2008_KepMenKes RI Nomor 585MENPedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan Di Puskesmas
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 585/MENKES/SKN/2007
PEDOMA P lARSANIA
PROMOSIIESEH1TAN
DE PUSIES.AS
イMセ
I
f ·J )
,1 •
セ
.) ilt
•
,J
I
I
4 3 {)/3-.20A
セM
3-2.070
........••
(0, 3
In:j
k.
u,,·, : ... . ..ff. . ....
DEPARTEMEN KESEHATAN RI • PUSAT PROMOSI KESEHATAN セ@
TAHUN 2008
_ ....
セ@
Pedo man Pelahsanaan Promosi Kesehatan di Pushesmas
b
INDONl! al A.
llEHA T
""
KATA PENCANTAR
Pus ke mas sebagai ujung tombak pelaya nan kesehatan
masyara kat merupakan sarana kesehatan yang sa ngat penting
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat. Untuk itu
peranan Pu kesmas hendaknya t idak lagi me nj ad i sarana
p laya nan pengobatan dan rehabi litatif saja tetapi juga lebih
di tingkatkan pada upaya promotif da n preventif. Oleh karena
itu promos i kesehatan me njadi sala h satu upaya wajib di
Puskesmas.
Promosi kesehatan d i pus kes mas me rupa ka n up aya
Pu skes mas dala m me mb e rda ya ka n pengunjung da n
masyarakat baik di dalam maupun di lu ar Puskesmas aga r
berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk mengenali
masa lah kese hatan , men egah dan mena nggulan gi nya .
Dengan pro mosi kesehatan juga menjadikan lingkun ga n
Puskesmas menjadi aman, nyaman, bersih dan sehat da lam
mendukung peril aku hi dup bersi h dan sehat.
Promosi kesehatan me lalu i kegiatan PHBS di Pus kesmas
merupakan ta ngg ung jawab be rsama a ntara pet ugas,
peng unju ng ma upun masya rakat. Petugas Puskesmas
diharapkan dapat menjadi tel adan perilaku sehat di masyarakat
dan melahirkan gerakan pemberdayaan mas yarakat.
Sedangkan para pengunjung Puskesmas yaitu para pasien dan
keluarganya dapat menerapkan peri laku sehat juga aktif
menjadi penggerak atau kader kesehatan di masyarakat. Upaya
dimaksud juga menjadi tanggung jawab pemerintah
kabupatenl kota beserta jajaran sektor terkait untuk
'. D
O......
......
,
Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puslzesmas
.."
me セヲ オUゥ@ ャゥ エ。ウゥ@
Pus kesmas agar dapJ.t melakJ.nakan p rolll os I
keseha lan di puskesmdS.
aku n oleh
Diha rapl'':In, buku penom 111 ini dapal 、ゥセtャi@
Puskesmas sebagai deuan unluk mengcmbangkan
Gウュ。セ@
promosi kesehatan la lam lxningkalan PI IBS II ーオNBォャ
ー・エオァ。セ@
Jakartd, November 2n08
K
L
Dr
ii
セjャ、ゥョウケ。ィ@
Si regON!$O,
WlAT
"',.
II. PROMOSI KESEHATAN PUSKESMAS
A. Promosi Kesehatan Puskesmas
Setiap masalah keseh atan, pada umumnya disebabkan tiga
faktor yang timbul secara bersamaan, yaitu (1 ) adanya bi bit
penyakit atau pengganggu lainnya, (2 ) adanya lingkungan yang
memungkinkan berkembangnya bibit penyakit, dan (3) adanya
perilaku hidup manusia yang tidak peduli terhadap bibit
penya kit dan lingkunga nnya. Oleh sebab itu , se hat dan
sakitnya seseorang sangat ditentukan oleh perilaku hidup
manusia sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sa ngat
terkait dengan promosi kesehatan maka peran pro mosi
kesehatan sangat di perlukan dalam meningkatkan peri laku
masyarakat agar terbebas dari masalah-masalah kesehatan.
Sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 1114/Menkes/SKNII/2005 tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah, promosi kesehatan
ada tah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui pembelajaran dan, oleh, untuk, dan bersama
masyarakat, agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta
mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat,
sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan .
Berdasarkan definisi tersebut serta sejalan dengan visi, misi
Departemen Kesehatan dan fungsi puskesmas khususn ya
da lam penggerakan dan pemberdayaan ik e ,1uarga dan
masyarakat dapat dirumuskan bahwa promosi kesehatan
puskesmas adalah upaya puskesmas melaksanakan
4
Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Pushesmas
pernberdayaan kepada rna yarakat untuk rnencegah penyakil
dan rneningkalkan ke ehatan setiap individu, keluarga erta
lingkungannya secara rnandiri dan rnengembangkan upaya
kesehatan bersumber rnasyarakat.
Se ca ra o pe rasional, up a ya promosi kesehatan di
pusk smas dilakukan agar masyarakat mampu berperilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai bentuk pemeca han
masalah-masalah k sehatan yang dih adap inya, baik masalahmasalah kesehatan ya ng diderita mau pun yang berpotensi
menga n am, secara mandiri. Disamping itu, petugas kesehata n
puskesma diha rapkan mampu menjadi te ladan bagi pas ien,
keluarga dan masyarakat untuk melakukan PHBS.
B. Strategi
Sebagaimana di sebutkan dalam Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 1193/Menkes/SKlx/2004 tentang Kebijakan
Nasional Promosi Kesehatan dan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 1114/Menkes/SKlVII12005 tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah, strategi dasa r
utama Promosi Kesehatan adalah (1) Pemberdayaan (2) Bina
Suasana, dan (3) Advokasi , serta dijiwai semangat (4)
Kemitraan. Berdasarkan strategi dasar tersebut diatas, maka
strategi Promosi kesehatan puskesmas juga dapat mengacu
strategi dasar tersebut dan dapat dikembangkan sesuai sasaran,
kondisi puskesmas dan tujuan dari promosi tersebut.
1.
Pemberdayaan
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk
menumbuhkan dan meningkatkan pengetahuan, kemauan dan
5
Pedoman Pelahsanaan Promosi Kesel1atarz di Pushes mas
HlOHESlA
.....T
20.0
ke mam puan indi vidu, ke lu a rga dan masya rakat untuk
mencega h pe nyak it, meningkatka n k se hatannya,
menciptaka n lin gkungan se ha t serta be rperan aktif dalam
penyelengga raa n setiap upaya kesehata n.
Pemberdayaa n terhadap indi vid u, keluarga da n masyarakat
yang dise le ngga ra ka n puskesmas harus mempe rhatika n
kond isi dan situas i, kh ususnya sosia l budaya ma yarakat
setempat.
a.
Pemberdayaan Individu
Pemberdayaan terhadap individ u dila kukan oleh setiap
petugas k se hatan puskesmas terhadap individu-ind ividu
yang datang m manfaatka n pelaya na n puskesmas. Oi
samp in g itu, in d iv idu- individ u ya ng menjadi sasara n
ku njun ga n mi sa l, upa ya ke pera w a tan kesehata n
masya rakat, Usaha K sehatan Sekolah (UKS).
Tujuan dari upaya tersebut adala h memperkena lka n
perilaku baru kepada individu yan g mungkin me nguba h
perilaku yang selama ini dipra kti kkan oleh ind ividu
tersebut.
Misalnya:
Setiap ibu yang telah mendapat pelayanan pengobatan
untuk anak balitanya, dapat disampaikan tentang
manfaat menimbang anak balita secara berkala untuk
mengetahui perkembangan dan pertumbuhan anak
balitanya, bagaimana mencatat dan menggunakan
Kartu Menuju Sehat (KMS) dan dimana ibu dapat
melakukan penimbangan anak balitanya selain di
pus kesmas ya itu di posyandu.
6
Pedoman Pelahsanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas
b
INDOfII" 'A
aEHAT
'.,0
Ibu yang dikunjungi ke rumahnya oleh petugas
pu skesmas, yang berhen t i memeriksakan
kan d ungannya ke puskesmas. Atau penderita yang
tidak datang mengambil obat TBC di Puskesmas. Saat
kunjungan tersebut dilakukan proses pemberdayaan
sesuai dengan masalah yang dihadapi.
Metode yang digunakan dapat berupa pilihan atau
kombinasi dari dialog, demonstrasi, konseling dan
bimbingan . Demikian pula media kom"u nikasi yang
digunakan dapat berupa pilihan atau kombinasi dari
lembar balik, leaflet gambar/foto (poster) atau media lain
yang mudah dibawa untuk kunjungan rumah.
b. Pemberdayaan Keluarga
Pemberdayaan keluarga yang dilakukan oleh petugas
puskesmas yang melaksanakan kunju ngan rumah terhadap
keluarga, yaitu keluarga dari individu pengunjung
puskesmas atau keluarga-keluarga yang berada di wilayah
kerja puskesmas.
Tujuan dari pemberdayaan keluarga juga untuk
memperkenalkan perilaku baru yang mungkin mengubah
perilaku yang selama ini dipraktikan oleh keluarga
tersebut.
Perilaku baru misalnya, perilaku buang air besar di
jamban, mengonsumsi garam beryodium, memelihara
taman obat keluarga, menguras bak mandi menutup
persediaan air - mengubur benda-benda buangan yang
menampung air, mengonsumsi makanan berserat (buah
dan sayur).
7
,--
[ cdorrw.n Pel...hsanaan Promosi Kesehatan di Puskesmll.S
.....r
20'.
P mbe rian in form a si tenta ng perilaku ya ng
diperk nalka n seperti tersebut d iatas perlu dil akuka n
seca ra siste mati s aga r anggota- anggota keluarga yang
diku njungi oleh petugas puskesmas da pat meneri ma da ri
tahap "tahu"ke "ma u" dan jika sarana untuk melaksanaka n
peril aku ya ng diperkena lkan t r ed ia diharapkan sampai
ke tahap "mampu" melaksanakan.
Metode da n media kom unikas i ya ng digunakan untuk
pe mberday aa n k lu arga dapat be rupa pilihan at au
ko mbin as i.
Metodenya antara la in dial og, demonstrasi, kons ling
da n media ko mu nika si seperti lembar balik, leafleC
ga mba rl foto (po te r) ata u media la in yang mudah dibawa
saat kunjungan ru mah.
c.
Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaa n te rhadap masyarakat (sekelompok
an gg ota masyaraka t) yang dilakukan oleh petugas
p usk sma s merupa kan upaya penggerakan atau
pengorga nisasian masya rakat.
Pe nggerak a n atau pen gorganisasian masya ra kat
di a wali dengan me mbantu kelompok masyar a kat
mengenali masalah-masalah yang me ngganggu kesehatan
sehingga masalah tersebut menjadi masalah bersama.
Kemudian ma salah te rse but dimusyawarahkan untuk
dipecahkan secara bersama .
Dari hasd tersebut tentunya masyarakat melakukan
upaya-upaya agar masalah tersebut tidak menjadi masalah
lagi . Tentunya upaya-upaya kesehatan tersebut bersumber
dari masyarakat sendiri dengan dukungan dari puskesmas.
Peran aktif masyara'kat tersebut diharapkan dalam
8
Pedoman Pelahsanaan Promosi Kesehalan di ruskesmas
INOOHI'IA
UNA'
U"
penanggulangan masalah kesehatan di lingkungan mereka
dengan dukungan dari puskesmas.
Beberapa yang harus dilakukan oleh puskesmas dalam
pemberdayaan masyarakat yang berwujud UKBM :
• Upaya kesehatan ibu dan anak Posyandu, Polindes,
Bina Keluarga Balita
• Upaya pengobatan: Pos Obat Desa, Pos Kesehatan
Desa
• Upaya perbaikan gizi : Posyandu, Panti Pemulihan
Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
• Upaya kesehatan sekolah : dokter kecil, penyertaan
guru dan orang tua/ wali murid, Saka Bakti Husada,
Pos Kesehatan Pesantren.
• Upaya kesehatan lingkungan : Kelompok Pemakai Air
(Pokmair), Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan.
Disamping itu, Puskesmas juga berfungsi sebagai pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yaitu:
• Menggerakkan lintas sektor dan dunia usa'ha di wilayah
kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan yang
berwawasan kesehatan.
• Memantau dan melaporkan secara aktif dampak
kesehatan dan penyelenggaraan setiap program
pembangunan di wi layah kerjanya.
• Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan dan pemulihan.
KeHga hal tersebut bertujuan untuk mendorong
masyarakat LSI LSM/ Dunia Swasta untuk membantu
pelayanan promosi kesehatan melalui bantuan dana ,
sarana, metode yang dimilikinya dan diutamakan pada
sasaran yang tepat.
9
b""..,
Pedoman Pelaksanaan Promosl Kesehatan di Puskesmas
tHDCHESIA
101O
2.
Bina Suasana
Bin a uasana adal ah upaya meneiptaka n suasana ata u
li ngkungan sosia l yang mendorong individu, keluarga da n
masyara kat u ntuk men e gah pe ny aki t dan menin gkat kan
kese hatan ny a s rta m nci ptakan ling kungan sehat da n
berpera n akti f da lam setiap upaya penyelenggaraan keseh atan.
eseorang aka n terdorong untuk mau melakukan per ila ku
ya ng dip .rke nalkan apab ila lingku ngan so ialnya (kelu arga,
tokoh pa nutan, kel o mpo k pengajian dill mendukung. Ol eh
ka re na i tu, untuk m en d ukung pr os es pemberdayaan
masyarakat, khususnya dala m up aya mengajak indiv idu,
ke luarga dan masya rakat meng lami peningkatan dari fase
"tahu " ke fase " mau" p rlu diei ptaka n lingkungan ya ng
mendukung. Keluarga ata u ora ng yang mengantarkan pasien
k Puskesmas, penjenguk (penjenguk pasien) da n petugas
kese h ata n mem p un y ai peng ar u h untuk men eip t akan
li ngku ngan ya ng kondu si f ta u mendukung opi ni yang positif
terhadap perilaku ya ng seda ng diperkenalkan.
Pen gantar pasi en tentu tidak m ungkin dipisah kan dari
pasien, misalnya pas ien di kumpu lka n da lam satu ruan ga n
untuk mendapat penjelasanl info rmasi.
Oleh karena itu, metode yan g tepat di sini ad a lah
penggunaan media, seperti misa lnya pembagian selebaran
(leaf/et), pemasangan poster atau penayangan video berkaitan
dengan penyakit dari pasi n. Dengan demikian, mereka dapat
membantu menyampaikan informasi yang diperoleh kepada
paslen.
Petugas kesehatan Puskesmas dapat menjadi panutan atau
teladan dalam sikap dan tingkah laku. Oleh karena itu,
10
I
Pedoman Pelahsanaan Promosi Kesehatan di PuSkCSm(lS
b
,,"0 01'l1[ 81 A
,t .t
U t4AT
pengetahuan, sikap, dan perilaku petugas kesehatan Puskesmas
yang melaya ni harus benar-benar konsisten denga n pelaya nan
ya ng diberi ka n. Misalnya : ramah (tidak terkesan stress), ti dak
merokok, memelihara higiene atau kebersihan dan kesehatan
perorangan, dan lain sebaga inya .
Bagi pa ra penj enguk pas ien, dapat d ilakukan pembagian
selebaran dan pemasa nga n poster ya ng sesuai dengan penyakit
pasie n yang akan m ereka jenguk. Se lain itu, be be rap a
Pu sk esmas (d e ngan tem pat p rawatan) melaksanakan
penyuluhan kelom pok. Sementara itu, di dinding dan sudutsudut ruan gan, bahkan di hal am an gedung Puskes mas juga
dapat dimanfaatkan untuk melaku ka n bina suasana kepada
para penga ntar pasien, para pen jenguk pasien, teman/
pengantar klien, dan pengunjung Puskesmas lainnya.
3. Advokasi
Advo kas i merupakan upaya atau proses yang teren cana
untuk mendapatkan ko mitmen dan dukungan dari pihak-pihak
ya ng terkait (tokoh-tokoh masyarakat informa l dan forma l) agar
masyarakat di lingku ngan puskesmas berdaya untuk mencegah
serta me ni ngk at k an kes ehatannya serta menciptakan
lingku nga n sehat.
Dalam upaya memb rdayakan individu, kelu arga dan
masyarakat, Puskesmas membutuhkan dukungan dari pihakpihak lain, sehingga advokasi perlu dilakukan. Misalnya, dalam
rangka mengupayakan lingkungan Puskesmas yang bebas asap
rokok, Puskesmas perlu mel aku kan advokasi kepada pimpinan
daerah setempat untuk diterbitkannya peraturan tentang
Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di lingkungan kerja Puskesmas
seperti sekolah, kantor kecamatan, tempat ibadah.
I
11
b
Pedonllltl Pelclhsanaan Promosi Kese11atan di Pushe
flWS
INDONESIA
.......T
"'"
Selama proses perbin ca ngan dalam advokasi, perlu
diperhatikan bahwa sasa ra n advokasi hendaknya diarahkanl
dipandu untuk menempuh tc hapan-tahapan: (1) memaham il
menyadari persoalan ya ng diajukan, (2) tertarik untuk ikut
berp er a n dalam pers o alan yan g diajukan,
(3 )
mempertimbangkan sej um lah pilihan kemungkina n dal am
berperan, (4 ) menyepakati satu pilihan kemungkinan da lam
berperan, dan (5 ) menyampaikan langkah tindak lanjut. Jika
kelima tahapan tersebut dapat dicapai selama waktu yang
disediakan untuk advokas i, maka dapat dikatakan advokasi
tersebut berhasi I.
tangkah tindak lanjut di akhir perbincangan (misalnya
denga n membuat dispos isi pada usulan yang diajukan )
menunjukkan adanya komitmen untuk memberikan
dukungan. Selama perbincan gan, seorang advokator (misalnya
Kepala Puskesmas) terus memantau respon sasaran advokasi.
Sejumlah ahli menyarankan agar advokasi tidak dilakukan
oleh hanya seorang individu, melainkan melalui jejaring.
Artinya, sebelum melakukan advokasi, sang advokator terl ebih
dulu mengembangkan kemitraan dengan sejumlah pihak yang
potensial. Advokasi harus di lakukan secara terus menerus
sampai ーゥィ。ォ
セ ーゥィ。ォ@
yan g terkait (stake holders) yang
di advokasi memberikan dukungan.
Sebagai contoh, dalam advokasi tentang bantuan jamban
sehat untuk suatu pondok pesantren. Kepala Puskesmas
sebaiknya m enggalang kemitraan dulu dengan lembaga
swadaya masyarakat atau LSM (misalnya Koalisi Untuk
Indonesia Sehat), media massa (misalnya wartawan koran),
tokoh agama (misalnya seorang ulama), tokoh pendidikan
(mi salnya Ketua PGR!), dan lain-lain.
12
I
Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas
b
'NDOHIl'I "
t tHA'
セNGo@
M reka ini diun dang pada p rtemuan untuk memantapkan
kerjasa ma dan me nyiapkan ba han advokasi. Maka ketika
bahan advokasi su da h siap dan pe mba gian tugas sudah
dilakuka n (siapa yang berbi cara t ntang apa, dan siapa yang
bertugas me mantau pe rbin ca ngan), tim advokasi tersebut
bersa ma-s ama, untu k mi sa ln ya, me nghadap Ca mat atau
seorang pengusaha. 0 nga n demikian, Camat atau pe ngusaha
dihadapkan kepada suatu jejaring yan g kompak dan kuat.
Pepata h Ethiopia me nyatakan "Apa bil a sa rang laba-Iaba te la h
saling bertaut, maka seekor singa pun aka n dapat terjerat. "
Kata-kata kunc i dalam pe nyiapan bahan advokasi adalah
"Tepat, Lengkap, Akurat, dan Menarik". Artinya bahan advokasi
harus mencakup hal-hal sebagai berikut:
•
Sesuai dengan sasaran (Iatar belakang pendidikan, jabatan,
budaya, kesukaan, dan lain-lain ).
•
Sesuai dengan lama waktu yang disediakan untuk advokasi .
•
Mencakup unsur-unsur pokok, yaitu Apa, Mengapa,
Dimana, Bilamana, Siapa, dan Bagaimana (5 W + 1 H).
•
Memu at masalah dan plihan-pilihan kemungkinan untuk
memeca hkan masalah.
•
Memuat peran yang diharaplOlD
4.
Kemitraan
Oalam pemberdayaan, bina suasana dan advokasi, prinsipprinsip kemitraan harus ditega kkan . Kemitraan dikembangka n
antara petugas keseh atan Puskesmas dengan sasarannya (para
pasien atau pihak lain) dal am pel aksa naan pemberdayaan,
bina suasana, dan advokas i. Oi samping itu, kemitraan juga
dikembangkan karena kesadaran bahwa untuk meningkatkan
efektivitas promosi kesehatan, petugas kesehatan Puskesmas
harus bekerjasama den ga n berbagai pihak terkait, seperti
m isalnya kelom po k profesi , pemuka agama , LSM, med ia
massa, dan lainlain .
Ti ga prinsip dasar kem itraan yang harus diperhatikan dan
diprakti kkan adalah (1) keseta raan, (2) keterbukaan, dan (3)
saling m nguntu ngkan.
•
Kesetaraan. Kesetaraan menghenda ki ti dak di ciptakan nya
hubungan yang bersifat hierarkis (atasbawah). Semu a
harus diawali dengan kesediaan menerim a bahwa masi ngmasing berada dalam k dudukan yang sederajat. Kea daa n
in i dapat dicapa i bi la sem ua pi hak berse d ia
me ngembangkan hubungan kek elu argaan, yaitu yang
di landasi kebersamaan atau kepent ingan bersama. .
•
Keterbukaan. Oalam setiap langkah menjalin kerjasama,
diperlukan adanya kejujuran dari masingmasing pihak.
Setiap usul! saran/ komentar harus disertai dengan itikad
yang jujur, sesuai fakta, tidak menutuptutupi sesuatu.
•
Saling menguntungkan. Solusi yang diajukan hendaknya
selalu mengandung keuntungan di semua pihak (win-win
solution). Misalnya dalam hubungan antara tenaga
14
Pedoman Pelahsanaan Promosi Kesehatan di Pit Iz esmas
b
IHDDHl ' IA
. . Z Nhiセ
t@
kes hatan Puskesmas dengan pas ien/klienn ya, maka seti ap
solusi yang d itawarkan hendaknya juga berisi penjelasan
tentang keuntungannya bagi si pasienl kli en. Demikian
juga da lam hubu ngan anta ra Puskes mas de nga n pihak
donatur.
Terdapat tujuh landasan (d ikenal dengan sebutan: tujuh
saling) yan g harus diperhatikan dan di praktikkan da lam
mengembangkan kemitraan, ya itu:
a. Sa ling memahami ked udukan, tugas, dan fungsi masi ngmasing,
b. Saling mengak ui ka pasitas dan kemamp uan masingmasing,
c. Sa ling berupaya untuk membangun hubungan,
d. Saling berupaya untuk mendekati,
e. Saling terbuka terhadap kriti k/sa ran, serta mau membantu
dan dibantu,
f. Saling mendukung upaya masing-masing, dan
g. Saling menghargai upaya masing-masing.
c.
イ セュヲB
G\オBァ@
ョ[ャiセQG@
rpl;lk
;l";'IIIn
P. orn(l i
i\・ウーィセエ。ョ@
Dalam pelaksanaa nnya, strategi promosi kesehatan harus
diperkuat dengan (1 ) Metode dan Media yang tepat, serta
tersedianya (2) Sumber Daya yang memadai.
1. Metode dan Media
Metode yang dimaksud disini adalah metode komunikasi .
Pada prinsipnya, baik pemberdayaan, bina suasana, maupun
advokasi adalah proses komunikasi. Oleh sebab itu, perlu
ditentukan metode yang tepat dalam proses tersebut. Pemilihan
I 15
b
Pedomlln Pe/Llbanaan rromosi Kesehatan di Puskesmas
INDONESI A
......T
""0
metode harus dilakukan denga n m mperhatikan k m asan
informasinya, keadaan penerima informasi (terma uk sosial
budayanyal, dan halhal la in sepert i ruang dan waktu .
M edia atau sara na informasi juga perlu dipilih mengikuti
metode yang telah ditetapkan , memper hatika n sasaran atau
penerima informasi. Si la penerima i nfo rmasi tidak b i a
membaca maka komunikasi tidak akan efektif jika diguna ka n
media yang p nuh tulisan, atau bila penerima informasi hanya
memiliki waktu sangat singkat, tidak akan efektif jika dipa sa ng
poste r yang berisi kalim at t rla lu panja ng.
2. Sumber Daya
Sumber daya u tam a yang diperluk an u ntuk
penyelenggaraan promosi kesehatan Puskesmas adalah tenaga
(Sumber Daya Manusia atau SDMl, saranal peralatan termasuk
media komunikasi, dan dana atau anggaran.
Pengelolaan promosi kesehatan hendaknya dilakukan oleh
koordinator yang mempu nyai kapasitas di bidang promosi
kesehatan. Koordinator tersebut dipilih dari tenaga khusus
promosi kesehatan (yaitu pejabat fungsional Penyu l uh
Kesehatan Masyarakat ata u PKM). Jika tidak tersedia ten aga
khusus promosi kesehatan tersebut dapat dipil :ih dari semua
tenaga kesehatan Puskesmas yang melayani pasien / klien
(dokter, perawat, bidan, sanitarian, dan lainIainl.
Semua tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas
hendaknya memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam
memberikan informasi atau konseling. Jika keterampilan ini
ternyata belum dimiliki, maka harus diselenggarakan program
pelatihan I kursus.
16
I
b
Pedoman Pelaksan.um Promosi Kcsehalan di pオウォ・ュLセ@
I NCI OME.' U ,
i!ll! HA T
:talo
Sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/
Menkes/SKN1 1I2 005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi
Kesehatan di Oaerah disebutkan bahwa standar tenaga khusus
promosi kesehatan untuk Puskesmas adalah sebagai berikut:
kオ。ャゥヲセウ@
Jumlah
• 03 Kesehatan
+ minat &
orang
bakat di
b idang
promosi
Kompetensi Umum
a. Memba ntu tenaga
kesehatan lain merancang
pemberdayaan kesehatan
b. Melakukan bina suasana
dan advokasi
Sedangkan untuk standar sarana/ peralatan promosi
kesehatan Puskesmas minimalnya adala h sebagai berikut :
No.
Jenis Sarana/Peralatan
1.
Flipcharts & stands
2.
I Over Head Projector (OHP)
. Jumlall
1 set
1 buah
3.
4.
Amplifier & wireless microphone
1 set
Kamera Foto
5.
Megaphone/Public Address System
1 buah
1 set
6.
Portable eenerator
7.
Tape/cassette recorder/player
1 buah
1 buah
8.
Papan Informasi
1 buah
Untuk dana atau anggaran promosi kesehatan Puskesmas
memang sulit ditentukan standar, namun demikian diharapkan
Puskesmas atau Oinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dapat
menyediakan danalanggaran yang cukup untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan promo si kesehatan Puskesmas.
I 17
Pl'dOnt(Hl
Pe/ailsanalln P,'o mos; Kesehatan di Pushesma'
jNO()Nf$lA
SSiAT
,."
III . KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN DI
DAlAM GEDUNG PUSKESMAS
Yang dimaksud dengan promosi kesehatan di dalam
gedung p uske smas adalah pr mosi kesehatan yang
dilaksana kan di lingkungan dan gedung puskesmas seperti di
tempat pendaftaran, pol ikl i nik, ruang perawatan, la boratori um,
ka mar obat, tempat pembayaran dan halaman puskesmas.
Kegiatan promo i kesehatan di dalam gedung Puske mas
dilaksanakan sejalan dengan pelayanan yang diselenggarakan
Pu kesma·. Berikut ini rincia n keterangan benluk kegiatan
promosi kesehatan yang dapat dilakukan di de lam g dung
puskesmas.
A. Di Tempat Pendaftaran
•
18
I
Kegiatan promosi k sehatan di telllpat pendaftara n
dapat dilakukan de ngan penyebaran informasi melal ui
media s pe rti poster, leaflet, se lebaran yang dapat
dipasang/diletakka n di depan loket pe ndaftara n.
Adapun jenis informasi yang disedi akan, yaitu:
1. Alur pelayanan puskesmas
2. Jenis pelayanan kesehatan
3. Denah poliklinik
4. Informasi masalah kesehatan yang menjadi ISU
pada sa at itu
5. Peraturan keseh atan seperti dilarang merokok,
dilarang meludah sembarangan, melllbuang
salllpah pada tempatnya dan lain-lain.
Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas
•
iBZセa@
::t010
Memberikan salam kepada pengunjung puskesmas
termasuk dari kegiatan promosi karena telah terjadi
komunikasi awal yang menimbulkan kesan yang baik
dan menyejukan bagi pasien/ pengunjung puskesmas
sehingga mengurangi beban yang diderita.
B. Di Poliklinik
• Petugas kesehatan puskesmas yang melayani pasien
meluangkan waktunya untuk menjawab pertanyaanpertanyaan pasien berkenaan dengan penyakitnya atau
obat yang harus ditelannya. Tetapi jika hal ini belum
mungkin dilaksanakan, maka dapat dibuka klinik
khusus bagi para pasien rawat jalan yang memerlukan
konsultasi atau konseling.
Guna memudahkan pemberdayaan dalam pelayanan
medis, harus disediakan berbagai media (alat peraga)
seperti misalnya lembar balik (flashcards) , poster,
gambargambar atau modelmodel anatomi, dan boleh
juga brosur (leaflet) yang bisa dibawa oleh pasien.
• Pihak yang paling berpengaruh terhadap pasien rawat
jalan adalah orang yang mengantarkannya ke
Puskesmas. Mereka ini tidak dalam keadaan sakit,
sehingga memungkinkan untuk mendapatkan
informasi dari berbagai media komunikasi yang
tersedia di poliklinik. Oleh karena itu di poliklinik,
khususnya di Ruang Tunggu, perlu dipasang media
seperti poster, selebaran (leaflets) yang berisi informasi
tentang berbagai penyakit dan pencegahannya.
I 19
b
Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas
N>C»eIA
.....T
2010
Oengan mendapatkan informasi yang benar mengenai
penyakit yang diderita pasien, diharapkan d ap at
membantu Puskesmas memberikan informasi kepada
pasien.
•
Pemasangan poster dan media komunikasi lainnya,
mendorong pasien untuk berperilaku sesuai y ang
dikehendaki agar penyakit atau masalah kesehatan
yang dideritanya dapat segera diatasi.
