Beauty Consultant Dalam Kegiatan External Public Relations Dan Minat Pakai (Studi Korelasional Tentang Peranan Beauty Consultant Oriflame dalam Menumbuhkan Minat Pakai Calon Konsumen Pada Karyawan Contact Center Infomedia Nusantara )

(1)

BEAUTY CONSULTANT DALAM KEGIATAN EXTERNAL

PUBLIC RELATIONS DAN MINAT PAKAI

(Studi Korelasional Tentang Peranan Beauty Consultant Oriflame dalam Menumbuhkan Minat Pakai Karyawan Contact Center Infomedia Nusantara

Medan)

DIAJUKAN SEBAGAI SYARAT

UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA

OLEH :

PRATIWI RIETHA CAROLINA SIRINGORINGO 060922008

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2008


(2)

BEAUTY CONSULTANT DALAM KEGIATAN EXTERNAL PUBLIC RELATIONS DAN MINAT PAKAI

(Studi Korelasional Tentang Peranan Beauty Consultant Oriflame dalam Menumbuhkan Minat Pakai Calon Konsumen Pada Karyawan Contact

Center Infomedia Nusantara )

Skripsi ini berjudul Beauty Consultant dalam Kegiatan External Public Relations dan Minat Pakai (Studi Korelasional Tentang Peranan Beauty Consultant Oriflame dalam Menumbuhkan Minat Pakai Calon Konsumen Pada Karyawan Contact Center Infomedia Nusantara ).

Permasalahan utama yang dicari adalah “apakah peranan seorang Beauty Consultant Oriflame dalam kegiatan external relations dapat menumbuhkan minat konsumen untuk memakai produk Oriflame. Sampel dalam penelitian ini adalah Karyawan Contact Center Infomedia yang pernah mengikuti kegiatan Beauty Demo Oriflame. Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Ari Kunto sehingga diperoleh sampel sebanyak 58 orang. Sedangkan teknik penarikan sampel digunakan adalah Proporsional Stratified Sampling dan Purposive Sampling.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode Korelasional. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner dan melakukan wawancara. Setiap kuesioner terdiri dari 38 pertanyaan tertutup. Dalam menganalisa data penelitian digunakan dengan menyajikan data dalam bentuk tabel tunggal dan tabel silang. Sedangkan untuk menguji hipotesa dilakukan dengan menggunakan rumus Spearman’s Rho dan tes signifikan dengan menggunakan thitung

Teknik analisa data yang digunakandalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal dan analisa tabel silang serta uji hipotesa melalui rumus koefisien korelasi Rank Spearman dengan menggunakan rho. Dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat kuat dan tinggi serta bisa diandalkan antara peranan Beauty Consultant dalam menumbuhkan minat pakai calon konsumen pada karyawan Contact Center Infomedia Nusantara. Untuk mengetahui besar kekuatan penggunaan variabel X terhadap variabel Y digunakan uji hipotesa yang menunjukkan Ha diterima dan Ho ditolak

Hasil uji hipotesis yang didapat adalah terdapat hubungan antara peranan Beauty Consultant dalam menumbuhkan minat pakai calon konsumen pada karyawan Contact Center Infomedia Nusantara.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala anugerah, kasih dan kebaikan-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

Terimakasih yang tiada terhingga juga penulis persembahkan kepada keluarga tercinta, buat motivasi dan perhatian yang diberikan sepanjang perkuliahan penulis. Terimakasih buat suka duka yang telah dijalani bersama, buat kerja keras dan pengorbanan baik moril maupun materil orang tua penulis yang telah membawa penulis sampai akhir masa perkuliahan

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat kelulusan dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara terutama dari jurusan komunikasi.

Adapun judul skripsi ini adalah Beauty Consultant dalam kegiatan External Public Relations dan minat pakai, lokasi yang penulis pilih sebagai lokasi penelitian adalah Infomedia Nusantara Medan.

Dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi ini , penulis mendapat banyak bimbingan, nasehat serta motivasi dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. DR.M.Arif Nasution, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Drs.Amir Purba, MA, selaku ketua Departemen Ilmu Komunikasi


(4)

3. Ibu Dra.Dewi Kurniawati,MSi, selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama pengerjaan skripsi ini.

4. Semua dosen Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberikan ilmu

pengetahuan kepada penulis

5. Teristimewa buat orang tuaku tercinta ,SM. Siringoringo dan ibunda R.A

Mataniary yang telah banyak memberikan dukungan moril dan materil serta doa sehingga terselesainya skripsi ini.

6. Seluruh keluargaku, kakak, abang dan adikku atas dukungan dan doanya.

7. Bapak sonny Setyo selaku Manajer Infomedia Nusantara Medan

8. Seluruh Responden yang telah membantu pengisian kuesioner, yakni agent

Contact Center Telkom Medan

9. Seluruh pegawai Fisip USU, khususnya pegawai Departemen Ilmu

Komunikasi yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10.Buat sahabat-sahabatku ext ’06 khususnya Friska, Asima, Ady, Rijal,

Lena, dan lain-lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

11.Buat teman-teman di Departemen Sosial, secara khusus Pendamping Kec.

Medan Denai terimakasih untuk pengertiannya selama penulis menjalani perkuliahan dan terutama pada waktu penulisan skripsi ini.

Penulis berharap penelitian ini bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan / informasi mengenai periklanan dan komunikasi pemasaran.Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik yang


(5)

sifatnya membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi pembaca.

Penulis

PRATIWI R.CAROLINA 060922008


(6)

DAFTAR ISI

Abstraksi...

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ... vii

Daftar Lampiran ... ix

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah... ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Pembatasan Masalah ... 6

1.4. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 7

1.5. Kerangka Teori ... 8

1.6. Kerangka Konsep ... 20

1.7. Model Teoritis ... 21

1.8. Operasional Variabel ... 22

1.9. Defenisi Operasional ... 23

1.10.Hipotesa ... 25

BAB II : URAIAN TEORITIS 2.1. Komunikasi dan Komunikasi Antar Pribadi ... .26

2.1.1. Pengertian Komunikasi...26

2.1.2. Ruang Lingkup Komunikasi...28

2.1.3. Unsur-Unsur Komunikasi...31

2.1.4. Komunikasi Antar Pribadi...32

2.2. Public Relations dan External Public Relations ... .34

2.2.1. Public Relations...34

2.2.2. External Public Relations...37

2.2.3. Hubungan dengan konsumen sebagai salaha satu Bentuk Kegiatan External Public Relations...39


(7)

2.2.4 Beauty Consultant Sebagai Salah Satu Sarana Hubungan

dengan Konsumen………...42

2.2.5. Kegiatan Beauty Demo……….45

2.4. Teori Minat ... 48

2.5. Teori AIDDA ... 50

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ... 55

3.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 55

3.1.1 Sejarah PT.Infomedia Nusantara………..55

3.2. Metodologi Penelitian ... 60

3.3. Populasi dan Sampel ... 60

3.4. Teknik Penarikan Sampel ... 62

3.5. Teknil Pengumpulan Data ... 64

3.6. Teknik Analisa Data...64

BAB IV : ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA ... 67

4.1. Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 67

4.2. Teknik Pengolahan Data ... 68

4.3. Analisa Tabel Tunggal ... 69

4.4. Analisa Tabel Silang ... 88

4.5. Uji Hipotesa ... 92

4.6. Pembahasan ... 96

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 98

5.1. Kesimpulan ... 98

5.2. Saran ... 100 Daftar Pustaka


(8)

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

01 Operasional Variabel 22

02 Jumlah Karyawan Contact Center Infomedia Nusantara Medan 61

03 Usia Responden 69

04 Latar Belakang Pendidikan 70

05 Tahu dan Kenal Produk Oriflame 70

06 Frekuensi Mengikuti Kegiatan Beauty Demo 71

07 Kegiatan Beauty Demo yang pernah diikuti Responden 72

08 Tingkat Pemahaman Responden 73

09 Penampilan Make-up Wajah 73

10 Keserasian Make-up dengan Busana 74

11 Keyakinan Terhadap Produk 75

12 Kejelasan Penyampaian Pesan 76

13 Pemakaian Bahasa 77

14 Pemakaian Istilah 78

15 Banyaknya Masalah yang Dikonsultasikan 79

16 Tingkat Kepuasan Responden 81

17 Keaktifan Responden Mengikuti Katalog Oriflame 82

18 Keunggulan Produk Oriflame 83

19 Tingkat Minat Memakai Oriflame 85

20 Minat mengikuti Beauty Demo 87


(9)

22 Hubungan Antara Frekuensi Mengikuti Kegiatan Beauty Demo

Oriflamedengan Minat Mengikuti Beauty Demo Oriflame 89

23 Hubungan Antara Kejelasan Penyampaian Pesan Pengenalan Produk


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner

2. Tabel Skor Data Mentah

3. Tabel Foltron Cobol

4. Surat Izin Penelitian dari FISIP USU

5. Surat Keterangan Penelitian dari Contact Center Infomedia Nusantara Medan

6. Lembar Catatan Bimbingan Skripsi

7. Tabel Nilai t


(11)

BEAUTY CONSULTANT DALAM KEGIATAN EXTERNAL PUBLIC RELATIONS DAN MINAT PAKAI

(Studi Korelasional Tentang Peranan Beauty Consultant Oriflame dalam Menumbuhkan Minat Pakai Calon Konsumen Pada Karyawan Contact

Center Infomedia Nusantara )

Skripsi ini berjudul Beauty Consultant dalam Kegiatan External Public Relations dan Minat Pakai (Studi Korelasional Tentang Peranan Beauty Consultant Oriflame dalam Menumbuhkan Minat Pakai Calon Konsumen Pada Karyawan Contact Center Infomedia Nusantara ).

