Ila Lailatun Sholihah, 2015 PENGARUH PENAMBAHAN CuO TERHADAP KONDUKTIVITAS IONIK, KEKERASAN DAN KETANGGUHAN
RETAK CSZ SEBAGAI ELEKTROLIT PADAT Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
� =
�
2
4�
2
3.6 � =
� 2
√� 3.7
Untuk  menentukan  kisi  bravais  dari  struktur  kubik  digunakan  aturan seleksi h
2
+k
2
+l
2
yaitu:
SC   : 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,16,... BCC
: 2,4,6,8,10,12,14,16,… FCC
: 3,4,8,11,12,16,19,20,24,…
Kemudian Sin
2
Ɵ dibagi dengan bilangan h
2
+k
2
+l
2
SC, BCC, atau FCC. Dari  hasil  pembagian  tersebut  akan  terbentuk  pola  angka  yang  berulang.  Pola
angka yang sering muncul adalah A, A merupakan λ
2
4a
2
yang ditunjukkan pada persamaan  3.6.  Setelah  masing-masing  dibagi  dengan  A  maka  akan  didapatkan
jumlah  h
2
+k
2
+l
2
.  Jumlah  h
2
+k
2
+l
2
yang  diambil  adalah  angka  yang  paling mendekati bilangan bulat.
Untuk  menghitung  parameter  kisi,  dapat  menggunakan  persamaan  3.7,  A telah  didapatkan  dari  perhitungan  pada  paragraf  sebelumnya,  dan  λ  merupakan
panjang gelombang Cu 1,54060 Angstrom.
3.5.2 Analisis Struktur mikro
Analisis  struktur  mikro  bertujuan  untuk  mengetahui  struktur  mikro  dari pelet  keramik  CSZ  yang  didoping  CuO.  Analisis  ini  dilakukan  dengan
menggunakan  alat  Mikroskop  optik  Nikon  Measurecope  MM  22  dilengkapi  alat pengukur Nikon SC-112 dan Mikrokop optik MEIJI TECHNO JAPAN dilengkapi
dengan  kamera  Canon  DS126371  DC  7,4  V.  Sebelumnya,    terlebih  dahulu  pelet dicetak  dengan  resin,  kemudian  dilakukan  pengamplasan  dengan  kertas  amplas
ukuran  600,  800,  1000,  1200,  1500  dan  terakhir  dipoles  dengan  menggunakan kain yang diberi serbuk alumina. Kemudian, dilakukan pengetsaan, dengan diberi
larutan etsa dan didiamkan selama 10 menit agar cairan etsa dapat mengikis batas butir  dari  sampel.  Permukaan  sampel  dipotret  dengan  menggunakan  Mikrokop
optik MEIJI TECHNO JAPAN dilengkapi dengan kamera Canon DS126371 DC
Ila Lailatun Sholihah, 2015 PENGARUH PENAMBAHAN CuO TERHADAP KONDUKTIVITAS IONIK, KEKERASAN DAN KETANGGUHAN
RETAK CSZ SEBAGAI ELEKTROLIT PADAT Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
7,4  V,  dengan  perbesaran  10x.  Langkah-langkah  untuk  menentukan  perbesaran hasil potret:
1. Memotret  sampel  hasil  etsa  dan  hasil  identasi  vicker  dengan  perbesaran
10x  menggunakan  Mikrokop  optik  MEIJI  TECHNO  JAPAN  dilengkapi dengan  kamera  Canon  DS126371  DC  7,4  V.  Hasil  potretnya  ditunjukan
pada Gambar 3.3.
Gambar 3. 3 Gambar hasil potret a sampel hasil etsa dan b sampel hasil identasi, dengan perbesaran 10x
2. Kemudian kedua Gambar dipotong dengan menggunakan aplikasi
Microsoft office photo viewer 2010.
Ila Lailatun Sholihah, 2015 PENGARUH PENAMBAHAN CuO TERHADAP KONDUKTIVITAS IONIK, KEKERASAN DAN KETANGGUHAN
RETAK CSZ SEBAGAI ELEKTROLIT PADAT Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Gambar 3. 4 Aplikasi untuk memotong poto dengan pemotongan   panjang dan lebar tertentu.
3. Hasil pemotongan poto pada Gambar 3.3a ditunjukan pada Gambar 3.5a.
Kemudian  melakukan  pemotongan  poto  berikutnya  pada  Gambar  3.3  b dengan  panjang  dan  lebar  pemotongan  yang  sama  Gambar  3.4  b.
Sehingga didapatkan Gambar 3.5 b:
Gambar 3.5 Gambar hasil pemotongan, a Gambar butir, b Gambar hasil identasi
. 4.
Gambar 3.5 b merupakan Gambar untuk patokan skala, panjang diagonal sebelumnya  sudah  diukur  dengan  menggunakan  Mikroskop  optik  Nikon
Measurecope MM 22 dilengkapi  alat  pengukur  Nikon  SC-112. Sehingga, tidak ada masalah apabila foto Gambar 3.5a diperbesar berapa kali namun
Gambar  3.5  b  juga  ikut  diperbesar  akan  tetapi  tetap  dengan  perbesaran yang sama pula.
Ila Lailatun Sholihah, 2015 PENGARUH PENAMBAHAN CuO TERHADAP KONDUKTIVITAS IONIK, KEKERASAN DAN KETANGGUHAN
RETAK CSZ SEBAGAI ELEKTROLIT PADAT Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
5. Tahapan  terakhir  untuk  menentukan  perbesaran  yaitu  dengan
menggunakan perbandingan  yaitu perbanding ukuran poto dengan ukuran sebenarnya:
Perbesaran =  ukuran photo  :
ukuran sebenarnya =  2,1 cm
:   0,038 mm =  21 mm
: 0,038 mm
=  552,63
Ukuran diameter butir dihitung dengan menggunakan metode intercept ASTM E112, 2013, hlm. 12:
̅  =
�
�
3.8 ̅  = Rata-rata diameter butir
n  = Jumlah garis uji L  = Panjang garis uji
M = Pembesaran Foto N
i
= Jumlah batas butir yang terpotong
Langkah-langkah menentukan ukuran butir:
Gambar 3.6 Contoh Gambar struktur morfologi butir dan batas butir suatu material, untuk menentukan ukuran diameter butir.
Ila Lailatun Sholihah, 2015 PENGARUH PENAMBAHAN CuO TERHADAP KONDUKTIVITAS IONIK, KEKERASAN DAN KETANGGUHAN
RETAK CSZ SEBAGAI ELEKTROLIT PADAT Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
1. Membuat beberapa garis uji degan panjang garis yang sama pada foto hasil
potret analisis mikroskop optik dengan perbesaran tertentu. 2.
Menghitung butir-butir yang terpotong pada setiap garis uji. 3.
Menghitung  ukuran  butir  dengan  menggunakan  persamaan  3.8.
3.5.3 Analisis Sifat Listrik