Analisis Perbandingan Kinerja Bank Syariah Sebelum Dan Setelah Go Public Dengan Metode Rgec (Studi Kasus Pada Bank Panin Syariah Periode 2013-2014)

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK SYARIAH SEBELUM DAN
SETELAH GO PUBLIC DENGAN METODE RGEC
(Studi Kasus pada Bank Panin Syariah Periode 2013-2014)

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Queenindya Permata Faly
1112085000036

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M

iii

iv


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I.

IDENTITAS PRIBADI
1. Nama

: Queenindya Permata Faly

2. Tempat Tanggal Lahir

: Tegal, 20 Januari 1995

3. Alamat tinggal

: Jalan Cabang 1 RT 008/05 No. 35
Kel. Slipi, Kec. Palmerah, Jakarta Barat

4. Alamat asal


: Jalan Raya Bojong - Guci RT 07/02 No.01
Kec. Bojong, Kabupaten Tegal

5. Agama

: Islam

6. Nomor Telepon/HP

: 0897 6030 449

7. E-mail

: [email protected]

II. PENDIDIKAN FORMAL
1. Tahun 2000-2006: SD Negeri 1 Bojong – Kab. Tegal
2. Tahun 2006-2009: SMP Negeri 1 Bojong – Kab. Tegal
3. Tahun 2009-2012: SMK (SMEA) Negeri 1 Slawi – Kab. Tegal
4. Tahun 2012-2016: S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah

: Agus Fatehi, S.Pd.I

2. Ibu

: Elly Aryani

3. Alamat

: Jalan Raya Bojong-Guci RT 07/02 No. 01
Kecamatan Bojong - Kabupaten Tegal

v

PERFORMANCE COMPARATIVEANALYSIS OF SHARIA BANKING
BEFORE AND AFTER GO PUBLIC WITH RGEC METHOD
(Case study : Panin Bank Syariah period 2013-2014)


Queenindya Permata Faly

ABSRACT
This study aims to determine whether there are significant differences in the
performance of Panin Bank Syariah before and after go public using RGEC. The
data used in this study is secondary data obtained from quarterly financial
statements of Panin Bank Syariah 2013-2014 period have been published. While
the method used is the comparative method by means of non parametric statistical
tests two related samples (Wilcoxon test). The results in this study indicate that
the variable capital adequacy ratio (CAR) there is a significant difference,
because it has a sig . < 0.05. Whereas other variables such as non performing
financing (NPF), financing to deposit ratio (FDR), return on assets (ROA), return
on equity (ROE), net interest margin (NIM) or net operating margin (NOM) and
good corporate governance (GCG) do not have significant differences.
Keywords: RGEC, Comparative,Go Public, NPF, FDR, ROA, ROE, NIM, CAR

vi

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK SYARIAH

SEBELUM DAN SETELAH GO PUBLICDENGAN METODE RGEC
(Studi kasus pada PT Bank Panin Syariah, Tbk periode 2013-2014)
Queenindya Permata Faly
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang
signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public dengan
menggunakan metode RGEC, serta untuk mengetahui seberapa besarkah
perbedaan kinerja tersebut. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan triwulan Bank Panin Syariah
periode 2013-2014 yang telah dipublikasikan. Sedangkan metode yang digunakan
yaitu metode komparatif dengan alat uji statistik non parametrik two related
sample (wilcoxon test). Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel
capital adequacy ratio (CAR) terdapat perbedaan yang signifikan, karena
memiliki nilai sig. < 0,05. Sedangkan variabel lainnya seperti non perfrming
financing (NPF), financing to deposit ratio (FDR), return on asset (ROA), return
on equity (ROE), net interest margin(NIM)atau net operating margin (NOM) dan
good corporate governance (GCG) tidak memiliki perbedaan yang signifikan.
Kata Kunci: RGEC, Perbandingan,Go Public,NPF, FDR, ROA, ROE, NIM, CAR

vii


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Perbandingan Kinerja Bank Syariah Sebelum dan Setelah Go
Public dengan Metode RGEC (Studi kasus pada PT Bank Panin Syariah,
Tbk Periode 2013-2014)”.Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada
Rasulullah SAW yang telah memberi petunjuk kepada umatnya menuju
kehidupan yang bahagia fiddun yaa wal akhirat. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program sarjana Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama proses penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan
bimbingan, arahan, bantuan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1.

Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia Nya serta tetap
menuntun peneliti dijalan yang benar sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.


2.

Orangtua tercinta, Bapak Agus Fatehi, S.Pd.I dan Mamah Elly Aryani yang
selalu memberikan limpahan kasih sayang, perhatian, dan do’a yang tak
pernah putus-putusnya untuk peneliti.

3.

Rizky Aji Prastiyoyang telah menemani proses pembuatan skripsi ini sampai
dengan selesai dan tak lelah untuk memberikan semangat serta bantuan ideide bagi peneliti dalam menyusun skripsi ini.

4.

Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5.

Bapak Aditya Ginanjar, M.Si, selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6.

Ibu Fitri Damayanti, selaku Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7.

Bapak Dr. Suhenda Wiranata, ME., selaku dosen pembimbing I yang telah
berkenan memberikan banyak tambahan ilmu, meluangkan waktunya, serta

viii

memberikan solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam
penyusunan skripsi ini.
8.

Ibu Umiyati, SE.I., M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah berkenan
memberikan


banyak

tambahan

ilmu,

meluangkan

waktunya,

serta

memberikan solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam
penyusunan skripsi ini.
9.

Seluruh Bapak/Ibu dosen dan civitas akademika Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memeberikan pengetahuan yang
sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.


10. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan dalam hal administrasi
kepada peneliti.
11. Kepada adik-adikku tercinta, Shafiranoor Mutiara Faly dan Muhammad
Kafabik Al Faly yang selalu memberikan semangat kepada peneliti agar cepat
dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini dan berharap untuk cepat pula
dalam mendapatkan pekerjaan yang layak, Amin.
12. Kepada teman-teman Jurusan Perbankan Syariah angkatan pertama,
khususnya sahabat yang selalu setia menemani peneliti dimanapun berada,
saat suka maupun duka, Robiyah Al Adawiyah.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki peneliti.
Oleh karea itu, peneliti mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
dan dapat menjadi bahan masukan dan tambahan wawasan bagi pembaca.
Jakarta, 28 Desember 2015

Queenindya Permata Faly


ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ..................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ........................................ iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................. vi
ABSTRACT ................................................................................................ vii
ABSTRAK ................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................... ix
DAFTAR ISI .............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xv
BAB I

PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian ...................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 10
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian ................................................................ 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 12
A. Landasan Teori ...................................................................... 12
1. Definisi Perbankan .......................................................... 12
2. Bank Syariah ................................................................... 12
a. Definisi Bank Syariah ............................................... 12
b. Sistem Operasional Bank Syariah ............................ 13
c. Fungsi Bank Syariah ................................................. 16
d. Produk dan Jasa Bank Syariah .................................. 18
3. Karakteristik Bank Syariah ............................................. 22
4. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia ..................... 23

x

5. Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional ................... 24
6. Kinerja Keuangan Bank Syariah..................................... 26
a. Definisi Kinerja Keuangan Bank Syariah .................. 26
b. Signalling Theory ....................................................... 37
7. IPO (Initial Public Offering) .......................................... 38
8. Tingkat Kesehatan Bank ................................................. 39
9. Metode RGEC ................................................................ 42
B. Penelitian Terdahulu .............................................................. 52
C. Kerangkan Permikiran ........................................................... 54
D. Perumusan Hipotesis.............................................................. 55
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN ................................................ 58
A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 58
B. Metode Pengumpulan Sampel ............................................... 58
C. Metode Pengumpulan Data .................................................... 59
D. Metode Analisis Data............................................................. 59
E. Operasional Variabel Penelitian ............................................ 62
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................ 64
A. Gambaran Umum Bank Panin Syariah .................................. 64
B. Analisis dan Pembahasan....................................................... 68
1.

Kinerja Bank Panin Syariah sebelum go public ............. 68

2.

Kinerja Bank Panin Syariah setelah go public ............... 72

3.

Analisis deskriptif variabel penelitian sebelum dan
setelah go public ............................................................. 77

4.

Pengujian hipotesis sebelum dan setelah go public ........ 81

5.

Penilaian terhadap GCG ................................................. 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 91
A. Kesimpulan ........................................................................... 91
B. Saran ..................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 98
LAMPIRAN ............................................................................................... 99

xi

DAFTAR TABEL

No.

Keterangan

Halaman

2.1 Jaringan Kantor Cabang Perbankan Syariah ....................................... 24
2.2 Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional ....................................... 25
2.3 Ringkasan Penelitian Terdahulu ......................................................... 52
4.1 Komposisi Saham Bank Panin Syariah ............................................... 66
4.2 Nilai Mean Rasio Bank Panin Syariah Sebelum Go Public ............... 61
4.3 Statistik deskriptif Bank Panin Syariah Sebelum Go Public .............. 62
4.4 Nilai Mean Rasio Bank Panin Syariah Setelah Go Public.................. 65
4.5 Statistik deskriptif Bank Panin Syariah Setelah Go Public ................ 66
4.6 Descriptive Statistics Rasio Keuangan Bank Panin Syariah
Sebelum dan Setelah Go Public ........................................................... 77
4.7 Test Statistik Rasio NPF ...................................................................... 81
4.8 Test Statistik Rasio FDR ...................................................................... 82
4.9 Test Statistik Rasio ROA ..................................................................... 83
4.10 Test Statistik Rasio ROE ..................................................................... 84
4.11 Test Statistik Rasio NIM ...................................................................... 85
4.12 Test Statistik Rasio CAR ..................................................................... 85
4.13 Laporan Pelaksanaan GCG Bank Panin Syariah Sebelum dan
Setelah Go Public ................................................................................ 87

xii

DAFTAR GAMBAR

No.

Keterangan

Halaman

2.1 Skema Operasional Bank Syariah ....................................................... 14
2.2 Fungsi Bank Syariah ........................................................................... 16
2.3 Produk dan Jasa Bank Syariah ............................................................ 18
2.4 Siklus Periode Penilaian Tingkat Kesehatan Bank ............................. 43
2.5 Kerangka Pemikiran ............................................................................ 54
4.1 Perkembangan Aset Bank Panin Syariah ............................................ 66
4.2 Struktur Organisasi Bank Panin Syariah ............................................. 67

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rasio Keuangan Bank Panin Syariah Periode 2013-2014 ..............100
Lampiran 2

Tabel Perhitungan Rasio Keuangan Bank Panin Syariah ............100

Lampiran 2 Output Hasil Pengujian data dengan SPSS 16 ................................102

xiv

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip
yang ada dalam ajaran Islam, berfungsi sebagai badan usaha yang menyalurkan
dana dari dan kepada masyarakat atau sebagai lembaga perantara keuangan.
Islamic banking merupakan unit sistem ekonomi Islam yang beroperasi dengan
doktrin dan larangan terhadap praktik riba. Perbankan Islam memiliki peran
strategis dalam meningkatkan kesejahteraan umat, melalui proses intermediasi
kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana maupun penyediaan jasa
keuangan lainnya, berlandaskan prinsip-prinsip syariah. Ketika sistem
perbankan konvensional tidak stabil karena sistem moneter dan memerlukan
biaya yang begitu besar untuk mempertahankannya, perbankan syariah justru
mampu menyelamatkan sebagian ekonomi umat. Kemampuan survival
perbankan Islam dalam era krisis, telah menarik banyak perhatian para banker
konvensional yang kemudian membuka kantor-kantor cabang bank Islam
(Veithzal Rifai, 2008).
Sebagai sebuah lembaga keuangan yang masih relatif baru, keberadaan
bank syariah merupakan keberhasilan dan kebanggaan tersendiri bagi umat
Islam yang konsisten melaksanakan ajaran agama (Muhammad, 2005).
Oleh karena itu industri perbankan di Indonesia semakin diramaikan
dengan adanya bank syariah yang tumbuh pesat, yang menawarkan produk
keuangan dan investasi dengan cara berbeda dengan bank konvensional.

