariana Ulfah, 2008).

Tujuan informasi arus kas adalah memberi informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan selama suatu periode akuntansi. (Novy Budi Adeliawwan,2010)

Informasi arus kas berguna sebagai indikator jumlah arus kas dimasa yang akan datang,serta berguna untuk menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang telah dibuat sebelumnya.laporan arus kas juga menjadi alat pertanggungjawaban arus masuk dan arus kas keluar selama periode pelaporan. Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan lainnya,laporan arus kas memberikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna laporan dalam mengevaluasi perubahan kekayaan bersih/ekuitas suatu entitas pelaporan dan struktur keuangan pemerintah(termasuk likuiditas dan solvabilitas)(PP/SAP No 03).

Salah satu aktivitas yang perlu mendapatkan perhatiaan bagi manajemen adalah perencanaan pelaporan kas perusahaan, karena kas merupakan salah satu unsur modal kerja perusahaan yang paling tinggi tingkat likuiditasnya dan harus tercapai dalam jumlah yang memadai, dalam proses penyajian laporan kas yang tidak terencana sering kali akan menyebabkan ketidaksesuaian dalam proses kegiatan perusahaan seperti aktivitas yang dilakukan baik aktivitas operasional, investasi maupun pendanaan, selain itu juga kas merupakan asset yang paling sering perputaran kasperusahaannya sehingga menimbulkan kendala dan


(13)

hambatan penyusunan laporan yang memungkinkan terjadinya kekeliruan dalam pelaporan arus kas, seperti terdapatnya selisih angka yang tidak sesuai dengan laporan kasnya. Maka dari itu kas juga merupakan asset yang sering menjadi objek kecurangan salah satu masalahnya akan menghambat proses dalam pelaporan kas perusahaan. Untuk itu diperlukan suatu perencanaan kas yang baik dalam mengelola kas yang dapat sekaligus mencegah serta mengurangi kemungkinan terjadinya hal yang menyimpang yang dapat merugikan perusahaan. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan arus kas memenuhi kriteria kualitas laporan keuangan, sehingga layak untuk digunakan sebagai salah satu informasi didalam pengambilan keputusan.(S.Munawir,2004)

Masalah yang di hadapi perusahaan belum terdapatnya aplikasi pemograman yang sesuai untuk pencatatan arus kas yang masih lambat,dengan adanya aplikasi pemograman tersebut diharapkan juga dapat mengurangi kesalahan dan memberikan kemudahan dalam pembuatan laporan arus kas perusahaan.Selain itu ketelitian seluruh staff dibidang keuangan dan akuntansi dalam penginputan data dalam pembuatan laporan arus kas tersebut sangat berpengaruh agar tidak terjadi selisih data.Dan juga lebih meningkatkan kerjasama yang melibatkan pihak-pihak terkait dalam pembuatan laporan arus kas perusahaan yang tujuan akhirnya untuk mengefisiensikan pekerjaan.(Staff dibidang keuangan dan akuntansi PT.KAI DAOP 2 Bandung).

Mengingat pentingnya pelaporan arus kas yang memadai sehingga dapat terlaksananya kegiatan perusahaan yang efektif dan efisien guna mencapai tujuan yang dilakukan oleh PT kereta Api ( Persero ) Bandung. maka penulis tertarik


(14)

untuk melakukan pembahasan mengenai penyajian laporan arus kas serta pelaporannya pada PT kereta Api (Persero ) Bandung dan menjadikan sebagai objek laporan kerja praktek dengan judul “PROSES PELAPORAN ARUS KAS PADA PT KERETA API (PERSERO ) DAOP 2 BANDUNG “.

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek 1.2.1 Maksud Kerja Praktek

Maksud dari penulis mengadakan kerja praktek ini adalah untuk memperoleh dan mengumpulkan data-data atau keterangan serta informasi yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas oleh penulis yaitu untuk mengetahui penyajian informasi relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama suatu periode atau laporan arus kas pada PT kereta Api (Persero) DAOP 2 Bandung.

1.2.2 Tujuan Kerja Praktek

Berdasarkan masalah yang ada, maka tujuan yang akan dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui proses pelaporan arus kas pada PT Kereta Api (Persero) DAOP 2 Bandung.

2. Untuk mengetahui hambatan atau kendala pada proses pelaporan arus kas pada PT Kereta Api (Persero) DAOP 2 Bandung.

3. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan PT Kereta Api (Persero) DAOP 2 Bandung dalam mengatasi hambatan atau kendala dalam penyusunan laporan arus kas.


(15)

1.3 Kegunaan Hasil Kerja Praktek

Data-data informasi yang berhasil dikumpulkan selama penelitian praktek ini baik yang diperoleh dari perusahaan yang diteliti maupun literatur, diharapkan dapat memberi manfaat bagi penulis, bagi perusahaan serta masyarakat umum. 1. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat menambah wawasan tentang penyajian laporan arus kas pada PT Kereta Api ( Persero ) Daop 2 Bandung.

2. Bagi Perusahaan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan positif yang dapat meningkatkan kinerja,kelancaran,mempermudah dan dapat mengefisienkan waktu dalam pelaporan arus kas di PT.Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung. 3. Bagi pihak lainnya

Diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi yang dapat berguna untuk bahan referensi dimasa yang akan datang, sehingga penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat diteruskan lebih jauh.

1.4 Metode Kerja Praktek

Dalam menyusun dan menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini penulis melakukan pengamatan secara langsung dan mempelajari kegiatan-kegiatan mengenai masalah yang akan penulis bahas dengan terjun langsung pada objek kegiatan yang diteliti dengan mengumpulkan data-data dan informasi sebagai materi pendukung yang penulis butuhkan dari perusahaan.

Adapun cara dalam pengumpulan data dan informasi sebagai bahan pendukung dalam penyajian laporan ini adalah melakukan wawancara dengan


(16)

staff dibidang keuangan dan akuntansi PT.Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung dan observasi dengan melakukan pengamatan selama kerja praktek.Pada saat penyusunan laporan kerja praktek ini memerlukan teori-teori yang erat hubungan nya dengan masalah yang dibahas,penulis mempelajari berbagai macam buku-buku atau literatur di perpustakaan.

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

Dalam rangka Penyusunan Laporan kerja praktek ini, penulis melakukan penelitian pada PT Kereta Api ( Persero ) Cabang DAOP 2 Bandung yang berlokasi di Jalan Stasiun Selatan No.25 Bandung. sedangkan waktu kerja praktek dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan September. Hari kerja praktek dilaksanakan hari Senin sampai dengan Jum’at dan waktu pelaksanaan kegiatan kerja praktek dimulai pukul 07.45 - 16.00.

Tabel 1.1

Tabel Kegiatan Kerja Praktek

NO AKTIVITAS

TAHUN 2013 BULAN

JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan kerja

praktek

2 Pelaksanaan

Kerja Praktek 3 Pengumpulan

Data

4 Penyusunan dan Bimbingan


(17)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perkeretaapian Indonesia

2.1.1 Zaman Kolonial Belanda (1864-1942)

Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA didesa Kemijen Jum'at tanggal 17 Juni 1864 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh "Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij" (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada Hari Sabtu, 10 Agustus 1867. Keberhasilan NV. NISM membangun jalan KA antara Kemijen - Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota Semarang - Surakarta (110 Km), akhirnya mendorong minat investor untuk membangun jalan kereta api didaerah lainnya. Tidak mengherankan, jika pertumbuhan panjang jalan rel antara 1864 - 1900 tumbuh dengan pesat. Jika tahun 1867 baru 25 km, tahun 1870 menjadi 110 km, tahun 1880 mencapai 405 km, tahun 1890 menjadi 1.427 km dan pada tahun 1900 menjadi 3.338 km. Selain di Jawa, pembangunan jalan kereta api juga dilakukan di Aceh (1874), Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), bahkan tahun 1922 di Sulawasi juga telah dibangun jalan kereta api sepanjang 47 Km antara Makasar - Takalar, yang pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli 1923, sisanya di Ujung pandang - Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan di Kalimantan, meskipun belum


(18)

sempat dibangun, studi jalan kereta api Pontianak - Sambas (220 Km) sudah diselesaikan. Demikian juga di pulau Bali dan Lombok, juga pernah dilakukan studi pembangunan jalan KA.Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan KA di Indonesia mencapai 6.811 km.

2.1.2 Zaman Pendudukan Jepang (1942-1945)

Zaman pendudukan jepang, seluruh jaringan kereta api pada pemerintahan belanda dikuasai oleh jepang dan diberi nama RYUKU KYOKU yang kemudian berubah nama menjadi TEDSUDO KYOKU yang berkantor pusat di bandung. Sedangkan perkeretaapian di Sumatra disebut TEDSUDO TAI dan berkantor pusat di bukit tinggi. Berbeda halnya dengan zaman pemerintahan belanda, seluruh kegiatan perkeretaapian pada zaman jepang dimaksudkan dalam rangka mendukung usahanya memenangkan perang, dimana lintas-lintas cabang dan rel sebagian dibongkar dan dialihkan dari Indonesia untuk pemasangan lintas Thailand-myanmar, kemudian bengkel-bengkel perkeretaapian sebagian dijadikan bengkel alat-alat perang atau militer.

