Kemandirian Pembudidaya Ikan Patin di Kolam Lahan Gambut Desa Tangkit Baru, Kec. Kumpe Ulu, Kab. Muaro Jambi, Provinsi Jambi

83

KEMANDIRIAN PEMBUDIDAYA IKAN PATIN
DI KOLAM LAHAN GAMBUT DI DESA TANGKIT BARU,
KEC. KUMPE ULU, KAB. MUARO JAMBI,
PROVINSI JAMBI

APROLLITA

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

84

Judul Penelitian

Nama
NIM


: Kemandirian Pembudidaya Ikan Patin di Kolam Lahan
Gambut
Desa Tangkit Baru, Kec. Kumpe Ulu, Kab.
Muaro Jambi, Provinsi Jambi
: Aprollita
: P. 051050031

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Siti Amanah, M.Sc
Ketua

Prof (Riset) Dr. Ign Djoko Susanto, SKM, APU
Anggota

Diketahui

Ketua Departemen Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat


Dr. Ir. Lala M. Kolopaking, MS

Tanggal Lulus :

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof. Dr. Ir.Khairil A. Notodiputro, MS

Tanggal Ujian : 9 Januari 2008

85

KEMANDIRIAN PEMBUDIDAYA IKAN PATIN
DI KOLAM LAHAN GAMBUT DI DESA TANGKIT BARU,
KEC. KUMPE ULU, KAB. MUARO JAMBI,
PROVINSI JAMBI

APROLLITA


Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

86

SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Kemandirian Pembudidaya Ikan
Patin di Kolam Lahan Gambut di Desa Tangkit Baru, Kec. Kumpe Ulu, Kab.
Muaro Jambi, Provinsi Jambi adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum pernah dipublikasikan. Semua
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.


Bogor, Januari 2008

Aprollita
NIM P051050031

87

ABSTRACT
APROLLITA. Self Reliance of Patin Fish Farmers in Peatlands Area of
Tangkit Baru Village, Kumpe Ulu District, Muaro Jambi Regency, Province
of Jambi. Under Direction of SITI AMANAH, and Ign DJOKO SUSANTO
Self reliance of the patin fish farmers in Tangkit Baru Village is very
important to promote better quality of life. Self reliance of the fish farmers the
reflect ability of them in coping the problems and finding out of alternatives
solution. The objectives of the study were: (1) To indentify the characteristics of
patin fish farmers in peatlands, (2) To analyze self reliance of the patin fish
cultivator in managing of aquaculture, (3) To analyze the relationship between
the self reliance of the patin fish farmers rwith their characteristics.
Population of this study were the patin fish cultivator in Tangkit Baru. The

number were the respondens are 69 patin fish cultivator in Tangkit Baru which
were taken. The data were collect on May to July 2007. The data were analyzed
by using Correlation Spearman.
The results of the study were: (1) Cultivation of patin fish in Tangkit Baru
village is very successful. The fish farmers could modify their business well, as
they conducted their budiness independently (not depend on nature condition),
(2) Patin fish farmers have been done a good action in capital management,
production process and marketing, (3) There were differentiation between self
reliance of the patin fish cultivator and their characteristics, namely in formal
education, mptivation, family dependent members, cosmopolite, man power, and
experience in business.
Key words: self reliance, patin fish cultivator, peatlands, patin fish

88

RINGKASAN
APROLLITA. Kemandirian Pembudidaya Ikan Patin di Kolam Lahan Gambut di
Desa Tangkit Baru, Kec. Kumpe Ulu, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.
Dibimbing oleh: SITI AMANAH dan Ign. DJOKO SUSANTO.
Kemandirian pembudidaya ikan patin di Desa Tangkit Baru tidak terlepas

dari keinginan untuk hidup lebih baik dengan pendapatan yang semakin
meningkat. Masyarakat dikatakan mandiri apabila telah dapat menolong dirinya
sendiri dalam mengidentifikasi masalah dan mencari jalan keluar
penyelesaiannya, dengan kata lain masyarakat yang mandiri. Pembudidaya ikan
patin dapat dikatakan berhasil apabila bisa merangsang munculnya kemandirian,
yaitu kemandirian dalam usaha budidaya ikan patin.
Untuk menjawab permasalahan yang dikemukakan di atas, penelitian ini
bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi keragaan pengelolaan budidaya ikan patin
yang dilakukan oleh pembudidaya ikan patin di lahan gambut, (2) menganalisis
kemandirian pembudidaya ikan patin di lahan gambut dalam mengelola usaha
budidayanya, yang meliputi aspek modal/keungan, produksi, dan pemasaran, dan
(3) mengkaji hubungan antara kemandirian pembudidaya dengan karakteristik
yang dimiliki pembudidaya ikan patin di lahan gambut.
Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai bulan Juni 2007 di Desa
Tangkit Baru, Kecamatan Kumpe Ulu, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.
Sampel penelitian adalah pembudidaya Ikan patin di lahan gambut. Sampel
penelitian diambil dengan acak sederhana, jumlah sampel sebanyak 69 orang
pembudidaya. Data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data skunder.
Instrumen pengumpulan data disusun berdasarkan definisi operasional masingmasing variabel. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan analisis kuantitatif
untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan uji korelasi Rank

Spearman (rs).
Hasil penelitian menunjukkan (1) Keragaan pengelolaan budidaya ikan patin
adalah sebagai berikut: Dapat mengelola lahan gambut menjadi produktif secara
mandiri, pengembangan usaha secara lebih berkelanjutan, saling bekerjasama
dalam melakukan usaha budidaya ikan patin, (2) Kemandirian Pembudidaya ikan
patin dalam melakukan usaha budidayanya meliputi aspek modal: memiliki
tingkat kemandirian yang rendah, hal ini disebabkan modal yang digunakan
adalah modal sendiri, hanya sebagian kecil mereka yang mendapat pinjaman dari
Bank sehingga mereka kesulitan dalam mengembangkan usaha budidaya ikan
patin ke skala yang lebih besar, proses produksi: tingkat kemandirian
pembudidaya dalam proses produksi masuk dalam kategori tinggi, karena hampir
seluruh pembudidaya telah mengetahui teknik budidaya ikan patin, pemasaran:
Tingkat kemandirian pembudidaya ikan patin dalam pemasaran hasil
dikategorikan tinggi, karena pemasaran ikan patin di lokasi penelitian memiliki
rantai yang pendek, dimana pembeli langsung datang ke lokasi. Sehingga
pembudidaya tidak perlu melakukan penjualan ke pasar induk, (3) Dari seluruh
faktor yang diteliti tampak bahwa pendidikan formal, jumlah tanggungan
keluarga, kekosmopolitan, pengalaman usaha, akses kredit, tenaga kerja memiliki
hubungan positif yang nyata dengan kemandirian dalam mengelola usaha.


