B. Reaksi Katalitik Pada Tir Karet
Reaksi  katalitik  pada  tir  karet  menggunakan  metode  reaktor  sistem  alir dengan laju gas pembawa H
2
konstan sebesar 10 mLmenit. Satu gram katalis Mo- NiZeolit  Y  diletakkan  dalam  reaktor  katalis  dan  sebanyak  5  ml  tir  karet
dimasukkan ke dalam reaktor umpan. Reaktor katalis dipanaskan pada suhu 200
o
C,  kemudian  setelah  panasnya  konstan,  reaktor  umpan  dipanaskan  sampai temperatur 600
o
C sambil dialiri gas H
2
. Reaksi katalitik dilakukan dengan variasi temperatur 200
o
C
,
250
o
C, 300
o
C,dan 350
o
C dengan variasi pengambilan produk cair setiap interval 15 menit sebanyak 5 kali.
Hasil  reaksi  kemudian  dilewatkan  pada  sistem  pendingin  berupa kondensor  ulir  agar  produk  dapat  tercairkan.  Hasil  reaksi  katalitik  selain  berupa
produk  cair  yang  terdinginkan,  juga  terdapat  produk  padat  yang  menggumpal pada kondensor ulir yang dianggap prroduk hidrokarbon fraksi berat. Produk cair
yang  didapat  dianalisis  dengan  Gas  Chromatography-Mass  Speak  kemudian dibandingkan  dengan  kromatogram  tir  karet  awal  untuk  mengetahui  perubahan
distribusi fraksi ringan dan fraksi berat dari produk cair. 1.
Pengaruh Suhu Hasil perhitungan persentase fraksi ringan tiap-tiap suhu dapat dilihat pada
lampiran  1.  Sedangkan  persentase  fraksi    ringan  cair  tiap-tiap  suhu  ditunjukan pada Gambar 11.
Gambar 11. Persentase fraksi ringan dalam produk cair hasil reaksi
200           250            300           350
Gambar  11  menunjukan  bahwa  dengan  penambahan  katalis  terjadi penurunan  persentase  kandungan  fraksi  ringan  bila  dibandingkan  dengan
persentase  fraksi  ringan  tir  awal.  Penurunan  fraksi  ringan  tersebut  menunjukan bahwa yang terjadi berupa reaksi penggabungan atau polimerisasi. Dalam variasi
suhu yang dilakukan terjadi peningkatan fraksi ringan seiring kenaikan suhu yang menunjukan perengkahan juga terjadi karena penambahan pengemban zeolit yang
bersifat  sebagai  perengkah  dalam  katalis.  Perengkahan  merupakan  reaksi endotermis  dimana  untuk  memutuskan  ikatan  diperlukan  energi  panas  Setiadi,
2006.  Sehingga  pada  suhu  tinggi  350
o
C  panas  yang  dibutuhkan  untuk terjadinya perengkahan semakin besar dan menaikan terjadinya perengkahan.
Padatan  yang  ada  dalam  kondensor  ulir  diperkirakan  adalah  fraksi-fraksi berat  yang  memadat.  Jumlah  produk  fraksi  berat  total  tiap-tiap  suhu  merupakan
penjumlahan  dari  banyaknya  fraksi  berat  dalam  produk  cair  dengan  banyaknya fraksi  berat  yang  berupa  padatan.  Persentase  jumlah  fraksi  berat  tiap-tiap  suhu
ditunjukan pada Gambar 12.
10 20
30 40
50 60
70 80
200 250
300 350
Suhu C
Pe rs
en ta
se f
ra k
si b
er a
t
fraksi berat awal fraksi berat cair
fraksi berat padatan fraksi berat total
Gambar 12. Persentase fraksi berat tiap suhu Gambar  12  menunjukan  bahwa  terjadi  kenaikan  persentase  kandungan
fraksi  berat  yang  cukup  signifikan  sehingga  menguatkan  asumsi  kecenderungan terjadinya suatu reaksi polimerisasi yang lebih besar daripada reaksi perengkahan.
200           250           300          350
Polimerisasi  sangat  mungkin  terjadi  sebab  banyak  senyawa  berikatan  rangkap dalam tir yang mudah bergabung dengan adanya logam-logam transisi. Persentase
kandungan fraksi berat dalam produk cair yang tertangkap ternyata  lebih sedikit bila dibandingkan dengan persentase fraksi berat padatan.
Peningkatan suhu reaksi menunjukan distribusi kandungan fraksi berat yang menurun.  Polimerisasi  dapat  terjadi  dengan  melepaskan  panas,  sehingga  dengan
kenaikan  suhu  maka  justru  menghambat  reaksi  polimerisasi  dan  mengakibatkan peningkatan reaksi perengkahan.
2. Pengaruh Waktu
Distribusi persentase kandungan fraksi ringan dalam produk cair tiap suhu tiap waktu ditunjukan pada Gambar 13.
Gambar 13. Persentase kandungan fraksi ringan dalam produk cair Gambar  13  menujukan  distribusi  fraksi  ringan  tiap  waktu  tiap  suhu.
Kandungan  fraksi  ringan  cair  tiap  suhu  umumnya  cenderung  menurun  seiring betambahnya waktu. Penurunan fraksi ringan dipengaruhi oleh urutan penguapan
reaktan.  Pada  awal-awal  reaksi  kandungan  fraksi  ringan  cair  paling  banyak,  hal ini  disebabkan  karena  senyawa-senyawa  yang  menguap  kebanyakan  berupa
senyawa fraksi ringan. 27
Pada  15  menit  pertama  jumlah  fraksi  ringan  menurun  karena  reaksi polimerisasi  dan  naik  lagi  karena  reaksi  perengkahan.  Lima  belas  menit  kedua
sampai  dengan  keempat  kenaikan  suhu  menaikan  jumlah  fraksi  ringan  dalam produk cair, hal ini karena reaksi perengkahan. Pada 15 menit terakhir kenaikan
suhu menaikan jumlah fraksi ringan karena terjadi polimerisasi. 28
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan