sejumlah orang tertentu untuk cenderung melakukan ideologisasi terhadap konsep jihad. Pandangan tersebut kemudian didesiminasikan ke
para pengikut sehingga melahirkan aksi teror dan kekerasan atas nama agama.
18
Walaupun ideologi bukanlah faktor utama yang mendorong seseorang bergabung ke dalam kelompok teror tetapi ideologi merupakan
bahan bakar utama yang membakar semangat dan gairah anggota kelompok radikal untuk melakukan aksi teror dan kekerasan dengan
mengatasnamakan agama.
19
Jadi, ideologisasi jihad patut dipertimbangkan sebagai faktor penentu keterlibatan seseorang dalam
aksi teror di Indonesia. Penelitian ini hendak melihat bagaimana pengaruh identifikasi dan
keanggotaan seseorang dalam kelompok besar serta proses ideologisasi jihad terhadap radikalisasi dan keterlibatan dalam aksi teror. Variabel
penyebab pertama akan dilihat dengan menggunakan pendekatan teori identitas sosial, sedangkan variabel penyebab kedua akan dilihat dari
perspektif psikologi kognitif terutama terkait ideologisasi jihad yaitu cara seseorang memaknai ajaran jihad dan penerapannya dalam
memperjuangkan cita-cita kelompok.
B. Metode Penelitian
Waktu dan Tempat Penelitian
18
Loo, Robert. “Belief in a just world: support for independent just world and unjust world dimensions.” Personality and Individual Differences 33 , 2002: 703-711. Lihat
pula Milla, Mirra Noor, Faturochman, dan Djamaludin Ancok. “The impact of leader– follower interactions on the radicalization of terrorists: A case study of the Bali bombers.”
Asian Journal of Social Psychology, 2012: 1-9 DOI: 10.1111ajsp.12007.
19
Sagemen, Marc. Understanding terror network. Philadelphia, Pennsylvania: University of Pennsylvania Press, 2004.
Penelitian ini dilakukan sejak Bulan Juli 2012 sampai Desember 2012 yang dilakukan di Jakarta dan Pekanbaru. Pertimbangan memilih kedua
kota ini karena beberapa mantan narapidana teroris dan narapidana teroris yang masih dipenjara bisa diakses langsung dengan bantuan
sejumlah pihak terkait.
Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung kepada para teroris yang telah dipilih untuk menjadi subjek penelitian, telaah
dokumen terutama buku biografi teroris dan catatan-catatan yang dibuat para teroris, dan telaah literatur tentang terorisme terutama dari
perspektif psikologi, sosiologi dan agama. Data wawancara diperoleh melalui tatap muka langsung dengan 5 orang narapidana teroris atau
mantan narapidana teroris yang terlibat dalam kasus Bom Bali 1 dan Bom Mariot. Sedangkan data di luar wawancara diperoleh melalui telaah
dokumen terkait dan rekaman video atau rekaman berita tentang terorisme yang diperoleh melalui media audiovisual dan internet
terutama youtube.com.
Metode Analisis Data
Analisa dilakukan dengan metode kualitatif yaitu mencari kategori dan konsep penting dari data-data penting yang diperoleh melalui
wawancara dan telaah dokumen berisi pernyataan dan pikiran para pelaku teror yang menjadi subjek penelitian. Kategori dan konsep penting
tersebut kemudian dianalisa dengan menggunakan Teori Identitas Sosial TIS dan Pendekatan Psikologi Kognitif terutama teori kognisi sosial
terkait ideologisasi jihad.
C. Temuan dan Pembahasan