Latar Belakang Penelitian 7.%20NIM.%202111540003%20BAB%20I

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pemahaman tentang hakikat musik dapat menyadarkan kita tentang keragaman aktivitas musik pada kelompok agama dan etnis di dunia. Musik tidak saja melibatkan aspek pelaku- pelakunya, tetapi pada waktu yang sama, juga melibatkan aspek pendengar yaitu, orang-orang yang mendengarkan musik yang dilakukan oleh para pelaku musik tersebut. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kegitan bermain musik atau bernyanyi merupakan sebuah kecenderungan yang dilakukan oleh manusia atau kelompok masyarakat untuk mengungkapkan perasaanya atau mengekspresikan dirinya. Musik dalam kehidupan setiap individu atau kelompok masyarakat, memegang peranan tertentu dalam berbagai aspek kehidupan. Perasaan atau keinginan untuk berekspresi bagi setiap individu atau kelompok masyarakat terdapat pada hampir seluruh aspek kehidupan. Pengungkapan eksperesi tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti, menulis puisi, mengarang cerita, melukis, bersenandung, bernyanyi dengan mengikuti syair lagu, atau bernyanyi sambil memainkan alat musik, dan berbagai cara lainya. Dalam hal ini nyanyian merupakan sarana atau cara bagi setiap individu atau komunitas tertentu untuk secara langsung mengucapkan isi hati yang dicetuskan berupa rangkaian kata yang mengandung irama, melodi, dan harmoni. 2 Sebuah lagu atau melodi akan membuat kata-kata menjadi lebih hidup, bersungguh-sungguh yang terpadu dengan iringan musik. Dalam menyanyikan sebuah lagu, seseorang berupaya untuk mengekspresikan dirinya sesuai dengan makna yang terdapat dalam tekssyair lagu yang telah dinyanyikannya dengan cara mengidentifikasi , menghayati, dan mengekspresikanya. Seseorang akan merasa senang dan terhibur saat menyanyikan sebuah lagu atau dapat mencurahkan rasa kesedihanya sehingga beban kesedihan yang dirasakan menjadi lebih ringan. Oleh karena itu, mengekspresikan diri merupakan sebuah keinginan yang kuat atau merupakan kebutuhan dari setiap individu. Dalam konteks agama, nyanyian merupakan salah satu dari beberapa ciri agama yang ada. Ciri-ciri selengkapnya adalah ragam ritual atau kebaktian, doa, nyanyian, tari-tarian, saji-sajian, dan kurban. Agama Hindu sebagai salah satu agama di Indonesia, bersendikan Ketuhanan Yang Maha Esa, beriman dan bertagwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan melaksanakan sila dan memiliki sifat-sifat Tuhan dan memuji kebesaran Tuhan dalam setiap pelaksanaan kebaktian atau upacara Agama Hindu India . Ajaran agama tersebut harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga setiap umat Hindu mendapatkan berkat dari Tuhan. Pada mulanya hubungan antara Indonesia dengan India dalam bentuk hubungan dagang, kemudian berkembang dengan hubungan agama dan budaya. Proses masuknya budaya India ke Indonesia tidak hanya pada satu daerah. Kita tidak tahu agama mana yang mula – mula datang ke Indonesia. Tetapi pada masa 3 sekitar tarikh masehi di Indonesia telah dikenal agama Hindu dan Budha. Pada mulanya agama Hindu berkembang dan mempunyai banyak pengikut di Indonesia. Sebenarnya agama budha sudah masuk tetapi belum berkembang. Pada masyarakat Tamil-Hindu memiliki banyak ritual, adapun beberapa ritual pada masyarakat Tamil-Hindu meliputi : Thai Ponggal, Maha Puja Thaipusam, Pangguni Uthiram, Maha Sivarahtri, Varudap Pirappu, Maha Adhi Puja, Vinayagar Chathurthi, Navarathri, Vijaya Dasami, Deepavali, Kumbhabisegam, Karthigei Thibem. Ritual-ritual ini merupakan bentuk ritual komunal yang umum dilakukan oleh masyarakat Tamil-Hindu walaupun diluar hal tersebut masih banyak bentuk ritual personal yang mereka miliki. Suku Tamil di dalam kehidupan sehari-harinya