C. Di Ruang Pelayanan KIA & KB
20
•
Oi pelayanan KIA & KB selain dijumpai pasien sa kit
(misalnya bayi atau balita), sebagian besar pengunjung
adalah ibuibu atau wanita yang tidak sakit. Yaitu ibuibu yang memeriksakan kehamilannya atau henda k
bersalin, atau mereka yang memerlukan pelayanan
kontrasepsi. Petugas kesehatan di pelayanan KIA &
KB tersebut per lu meluangkan waktunya untuk
menjawab pertanyaanpertanyaan pasien/ indi vi du
berkenaan dengan pelayanan yang didapatnya. Jika
belum mampu, dapat dilimpahkan ke klinik khu sus.
•
Pihak yang paling berpengaruh terhadap pasien/
individu yang mendapat pelayanan KIA & KB, juga
orang yang mengantarkannya ke Puskesmas. Oleh
karena itu, di pelayanan KIA & KB perlu dipasang
posterposter atau disediakan selebaranselebaran
(leaflets) tentang berbagai penyakit, khususnya yang
menyerang bayi dan balita. Oisamping itu, tentang
penti ngnya memeri ksakan keham i Ian teratu r,
I
Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Pushesmas
b.t,.
..DOM......
llMAT
pentingnya tablet Fe bagi ibu hamil, pentingnya
imunisasi lengkap bagi bayi, pentingnya pemberian
ASI eksklusif, pentingnya memantau tumbuh-kembang
balita, dan lain-lain. Dengan mendapatkan informasi
yang benar tentang berbagai hal tersebut, pengantar
diharapkan dapat membantu Puskesmas memberikan
informasi kepada pasienl individu tersebut. Pasienl
individu pun merasa dalam suatu lingkungan yang
mendorongnya untuk berperilaku sesuai yang
dikehendaki untuk kesehatannya.
D. Di Ruang Perawatan Inap
Pemberdayaan terhadap pasien rawat inap dilakukan
terhadap pasien ibu-ibu bersalin, pasien yang sudah dalam
fase penyembuhan dan pasien penyakit kronis (kanker,
tuberkulosis, dan lain-lain). Tujuannya adalah agar pasien
tidak kambuh dan dapat menjaga kesehatannya setelah
pulang ke rumah terutama bagi pasien yang menderita
penyakit kronis. Beberapa cara pemberdayaan yang dapat
dilakukan sebagai berikut:
1. Oi Tempat Tidur
• Penyuluhan di tempat tidur dilakukan terhadap
pasien rawat inap yang belum dapat atau masih
sulit meninggalkan tempat tidurnya dan harus terus
berbaring. Dalam hal ini petugas kesehatan
puskesmas mendatangi pasien/individu, duduk di.
samping tempat tidur pasien tersebut, dan
melakukan penyuluhan .
I 21
b
-....
Pedoman Pelahsanaan Promosi Kesehatan di Puskesmns
IlEHAT
• Oleh karena harus berpindah dari satu tempat ke
tempat lain, maka alat peraga atau media
komunikasi yang digunakan haruslah yang mudah
dibawabawa seperti lembar balik (flashcards),
gambargambar atau fotofoto. Alat peraga tersebut
sebaiknya sesedikit mungkin mencantumkan katakata atau kalimat.
2. Penggunaan Bahan Bacaan (Biblioterapi)
• Bahanbahan bacaan sebagai sarana untuk
membantu proses penyembuhan penyakit yang
diderita pasien rawat inap Puskesmas. Oi negaranegara maju seperti Amerika Serikat, perpustakaanperpustakaan yang dimiliki Puskesmas tidak hanya
berperan dalam mendukung perkembangan
pengetahuan petugas, melainkan juga dalam
upaya penyembuhan pasien.
• Para pasien boleh meminjam bahan bacaan yang
diminati untuk beberapa lama, dan
mengembalikan bahan bacaan yang telah selesai
dibacanya.
• Bagi pasien yang tidak dapat membaca (misalnya
karena sakit mata), maka bibl ioterapi da pat
digabung dengan bedside health promotion.
Oalam hal ini petugas kesehatan membantu pasien
membacakan sambil melakukan promosi
kesehatan.
3. Penyuluhan Berke/ompok
• Terhadap pasien yang dapat meninggalkan tempat
tidurnya dalam waktu singkat, dapat dilakukan
promosi kesehatan secara berkelompok (36
22
I
Pedoman Pelaksanaan Promosi K esehatan di Pushesmas
b
IHDONIE.IA
."HAT
2010
orang). Untuk itu, di bangsal perawatan yang
bersangkutan harus disediakan suatu tempat atau
ruangan untuk berkumpul. Penyuluhan
berkelompok ini selain untuk meningkatkan
pengetahuan serta mengubah sikap dan perilaku
pasien, juga sebagai sarana bersosialisasi para
pasien. Oleh karena itu, kegiatan ini lebih bersifat
menghibur, santai dan dapat diselingi rekreasi.
Misalnya dengan sekali waktu menyelenggarakan
promosi kesehatan berkelompok di halaman
Puskesmas.
• Untuk penyuluhan berkelompok, sebaiknya
digunakan alat peraga atau media komunikasi
untuk kelompok juga menggunakan metode yang
bersifat menghibur seperti permainan, simulasi.
Lebih baik digunakan media yang lebih besar agar
mudah terbaca seperti flipchart, poster, atau
standing banner. Jika penyuluhan kelompok
dilakukan di ruangan, dapat digunakan laptop,
LCD projector dan layarnya untuk menayangkan
gambargambar atau bahkan film.
4.
Pemanfaatan Ruang Tunggu
• Lingkungan yang besar pengaruhnya terhadap
pasien rawat inap adalah para penjenguk. Biasanya
para penjenguk ini sudah berdatangan beberapa
saat sebelum waktu kunjungan dimulai. Agar para
penjengu k tertib saat menunggu waktu
berkunjung, sebai,knya Puskesmas menyediakan
ruang tunggu bagi mereka. Jika demikian, ruang
tunggu ini dapat digunakan sebagai sarana untuk
bina suasana.
I 23
b_T
....
Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas
• Pada dinding ruang tunggu dapat dipasang
berbagai poster, disediakan boks berisi selebaran
atau leaflet yang boleh diambi I secara gratis.
Dengan berbagai informasi tersebut diharapkan
para penjenguk mendapat informasi yang nantinya
dapat disampaikan juga kepada pasien yang akan
dijenguknya.
5. Pendekatan Keagamaan
• Suasana yang mendukung terciptanya peril aku
untuk mempercepat penyembuhan penyakit dapat
dilakukan pula dengan pendekatan keagamaan.
Dalam hal ini para petugas kesehatan baikdengan
upaya sendiri atau pun dengan dibantu pemuka
agama, mengajak pasien untuk melakukan
pembacaan doadoa.
• Rujukan terhadap kitab sud untuk memperkuat
nasihat biasanya dilakukan, sehingga pasien pun
merasa lebih yakin akan kebenaran perilaku yang
harus dilaksanakannya untuk mempercepat
penyembuhan penyakitnya.
• Acara keagamaan ini dapat dilakukan secara
personal ataupun berkelompok. Juga dapat
melibatkan keluarga dan temanteman pasien.
Frekuensinya bisa seminggu sekali, sebulan dua
kali, atau sebulan sekali sesuai dengan
kemampuan Puskesmas.
24
I
Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas
UIItK)"' . I A
aRHA T
lall
E. Di Laboratorium
•
Di laboratorium, selain dapat dijumpai pasien (orang
sakit), juga individul pengunjung (orang sehat), dan
para pengantarnya. Kesadaran yang ingin diciptakan
dalam diri mereka adalah pentingnya melakukan
pemeriksaan laboratorium, yaitu:
1. Bagi pasien adalah untuk ketepatan diagnosis yang
dilakukan oleh dokter.
2. Bagi pengunjung yang sehat lainnya adalah untuk
memantau kondisi kesehatan, agar dapat
diupayakan untuk tetap sehat.
• Pada umumnya pasien atau pengantarnya tidak tinggal
terlalu lama di laboratorium. Oleh karena itu, di
kawasan ini sebaiknya dilakukan promosi kesehatan
dengan media yang bersifat swalayan (self service)
seperti poster yang dapat dibaca atau leaflets yang
dapat diambil gratis.
F.
Di Kamar Obat
• Di kamar obat juga dapat dijumpai baik pasienl
individu, keluarga atau pengantarnya. Kesadaran yang
ingin diciptakan dalam diri mereka adalah terutama
tentang:
1. Manfaat obat generik dan keuntungan jika
menggunakan obat generik.
2. Kedisiplinan dan kesabaran dalam menggunakan
obat, sesuai dengan petunjuk dokter.
I 25
b
Pedoman Pelahsanaan Promosi Kesehatan di Pushesmas
HlClf£SA
SEHAT
2010
3. Pentingnya memelihara Taman Obat Kelu arga
(TOGA) dalam rangka memenuhi kebutuhan akan
obatobatan sederhana.
•
Disamping dipasang poster dan disediakan lea flet/
selebaran tentang informasi kesehatan, di tempat ru ang
ini dapat dioperasikan tape recorder/ player yang
menyampaikan pesa npesan tersebut.
G. Di Tempat Pembayaran
• Sebelum pulang, pasien rawat inap yang sudah sembuh
atau kerabatnya harus singgah di tempat pembayaran.
Di ruang perpisahan ini hendaknya tetap
menyampaikan salam hangat dan ucapan sela mat
jalan, semoga semakin bertambah sehat. Perlu juga
disampaikan bahwa kapan pun kelak pas i en
membutuhkan lagi pertolongan, jangan raguragu
untuk datang lag i ke Pusk es mas. Mereka juga
diingatkan kembal i untuk menjaga d an
mempromosikan kesehatan di lingkungannya.
H . Di Klinik Khusus
• Kilnik khusus diselenggarakan dalam rangka
meningkatkan upaya promosi kesehatan di dalam
gedung Puskesmas. Khususnya untuk pelayananpelayanan yang perlu mendapat tambahan dalam hal
promosi kesehatannya. Biasanya karena pasien terlalu
banyak sedangkan petugas kesehatan yang melayani
terbatas (misalnya di poliklinik), atau karena pasien
dan keluarganya memang memerlukan informasil
26
I
Ped
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 585/MENKES/SKN/2007
PEDOMA P lARSANIA
PROMOSIIESEH1TAN
DE PUSIES.AS
イMセ
I
f ·J )
,1 •
セ
.) ilt
•
,J
I
I
4 3 {)/3-.20A
セM
3-2.070
........••
(0, 3
In:j
k.
u,,·, : ... . ..ff. . ....