Pengolahan tersebut meliputi:

a. Daerah jawa dibawah pimpinan angkatan darat (tedsudo kyoku) dibagi kedalam 3 daerah, yaitu:

1) Bagian barat (sebu kyoku), 2) Bagian tengah (khubu kyoku), 3) Bagian timur (tobu kyoku).


(19)

b. Masing-masing daerah tersebut dibagi kedalam beberapa daerah eksploitasi yang berdiri sendiri dan dikepalai oleh kepala inspeksi (zimushotyo), meliputi:

1) Aceh dan SDM (sumatera tedsudo), 2) Sumatera barat (soibu sumatera tedsudo), 3) Sumatera selatan (nanbu sumatera tedsudo)

2.1.3 Zaman Pemerintahan Republik Indonesia (1945-sekarang)

Setelah proklamasi kemerdekaan republik Indonesia tanggal 17 agustus 1945, penguasaan perkeretaapian mulai beralih ke tangan pemerintah indoesia. Pada tanggal 28 sepember 1945 didirikanlah djawatan kereta api Indonesia (DKAI) sebagai perusahaan kereta api pertama setelah pengalihan Indonesia. Pada masa ini banyak kesulitan dan hambatan yang mengakibatkan timbulnya kelemahan di berbagai aspek usaha. Para pemuda kereta api yang tergabung dalam angkatan muda kereta api (AMKA) melakukan aksi pengambilalihan kekuasaan perkeretaapian di tanah air.Pada tanggal 27 september 1949 pemerintah republik Indonesia mengeluarkan peraturan pemerintah no. 2 yang isinya menyatakan bahwa djawatan kereta api Indonesia (DKARI) dan staat spoorwagen (SS) digabungkan menjadi djawatan kereta api (DKA). Kemudian tanggal 25 mei 1963 berdasarkan peraturan pemerintah no. 22 tahun 1963 status perkeretaapian berubah dari djawatan kereta api (DKA) menjadi perusahaan Negara kereta api (PNKA).

Sesuai dengan peraturan pemerintah No. 61, pada tanggal 15 september 1971 perusahaan Negara kereta api (PNKA) dan selanjutnya berdasarkan


(20)

keputusan presiden No. 44 tahun 1974, PJKA merubah unit organisasi dalam lingkungan departemen perhubungan dimana kedudukan, fungsi, tugas, dan susunan organisasi diatur berdasarkan keputusan presiden. Selanjutnya dalam peraturan pemerintah No. 57 tahun 1991 terhitung mulai tanggal 2 januari 1991 PJKA telah berubah status menjadi perusahaan umum kereta api (PERUMKA), yang artinya seluruh kepemilikan dikuasai oleh Negara. Selaras dengan modernisasi perkeretaapian dalam kaitannya dengan system transportasi nasional dan guna menghadapi persaingan usaha, maka PERUMKA dituntut untuk mampu meningkatkan kondisi perusahaan dari semua sektor yang ada kearah yang lebih baik. Oleh karena itu PERUMKA berusaha menekan segala kerugian yang terjadi dengan berusaha meningkatkan produktivitas kereta api dengan menggunakan peralatan secara optimal sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal dan berdasarkan peraturan pemerintah No. 19 tahun 1998 terhitung sejak tanggal 1 juni 1999 perusahaan kereta api telah dialihkan usahanya oleh pemerintah dari PERUMKA menjadi PT kereta api dengan bentuk persero.

Pemerintah mengharapkan dengan perubahan status ini akan mampu meningkatkan kinerja usaha kereta api kearah yang lebih baik lagi guna menunjang pembangunan nasional, khususnya dibidang transportasi, selain itu sebagai upaya untuk mempersiapkan perusahaan untuk go public. Dengan pengalihan bentuk tersebut maka PERUMKA dinyatakan bubar pada saat pendirian perseroan tersebut, dengan ketentuan bahwa segala hak dan kewajiban,kekayaan serta pegawai PERUMKA yang pada saat pembubarannya beralih kepada perusahaan perseroan tersebut.


(21)

Dengan berubahnya PERUMKA dari perusahaan umumm menjadi persero,PT.kereta api di tetapkan sebagi:

1. Penyelenggaran angkutan orang dan barang dengan kereta api. 2. Melaksanakan perawatan prasarana perkeretaapian.

3. Pengusaha dari usaha penunjang prasarana dan sarana kereta api.

Meskipun perusahaan telah beralih status menjadi PT namun urgensi pelayanan kepada masyrakat masih akan tetap di pertahankan.

2.1.4 Visi dan Misi PT.Kereta Api Indonesia Visi

Menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus dalam pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders.

Misi

Menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha penunjanngannya, melalui praktek bisnis dan model organisasi terbaik untuk memberikan nilai tambah yang tinggi bagi stakeholders dan kelestarian lingkungan berdasarkan 4 pilar utama :

1. keselamatan 2. ketepatan waktu 3. pelayanan 4. kenyamanan


(22)

2.1.5 Logo PT.Kereta Api Indonesia (Persero)

Gambar 2.1

Logo PT.Kereta Api (Persero)

Tabel 2.1

Tabel Kronologis Bentuk Perusahaan

PERIODE STATUS

1864

Pembangunan jalan kereta api sepanjang 26 km antara kejimen sampai tagung oleh Hindia-Belanda.

1864-1945

Staat spoorwegen (SS),Verenigde

spoorwegenbedrif (VS),Deli spoorwegen masthapijh (DSM).

1945-1950 Djawatan Kereta Api

1950-1963 Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI)

1963-1971 Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) 1971-1991 Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) 1991-1998 Perusahaan Umum Kereta Api (PERUMKA) 1998-sekarang PT.Kereta Api Indonesia(Persero)


(23)

2.2 Struktur Organisasi & Uraian Jabatan Perusahaan

PT. Kereta Api (Persero) mempunyai struktur organisasi Lini dan staff dimana terdapat hubungan wewenang dan garis antara atasan dan bawahan, atasan dapat memberi perintah kepada bawahan dan dapat mengambil keputusan, begitu juga lini bawahannya dapat member perintah kepada bawahannya dan seterusnya.

Sedangkan staff disini berfungsi memberi saran, nasehat atau anjuran baik secara lisan maupun tulisan dalam rangka pengembangan perusahaan. Staff tidak mempunyai wewenang untuk memberikan perintah.

Struktur organisasi dan tata kerja PT. Kereta Api Indonesia (Persero) berdasarkan Keputusan Mentri Perhubungan Nomor KM 8 tahun 1991 tanggal 19 Februari 1991, berdasarkan keputusan tersebut susunan organisasi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dibagi kedalam empat tingkat yang terdiri dari:

1. Tingkat pusat mempunyai tugas melaksanakan pembinaan teknis yang berkaitan dengan tugas pokok dan pembinaan manajerial.

2. Tingkat wilayah usaha mempunyai tugas melaksanakan pembinaan teknis operasional.

3. Tingkat daerah operasi mempunyai tugas melaksanakan teknis operasional.

4. Tingkat unit pelaksanaan (UPT), mempunyai tugas dalam melaksanakan langsung kegiatan operasional dan pelayanan jasa angkutan kereta api


(24)

2.2.1 Struktur organisasi seksi keuangan sub seksi anggaran dan akuntansi

Gambar 2.2

Struktur organisasi seksi keuangan sub anggaran dan akuntansi

VP

DAERAH OPERASI 2 BANDUNG MANAGER KEUANGAN ASS.MANAGER ANGGARAN ASS.MANAGER AKUNTANSI ASS.MANAGER KAS BESAR ASS.MANAGER KEUANGAN JUNIOR MANAGER PENAGIHAN JUNIOR SUPERVISOR PENDAPATAN BANDUNG JUNIOR SUPERVISOR PENDAPATAN KIARACONDONG JUNIOR SUPERVISOR PENDAPATAN TASIKMALAYA JUNIOR SUPERVISOR PENDAPATAN JUNIOR SUPERVISOR PENDAPATAN


(25)

2.3 Uraian Jabatan

2.3.1 Uraian Jabatan PT. Kereta Api (Persero) DAOP II Bandung

Sesuai dengan keputusan direksi No.Kep. U/OT.003/XI/2KA-2002 , susunan PT. Kereta Api (Persero) tingkat pusat adalah sebagai berikut:

a. Direksi

Tugas pokoknya adalah:

1. Memimpin, mengurus, dan mengelola PT. Kereta Api (Persero) sesuai dengan tujuan dan tugas pokok perusahaan.

2. Mengawasi, memelihara, dan mengurus kekayaan perusahaan. 3. Mewakili perusahaan didalam dan diluar peradilan.

4. Melaksanakan kebijakan umum yang telah ditetapkan oleh Menteri. 5. Merumuskan dan menetapkan perumusan kebijaksanaan.

6. Menyiapakan pada waktunya rencana kerja tahunan lengkap dengan anggaran PT. Kereta Api (Persero).

7. Menyiapkan laporan pertanggung jawaban PT. Kereta Api (Persero) dan perhitungan hasil usaha menurut cara waktu yang telah ditetapkan Menteri. 8. Menyiapka susunan organisasi lengkap dengan perincian tugas.