89

© Hak cipta milik IPB, tahun 2008
Hak cipta dilindungi
Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari
Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam
Bentuk apapun, baik cetak, photocopy, mikrofilm, dan sebagainya

90

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkah dan
hidayah-Nyalah karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Judul penelitian yang dipilih
adalah ”Kemandirian Pembudidaya Ikan Patin di Lahan Gambut di Desa Tangkit
Baru, Kec. Kumpe Ulu, Kab. Muaro Jambi, Provinsi Jambi.”
Penyelesaian karya ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada komisi pembimbing yaitu Ibu Dr. Ir.
Siti Amanah, M.Sc dan Bapak Prof (Ris) Dr. Ign. Djoko Susanto, SKM, APU
yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dengan sabar dalam penuh
perhatian dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. Bapak Prof. Dr H. Pang S

Asngari sebagai penguji luar komisi terima kasih atas saran dan masukannya.
Rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada:
(1) Alm Ayahanda Djuras Suhid, yang merupakan pendorong semangat untuk
maju.
(2) Ibunda Rochma, yang senantiasa memberikan doa dan dukungannya kepada
penulis.
(3) Suami (Syamsul Rizal) dan anak (Muthia Zahra Muthmainnah), terima kasih
atas perhatian dan kasih sayangnya serta doa dan dukungannya.
(4) Kakak-kakak dan adik-adik (Rahmat Noprison, Evie Dwi Yasti, Aprizal,
Agustina, Erni Rospika, Hasanuddin) yang banyak mendukung dalam doa.
(5) Ibu Mertua (Marwah Thaif) dan Adik Ipar (Kiki, Ida Mutahajiddah) terima
kasih atas pengertiannya.
(6) PEMDA Provinsi Jambi atas bantuannya.
(7) Universitas Jambi atas bantuannya.
(8) Bapak Ketua Kelompok Perikanan Desa Tangkit Baru (Baso Patolai) yang
telah banyak memberikan masukkan baik data maupun saran kepada penulis
dalam melakukan penelitian ini.
(9) Pembudidaya Ikan Patin yang menjadi sampel dalam penelitian, penulis
sampaikan terimakasih atas kerjasamanya.
(10) Teman-temanku Mahasiswa PPN S2 dan S3 angkatan 2005, tak lupa untuk

Malta dan Kodir, terimakasih atas masukannya serta bantuannya.
(11) Para sahabat yang tidak bisa disebutkan satu persatu di Fakultas Pertanian
Universitas Jambi.
(12) Semua pihak yang telah membantu hingga penulis dapat menyelesaikan
studi di Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat. Amin.

Bogor,

Januari 2008

Aprollita

91

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 1 April 1975 di Jambi dari Ayah yang
bernama (Alm) Djuras Suhid dan Ibu Rochma. Penulis merupakan anak ke-3 dari
6 bersaudara.

Pada tahun 1984 penulis lulus SDN 42 Jambi. Kemudian penulis
melanjutkan studi di SMPN 7 Jambi, lulus tahun 1990. Pada tahun yang sama
penulis melanjutkan studi di SMAN 4 Jambi, lulus tahun 1993. Pada tahun 1993
penulis melanjutkan studi strata satu di Fakultas Pertanian Universitas Jambi pada
Program Studi Penyuluhan Pertanian, dan lulus pada Agustus 1998. Penulis
diterima menjadi Staf pengajar tetap di Fakultas Pertanian Universitas Jambi
Program Studi Penyuluhan Pertanian bulan Maret 1999 sampai sekarang. Pada
bulan Januari 2002 penulis menikah dengan Syamsul Rizal.
Pada tahun 2005, penulis mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan Pascasarjana (S2) pada Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan
sekolah Pascasarjana IPB. Beasiswa pendidikan penulis dapatkan dari
Departemen Pendidikan Tinggi melalui Program Bantuan Pendidikan
Pascasarjana (BPPS).

92

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Prof. Dr. H. Pang S. Asngari

iv

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL...................................................................................

viii

DAFTAR GAMBAR..............................................................................

viii

DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................

ix

PENDAHULUAN
Latar Belakang............................................................................
Masalah Penelitian.......................................................................
Tujuan Penelitian........................................................................
Kegunaan Penelitian...................................................................
Definisi Istilah............................................................................

1
3
4
5
6

TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Kemandirian..............................................................
Pembudidaya Ikan di Kolam .....................................................
Karakteristik Pembudidaya Ikan Patin.......................................
Faktor Internal................................................................
Umur ..............................................................................
Motivasi..........................................................................
Pengalaman Usaha .........................................................
Pendidikan Formal .........................................................
Tanggungan Keluarga ....................................................
Tingkat Kekosmopolitan ................................................
Faktor Eksternal .........................................................................
Tenaga Kerja ..................................................................
Akses Kredit...................................................................
Teknik Budidaya yang Perlu Dikuasai Pembudidaya
Dalam Budidaya Ikan Patin
Lingkungan Pembesaran Ikan Patin...........................................
Rawa ...............................................................................
Rawa Pasang Surut ................................................
Rawa Nonpasang Surut..........................................
Usaha Budidaya Ikan Patin di Kolam Pembesaran....................
Tahap Persiapan Kolam ..................................................
Penebaran Benih .............................................................
Pemberian Pakan.............................................................
Panen...............................................................................
Pengolahan Hasil ............................................................
Modal ..............................................................................
Pemasaran Hasil..............................................................
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Budidaya
Ikan Patin .....................................................................................
Produksi ...........................................................................
Pendapatan .......................................................................
Hubungan Kemandirian Pembudidaya Berdasarkan Karakteristik

7
10
11
11
11
12
12
13
14
15
15
16
17

18
18
18
19
19
20
22
23
23
24
25
25
26
27
28

iv

v

Umur dengan Kemandirian.............................................
Motivasi dengan Kemandirian ........................................
Pengalaman Usaha dengan Kemandirian........................
Pendidikan Formal dengan Kemandirian........................
Tanggungan Keluarga dengan Kemandirian...................
Tingkat Kekosmopolitan dengan Kemandirian ..............
Tenaga Kerja dengan Kemandirian.................................
Akses Kredit dengan Kemandirian .................................
Kemandirian dengan Pendapatan....................................

29
29
30
30
31
31
32
32
33

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
Kerangka Berpikir..........................................................................
Hipotesis ........................................................................................