DEPARTEMEN KESEHATAN RI • PUSAT PROMOSI KESEHATAN セ@
TAHUN 2008
_ ....
セ@
Pedo man Pelahsanaan Promosi Kesehatan di Pushesmas
b
INDONl! al A.
llEHA T
""
KATA PENCANTAR
Pus ke mas sebagai ujung tombak pelaya nan kesehatan
masyara kat merupakan sarana kesehatan yang sa ngat penting
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat. Untuk itu
peranan Pu kesmas hendaknya t idak lagi me nj ad i sarana
p laya nan pengobatan dan rehabi litatif saja tetapi juga lebih
di tingkatkan pada upaya promotif da n preventif. Oleh karena
itu promos i kesehatan me njadi sala h satu upaya wajib di
Puskesmas.
Promosi kesehatan d i pus kes mas me rupa ka n up aya
Pu skes mas dala m me mb e rda ya ka n pengunjung da n
masyarakat baik di dalam maupun di lu ar Puskesmas aga r
berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk mengenali
masa lah kese hatan , men egah dan mena nggulan gi nya .
Dengan pro mosi kesehatan juga menjadikan lingkun ga n
Puskesmas menjadi aman, nyaman, bersih dan sehat da lam
mendukung peril aku hi dup bersi h dan sehat.
Promosi kesehatan me lalu i kegiatan PHBS di Pus kesmas
merupakan ta ngg ung jawab be rsama a ntara pet ugas,
peng unju ng ma upun masya rakat. Petugas Puskesmas
diharapkan dapat menjadi tel adan perilaku sehat di masyarakat
dan melahirkan gerakan pemberdayaan mas yarakat.
Sedangkan para pengunjung Puskesmas yaitu para pasien dan
keluarganya dapat menerapkan peri laku sehat juga aktif
menjadi penggerak atau kader kesehatan di masyarakat. Upaya
dimaksud juga menjadi tanggung jawab pemerintah
kabupatenl kota beserta jajaran sektor terkait untuk
'. D
O......
......
,
Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puslzesmas
.."
me セヲ オUゥ@ ャゥ エ。ウゥ@
Pus kesmas agar dapJ.t melakJ.nakan p rolll os I
keseha lan di puskesmdS.
aku n oleh
Diha rapl'':In, buku penom 111 ini dapal 、ゥセtャi@
Puskesmas sebagai deuan unluk mengcmbangkan
Gウュ。セ@
promosi kesehatan la lam lxningkalan PI IBS II ーオNBォャ
ー・エオァ。セ@
Jakartd, November 2n08
K
L
Dr
ii
セjャ、ゥョウケ。ィ@
Si regON!$O,
WlAT
"',.
II. PROMOSI KESEHATAN PUSKESMAS
A. Promosi Kesehatan Puskesmas
Setiap masalah keseh atan, pada umumnya disebabkan tiga
faktor yang timbul secara bersamaan, yaitu (1 ) adanya bi bit
penyakit atau pengganggu lainnya, (2 ) adanya lingkungan yang
memungkinkan berkembangnya bibit penyakit, dan (3) adanya
perilaku hidup manusia yang tidak peduli terhadap bibit
penya kit dan lingkunga nnya. Oleh sebab itu , se hat dan
sakitnya seseorang sangat ditentukan oleh perilaku hidup
manusia sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sa ngat
terkait dengan promosi kesehatan maka peran pro mosi
kesehatan sangat di perlukan dalam meningkatkan peri laku
masyarakat agar terbebas dari masalah-masalah kesehatan.
Sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 1114/Menkes/SKNII/2005 tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah, promosi kesehatan
ada tah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui pembelajaran dan, oleh, untuk, dan bersama
masyarakat, agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta
mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat,
sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan .
Berdasarkan definisi tersebut serta sejalan dengan visi, misi
Departemen Kesehatan dan fungsi puskesmas khususn ya
da lam penggerakan dan pemberdayaan ik e ,1uarga dan
masyarakat dapat dirumuskan bahwa promosi kesehatan
puskesmas adalah upaya puskesmas melaksanakan
4
Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Pushesmas
pernberdayaan kepada rna yarakat untuk rnencegah penyakil
dan rneningkalkan ke ehatan setiap individu, keluarga erta
lingkungannya secara rnandiri dan rnengembangkan upaya
kesehatan bersumber rnasyarakat.
Se ca ra o pe rasional, up a ya promosi kesehatan di
pusk smas dilakukan agar masyarakat mampu berperilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai bentuk pemeca han
masalah-masalah k sehatan yang dih adap inya, baik masalahmasalah kesehatan ya ng diderita mau pun yang berpotensi
menga n am, secara mandiri. Disamping itu, petugas kesehata n
puskesma diha rapkan mampu menjadi te ladan bagi pas ien,
keluarga dan masyarakat untuk melakukan PHBS.
B. Strategi
Sebagaimana di sebutkan dalam Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 1193/Menkes/SKlx/2004 tentang Kebijakan
Nasional Promosi Kesehatan dan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 1114/Menkes/SKlVII12005 tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah, strategi dasa r
utama Promosi Kesehatan adalah (1) Pemberdayaan (2) Bina
Suasana, dan (3) Advokasi , serta dijiwai semangat (4)
Kemitraan. Berdasarkan strategi dasar tersebut diatas, maka
strategi Promosi kesehatan puskesmas juga dapat mengacu
strategi dasar tersebut dan dapat dikembangkan sesuai sasaran,
kondisi puskesmas dan tujuan dari promosi tersebut.
1.
Pemberdayaan
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk
menumbuhkan dan meningkatkan pengetahuan, kemauan dan
5
Pedoman Pelahsanaan Promosi Kesel1atarz di Pushes mas
HlOHESlA
.....T
20.0
ke mam puan indi vidu, ke lu a rga dan masya rakat untuk
mencega h pe nyak it, meningkatka n k se hatannya,
menciptaka n lin gkungan se ha t serta be rperan aktif dalam
penyelengga raa n setiap upaya kesehata n.
Pemberdayaa n terhadap indi vid u, keluarga da n masyarakat
yang dise le ngga ra ka n puskesmas harus mempe rhatika n
kond isi dan situas i, kh ususnya sosia l budaya ma yarakat
setempat.
a.
Pemberdayaan Individu
Pemberdayaan terhadap individ u dila kukan oleh setiap
petugas k se hatan puskesmas terhadap individu-ind ividu
yang datang m manfaatka n pelaya na n puskesmas. Oi
samp in g itu, in d iv idu- individ u ya ng menjadi sasara n
ku njun ga n mi sa l, upa ya ke pera w a tan kesehata n
masya rakat, Usaha K sehatan Sekolah (UKS).
Tujuan dari upaya tersebut adala h memperkena lka n
perilaku baru kepada individu yan g mungkin me nguba h
perilaku yang selama ini dipra kti kkan oleh ind ividu
tersebut.
Misalnya:
Setiap ibu yang telah mendapat pelayanan pengobatan
untuk anak balitanya, dapat disampaikan tentang
manfaat menimbang anak balita secara berkala untuk
mengetahui perkembangan dan pertumbuhan anak
balitanya, bagaimana mencatat dan menggunakan
Kartu Menuju Sehat (KMS) dan dimana ibu dapat
melakukan penimbangan anak balitanya selain di
pus kesmas ya itu di posyandu.
6
Pedoman Pelahsanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas
b
INDOfII" 'A
aEHAT
'.,0
Ibu yang dikunjungi ke rumahnya oleh petugas
pu skesmas, yang berhen t i memeriksakan
kan d ungannya ke puskesmas. Atau penderita yang
tidak datang mengambil obat TBC di Puskesmas. Saat
kunjungan tersebut dilakukan proses pemberdayaan
sesuai dengan masalah yang dihadapi.
Metode yang digunakan dapat berupa pilihan atau
kombinasi dari dialog, demonstrasi, konseling dan
bimbingan . Demikian pula media kom"u nikasi yang
digunakan dapat berupa pilihan atau kombinasi dari
lembar balik, leaflet gambar/foto (poster) atau media lain
yang mudah dibawa untuk kunjungan rumah.
b. Pemberdayaan Keluarga
Pemberdayaan keluarga yang dilakukan oleh petugas
puskesmas yang melaksanakan kunju ngan rumah terhadap
keluarga, yaitu keluarga dari individu pengunjung
puskesmas atau keluarga-keluarga yang berada di wilayah
kerja puskesmas.
Tujuan dari pemberdayaan keluarga juga untuk
memperkenalkan perilaku baru yang mungkin mengubah
perilaku yang selama ini dipraktikan oleh keluarga
tersebut.
Perilaku baru misalnya, perilaku buang air besar di
jamban, mengonsumsi garam beryodium, memelihara
taman obat keluarga, menguras bak mandi menutup
persediaan air - mengubur benda-benda buangan yang
menampung air, mengonsumsi makanan berserat (buah
dan sayur).
7
,--
[ cdorrw.n Pel...hsanaan Promosi Kesehatan di Puskesmll.S
.....r
20'.
P mbe rian in form a si tenta ng perilaku ya ng
diperk nalka n seperti tersebut d iatas perlu dil akuka n
seca ra siste mati s aga r anggota- anggota keluarga yang
diku njungi oleh petugas puskesmas da pat meneri ma da ri
tahap "tahu"ke "ma u" dan jika sarana untuk melaksanaka n
peril aku ya ng diperkena lkan t r ed ia diharapkan sampai
ke tahap "mampu" melaksanakan.
Metode da n media kom unikas i ya ng digunakan untuk
pe mberday aa n k lu arga dapat be rupa pilihan at au
ko mbin as i.
Metodenya antara la in dial og, demonstrasi, kons ling
da n media ko mu nika si seperti lembar balik, leafleC
ga mba rl foto (po te r) ata u media la in yang mudah dibawa
saat kunjungan ru mah.
c.
Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaa n te rhadap masyarakat (sekelompok
an gg ota masyaraka t) yang dilakukan oleh petugas
p usk sma s merupa kan upaya penggerakan atau
pengorga nisasian masya rakat.
Pe nggerak a n atau pen gorganisasian masya ra kat
di a wali dengan me mbantu kelompok masyar a kat
mengenali masalah-masalah yang me ngganggu kesehatan
sehingga masalah tersebut menjadi masalah bersama.
Kemudian ma salah te rse but dimusyawarahkan untuk
dipecahkan secara bersama .
Dari hasd tersebut tentunya masyarakat melakukan
upaya-upaya agar masalah tersebut tidak menjadi masalah
lagi . Tentunya upaya-upaya kesehatan tersebut bersumber
dari masyarakat sendiri dengan dukungan dari puskesmas.
Peran aktif masyara'kat tersebut diharapkan dalam
8
Pedoman Pelahsanaan Promosi Kesehalan di ruskesmas
INOOHI'IA
UNA'
U"
penanggulangan masalah kesehatan di lingkungan mereka
dengan dukungan dari puskesmas.
Beberapa yang harus dilakukan oleh puskesmas dalam
pemberdayaan masyarakat yang berwujud UKBM :
• Upaya kesehatan ibu dan anak Posyandu, Polindes,
Bina Keluarga Balita
• Upaya pengobatan: Pos Obat Desa, Pos Kesehatan
Desa
• Upaya perbaikan gizi : Posyandu, Panti Pemulihan
Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
• Upaya kesehatan sekolah : dokter kecil, penyertaan
guru dan orang tua/ wali murid, Saka Bakti Husada,
Pos Kesehatan Pesantren.
• Upaya kesehatan lingkungan : Kelompok Pemakai Air
(Pokmair), Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan.
Disamping itu, Puskesmas juga berfungsi sebagai pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yaitu:
• Menggerakkan lintas sektor dan dunia usa'ha di wilayah
kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan yang
berwawasan kesehatan.
• Memantau dan melaporkan secara aktif dampak
kesehatan dan penyelenggaraan setiap program
pembangunan di wi layah kerjanya.
• Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan dan pemulihan.
KeHga hal tersebut bertujuan untuk mendorong
masyarakat LSI LSM/ Dunia Swasta untuk membantu
pelayanan promosi kesehatan melalui bantuan dana ,
sarana, metode yang dimilikinya dan diutamakan pada
sasaran yang tepat.
9
b""..,
Pedoman Pelaksanaan Promosl Kesehatan di Puskesmas
tHDCHESIA
101O
2.
Bina Suasana
Bin a uasana adal ah upaya meneiptaka n suasana ata u
li ngkungan sosia l yang mendorong individu, keluarga da n
masyara kat u ntuk men e gah pe ny aki t dan menin gkat kan
kese hatan ny a s rta m nci ptakan ling kungan sehat da n
berpera n akti f da lam setiap upaya penyelenggaraan keseh atan.
eseorang aka n terdorong untuk mau melakukan per ila ku
ya ng dip .rke nalkan apab ila lingku ngan so ialnya (kelu arga,
tokoh pa nutan, kel o mpo k pengajian dill mendukung. Ol eh
ka re na i tu, untuk m en d ukung pr os es pemberdayaan
masyarakat, khususnya dala m up aya mengajak indiv idu,
ke luarga dan masya rakat meng lami peningkatan dari fase
"tahu " ke fase " mau" p rlu diei ptaka n lingkungan ya ng
mendukung. Keluarga ata u ora ng yang mengantarkan pasien
k Puskesmas, penjenguk (penjenguk pasien) da n petugas
kese h ata n mem p un y ai peng ar u h untuk men eip t akan
li ngku ngan ya ng kondu si f ta u mendukung opi ni yang positif
terhadap perilaku ya ng seda ng diperkenalkan.
Pen gantar pasi en tentu tidak m ungkin dipisah kan dari
pasien, misalnya pas ien di kumpu lka n da lam satu ruan ga n
untuk mendapat penjelasanl info rmasi.
Oleh karena itu, metode yan g tepat di sini ad a lah
penggunaan media, seperti misa lnya pembagian selebaran
(leaf/et), pemasangan poster atau penayangan video berkaitan
dengan penyakit dari pasi n. Dengan demikian, mereka dapat
membantu menyampaikan informasi yang diperoleh kepada
paslen.
Petugas kesehatan Puskesmas dapat menjadi panutan atau
teladan dalam sikap dan tingkah laku. Oleh karena itu,
10
I
Pedoman Pelahsanaan Promosi Kesehatan di PuSkCSm(lS
b
,,"0 01'l1[ 81 A
,t .t
U t4AT
pengetahuan, sikap, dan perilaku petugas kesehatan Puskesmas
yang melaya ni harus benar-benar konsisten denga n pelaya nan
ya ng diberi ka n. Misalnya : ramah (tidak terkesan stress), ti dak
merokok, memelihara higiene atau kebersihan dan kesehatan
perorangan, dan lain sebaga inya .
Bagi pa ra penj enguk pas ien, dapat d ilakukan pembagian
selebaran dan pemasa nga n poster ya ng sesuai dengan penyakit
pasie n yang akan m ereka jenguk. Se lain itu, be be rap a
Pu sk esmas (d e ngan tem pat p rawatan) melaksanakan
penyuluhan kelom pok. Sementara itu, di dinding dan sudutsudut ruan gan, bahkan di hal am an gedung Puskes mas juga
dapat dimanfaatkan untuk melaku ka n bina suasana kepada
para penga ntar pasien, para pen jenguk pasien, teman/
pengantar klien, dan pengunjung Puskesmas lainnya.
3. Advokasi
Advo kas i merupakan upaya atau proses yang teren cana
untuk mendapatkan ko mitmen dan dukungan dari pihak-pihak
ya ng terkait (tokoh-tokoh masyarakat informa l dan forma l) agar
masyarakat di lingku ngan puskesmas berdaya untuk mencegah
serta me ni ngk at k an kes ehatannya serta menciptakan
lingku nga n sehat.
Dalam upaya memb rdayakan individu, kelu arga dan
masyarakat, Puskesmas membutuhkan dukungan dari pihakpihak lain, sehingga advokasi perlu dilakukan. Misalnya, dalam
rangka mengupayakan lingkungan Puskesmas yang bebas asap
rokok, Puskesmas perlu mel aku kan advokasi kepada pimpinan
daerah setempat untuk diterbitkannya peraturan tentang
Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di lingkungan kerja Puskesmas
seperti sekolah, kantor kecamatan, tempat ibadah.
I
11
b
Pedonllltl Pelclhsanaan Promosi Kese11atan di Pushe
flWS
INDONESIA
.......T
"'"
Selama proses perbin ca ngan dalam advokasi, perlu
diperhatikan bahwa sasa ra n advokasi hendaknya diarahkanl
dipandu untuk menempuh tc hapan-tahapan: (1) memaham il
menyadari persoalan ya ng diajukan, (2) tertarik untuk ikut
berp er a n dalam pers o alan yan g diajukan,
(3 )
mempertimbangkan sej um lah pilihan kemungkina n dal am
berperan, (4 ) menyepakati satu pilihan kemungkinan da lam
berperan, dan (5 ) menyampaikan langkah tindak lanjut. Jika
kelima tahapan tersebut dapat dicapai selama waktu yang
disediakan untuk advokas i, maka dapat dikatakan advokasi
tersebut berhasi I.
tangkah tindak lanjut di akhir perbincangan (misalnya
denga n membuat dispos isi pada usulan yang diajukan )
menunjukkan adanya komitmen untuk memberikan
dukungan. Selama perbincan gan, seorang advokator (misalnya
Kepala Puskesmas) terus memantau respon sasaran advokasi.
Sejumlah ahli menyarankan agar advokasi tidak dilakukan
oleh hanya seorang individu, melainkan melalui jejaring.
Artinya, sebelum melakukan advokasi, sang advokator terl ebih
dulu mengembangkan kemitraan dengan sejumlah pihak yang
potensial. Advokasi harus di lakukan secara terus menerus
sampai ーゥィ。ォ
セ ーゥィ。ォ@
yan g terkait (stake holders) yang
di advokasi memberikan dukungan.
Sebagai contoh, dalam advokasi tentang bantuan jamban
sehat untuk suatu pondok pesantren. Kepala Puskesmas
sebaiknya m enggalang kemitraan dulu dengan lembaga
swadaya masyarakat atau LSM (misalnya Koalisi Untuk
Indonesia Sehat), media massa (misalnya wartawan koran),
tokoh agama (misalnya seorang ulama), tokoh pendidikan
(mi salnya Ketua PGR!), dan lain-lain.
12
I
Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas
b
'NDOHIl'I "
t tHA'
セNGo@
M reka ini diun dang pada p rtemuan untuk memantapkan
kerjasa ma dan me nyiapkan ba han advokasi. Maka ketika
bahan advokasi su da h siap dan pe mba gian tugas sudah
dilakuka n (siapa yang berbi cara t ntang apa, dan siapa yang
bertugas me mantau pe rbin ca ngan), tim advokasi tersebut
bersa ma-s ama, untu k mi sa ln ya, me nghadap Ca mat atau
seorang pengusaha. 0 nga n demikian, Camat atau pe ngusaha
dihadapkan kepada suatu jejaring yan g kompak dan kuat.
Pepata h Ethiopia me nyatakan "Apa bil a sa rang laba-Iaba te la h
saling bertaut, maka seekor singa pun aka n dapat terjerat. "
Kata-kata kunc i dalam pe nyiapan bahan advokasi adalah
"Tepat, Lengkap, Akurat, dan Menarik". Artinya bahan advokasi
harus mencakup hal-hal sebagai berikut:
•
Sesuai dengan sasaran (Iatar belakang pendidikan, jabatan,
budaya, kesukaan, dan lain-lain ).
•
Sesuai dengan lama waktu yang disediakan untuk advokasi .
•
Mencakup unsur-unsur pokok, yaitu Apa, Mengapa,
Dimana, Bilamana, Siapa, dan Bagaimana (5 W + 1 H).
•
Memu at masalah dan plihan-pilihan kemungkinan untuk
memeca hkan masalah.
•
Memuat peran yang diharaplOlD
4.
