11
kepentingan dan kebutuhan pers terhadap organisasi haruslah direspon baik oleh organisasi. Dalam hal ini aktivitas pada dasarnya adalah berkenaan dengan
pemberian informasi atau memberi tanggapan pada pemberitaan media atas nama organisasinya. Selain itu juga organisasi menggunakan media untuk mendengarkan
apa yang diinginkan publiknya kepada organisasi.
1.7.4 Aktivitas Media Relations
Dalam mengelola relasi dengan pers, Public Relations melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan Pers sebagai institusi melalui aktivitas Media Relations. Adapun
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan Pers Soemirat, 2007: 128-129 yaitu: pers briefing, press release, pres tour, resepsi pers dan wawancara pers.
1.8 Definisi Amplop
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kata Amplop tidak hanya didefinisikan sebagai smpul surat tetapi juga uang sogok. Suap itu disebut Amplop karena uang suap
biasanya dimasukkan dalam amplop. Di kalangan wartawan mereka yang menerima uang amplop dengan baik-baik, tidak meminta, atau memeras disebut
“Wartawan Amplop”. Sedangkan wartawan yang meminta amplop dengan cara memeras, tidak dengan cara baik-
baik disebut wartawan bodrek. Selama ini kata amplop sudah dipahami secara umum sebagai pemberian uang darii
narasumber kepada wartawan. Pemberian amplop yang berisi uang dari narasumber dilakukan pada saat kegiatan media relations misalnya pada saat wartawan meliput kegiatan
organisasi, melakukan wawancara ataupun konfrensi pers. Di Indonesia pemberian amplop kepada wartawan dalam kegiatan media relations
dikalangan wartawan maupun dikalangan Humas PR masih banyak diperdebatkan. Hal ini terkait dengan kategori pemberian amplop itu sendiri apakah pemberian akomodasi liputan
ataupun uang transportasi itupun apakah termasuk dalam kategori amplop ataupun tidak. Namun terlepas dari perdebatan tersebut, intisari amplop apapun bentuknya akan
sangat mempengaruhi independensi wartawan. Dalam Kode Etik Profesi Jurnalistik yang menjadi acuan bagi wartawan dalam menjalankan profesi kewartawanan, sebagai berikut:
1. Wartawan Indonesia menghormati hak masyarakat untuk memperoleh informasi
yang benar
12
2. Wartawan Indonesia menempuh tata cara yang etis untuk memperoleh dan
menyiarkan informasi serta memberikan identitas kepada sumber informasi. 3.
Wartawan Indonesia menghormati asas praduga tak bersalah, tidak mencampurkan fakta dengan opini, berimbang dan selalu meneliti kebenaran
informasi serta tidak melakukan plagiat. 4.
Wartawan Indonesia tidak menyiarkan informasi yang bersifat dusta, fitnah, sadis dan cabul serta tidak menyebutkan identitas korban asusila
5. Wartawan Indonesia tidak menerima suap dan tidak menyalahgunakan profesi.
6. Wartawan Indonesia memiliki hak tolak, menghargai ketentuan embargo,
informasi latarbelakang, dan off the record sesuai kesepakatan 7.
Wartawan Indonesia segera mencabut dan meralat kekeliruan dalam pemberitaan serta melayani Hak Jawab.
Kode Etika Jurnalistik sebagai acuan bagi wartawan dalam menjalankan profesi ke- Wartawanan mereka, namun demikian dalam implementasi dilapangan wartawan masih
berbeda-beda dalam menafsirkan dan mengimplementasikan kode etik jurnalistik tersebut.
1.9 Metode Penelitian