34
34

METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel ......................................................................
Desain Penelitian ...........................................................................
Data dan Instrumen ........................................................................
Data ...................................................................................
Instrumen ..........................................................................
Validitas Instrumen ..........................................
Reliabilitas Instrumen ......................................
Pengumpulan Data .........................................................................
Pengolahan Data ............................................................................
Analisis Data ..................................................................................

36
36
36
36
39
39
40
41
41
42

HASIL PEMBAHASAN
Keadaan Umum Lokasi Penelitian..................................................
Mendayagunakan Lahan Gambut ...................................................
Keragaan Budidaya Ikan Patin di Lahan Gambut...........................
Persiapan Kolam Pembesaran............................................
Pengairan..................................................................
Seleksi dan Penebaran Benih ...................................
Pengelolaan Pakan ...................................................
Pengamatan Kesehatan dan Pertumbuhan ...............
Pengendalian Hama dan Penyakit............................
Pemanenan dan Pengemasan ...................................
Pengolahan Hasil .....................................................
Pengelolaan Modal..............................................................
Pemasaran ...........................................................................
Saluran Pemasaran ..............................................................
Karakteristik Pembudidaya Ikan Patin di Desa Tangkit Baru ........
Umur Pembudidaya Ikan Patin ..........................................
Motivasi Pembudidaya Ikan Patin .....................................
Pengalaman Usaha Pembudidaya Ikan Patin .....................
Pendidikan Formal Pembudidaya Ikan Patin ......................
Tanggungan Keluarga Pembudidaya Ikan Patin.................
Tingkat Kekosmopolitan Pembudidaya Ikan Patin.............

45
46
47
48
49
49
50
51
52
52
53
54
54
55
56
58
59
60
61
62
63

v

vi

Jumlah Tenaga Kerja Pembudidaya Ikan Patin .................
Akses Kredit Pembudidaya Ikan Patin ...............................
Tingkat Kemandirian Pembudidaya Ikan Patin ..............................
Kemandirian Pembudidaya dalam Usaha Budidaya
Ikan Patin di Lahan Gambut ...........................................................
Tingkat Kemandirian dalam Pengelolaan Modal ................
Tingkat Kemandirian dalam Proses Produksi......................
Tingkat Kemandirian dalam Proses Pemasaran Hasil .........
Dampak Kemandirian Pembudidaya Ikan Patin
Terhadap Pendapatan .......................................................................
Hubungan Karakteristik Pembudidaya Ikan Patin
di Lahan Gambut dengan Kemandirian ...........................................

64
65
66

73

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ......................................................................................
Saran ................................................................................................

77
77

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................

79

67
69
70
71
72

vi

vii

DAFTAR TABEL

1.
2.
3.
4.

Halaman
Variabel, Indikator, dan Cara Pengukuran dalam Penenlitian ...
43
Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik ......................
57
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kemandirian dalam
Budidaya Ikan Patin di Lahan Gambut ......................................
68
Hubungan Karakteristik Pembudidaya Ikan Patin dengan
Kemandirian...............................................................................
73

vii

viii

DAFTAR GAMBAR

1.
2.
3.
4.

Halaman
Kegiatan Budidaya Ikan.............................................................
10
Alur Proses Produksi Budidaya Ikan Patin di Kolam
Pembesaran ................................................................................
20
Tahap Persiapan Kolam .............................................................
20
Kemandirian Pembudidaya Ikan Patin.......................................
35

viii

ix

DAFTAR LAMPIRAN
1. Peta Kabupaten Muaro Jambi ....................................................
2. Koesiner Penelitian ....................................................................

83
84

ix

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kemampuan pembudidaya mengakomodasikan sifat-sifat baik manusia
saat ini sangat diperlukan, untuk ditampilkan di dalam sikap dan perilaku yang
tepat berdasarkan situasi dan kondisi yang dihadapi oleh seorang individu, yaitu
kemandirian pembudidaya. Hanya pembudidaya yang memiliki kemampuan
untuk meraih berbagai peluang dan kesempatan berusaha secara mandirilah yang
mampu bersaing dan bertahan dalam mengusahakan pembudidayaan secara
menguntungkan.
Kemandirian pembudidaya ikan patin di Desa Tangkit Baru tidak terlepas
dari keinginan untuk hidup lebih baik dengan pendapatan yang semakin
meningkat. Masyarakat dikatakan mandiri apabila telah dapat menolong dirinya
sendiri

dalam

mengidentifikasi

masalah

dan

mencari

jalan

keluar

penyelesaiannya, dengan kata lain masyarakat yang mandiri. Pembudidaya ikan
patin dapat dikatakan berhasil apabila bisa merangsang munculnya kemandirian,
yaitu kemandirian dalam usaha budidaya ikan patin.
Pada dasarnya orang mau berperanserta dalam kegiatan bilamana dia akan
memperoleh manfaat atau kepuasan. Motifnya adalah adanya kepuasan yang akan
diperoleh dari kegiatan tersebut baik ekonomi maupun non ekonomi. Motif ini
menjadi pendorong kuat, dan individu mengetahui dengan benar makna kegiatan
tersebut, programnya, tujuan, langkah, prosesnya dan lain-lain dipahami betul.
Kemandirian (self reliance) adalah suatu konsep yang sering dihubungkan
dengan pembangunan. Dalam konsep ini program-program pembangunan
dirancang secara sistematis agar individu maupun masyarakat menjadi subjek dari
pembangunan.
Dalam konteks pembangunan sikap mandiri harus dijadikan tolok ukur
keberhasilan, yakni rakyat atau masyarakat menjadi lebih mandiri (bebas) atau
malah semakin bergantung. Misalnya apakah pembudidaya ikan patin lebih bebas
dalam melakukan usaha budidaya.
Program pembangunan yang dibuat pemerintah haruslah lebih diarahkan
kepada rakyat, namun bukan berarti membiarkannya berjalan dengan sendirinya.