9. Mengangkat dan memberhentikan pegawai sesuai dengan peraturan yang berlaku bagi PT. Kereta Api (Persero).

10. Menetapkan peraturan gaji, pension, atau jaminan hari tua dan penghasilan bagi pegawai serta semua hal kepegawaian lainnya.

11. Memberi segala keterangan tentang keadaan dan jalannya PT. Kereta Api (Persero), baik dalam bentuk laporan tahunan maupun laporan berkala.


(26)

12. Menjalankan kewajiban-kewajiban lain berdasarkan petunjuk Menteri.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Direksi mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Merencanakan dan pengelolaan kegiatan – kegiatan PT. Kereta Api (Persero) secara terpadu.

2. Pengusahaan dan pengembangan prasarana serta sarana angkutan kereta api. 3. Pengembangan dan pendayagunaan SDM.

4. Pengembangan organisasi dan manajemen PT. Kereta Api (Persero). 5. Pengelolaan keuangan PT. Kereta Api (Persero).

6. Pengawasan internal. b. Direktur Utama

Tugas dan Wewenangnya :

1. Pembuat dan pemberi masukan pertimbangan dan sarana untuk kebijakan teknis.

2. Bertindak untuk dan atas nama baik direksi dan semua bidang. 3. Memimpin kegiatan direktorat.

4. Melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan kebijakan direksi.

2.3.2 Uraian Jabatan Seksi Keuangan, Sub Seksi Anggaran dan Akuntansi Selain itu, direktorat atau bagian yang ada pada PT. Kereta Api (Persero) berikut sub direktoratnya sebagai berikut :

1. Bagian Satuan Pengawas Intern (SPI)

Tugas bagian SPI adalah melakukan pengawasan manajemen, pengujian, penilaian atas hasil laporan serta pengusutan atas perintah Direktur Utama


(27)

menyangkut bidang keuangan, bagian teknis pemeliharaan prasarana, bagian operasi dan pemasaran , pelayanan jasa angkutan kereta api, bidang administrasi personalia, administrasi umum dan administrasi pendidikan serta pelatihan, bidang perencanan penelitian teknologi informasi dan dan sistem informasi serta bidang kelengkapan.

2. Bagian Pusat Perencanaan dan pengembangan (Pusrenbang) Tugas dan wewenangnya:

a. Perencanaan program penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. b. Perencanaan dan pembangunan kurikulum serta pembinaan instruktur. 3. Direktorat Teknik

Direktorat teknik mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana yang berkaitan dengan perolehan dan pendayagunaan, pemeliharaan serta perawatan atas sarana dan prasarana penunjang kegiatan operasional yang dimiliki perusahaan.

Direktorat terdiri dari :

a. Sub Direktur Perencanaan teknik. b. Sub Direktur Jalan Rel dan Jembatan. c. Sub Direktorat Tanah dan Bangunan

d. Sub Direktorat sinyal, Telekomunikasi dan Listrik. 4. Direktorat Operasi dan Pemasaran

Direktorat operasi dan pemasaran mempunyai tugas melaksanakan pengendalian dan pengawasan teknik operasi jasa angkutan kereta api serta pendayagunaan fasilitas sarana dan prasarana pendukungnya.


(28)

Direksi Operasi dan Pemasaran terdiri dari : a. Sub Direktorat lalu lintas.

b. Sub Direktorat Pemasaran Angkutan penumpang. c. Sub Direktorat Pemasaran Angkutan Barang. 5. Direktorat Keuangan

Direktorat keuangan mempunyai tugas pokok membina dan mngelola keuangan dan ketersediaan, serta menetapkan kebijakan pendanaan, pendayagunaan keungan, akuntansi dan sediaan.

a. Sub Direktorat Anggaran Sub Direktorat Keuangan mempunyai tugas pokok merumuskan dan menyusun program anggaran, mengkoordinasi dan memadukan rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP), pelaksanaan otoritas, pelaporan, pelaksanaan RKAP serta perhitungan PSO, IMO, TAC.

Sub Direktorat Anggaran terdiri dari : 1. Seksi Anggaran I.

2. Seksi Anggaran II. 3. Seksi Anggaran III. 4. Seksi Anggaran IV.

b. Sub Direktorat Administrasi Keuangan Sub Direktorat Administrasi Keuangan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan dan mengelola atas usaha kas besar kantor pusat, melaksanakan evaluasi pembayaran internal dan eksternal, mengendalikan dan mendistribusikan dana, serta


(29)

mendayagunakan kas perusahaan, menyelesaikan administrasi asuransi serta memamntau penyaluran dan PUKK.

Sub Direktorat Administrasi Keuangan terdiri dari: 1. Seksi Bendahara kantor pusat.

2. Seksi pelaksanaan pembayaran.

3. Seksi pengendalian dan pendayagunaan kas perusahaan. 4. Seksi asuransi dan PUKK.

c. Sub Direktorat Akuntansi Sub Direktorat Akuntansi mempunyai tugas pokok merumuskan dan menyusun akuntansi umum, akuntansi biaya, akuntansi verifikasi kas, akuntansi pendukung dan perpajakan.

a. Kepala Kelompok I (KapokI)

Kelompok penyelenggara anggaran mempunyai tugas pokok : 1) Penyusunan rencana kerja dan Anggaran (RKA).

2) Pengendalian perencanaan pelaksanaan anggaran.

3) Menerbitkan surat otorisasi NPD (Nota Permohonan Dana). 4) Menyusun laporan realisasi anggaran.

b. Kepala Kelompok II (kapok II) Kelompok penyelenggara verifikasi serta akuntansi pendapatan dan pengeluaran mempunyai tugas pokok: 1) Verifikasi meneliti kelengkapan, kebenaran serta keabsahan yang berkenaan dengan pengeuaran dan pendapatan Daop II Bandung. 2) Akuntansi Pendapatan, penerimaan dan pengeluaran Kas, meneliti kelengkapan analisa dokumen lainnya yang diterima dari unit-unit


(30)

pelaksana, mengikhtisarkan analisa stasiun, membuat bukti jurnal dan menyelenggarakan buku pembantu yang bersangkutan dengan pengeluaran dan pendapatan Daop 2 Bandung.

c. Kepala Kapok III (kapok)

Kelompok penyelenggara akuntansi biaya, persediaan dan aktiva tetap mempunyai tugas pokok:

1) Pembiayaan dan dokumentasi lainnya yang diterima dari unit-unit pelaksanaan menyangkut akuntansi biaya.

2) Menyusun buku pembantu atas mutasi – mutasi terhadap aktiva tetap. d. Kepala Kelompok IV (kapok IV)

1) Proses komputerisasi akuntansi. 2) Penyelenggaraan buku besar. 3) Pembuatan daftar sisa. 4) Penyusun neraca lajur. 5) Pembuatan jurnal khusus.

6) Pelaksanaan rekonsiliasi hubungan pembukuan.

7) Penyelidikan terhadap angka akun yang tidak wajar pada neraca lajur yang akan dituangkan dalam laporan keuangan Daop 2 Bandung. 8) Pembuatan laporan berkala ikhtisar dukungan laporan keuangan


(31)

2.4 Aktivitas Perusahaan 2.4.1 Kegiatan Perusahaan

PT. Kereta Api (Persero) yang bergerak di bidang usaha transportasi perkeretaapian, adapun bidang usaha perusahaan adalah penjualan atau pemasaran jasa angkutan berupa :

1. Angkutan Penumpang Jenis angkutan penumpang : a. KA Jabotabek dan KA Lokal.

b. KA Penumpang Ekonomi. c. KA Penumpang Bisnis. d. KA Penumpang Eksekutif.

2. Angkutan Barang Angkutan barang terdiri dari :

a. Angkutan negosiasi yang terdiri dari : Angkutan baja dari Cilegon ke Waru, angkutan BBM dari Rewulu ke Madiun, angkutan Perkebunan di ESU, angkutan batu bara di ESB dan Surabaya.

b. Angkutan Non Negosiasi Angkutan petik kemas dan KA. Barang cepat. 2.4.2 Tujuan PT. Kereta Api (Persero)

Adapun tujuan dari PT. Kereta Api (Persero) sebagai berikut :

1. Turut serta melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional khususnya di bidang transportasi.

2. Mendukung penyediaan barang/jasa di bidang perkeretaapian yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat di pasar domestik maupun mancanegara.


(32)

3. Meningkatkan kemampuan perawatan sarana dan prasarana perkeretaapian, serta menyelenggarakan usaha penunjang bidang sarana dan prasarana kereta api dan bermanfaat umum dengan menerapkan prinsip perseroan terbatas.


(33)

BAB III

PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Penulis melaksanakan kuliah kerja praktek di PT Kereta Api ( Persero ) Cabang DAOP 2 Bandung yang berlokasi di Jalan Stasiun Selatan No.25 Bandung. Penulis ditempatkan pada bagian Akuntansi dan Anggaran, dalam pelaksanaan tersebut penulis diberikan pengarahan dan bimbingan mengenai kegiatan perusahaan.