Permasalahan utama yang dicari adalah “apakah peranan seorang Beauty Consultant Oriflame dalam kegiatan external relations dapat menumbuhkan minat konsumen untuk memakai produk Oriflame. Sampel dalam penelitian ini adalah Karyawan Contact Center Infomedia yang pernah mengikuti kegiatan Beauty Demo Oriflame. Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Ari Kunto sehingga diperoleh sampel sebanyak 58 orang. Sedangkan teknik penarikan sampel digunakan adalah Proporsional Stratified Sampling dan Purposive Sampling.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode Korelasional. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner dan melakukan wawancara. Setiap kuesioner terdiri dari 38 pertanyaan tertutup. Dalam menganalisa data penelitian digunakan dengan menyajikan data dalam bentuk tabel tunggal dan tabel silang. Sedangkan untuk menguji hipotesa dilakukan dengan menggunakan rumus Spearman’s Rho dan tes signifikan dengan menggunakan thitung

Teknik analisa data yang digunakandalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal dan analisa tabel silang serta uji hipotesa melalui rumus koefisien korelasi Rank Spearman dengan menggunakan rho. Dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat kuat dan tinggi serta bisa diandalkan antara peranan Beauty Consultant dalam menumbuhkan minat pakai calon konsumen pada karyawan Contact Center Infomedia Nusantara. Untuk mengetahui besar kekuatan penggunaan variabel X terhadap variabel Y digunakan uji hipotesa yang menunjukkan Ha diterima dan Ho ditolak

Hasil uji hipotesis yang didapat adalah terdapat hubungan antara peranan Beauty Consultant dalam menumbuhkan minat pakai calon konsumen pada karyawan Contact Center Infomedia Nusantara.


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini negara Indonesia mengalami suatu proses perubahan yang cukup pesat, khususnya dalam bidang ekonomi arus globalisasi, baik berupa manusia, modal, tekhnologi, informasi, dan sebagainya. Mau tidak mau melanda dan menuntut keterbukaan serta kejujuran, persaingan yang semakin meningkat, makin banyaknya perusahaan yang go public dan bahkan go international, serta tuntutan yang semakin besar untuk kehidupan demokratis, mau tidak mau membuat fungsi public relations di Indonesia makin strategis, tidak lagi sekedar ornamen penghias perusahaan seperti citra yang melekat pada public relations selama ini.

Seorang public relations memiliki peranan yang utama dalam suatu perusahaan atau lembaga, yaitu menumbuhkan citra yang positif dari perusahaan atau lembaga yang ditanggungjawabinya. Menumbuhkan citra yang positif tersebut bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan karena semua itu bermuara pada fungsi dan tugas sehari-hari seorang public relations. Karena itu seorang pelaksana public relations idealnya dapat melaksanakan cakupan kegiatan internal dan eksternal dari suatu perusahaan atau lembaga. Salah satu kegiatan public relations secara eksternal, mengacu kepada usaha pelaksana public relations untuk menjalin dan meningkatkan hubungan terhadap pihak luar organisasi, seperti pemerintah, pemegang saham, komunitas, konsumen, dan lain-lain. Setiap perusahaan membutuhkan kerjasama dengan publiknya, baik itu publik internal


(13)

para pemegang saham sedangkan public eksternal terdiri atas customer public (publik pelanggan), community public, goverment public, educational public, dan press public.

Salah satu kegiatan external public relations yang dilakukan adalah dengan memperkenalkan perusahaannya pada masyarakat luas. Hal itu juga dilakukan salah satu perusahaan kosmetik yang berkembang pesat saat ini, yaitu perusahaan kosmetika dari Swedia yaitu Oriflame.

Kecantikan adalah hal yang sangat diinginkan oleh setiap kaum wanita. Untuk mencapai hal itu mereka melakukan banyak cara dalam merawat kulit, menata muka, dan memperindah tubuh untuk mencapai setidak-tidaknya mendekati keadaan ideal yang diidam-idamkan yaitu kecantikan. Untuk memenuhi harapan itu kaum wanita khususnya wanita modern tidak segan-segan mengeluarkan biaya tinggi untuk membeli kosmetika, yang dioleskan, dituang, disemprotkan atau diaplikasikan pada tubuh atau bagian tubuh dengan tujuan untuk membersihkan, memperelok, meningkatkan daya tarik atau mengubah penampilannya. Alasan lain dari penggunaan produk kecantikan tersebut juga bermacam-macam, seperti tuntutan pekerjaan, penyempurnaan penampilan, dan ada juga yang merasa bahwa produk kecantikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting karena tidak percaya diri apabila tidak menggunakannya. Produk kecantikan tersebut seperti bedak, pelembab, lipstick, eyeshadow, eyeliner, eyelash curler, maskara, blush on dan sebagainya.

Saat ini, industri kosmetika, baik dibidang tata rias rambut maupun tata rias wajah, juga sudah sangat maju pesat. Hal itu terbukti dengan banyaknya jenis-jenis kosmetika yang beredar baik produksi dalam negeri maupun produksi luar


(14)

negeri. Perusahaan kosmetika berlomba-lomba membuat produk baru yang inovatif, serta meningkatkan kualitas produknya demi menarik minat pembeli. Para produsen kosmetika mengalami persaingan yang ketat untuk memperebutkan bagian yang berarti dalam pemasaran kosmetika.

Iklim kompetisi yang semakin nyata menyebabkan setiap produsen dihadapkan pada dunia kompetisi untuk merebut minat dan kepercayaan publik. Berbagai daya dan upaya akan dilakukan untuk menarik perhatian pembeli dan menjadikannya sebagai pengkonsumsi tetap produk perusahaannya. Sebagai salah satu usaha yang dapat dijalankan oleh perusahaan, dalam hal ini perusahaan kosmetika, untuk mengatasi iklim persaingan tersebut adalah dengan menggiatkan promosi, menjaga hubungan dengan konsumen. Hal ini juga dilakukan oleh salah satu perusahaan kosmetika terbesar di dunia, yaitu Oriflame.

Oriflame adalah salah satu perusahaan kosmetika yang bergerak di bidang MLM (Multi Level Marketing) yang bermula di kota Stockholm, Sweden, tahun 1967 oleh dua orang bersaudara Jonas dan Robert af Jochnick yang mengawali bisnis mereka sendiri dengan ambisius. Mereka begitu muda dengan impian-impian dan visi yang begitu kuat. Visi mereka adalah mendirikan perusahaan kosmetik yang menghadirkan jenis perawatan kulit yang berbeda, dari bahan alami dan berkualitas. Mereka mulai memformulasikan produk perawatan kulit berbahan dasar alami dari Skandinavia, birch bark, dan lainnya dengan formulasi yang aman, efektif, serta dengan wewangian yang lembut.

Oriflame Swedish Natural Cosmetic saat ini adalah perusahaan kosmetik dengan perkembangan tercepat di dunia. Oriflame memiliki kantor penjualan di 59 negara dan merupakan pemimpin pasar di lebih dari 30 negara. Jaringan


(15)

penjualan yang terdiri dari 1.8 juta consultants mandiri yang memasarkan rangkaian lengkap perawatan kulit, wewangian dan kosmetik berkualitas tinggi. Di Indonesia sendiri, Oriflame didirikan sejak tahun1986 dan telah berjaya di Indonesia selama hampir 23 tahun. Oriflame memiliki 12 cabang dan ribuan consultants yang tersebar luas di seluruh Indonesia. Untuk saat ini, Oriflame Indonesia merupakan perusahaan kosmetik dengan sistem penjualan mandiri nomor satu di Indonesia (www.oriflame.co.id

Dari berbagai rangkaian kegiatan Beauty Consultant ini diharapkan konsumen lebih mengenal kegunaan serta cara pemakaian produk. Yang pada hasil akhirnya, diharapkan konsumen merasa puas, tertarik untuk menjadi

).

Produknya merupakan suatu jenis rangkaian perawatan kecantikan yang beragam, dengan jenis produk terlengkap yang berkisar 500 produk. Dalam pemasarannya selain melakukan promosi untuk mengenalkan kepada konsumen, Oriflame Medan (sebagai distributor cabang Medan) juga berupaya menjalin hubungan yang baik dengan konsumen. Kegiatan Beauty Consultant adalah salah satunya.