1

Salah satu faktor yang mempercepat pertumbuhan industri perbankan
saat ini adalah strategi manajemen bank dalam melakukan ekspansi yaitu
dengan cara go public yang artinya menjual sebagian sahamnya kepada publik
dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Pada lembaga keuangan
perbankan syariah, satu-satunya bank yang melakukan pencatatan saham di
bursa efek adalah Bank Panin Syariah pada tahun 2014. Dalam situs resmi
Bursa Efek Indonesia menjelaskan manfaat yang dapat diperoleh perusahaan
ketika menjadi perusahaan yang go public melalui pencatatan perdana saham
(initial public offering), diantarnya adalah:
1.

Memperoleh sumber pendanaan baru
Dana untuk pengembangan, baik untuk penambahan modal kerja maupun
untuk ekspansi usaha, adalah faktor yang sering menjadi kendala banyak
perusahaan. Dengan menjadi perusahaan publik, kendala pendanaan
tersebut akan lebih mudah diselesaikan. Perolehan dana dapat melalui
penjualan saham kepada publik, mempermudah akses perbankan, dan
mempermudah akses perusahaan untuk masuk ke pasar uang melalui
penerbitan surat utang baik jangka pendek maupun jangka panjang.

2. Memberikan competitive advantage untuk pengembangan usaha

Dengan menjadi perusahaan publik, perusahaan akan memperoleh banyak
keunggulan kompetitif untuk pengembangan usaha di masa yang akan
datang. Misalnya melalui IPO perusahaan memiliki kesempatan untuk
mengajak partner kerjanya seperti supplier dan buyer untuk menjadi

2

pemegang saham. Sebagai perusahaan publik, emiten dituntut oleh banyak
pihak untuk dapat selalu meningkatkan kualitas kerja operasionalnya.
3. Melakukan merger atau akuisisi perusahaan lain dengan pembiayaan

melalui penerbitan saham baru
Pengembangan usaha melalui merger atau akuisisi merupakan salah satu
cara yang cukup banyak diminati untuk mempercepat pengembangan
skala usaha perusahaan.
4. Peningkatan kemampuan going concern

Kemampuan going concern bagi perusahaan adalah kemampuan untuk
tetap dapat bertahan dalam kondisi apapun termasuk dalam kondisi yang
dapat mengakibatkan bangkrutnya perusahaan.
5. Meningkatkan citra perusahaan

Dengan go public, suatu perusahaan akan selalu mendapat perhatian media
dan komunitas keuangan. Artinya, perusahaan tersebut mendapat
publikasi secara cuma-cuma sehingga dapat meningkatkan citranya.
6. Meningkatkan nilai perusahaan

Dengan menjadi perusahaan publik yang sahamnya diperdagangkan di
bursa, setiap saat dapat diperoleh valuasi terhadap nilai perusahaan. Setiap
peningkatan kinerja operasional dan kinerja keuangan, umumnya akan
memiliki dampak terhadap harga saham di bursa.
Berdasarkan pemaparan diatas, apabila bank akan melakukan pencatatan
sahamnya di bursa efek, diperlukan kondisi yang sehat untuk menjaga loyalitas
dan kepercayaan pemegang saham maupun masyarakat (nasabah) dalam

3

menghimpun dan menyalurkan dana serta menyediakan jasa. Selain
memerlukan kondisi yang sehat, bank juga harus memiliki kecukupan modal
dan konsisten dalam peningkatan laba sekurang-kurangnya dalam jangka lima
tahun.
Menurut UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah, bank
wajib memelihara tingkat kesehatannya. Kesehatan bank harus dipelihara
dan/atau ditingkatkan agar kepercayaan masyarakat terhadap bank dapat tetap
terjaga. Selain itu, tingkat kesehatan bank digunakan sebagai salah satu sarana
dalam melakukan evaluasi terhadap kondisi dan permasalahan yang dihadapi
bank serta menentukan tindak lanjut untuk mengatasi kelemahan atau
permasalahan bank, baik berupa corrective action oleh bank maupun
supervisory action oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Kesehatan bank yang merupakan cerminan kondisi dan kinerja bank
merupakan sarana bagi otoritas pengawas dalam menetapkan strategi dan fokus
pengawasan terhadap bank. Selain itu, kesehatan bank juga menjadi
kepentingan semua pihak terkait, baik pemilik, pengelola (manajemen), dan
masyarakat pengguna jasa Bank (Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
8/POJK.03/2014).
Kebijakan tersebut pada dasarnya ditujukan untuk menciptakan dan
memelihara kesehatan bank. Kesehatan atau kondisi keuangan dan non
keuangan bank merupakan kepentingan semua pihak terkait tersebut untuk
mengevaluasi kinerja bank dalam menerapkan prinsip kehati-hatian, kepatuhan
terhadap ketentuan yang berlaku dan manajemen risiko.

4

Industri perbankan di Indonesia menguasai sekitar 93% dari total asset
industri keuangan. Dalam kondisi yang demikian, apabila lembaga perbankan
tidak sehat dan tidak dapat berfungsi secara optimal, maka dapat dipastikan
akan berakibat pada terganggunya kegiatan perekonomian (Yunus Husein,
2003 dalam Marnov, 2009).
Perkembangan industri perbankan, terutama produk dan jasa yang
semakin kompleks dan beragam akan meningkatkan eksposur risiko yang
dihadapi bank. Perubahan eksposur risiko bank dan penerapan manajemen
risiko akan mempengaruhi profil risiko bank yang selanjutnya berakibat pada
kondisi bank secara keseluruhan (Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
8/POJK.03/2014).
Apabila suatu sistem perbankan dalam kondisi yang tidak sehat, maka
fungsi bank sebagai lembaga intermediasi tersebut, dan alokasi serta
penyediaan dana dari perbankan untuk kegiatan investasi dan membiayai
sektor-sektor yang produktif dalam perekonomian menjadi terbatas. Sistem
perbankan yang tidak sehat juga akan mengakibatkan lalu lintas pembayaran
yang dilakukan oleh sistem perbankan tidak lancar dan efisien. Selain itu,
sistem perbankan yang tidak sehat juga akan menghambat efektivitas kebijakan
moneter (Bank Indonesia, 2003).
Memburuknya kondisi tingkat kesehatan perbankan disebabkan oleh
banyak faktor yang sangat beragam. Faktor utama yang hampir dihadapi
seluruh perbankan adalah membengkaknya jumlah kredit yang bermasalah dan
kredit macet. Semakin banyaknya kredit bermasalah dan kredit macet yang