3.1.1 Pengertian Kas

Menurut Zaki Baridwan (1995:85) dikatakan bahwa:

“Kas merupakan suatu alat pertukaran dan juga digunakan sebagai ukuran dalam akuntansi. Dalam neraca, kas merupakan aktiva yang paling lancar, dalam arti paling sering berubah. Hampir pada setiap transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi kas. Kas adalah aktiva yang tidak produktif oleh karena itu harus dijaga supaya jumlah kas tidak terlalu besar sehingga tidak ada “iddle cash”. Daya beli uang bisa berubah-ubah mungkin naik atau turun tetapi kenaikan atau penurunan daya beli ini tidak akan mengakibatkan penilaian kembali terhadap kas”.

Sedangkan menurut Sofyan Syarif Harahap (2001:258) mengatakan bahwa :

“Kas adalah uang dan surat berharga lainnya yang dapat diuangkan setiap saat serta surat berharga lainnya yang sangat lancar


(34)

yang memenuhi syarat setiap saat dapat ditukar menjadi kas, tanggal jatuh temponya sangat dekat. Kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan tingkat bunga.”

Menurut Kieso & Weygandt (1995:402) mengatakan bahwa: “Kas, harta yang paling likuid, adalah media pertukaran baku dan dasar bagi pos lainnya. Kas umumnya diklasifikasikan sebagai harta lancar. Agar dapat dilaporkan sebagai “kas”, pos bersangkutan harus siap tersedia untuk pembayaran kewajiban lancar, dan harus bebas dari setiap ikatan kontraktual yang membatasi penggunaannya dalam pemenuhan hutang”.

Adapun menurut Dwi Prastowo dan Rifka Julianty (2005:34) yaitu:

“Kas merupakan konsep dana yang paling berguna, karena keputusan para investor, kreditor dan pihak lannya terfokus pada penilaian arus kas dimasa datang”.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kas dapat digunakan sebagai alat tukar, dan juga merupakan

aktiva paling likuid.

2. Mempunyai dasar pengukuran akuntansi jelas.

3. Kas merupakan konsep dana yang berbentuk uang atau surat berharga yang berguna bagi para investor dan kreditor untuk penilaian di masa yang akan datang.


(35)

3.1.2 Arus Kas

Kas sangat penting bagi kelangsungan usaha suatu perusahaan. Karena arus kas ini meliputi berbagai sumber dan penggunaan yang penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Sehingga tanpa adanya kas perusahaan tidak dapat menjalankan fungsinya. Oleh karena itu arus kas diperlukan oleh perusahaan untuk melihat perencanaan dari penerimaan dan pengeluaran kas yang telah dilaksanakan oleh perusahaan, sehingga dapat menjamin kelangsungan aktivitas perusahaan.

3.1.3 Pengelolaan Arus Kas

Kas sebagai aktiva yang paling likuid memiliki fungsi yang penting dalam perusahaan, sehingga diperlukan adanya sistem pengelolaan kas yang baik.

Adapun sistem yang biasa digunakan pada perusahaan besar yang memiliki banyak kantor cabang adalah sebagai berikut:

1. Sistem Desentralisasi Kas

Pada sistem ini wewenang penerimaan dan pengeluaran keuangan diserahkan sepenuhnya kepada cabang-cabang atau unit-unit operasional. Dalam bentuk yang murni, semua tagihan langsung diterima dan disimpan oleh kantor cabang. Sedang semua pengeluaran, sejauh sesuai dengan kebutuhan kantor cabang juga langsung dikurangkan kepada tagihan yang diterima dan sisanya disetor ke kantor pusat. Jika ada kekurangan kantor cabang dapat mencari pinjaman atau sumber-sumber lain, seperti kepada kantor pusat. Tentu saja pengeluaran harus direncanakan dan disetujui oleh


(36)

kantor pusat melalui anggaran kas sebagai bagian dari anggaran keseluruhan.

Adapun keunggulan sistem ini:

 Kelancaran operasional lebih terjamin karena kas praktis selalu tersedia atau prosedur perolehannya mudah.

 Manajemen secara langsung dapat mengendalikan diri dalam pengeluarannya.

Kekurangan dari sistem ini diantaranya:

 Kantor pusat tidak memiliki kekuatan untuk mengendalikan situasi kas unit operasi, sehingga tidak dapat menjalankan fungsi manajemen keuangan.

 Tanpa adanya sistem audit yang memadai terindikasi adanya kas yang “disembunyikan” pada unit-unit operasi besar sekali.

 Jika terjadi kelebihan kas yang mungkin ada pada salah satu unit operasi tidak dimaksimalkan pada unit operasi lain yang kebetulan mengalami kekurangan kas, sehingga dana kas perusahaan tidak bekerja secara optimal.

2. Sistem Sentralisasi Kas

Dalam sistem sentralisasi kas yang murni, semua tagihan harus langsung diterima kantor pusat. Sedangkan pengeluaran hanya dilakukan atas persetujuan kantor pusat, berdasarkan anggaran yang diajukan atau kebutuhan yang disetujui oleh kantor pusat. Tentu saja unit-unit operasi


(37)

sampai batas tertentu mempunyai kebebasan mengeluarkan kas tanpa persetujuan kantor pusat terlebih dahulu.

Adapun keunggulan sistem ini:

 Kantor pusat mempunyai kekuatan untuk mengendalikan situasi kas pada masing-masing unit operasi maupun pada perusahaan secara keseluruhan.  Optimalisasi penggunaan kas untuk perusahaan sebagai keseluruhan

menjadi lebih terjamin.

 Kegiatan operasi dan investasi dapat dikendalikan oleh kantor pusat. Kekurangan dari sistem ini diantaranya:

 Kegiatan penagihan menjadi kurang efektif, karena unit-unit operasi tidak dapat mengecap langsung hasilnya.

 Proses pencairan tagihan juga menjadi lebih lambat.

 Kelancaran kegiatan operasional dapat terganggu hanya karena factor-faktor prosedur belaka.

3.1.4 Laporan Arus Kas

Laporan arus kas (statement of cash flow) melaporkan arus kas masuk dan arus kas keluar yang utama dari suatu perusahaan selama satu periode. Laporan ini menyediakan informasi yang berguna mengenai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dan operasi, mempertahankan dan memperluas kapasitas operasinya, memenuhi kewajiban keuangannya dan membayar dividen.

Laporan arus kas adalah salah satu dari laporan keuangan dasar. Laporan ini berguna bagi manajer dalam mengevaluasi operasi masa lalu


(38)

dan dalam merencanakan aktivitas investasi serta pendanaan di masa depan. Laporan ini juga berguna bagi para investor, kreditor, dan pihak-pihak lainnya dalam menilai

potensi laba perusahaan. Selain itu, laporan ini juga menyediakan dasar untuk menilai kemampuan perusahaan membayar utangnya yang jatuh tempo.

Menurut S. Munawir (2004:113) arus kas ialah:

“Arus Kas adalah laporan untuk menunjukan perubahan kas selama satu periode tertentu dan memberikan penjelasan mengenai alasan perubahan tersebut dengan menunjukan dari mana sumber penerimaan kas dan untuk apa penggunaan (kegiatan operasional, investasi dan pendanaan)”.

Sedangkan menurut Sofyan Syarfri Harahap (2001:57) mengatakan bahwa pengertian arus kas adalah:

“Arus kas merupakan suatu laporan yang memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan pada suatu periode tertentu dengan mengklasifikasikan transaksi pada kegiatan operasi, pembiayaan dan investasi”.

3.1.5 Penyajian Laporan Arus Kas

Didalam buku Standar Akuntansi Keuangan menyatakan bahwa untuk menyajikan laporan arus kas ini dapat digunakan dua metode yaitu: 1. Metode langsung (direct method)

Metode langsung melaporkan penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi. Selisih di antara kedua jumlah tersebut adalah arus


(39)

kas bersih dari kegiatan operasi. Dengan kata lain, metode langsung mengurangi penerimaan kas operasi dengan pengeluaran kas operasi. Metode langsung (direct method) menunjukan laporan penerimaan kas dan pengeluaran kas secara ringkas.

2. Metode tidak langsung (indirect method)

Metode tidak langsung (atau metode rekonsiliasi) dimulai dengan laba bersih dan kemudian dikonversi menjadi arus kas bersih dari kegiatan operasi. Dengan kata lain, metode tidak langsung menyesuaikan laba bersih dari pos-pos yang mempengaruhi pelaporan laba bersih tetapi tidak mempengaruhi kas.

Selanjutnya dalam PSAK No. 20 menganjurkan perusahaan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode langsung. Metode ini menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung.

Dengan metode langsung informasi mengenai kelompok utama Penerimaan kas dan pengeluaran kas dapat diperoleh baik :

a. Dari catatan akuntansi perusahaan, atau

b. Dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan dan pos-pos lain dalam laporan laba rugi untuk:

 Perubahan persediaan, piutang usaha dan utang usaha selama periode berjalan.


(40)

 Pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.

Dalam metode tidak langsung, arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba rugi bersih dari pengaruh:

a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta utang usaha selama periode berjalan.

b. Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan dan kerugian valuta asing yang belum direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang belum dibagikan dan hak minoritas dalam laba rugi konsolidasi.

c. Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.

Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menjadi tiga aktivitas yaitu aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan, serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan diantara ketiga aktivitas tersebut.

Laporan arus kas melaporkan arus kas melalui tiga jenis aktivitas antara lain :

 Arus kas dari aktivitas operasi (cash flow from operating activities) adalah arus kas dari transaksi yang mempengaruhi laba bersih.