Kegiatan Beauty Consultant adalah kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah konsumen produk Oriflame dengan cara menjalin hubungan baik dengan konsumen dan berusaha mempengaruhi orang-orang khususnya mereka yang belum mengkonsumsi produk ini menjadi pengkonsumsi produk ini. Rangkaian kegiatannya terdiri dari penjelasan tentang kegunaan dan cara pemakaian produk kosmetika yang dihasilkan, penampungan sekaligus pemecahan masalah kecantikan yang di hadapi konsumen, mengadakan beauty demo, beauty class, seminar dan sebagainya.


(16)

pelanggan produk tersebut dan menjadi pemakai produk tersebut. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa keberadaan seorang Beauty Consultant sangat diharapkan mampu memainkan peranannya sebagai penghubung antara pihak perusahaan dengan khalayak. Sebagai salah satu faktor yang mendukung upaya tersebut, seorang petugas Beauty Consultant dituntut untuk mampu tampil lebih ramah dan sopan dengan rasa percaya diri yang tinggi. Karena pada dasarnya bila penampilan dan pelayanan seorang petugas mampu memikat konsumen, produk yang ditawarkannya pun otomatis memiliki nilai tambah. Jika hal seperti ini yang terjadi seorang konsumen akan sukar untuk melepaskan diri dari rasa ketertarikan yang muncul dari produk yang ditawarkan tersebut.

Salah satu keberhasilan perusahaan kosmetika itu di dukung oleh Beauty Consultantnya. Semakin baik peranan Beauty Consultant maka akan berpengaruh pada minat beli konsumen dan minat pakai konsumen hingga akhirnya konsumen diharapkan menjadi pelanggan dari perusahaan kosmetika tersebut. Dengan demikian, seorang petugas Beauty Consultant sangat diharapkan peranannya untuk mendukung tujuan perusahaan yaitu memperluas pemasaran dengan berusaha memaksimalisasi jumlah konsumen.

Dalam penelitian ini, penulis memilih perusahaan Contact Center Infomedia sebagai tempat penelitian ini, dikarenakan Contact Center infomedia adalah perusahaan jasa telekomunikasi yang melayani pelanggan melalui telepon, artinya mereka menghadapi keluhan pelanggan tidak secara langsung bertemu, tetapi melalui sarana telepon. Hal ini menurut penulis, menyebabkan karyawan Contact Center merasa tidak begitu perlu menjaga penampilan dikarenakan tidak berjumpanya secara langsung dengan pelanggan. Mereka menganggap bahwa


(17)

performance tidak satu keharusan, padahal kita tahu bahwa penampilan yang baik, seperti kebersihan badan, wangi tubuh adalah merupakan salah satu faktor penunjang semangat kerja dan kepercayaan diri seseorang.

Berdasarkan uraian tersebut penulis merasa tertarik untuk melihat bagaimana peranan Beauty Consultant tersebut dalam menumbuhkan minat pakai produk Oriflame pada karyawan Contact Center Infomedia Medan.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka Peneliti tertarik merumuskan masalah sebagai berikut :

“Sejauh mana peranan Beauty Consultant dalam kegiatan External Public Relations dapat menumbuhkan minat karyawan Contact Center Infomedia Nusantara Medan untuk menggunakan/memakai produk Oriflame.

1.3. Pembatasan Masalah

Agar peneliti dapat lebih jelas dan lebih spesifik dalam melaksanakan penelitian, dan untuk menghindari terjadinya pengembangan masalah, maka perlu adanya suatu pembatasan masalah yang menjadi ruang lingkup pembahasan, dengan tujuan untuk menghasilkan uraian yang lebih sistematis sehingga tidak terjadi bias dan kekaburan dalam penelitian.Untuk itulah peneliti membatasi masalah sebagai berikut :


(18)

a. Penelitian ini bersifat korelasional yang betujuan untuk mengetahui hubungan antara Beauty Consultan dengan minat pakai konsumen.

b. Objek yang diteliti adalah karyawan Contact Center Infomedia yang

pernah mengikuti kegiatan beauty demo yang diadakan Oriflame. c. Penelitian ini dilakukan mulai bulan September- November 2008

1.4. Tujuan dan ManfaatPenelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan:

a. Mengetahui hubungan kegiatan external public relations dalam hal ini kegiatan Beauty Consultan Oriflame terhadap usahanya untuk menumbukan minat pakai konsumen Oriflame melalui kegiatan Beauty Demo pada Contact Center Infomedia Medan

b. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat ketertarikan karyawan Contact

Center Infomedia terhadap produk Oriflame yang dipaparkan Beauty Consultant.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :

a. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya bahan

referensi, bahan penelitian serta sumber bacaan bagi yang menginginkannya

b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian ilmu komunikasi secara umum dan ilmu Public Relations


(19)

c. Secara praktis, penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak Oriflame tentang efektifitas kegiatan Beauty Consultant dalam upaya menumbuhkan minat konsumen memakai Oriflame.

1.5. Kerangka Teori

Kerlinger menyebutkan, teori adalah himpunan konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara varibel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmad, 2004:6).) Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti (Nawawi, 1995:39)

Pada penelitian ini, teori-teori yang digunakan antara lain teori-teori tentang Komunikasi, Komunikasi Antar Personal, Komunikasi Persuasif, dan teori Pemasaran, Teori Public Relations, External Public Relations, Beauty Consultant, Teori AIDDA dan Teori Minat.

1.5.1 Komunikasi

Setiap orang yang hidup dalam masyarakat, sejak bangun tidur hingga tidur kembali, secara kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi. Terjadinya


(20)

komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial (social relations). Masyarakat paling sedikit terdiri dari dua orang yang saling berhubungan satu sama lain, yang disebabkan oleh hubungan tersebut, menimbulkan interaksi sosial (social interaction) dan terjadinya interaksi sosial disebabkan oleh interkomunikasi (intercommunication). (Effendy,2004:3).

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin Communis yang berarti “communis “ yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering sebagai asal usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama (Dedy Mulyana, 2005:41).

Menurut Harold Laswell (Dedy Mulyana, 2006:62) cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : Who (siapa), Says What (mengatakan apa), In Which Channel (dengan saluran apa), To Whom (kepada siapa),With what effect (dengan pengaruh bagaimana).

1.5.2 Komunikasi Antar Personal dan Komunikasi Persuasif

Yang di maksud dengan komunikasi antar pribadi atau komunikasi antar personal (Interpersonal Communication ) adalah “Proses penyampaian paduan pikiran dan perasaan oleh seseorang kepada seorang lainnya agar mengetahui, mengerti atau melakukan kegiatan tertentu (Effendy, 1992:78).


(21)

Dengan perkataan lain, komunikasi antar personal adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seorang komunikator kepada komunikan untuk mengubah sikap, pandangan dan perilakunya. Dalam komunikasi antar personal, komunikasi berlangsung dalam bentuk dialog atau percakapan. Karena itu komunikasi antar personal sering disebut sebagai komunikasi dialogis (dialogical communication).

Menurut para ahli, komunikasi antar personal di pandang sebagai bentuk komunikasi yang paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pandangan atau perilaku seseorang. Anggapan ini didasari pada pendapat Effendy (1992 : 79), yang menyatakan, komunikasi antar personal adalah:

- Komunikasi yang berlangsung dua arah secara timbal balik. - Arus balik berlangsung seketika.

- Kerangka acuan komunikan dapat diketahui segera.

Karena sifatnya yang dialogis, maka komunikasi antar personal berlangsung dua arah (two way communication). Ini berarti bahwa komunikasi antar personal berlangsung selain dari komunikator ke komunikan juga dari komunikan kepada komunikator. Ini berarti pula bahwa komunikator pada saat ini juga mengetahui tanggapan komunikan terhadap pesan yang disampaikannya. Dengan demikian maka komunikator dapat mengendalikan dan mengatur komunikasinya berdasarkan tanggapan komunikan, sehingga keberhasilan komunikasinya dapat diketahui secara tuntas pada saat ia bertatap muka dengan komunikan yang dijadikan sasarannya.

Sedangkan keuntungan lainnya yang mendukung keberhasilan komunikasi antar persona ialah bahwa kerangka acuan komunikan dapat diketahui saat


(22)

komunikasi berlangsung. Yang dimaksud dengan kerangka acuan (frame of reference) adalah paduan yang terbentuk dari nilai-nilai yang terbentuk oleh pendidikan, norma-norma, agama dan lain-lain sehingga dapat menimbulkan persepsi tetentu terhadap suatu gejala.