5

muncul akhir-akhir ini, semakin memperkeruh suasana bahkan menjadi
dampak kesulitan perbankan saat ini. Akhir-akhir ini istilah bank sehat atau
tidak sehat semakin populer. Berbagai kejadian aktual, tentang perbankan
seperti merger dan likuidasi selalu dikaitkan dengan kesehatan bank. Oleh
karenanya sebuah bank tentunya memerlukan suatu analisis untuk mengetahui
kondisinya setelah melakukan kegiatan operasionalnya dalam jangka waktu
tertentu. Analisis yang dilakukan berupa penilaian tingkat kesehatan bank.
Kesehatan suatu bank adalah kemampuan suatu bank untuk melakukan
kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua
kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan
perbankan yang berlaku (Wardani, 2009).
Berdasarkan PBI No. 13/1/PBI/2011 bank umum memiliki aturan baru
mengenai penilaian tingkat kesehatan. Cakupan penilaiannya menggunakan
pendekatan risiko dengan faktor-faktor yang dinilai antara lain Risk profile
(Profil Risiko), Good Corporate Governance (GCG), Earnings (Rentabilitas),
Capital (Permodalan). Penilaian tingkat kesehatan bank ini dikenal dengan
metode RGEC, namun berdasarkan peraturan tersebut, metode ini hanya
digunakan untuk bank umum konvensional. Sedangkan bank syariah hingga
tahun 2013 masih menggunakan metode CAMELS (Capital, Assets,
Management, Earnings, Liquidity, Sensitivity). Akan tetapi sejak diterbitkan
POJK Nomor 8/03/2014 barulah bank syariah memiliki pedoman baru dalam
penilaian tingkat kesehatannya yaitu dengan menggunakan metode RGEC,
karena isi dari POJK Nomor 8/03/2014 hampir sama dengan PBI No.

6

13/1/PBI/2011 yang menjelaskan bahwa penilaian tingkat kesehatan bank
dilakukan dengan pendekatan risiko RBBR (Risk-based Bank Rating) dengan
menggunakan faktor RGEC (Risk profile, GCG, Earnings, Capital).
Dalam prospektus perusahaan yang akan go public, pada penelitian ini
yaitu PT Panin Syariah, Tbk menyebutkan bahwa perusahaan setelah IPO
(Initial Public Offering) akan mengalami peningkatan kinerja yang dapat
dilihat dari penggunaan dana dimana dana yang diperoleh dari hasil penjualan
saham sekitar 80% akan digunakan sebagai modal kerja guna memperkuat
struktur pendanaan jangka panjang, serta sekitar 20% untuk pengembangan
jaringan termasuk didalamnya infrastruktur perseroan. Hal ini juga disebutkan
dalam Tandelilin (2010) dimana investasi sebagai komitmen atas sejumlah
dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan
memperoleh keuntungan dimasa depan. Dengan meningkatnya daya tarik
seorang terhadap investasi memicu sebuah perusahaan untuk melakukan Initial
Public Offering dengan harapan perusahaan setelah pelaksanaan IPO, dapat
memberikan peluang yang besar untuk jangka panjang bagi perusahaan seperti
peningkatan dari segi kinerja perusahaan/manajemen, modal yang dimiliki,
laba yang diperoleh, kinerja keuangan, dan kualitas.
Namun teori tersebut bertolakbelakang dengan fenomena yang terjadi
bahwa perusahaan setelah melakukan IPO (Initial Public Offering) mengalami
penurunan kinerja. Hal ini didukung berdasarkan beberapa penelitian
diantaranya Perdana (2010) melakukan penelitian tentang kinerja keuangan
perusahaan sebelum dan sesudah go public studi kasus pada PT. Surya Citra

7

Medika Tbk. alat analisis yang digunakan yaitu rasio likuiditas, aktivitas,
leverage, dan profitabilitas. Penelitiannya menggunakan time series analysis.
Hasilnya menunjukkan bahwa secara keseluruhan kinerja keuangan PT. Surya
Citra Medika Tbk mengalami penurunan pasca go public apabila dibandingkan
dengan periode sebelum go public.
Penelitian yang dilakukan oleh (Gumanti, 2007 dalam Adhisyahfitri
Evalina Ikhsan) dengan periode pengamatan tahun 1995 dan 1996 dengan
objek seluruh perusahaan non keuangan yang telah go public menggunakan
rasio operating performance dengan indikatornya yaitu operating return on
asset, operating cash flow, salesh growth dan total asset turn over,
menunjukkan bahwa perusahaan yang baru go public di pasar modal Indonesia
tidak mampu mempertahankan kinerja operasinya dalam jangka waktu sampai
dengan tiga tahun setelah go public. Penelitian yang sama dilakukan oleh
Adhisyahfitri Evalina Ikhsan dengan periode yang berbeda yaitu 2001-2004
dimana hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kinerja
perusahaan sebelum dan sesudah melakukan IPO dan membuktikan bahwa
adanya penurunan kinerja perusahaan sesudah melakukan IPO yang dilihat dari
rasio Operating Return On Asset, Operating Cash Flow, Sales Growth, Total
Asset Turn Over, Cash Flow To Net Income dan Cash Flow Return On Sales.
Dari hasil uraian diatas, beberapa alasan yang mendasari peneliti
termotivasi untuk melakukan penelitian ini diantaranya sebagai berikut:
1. Peneliti ingin melihat apakah kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan
setelah go public mengalami penurunan kinerja seperti fenomena yang