(41)

Contoh transaksi semacam itu mencakup pembelian dan penjualan barang dagangan oleh pengecer atau peritel.

 Arus kas dari aktivitas investasi (cash flow from investing activities) adalah arus kas dari transaksi yang mempengaruhi investasi dalam aktiva tidak lancar. Contoh transaksi seperti itu meliputi penjualan dan pembelian aktiva tetap, seperti peralatan dan bangunan.

 Arus kas dari aktivitas pendanaan (cash flow from financing activities) adalah arus kas dari transaksi yang mempengaruhi ekuitas dan utang perusahaan. Contoh transaksi seperti itu meliputi penerbitan dan atau penarikan sekuritas atau efek ekuitas dan utang.

Arus kas dari aktivitas operasi pada umumnya disajikan terlebih dahulu, lalu diikuti dengan arus kas dari aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Total arus kas bersih dari aktivitas tersebut merupakan kenaikan atau penurunan bersih kas selama periode berjalan. Saldo kas pada awal periode ditambahkan dengan kenaikan atau penurunan bersih kas, dan setelah itu saldo kas pada akhir laporan arus kas sama dengan kas yang dilaporkan di neraca. Dengan melaporkan arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan, maka hubungan yang signifikan dalam dan diantara aktivitas tersebut dapat dievaluasi. Sebagai contoh, penerimaan kas dari penerbitan obligasi dapat dihubungkan dengan pembayaran kembali pinjaman apabila keduanya dilaporkan sebagai aktivitas pendanaan.


(42)

1) Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Arus kas yang paling sering dan paling penting dalam aktivitas operasi. Terdapat dua metode alternatif pelaporan arus kas dari aktivitas operasi dalam laporan arus kas. Kedua metode itu adalah

a. Metode Langsung

Metode langsung (direct method) melaporkan sumber kas operasi dan penggunaan kas operasi. Sumber utama kas operasi adalah kas yang diterima dari para pelanggan. Sedangkan penggunaan utama dari kas operasi meliputi kas yang dibayarkan pada pemasok atas barang dagangan dan jasa serta kas yang dibayarkan kepada pegawai sebagai gaji atau upah. Selisih antara penerimaan kas dan pembayaran kas dalam suatu operasi merupakan arus kas bersih aktivitas operasi. Keunggulan utama dari metode langsung adalah bahwa metode ini melaporkan sumber dan penggunaan kas dalam laporan arus kas. Kelemahan utamanya adalah bahwa data yang dibutuhkan sering kali tidak mudah didapat dan biaya pengumpulan umumnya mahal.

b. Metode Tidak Langsung

Metode tidak langsung (indirect method) malaporkan arus kas operasi yang dimulai dengan laba bersih dan kemudian disesuaikan dengan pendapatan serta beban yang tidak melibatkan penerimaan atau pembayaran kas. Dengan kata lain, laba bersih akrual disesuiakan untuk menentukan jumlah bersih arus kas dari aktivitas operasi. Keunggulan utama dari metode tidak langsung adalah bahwa metode ini memusatkan pada perbedaan antara laba bersih dengan arus kas dari aktivitas operasi. Dalam hal ini, metode tersebut menunjukkan hubungan antara


(43)

laba rugi, neraca dan laporan arus kas. Karena datanya dapat tersedia dengan segera, maka metode tidak langsung umumnya lebih murah dibandingkan dengan metode langsung.

2) Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Arus kas masuk dari aktivitas investasi umumnya berasal dari penjualan aktiva tetap, investasi, dan aktiva tak berwujud. Arus kas keluar umumnya meliputi pembayaran untuk memperoleh aktiva tetap, investasi dan aktiva tak berwujud.

Arus kas dari aktivitas investasi dilaporkan pada laporan arus kas dengan cara mencantumkan terlebih dahulu arus kas masuk. Setelah itu, baru disajikan arus kas keluar. Jika arus kas masuk lebih besar dari arus kas keluar, maka arus kas bersih yang dihasilkan oleh aktivitas investasi (net cash flow provided by investing activities) dilaporkan. Tetapi, jika arus kas masuk lebih kecil dari arus kas keluar, maka arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi (net cash flow used for investing activities) dilaporkan.

3) Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Arus kas masuk dari aktivitas pendanaan biasanya berasal dari penerbitan sekuritas utang atau sekuritas ekuitas. Contoh arus kas masuk meliputi penerbitan obligasi, wesel bayar serta saham preferen dan saham biasa. Arus kas keluar dari aktivitas pendanaan meliputi pembayaran dividen tunai, pembayaran utang dan pembelian saham yang diperoleh kembali.

Arus kas dari aktivitas pendanaan dilaporkan dalam laporan arus kas dengan mencantumkan terlebih dahulu arus kas masuk, kemudian arus kas keluar.


(44)

Jika arus kas masuk lebih besar dari pada arus kas keluar, maka arus kas bersih yang dihasilkan dari aktivitas pandanaan (net cash flow provided by financing activities) dilaporkan.

Jika arus kas masuk lebih kecil dari arus kas keluar, maka arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan (net cash flow used for financing activities) dilaporkan.

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

Adapun teknis pelaksanaan kerja praktek adalah:

1. Perkenalan dengan para staf dan karyawan PT Kereta Api ( Persero ) cabang DAOP 2 Bandung.

2. Perkenalan cara kerja di PT Kereta Api ( Persero ) Cabang DAOP 2 Bandung.

3. Menginput data-data SPB (surat penerimaan barang) bulan sebelumnya yang diolah ke dalam Ms Excel.

4. Membantu dalam pengarsipan data yang telah dibuat yang kemudian mengkoreksi apakah ada kekeliruan dalam mengarsipkannya lalu dikelompokan sesuai bulan terjadinya transaksi.

5. Mencatat bukti-bukti pembayaran ke dalam buku surat pengeluaran uang (SPU) yang kemudian diarsipkan.

6. Melakukan pengecekan atas surat-surat permohonan pada Nota Penerimaan Dana (NPD) lalu mengarsipkannya.

7. Pengimputan data penerimaan kas yang diterima tahun 2013 selama bulan Januari sampai bulan Agustus.


(45)

8. Menyerahkan laporan pemasukan kas harian dan meminta tanda tangan pada tiap-tiap divisi.

3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

PT Kereta Api ( Persero ) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan jasa transportasi darat. Dalam perjalanan usahanya PT Kereta Api (Persero) selalu berusaha melayani sebaik-baiknya sehingga kepuasaan pengguna jasa ini terpenuhi maksimal. Tetapi untuk melaksanakan hal tersebut bukan hal yang mudah karena pelayanan tersebut harus ditunjang dan tidak lepas dari dana yang memadai. Maka dari itu sektor kas mendapat perhatian yang lebih guna menunjang usaha tersebut supaya berjalan semestinya.

3.3.1 Penyajian Laporan Arus Kas Perusahaan

Laporan kas PT Kereta Api (Persero) disusun oleh Direktorat Keuangan. Sub Direktorat Keuangan, PT kereta Api (Persero) untuk periode satu tahun dengan rincian sub periode triwulan. Penyusunan kas oleh Sub Direktorat Anggaran mengandalkan data yang dievaluasi oleh masing-masing Direktorat, untuk memeroleh dalam bentuk pecahan pertriwulan dan biaya eksploitasi dalam bentuk tahunan.

Sebagaimana layaknya suatu anggaran kas, maka anggaran kas PT Kereta Api (Persero)mula-mula disusun berdasarkan dua bagian utama, yaitu sector penenrimaan kas dan sektor pengeluaraan kas, sektor penenrimaan kas PT Kereta Api (Persero) terutama terdiri daripendapatan PT Kereta Api (Persero). Penerimaan kas dari pemerintah sebagai kompensasi dari perawatan prasarana pokok perkeretaapian yang dilakukan oleh PT Kereta Api (Persero) dan


(46)

penerimaan kas dari sumber-sumber lain yang sifatnya non rutin seperti rencana pinjaman jangka panjang maupun penjualan aktiva tetap. Sektor pengeluaran kas PT Kereta Api (Persero), pengeluaran kas untuk investasi dalam aktiva tetap (selanjutnya investasi dana intern), dan pengeluaran kas lainnya yang ditetapkan oleh pemerintah mlalui Departemen Perhubungan maupun Direksi PT Kereta Api (Persero).

Sektor penenrimaan dan pengeluaran kas kemudian diperbandingkan untuk memperoleh selisih (kenaikan/penurunan) kas yang terjadi, selanjutnya dijumlahkan dengan saldo awal sehingga dapat diketahui posisi kas pada akhir periode. Rencana saldo akhir kas dapat bermanfaat bagi Direktorat Keuangan PT Kereta Api ( Persero ) untuk merencanakan maupun membeerika saran atas pemanfaatan surplus atau rencana peminjaman apabila terjadi deficit.

1. Sektor Penerimaan Kas

Sektor penerimaan kas PT Kereta Api (Persero) didominasi oleh penerimaan kas dari pendapatan. PT Kereta Api (Persero) yang perencanaannya dilakukan dilingkungan Direktorat Operasi dan Pemasaran. Pendapatan PT Kereta Api (Persero) lainnya yang bersifat tetap adalah penenrimaan dari pemerintah atas pemeriharaan prasaran pokok perkeretaapian. Penerimaan lain yang juga diperhitungkan adalah penerimaan-penerimaan insidentil berupa penjualan asset maupun pinjaman jangka penjang.