Menurut Rachmadi (1994:72) dalam melakukan komunikasi antar personal ini seseorang harus dapat memenuhi beberapa hal di bawah ini:

1. bersikap empatik dan simpatik

2. tunjukkanlah sebagai komunikator trepercaya

3. bertindaklah sebagai pembimbing bukan pendorong

4. kemukakanlah fakta dan kebenaran

5. bercakaplah dengan gay mengajak bukan menyuruh

6. jangan bersikap super

7. jangan mengetengahkan hal-hal yang mengkhawatirkan

8. jangan mengkritik

9. bicaralah secara meyakinkan

Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa komunikasi, pada dasarnya sama-sama merupakan proses pengoperan gagasan, pikiran, dari seseorang kepada orang lain dengan tujuan mengubah sikap, pandangan dan perilaku seseorang. Perubahan ini dapat terjadi pada diri komunikan bila komunikasi dilakukan secara persuasif. Dengan komunikasi persuasif inilah seseorang/komunikan akan melakukan apa yang di kehendaki oleh komunikator dengan kesadaran sendiri. Dengan kata lain seperti yang diungkapkan Liliweri (1991 : 42), “ yang merupakan sifat terakhir dari komunikasi antar pribadi adalah adanya persuasi”.


(23)

Istilah persuasi bersumber dari perkataan Latin : “persuaio” yang secara harfiah berarti ajakan, bujukan, imbauan yang sifatnya halus dan luwes. Komunikasi persuasif adalah salah satu tekhnik komunikasi, dimana proses yang berlangsung di dalamnya, juga merupakan proses komunikasi.

1.5.3 Pemasaran dan Komunikasi Pemasaran

Pemasar adalah proses social dan manajerial dengan proses individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan,dan secara bebas mempertukarkan produk jasa dan bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2005 : 10).

Pemasaran dalam bahasa Inggris adalah “marketing” yang berasal dari kata “market” yang berarti pasar. Jadi istilah “marketing” disamakan dengan pemasaran. Pengertian marketing bukan hanya menyangkut masalah jual beli yang terjadi dalam pasar, tetapi juga membicarakan secara sistematis segala yang mencakup gerak dinamis, dalam dunia usaha (Oka, 1990 : 25). Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba. Sebuah perusahaan dikatakan berhasil menjalankan fungsinya apabila mampu menjual produknya pada konsumen dan memperoleh profit semaksimal mungkin.

Menurut Sunarto, SE. MM (2006:4), pemasaran adalah sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.Berdasarkan defenisi manajerial, pemasaran sering


(24)

digambarkan sebagai “seni menjual produk”. Peter Drucker, ahli teori manajemen mengatakan bahwa:

“ Orang dapat mengasumsikan bahwa akan selalu ada kebutuhan akan penjualan. Akan tetapi, tujuan pemasaran bukan untuk memperluas penjualan. Tujuan pemasaran adalah utuk mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya menjadi dirinya sendiri. Idealnya, pemasaran hendaknya menghasilkan seorang yang siap untuk membeli semua yang dibutuhkan, selanjutnya adalah menyediakan produk atau jasa itu” (Sunarto,2006:4).”

Dari pengertian diatas, komunikasi pemasaran adalah proses untuk membalikan pesan-pesan yang dibutuhkan serta diinginkan oleh suatu kelompok/individu. Atau komunikasi pemasaran adalah proses penyampaian pesan komunikator kepada komunikan yang diarahkan untuk memenuhi media yang menimbulkan efek.

1.5.4 Public Relations

Menurut IPRA, Public Relations didefinisikan sebagai: “Fungsi manajemen dari sikap budi yang berencana dan berkesinambungan, yang dengan itu organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga bersifat umum dan pribadi berupaya membina pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang ada kaitannya dan mungkin yang ada kaitannya dengan jalan menilai opini public relation di antara mereka untuk sedapat mungkin mengkorelasikan kebijaksanaan dan tata cara mereka, yang dengan informasi yang berencana dan tersebar luas mencapai kerjasama yang lebih produktif dan pemenuhan kepentingan bersama yang lebih efisien (Effendy, 1993:212).


(25)

Jadi menurut definisi organisasi international Public Relations itu adalah fungsi manajemen yang berarti melekat atau tidak lepas dari manajemen, tujuannya adalah untuk membina pengertian, simpati dan dukungan dari public, baik dari public internal maupun public eksternal untuk terciptanya kerjasama

1.5.5 External Public Relations

“External Public Relations adalah salah satu bentuk kegiatan Public Relations yang ditujukan kepada pihak yang berada, di luar perusahaan atau instansi ( Djaja 1985 : 28 )”.

Selanjutnya Rachmadi juga memberikan definisi tentang public external yaitu: “orang luar atau publik umum (masyarakat) dimana industri atau usaha itu berada, yang harus diberi penerangan atau informasi demi tumbuhnya good will dari mereka (Rachmadi, 1994 : 13 )”.

Jadi, dalam prakteknya public external merupakan sasaran dari kegiatan external public relations yang diharapkan dapat mendukung tujuan dari perusahaan.

1.5.6 Beauty Consultant

Kegiatan Beauty Consultant yang merupakan kegiatan pelayanan informasi dan nasehat kecantikan berikut pemberian motivasi dengan tujuan agar konsumen mempunyai penilaian yang baik terhadap produk kosmetika Oriflame. Pelayanan yang baik berikut keinginan untuk memakai produk kosmetika


(26)

Oriflame, merupakan teropongan dari pembentukan minat, meliputi aspek perhatian, tanggapan positif terhadap kegiatan Beauty Consultant, dan kepercayaan dari konsumen terhadap produk yang dihasilkan dalam hal ini kosmetika Oriflame.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa seorang petugas

Beauty Consultant menjalankan beerapa tugas dibawah ini :

1. Pencarian : Mencari, memperoleh dan mempererat hubungan

dengan langganan baru.

2. Penjualan : Mereka harus tahu akan seni “kepandaian menjual”,

pendekatan, penyajian, menjawab keluhan dan menutup penjualan.

3. Pelayanan : Menberikan berbagai pelayanan kepada langganan,

memberikan nasehat kecantikan dalam bentuk komunikasi dialogis

4. Komunikasi : Menyampaika Informasi tentang produk perusahaan

dengan komunikasi persuatif dan informative

5. Pengelokasian : Mengevaluasi kualitas konsumen dan

pengelokasian produk yang langka selama masa-masa sulit. (Kotler, 1985 :190)

1.5.7 Teori AIDDA

Menurut Effendi (1993 : 304) menjelaskan bahwa pendekatan yang disebut sebagai A-A Procedur atau from Attention to Action procedure, sebenarnya penyederhanaan dari suatu proses yang disingkat AIDDA. Lengkapnya adalah sbb:


(27)

A attention (perhatian) I Interest (minat) D Desire (hasrat) D Decision (keputusan) A Action (tindakan)

Proses pentahapan komunikasi ini mengandung maksud bahwa komunikasi hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian (attention). Dalam hal ini, seorang Beauty Consultant dalam kegiatan Beauty Demo harus mampu menarik perhatian konsumen. Apabila perhatian komunikan telah terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat (interest) yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan . Dalam hal ini minat akan menimbulkan hasrat dalam diri konsumen untuk menggunakan produk Oriflame. Hasrat, yaitu suatu keinginan yang amat sangat untuk memiliki produk Oriflame. Dengan adanya hasrat, kemudian dilanjutkan dengan datangnya keputusan (decision). Keputusan, yaitu segala putusan yang telah ditetapkan, sesudah dipertimbangkan atau dipikirkan, dan merupakan sikap terakhir atau langkah yang harus dijalankan. Karyawan Infomedia sudah mengambil keputusan untuk menggunakan produk Oriflame, yang pada akhirnya keputusan itu dilanjutkan dengan mengambil suatu tindakan (action).

Tindakan, yaitu perbuatan atau sesuatu yang dilaksanakan untuk mengatasi/memenuhi sesuatau yang dalam hal ini adalah akan mulai menggunakan produk Oriflame.


(28)

Yang dimaksud dengan tindakan disini adalah tindakan karyawan Contact Center Infomedia untuk memakai produk Oriflame

1.5.8 Teori Minat

.Seorang komunikator akan dapat melakukan perubahan sikap dan tingkah laku komunikan apabila komunikan merasa adanya persamaan antara komunikator dengannya. Komunikator harus dapat menyamakan diri dengan komunikannya agar dapat menimbulkan simpati komunikan terhadapnya. Dimulainya komunikasi dengan membangkitkan perhatian akan merupakan langkah awal suksesnya komunikasi. Apabila perhatian komunikan lebih terbangkitkan, maka selanjutnya diikuti dengan upaya menumbuhkan minat (interest) yang merupakan kelanjutan dari perhatian.

Perhatian merupakan gejala psikologis dalam diri seseorang yaitu proses dimana suatu objek atau kondisi dalam lingkungan orang yang bersangkutan merupakan hal-hal yang memberikan dorongan. Seseorang yang digairahkan untuk memberikan respon-respon. (Sunarjo, 1983:62)

Menurut Effendy (2000:103) minat adalah perhatian yang merupakan titik tolak timbulnya hasrat untuk melakukan kegiatan yang diharapkan.

Jadi minat yang dimaksud disini adalah suatu sikap yang dapat menimbulkan hasrat dan perhatian terhadap sesuatu dan timbul keinginan untuk membeli atau menggunakan/memakai sesuatu yang ditawarkan.

Minat akan timbul bila ada unsur-unsur seperti: 1. Terjadinya sesuatu hal yang menarik.