Kemitraan
Oalam pemberdayaan, bina suasana dan advokasi, prinsipprinsip kemitraan harus ditega kkan . Kemitraan dikembangka n
antara petugas keseh atan Puskesmas dengan sasarannya (para
pasien atau pihak lain) dal am pel aksa naan pemberdayaan,
bina suasana, dan advokas i. Oi samping itu, kemitraan juga
dikembangkan karena kesadaran bahwa untuk meningkatkan
efektivitas promosi kesehatan, petugas kesehatan Puskesmas
harus bekerjasama den ga n berbagai pihak terkait, seperti
m isalnya kelom po k profesi , pemuka agama , LSM, med ia
massa, dan lainlain .
Ti ga prinsip dasar kem itraan yang harus diperhatikan dan
diprakti kkan adalah (1) keseta raan, (2) keterbukaan, dan (3)
saling m nguntu ngkan.
•
Kesetaraan. Kesetaraan menghenda ki ti dak di ciptakan nya
hubungan yang bersifat hierarkis (atasbawah). Semu a
harus diawali dengan kesediaan menerim a bahwa masi ngmasing berada dalam k dudukan yang sederajat. Kea daa n
in i dapat dicapa i bi la sem ua pi hak berse d ia
me ngembangkan hubungan kek elu argaan, yaitu yang
di landasi kebersamaan atau kepent ingan bersama. .
•
Keterbukaan. Oalam setiap langkah menjalin kerjasama,
diperlukan adanya kejujuran dari masingmasing pihak.
Setiap usul! saran/ komentar harus disertai dengan itikad
yang jujur, sesuai fakta, tidak menutuptutupi sesuatu.
•
Saling menguntungkan. Solusi yang diajukan hendaknya
selalu mengandung keuntungan di semua pihak (win-win
solution). Misalnya dalam hubungan antara tenaga
14
Pedoman Pelahsanaan Promosi Kesehatan di Pit Iz esmas
b
IHDDHl ' IA
. . Z Nhiセ
t@
kes hatan Puskesmas dengan pas ien/klienn ya, maka seti ap
solusi yang d itawarkan hendaknya juga berisi penjelasan
tentang keuntungannya bagi si pasienl kli en. Demikian
juga da lam hubu ngan anta ra Puskes mas de nga n pihak
donatur.
Terdapat tujuh landasan (d ikenal dengan sebutan: tujuh
saling) yan g harus diperhatikan dan di praktikkan da lam
mengembangkan kemitraan, ya itu:
a. Sa ling memahami ked udukan, tugas, dan fungsi masi ngmasing,
b. Saling mengak ui ka pasitas dan kemamp uan masingmasing,
c. Sa ling berupaya untuk membangun hubungan,
d. Saling berupaya untuk mendekati,
e. Saling terbuka terhadap kriti k/sa ran, serta mau membantu
dan dibantu,
f. Saling mendukung upaya masing-masing, dan
g. Saling menghargai upaya masing-masing.
c.
イ セュヲB
G\オBァ@
ョ[ャiセQG@
rpl;lk
;l";'IIIn
P. orn(l i
i\・ウーィセエ。ョ@
Dalam pelaksanaa nnya, strategi promosi kesehatan harus
diperkuat dengan (1 ) Metode dan Media yang tepat, serta
tersedianya (2) Sumber Daya yang memadai.
1. Metode dan Media
Metode yang dimaksud disini adalah metode komunikasi .
Pada prinsipnya, baik pemberdayaan, bina suasana, maupun
advokasi adalah proses komunikasi. Oleh sebab itu, perlu
ditentukan metode yang tepat dalam proses tersebut. Pemilihan
I 15
b
Pedomlln Pe/Llbanaan rromosi Kesehatan di Puskesmas
INDONESI A
......T
""0
metode harus dilakukan denga n m mperhatikan k m asan
informasinya, keadaan penerima informasi (terma uk sosial
budayanyal, dan halhal la in sepert i ruang dan waktu .
M edia atau sara na informasi juga perlu dipilih mengikuti
metode yang telah ditetapkan , memper hatika n sasaran atau
penerima informasi. Si la penerima i nfo rmasi tidak b i a
membaca maka komunikasi tidak akan efektif jika diguna ka n
media yang p nuh tulisan, atau bila penerima informasi hanya
memiliki waktu sangat singkat, tidak akan efektif jika dipa sa ng
poste r yang berisi kalim at t rla lu panja ng.
2. Sumber Daya
Sumber daya u tam a yang diperluk an u ntuk
penyelenggaraan promosi kesehatan Puskesmas adalah tenaga
(Sumber Daya Manusia atau SDMl, saranal peralatan termasuk
media komunikasi, dan dana atau anggaran.
Pengelolaan promosi kesehatan hendaknya dilakukan oleh
koordinator yang mempu nyai kapasitas di bidang promosi
kesehatan. Koordinator tersebut dipilih dari tenaga khusus
promosi kesehatan (yaitu pejabat fungsional Penyu l uh
Kesehatan Masyarakat ata u PKM). Jika tidak tersedia ten aga
khusus promosi kesehatan tersebut dapat dipil :ih dari semua
tenaga kesehatan Puskesmas yang melayani pasien / klien
(dokter, perawat, bidan, sanitarian, dan lainIainl.
Semua tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas
hendaknya memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam
memberikan informasi atau konseling. Jika keterampilan ini
ternyata belum dimiliki, maka harus diselenggarakan program
pelatihan I kursus.
16
I
b
Pedoman Pelaksan.um Promosi Kcsehalan di pオウォ・ュLセ@
I NCI OME.' U ,
i!ll! HA T
:talo
Sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/
Menkes/SKN1 1I2 005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi
Kesehatan di Oaerah disebutkan bahwa standar tenaga khusus
promosi kesehatan untuk Puskesmas adalah sebagai berikut:
kオ。ャゥヲセウ@
Jumlah
• 03 Kesehatan
+ minat &
orang
bakat di
b idang
promosi
Kompetensi Umum
a. Memba ntu tenaga
kesehatan lain merancang
pemberdayaan kesehatan
b. Melakukan bina suasana
dan advokasi
Sedangkan untuk standar sarana/ peralatan promosi
kesehatan Puskesmas minimalnya adala h sebagai berikut :
No.
Jenis Sarana/Peralatan
1.
Flipcharts & stands
2.
I Over Head Projector (OHP)
. Jumlall
1 set
1 buah
3.
4.
Amplifier & wireless microphone
1 set
Kamera Foto
5.
Megaphone/Public Address System
1 buah
1 set
6.
Portable eenerator
7.
Tape/cassette recorder/player
1 buah
1 buah
8.
Papan Informasi
1 buah
Untuk dana atau anggaran promosi kesehatan Puskesmas
memang sulit ditentukan standar, namun demikian diharapkan
Puskesmas atau Oinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dapat
menyediakan danalanggaran yang cukup untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan promo si kesehatan Puskesmas.
I 17
Pl'dOnt(Hl
Pe/ailsanalln P,'o mos; Kesehatan di Pushesma'
jNO()Nf$lA
SSiAT
,."
III . KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN DI
DAlAM GEDUNG PUSKESMAS
Yang dimaksud dengan promosi kesehatan di dalam
gedung p uske smas adalah pr mosi kesehatan yang
dilaksana kan di lingkungan dan gedung puskesmas seperti di
tempat pendaftaran, pol ikl i nik, ruang perawatan, la boratori um,
ka mar obat, tempat pembayaran dan halaman puskesmas.
Kegiatan promo i kesehatan di dalam gedung Puske mas
dilaksanakan sejalan dengan pelayanan yang diselenggarakan
Pu kesma·. Berikut ini rincia n keterangan benluk kegiatan
promosi kesehatan yang dapat dilakukan di de lam g dung
puskesmas.
A. Di Tempat Pendaftaran
•
18
I
Kegiatan promosi k sehatan di telllpat pendaftara n
dapat dilakukan de ngan penyebaran informasi melal ui
media s pe rti poster, leaflet, se lebaran yang dapat
dipasang/diletakka n di depan loket pe ndaftara n.
Adapun jenis informasi yang disedi akan, yaitu:
1. Alur pelayanan puskesmas
2. Jenis pelayanan kesehatan
3. Denah poliklinik
4. Informasi masalah kesehatan yang menjadi ISU
pada sa at itu
5. Peraturan keseh atan seperti dilarang merokok,
dilarang meludah sembarangan, melllbuang
salllpah pada tempatnya dan lain-lain.
Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas
•
iBZセa@
::t010
Memberikan salam kepada pengunjung puskesmas
termasuk dari kegiatan promosi karena telah terjadi
komunikasi awal yang menimbulkan kesan yang baik
dan menyejukan bagi pasien/ pengunjung puskesmas
sehingga mengurangi beban yang diderita.
B. Di Poliklinik
• Petugas kesehatan puskesmas yang melayani pasien
meluangkan waktunya untuk menjawab pertanyaanpertanyaan pasien berkenaan dengan penyakitnya atau
obat yang harus ditelannya. Tetapi jika hal ini belum
mungkin dilaksanakan, maka dapat dibuka klinik
khusus bagi para pasien rawat jalan yang memerlukan
konsultasi atau konseling.
Guna memudahkan pemberdayaan dalam pelayanan
medis, harus disediakan berbagai media (alat peraga)
seperti misalnya lembar balik (flashcards) , poster,
gambargambar atau modelmodel anatomi, dan boleh
juga brosur (leaflet) yang bisa dibawa oleh pasien.
• Pihak yang paling berpengaruh terhadap pasien rawat
jalan adalah orang yang mengantarkannya ke
Puskesmas. Mereka ini tidak dalam keadaan sakit,
sehingga memungkinkan untuk mendapatkan
informasi dari berbagai media komunikasi yang
tersedia di poliklinik. Oleh karena itu di poliklinik,
khususnya di Ruang Tunggu, perlu dipasang media
seperti poster, selebaran (leaflets) yang berisi informasi
tentang berbagai penyakit dan pencegahannya.
I 19
b
Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas
N>C»eIA
.....T
2010
Oengan mendapatkan informasi yang benar mengenai
penyakit yang diderita pasien, diharapkan d ap at
membantu Puskesmas memberikan informasi kepada
pasien.
•
Pemasangan poster dan media komunikasi lainnya,
mendorong pasien untuk berperilaku sesuai y ang
dikehendaki agar penyakit atau masalah kesehatan
yang dideritanya dapat segera diatasi.