2

Tujuan pembangunan adalah masyarakat yang berkeadilan, terbebaskan, dan
demokratis. Program pemerintah pada sektor budidaya perikanan haruslah dapat
memberdayakan masyarakat sekitarnya. Hal ini dapat dilihat dari kebijakankebijakan yang ditempuh (Suyono. 2006).
Kebijakan yang ditempuh dalam upaya memanfaatkan potensi yang ada
secara optimal adalah mengembangkan sentra kawasan produksi. Desa Tangkit
Baru merupakan salah satu sentra kawasan produksi perikanan budidaya air tawar
Provinsi Jambi dengan komoditas unggulan ikan patin jenis siam. Areal budidaya
perikanan di Desa ini merupakan lahan gambut.
Gambut terjadi pada areal yang tergenang atau sering tergenang air.
Akibatnya pada lapisan gambut tadi tertumpuk bahan-bahan berbagai unsur kimia.
Lahan gambut di Desa Tangkit Baru mempunyai pH sangat rendah yaitu (3.0 –
4.5) membuat unsur-unsur kimia tersebut menjadi racun bagi tanaman. Ditambah
air yang terus menggenangi lahan membuat areal gambut sulit dimanfaatkan
untuk pertanian tanpa campur tangan manusia (Trubus. 1995).
Optimasi penggunaan lahan gambut di Desa Tangkit Baru saat ini telah
berkembang kolam ikan sebanyak 559 kolam ( ± 18 ha atau 10% dari potensi
yang ada) yang dikelola oleh 230 kepala keluarga. Tingkat produksi yang dicapai
saat ini adalah 1 – 2 ton/kolam/musim tanam untuk luas kolam antara 200 – 400
m²/ kolam, sehingga kawasan ini setiap harinya rata-rata dapat diproduksi ikan
patin sebanyak 4 - 5 ton. Saat ini kebutuhan ikan patin di pasaran Provinsi Jambi
setiap harinya sebesar 5 ton.
Dengan tingkat produksi yang dicapai, telah menimbulkan animo
masyarakat yang sangat tinggi untuk berusaha di bidang budidaya kolam.
Ketertarikan pembudidaya dalam usaha budidaya ikan patin dapat dilihat dengan
perkembangan areal yang semakin meningkat setiap tahunnya.
Kejadian di atas merupakan tantangan dan sekaligus peluang bagi
pengembangan sektor perikanan agar tetap berjalan. Sebagai tantangan,
pembudidaya dituntut kemauan dan kemampuannya dalam memanfaatkan
berbagai potensi yang dimilikinya agar dapat meraih peluang dan keuntungan
pada kondisi tersebut.

3

Bila kita lihat dari visi pembangunan kelautan dan perikanan yakni
pembangunan

kelautan

dan

perikanan

adalah

terwujudnya

masyarakat

nelayan/pembudidaya yang makin sejahtera. Misi pembagunan kelautan dan
perikanan adalah meningkatkan pengelolaan sumber daya kelautan secara optimal
dan merata, meningkatkan sumber daya manusia, nelayan dan pembudidaya ikan,
serta

menjaga

kelestarian

sumber

daya

kelautan

dan

perikanan

(www.dkp.go.id.com).
Sektor perikanan sebagai salah satu sektor yang menopang pertumbuhan
ekonomi diharapkan mampu berkembang, sehingga dapat meningkatkan laju
kontribusinya terhadap ekonomi nasional. Dengan tantangan tersebut, termasuk
untuk mengatasi krisis moneter yang berkepanjangan dan peningkatan
kesejahteraan rakyat, pertumbuhan sektor perikanan perlu mendapat perhatian
dalam meningkatkan ekonomi masyarakat.
Kemandirian pembudidaya ikan patin dalam hal ini adalah kemampuan
mereka memanfaatkan potensi dirinya sendiri dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya dan mampu bekerjasama dengan orang lain. Kemandirian pembudidaya
ikan patin dalam mengelola usahanya dapat dicirikan oleh kemampuan mereka
menguasai beberapa aspek agribisnis usahanya dan kebebasan mereka untuk
menentukan pilihan dalam mengelola usahanya, sehingga mereka memperoleh
keuntungan atas hasil kerja kerasnya. Aspek-aspek tersebut adalah: (1)
permodalan dan keuangan, (2) produksi (persiapan kolam pembesaran, pengairan,
seleksi dan penebaran benih, pengelolaan pakan, pengamatan kesehatan dan
pertumbuhan, pengendalian hama dan penyakit, pemanenan dan pengemasan, dan
pengolahan hasil), dan (3) pemasaran.
Untuk melihat kemandirian dari pembudidaya ikan patin di Desa Tangkit
Baru dapat dilihat dari umur, motivasi, pengalaman usaha, tingkat pendidikan,
tanggungan keluarga, kekosmopolitan, tenaga kerja, dan akses kredit. Peneliti
dapat mengubah peubah-peubah kemandirian dan bagaimana kemandirian ini
dapat berkembang pada diri pembudidaya.

4

Masalah Penelitian
Kemandirian pembudidaya merupakan sikap positif dari pembudidaya agar
mereka tidak terlalu bergantung pada orang lain atau masyarakat lain.
Kemandirian perwujudan kemampuan seseorang untuk memanfaatkan potensi
dirinya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, dicirikan oleh kemampuan dan
kebebasan menentukan perilaku yang terbaik.
Keberhasilan dalam mengelola budidaya ikan patin, tidak hanya tergantung
pada keterampilan pembudidaya, tetapi juga aspek permodalan atau keuangan dan
pemasaran memegang peranan sangat penting. Dalam hal ini pembudidaya ikan
patin, masih memiliki keterbatasan untuk menguasainya. Oleh karenanya, perlu
diupayakan agar mereka menjadi pembudidaya yang tangguh dan mandiri dalam
mengelola budidaya ikan patin.
Berdasarkan hal di atas, maka permasalahan yang akan diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
(1) Apa yang dilakukan pembudidaya ikan patin di kolam lahan gambut ?
(2) Faktor-faktor

apa

saja

yang

berhubungan

dengan

kemandirian

pembudidaya ikan patin dalam mengelola usaha budidayanya ?
(3) Bagaimana langkah-langkah atau upaya untuk menjamin keberlanjutan
atau kemandirian pembudidaya dalam mengelola usaha budidaya ikan
patin ?

Tujuan Penelitian
Kemandirian pembudidaya ikan patin dapat dilihat dari pencapaian
keberhasilan dalam usaha budidaya yang akan berdampak langsung pada hasil
budidaya yang diperoleh per masa tanam, maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk:
(1) Mengidentifikasi keragaan pengelolaan budidaya ikan patin yang
dilakukan oleh pembudidaya ikan patin di kolam lahan gambut.
(2) Menganalisis kemandirian pembudidaya ikan patin di lahan gambut
dalam

mengelola

usaha

budidayanya,

modal/keungan, produksi, dan pemasaran.

yang

meliputi

aspek

5

(3) Mengkaji

hubungan

antara

kemandirian

pembudidaya

dengan

karakteristik pembudidaya ikan patin di kolam lahan gambut.

Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi lembaga
terkait, khususnya di Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi
dalam merumuskan program pembangunan pada bidang perikanan darat.
Penelitian ini juga dapat berguna bagi pihak lain yang membutuhkan data dan
masalah lain yang berkaitan dengan budidaya ikan patin di lahan kolam gambut.
Selain pemerintah dan pihak yang membutuhkan, pihak lain yang cukup
penting untuk memperoleh nilai guna penelitian ini adalah masyarakat, khususnya
pembudidaya ikan patin. Pembudidaya dapat memperoleh informasi mengenai
kemandirian dalam usaha budidaya ikan patin di kolam lahan gambut yang
mempengaruhi keberhasilan dalam budidaya ikan patin.
Saat ini pemerintah telah mencanangkan budidaya ikan patin yang
dikembangkan dengan sistem keramba pada aliran Sungai Batanghari, hal ini
membuktikan bahwa budidaya ikan patin mempunyai prospek cerah dalam
meningkatkan perekonomian masyarakat

sehingga memberi peluang kepada

pembudidaya untuk meningkatkan kemampuan dalam usaha budidaya agar
mencapai keberhasilan yang diinginkan. Penelitian ini mengarahkan perhatian
utama terhadap pembudidaya sebagai pelaku usaha budidaya ikan patin, sehingga
diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih akurat mengenai faktor-faktor
yang mendukung keberhasilan budidaya ikan patin di kolam pada lahan gambut.
Secara khusus penelitian ini dapat berguna untuk :
(1) Lembaga terkait antara lain: Balai Benih Air Tawar Sei. Gelam Kab.
Muaro Jambi, Dinas Perikanan Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi,
dan

Instansi

terkait

lainnya

sehubungan

dengan

upaya

mendorong/mengembangkan usaha budidaya ikan patin.
(2) Sebagai referensi bagi kalangan yang berminat memperoleh kajian tentang
kemandirian pembudidaya ikan patin dalam mengelola usahanya.

6

(3) Peneliti sebagai sarana pembelajaran tentang kemandirian dalam
melakukan usaha budidaya ikan patin di kolam lahan gambut dalam
menempuh pendidikan di Program Studi Penyuluhan Pembangunan.

Definisi Istilah
Penelitian diarahkan untuk menjelaskan kemandirian pembudidaya ikan
patin sebagai peubah bebas dan terikat. Definisi istilah diperlukan untuk
memberikan batasan konsep terhadap lingkup peubah yang akan diteliti.
Adapun definisi istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
(1) Kemandirian pembudidaya ikan patin adalah kemampuan seseorang untuk
memanfaatkan potensi dirinya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, yang
dicirikan oleh kemampuan dan kebebasan menentukan perilaku yang
terbaik. Atau dapat juga diartikan keberadaan individu atau kelompok
dalam melangsungkan kehidupan yang serasi dan berkelanjutan dengan
kemampuan sendiri.
(2) Pembudidaya diartikan sebagai orang-orang yang melakukan pekerjaan
pemeliharaan ikan di kolam.
(3) Faktor internal disebut faktor murni atau faktor sebenarnya, yang berasal
dari dalam diri pembudidaya, misalnya keinginan untuk mendapatkan
keterampilan tentang budidaya ikan patin, memperoleh informasi-informasi
pemahaman, mengembangkan sikap untuk berhasil, menikmati kehidupan,
secara sadar memberikan sumbangan kepada kelompok, dan lain-lain.
(4) Faktor eksternal adalah faktor-faktor di luar usaha budidaya ikan patin yang
berpengaruh terhadap berhasilnya usaha budidaya ikan patin.
(5) Ikan patin (Pangasius-pangasius) adalah salah satu jenis ikan air tawar, ikan
ini memiliki daging berwana putih atau kekuningan dapat hidup di air
mengalir atau tidak. Memiliki ukuran tubuh yang besar dan merupakan
salah satu ikan yang dapat hidup di perairan yang memiliki pH rendah.

7

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Kemandirian
Kemandirian adalah hakikat dari kemerdekaan, yaitu setiap bangsa dapat
menentukan nasibnya sendiri dan menentukan sesuatu yang terbaik bagi dirinya.
Kemandirian adalah aspek penting dalam falsafah pembangunan (Kartasasmita.
1996).

Kartasasmita

mengemukakan

bahwa
suatu

mencerminkan

sikap

seseorang

atau

masyarakatnya,

serta

semangat

dalam

kemandirian
bangsa

menghadapi

sesungguhnya

mengenali

dirinya,

tantangan-tantangan,

kemandiriannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, yang dicirikan oleh
kemampuan dan kebebasan menentukan perilaku terbaik.
Menurut Padmowiharjo (1994), kemandirian meliputi kemandirian material,
kemandirian intelektual dan kemandirian pembinaan. Kemandirian material,
memiliki kapasitas untuk memanfaatkan secara optimal potensi sumber daya alam
yang mereka miliki sendiri tanpa harus menunggu bantuan orang lain atau
tergantung dari luar. Kemandirian intelektual, memiliki kapasitas untuk
mengkritisi dan mengemukakan pendapat tanpa dibayangi rasa takut atau tekanan
pihak lain. Kemandirian pembinaan, yaitu individu memiliki kapasitas untuk
mengembangkan dirinya sendiri melalui proses pembelajaran discovery learning
tanpa harus tergantung atau menunggu sampai adanya pembinaan atau agen
pembaharuan dari luar sebagai guru mereka.
Petani yang mandiri menurut Sumardjo (1999: 192) berarti mampu
mengambil keputusan dalam kegiatan usahataninya secara cepat, tepat, tanpa
harus bergantung atau tersubordinat oleh pihak lain, mampu beradaptasi secara
optimal dan inovatif terhadap berbagai perubahan lingkungan fisik dan sosialnya,
serta mampu bekerjasama dengan pihak lain dalam situasi yang saling
menguntungkan sehingga terjadi kesaling tergantungan (interdependencies) dan
bukan ketergantungan.
Slamet (1995) berpendapat bahwa untuk menumbuhkan dan membina
kemandirian, petani perlu diarahkan agar dengan kekuatan dan kemampuannya
berupaya untuk bekerjasama dalam mencapai segala yang dibutuhkan dan
diinginkan. Kemandirian tidak berarti anti terhadap kerjasama atau menolak
saling keterkaitan dan saling ketergantungan. Kemandirian justru menekankan
perlunya kerjasama disertai tumbuh dan berkembangnya: aspirasi, kreativitas,