2. Penerimaan Dari Pendapatan

pendapatan dari PT Kereta Api (Persero) berasal dari bebagai kegiatan yang diselenggarakan PT Kereta Api (Persero) dalam upaya memaksimalkan


(47)

pelayanan terhadap pengguna jasa maupun pemanfaatan fasilitas yang dimiliki PT Kereta Api (Persero) selaku badan penyelenggara jasa angkutan perkeretaapian di Indonesia. Pendapatan PT Kereta Api ( Persero ) secara umum dikelompokan barasal dari jasa angkutan penumpang , jasa angkutan barang, dan diversikvikasi usaha.

A. Angkutan Penumpang

Penjualan jasa angkuatan penumpang direncanakan oleh Sub Direktorat Pemasaran Angkutan Penumpang. Rencan penjualan diperhitungkan sesuai dengan rencana operasi yang diturunkan dari grafik perjalanan kereta api ( gapeka ) penumpang untuk setiap rangkaian kereta api. Berdasarkan rencana operasi yang telah terbentuk, disusun juga rencana penjualan dengan mempertimbangkan tingkat pengguna jasa angkutan penumpang pada tahun-tahun sebelumnya dan kecenderungan penggunaan jasa transportasi yang terjadi di masyarakat.

B. Angkutan Barang

Penjualan jasa angkutan barang telah direncanakan oleh Sub Direktorat Pemasaran Angkuatan Penumpang. Rencana penjualan sesuai dengan rencana operasi yang diturunkan dari grafik perjalanan kereta api ( gapeka ) barang untuk setiap rangkaian kereta api. Serupa dengan penjualan jasa angkutan penumpang, rencana penjualan jasa angkutan barang disusun berdasarkan rencana operasi dengan mempertimbangkan pencapaian sasaran angkutan barang untuk penjualan ( volume angkutan barang ) pada tahun-tahun sebelumnya.


(48)

C. Diversifikasi Usaha

Diversifikasi Usaha merupakan upaya PT kereta Api (Persero) untuk meningkatkan pendapatan melalui pemanfaatan aset-aset yang dimilikinya. Pendapatan dari Diversifikasi usaha ini dikelompokan dalam pendapatan lain-lain dan dikelola secara tersendiri oleh Sub Direktorat Usaha. Secara umum pendapatan lain-lain PT Kereta Api (Persero) terdiri dari pendapatan pendukung angkutan api yaitu tuslah, restorka, dan angkutan lanjutan, pendapatan yang diperoleh dari stasiun-stasiun dalam rangka pemanfaatan lahan stasiun antara lain sewa kios, parker, peron dan pendapatan dari pemanfaatan asset-aset PT Kereta Api (Persero) yang tidak berkaitan dengan pengorperasian jasa angkutan misalnya sewa gedung, sewa tanah dan jasa teknik.

Pendapatan lain-lain PT Kereta Api ( Persero ) dalam ketiga kelompok besaryaitu endapatan pendukung angkutan kereta api, pendapatan operas lainnya, dan pendapatan usaha tambahan.

a) Pendapatan pendukung angkutan kereta api terdiri dari restorika, tuslah dan angkutan lanjutan. Restorka dan tuslah hanya terdapat pada jasa angkutan penumpang jarak jauh yang berada dalam kelompok kelas utama angkutan yaitu eksekutif, kelas bisnis dan kelas ekonomi. Berdasarkan penaglaman PT kereta Api ( Persero ) dari tahun-tahun sebelumnya, pendapatan restorka an tuslah beerfluktuasi sesuai dengan volume pengguna jasa angkutan dengan volume pengguna jasa angkutan dalam persentase tetap pendapatan jasa angkutan penumpang keolompok utama, yaitu 3% untuk restorka, 2% untuk tuslah. Pendapatan ankutan lanjutan terdapat pada jasa angkutan barang dan


(49)

diperhitungkan sebesar persentase pendapatan angkutan lanjutan terhadap pendapatan jasa angkutan barang tahun-tahun sebelumnya, yaitu 3%.

b) Pendapatan operasi lainnya merupakan pendapatan yang diperoleh dengan adanya pemanfaatan lahan stasiun, yang antara lain berupa sewa kios, peron, asongan, dan parkir. Perkiraan pendapatan operasi lainnya sepenuhnya merupakan masukan dari daerah karena PT Kereta Api ( persero ) menganggap daerah yang lebih mengetahui kondisi itu sendiri.

c) Pendapatan usaha tambahan merupakan pendapatan atas pemanfaatan asset yang tidak berkaitan langsung dengan penyelenggaraan jasa angkutan kereta api, dan yang termasuk dalam pendapatan usaha tambahan adalah sewa gedung, sewa tanah, dan kerja sama operasi. Seperti halnya pendapatan operasi lainnya, pendapatan usaha tambahan diperhitungkan sesuai dengan masukan dari daerah-daerah.

Rencana anggaran kas triwulan PT Kereta Api ( Persero ) disusun setelah anggaran pendapatan disusun oleh Direktorat Operasi dan Pemasaran dan diarahkan kepada Sub direktorat Anggaran. Seluruh pendapatan dikelompokan dalam dua katagori penerimaan, yaitu penerimaan tunai dan penerimaan piutang. Penerimaan tunai diperoleh dari penjualan jasa angkutan penumpang melalui tagihan secara bulanan, maupunmelalui penerimaan harian seperti parkir, tuslah dan restorka. Penerimaan tunai disajikan dalam rencana penerimaan kas sebagai penerimaan pendapatan perusahaan. Penerimaan piutang merupakan penerimaan kas yang berasal dari penjualan jasa angkutan barang yang sebagian besar merupakan penjualan secara kredit melalui negoisasi.


(50)

Penjualan jasa angkutan barang yang dilakukan secara kredit menimbulkan perlu adanya kebijaksanaan manajemen atas pembayaran piutang dari pelanggan. Kebijaksanaan penagihan yang ditetapkan sebagai piutang angkutan barang adalah bahwa piutang ditagihan secara periodic oleh bagian pemasaran didasarkan pada prestasi ankutan dari masa yang ditagihkan. Masa yang ditagihkan dapat bervariasi dalam jangka waktu satu bulan, tiga bulan, enam bulan, dan 12 bulan. Keberadaan penjualan secara kredit menimbulkan perlu dilakukan suatu taksiran atas piutang yang diperkirakan tak tertagih. Kebijaksanaan yang diterapkan atas piutang tak tertagih adalah untuk menghapuskan piutang yang diperkirakan tak tertagih secara langsung bila terjadi. Besarnya piutang yang diperkirakan tak tertagih adalah senilai piutang yang telah berumur lebih dari dari stu tahun da jumlah tersebut diajukan ijin penghapusannya kepada Dewan Pengawas dan Menteri Keuangan.

3. Penerimaan Kompensasi dari Pemerintah

Sektor penerimaan kas PT Kereta Api ( Persero ) lainnya yang bersifat rutin adalah dari penerimaan pemerintah yang merupakan kompensasi atas perawatan prasarana pokok perkeretaapian milik pemerintah yang dilakukan oleh PT Kereta Api ( Persero ). Besarnya penerimaan dari pemerintah ditentukan oleh Menteri Keuangan melalui Departemen Perhubungan sesuai dengan kemampuan setiap tahunnya.

4. Sektor Pengeluaran Kas

Pengeluaran kas PT Kereta Api ( Persero ) sebagian besar timbul dari adanya kegiatan untuk mempersiapkan kondisi sarana maupun prasarana


(51)

perkeretaapian agar layak dioperasikan ( biaya eksploitasi ). Pengeluaran kas yang terjadi dari biaya-biaya eksploitasi dianalisis PT Kereta Api (Persero)

berdasarkan pengalaman PT Kereta Api ( Persero ) atas pembayaran hutang jangka pendek maupun pengeluaran tunai atas pengeluaran biaya eksploitasi yang bersangkutan. Bagian lain dari sector pengeluaran kas PT kereta Api (Persero) timbul akibat adanya pengeluaran kas untuk menandai aktivitas investasi jangka panjang berupa penambahan, perbaikan atau pembelian aktiva.

