Tabel 2.7. Hasil Pengujian Batas Plastis tiap Variasi Campuran
Sampel + Campuran Pasir Batas Plastis
A 0 Pasir 38,92
B 5 Pasir 46,48
C 10 Pasir 58,22
D 15 Pasir 67,61
Hubungan antara nilai Batas Plastis pada tanah lempung lunak dengan menggunakan bahan stabilisasi pasir dengan masing-
masing campuran :
Gambar 2.6. Hubungan Campuran Pasir dengan Nilai Batas Plastis
Dari hasil pengujian di laboratorium yang tersaji pada tabel dan gambar di atas dapat dilihat bahwa nilai batas plastis mengalami
kenaikan pada tiap persentase penambahan pasir. Hasil pengujian
35 40
45 50
55 60
65 70
5 10
15
Nila i
B ata
s P
la stis
Kadar Campuran
Nilai Batas…
Indeks Plastisitas pada tanah lempung lunak dengan bahan stabilisasi pasir pada masing–masing campuran adalah
:
Tabel 2.8. Hasil pengujian Indeks Plastisitas tiap variasi campuran
Sampel + Campuran Pasir Indeks Plastisitas
A 0 Pasir 50,1841
B 5 Pasir 38,4879
C 10 Pasir 25,8143
D 15 Pasir 12,3329
Hubungan antara nilai Indeks Plastisitas terhadap masing -masing variasi campuran pasir dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.7. Grafik Hubungan campuran pasir dengan nilai
Indeks Plastisitas
10 20
30 40
50 60
5 10
15
Nila i
In d
ek s
P la
stis ita
s
Kadar Campuran
Nilai Indeks Plastisitas
Dari hasil pengujian di laboratorium yang tersaji pada tabel dan gambar di atas dapat dilihat bahwa nilai indeks plastisitas semakin
menurun.
III . METODE PENELITIAN
A. Pengambilan Sampel
Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu disturb soil yaitu tanah yang telah terjamah atau sudah tidak alami lagi yang telah terganggu oleh
lingkungan luar, dan tanah tidak terganggu undistrub soil yaitu tanah yang belum terjamah atau masih alami yang tidak terganggu oleh lingkungan luar.
Akan tetapi dalam penelitian ini cukup dengan pengambilan sampel dengan cara disturb soil tanah terganggu. Sampel tanah diambil di beberapa titik
pada lokasi pengambilan sampel menggunakan cangkul sedalam 50 cm, hal ini dilakukan agar membuang tanah-tanah yang mengandung humus dan
akar-akar tanaman. Sampel tanah yang diambil merupakan sampel tanah yang mewakili tanah di lokasi pengambilan sampel.
Sampel tanah tersebut digunakan untuk pengujian analisis saringan, batas- batas konsistensi, pemadatan proctor modified dan CBR tanpa rendaman.
Pengambilan sampel tanah terganggu disturb cukup dimasukan kedalam karung. Pengambilan sampel tanah tersebut sesuai dengan kebutuhan tanah
yaitu sebanyak 72 kg, yang digunakan untuk percobaan sebanyak 12 sample dan masing-masing sample memerlukan tanah kurang lebih 6 kg. 12 sample
tersebut dibagi menjadi 4 percobaan, jadi tiap percobaan membutuhkan 18 kg tanah.
B. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat untuk uji analisis saringan, uji berat jenis, uji kadar air, uji batas-batas konsistensi, uji proctor
modified
, uji CBR dan peralatan lainnya yang ada di Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil, Universitas Lampung yang telah sesuai dengan
standardisasi American Society for Testing Material ASTM.
C. Benda Uji
1. Sampel tanah yang diuji pada penelitian ini yaitu tanah lunak dengan klasifikasi lempung organik dengan plastisitas rendah yang berasal dari
desa Gedong Pasir, Kabupaten Lampung Timur – Provinsi Lampung dengan titik koordinat lintang -5o 71’ 84,26” dan bujur 105o 39’
10,73”. Meninjau dari penelitian terdahulu yang mengatakan jenis tanah lempung
organik, salah satunya berada di lokasi tersebut. Tanah tersebut sebelum diuji, dikeringkan dengan cara diletakkan di tempat yang sejuk terlebih
dahulu untuk memudahkan dalam proses penyaringan agar butirannya tidak melekat satu sama lain, kemudian diayak lolos saringan No. 4 4,75
mm. 2. Pasir yang digunakan pasir kali yang diambil dari Desa Fajar Bulan,
Kecamatan Padang Ratu, Kabupaten Lampung Tengah Provinsi Lampung.
D. Metode Pencampuran Sampel Tanah dengan Pasir
Metode pencampuran sample tanah dengan menggunakan pasir adalah : Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pasir sebagai campuran dengan
variasi presentase pasir yaitu : 5 , 10 dan 15 .
E. Data Penelitian
Data-data yang digunakan dalam penilitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Nilai Analisis Saringan 2.
Nilai Berat Jenis 3.
Nilai Kadar Air 4.
Nilai Batas Atterberg 5.
Nilai Pemadatan Tanah 6.
Nilai CBR Tanah Asli 7.
Nilai CBR Campuran Tanah + Kadar Pasir sesuai persentase pasir yang telah ditentukan
8. Nilai Kadar Pasir Optimum
F. Pelaksanaan Pengujian
Pelaksanaan pengujian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil, Universitas Lampung. Pengujian yang dilakukan dibagi menjadi
2 bagian pengujian yaitu pengujian untuk tanah asli dan tanah yang telah distabilisasi, adapun pengujian-pengujian tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pengujian Sampel Tanah Asli a.
Pengujian Analisis Saringan b.
Pengujian Berat Jenis c.
Pengujian Kadar Air d.
Pengujian Batas Atterberg e.
Pengujian Pemadatan Tanah f.
Pengujian CBR Tanah Asli tanpa rendaman
g. Uji CBR Campuran Tanah + Kadar Pasir sesuai persentase pasir
yang telah ditentukan h.
Pengujian Kadar Pasir Optimum
1. Uji Kadar Air
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui kadar air suatu sampel tanah yaitu perbandingan antara berat air dengan berat tanah kering. Pengujian
ini menggunakan standar ASTM D-2216. Adapun cara kerja berdasarkan ASTM D-2216, yaitu:
a. Menimbang cawan yang akan digunakan dan memasukkan benda uji kedalam cawan dan menimbangnya.
b. Memasukkan cawan yang berisi sampel ke dalam oven dengan suhu 110
o
C selama 24 jam. c. Menimbang cawan berisi tanah yang sudah di oven dan menghitung
presentase kadar air. Perhitungan :
a. Berat air Ww = Wcs – Wds
b. Berat tanah kering Ws = Wds – Wc c. Kadar air ω
=
100 x
Ws Ww
Dimana: Wc
= Berat cawan yang akan digunakan Wcs
= Berat benda uji + cawan Wds
= Berat cawan yang berisi tanah yang sudah di oven