8

keberanian menghadapi resiko, dan prakarsa seseorang bertindak atas dasar
kekuatan sendiri dalam kebersamaan. Aspirasi adalah dinamika untuk mencapai
sesuatu dengan kerja keras atau ulet. Kreativitas adalah kecepatan menemukan
pemecahan baru terhadap masalah-masalah yang dihadapinya. Berani menghadapi
resiko adalah ciri petani yang rasional, dengan ditandai oleh sifat inovatif yang
senantiasa mencari peluang untuk mneingkatkan kehidupannya dan memiliki
kemampuan mengantisipasi masa depannya. Adapun prakarsa untuk bertindak
adalah inisiatif untuk memulai suatu kegiatan ke arah tercapainya tujuan.
Petani atau pembudidaya yang mandiri juga dicirikan oleh perilakunya yang
efisien dan berdaya saing tinggi. Berperilaku efisien berarti berpikir dan bertindak
disertai sikap positif dalam menggunakan sarana secara tepat guna atau berdaya
guna. Perilaku berdaya saing tinggi artinya dalam berpikir dan bertindak
senantiasa disertai sikap berkarya dalam hidup yang berorientasi pada mutu dan
kepuasan konsumen atas produk atau jasa yang dihasilkan (Sumardjo. 1999).
Havighurst (1972) menambahkan bahwa kemandirian terdiri atas beberapa
aspek, yaitu:
(1) Emosi, aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan mengontrol emosi dan
tidak tergantungnya kebutuhan emosi dari orang tua (orang lain).
(2) Ekonomi, aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan mengatur ekonomi
dan tidak tergantungnya kebutuhan ekonomi pada orang tua (orang lain).
(3) Intelektual, aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan untuk mengatasi
berbagai masalah yang dihadapi.
(4) Sosial, aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan untuk mengadakan
interaksi dengan orang lain dan tidak tergantung atau menunggu aksi dari
orang lain.
Menurut

Asosiasi

Psikologi

Amerika

(American

Psychological

Association), di acu dari Agussabti (2002), bahwa salah satu dari empat kebutuhan
psikologis terpenting yang membuat manusia bahagia adalah autonomy atau
kemandirian, yaitu rasa bahwa yang dikerjakan adalah pilihan dan diperjuangkan
oleh diri sendiri. Apabila dikaitkan dengan kemandirian pembudidaya ikan patin
bahwa suksesnya usaha budidaya ikan patin tidak mungkin dicapai dengan baik
tanpa kemandirian pembudidaya dalam usahanya.

9

Menumbuhkan dan membina kemandirian petani perlu diarahkan agar
dengan kekuatan dan kemampuannya berupaya untuk bekerjasama mencapai
segala yang dibutuhkan dan diinginkannya. Kemandirian tidak berarti anti
terhadap kerjasama atau menolak saling keterkaitan dan saling ketergantungan.
Kemandirian justru menekankan perlunya kerjasama yang disertai tumbuh dan
berkembangnya: (1) aspirasi, (2) kreativitas, (3) keberanian menghadapi resiko,
dan (4) prakarsa seseorang bertindak atas dasar kekuatan sendiri dalam
kebersamaan (Slamet. 2000).
Berdasarkan kajian secara deduktif, Inkeles dan Smith ( Sumardjo. 1999),
ciri-ciri kemandirian petani (farmer autonomy) yang selanjutnya diacu dalam
penelitan ini adalah sebagai berikut: (1) Petani mandiri mempunyai percaya diri
dan mampu memutuskan atau mengambil suatu tindakan yang dinilai paling
menguntungkan (efficient) secara cepat dan tepat dalam mengelola usahanya di
bidang pertanian tanpa tergantung atau tersubordinasi oleh pihak lain, baik itu
berupa perintah, ancaman, petunjuk atau anjuran (self dependence); (2) Senantiasa
mengembangkan kesadaran diri dan kebutuhan akan pentingnya memperbaiki diri
dan kehidupannya, serta punya inisiatif dan kemauan keras untuk mewujudkan
harapan (optimistik dan daya juang); (3) Mampu bekerjasama dengan pihak lain
dalam kedudukan setara hingga terjadi kesaling tergantungan dalam situasi saling
menguntungkan

dalam

suatu

kemitraan

usaha

yang

berkelanjutan

(interdependence); (4) Mempunyai daya saing yang tinggi dalam menetapkan
pilihan tindakan terbaik bagi alternatif usaha yang ditempuh dalam kehidupannya
(filter system); (5) Senantiasa berusaha memperbaiki kehidupannya (hidup
modern) melalui berbagai upaya memperluas wawasan berpikir dan pengetahuan,
sikap dan keterampilannya (kosmopolit), sehingga berespon secara positif
terhadap perubahan situasi (dinamis) dan berusaha secara sadar mengatasi
permasalahan dengan prosedur yang dinilai paling tepat (progresif) (Soebiyanto.
1998).
Pada dasarnya kemandirian pembudidaya ikan patin sangat dipengaruhi oleh
kemampuan pembudidaya dalam melakukan budidaya antara lain: (1)
permodalan; (2) produksi (persiapan kolam pembesaran, pengairan, seleksi dan
penebaran benih, pengelolaan pakan, pengamatan kesehatan dan pertumbuhan,

10

pengendalian hama dan penyakit, pemanenan dan pengemasan, dan pengolahan
hasil); dan (3) pemasaran

Pembudidayaan Ikan di Kolam
Budidaya ikan sebenarnya sudah lama dikenal banyak orang namun metode
yang digunakan masih bersifat tradisional dan sederhana. Untuk meningkatkan
produksi ikan perlulah kiranya dilakukan pengembangan di bidang metode
budidaya ikan. Yang dimaksud dengan budidaya ikan di sini adalah usaha
manusia dengan segala tenaga dan kemampuan untuk memelihara ikan dengan
cara menciptakan kondisi lingkungan alam yang cocok bagi ikan ( Afrianto dan
Liviawati. 2003). Secara ringkas kegiatan budidaya ini dapat digambarkan seperti
terlihat pada Gambar 1.

Makanan

Benih Ikan

Metode
budidaya

Ikan yang di
pasarkan

Hasil olahan

Gambar 1. Kegiatan budidaya ikan

Pada kegiatan pembudidayaan, pembudidaya diartikan sebagai orang-orang
yang melakukan pekerjaan pemeliharaan ikan. Pembudidaya ikan mampu
mengetahui jumlah, tempat, serta waktu ikan ditangkap sehingga pola pemanenan
lebih terkontrol. Pembudidaya ikan mampu meramalkan hasil (output) yang
diperoleh dari sejumlah input produksi dalam bentuk benih, pakan, teknik
pemeliharaan, serta teknologi yang dipakai (Ghufran. 2005).

