BAB I PENDAHULUAN
Perubahan warna gigi terutama gigi anterior dapat menimbulkan suatu problema estetika yang mempunyai dampak psikologi yang cukup besar bagi
penderitanya. Pada saat ini, perkembangan cosmetic dentistry sangat menonjol dalam menanggulangi hal tersebut yaitu dengan cara restoratif misalnya pelapisan
mahkota atau dengan cara bleaching, yaitu suatu cara pemulihan kembali gigi yang berubah warna, sampai mendekati warna gigi asli dengan proses perbaikan
secara kimiawi dan tujuannya mengembalikan faktor estetik penderita. Tehnik bleaching ini memiliki beberapa keuntungan, antara lain lebih baik
dari segi estetik karena tidak mengambil jaringan keras gigi dan tehnik perawatan relatif lebih mudah dibandingkan dengan pembuatan suatu mahkota tiruan.
Bleaching dapat dilakukan pada gigi vital maupun gigi non vital yang mengalami perubahan warna Tarigan, 1994.
BAB II ETIOLOGI PERUBAHAN WARNA GIGI
Menurut Grossman 1995, perubahan warna gigi dapat diklasifikasikan
sebagai ekstrinsik atau intrinsik. Perubahan warna eksrinsik ditemukan pada permukaan luar gigi dan biasanya berasal lokal, misalnya noda tembakau yang
menyebabkan warna gigi menjadi cokelat kekuning-kuningan sampai hitam, pewarnaan karena makanan dan minuman menyebabkan gigi menjadi berwarna
gelap, pewarnaan karena noda logam nitrat perak, bercak kehijauan yang dihubungkan dengan membran Nasmyth pada anak-anak.
Perubahan warna intrinsik adalah pewarnaan gigi yang diakibatkan oleh noda yang terdapat di dalam email dan dentin, penyebabnya adalah penumpukan atau
penggabungan bahan-bahan di dalam struktur gigi misalnya stain tetrasiklin,yang bila masuk ke dalam dentin akan terlihat dari luar karena transluensi email.
Perubahan warna gigi dapat dihubungkan dengan periode perkembangan gigi misalnya pada dentiogenesis imperfekta atau setelah selesai perkembangan gigi
yang disebabkan oleh pulpa nekrosis.
Menurut Walton dan Torabinejab 1996 perubahan warna dapat terjadi pada
saat atau setelah terbentuknya email dan dentin. Penyebab perubahan warna gigi dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu karena noda alamiah dan pewarnaan
iatrogenik.
Perubahan warna gigi disebabkan oleh sejumlah noda pada permukaan gigi
setelah gigi erupsi. Noda alamiah mungkin berada pada permukaan atau berikatan di dalam struktur gigi, kadang-kadang diakibatkan defek email atau karena cedera
trauma. Contoh penyebab noda alamiah adalah sebagai berikut :
1. Pulpa nekrosis Produk kerusakan jaringan yang dilepaskan masuk kedalam tulubus dentin dan
mewarnai dentin di sekitarnya. 2.Perdarahan intrapulpa
Disebabkan oleh trauma pada gigi dan akan menyebabkan perdarahan dan lisis
eritrosit. Produk disintegrasi darah diduga sebagai ion sulfida, masuk ke dalam tulubus dentin sehingga menyebabkan perubahan warna gigi yang makin lama
makin meningkat. 3. Metamorfosis kalsium
Pembentukan dentin sekunder ireguler secara ekstensif di dalam kamar pulpa atau pada dinding saluran akar menyebabkan translusensi mahkota gigi berkurang atau
warna gigi berubah menjadi kekuningan atau kuning kecoklatan. Pada pasien yang sudah tua,perubahan warna gigi terjadi secara fisiologis sebagai
akibat aposisi dentin secara berlebihan disamping karena penipisan dan perubahan optik dalam email.
4. Defek perkembangan Perubahan warna dapat terjadi karena kerusakan pada saat perkembangan gigi.
1 Fluorosis endemik Masuknya sejumlah flour saat pembentukan gigi menyebabkan kerusakan
struktur yang mengalami mineralisasi dan mengakibatkan terjadinya hipoplasia. Permukaan gigi menjadi porus dan akan menyerap warna di dalam rongga mulut.
2 Obat-obatan sistemik Masuknya obat-obatan atau bahan kimia pada saat pembentukan gigi dapat
menyebabkan perubahan warna gigi. Pada umumnya obat yang menyebabkan perubahan warna gigi paling berat adalah tetrasiklin, menyebabkan gigi berwarna
kuning kecoklatan sampai abu-abu tua. Hal ini tergantung kepada jumlah, frekwensi, jenis tetrasiklin dan umur pasien saat meminum obat.
3 Defek dalam pembentukan gigi Kerusakan dalam pembentukan gigi terjadi sebatas email berupa hipoplasia
atau hipokalsifikasi,terlihat warna gigi kecoklatan. 4 Kelainan darah dan faktor-faktor lain
a Kondisi sistemik mengakibatkan lisis eritrosit secara luas. Produk kerusakan darah dapat bergabung ke dalam dentin dan mewarnai gigi.
b Suhu tubuh yang tinggi saat pembentukan gigi menyebabkan perubahan warna beebentuk pita pada email.
c Porfiria penyakit metabolisme menyebabkan menyebabkan gigi susu
ataugigi permanen berubah warna menjadi kemerahan atau kecoklatan. d Penyakit sistemik dan masuknya bahan obat-obatan, merupakan kejadian
yang jarang dan tidak dapat diidentifikasi.
Perubahan warna sebagai akibat prosedur perawatan gigi atau dapat disebabkan oleh berbagai bahan kimia dan bahan yang dipakai di bidang kedokteran gigi.
Perubahan warna gigi akibat perawatan endodontik dapat disebabkan oleh beberapa hal tersebut dibawah ini Walton Torabinejab, 1996 :
1. Bahan obturasi Bahan obturasi yang dapat menyebabkan perubahan warna gigi adalah semen
Saluran akar dari jenis seng oksida eugenol atau semen saluran akar dengan komponen logam.
2. Sisa-sisa jaringan pulpa Fragmen jaringan pulpa yang tertinggal di dalam mahkota, biasanya dalam
Tanduk pulpa, dapat mengakibatkan perubahan warna secara perlahan. 3. Obat-obatan intra kanal
Kebanyakan obat-obatan dapat menyebabkan perubahan warna gigi, misalnya Obat intrakanal golongan fenol berkontak langsung dengan dentin, dalam
waktu yang lamamemungkinkan obat berpenetrasi ke dalam dentin sehingga akan menyebabkan perubahan warna gigi.
Restorasi yang dipakai biasanya ada dua tipe, yaitu Walton Torabinejab,1996: 1. Restorasi logam
Amalgam merupakan penyebab paling hebat karena elemen warna gelap dapat mengubah warna dentin menjadi abu-abu gelap.
2. Restorasi komposit Kebocoran mikro tumpatan komposit dapat menyebabkan perubahan warna gigi.
Tepi tumpatan yang terbuka merupakan tempat masuknya bahan kimia yang mewarnai dentin.
BAB III BAHAN-BAHAN DAN MEKANISME BLEACHING