8

terjadi atau justru mengalami peningkatan seperti yang telah tertera dalam
teori tentang kinerja perusahaan setelah IPO dan juga berdasarkan
prospektus Bank Panin Syariah.
2. Alasan peneliti menggunakan metode RGEC (Risk profile, GCG, Earnings,
Capital) dalam menilai kinerja Bank Panin Syariah pada penelitian ini
karena mengacu pada Peraturan OJK Nomor 8/03/2014 tentang penilaian
tingkat kesehatan bank umum syariah dan unit usaha syariah. Selain itu,
berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ardie Wira Hari P
(2014) dengan penelitian berjudul “Pengukuran Kinerja Bank Syariah
dengan Metode RGEC” yang menunjukkan bahwa metode RGEC lebih
baik dibandingkan dengan metode sebelumnya yaitu CAMEL dan
CAMELS. Disamping itu, rasio-rasio yang digunakan berbeda dengan
penelitian-penelitian sebelumnya, dengan harapan hasil dari penelitian ini
sesuai dengan teori mengenai kinerja perusahaan sebelum dan setelah go
public yaitu menunjukkan terjadinya peningkatan dalam hal kinerja secara
keseluruhan setelah melakukan go public.
Menghadapi persaingan di sektor perbankan khususnya perbankan
syariah yang semakin tumbuh dan cukup ketat, maka manajemen perlu untuk
mengukur kinerja bank untuk diketahui oleh berbagai pihak yang nantinya
berdampak kepada kepercayaan pihak-pihak yang berkentingan. Mengacu
pada hal tersebut, maka peneliti berkeinginan untuk meneliti lebih lanjut
penelitian tentang kinerja perusahaan sebelum dan setelah go public seperti

9

yang telah dipaparkan sebelumnya, dalam hal ini perusahaan yang dimaksud
perusahaan dalam sektor perbankan, yakni Bank Syariah.
Berdasarkan beberapa alasan yang telah dipaparkan diatas, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang bersjudul “ANALISIS
PERBANDINGAN KINERJA BANK SYARIAH SEBELUM DAN
SETELAH GO PUBLIC DENGAN METODE RGEC (Studi Kasus Bank
Panin Syariah Periode 2013-2014)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
permasalahan pokok yang akan dilakukan pengujian dalam penelitian ini
adalah:
1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin
Syariah sebelum dan setelah go public jika menggunakan metode RGEC
pada rasio NPF, FDR, ROA, ROE, NIM, CAR dan faktor GCG?
2. Seberapa besarkah perbedaan kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan
setelah go public jika menggunakan metode RGEC pada rasio NPF, FDR,
ROA, ROE, NIM, CAR dan faktor GCG?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan Bank Panin Syariah
sebelum dan setelah go public menggunakan metode RGEC pada rasio NPF,
FDR, ROA, ROE, NIM, CAR dan faktor GCG.

10

2. Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan kinerja Bank Panin Syariah
sebelum dan setelah go public jika menggunakan metode RGEC pada rasio
NPF, FDR, ROA, ROE, NIM, CAR dan faktor GCG.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang didapat dari penelitian antara lain:
1. Kontribusi Teoritis
a. Peneliti/ Akademisi
Sebagai media informasi untuk memperluas wawasan mengenai
tingkat kesehatan bank dengan pendekatan RGEC, serta menambah
referensi dalam melakukan penelitian sehingga diharapkan dapat
bermanfaat bagi penulis di masa mendatang.
b. Peneliti Berikutnya
Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan melaksanakan
penelitian lebih lanjut mengenai topik dalam penelitian ini.
2. Kontribusi Praktis
a.

Bagi Bank Panin Syariah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dan
informasi yang dapat membantu manajemen dalam upaya menjaga
tingkat kesehatan bank

b.

Bagi Industri Perbankan
Sebagai bahan pertimbangan bagi bank syariah lain yang akan
melakukan go public.

11

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1.

Definisi Perbankan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 dan perubahan

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan disebutkan bahwa
definisi bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan jenis bank berdasarkan kegiatan
operasionalnya, bank menganut dual banking system atau sistem perbankan
ganda yaitu perbankan konvensional yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional dan dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran, dan perbankan syariah yaitu bank yang melaksanakan
kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau
sebagai financial intermediary (Susilo, 2000).
2.

Bank Syariah
a.

Definisi Bank Syariah
Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang

bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan
usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

12

Sedangkan yang dimaksud bank syariah adalah bank yang menjalankan
kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya
terdiri atas bank umum syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah (UU
Nomor 21 tahun 2008).
Berbeda dengan bank konvensional yang menggunakan prinsip
bunga, bank syariah menggunakan prinsip bagi hasil, hal ini berdasarkan
dasar hukum Islam tentang larangan riba, yang terdapat pada (Q.S Ali
Imran Ayat 130) sebagai berikut:

‫لرباتأ ل‬
‫ضعافاًتمت اعْةًت ُقفن لت هّتلعِ فك لمتتُ ف لْ حُِفنَت‬
‫ياتأي ات ل حينتآمنفن لتاتُأ ل فكِفن لت ح ه‬
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba
dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya
kamu mendapat keberuntungan”.
b. Sistem Operasional Bank Syariah
Menurut Rizal Yaya, dkk., (2009: 57) sistem operasional bank
syariah dapat digambarkan dalam mekanisme atau skema alur sebagai
berikut:

13

Gambar 2.1
Skema Sistem Operasional Bank Syariah
3. menerima pendapatan

4. menyalurkan pendapatan

Bagi hasil, margin, fee

Bagi hasil/bonus

Nasabah
pemilik
dan
penitip
dana

1.

Penghimpunan
dana

BANK
SYARIAH
Sebagai
pengelola
dana/
penerima
dana titipan
Sebagai
pemilik
dana/penjual/
pemberi sewa
Sebagai
penyedia jasa
keuangan

Nasabah
mitra,
pengelola
investasi,
pembeli,
penyewa
- Instrumen
penyaluran
dana lain
yang
dibolehkan
-

2. Penyaluran dana

5. Penyaluran jasa

Jasa
administrasi,
tabungan,
ATM,
transfer,
kliring, L/C
Bank
Garansi,
Transaksi
valas, dsb.