11

Karakteristik Pembudidaya Ikan Patin
Karakteristik pembudidaya menentukan pemahaman pembudidaya ikan
patin terhadap informasi budidaya, karakteristik pembudidaya ikan patin pada
penelitian ini terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Berdasarkan hal-hal
di atas, maka karakteristik yang mempengaruhi kemandirian pembudidaya ikan
patin guna mencapai keberhasilan budidaya ikan patin adalah: umur, motivasi,
pengalaman usahatani, tingkat pendidikan formal, tanggungan keluarga,
kekosmopolitan, tenaga kerja, dan akses kredit.

Faktor Internal
Menurut Djamarah (1993: 112), karakteristik internal adalah faktor-faktor
yang tercakup dalam situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuantujuan pembudidaya sendiri. Faktor internal ini sering disebut faktor murni atau
faktor sebenarnya, yang timbul dari dalam diri pembudidaya, misalnya keinginan
untuk mendapatkan keterampilan tentang budidaya patin, memperoleh informasiinformasi pemahaman, mengembangkan sikap untuk berhasil, menikmati
kehidupan, secara sadar memberikan sumbangan kepada kelompok, dan lain-lain.

Umur
Umur merupakan salah satu karakteristik penting yang diperkirakan dapat
menentukan kemampuan dan kekuatan seseorang dalam mencari nafkah atau
melakukan aktivitas budidaya. Soekartawi (1988) menyatakan bahwa semakin
muda umur seseorang biasanya memiliki semangat untuk ingin tahu tentang halhal yang belum mereka ketahui, sehingga akan berusaha untuk lebih cepat dalam
melakukan adopsi inovasi walaupun masih belum berpengalaman dalam adopsi
inovasi tersebut.

Umur merupakan aspek yang berhubungan terhadap

kemampuan fisik, psikologis, dan biologis seseorang (Setiawan et al. 2006: 47).
Menurut Riyanti (2003: 35), perkembangan karier berjalan seiring dengan
proses perkembangan manusia. Ia mengelompokkan perkembangan karier
manusia menjadi tiga kelompok, yaitu usia dewasa awal

(18–40 tahun), usia

dewasa madya (40–60 tahun), dan usia dewasa akhir (di atas 60 tahun).

12

Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa usia berkaitan dengan kemandirian pembudidaya untuk
mencapai keberhasilan dalam budidaya ikan patin di kolam lahan gambut. Karena
itu, penelitian ini akan mengkaji umur yang akan mempengaruhi kemandirian
pembudidaya dalam mencapai keberhasilan budidaya ikan patin.

Motivasi
Kemandirian seseorang itu hakekatnya ditentukan oleh keinginannya untuk
mencapai beberapa tujuan. Keinginan itu istilah lainnya ialah motivasi. Dengan
demikian motivasi merupakan pendorong agar seseorang itu melakukan suatu
kegiatan untuk mencapai tujuannya (Thoha. 2001: 22).
Motivasi terbagi atas: motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi
intrinsik adalah motivasi untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti: makanan,
minuman, pakaian, perumahan dan kesehatan, sedangkan motivasi ekstrinsik
adalah dorongan yang berasal dari luar diri pembudidaya bersifat menekan,
sehingga pembudidaya meningkatkan usahanya (Pakpahan et al. 2006: 29-30).
Motivasi

merupakan

usaha

yang

dilakukan

oleh

manusia

untuk

menimbulkan dorongan berbuat atau melakukan tindakan. Motivasi dapat
menjelaskan alasan seseorang melakukan sesuatu tindakan, karena motivasi
merupakan daya pendorong yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu guna
mencapai tujuan yang diinginkan ( Padmowihardjo. 1994: 34).
Motivasi diduga mempengaruhi kemandirian seseorang dalam melakukan
usaha budidaya, karena seseorang akan melakukan proses budidaya apabila orang
itu termotivasi untuk mendapatkan perolehan imbalan berkaitan langsung dengan
usaha budidaya yang dilakukannya. Dengan demikian motivasi merupakan salah
satu faktor yang diduga mendukung kemandirian pembudidaya untuk mencapai
keberhasilan budidaya ikan patin di kolam lahan gambut.

Pengalaman Usaha
Padmowihardjo (1994) mengemukakan bahwa pengalaman, baik yang
menyenangkan maupun yang mengecewakan, akan berpengaruh pada proses
belajar seseorang. Seseorang yang pernah mengalami keberhasilan dalam proses

13

budidaya, maka dia memiliki perasaan optimis akan keberhasilan di masa
mendatang.

Sebaliknya,

seseorang

yang

pernah

memiliki

pengalaman

mengecewakan, maka dia akan memiliki perasaan pesimis untuk dapat berhasil.
Menurut Mardikanto (1992), proses belajar dipengaruhi oleh pengalaman,
artinya pengalaman yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi semangat
seseorang untuk belajar. Hal ini dikarenakan pengalaman masa lalu akan
mempengaruhi kecenderungan untuk merasa memerlukan dan siap menerima
pengetahuan baru. Pengalaman seseorang akan memberikan kontribusi terhadap
minat dan harapannya untuk belajar lebih baik. Pengalaman seorang pembudidaya
berpengaruh dalam mengelola usaha budidaya yang dilakukan. Hal ini secara
tidak langsung dapat disimpulkan bahwa pengalaman usaha merupakan salah satu
faktor

yang diduga mendukung kemandirian pembudidaya ikan patin untuk

mencapai keberhasilan budidaya ikan patin di kolam lahan gambut.

Pendidikan Formal
Salah satu upaya yang sangat pokok dalam pembudidayaan ikan patin
adalah peningkatan taraf hidup yang sangat erat kaitannya dengan perbaikan
pendidikan. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Suyono.
2006).
Menurut Winkel (Papilaya. 1998), sekolah merupakan lingkungan
pendidikan formal karena di sekolah terlaksana serangkaian kegiatan yang
terencana dan terorganisir, termasuk kegiatan belajar mengajar yang bertujuan
menghasilkan perubahan-perubahan positif dalam diri seseorang.
Bagi mereka yang memiliki tingkat pendidikan yang memadai, jalan menuju
keberdayaan lebih terbuka lebar ketimbang mereka yang tidak berpendidikan.
Pengalaman di negara-negara maju membuktikan, bahwa manusia-manusia
mandiri sebagian besar datang dari mereka yang berpendidikan cukup tinggi
(Suyono. 2006)

14

Menurut Kim (Riyanti. 2003), orang yang berpendidikan tinggi cenderung
lebih berhasil dari pada orang yang berpendidikan rendah. Ini mungkin
disebabkan pendidikan tinggi membekali mereka dengan pengetahuan dan teknik
manajemen modern, ini membuat mereka lebih sadar akan realitas dunia usaha
dan menggunakan kemampuan belajarnya untuk mengelola bisnis mereka
sehingga menjadi lebih baik.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat
pendidikan formal merupakan salah satu faktor yang diduga mendukung
kemandirian pembudidaya ikan patin untuk tercapainya keberhasilan budidaya
ikan patin di kolam lahan gambut. Dengan asumsi bahwa pendidikan yang lebih
baik akan memberikan pengetahuan yang lebih baik dalam mengelola usaha
budidaya.