(29)

2. Terdapatnya kontras yaitu antara hal yang satu dengan hal yang lainnya sehingga apa yang menonjol itu menimbulkan perhatian.

3. Terdapatnya harapan akan mendapat keuntungan atau mungkin

gangguan dari hal yang dimaksudkan (Pratikno, 1984:20).

Minat pakai yang dimaksud adalah minat konsumen untuk menggunakan produk Oriflame.

Menurut Effendy (1998;103) minat adalah kelanjuatan perhatian yang merupakan titik tolak timbulnya hasrat untuk melakukan kegiatan yang diharapkan. Sedangkan Khasali (1992;84) mengatakan minat sebagai rasa ingin tahu lebih rinci dalam diri seseorang. Dari definisi minat tersebut dapat diketahui bahwa minat adalah sikap yang dapat menimbulkan perhatian, rasa ingin tahu, dan hasrat untuk melakukan sesuatu dalam diri seseorang.

Menurut Effendy (1993;318-319) efek komunikasi melekat pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Efek kognitif

Berhubungan dengan pikiran dan penawaran sehingga khalayak yang semula tidak tahu menjadi mengerti, yang tadinya bingung menjadi jelas.

b. Efek afektif

Berkaitan degan perasaan. Perasaan akibat terpadaan media itu bermacam-macam. Contohnya senang sehingga terbahak-bahak, sedih hingga mengucurkan air mata, takut sampai merinding dan lain-lain. c. Efek konatif


(30)

Berkaitan dengan niat, tekad, upaya, usaha, yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan. Karana berbentuk perilaku maka menjadi efek behaviour. Efek konatif tidak langsung timbul sebagai akibat terpaan media massa melainkan didahului oleh efek kognitif dan afektif. Dengan perkataan lain timbulnya efek konatif setelah muncul efek sebelumnya.

Ketiga efek komunikasi ini menjadi indikator atau tolak ukur keberhasilan komunikasi. Bila dihubungkan dengan penelitian ini maka perubahan sikap yang akan diteliti adalah perubahan afektif, yaitu minat atau sikap yang timbul dalam diri responden setelah mengikuti kegiatan beauty demo yang dilakukan oleh beauty consultant Oriflame sehingga responden menjadi lebih ingin tahu dan berhasrat untuk menggunakan produk Oriflame.

1.6. Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori yag telah disusun selanjutnya adalah kerangka konsep. Menurut Nawawi (1991 : 40 ), kerangka konsep adalah sebagai hasil pemikiran rasional yang bersifat teoritis dalm memperkirakan memungkinkan


(31)

hasil yang akan dicapai. Dengan adanya kerangka konsep ini merupakan bahan yang akan menuntun dan merumuskan hipotesa.

Dalam penelitian ini ada tiga variabel yang akan diteliti yaitu: 1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas adalah segala gejala, faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya variabel kedua disebut variabel terikat. Tanpa variabel ini, maka variabel berubah sehingga akan muncul variabel terikat yang berbeda atau yang lain atau bahkan sama sekali tidak ada atau tidak muncul (Nawawi, 1995:57). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Beauty Consultant dalam kegiatan External Public Relations.

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor maupun unsur yang ada ataupun muncul dipengaruhi atau ditentukannya adanya variabel bebas dan bukan karena adanya variabel lain. (Nawawi, 1995:57). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat pakai konsumen, yakni usaha membangkitkan minat konsumen agar terbentuk rasa ketertarikan dan keinginan untuk memakai produk Oriflame.

3. Variabel Antara (Z)

Variabel antara adalah variabel yang berada di antara variabel bebas dan variabel terikat, yang berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat tersebut. Variabel antara dalam penelitian ini adalah karakteristik responden yakni penerima pesan yaitu responden yang mengikuti Beauty Demo


(32)

1.7. Model Teoritis

Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan menjadi suatu model teoritis sebagai berikut:

1.8. Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep di atas maka dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian,yaitu sebagai berikut:

Variabel Bebas (X)

Beauty Consultant dalam kegiatan External Pulic Relations

Variabel Terikat (Y)

Minat pakai konsumen

Variable antara (Z)


(33)

Tabel 1. Operasional Variabel

VARIABEL TEORITIS VARIABEL OPERASIONAL

1. Variabel Bebas ( X ) Beauty Consultant dalam kegiatan External Public Relations

- Pencarian

- Penjualan

- Pelayanan

- Komunikasi

- Pengelokasian

2. Variabel Terikat ( Y ) Minat pakai konsumen

- Perhatian

- Minat

- Hasrat

- Keputusan

- Tindakan

3. Variabel Antara ( Z ) Karakteristik Responden

- Usia

- Tingkat pendidikan

- Tahu/kenalnya

produk Oriflame

1.9 Definisi Operasional

Menurut Singarimbun (1995:46). Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu


(34)

variabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama.

Definisi operasional dari penelitian adalah :

1. Variabel bebas (Beauty Consultant dalam kegiatan External Public

Relations) tugasnya terdiri dari:

a. Pencarian yaitu mencari, memperoleh dan mempererat hubungan

dengan langganan baru.

b. Penjualan yaitu mereka harus tahu akan seni “kepandaian menjual”, pendekatan, penyajian, menjawab keluhan dan menutup penjualan

c. Pelayanan yakni memberikan berbagai pelayanan kepada langganan, memberikan nasehat kecantikan dalam bentuk komunikasi dialogis

d. Komunikasi yaitu menyampaika Informasi tentang produk perusahaan

dengan komunikasi persuatif dan informative .

e. Pengelokasian yaitu mengevaluasi kualitas konsumen dan

pengelokasian produk yang langka selama masa-masa sulit. (Kotler, 1985 :190)

2. Variabel terikat (minat pakai konsumen) terdiri dari:


(35)

b. Interest, yaitu suatu keinginan yang kuat atau ketertarikan terhadap produk oriflame setelah mengikuti kegiatan beauty demo.

c. Hasrat, yaitu suatu keinginan yang amat sangat atau dorongan dalam

diri responden untuk menggunakan produk oriflame.

d. Keputusan, yaitu suatu keputusan yang telah diambil untuk

menggunakan produk oriflame.

3. Variabel Antara (karakteristik responden) terdiri dari:

a. Usia, yaitu tingkatan umur karyawan contact center infomedia yang

dijadikan sampel.

b. Tingkat pendidikan,yaitu tingkat pendidikan responden yang dijadikan sampel

c. Tahu/kenalnya produk Oriflame


(36)

Hipotesis adalah pernyataan tentatip yang berhubungan dengan permasalahan sehingga berguna dalam mencapai/mendapatkan alat pemecahannya.

Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang masih harus di uji kebenarannya secara empiric. Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pertanyaan penelitian yang kebenarannya akan di uji berdasarkan data yang dikumpulkan.

Adapun hipotesa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho: Tidak terdapat hubungan antara kegiatan beauty consultan dan

minat pakai calon konsumen.

Ha: Terdapat hubungan antara kegiatan beauty consultan dan minat

pakai calon konsumen di Contact Center Infomedia Nusantara


(37)

URAIAN TEORITIS

2.1 Komunikasi dan Komunikasi Antar Pribadi 2.1.1 Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris “communication” berasal dari bahasa Latin “communis” yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti”membuat sama”(to make commom). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering sebagai asal-usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana, 2005:4). Sama disini maksudnya adalah sama makna mengenai suatu hal.

Jadi, komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan. Intinya, jika seseorang mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan orang lain kepadanya, maka komunikasi berlangsung.

Menurut Benard Berelson dan Gary A. Stainer, komunikasi adalah kegiatan pencapaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan lambang-lambang atau kata-kata, gambar, bilangan, grafik dan lain-lain (Ruslan, 2002:17).

Menurut Carl I. Hovlan, mengemukakan bahwa komunikasi itu adalah suatu proses dimana seseorang memindahkan perangsang yang biasanya berupa lambang kata-kata untuk merubah tingkah laku orang (Soenarjo, 1995:143). Komunikasi juga dapat diartikan sebagai proses penyampaian suatu pesan oleh


(38)

seseorang kepada orang lain untuk memberitahukan cara atau untuk merubah sikap, pendapat atau perilaku baik secara langsung maupun tidak langsung.

Harold Laswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society dalam Effendy (2004:5), mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Whivh Channel To Whom With What Effect?

Paradigma Lasswel diatas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsure sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yakni:

a. Who (komunikator), pihak yang menyampaikan pesan

b. Says what (pesan), pernyataan yang didukung oleh lambing-lambang c. In which channel (media), sarana atau saluran yang mendukung

penyampaian pesan

d. To whom (komunikan), pihak yang menerima pesan

e. With what effect (efek yang ditimbulkan), dampakyang timbul sebagai pengaruh dari pesan.

Berdasarkan paradigma ini dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.