Berikut ini penulis sajikan penyajian laporan arus kas pada PT.KAI(Persero) DAOP 2 Bandung :

Tabel 3.1 Laporan Arus Kas

PT.KERETA API(PERSERO) DAOP 2 BANDUNG KOMPARATIF ARUS KAS

PER 31 DESEMBER 2009 DAN 2008

URAIAN 2009 2008

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Laba (Rugi) Bersih :

(130.372.582.376) (159.517.110.020) Ditambah (dikurangi) pos-pos yang tidak

mempengaruhi kas :

Penyisihan piutang ragu-ragu

(287.537.500) (351.227.500) Penyusutan aktiva tetap

168.584.449.089 189.916.811.331 Penghapusan aktiva dan amortisasi

(4.893.362.658) (4.893.362.658) Penurunan (kenaikan) pos-pos sebagai berikut :

Piutang usaha

376.650.500 490.852.000 Piutang pegawai dan lain-lain


(52)

Suku cadang dan perlengkapan

7.596.004.538 7.973.465.090

Pajak dibayar dimuka - -

Pendapatan yang masih harus diterima - -

Uang muka dinas

5.604.576.073

-

Uang muka penyelesaian L/C - -

Aktiva lancar lainnya

4.237.033.037

- Kenaikan (penurunan) pos-pos sebagai berikut :

Hutang pada rekanan

298.841.884 6.914.026.549 Dari penyajian laporan arus kas maka penulis menyimpulkan bahwa catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

Dalam penyajian laporan arus kas PT Kereta Api (Persero) menggunakan metode langsung, dengan mengklasifikasikan arus kas masuk dan arus kas keluar atas dasar arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Laporan arus kas dibuat pada bagian keuangan oleh seksi pembukuan bersama dengan laporan keuangan.

3.3.2 Penyusunan Pelaporan Arus Kas PT Kereta Api (Persero )

Penyusunan laporan arus kas PT Kereta Api ( Persero ) disusun oleh Direktorat Keuangan, Sub Direktorat Anggaran, PT Kereta Api ( Persero ) untuk periode satu tahun dengan rincian sub periode triwulan. Penyusunan anggaran kas Sub Direktorat Anggaran mengandalkan data yang dievalusasi oleh masing-masing Direktorat, untuk pendapatan dalam bentuk pecahan per triwulan dan untuk biaya eksploitasi dalam bentuk tahunan.


(53)

Sebagaimana layaknya suatu anggaran kas, maka anggaran kas PT Kereta Api (Persero) mula-mula disusun berdasarkan dua bagian utama, yaitu sector penerimaan kas dan sektor pengeluaran kas. Sector penerimaaan kas PT Kereta Api ( Persero ) terutama terdiri pendapatan PT Kereta Api ( Persero ), penerimaan kas dari pemerintah sebagai kompensasi atas perawatan prasarana pokok perkeretaapian yang dilakukan oleh PT Kereta Api (Persero) dan penerimaan kas dari sumber-sumber lain yang sifatnya non rutin seperti rencana pinjaman jangka panjang maupun rencana penjualan aktiva tetap. Sector pengeluaran kas PT Kereta Api (Persero) terdiri dari pengeluaran kas dari pengeluaran kas untuk biaya eksploitasi PT kereta Api (Persero), pengeluaran kas untuk investasi dalam aktiva tetap (selanjutnya Investasi dana Intern), dan pengeluaran kas lainnya yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Departemen Perhubungan Maupun Direksi PT Kereta Api ( Persero ).

Penyusunan Laporan Arus Kas PT Kereta Api ( Persero ), adalah sebagai berikut 1. Program Penjualan sebagai acuan Program Produksi :

a. Kereta Api penumpang per Kelas Komersial, Bisnis dan Ekonomi. b. Kereta Api barang per komoditi ( yang lalu + yang akan datang ). c. Pendukung kereta api, usaha, property dan lain-lain.

2. Program biaya yang disusun per Daop/ Divisi ( Region ). Mengarah pada sentralisasi dan kendali via Service Obligation ( SO ) tambahan;

3. Perencanaan Biaya terarah per “Nama Kereta Api” ( Unsur Biaya Operasi Langsung + Biaya Operasi tidak Langsung ,) Via statistic;


(54)

4. Program pendapatan berdasarkan – program Fisik ( Volume ) Penjualan Menurut Kondisi Pasar, dan Program Biaya sejalan dengan anggaran ini; 5. Menurut RKA per nama Kereta Api:

a. Antisipasi tingkat okupansi; b. Utilisasi Sarana ( Efisien / Tidak ) c. Kebutuhan Saran ( SO ) teransitisipasi; d. Kendali Biaya, terutama BBM;

e. Identifikasi Unsur dan Perhitungan Biaya Kereta Api.

6. Aktivitas Investasi, disusun berdasarkan perncanaan investasi yang dilakukan oleh Subdit Investasi berdasarkan Usulan Daop/Divisi, setelah dihitung kelayakan, dan oleh Subdit Anggaran dapat disediakan dananya.

7. Anggaran Kas, disusun berdasarkan Anggaran Pendapatan, Biaya, dan Investasi, dan lain-lain.

8. Proyeksi neraca disusun dari Anggarn Pendapatan, Biaya, Kas, dan Lain-lain. Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam penyusunan Pelaporan Arus Kas pada PT Kereta Api (Persero) DAOP 2 diantaranya:

 Menentukan kas yang disediakan dari operasi.

 Lalu Menentukan kas yang disediakan atau digunakan dalam aktivitas investasi dan pendanaan.

 Dan juga Menentukan perubahan (kenaikan atau penurunan) dalam kas selama periode tersebut.

Pelaporan arus kas PT Kereta Api (Persero) DAOP 2 bandung kemudian merekapitulasi penerimaan dan pengeluaran, berdasarkan neraca dan rugi laba.


(55)

Dengan demikian sesuai ketentuan yang tercantum dalam SAK mengenai penyajian laporan arus kas dapat diterapkan oleh PT Kereta Api (Persero) DAOP 2 Bandung. Dalam penyajian laporan arus kas PT Kereta Api (Persero) DAOP 2 Bandung menggunakan metode langsung,dengan mengklasifikasikan arus kas masuk dan arus kas keluar atas dasar arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan, serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan diantara ketiga aktivitas tersebut

3.3.3 Hambatan atau Kendala dalam Proses Penyusunan Laporan Arus Kas Perusahaan

Dalam sebuah pelaksaan suatu kegiatan ataupun hal lain pasti akan ditemukan hambatan atau kendala tertentu yang menghambat proses dari pelaksaan kegiatan atau hal tersebut. PT.Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung juga menghadapi beberapa hambatan dalam proses penyusutan laporan arus kas.

Prosedur dalam penyajian laporan arus kas sudah baik dilihat dari perencanaan pengeluaran dan pemasukan kas dalam kegiatan perusahaan sudah tersusun sesuai dengan aktivitas yang dilakukan baik aktivitas operasional,investasi maupun pendanaan dan dalam penyajian laporan arus kas sudah berbasis komputer.

Namun disamping hal itu terdapat hambatan yang dihadapi ,jika terdapat selisih nilai pada kas perusahan cukup sulit untuk ditelusuri karena rumitnya


(56)

pemberkasan dokumen dalam penyimpanannya. Keterlambatan data penerimaan dan pengeluaran pada kas yang diterima oleh subsi bagian laporan keuangan khususnya arus kas perusahaan sehingga membuat efisiensi waktu berkurang. Keterlambatan data penerimaan dan pengeluaran kas terjadi karena faktor sulitnya mencari dokumen-dokumen tersebut dalam penyimpanan nya karena dengan sulitnya mencari dokumen tersebut keterlambatan itu terjadi yang membuat efisiensi waktu berkurang.

3.3.4 Upaya Mengatasi Hambatan dalam Proses Penyusunan Laporan Arus Kas

Perusahaan yang mengalami hambatan atau kendala,biasanya akan membuat upaya untuk menanggulangi hambatan atau kendala tersebut. Begitu pula PT.Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung yang membuat upaya untuk menanggulangi hambatan tersebut guna sebuah kinerja yang baik.

Pada hambatan yang dihadapi perusahaan dimana sulit nya penelusuran dalam penyimpanan dokumen-dokumen jika terjadinya selisih kas perusahaan. Dan keterlambatannya data penerimaan dan pengeluaran pada kas yang di terima oleh subsi bagian laporan keuangan khususnya arus kas perusahaan sehingga membuat efisiensi waktu berkurang.

PT.Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung berusaha untuk mendapatakan upaya seperti apa yang harus di lakukan guna mencapai sebuah kinerja yang baik. Upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk memanggulangi hal tersebut adalah dengan melakukan penyesuaian antara pencatatan pada buku kas dengan bukti fisik penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan.Dan berkomunikasi dan


(57)

konfirmasi yang jelas mengenai hal tersebut dengan divisi-divisi pihak yang bersangkutan,sehingga keterlambatan terhindarkan.Selain hal itu,agar data lebih cepat dikonfirmasikan kepada pembuat laporan arus kas perusahaan.


(58)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan tinjauan yang telah penulis lakukan dalam pelaksanaan kerja praktek tersebut dan penulis menganalisa, memahami dan mempelajari serta menguraikan masalah tentang pelaksanaan penyajian laporan arus kas, maka penulis menarik beberapa kesimpulan dari kerja praktek yang dilakukan di PT Kereta Api (Persero) DAOP 2 Bandung yaitu :

1. Prosedur dalam pelaporan arus kas pada PT Kereta Api (Persero) DAOP2 Bandung sudah sesuai dengan yang diharapkan oleh pimpinan perusahaan.Dalam pembuatan laporan arus kas perusahaan menggunakan metode langsung,dengan cara mengklasifikasikan arus kas masuk dan arus kas keluar atas dasar arus kas dari aktivitas operasi,aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Prosedur dalam penyajian laporan arus kas sudah baik dilihat dari perencanaan pengeluaran dan pemasukan kas dalam kegiatan perusahaan sudah tersusun sesuai dengan aktivitas yang dilakukan baik aktivitas operasional,investasi maupun pendanaan dan dalam penyajian laporan arus kas sudah berbasis komputer khususnya pada penginputan data kedalam Microsoft Excel, hal ini yang semakin memudahkan bagi subsi Keuangan khususnya Akuntansi untuk membuat laporan keuangan. Untuk penyusunan laporan arus kas perusahaan selebihnya telah sesuai dengan teori tetapi dalam nyatanya dilapangan masih


(59)

terjadinya kesalahan atas selisih nilai pada kas perusahaan walaupun dengan intensitas rendah dalam terjadinya hal tersebut.Pada proses penyusunan pelaporan arus kas yang dilakukan PT Kereta Api (Persero) DAOP2 Bandung ialah :

 Menentukan kas yang disediakan dari operasi.