C. Di Ruang Pelayanan KIA & KB
20
•
Oi pelayanan KIA & KB selain dijumpai pasien sa kit
(misalnya bayi atau balita), sebagian besar pengunjung
adalah ibuibu atau wanita yang tidak sakit. Yaitu ibuibu yang memeriksakan kehamilannya atau henda k
bersalin, atau mereka yang memerlukan pelayanan
kontrasepsi. Petugas kesehatan di pelayanan KIA &
KB tersebut per lu meluangkan waktunya untuk
menjawab pertanyaanpertanyaan pasien/ indi vi du
berkenaan dengan pelayanan yang didapatnya. Jika
belum mampu, dapat dilimpahkan ke klinik khu sus.
•
Pihak yang paling berpengaruh terhadap pasien/
individu yang mendapat pelayanan KIA & KB, juga
orang yang mengantarkannya ke Puskesmas. Oleh
karena itu, di pelayanan KIA & KB perlu dipasang
posterposter atau disediakan selebaranselebaran
(leaflets) tentang berbagai penyakit, khususnya yang
menyerang bayi dan balita. Oisamping itu, tentang
penti ngnya memeri ksakan keham i Ian teratu r,
I
Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Pushesmas
b.t,.
..DOM......
llMAT
pentingnya tablet Fe bagi ibu hamil, pentingnya
imunisasi lengkap bagi bayi, pentingnya pemberian
ASI eksklusif, pentingnya memantau tumbuh-kembang
balita, dan lain-lain. Dengan mendapatkan informasi
yang benar tentang berbagai hal tersebut, pengantar
diharapkan dapat membantu Puskesmas memberikan
informasi kepada pasienl individu tersebut. Pasienl
individu pun merasa dalam suatu lingkungan yang
mendorongnya untuk berperilaku sesuai yang
dikehendaki untuk kesehatannya.
D. Di Ruang Perawatan Inap
Pemberdayaan terhadap pasien rawat inap dilakukan
terhadap pasien ibu-ibu bersalin, pasien yang sudah dalam
fase penyembuhan dan pasien penyakit kronis (kanker,
tuberkulosis, dan lain-lain). Tujuannya adalah agar pasien
tidak kambuh dan dapat menjaga kesehatannya setelah
pulang ke rumah terutama bagi pasien yang menderita
penyakit kronis. Beberapa cara pemberdayaan yang dapat
dilakukan sebagai berikut:
1. Oi Tempat Tidur
• Penyuluhan di tempat tidur dilakukan terhadap
pasien rawat inap yang belum dapat atau masih
sulit meninggalkan tempat tidurnya dan harus terus
berbaring. Dalam hal ini petugas kesehatan
puskesmas mendatangi pasien/individu, duduk di.
samping tempat tidur pasien tersebut, dan
melakukan penyuluhan .
I 21
b
-....
Pedoman Pelahsanaan Promosi Kesehatan di Puskesmns
IlEHAT
• Oleh karena harus berpindah dari satu tempat ke
tempat lain, maka alat peraga atau media
komunikasi yang digunakan haruslah yang mudah
dibawabawa seperti lembar balik (flashcards),
gambargambar atau fotofoto. Alat peraga tersebut
sebaiknya sesedikit mungkin mencantumkan katakata atau kalimat.
2. Penggunaan Bahan Bacaan (Biblioterapi)
• Bahanbahan bacaan sebagai sarana untuk
membantu proses penyembuhan penyakit yang
diderita pasien rawat inap Puskesmas. Oi negaranegara maju seperti Amerika Serikat, perpustakaanperpustakaan yang dimiliki Puskesmas tidak hanya
berperan dalam mendukung perkembangan
pengetahuan petugas, melainkan juga dalam
upaya penyembuhan pasien.
• Para pasien boleh meminjam bahan bacaan yang
diminati untuk beberapa lama, dan
mengembalikan bahan bacaan yang telah selesai
dibacanya.
• Bagi pasien yang tidak dapat membaca (misalnya
karena sakit mata), maka bibl ioterapi da pat
digabung dengan bedside health promotion.
Oalam hal ini petugas kesehatan membantu pasien
membacakan sambil melakukan promosi
kesehatan.
3. Penyuluhan Berke/ompok
• Terhadap pasien yang dapat meninggalkan tempat
tidurnya dalam waktu singkat, dapat dilakukan
promosi kesehatan secara berkelompok (36
22
I
Pedoman Pelaksanaan Promosi K esehatan di Pushesmas
b
IHDONIE.IA
."HAT
2010
orang). Untuk itu, di bangsal perawatan yang
bersangkutan harus disediakan suatu tempat atau
ruangan untuk berkumpul. Penyuluhan
berkelompok ini selain untuk meningkatkan
pengetahuan serta mengubah sikap dan perilaku
pasien, juga sebagai sarana bersosialisasi para
pasien. Oleh karena itu, kegiatan ini lebih bersifat
menghibur, santai dan dapat diselingi rekreasi.
Misalnya dengan sekali waktu menyelenggarakan
promosi kesehatan berkelompok di halaman
Puskesmas.
• Untuk penyuluhan berkelompok, sebaiknya
digunakan alat peraga atau media komunikasi
untuk kelompok juga menggunakan metode yang
bersifat menghibur seperti permainan, simulasi.
Lebih baik digunakan media yang lebih besar agar
mudah terbaca seperti flipchart, poster, atau
standing banner. Jika penyuluhan kelompok
dilakukan di ruangan, dapat digunakan laptop,
LCD projector dan layarnya untuk menayangkan
gambargambar atau bahkan film.
4.
Pemanfaatan Ruang Tunggu
• Lingkungan yang besar pengaruhnya terhadap
pasien rawat inap adalah para penjenguk. Biasanya
para penjenguk ini sudah berdatangan beberapa
saat sebelum waktu kunjungan dimulai. Agar para
penjengu k tertib saat menunggu waktu
berkunjung, sebai,knya Puskesmas menyediakan
ruang tunggu bagi mereka. Jika demikian, ruang
tunggu ini dapat digunakan sebagai sarana untuk
bina suasana.
I 23
b_T
....
Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas
• Pada dinding ruang tunggu dapat dipasang
berbagai poster, disediakan boks berisi selebaran
atau leaflet yang boleh diambi I secara gratis.
Dengan berbagai informasi tersebut diharapkan
para penjenguk mendapat informasi yang nantinya
dapat disampaikan juga kepada pasien yang akan
dijenguknya.
5. Pendekatan Keagamaan
• Suasana yang mendukung terciptanya peril aku
untuk mempercepat penyembuhan penyakit dapat
dilakukan pula dengan pendekatan keagamaan.
Dalam hal ini para petugas kesehatan baikdengan
upaya sendiri atau pun dengan dibantu pemuka
agama, mengajak pasien untuk melakukan
pembacaan doadoa.
• Rujukan terhadap kitab sud untuk memperkuat
nasihat biasanya dilakukan, sehingga pasien pun
merasa lebih yakin akan kebenaran perilaku yang
harus dilaksanakannya untuk mempercepat
penyembuhan penyakitnya.
• Acara keagamaan ini dapat dilakukan secara
personal ataupun berkelompok. Juga dapat
melibatkan keluarga dan temanteman pasien.
Frekuensinya bisa seminggu sekali, sebulan dua
kali, atau sebulan sekali sesuai dengan
kemampuan Puskesmas.
24
I
Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas
UIItK)"' . I A
aRHA T
lall
E. Di Laboratorium
•
Di laboratorium, selain dapat dijumpai pasien (orang
sakit), juga individul pengunjung (orang sehat), dan
para pengantarnya. Kesadaran yang ingin diciptakan
dalam diri mereka adalah pentingnya melakukan
pemeriksaan laboratorium, yaitu:
1. Bagi pasien adalah untuk ketepatan diagnosis yang
dilakukan oleh dokter.
2. Bagi pengunjung yang sehat lainnya adalah untuk
memantau kondisi kesehatan, agar dapat
diupayakan untuk tetap sehat.
• Pada umumnya pasien atau pengantarnya tidak tinggal
terlalu lama di laboratorium. Oleh karena itu, di
kawasan ini sebaiknya dilakukan promosi kesehatan
dengan media yang bersifat swalayan (self service)
seperti poster yang dapat dibaca atau leaflets yang
dapat diambil gratis.
F.
Di Kamar Obat
• Di kamar obat juga dapat dijumpai baik pasienl
individu, keluarga atau pengantarnya. Kesadaran yang
ingin diciptakan dalam diri mereka adalah terutama
tentang:
1. Manfaat obat generik dan keuntungan jika
menggunakan obat generik.
2. Kedisiplinan dan kesabaran dalam menggunakan
obat, sesuai dengan petunjuk dokter.
I 25
b
Pedoman Pelahsanaan Promosi Kesehatan di Pushesmas
HlClf£SA
SEHAT
2010
3. Pentingnya memelihara Taman Obat Kelu arga
(TOGA) dalam rangka memenuhi kebutuhan akan
obatobatan sederhana.
•
Disamping dipasang poster dan disediakan lea flet/
selebaran tentang informasi kesehatan, di tempat ru ang
ini dapat dioperasikan tape recorder/ player yang
menyampaikan pesa npesan tersebut.
G. Di Tempat Pembayaran
• Sebelum pulang, pasien rawat inap yang sudah sembuh
atau kerabatnya harus singgah di tempat pembayaran.
Di ruang perpisahan ini hendaknya tetap
menyampaikan salam hangat dan ucapan sela mat
jalan, semoga semakin bertambah sehat. Perlu juga
disampaikan bahwa kapan pun kelak pas i en
membutuhkan lagi pertolongan, jangan raguragu
untuk datang lag i ke Pusk es mas. Mereka juga
diingatkan kembal i untuk menjaga d an
mempromosikan kesehatan di lingkungannya.
H . Di Klinik Khusus
• Kilnik khusus diselenggarakan dalam rangka
meningkatkan upaya promosi kesehatan di dalam
gedung Puskesmas. Khususnya untuk pelayananpelayanan yang perlu mendapat tambahan dalam hal
promosi kesehatannya. Biasanya karena pasien terlalu
banyak sedangkan petugas kesehatan yang melayani
terbatas (misalnya di poliklinik), atau karena pasien
dan keluarganya memang memerlukan informasil
26
I
Ped