(39)

Lingkup ilmu komunikasi ditinjau dari komponennya, bentuknya, sifatnya, metodenya, teknisnya, modelnya, bidangnya dan sistemnya (Efendy, 1990:6-9):

1. Komponen Komunikasi

a. Komunikator (communicator)

b. Pesan (message)

c. Media (media)

d. Komunikan (communican)

e. Efek (effect)

2. Proses Komunikasi

a. Proses secara primer b. Proses secara sekunder

3. Bentuk Komunikasi

a. Komunikasi Personal (Personal Communication):

1. Komunikasi Intrapersonal (Intrapersonal communication)

2. Komunikasi Interpersonal (Interpersonal communication)

b. Komunikasi Kelompok (Group Communication):

1. Komunikasi kelompok kecil (Small group coomunication),yaitu:

a. Ceramah (lecture)

b. Diskusi panel (panel discussion)

c. Simposium (symposium)

d. Forum


(40)

f. Curah saran (brainstorming)

2. Komunikasi kelompok besar (Large group communication)

c. Komunikasi massa (Mass communication) yaitu, pers, radio,

televisi, film, dan lain-lain.

d. Komunikasi Medio (Medio communication) yaitu: surat, telepon, pamflet, poster, spanduk

4. Sifat Komunikasi

a. Tatap muka (face to face)

b. Bermedia (mediated)

c. Verbal (verbal) 1. Lisan (oral)

2. Tulisan/cetak (written/printed) d. Nonverbal (non verbal)

1. Kial/isyarat badaniah (gestural) 2. Bergambar (pictorial)

5. Metode Komunikasi a. Jurnalistik (journalism)

1. Jurnalistik cetak (printed journalism)

2. Jurnalistik elektronik (electronic journalism) - Jurnalistik radio (radio journalism) - Jurnalistik televisi (televise journalism) b. Hubungan masyarakat (public relation)

c. Periklanan (advertising)


(41)

e. Publisitas (publicy)

f. Propaganda

g. Perang urat saraf (psychological warfare)

h. Penerangan

2. Teknik Komunikasi

a. Komunikasi informatif (Informative communication)

b. Komunikasi persuasive (Persuasive communication)

c. Instruktif/koersif komunikasi (Instructive/coersive

communication)

d. Hubungan manusiawi (Human relation)

3. Tujuan Komunikasi

a. Perubahan sikap (attitude change) b. Perubahan pendapat (opinion change) c. Perubahan perilaku (behaviour change) d. Perubahana social (social change)

4. Fungsi Komunikasi

a. Menyampaikan informasi (to inform)

b. Mendidik (to educate)

c. Menghibur (to entertain)

d. Mempengaruhi (to influence)


(42)

a. Komunikasi satu tahap (One step flow communication) b. Komunikasi dua tahap (Two step communication) c. Komunikasi multi tahap (Multi step communication)

6. Bidang Komunikasi

a. Sosial komunikasi (Social communication)

b. Komunikasi organisasional (Organizational communication)

c. Komunikasi perusahaan (Business communication) d. Komunikasi politik (Political communication)

c. Komunikasi International (International communication)

d. Komunikasi antar budaya (Intercultural communication)

e. Komunikasi pembangunan (Development communication)

f. Komunikasi lingkungan (Environmental communication)

g. Komunikasi tradisional (Traditional communication)

2.1.3 Unsur-unsur Komunikasi

Unsur-unsur komunikasi terdiri dari (Cangara, 1998:23-26):

1. Sumber. Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber

sebagai pembuat atau pengirim informasi. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa Inggris disebut source,sender atau decoder.

2. Pesan adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima.

Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan,


(43)

informasi, nasihat, atau propaganda. Dalam bahasa Inggrisnya pesan diterjemahkan dengan kata message, content, information.

3. Media adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari

sumber kepada penerima .

4. Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim

oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih. Penerima biasa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti khalayak, sasaran, komunikan, atau dalam bahasa Inggris disebut audience atau receiver.

5. Efek atau pengaruh adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan,

dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang.

6. Umpan balik (feedback), adalah informasi yang dikirimkan kembali

kepada sumbernya, oleh karena itu memiliki arti yang penting yang akan menentukan kontinuitas serta keberhasilan komunikasi tersebut. Tanggapan juga bisa berasal dari unsur lain seperti pesan dan media.

2.1.4 Komunikasi Antar Pribadi

Kehidupan manusia ditandai dengan pergaulan di antara manusia dalam keluarga, lingkungan masyarakat, sekolah, tempat kerja,organisasi sosial dan sebagainya. Semuanya ditunjukkan tidak saja pada derajat suatu pergaulan, frekuensi bertemu, jenis relasi, mutu dari interaksi-interaksi diantara mereka tetapi


(44)

juga terletak pada seberapa jauh keterlibatan diantara mereka satu dengan lainnya, saling mempengaruhi.

Orang menamakan peristiwa seperti yang dilukiskan di atas sebagai suatu peristiwa komunikasi. Menurut Schramm (1974) diantara manusia yang bergaul, merekasaling berbagi informasi, gagasan dan sikap. Demikian pula menurut Merril dan Lowenstein (1971) terjadi penyesuaian pikiran, penciptaan perangkat symbol bersama dalam pikiran peserta. Dan menurut Theodorson (1969) komunikasi adalah pengalihan informasi dari satu orang atau kelompok kepada yang lain, terutama dengan menggunakan symbol.

Proses pengaruh mempengaruhi ini merupakan suatu proses bersifat psikologis dan karenanya juga merupakan permulaan dari ikatan psikologis antara manusia yang memiliki satu pribadi dan memberikan peluang bakal terbentuknya suatu kebersamaan dalam kelompok yang tidak lain merupakan tanda adanya proses sosial. Komunikasi antar pribadi sebenarnya merupakan satu proses sosial dimana orang-orang yang terlibat didalamnya saling mempengaruhi. Sebagaiman diungkapkan oleh De Vito (1976) bahwa komunikasi antar pribadi merupakan pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain, atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik yang langsung.

Effendy (1986) mengemukakan bahwa pada hakikatnya komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara komunikator dengan seorang komunikan. Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam hal upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis, berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung. Komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga, pada saat komunikasi dilancarkan komunikator


(45)

mengetahui dengan pasti apakah komunikasinya itu positif atau negatif, berhasil atau tidak.

Dari berbagai sumber di atas dapat dirumuskan bahwa komunikasi antar pribadi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Spontan dan terjadi sambil lalu

2. Tidak mempunyai tujuan terlebih dahulu

3. Terjadi secara kebetulan diantara para peserta yang belum diketahui

identitasnya terlebih dahulu.

4. Berakibat sesuatu yang disengaja maupun yang tidak disengaja 5. Kerap kali berbalas-balasan

6. Mempersyaratkan hubungan paling sedikit dua orang, serta hubungan harus

bebas, bervariasi dan adanya pengaruh.

7. Harus membuahkan hasil

8. Menggunakan berbagai lambing bermakna.

2.2 Public Relations dan External Public Relations 2.2.1 Public Relations

Public Relations untuk pertama kali dilahirkan di Amerika sebagai akibat daripada suatu masyarakat dimana berpikir, berbicara, berserikat/berkumpul dan berusaha dijamin sepenuhnya. Public Relations hanya bisa berfungsi dengan wajar dalam suatu negara demokrasi dan tidak di dalamnya suatu negara authorither atau dictator ( Palapah dan Syamsudin, 1970 :16 ).

Definisi lain mengenai pengertian Public Relations, antara lain dari Edward L.Bernays (dalam Rachmadi 1994: 19), mengatakan Public Relations has


(46)

three meanings: 1. information given to the public, 2.persuation direct to the public to modify attitudes and actions of an institution, 3. efforts to integrate attitudes and actions of an institution. ( Publik Relations mempunyai tiga arti, yaitu: 1. penerangan kepada masyarakat, 2. persuasi untuk merubah sikap dan tingkah laku masyarakat, 3. usaha untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan dengan sikap perbuatan masyarakat dan sebaliknya)”.

Definisi lain dikemukakan oleh W. Emerson Reck, Public Relations Directions, Colgate University (Abdurrahman, 1984 : 25) berbunyi “ Public Relation is the continued process of keying policies, services and action to the best interest of those individual and groups whose confidence and goodwill on individual or institution covest, and secondy, it is the interpretationof these policies, services and action to assure complete understanding and appreciation. (Public relations adalah kelanjutan dari proses penetapan kebijaksanaan, penentuan pelayanan-pelayanan dan sikap yang di sesuaikan dengan kepentingan orang-orang atau golongan agar orang atau lembaga itu memperoleh kepercayaan atau goodwill dari mereka. Kedua, pelaksanaan kebijaksanaan, pelayanan dan sikap adalah untuk menjamin adanya pengertian dan penghargaan yang sebaik-baiknya.

Menurut Byron Christian (dalam Bonar, 1983 : 12) pengertian Public Relations adalah “suatu usaha yang sadar untuk mempengaruhi orang terutama melalui komunikasi guna ber pikir baik terhadap suatu organisasi, menghargainya, mendukungnya dan ikut simpati bersamanya, jika mendapat tantangan dan kesukaran”.


