Tiga Tahap dalam Proses Persepsi
dibanding perempuan. Maka mempelajari teknologi ini akan membebani dalam persepsi perempuan. Orang ini memenuhi sendiri ramalanya.
a. Aksentuasi Perseptual
Aksentuasi perseptual membuat kita melihat apa yang ingin kita lihat dan yang kita harapkan. Kita melihat orang yang kita sukai lebih tampan dan
lebih pandai dari orang yang tidak kita sukai. Seperti orang yang haus melihat bayangan air fatamorgana DeVito, 1997, h. 79-80. Hambatan
perseptual dapat meneror aktifitas persepsi yang berakibat; 1 mendistorsi persepsi kita tentang realitas; membuat kita melihat apa yang kita
butuhkan atau inginkan dibanding apa yang nyata ada, dan sebaliknya. 2 menyaring dan mendistorsi informasi yang mungkin merusak atau
mengancam citra-diri kita yang pada gilirannya mempersulit upaya peningkatan-diri. 3 memandang orang lain memiliki karakteristik atau
kualitas negatif yang sebenarnya ada pada diri kita. Psiko-analisis mekanisme defensif deffence mechanism menyebut ini proyeksi. 4
mengingat dan melihat kualitas dan atau karakteristik positif lebih dari kualitas negatif dinamakan efek poliana, yang pada gilirannya
mendistorsi persepsi kita tentang orang lain. 5 merasakan perilaku tertentu dari orang lain hanya sebagai menunjukkan bahwa ia menyukai
kita hanya karna sebenarnya ia ingin disukai. Sebagai contoh, sikap bersahabat dan ramah dari seorang wiraniaga kita terima sebagai tanda
bahwa ia menyukai kita, padahal sebenarnya itu bagian dari strategi persuasi dan penjualan tertentu.
b. Primasi-Resensi
Primasi-resensi mengacu pada pengaruh relatif stimulus sebagai akibat urutan kemunculanya. Jika yang muncul pertama lebih besar pengaruhnya,
kita mengalami efek primasi. Jika yang muncul kemudian mempunyai pengaruh yang lebih besar, kita mengalami efek resensi DeVito, 1997, h.
80 Ini menyatakan bahwa urutan dapat sangat penting dalam mempengaruhi persepsi. Informasi yang pertama kesan pertama yang
didapat akan dipergunakan sebagai gambaran umum, dan informasi yang datang setelahnya akan menjadi bahan penggambaran yang lebih spesifik.
Hambatan potensial
primasi-resensi yaitu
kecenderungan untuk
mensakralkan informasi pertama, maka pesan kedua akan ditafsirkan mendukung pesan pertama apa pun kenyataannya. Bahwa 1 gambaran
menyeluruh tentang seseorang bisa jadi tidak akurat. Seseorang memasuki perbincangan yang kaku, dan orang yang lain mendapatkan kesan bahwa
ia canggung. Bisa jadi kesan ini meleset karena situasi yang menegangkan melakukan sabotase pada kepribadian orang. 2 mendistorsi persepsi yang
datang untuk tidak merusak kesan yang pertama kali muncul. Isyarat bahwa seseorang memiliki sifat curang akan lolos dari pengamatan kita
karena ia adalah pembuat kesan pertama yang handal.
c. Konsistensi
Konsistensi mengacu pada kecenderungan untuk merasakan apa yang memungkinkan kita mencapai keseimbangan atau kenyamanan psikologis
diantara berbagai sikap dan hubungan antar mereka. Seseorang selalu