Keterangan:
1) Sistem operasional bank syariah dimulai dari kegiatan penghimpunan
dana dari masyarakat. Penghimpunan dana dapat dilakukan dengan
skema investasi maupun skema titipan. Dalam penghimpunan dana
dalam skema investasi (mudharabah) dari nasabah pemilik dana
(shahibul maal), bank syariah berperan sebagai pengelola dana atau
mudharib. Adapun pada penghimpunan dana dalam skema titipan
(wadiah), bank syariah berperan sebagai penerima titipan.
2) Dana yang diterima oleh bank syariah selanjutnya disalurkan kepada
berbagai pihak, antara lain mitra investasi, pengelola investasi,
14

pembeli barang, dan penyewa barang atau jasa yang disediakan oleh
bank syariah. Pada saat dana disalurkan dalam bentuk investasi, bank
syariah berperan sebagai pemilik dana. Pada saat dana disalurkan
dalam bentuk jual beli, bank syariah berperan sebagai pemilik
penjual. Pada saat dana disalurkan dalam pengadaan objek sewa,
bank syariah berperan sebagai pemberi sewa.
3) Dari penyaluran dana kepada berbagai pihak, bank syariah
selanjutnya menerima pendapatan bagi hasil dari investasi, margin
dari jual beli, fee dari sewa, dan berbagai jenis pendapatan yang
diperoleh dari instrumen penyaluran dana lain yang dibolehkan.
4) Pendapatan yang diterima dari kegiatan penyaluran dana selanjutnya
dibagikan kepada nasabah pemilik dana atau penitip dana. Penyaluran
dana kepada pemilik dana bersifat wajib sesuai dengan porsi bagi
hasil yang disepakati. Adapun penyaluran dana kepada nasabah
penitip dana bersifat sukarela tanpa ditetapkan dimuka sebelumnya
dan biasa disebut dengan istilah bonus (Yaya, Rizal dkk, 2009: 58).
5) Selain melaksanakan aktivitas penghimpunan dan penyaluran, bank
syariah dalam sistem operasionalnya juga memberikan jasa layanan
keuangan seperti jasa ATM, transfer, L/C, bank garansi, dan lain
sebagainya. Oleh karena jasa tersebut dilakukan tanpa menggunakan
dana dari pemilik dana maupun penitip dana, maka pendapatan yang
diperoleh dari jasa tersebut dapat dimiliki sepenuhnya oleh bank
syariah tanpa harus dibagikan (Yaya, Rizal dkk, 2009: 58).

15

c.

Fungsi Bank Syariah
Berdasarkan pasal 4 UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan

syariah, disebutkan bahwa bank syariah wajib menjalankan fungsi
menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Bank syariah juga dapat
menjalankan fungsi sosial dalam bentuk baitul maal. Hal ini dapat dilihat
dari skema fungsi bank syariah sebagai berikut:
Gambar 2.2
Fungsi Bank Syariah

Keterangan:
1) Dalam fungsi sebagai manajer investasi, dapat dilihat pada segi
penghimpunan dana oleh bank syariah, khususnya dana mudharabah.
Dengan fungsi ini, bank syariah bertindak sebagai manajer investasi
dari pemilik dana (shahibul maal) dalam hal dana tersebut harus
dapat disalurkan pada penyaluran yang produkif, sehingga dana yang

16

dihimpun dapat menghasilkan keuntungan yang akan dibagihasilkan
antara bank syariah dan pemilik dana (Yaya, Rizal, 2009: 48).
2) Dalam fungsi sebagai investor, dapat dilihat dari segi penyaluran
dana. Sebagai investor, penanaman dana yang dilakukan oleh bank
syariah harus dilakukan pada sektor-sektor yang produktif dengan
risiko yang minim dan tidak melanggar ketentuan syariah. Selain itu,
dalam menginvestasikan dana bank syariah harus menggunakan alat
investasi yang sesuai dengan syariah. Investasi yang sesuai dengan
syariah meliputi akad jual beli (murabahah, salam, dan istishna) akad
investasi (mudharabah dan musyarakah) akad sewa menyewa (ijarah
dan ijarah muntahiyya bittamlik) dan akad lainnya yang dibolehkan
oleh syariah (Yaya, Rizal, 2009: 48).
3) Dalam fungsi sebagai jasa layanan keuangan, bank syariah
memberikan layanan kliring, inkaso, transfer, pembayaran gaji, L/C,
dan lain sebagainya (Yaya, Rizal, 2009: 48).
4) Dalam fungsi sosial, bank syariah menggunakan dua instrumen yaitu
instrumen zakat, infak, sadaqah dan wakaf (ZISWAF) dan instrumen
qardhul hasan. Instrumen ZISWAF berfungsi untuk menghimpun
ZISWAF dari masyarakat, pegawai bank, serta bank sendiri sebagai
lembaga milik para investor. ZISWAF selanjutnya disalurkan kepada
yang berhak dalam bentuk bantuan atau hibah untuk memenuhi
kebutuhan

hidupnya.

Instrumen

qardhul

hasan

berfungsi

menghimpun dana dari penerimaan yang tidak memenuhi kriteria

17

yang halal serta dana infak dan sadaqah yang tidak diperuntukkan
secara spesifik oleh yang memberi (Yaya, Rizal, 2009: 48).
d. Produk dan Jasa Bank Syariah
Produk dan jasa yang dipergunakan oleh perbankan syariah di
Indonesia dalam operasinya adalah sebagai berikut:
Gambar 2.3
Produk dan Jasa Bank Syariah

Keterangan:
1. Produk Penghimpunan Dana
a. Prinsip wadiah
Wadiah berarti titipan dari satu pihak kepada pihak lain, baik
individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan
oleh penerima titipan. Wadiah dibagi atas dua, yaitu wadiah yad
amanah dan wadiah yad dhamanah. Wadiah yad dhamanah adalah
titipan yang selama belum dikembalikan kepada penitip dapat

18

dimanfaatkan oleh penerima titipan. Sedangkan wadiah yad amanah
adalah penerima titipan tidak boleh memanfaatkan barang titipan
sampai si penitip mengambil titipannya. Dalam bank syariah,
biasanya menggunakan prinsip yad dhamanah dengan produk giro
dan tabungan (Ascarya, 2008: 42).
b. Mudharabah
Mudharabah merupakan bentuk akad bagi hasil ketika pemilik
dana/modal, biasa disebut shahibul maal menyediakan dana kepada
pengusaha sebagai pengelola, biasa disebut mudharib, untuk
melakukan aktivitas produktif dengan syarat bahwa keuntungan yang
dihasilkan akan dibagi diantara mereka menurut kesepakatan yang
ditentukan sebelumnya dalam akad. Produk dari akad mudharabah
adalah tabungan dan deposito (Ascarya, 2008: 60).
2. Produk Penyaluran Dana
Dalam produk penyaluran dana pada bank syariah, terbagi menjadi
tiga akad, diantaranya:
1) Akad Jual Beli
a. Murabahah
Adalah transaksi jual beli dimana bank menyebut jumlah
keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual, sementara
nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari
pemasok ditambah keuntungan (margin) (Karim, Adiwarman,
2006).

19

Dalil tentang murabahah adalah sebagai berikut:

‫ياتأي ات ل حينتآمنفن تاتُأ ل فكِفن تأمل ن ل فك لمتبيلن فك لمت حب لال ا ح حلت حاتأ لَتُ فكنَتُحجا ًتع لنت‬
‫تم لن فك لمت اتُ لقتفِفن تأ لنْفست فك لمت حَت ّتكاَت حب فك لمت ححي ًمات‬
‫ض ح‬
ٍ ‫ُر‬
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, janagnlah kalian memakan
harta-harta kalian di antara kalian dengan cara yang batil,
kecuali dengan perdagangan yang kalian saling ridha. Dan
janganlah kalian membunuh diri-diri kalian, sesungguhnya Allah
itu Maha Kasih Sayang kepada kalian (Q.S An-Nisa: 29)”.
b. Salam
Salam merupakan bentuk jual beli dengan pembayaran dimuka
dan

penyerahan

barang

dikemudian

hari

dengan

harga,

spesifikasi, jumlah kualitas, tanggal, dan tempat penyerahan yang
jelas, serta disepekati sebelumnya dalam perjanjian (Ascarya,
2008: 90).
c.

Istishna
Istishna

adalah

memproduksi

memesan

barang

atau

kepada
komoditas

perusahaan

untuk

tertentu

untuk

pembeli/pemesan. Istishna merupakan salah satu bentuk jual beli
dengan pemesanan yang mirip dengan salam yang merupakan
bentuk jual beli forward kedua yang dibolehkan oleh syariah
(Ascarya, 2008:96).
2) Akad Bagi Hasil
a.

Mudharabah

20

Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak
dimana pihak pertama menyediakan seluruh modal, sedangkan
pihak lainnya menjadi pengelola (Antonio, Muhammad Syafi’i,
2001: 95).
b.

Musyarakah

Merupakan akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk
suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko
akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan (Antonio,
Muhammad Syafi”i, 2001:90).
3. Produk Jasa dan Keuangan
a. Wakalah
Wakalah dalam perbankan terjadi apabila nasabah memebrikan kuasa
kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa
tertentu, seperti pembukuan L/C, inkaso, dan transfer uang (Karim,
Adiwarman, 2006: 107).
b. Kafalah
Kafalah (guarantee) adalah jaminan, beban, atau tanggungan yang
diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk
memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung (Antonio,
Muhammad Syafi”i, 2001:123).
c. Hawalah

21

Adalah pengalihan utang/piutang dari orang yang berhutang/
berpiutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya atau
menerimanya (Ascarya, 2008: 107).
d. Sharf
Sharf adalah jual beli suatu valuta dengan valuta asing, jual beli mata
uang yang tidak sejenis ini, penyerahannya harus dilakukan pada
waktu yang sama. Bank mengambil keuntungan dari jual beli valuta
asing ini (Karim, Adiwarman, 2006:112).
e. Rahn
Rahn adalah pelimpahan kekuasaan oleh satu pihak kepada pihak lain
(bank) dalam hal- hal yang boleh diwakilkan. Atas jasanya, maka
penerima kekuasaan dapat meminta imbalan tertentu dari pemberi
amanah (Ascarya, 2008: 108).
f. Qardh
Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih
atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa
mengharapkan imbalan (Antonio, Muhammad Syafi”i, 2001:131).
3. Karakteristik Bank Syariah
Menurut (Ikatan Akuntan Indonesia: 2002) karakteristik perbankan
syariah diantaramya:
a. Pelarangan riba dalam berbagai bentuknya
b. Tidak mengenal konsep nilai waktu dari uang (time value of money)
c. Konsep uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas

22

d. Tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang bersifat spekulatif
e. Tidak diperkenankan menggunakan dua harga untuk satu barang
f. Tidak diperkenankan dua transaksi dalam satu akad
4.

Perkembangan Bank Syariah
Pada awal 1980-an, diskusi mengenai bank syariah sebagai pilar
ekonomi Islam mulai dilakukan. Beberapa uji coba pada skala yang
relatif terbatas telah diwujudkan. Diantaranya Baitut Tamwil-Salman di
bandung dan koperasi Ridho Gusti di Jakarta. Akan tetapi prakarsa lebih
khusus untuk mendirikan bank Islam di Indonesia baru dilakukan pada
tahun 1990. Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18-20 Agustus
1990 menyelenggarakan lokakarya bunga bank dan perbankan di
Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Hasil lokakarya tersebut dibahas lebih lanjut
pada musyawarah nasional IV MUI dan membentuk kelompok kerja
untuk mendirikan bank Islam Indonesia. Kegiatan operasional bank
syariah baru dimulai pada tahun 1992 melalui pendirian PT. Bank
Muamalat Indonesia, Tbk atau empat tahun setelah deregulasi pakto 88.
Pakto 88 adalah keputusan pemerintah untuk memperkenankan
berdirinya bank-bank baru yang dikeluarkan tanggal 10 Oktober 1998
(Wira, Ardie, 2014).
Perkembangan bank syariah di Indonesia cukup mengalami
peningkatan misalnya dari banyaknya jumlah kantor cabang bank
syariah. Pada saat ini total kantor cabang bank syariah sebanyak 2.881.

23

Hal ini dapat dilihat dari Tabel 2.1 data statistik menurut OJK (Otoritas
Jasa Keuangan) pada bulan Juni 2015 sebagai berikut:
Tabel 2.1
Jaringan Kantor Bank Perbankan Syariah
Jaringan Kantor perbankan syariah
(Islamic Banking Network)
Indikator

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

Bank Umum Syariah
-

Jumlah bank

-

Jumlah kantor

6

11

11

11

11

711

1.215

1.401

1.745

1.998

25

23

24

24

23

12

12

2.151 2.121

Unit Usaha Syariah
Jumlah

-

bank

22

22

umum
konvensional yang
memiliki UUS
Jumlah kantor

-

287

262

336

517

590

320

327

Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah
-

Jumlah bank

138

150

155

158

163

163

161

-

Jumlah kantor

225

286

364

401

402

439

433

1.223

1.763

2.101

2.663

2.990

Total kantor

2.910 2.881

Sumber: Data Statistik OJK diakses pada Juni 2015

5.

Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Menurut Syafi’i Antonio (2001: 34) pada tabel 2.2 terdapat
beberapa perbedaan bank syariah dan bank konvensional berdasarkan
beberapa aspek operasional berikut ini:

24

Tabel 2.2
Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional
BANK SYARIAH
-

Melakukan investasi-investasi

BANK KONVENSIONAL
-

Investasi yang halal dan haram.

-

Memakai perangkat bunga.

yang halal saja.
-

Berdasarkan prinsip bagi hasil,
jual beli atau sewa.

-

Profit dan falah oriented.

-

Profit oriented.

-

Hubungan dengan nasabah dalam

-

Hubungan dengan nasabah dalam

bentuk hubungan kemitraan.
-

Penghimpunan dan penyaluran

bentuk hubungan debitor-debitor.
-

Tidak terdapat Dewan sejenis.

dana harus sesuai dengan fatwa
Dewan Pengawasan Syariah.

Perbedaan diantara keduanya hanya terletak pada prinsip
operasional yang digunakannya. Jika dalam bank syariah beroperasi
berdasarkan prinsip bagi hasil, sedangkan dalam bank konvensional
berdasarkan bunga. Dengan kata lain, kedudukan bank syari’ah dalam
hubungannya dengan nasabah sebagai mitra investor dan pedagang atau
pengusaha, sedangkan pada bank konvensional sebagai kreditur dan
debitur.

25

6.

Kinerja Keuangan Bank Syariah
a.

Definisi Kinerja Keuangan Bank Syariah
Kinerja bank secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi

yang dicapai bank dalam operasionalnya, baik menyangkut aspek
pemasaran, keuangan, penghimpunan, dan penyaluran dana, serta
teknologi maupun sumber daya manusia. Kinerja keuangan bank
merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu
baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana
yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan
profitabilitas bank (Jumingan, 2006).
Dibawah ini merupakan ayat yang menjelaskan tentang kinerja:

‫بت‬
‫قف حلت لعمِفن تفسيرىت ّفتعمِ فك لمت سفنلفهفت لل فم ل حمنفنَتۖت ستفرد َت حل ٰىتعا حل حمت للغلتي ح‬
‫لش اد حتفيفن حه ف فك لمتبحمات فك لنت ف لمتُعلمِفنَت‬
Artinya:
Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan
yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan (Q.S. At-Taubah: 105).”
Kinerja keuangan adalah gambaran tentang setiap hasil ekonomi
yang mampu diraih oleh perusahaan perbankan pada saat periode tertentu
melalui aktifitas-aktifitas perusahaan untuk menghasilkan keuntungan
secara efisien dan efektif, yang dapat diukur perkembangannya dengan
mengadakan analisis terhadap data-data keuangan yang tercermin dalam
laporan keuangan. Untuk mengukur sebuah keberhasilan perusahaan

26

pada umumnya berfokus pada laporan keuangan disamping data-data non
keuangan lain sebagai penunjang. Informasi kinerja bermanfaat untuk
memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari
sumber dana yang ada (Ardiyana dan Muid, 2013).
Menurut Dewan Standar Akuntansi Syariah Ikatan Akuntan
Indonesia (2014:6) tujuan dari laporan keuangan adalah menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan
posisi keuangan suatu entitias syariah yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Disamping itu,
tujuan lainnya adalah:
a.

Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua
transaksi dan kegiatan usaha

b.

Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta
informasi aset, kewajiban, pendapatan, dan beban yang tidak sesuai
dengan prinsip syariah, bila ada, bagaimana perolehan dan
penggunannya

c.

Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung
jawab entitas syariah terhadap amanah dala mengamankan dana,
menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang layak

d.

Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh
penanam modal dan pemilik dan syirkah temporer, dan informasi
mengenai pemenuhan kewajiban (obligation) fungsi sosial entitas

27

syariah, termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat, infak, sedekah,
dan wakaf.
Laporan keuangan dapat dianalisis dengan menggunakan alat
ukur yaitu rasio keuangan. Rasio dapat menggambarkan suatu hubungan
antara jumlah tertentu dengan jumlah yang lainnya. Analisis yang
dilakukan terhadap laporan keuangan tersebut kemudian dapat digunakan
sebagai gambaran tentang kondisi perusahaan.
Jadi rasio keuangan adalah rasio yang digunakan untuk
membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan
cara membagi suatu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat
dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan
keuangan atau antar komponen yang ada diantara laporan keuangan.
Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam
satu periode maupun beberapa periode (Kasmir, 2010).
Sedangkan beberapa rasio keuangan yang dapat digunakan dalam
mengukur kinerja bank adalah sebagai berikut:
1) NPF (Non Performing Financing)
NP

Dokumen yang terkait

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN METODE RGEC PADA BANK UMUM SYARIAH PERIODE 2012-2015

1 16 119

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DENGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2013-2014

0 5 22

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH SEBELUM DAN SESUDAH KRISIS EKONOMI GLOBAL STUDI KASUS BANK MUAMALAT INDONESIA, BANK SYARIAH MANDIRI, BANK MEGA SYARIAH PERIODE 2006-2010

0 9 67

Analisis Perbandingan Kinerja Bank Syariah Berdasarkan RGEC dan Islamicity Performance Index (Studi Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri)

19 71 125

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DENGAN BANK KONVENSIONAL Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional Periode 2010-2012.

0 4 28

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DENGAN BANK KONVENSIONAL Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Dengan Bank Konvensional (Studi Kasus pada PT. Bank Syariah Mandiri dan PT. Bank Central Asia).

0 1 14

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DENGAN BANK KONVENSIONAL Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Dengan Bank Konvensional (Studi Kasus pada PT. Bank Syariah Mandiri dan PT. Bank Central Asia).

0 1 16

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CAMELS DAN RGEC (Studi pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2012-2014)

0 0 21

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE RGEC SEBELUM DAN SESUDAH GO PUBLIC (Studi Pada Bank Panin Dubai Syariah Periode 2011-2016) - Raden Intan Repository

0 2 105

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL (PERIODE 2011-2013)

0 1 18