(47)

Dari definisi yang telah dijelaskan, terlihat bahwa hakikatnya kegiatan Public Relations adalah suatu kegiatan komunikasi yang bersifat timbal balik antar publik-publik atau pihak-pihak yang mempunyai kepentingan dengan pihak perusahaan atau instansi. “Kegiatan Public Relations dilakukan untuk menanamkan dan memperoleh good image, goodwill, mutual understanding, mutual confidence, mutual appreciation and tolerance (Effendy, 1992 : 3)”.

Bila ditinjau lebih jauh kegiatan Public Relations secara garis besra dibedakan atas 2 bagian yaitu :

1. Internal Public Relations 2. External Public Relations

“Public internal adalah orang-orang yang berbeda atau tercakup oleh organisasi, seluruh pegawai mulai dari staff karyawan bawahan (dalam perusahaan termasuk antara lain pemegang saham), sedang public external adalh orang-orang yang berada diluar organisasi yang ada hubungannya dan diharapkan ada hubungan (Effendy, 1989 : 110)”.

Yang termasuk dalam internal public relations antara lain :

1. Hubungan dengan karyawan (Employes relations).

2. Hubungan dengan pemegang saham (Stockholder Public Relations)

Sedangkan yang termasuk dalam external Public Relations antara lain:

1. Hubungan dengan langganan ( Customer Relations )

2. Hubungan dengan pensuplai ( Suplier Relations )

3. Hubungan dengan konsumen (Consumer Relation )

4. Hubungan dengan distributor ( Distributor Relation )


(48)

6. Hubungan dengan Dealer ( Dealer Relations )

7. Hubungan dengan pemerintah ( Goverment Relations)

Hubungan yang terjadi dengan public tersebut sangatlah besar pengaruhnya terhadap perkembangan perusahaan, bahkan lebih jauh lagi dapat menentukan berhasil tidaknya pencapaian tujuan perusahaan.

2.2.2. External Public Relations

Menurut Effendy ( 1989 : 10 ) “…publik external adalah orang-orang yang berada di luar organisasi yang ada hubungannya dan diharapkan ada hubungan”. Adapun publik external yang menjadi sasaran kegiatan external publik relations adalah orang-orang yang menjadi pelanggan, pensuplai, pengkonsumsi, distributor, masyarakat, dealer juga pemerintah, yang kesemuanya ada di sekitar lingkungan perusahaan dan berhubungan langsung serta berkepentingan dengan perusahaan.

Dengan publik di luar perusahaan inilah harus tetap dijalin hubungan dan

komunikasi, agar apa yang menjadi tujuan perusahaan dapat dicapai dan apa yang diinginkan dan dikeluhkan oleh pelanggan dapat diketahui oleh perusahaan.

Tugas penting dari external publik relations ini adalah mengadakan komunikasi dua arah yang bersifat informatif dan persuasif kepada publik luar, secara jujur (berdasarkan fakta) dan harus diteliti. Sebab publik mempunyai hak untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya tentang sesuatu yang menyangkut kepentingannya. Perhatian yang besar terhadap pandangan publik, bertindak sesuai dengan kepentingan mereka akan membangkitkan simpati dan kepercayaan


(49)

publik terhadap badan/organisasi itu. Hal ini sangat perlu dilakukan mengingat ada beberapa keharusan yang harus dilakukan oleh perusahaan itu sendiri yaitu :

a. Memperluas langganan

b. Memperkenalkan produksi

c. Mencari modal dan hubungan

d. Memperbaiki hubungan dengan serikat-serikat, mempertahankan

karyawan-karyawan yang cakap, efektif dan produktif dalam kerjanya.

e. Memecahkan persoalan-persoalan dan kesulitan yang sedang

dihadapi dalam kerjanya (Abdurrahman, 1984 : 38).”

Tercapainya kesemua usaha ini tergantung pada keberhasilan petugas dalam melakukan interaksi dengan publiknya. Jika seorang petugas bisa tampil ramah, sopan, hormat dan mampu menaruh penghargaan kepada mereka, tentu akan dapat menambah loyalitas/kesetiaan mereka terhadap produk yang mereka gunakan.

Sebab menurut Lew Hahn, seorang pengusaha terkenal di Amerika Serikat mengatakan : “Sukses yang besar yang diperoleh suatu perusahaan ialah mendapatkan pelanggan, bukan penjualannya itu sendiri”. Setiap barang dapat saja dijual untuk satu kali kepada orang pembeli, akan tetapi sebuah perusahaan dikatakan sukses kalau bisa meningkatkan jumlah pelanggannya yang membeli berulang kali (Effendy : 1989 ; 150)


(50)

2.2.3 Hubungan dengan konsumen sebagai salah satu bentuk External Public Relations

Seperti telah dikemukakan terlebih dahulu, bahwa salah satu tujuan keluar Public Relations (external relations) adalah orang-orang atau instansi-instansi diluar organisasi/perusahaan, demi tercapainya opini public yan menguntungkan organisasi/perusahaan tersebut. Komunikasi/hubungan tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Melalui kontak pribadi ( personal contact ) 2. Melalui media massa seperti :

a. press release

b. hubungan dengan pers

c. hubungan dengan masyarakat

d. publisitas

e. melalui media komunikasi lainnya.

(Rachmadi, 1994:53)

Dari kedua cara yang telah disebutkan diatas, hubungan kontak pribadi adalah cara yang paling efektif, sebab dengan cara seperti ini seorang komunikator dapat lebih mensugesti/mempengaruhi komunikannya untuk berpikir, berbuat dan bertingkah laku seperti yang diinginkan komunikator. Untuk itu,seorang petugas yang berhubungan langsung dengan konsumennya, dituntut harus selalu bersikap ramah dan sopan, selalu bersedia mendengarkan apa yang dikatakan dan dinyatakan publik, sabar dalam melayani mereka, dan tidak menangguhkan satu pelayanan yang segera dapat dilakukan. Karena, setiap


(51)

petugas/wakil dari perusahaan merupakan diri perusahaan itu sendiri. Jadi nama baik/buruk perusahaan tergantung kepadanya.

Seperti yeng dikatakan oleh Moore, bahwa “Consumer Relations merupakan suatu tanggung jawab setiap orang yang dipekerjakan oleh sebuah perusahaan yang menghasilkan atau memasarkan barang atau jasa konsumen. Para operator telepon, pengantar barang, tenaga pemasaran dan lain-lain semuanya mempunyai banyak peluang dalam bisnisnya, atau hubungan pribadinya unuk menciptakan citra baik bagi perusahaanya (dalam Effendy, 1988 : 172 )”.

Hubungan dengan konsumen ini (Consumer Relations ) harus senantiasa dilakukan oleh pihak perusahaan, untuk menciptakan komunikasi dengan konsumen dalam rangka memelihara dan membina kepercayaan dan pengertian dari mereka. Hubungan baik dalam perusahaan dengan pihak konsumen sama pentingnya dengan hubungan baik antara pihak peusahaan dengan pihak public intern, yaitu turut menentukan sukses tidaknya tujuan yang dicapai oleh perusahaan, karena salah satu tujuan dari Extenal Public Relations adalah untuk mengeratkan hubungan dengan orang-orang diluar perusahaan sehingga terbentuklah opini publik yang favouable terhadap perusahaan itu.

Seperti yang diungkapkan H. Frazier Moore. “pengembanan hubungan yang lebih baik dengan public konsumen yang sangat luas merupakan satu tugas penting bagi perusahaan besar (dalam Effendy, 1988 : 161)”. Berdasarkan itu pula, tugas penting External Public Relations khususnya Consumer relations adalah mengadakan komunikasi yang efektif yang sifatnya informaif dan persuasif, yang ditujukan kepada publik diluar badan itu, dalam hal ini para konsumen.


(52)

Carol S. Gold, selanjutnya menambahkan “Consumer Relation adalah pusat kegiatan perusahaan. Tanpa konsumen tetap perusahaan akan menderita rugi, Consumer Relations mengikat para konsumen itu pada perusahaan melalui pelayanan, informasi, dan perhatian yang sangat luas dan sama beranekanya dengan macam konsumen itu sendiri (Gold, 1983 : 5)”.

Pendapat ini di dukung pula oleh pendapat Bonar(1983:60). Menurutnya, “dapat diketahui bahwa sikap langganan adalah dinamis”. Jika ia menyukai barang dari suatu perusahaan, dia biasanya akan menjadi propagandis yang baik dari perusahaan itu tanpa harus dibayar. Tetapi sebaliknyapun bisa, jika terjadi ladenan yang kurang cocok akan membuat seorang pembeli menjadi propagandis yang mencemoohkan perusahaan itu kepada orang lain”.

Selanjutnya Moore juga mengatakan bahwa pada dasarnya tujuan dari Consumer Relations ini adalah : “meyakinkan para pelanggan dan calon pelanggan bahwa produk dan jasa perusahaan akan terus ditingkatkan mutu, macam dan kegunaanya, menyediakan sumber persediaan yang konsisten, dengan suatu kebijaksanaan harga konstruktif yang rasional, melayani para pelanggan dengan jujur, dan berusaha mengembangkan perusahaanya serta pasaran konsumennya (Effendy, 1988 :173)”.