melakukan berbagai kegiatanacara sebagai ungkapan dari permohonan, persembahan atas segala keinginannya. Mereka melakukan berbagai kegiatan tersebut seperti, upacara, perayaan, pemujaan dan lain sebagainya sebagai wujud terimakasih kepada yang dipercayai dengan menyertakan kesenian sebagai kelengkapan dalam Perayaan tersebut, seperti upacara Pangguni Uthiram. Upacara pangguni Uthiram adalah hari memperingati dewa Murugan. Dewa Murugan adalah putra kedua dewa Siwa dan mempunyai kakak yang bernama Ganesha. Pada masa dewa Ganesha dan dewa Murugan remaja, dewa Siwa menyuruh kedua anak mengelilingi tiga alam sebanyak tiga kali yaitu alam bawah, tengah dan atas. Siapa yang dahulu mengelilingi ketiga alam tersbeut akan mengganti kedudukan ayahnya. Kemudian dewa Murugan pergi menelilingi alam tersebut, sementara Ganesha hanya mengelilingi ayahnya yaitu dewa Siwa. 4 Setelah dewa Murugan tiba ia heran melihat dewa Ganesha sudah berada dihadapan ayahnya dan menggantikan kedudukan dewa Siwa. Kemudian dewa Murugan marah kepada ayahnya dan turun ke bumi. Setelah beberapa lama kemudian ibu dewa Murugan meminta ia pulang, lalu Murugan sadar bahwa yang ia perbuat salah karena sudah marah kepada orang tuanya. Untuk menebus kesalahannya dewa Murugan melakukan puasa selama 40 hari sebelum menemui orang tuanya dan melakukan penusukan yaitu tusuk lidah, pipi dan dahi dengan Vell atau alat dewa Murugan sendiri serta membawa Kavadi sebagai tempat persembahan kepada orang tuanya. Dari ketiga penusukan itu dewa Murugan melakukan kesalahan yaitu marah kepada orang tuanya. Dari ketiga penusukan itu lah umat Hindu selalu memperingati hari dewa Murugan atau Pangguni Uthiram. Pada perayaan Pangguni Uthiram ini yang paling menakjubkan ialah menusuk badan dengan Vell jarum yang berbentuk lembing dan berbentuk hati senjata milik Dewa Murugan. Serta Kavadi sebuah alat penyangga yang diusung terbuat dari logam atau kayu yang dihiasi oleh bunga, dedaunan, bulu merak, yang diangkat dan diletakkan diatas bahu kanan bagi yang melaksanakannya. Pada peserta yang terlibat pada penusukan dengan vell harus melakukan puasa selama 21 hari sampai 40 hari dimana setelah perayaan Pangguni Uthiram selesai mereka akan mendapat berkat yang lebih. Pada acara Pangguni Uthiram tidak terlepas dari penonton yang hadir baik dari luar maupun dari dalam. Manfaat dari para penonton yang hadir dari luar hanya sekedar menghargai bagi sesama umat Hindu. 5 Fungsi musik di India adalah sebagai pengiring upacara adat, musik tradisional india biasa digunakan dalam ritual-ritual memperingati dewa mereka, upacara seperti pernikahan, dan bisa juga sebagai inspirasi masyarakat, sebagai sumber hiburan spiritual. Nilai-nilai spiritual dan religius yang terkandung dalam musik tradisional india, menjadi suatu hiburan tersendiri pada masyarakat. Jadi, selain sebagai hiburan, juga dapat menjadi sumber nilai-nilai spiritual. Pada perayaan Pangguni Uthiram diiringi dengan musik tradisi serta didampingi dengan vokal, contoh beberapa alat musik tradisi pada pengiringan Perayaan upacara Pangguni Uthiram seperti Kerincingan, Cine Takkai, Urumei dan masih banyak lagi, pada permainan musik tersebut dibutuhkan ketrampilan untuk memainkan instrument musik dan vokal, salah satu ketrampilan dari alat musik tersebut seperti Urumei dimainkan sebagai variasi ritemritme dan vokal sebagai pembawa melodi dalam upacara Pangguni Uthiram. Untuk itu bentuk penyajian dan fungsi musik pada upacara Pangguni Uttiram merupakan salah satu topik penelitian yang menarik bagi peneliti. Untuk itu penulis mengangkat judul penelitian Bentuk Penyajian dan Fungsi Musik pada Upacara Pangguni Uthiram Di Kuil Shri Thendayuthabani Kec. Lubuk Pakam Kab. Deli Serdang 6

B. Identifikasi