Kebijakan Ekonomi Luar Negeri China

100 modernisasi pertanian, energi, transportasi, perekonomian dan industri elektronik beserta peningkatan pengetahuan dibidang teknologinya karena China juga membutuhkan menejemen ketrampilan dan teknologi modern untuk meningkatkan produktifitas dalam kuatnya persaingan in ternasional. Hal ini dapat direalisasikan deangan melanjutkan kebijakan pintu terbuka dan meningkatakan kerjasama ekonomi dengan negar-negara lain. Selanjutnnya pada Repelita ke-9 1996-2000 China mencari metode baru pertumbuhan baru yaitu pertumbuhan yang menekankan efisiensi. Rata- rata pertumbuhan ekonomi pertahun sepanjang repelita ke-8 yang berakhir pada tahun 1995 mencapai 12, perekonomian China sementara mengalami pertumbuhan pesat, dapat dikatakan menghadapi inflasi yang tinggi karena kenaikan harga barang. Melihat hal ini pemerintah China mengubah arah kebijakannya menuju pertumbuhan yang stabil yang menjadi prioritas utama untuk menekan inflasi melalui Repelita ke-9 dan selama periode Repelita ke- 9, China mengalami kestabilan ekonomi dalam resesi ekonomi dan perdaganmgan di luar negeri. Secara langsung reformasi ekonomi China berdampak pada terjadinya liberalisasi dan perkembangan kekuatan yang produktif yang membawa peningkatan pada pertumbuhan yang pesat pada perekonomian China dalam globalisasi Rong, 1994 :225-228.

3.2.2 Kebijakan Ekonomi Luar Negeri China

Kebijakan ekonomi luar negeri China selama ini sering berubah mengikuti perubahan-perubahan strategis dan prioritas China terhadapa negara lain. Pada tahun 1950-an, China banyak melakukan perdagangan 101 dengan negara-negara Eropa timur yang berideolgi komunis. Pada tahun 1960-an samapai awal 1970-an, patner dagang China bertambah sesuai dengan strategi politik luar negerinya untuk mengimbangai unisoviet di negara-negara berkembang. Pada akhir tahun 1970 dan 1980-an ba nyak dipengaruhi oleh strategi politik luar negeri open door policy dengan tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi China. Open door policy merupakan strategi politik luar negeri China untuk melakukan modernisasi ekonomi dan untuk menjaga lingkungan agar tetap kondusif dalam usaha pembangunan ekonomi dan untuk memperluas pasar bagi produk ekspornya ekspor led growth. Strategi penerapan kebijakan ekonomi China adalah outward working. Semenjak 1978 China melakukan beberapa pembaharuan dengan mulai membuka diri terhadap investasi luar negeri. Dalam perdagangan luar negeri China juga mengembangkan spesialisasi dan keuntungan komparatif terhadap ekspor di pasar dunia. Bahkan hubungan ekonomi luar negeri China ditangani oleh suatu badan dalam dewan negara yang khusus menangani hubungan luar negeri China, yaitu Ministri of forein trade and economic cooperation. Sebagai negara kekuatan ekonomi baru, China dituntut untuk terus memperkuat perekonomiannya sebagai upaya untuk menjaga daya saingnya dalam perekonomian global sejak melakukan kebijakan terbuka pada akhir tahun 1970-an, China senantiasa melakukan berbagai kebijakan ekonomi sehingga mencapai pertumbuhanekonomi yang cepat. Pilihan China pun tertuju pada kebijakan yang menekankan suatu kebangkitan yang menjunjung 102 tinggi perdamaian. China sangat menyadari bahwa untuk mencapai suatu pertumbuhan yang menjunjung tinggi perdamaian, tidaklah mudah dan merupakan tugas yang cukup berat bagi negara dengan populasi yang demikian besar tersebut. Sehubungan dengan hal ini, China menyadari bahwa terdapat 3 tantangan yang mendasar berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi dan soasial. Pertama tantangan akan sumber daya, khususnya sumberdaya energi. Kedua, tantangan yang berasal dari bidang ekosistem, dan yang ketiga tantangan yang datang dari isu-isu lain seiring dengan upaya China mengkordinasikan pertumbuhan ekonomi dan sosial. Seperti tantangan dimana sejalan dengan upaya China ingin mempercepat pertumbuhan GDP, China juga harus mengupayakan pertumbuhan sosial. Sebagai contoh, sebagaimana upaya China ingin meningkatkan teknologi guna meningkatkan kemampuan industrialisasi, China juga harus dihadapkan dengan maslah penambahan tenaga kerja. Contoh lainnya adalah, sebagai usaha untuk tetap menjunjung tinngi keadilan serta mempersempit celah dalam bidang pendapatan gap income yang berlebihan, pemerintah China harus tetap mengusahakan vitalitas sosial dan peningkatan efisiensi Guo Guang Huan, 19851986:1-4

3.2.3 Keanggotaan China Dalam WTO