 Lalu menentukan kas yang disediakan atau digunakan dalam aktivitas investasidan pendanaan.

 Dan juga menentukan perubahan (kenaikan atau penurunan) dalam kas selama periode tersebut.

2. Hambatan dalam penyajian laporan arus kas perusahaan ialah Jika terdapat selisih nilai pada kas perusahaan. Cukup sulit ditelusuri,karena rumitnya pemberkasan dokumen dalam penyimpanannya. Keterlambatan data penerimaan dan pengeluaran pada kas yang diterima oleh subsi bagian laporan keuangan khususnya arus kas perusahaan sehingga membuat efisiensi waktu berkurang.

3. Upaya yang dilakukan perusahaan untuk mengatasi kendala tersebut yakni disesuaikannya/melakukan penyesuaian antara pencatatan pada buku kas dengan bukti fisik penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan.Adanya komunikasi dan konfirmasi yang jelas dengan divisi–divisi pihak yang bersangkutan sehingga keterlambatan terhindarkan dan agar data lebih cepat dikonfirmasikan kepada pembuat laporan arus kas perusahaan.


(60)

4.2.1 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah di uraikan diatas, maka penulis mengemukakan beberapa saran yang kiranya dapat memperlancar dan meningkatkan produktifitas dalam proses penyajian laporan arus kas adalah :

1. Dalam prosedur proses penyajian laporan arus kas pada PT Kereta Api(Persero) DAOP 2 Bandung ada baiknya lebih memanfaatkan fasilitas berbasis teknologi komputer dan menambahkan beberapa aplikasi seperti MYOB accounting selain menggunakan aplikasi MicrosoftExcel atau pun program aplikasi komputer lainnya sehingga dapat mengoptimalkan kinerja komputerisasi di bidang keuangan dan akuntansi untuk mengefisiensikan pekerjaan.

2. Hambatan dalam penyajian laporan arus kas perusahaan,ialah jika terdapat selisih nilai pada kas perusahaan. Cukup sulit untuk penelusuran nya karena rumitnya pemberkasan dokumen dalam penyimpanannya. Keterlambatan data penerimaan dan pengeluaran pada kas yang diterima oleh subsi bagian laporan keuangan khususnya arus kas perusahaan sehingga membuat efisiensi waktu berkurang.Ada baiknya meningkatkan komunikasi dan kerjasama dengan pihak-pihak yang terlibat dalam membuat laporan arus kas serta mendata bukti fisik penerimaan dan pengeluaran kas sesuai tanggal dan nomor transaksi,sehingga apabila terdapat selisih angka dalam suatu data mudah untuk mendapatkan solusi pemecahannya.Dan selain itu ada baiknya membuat sebuah sistem komputerisasi dimana hal itu akan


(61)

menyimpan dokumen yang dibutuhkan tersebut dalam berbentuk softcopy sehingga pada saat membutuhkan dokumen tersebut tidak akan sulit mencari bukti fisik dokumen,yang pada akhirnya waktu lebih efisien.

3. Upaya yang harus dilakukan perusahaan menurut penulis,ada baiknya meningkatkan kinerja para staf perusahaan agar ketelitian dalam penginputan data dan membuat laporan arus kas tidak terjadi selisih data selain itu juga lebih meningkatkan kerja sama yang melibatkan pihak-pihak terkait dalam pembuatan laporan arus kas perusahaan.


(62)

(63)

(1)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan tinjauan yang telah penulis lakukan dalam pelaksanaan kerja praktek tersebut dan penulis menganalisa, memahami dan mempelajari serta menguraikan masalah tentang pelaksanaan penyajian laporan arus kas, maka penulis menarik beberapa kesimpulan dari kerja praktek yang dilakukan di PT Kereta Api (Persero) DAOP 2 Bandung yaitu :

1. Prosedur dalam pelaporan arus kas pada PT Kereta Api (Persero) DAOP2 Bandung sudah sesuai dengan yang diharapkan oleh pimpinan perusahaan.Dalam pembuatan laporan arus kas perusahaan menggunakan metode langsung,dengan cara mengklasifikasikan arus kas masuk dan arus kas keluar atas dasar arus kas dari aktivitas operasi,aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Prosedur dalam penyajian laporan arus kas sudah baik dilihat dari perencanaan pengeluaran dan pemasukan kas dalam kegiatan perusahaan sudah tersusun sesuai dengan aktivitas yang dilakukan baik aktivitas operasional,investasi maupun pendanaan dan dalam penyajian laporan arus kas sudah berbasis komputer khususnya pada penginputan data kedalam Microsoft Excel, hal ini yang semakin memudahkan bagi subsi Keuangan khususnya Akuntansi untuk membuat laporan keuangan. Untuk penyusunan laporan arus kas perusahaan selebihnya telah sesuai dengan teori tetapi dalam nyatanya dilapangan masih


(2)

terjadinya kesalahan atas selisih nilai pada kas perusahaan walaupun dengan intensitas rendah dalam terjadinya hal tersebut.Pada proses penyusunan pelaporan arus kas yang dilakukan PT Kereta Api (Persero) DAOP2 Bandung ialah :

 Menentukan kas yang disediakan dari operasi.

 Lalu menentukan kas yang disediakan atau digunakan dalam aktivitas investasidan pendanaan.

 Dan juga menentukan perubahan (kenaikan atau penurunan) dalam kas selama periode tersebut.

2. Hambatan dalam penyajian laporan arus kas perusahaan ialah Jika terdapat selisih nilai pada kas perusahaan. Cukup sulit ditelusuri,karena rumitnya pemberkasan dokumen dalam penyimpanannya. Keterlambatan data penerimaan dan pengeluaran pada kas yang diterima oleh subsi bagian laporan keuangan khususnya arus kas perusahaan sehingga membuat efisiensi waktu berkurang.

3. Upaya yang dilakukan perusahaan untuk mengatasi kendala tersebut yakni disesuaikannya/melakukan penyesuaian antara pencatatan pada buku kas dengan bukti fisik penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan.Adanya komunikasi dan konfirmasi yang jelas dengan divisi–divisi pihak yang bersangkutan sehingga keterlambatan terhindarkan dan agar data lebih cepat dikonfirmasikan kepada pembuat laporan arus kas perusahaan.


(3)

4.2.1 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah di uraikan diatas, maka penulis mengemukakan beberapa saran yang kiranya dapat memperlancar dan meningkatkan produktifitas dalam proses penyajian laporan arus kas adalah :

1. Dalam prosedur proses penyajian laporan arus kas pada PT Kereta Api(Persero) DAOP 2 Bandung ada baiknya lebih memanfaatkan fasilitas berbasis teknologi komputer dan menambahkan beberapa aplikasi seperti MYOB accounting selain menggunakan aplikasi MicrosoftExcel atau pun program aplikasi komputer lainnya sehingga dapat mengoptimalkan kinerja komputerisasi di bidang keuangan dan akuntansi untuk mengefisiensikan pekerjaan.

2. Hambatan dalam penyajian laporan arus kas perusahaan,ialah jika terdapat selisih nilai pada kas perusahaan. Cukup sulit untuk penelusuran nya karena rumitnya pemberkasan dokumen dalam penyimpanannya. Keterlambatan data penerimaan dan pengeluaran pada kas yang diterima oleh subsi bagian laporan keuangan khususnya arus kas perusahaan sehingga membuat efisiensi waktu berkurang.Ada baiknya meningkatkan komunikasi dan kerjasama dengan pihak-pihak yang terlibat dalam membuat laporan arus kas serta mendata bukti fisik penerimaan dan pengeluaran kas sesuai tanggal dan nomor transaksi,sehingga apabila terdapat selisih angka dalam suatu data mudah untuk mendapatkan solusi pemecahannya.Dan selain itu ada baiknya membuat sebuah sistem komputerisasi dimana hal itu akan


(4)

menyimpan dokumen yang dibutuhkan tersebut dalam berbentuk softcopy sehingga pada saat membutuhkan dokumen tersebut tidak akan sulit mencari bukti fisik dokumen,yang pada akhirnya waktu lebih efisien.

3. Upaya yang harus dilakukan perusahaan menurut penulis,ada baiknya meningkatkan kinerja para staf perusahaan agar ketelitian dalam penginputan data dan membuat laporan arus kas tidak terjadi selisih data selain itu juga lebih meningkatkan kerja sama yang melibatkan pihak-pihak terkait dalam pembuatan laporan arus kas perusahaan.


(5)

(6)