Tanggungan Keluarga
Jumlah anggota keluarga merupakan banyaknya orang yang menjadi
tanggungan

keluarga

(Soekartawi.

1988).

Jumlah

tanggungan

keluarga

berhubungan dengan kemampuan keluarga dalam penyediaan tenaga kerja.
Keluarga petani merupakan kesatuan unit produksi dan kesatuan unit konsumsi.
Pendapat ini selaras dengan hasil penelitian Mulyarindari (2001) yang
menyatakan bahwa jumlah anggota keluarga memberikan pengaruh secara nyata
terhadap kemandirian pembudidaya.
Besarnya jumlah anggota keluarga dalam penggunaan sejumlah pendapatan
akan berakibat pada tingkat konsumsi keluarga. Hal ini berpengaruh pada
produktivitas kerja dan kecerdasan anak, menurunnya kemampuan berinvestasi,
dan upaya pemupukan modal. Ketergantungan keluarga akan modal menyebabkan
petani/pembudidaya terjerat sistem yang dapat merugikan diri dan keluarganya
(Hernanto. 1993: 94), dengan demikian dapat dikatakan bahwa jumlah anggota
keluarga merupakan salah satu faktor yang diduga mendukung kemandirian
pembudidaya untuk menunjang keberhasilan budidaya ikan patin di kolam lahan
gambut.

15

Tingkat Kekosmopolitan
Tingkat kekosmopolitan adalah kesediaan seseorang untuk berusaha
mencari ide-ide baru dari luar lingkungannya atau tingkat keterbukaan seseorang
dalam menerima pengaruh dari luar (Rogers. 1983). Kekosmopolitan merupakan
kemampuan petani atau pembudidaya untuk membuka diri terhadap suatu
pembaharuan dan atau informasi yang berkaitan dengan unsur pembaharuan.
Orang yang bersifat kosmopolit tinggi biasanya mencari informasi dari
sumber di luar lingkungannya, sebaliknya orang yang rendah kosmopolitnya
cenderung mempunyai ketergantungan yang tinggi pada tetangganya atau temanteman dalam lingkungan yang sama sebagai sumber informasi ( Sugiharto. 2004:
15).
Hal ini berkaitan dengan perkembangan proses belajar mandiri yang
menuntut petani untuk mampu membuka wawasannya terhadap berbagai sumber
informasi yang mendukung kemandiriannya dalam berusaha. Kriteria sifat
kosmopolit dapat dilihat: (1) sering kontak dengan sumber-sumber penemuan
teknologi baru; (2) seringnya berhubungan dengan orang-orang yang mengetahui
pengetahuan lebih banyak serta berkaitan dengan kemajuan pekerjaannya seperti
agen pembaharuan, guru dan konsumen; (3) menggunakan media massa seperti
radio, televisi, surat kabar dan informasi lainnya yang berkaitan dengan jenis
usahanya; dan (4) bepergian ke luar sistem sosialnya guna memperoleh
pengetahuan perbandingan di dalam memajukan kegiatan-kegiatan yang sedang
dilakukan serta mencari ide-ide baru yang nantinya bisa diterapkan (Rogers dan
Shoemaker. 1971).
Berdasarkan

beberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa

tingkat kekosmopolitan merupakan salah satu faktor yang diduga mendukung
kemandirian pembudidaya dalam mencapai keberhasilan budidaya ikan patin di
kolam lahan gambut yang akan diteliti.

Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor di luar usaha budidaya yang dapat
berpengaruh terhadap berhasilnya suatu usaha budidaya (Hernanto. 1993).
Karakteristik eksternal berasal dari luar diri pembudidaya yang bersifat menekan,

16

sehingga pembudidaya termotivasi untuk meningkatkan usaha budidayanya.
Berdasarkan hal di atas, maka karakteristik eksternal yang mempengaruhi
keberhasilan budidaya ikan patin di kolam lahan gambut adalah: tenaga kerja,
akses kredit.

Tenaga Kerja
Tenaga kerja dalam usahatani/budidaya merupakan faktor produksi kedua
selain tanah, modal. Tenaga kerja manusia dibedakan atas tenaga kerja pria,
wanita dan anak-anak. Tenaga kerja manusia dapat mengerjakan semua jenis
pekerjaan usahatani/budidaya berdasarkan tingkat kemampuannya. Kerja manusia
dipengaruhi oleh: umur, pendidikan, keterampilan, pengalaman, tingkat
kecukupan, tingkat kesehatan, faktor alam seperti iklim dan kondisi lahan usaha
( Hernanto. 1993: 64).
Jenis tenaga kerja dalam usahatani terbagi dalam tiga jenis yaitu: (1) tenaga
kerja manusia, (2) tenaga kerja ternak, dan (3) tenaga kerja mekanik. Tenaga
kerja manusia dapat mengerjakan semua jenis pekerjaan usahatani berdasarkan
tingkat kemampuannya, dibedakan atas pria, wanita dan anak-anak ( Hernanto.
1993: 63).
Adanya kemajuan di bidang mekanisasi pertanian, menimbulkan gejala
pemakaian tenaga kerja dibidang usahatani yang semakin menurun. Mesin-mesin
menggantikan mereka. Alat-alat produksi lainnya menaikan efisiensi kerja dengan
sangat besar. Sistem produksi yang tadinya bersifat padat karya menjadi padat
modal. Mesin-mesin dan segala peralatan produksi lainnya mampu menghasilkan
lebih banyak dari pada manusia (Kadarsan. 1995: 20).
Salah satu faktor yang mendukung kemandirian dalam mencapai
keberhasilan budidaya ikan patin di kolam lahan gambut adalah tenaga kerja. Hal
ini dikarenakan tenaga kerja berkaitan dengan kuantitas tenaga kerja dalam
keluarga maupun luar keluarga yang dicurahkan dalam pengelolaan usaha
budidaya ikan patin. Dengan tersedianya tenaga kerja akan semakin meningkatkan
keberhasilan pembud