Bahan presentasi

Analisis Pengaruh Inflasi, Suku bunga, dan Kurs Dollar Amerika Serikat terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia.

IHSG
Suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga saham gabungan,
sampai tanggal tertentu dan mencerminkan suatu nilai yang berfungsi sebagai
pengukuran kinerja suatu saham gabungan di bursa efek.
INFLASI
Kecenderungan harga-harga untuk naik secara umum dan terus menerus.
Suku Bunga
Balas jasa yang diberikan oleh bank kepada nasabah yang membeli ataupun menjual
produknya berdasarkan prinsip konvensional,
KURS
Nilai pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, maka akan terdapat perbandingan
nilai, harga antara kedua mata uang tersebut.

Hubungan Antara Variabel Bebas Dengan Variabel
Terikat
 Hubungan Inflasi dengan IHSG
Inflasi memiliki hubungan negatif dengan harga saham. Semakin tinggi ekonomi
tumbuh, inflasi akan mengikuti pertumbuhan ekonomi tersebut. Dalam keadaan

inflasi tinggi, maka akan terjadi peningkatan biaya produksi yang dapat
menyebabkan rendahnya profit yang diperoleh perusahaan. Hal ini yang
menyebabkan investor enggan menanamkan dananya diperusahan tersebut
sehingga harga saham menurun. (semakin tinggi inflasi, semakin rendah tingkat
saham).

 Hubungan Suku Bunga dengan IHSG
Tingginya suku bunga akan mengakibatkan permintaan akan saham menurun.
Jika suku bunga naik, dapat menyebabkan investor menarik investasinya pada
saham dan memindahkan pada investasi berupa tabungan ataupun deposito.
Kenaikan suku bunga juga berpengaruh besar terhadap harga saham, jika biaya
bunga dinaikkan otomatis akan menurunkan laba perusahaan dan menyebabkan
para investor menjual sahamnya dan lebih memilih mentransfer dana mereka ke
pasar obligasi.

 Hubungan KURS dengan IHSG
Kenaikan kurs akan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan yang nantinya
akan berpengaruh pada harga saham dan IHSG. Dengan nilai tukar yang kuat,
para pemilik modal akan mengadakan investasi terutama pada financial assets,
yaitu membeli saham di pasar bursa. Karena investasi tersebut lebih beresiko

kecil,jika keadaan politik goyang maka investor lebih mudah memindahkan
investasi negara yang lebih aman. Semakin tinggi nilai tukar dan semakin tinggi

tingkat pengembalian harga saham Indonesia karena nilai tukar Rupiah terhadap
Dollar merupakan indirect currency, maka semakin besar nilainya menunjukkan
semakin lemah nilai tukar Rupiah tersebut terhadap Dollar.
Sejarah Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek berdiri sejak tahun 1912 di Batavia. Namun pertumbuhannya tidak
berjalan seperti yang diharapkan dan sempat mengalami kevakuman. Kemudian
pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pada tahun 1977 dan
beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan
berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.
Lembaga-Lembaga yang terlibat dalam Pasar Modal Indonesia






Pemerintah (BAPEPAM)

Perusahaan emiten
Lembaga penunjang emisi seperti Penjamin Emisi, Perusahaan nilai,
Akuntan Publik, Notaris dan Konsultan Hukum
Perantara Perdagangan Efek, antara lain : makelar, komisioner dan
pedagang efek
Para pemodal Baik perorangan maupun lembaga.

Pengujian Data
Berikut ini merupakan hasil pengujian yang dilakukan dengan menggunakan
progam SPSS 18
a. Koefisien Determinasi (R2)
Pengaruh Variabel independen terhadap variabel dependen sebesar 0.454
(4,54%)
b. Uji F (Simultan)
Secara keseluruhan Variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen
sebesar 0.00 (sig) dan pada nilai F hitung 37.352

c. Uji t (Parsial)
Pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen:
1. Inflasi berpengaruh negatif tidak signifikan pada IHSG sebesar 0.182

2. Suku bunga berpengaruh negatif signifikan terhadap IHSG sebesar 0.002
3. Kurs berpengaruh negatif signifikan terhadap IHSG sebesar 0.004
Kesimpulan
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel inflasi, suku bunga, dan kurs
berpengaruh signifikan terhadap IHSG. Artinya, setiap perubahan yang terjadi
pada variabel independen secara bersama-sama akan mempengaruhi Indek Harga
Saham Gabungan.
Latar Belakang Masalah
Kinerja BEI yang terlihat mengalami pertumbuhan fantastis sebelum pertengahan 1997
kemudian mengalami penurunan terus-menerus setelah krisis ekonomi. Hal ini berdampak
terhadap investasi di pasar modal sebab dengan beralihnya investor ke pasar uang, investasi yang
ditanamkan menjadi berkurang dan kaitannya dengan pasar modal, IHSG menjadi turun karena
kondisi pasar sekuritas yang mengalami penurunan. Dari gambaran tersebut pelaku pasar dan
investor perlu memperhatikan seberapa besar faktor makro ekonomi seperti inflasi, suku bunga SBI

dan kurs dapat mempengaruhi saham agar investor tidak terjebak dalam kerugian semakin besar
dan dapat mengantisipasi keadaan tersebut. Dengan melihat uraian diatas maka penulis tertarik
untuk membahas “Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga SBI dan Kurs Dollar Amerika
Serikat Terhadap Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia”.


Perumusan Masalah
1.

Apakah terdapat pengaruh inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

2.

di Bursa Efek Indonesia ?
Apakah terdapat pengaruh suku bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham

3.

Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia ?
Apakah terdapat pengaruh kurs Dollar Amerika terhadap Indeks Harga Saham

4.

Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia ?
Apakah terdapat pengaruh inflasi, suku bunga SBI dan kurs Dollar Amerika
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia secara

simultan ?