LAPORAN AKHIR PERCOBAAN 9
SENIN, 23 Mei 2016
NAMA : 1. MERI ANDANI
2. MUSTIKA 3. NOVA MAULIDIANA
4. NYIMAS FIRHDA HAFIZAH KELAS
: REGULER II B KELOMPOK
: GANJIL SUB KELOMPOK
: IV
I. Tujuan Praktikum
Memahami efek anti-inflamasi bahan obat terhadap hewan coba yang diinduksi caragenan.
II. Teori 1. Inflamasi
Inflamasi merupakan respon terhadap cedera jaringan dam infeksi . Ketika proses inflamasi berlangsung, terjadi reaksi vaskular dimana cairan, elemen-
elemen darah, sel darah putih leukosit dan mediator kimia berkumpul pada tempat cedera jaringan atau infeksi. Proses inflamasi merupakan suatu
mekanisme perlindungan dimana tubuh berusaha untuk menetralisir dan membasmi agen-agen yang berbahaya pada tempat cidera untuk
mempersiapkan keadaan untuk perbaikan jaringan .
Terjadi inflamasi akibat dilepaskannya mediator kimia , contohnya : Histamin, Kinin dan Prostaglandin .
A. Histamin mediator pertama dalam proses inflamasi menyebabkan dilatasi arteriol dan
meningkatkan permeabilitas kapiler sehingga cairan dapat meninggalkan kapiler dan mengalir ke daerha cedera .
B. Kinin bradikinin meningkatkan permeabilitas kapiler dan rasa nyeri .
C. Prostaglandin dilepaskan prostaglandin menyebabkan bertambahnya fasodilatasu
permeabilitas kapiler, nyeri dan demam . Tanda-tanda utama inflamasi :
1. Eritema kemerahan merupakan tahap pertama dari inflamasi. Darah berkumpul pada daerah cedera
jaringan akibat pelepasan mediator kimia tubuh . 2. Edema pembengkakan
tahap ke dua dari inflamasi. Plasma merembes ke dalam jaringan interstial pada tempat cedera. Kinin mendilatasi arteriol dengan meningkatkan permeabilitas
kapiler. 3. Kolor panas
panas pada tempat inflamasi disebabkan oleh bertambahnya penggumpalan darah dan juga dikarenakan pirogen substansi yang menimbulkan demam yang
menggangu pusat pengaturan panas dan hipotalamus . 4. Dolor nyeri
disebabkan peningkatan dan pelepasan mediator-mediator kimia . 5. Function laesa hilangnya fungsi
disebabkan karena penumpukan cairan pada tempat cedera jaringan dan karena rasa nyeri yang mengurangi mobilitas pada daerah yang terkena .
2. Pengobatan Inflamasi
2.1 Jenis Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid Obat anti-inflamasi nonsteroid OAINS merupakan kelompok obat yang
paling banyak dikonsumsi. OAINS merupakan pengobatan dasar untuk mengatasi perdangan-perdangan didalam dan sekitar sendi seperti lumbago,
antralgia, osteoartritis, artritis reumatoid dan gout artritis . Disamping itu , OAINS juga digunakan pada penyakit non-rematik seperti, kolik empedu dan aluran
kemih . Prototip obat golongan ini adalah aspirin , karena itu sering disebut juga obat mirip aspirin aspirin like drug dibagi lima ggolongan , yaitu :
a. Salisilat dan salisilamid, derivatnya acetosal aspirin , salisilamid , diflunisal. b. Paraaminofenol , derivatnya acetaminofen dan fenasetin .
c. Pirazolon , fenazon , aminopirin , fenilbutazon. d. Antirematik, asam mefenamat, ketoprofen, ibuprofen, naproksen, indometasin,
piroksikam. e. Obat pirai , dibagi menjadi dua , yaitu :
1. Obat yang menghentikan proses inflamasi akut, misalnya kolkisin, fenilbutazon, oksifenbutazon
2. Obat yang mempengaruhi kadar asam urat, misalnya probenesid, alupurinol, dan sulfinpirazon .
2.2 Parasetamol Parasetamol adalah derivat p-aminofenol yang mempunyai sifat antipiretik
dan analgetik . Parasetamol umumnya digunakan untuk menurunkan panas badan , disamping itu juga digunakan untuk meringankan gejala nyeri dengan
intesitas ringan sampai sedang. Parasetamol termasuk ke dalam kategori NSAID dengan sifat
antiinflamasi sangat rendah sehingga tidak digunakan sebagai antiinflamasi. Pada penggunaan per oral parasetamol diserap dengan cepat melalui saluran
cerna. Kadar maksimum dalam plasma dicapai dalam waktu 30 menit sampai 60
menit setelah pemberian . Parasetamol diekskresikan melalui ginjal , kurang dari 5 tanpa mengalami perubahan dan sebagian dalam bentuk konjugasi .
Karena parasetamol mempunyai aktivitas antiinflamasi rendah , sehingga tidak menyebabkan gangguan saluran cerna maupun kardiorenal yang tidak
menguntungkan.
3. Karaginan