Dari pengertian diatas, jelaslah betapa pentingnya usaha menjalin hubungan baik dengan konsumen sebab jika tidak perusahaan akan kehilangan kepercayaan, dan dukungan danpenghargaan dari merek yang pada akhirnya menyebabkan perusahaan akan mengalami kerugian.


(53)

2.2.4 Beauty Consultant Sebagai Salah Satu Sarana Hubungan dengan Konsumen

Setiap perusahaan selalu berupaya untuk dapat menerapkan prinsip ekonomi dalam usaha bisnis yang dijalankannya. Dengan modal yang sekecil-kecilnya akan mempeoleh keuntungan yang sebanyak-banyaknya. Dalam hal ini suatu perusahaan akan berusaha untuk memperoleh laba yang besar dengan menjual kegunaan dari barang/jasa yang diproduksinya.

Dalam usaha memikat konsumen ini, perusahaan harus memiliki pemikiran dan perencanaan yang secermat-cermatnya.

Kotler (1985:236 ), mengatakan bahwa “Apa yang dikomunikasikan seharusnya tidak dipersiapkan secara untung-untungan. Untuk bisa berkomunikasi secar efektif , perusahaan membayar biro iklan untuk merancang iklan yang efektif, perusahaan membayar ahli promosi penjualan untuk merancang program-program penjualan yang menarik, dan membayar biro-biro hubungan masyarakat untuk merancang citra perusahaan. Mereka mendidik wiraniaga untuk bersikap ramah dan memberikan informasi yang jelas”.

Berdasarkan pendapat diatas maka Oriflame menetapkan kebijaksanaanya, memilih kegiatan Beauty Consultant sebagai salah satu cara untuk dapat mengadakan pendekatan dengan public konsumen. Dalam menjalankan tugas tersebut seorang petugas Beauty Consultant harus dapat mengikat konsumen dengan tekhnik promosi dan komunikasi persuasif yang dijalankannya.


(54)

Seorang Beauty Consultant dituntut untuk bisa melakukan tugasnya yaitu:

1. Mampu memperkenalkan, menerangkan, cara penggunaan dan

menyatakan apa kegunaan dari produk Oriflame tersebut.

2. Memberikan nasehat kecantikan, menampung, serta mencari jalan

keluar bagi masalah kecantikan yang dihadapi konsumen.

3. Mengadakan prospek sebagai sasaran berlangsungnya kegiatan

beauty demo.

4. Mampu menjaring konsumen dalam kegiatan beauty demo maupun

beauty class.

5. Mengadakan pameran produk seminar dan sebagainya.

Jika ditinjau dari sudut ekonomi, tujuan kegiatannya mirip dengan tujuan kegiatan promosi, atau lebih khusus lagi mirip dengan kegiatan promosi penjualan (sales promotion). Seperti dikemukakan oleh Stanston bahwa promosi penjualan adalah : ‘Program sales promotion produsen yang ditujukan kepada konsumen dapat dibagi dalam dua golongan kegiatan, yakni yang dimaksud dengan memberikan informasi kepada konsumen para produsen memberikan buklet, memberikan demonstrasi atau pelayanan konsumen (Stanton, nd :203)”

Sedangkan, jika ditinjau dari segi komunikasi tepatnya dari usegi ilmu

Public Relation, kegiatan Beauty Consultant merupakan bagian dari kegiatan external public yaitu kegiatan hubungan dengan konsumen. Karena kegiatan yang dilakukan oleh petugas Beauty Consultant ditunjukan untuk mencapai kepuasan konsumen. Seperti dikemukakan oleh Kotler bahwa : “ komunikasi dengan konsumen berlangsung tidak terbatas pada sarana – saranana komunikasi yang


(55)

spesipik yang melanjuti variable – variable promosi, tapi gaya produk harga, bentuk dan warna kemasan, sikap dan cara berpakaian tenaga penjual (dalam hal ini petugas Beauty Consultant ) semuanya menyampaikan sesuatu kepada pembeli”. (Kotler, 1985: 191)”.

Kegiatan Beauty Consultant yang merupakan kegiatan pelayanan informasi dan nasehat kecantikan berikut pemberian motivasi dengan tujuan agar konsumen mempunyai penilaian yang baik terhadap produk kosmetika Oriflame. Pelayanan yang baik berikut keinginan untuk memakai produk kosmetika Oriflame, merupakan teropongan dari pembentukan minat, meliputi aspek perhatian, tanggapan positif terhadap kegiatan Beauty Consultant, dan kepercayaan dari konsumen terhadap produk yang dihasilkan dalam hal ini kosmetika Oriflame.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa seorang petugas

Beauty Consultant menjalankan beberapa tugas dibawah ini :

1. Pencarian : Mencari, memperoleh dan mempererat hubungan dengan langganan baru.

2. Penjualan : Mereka harus tahu akan seni “kepandaian menjual”, pendekatan, penyajian, menjawab keluhan dan menutup penjualan.

3. Pelayanan : Menberikan berbagai pelayanan kepada langganan,

memberikan nasehat kecantikan dalam bentuk komunikasi dialogis 4. Komunikasi : Menyampaika Informasi tentang produk perusahaan dengan komunikasi persuatif dan informative

5. Pengelokasian : Mengevaluasi kualitas konsumen dan pengelokasian produk yang langka selama masa-masa sulit. (Kotler, 1985 :190)


(56)

2.2.5 Kegiatan Beauty Demo

Seperti telah dikemukakan pada bab sebelumnya, bahwa kegiatan Beauty Demo dapat diartikan sebagai salah satu media yang digunakan oleh petugas Beauty Consultant untuk memperkenalkan hasil produk perusahaan kepada konsumennya.

Dalam hal ini kegiatan beauty demo dapat dikatakan sebagai kegiatan Beauty Consultant yang berlangsung di luar counter yang bertujuan untuk menjaring konsumen, meyakinkan/meloyalitaskan konsumen dan juga membantu sales penjualan.Dengan kata lain kegiatan Beauty Consultant ini dapat juga disebut sebagai media promosi produk perusahaan dimana seorang petugas Beauty Consultant dituntut dengan giat di dalamnya untuk memperkenalkan produk perusahaan, kegunaannya,cara pemakaian, keunggulan-keunggulannya, sekaligus juga melakukan transaksi penjualan di akhir kegiatan

Istilah promosi menurut swasta (1980 :349) dapat diartikan sebagai berikut: ”promosi adalah informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang, atau organisasi pada tindakan yang menciptakan perputeran dalm pemasaran “. Sama dengan kegiatan Beauty Consultant,dalam kegiatan demo non counter ini juga dilakukan usaha-usaha untuk memberikan informasi, menghimbau/membujuk, dan mempengaruhi pembeli. Adapun tujuan dari kegiatan promosi adalah sebagai berikut :

a. Modifikasi tingkah laku, berarti promosi berusaha merubah tingkah laku dan pendapat, dan memperkuat tingkah laku yang ada. Penjualan (sebagai sumber)


(57)

selalu berusaha menciptakan kesan baik tentang dirinya (promosi kelembagaan) atau mendorong pembeli barang dan jasa perusahaan.

b. Memberi tahu, kegiatan promosi dapat ditunjukkan untuk memberi tahu

konsumen atau langganan tentang penawaran perusahaan. Sebagian orang/konsumen tidak akan membeli barang atau jasa sebelum mereka mengetahui produk tersebut dan faedahnya. Promosi yang bersifat informative ini juga penting bagi konsumen/pelanggan karena dapat membantu dalam pengambilan keputusan untuk membeli.

c. Membujuk, kegiatan promosi ini akan menjadi penting apabila para pesaing

(antar perusahaan) menawakan produk-produk yang sama. Perusahaan tidak hanya harus memberitahukan kosumen bahwa produknya tersedia, tetapi juga perusahaan harus membujuk mereka (konsumen) untuk membeli. Hal ini dimaksudkan agar dapat memberi pengaruh dalam waktu yang lama terhadap perilaku pembeli/konsumen.

d. Mengingatkan pelanggan atau konsumen , dapat digunakan apabila mereka

(konsumen) telah mempunyai sikap-sikapyang positif terhadap penawaran-penawaran perusahaan. Walaupun konsumen telah tertarik dan membeli produk, mereka masih tetap sasaran promosi perusahaan saingan lainnya. Mengingatkan mereka kembali kepada kepuasan yang selalu dapat menjaga mereka untuk beralih kepada prusahaan saingan (Stanton, Nd : 35).

Adapun bentuk dari promosi yang dijalankan dalam kegiatan beauty demo ini adalah promosi tentang :

a. Mutu produk, perlu ditonjolkan terutama jika, dibandingkan dengan pesaing ataupun kekuatan produk jika dibandingkan dengan harga.


(58)

b. Teknis, secara teknis produk perlu memberikan kemudahan, baik cara penggunaan maupun perawatannya.

c. Harga, perlu dipertimbangkan agar sebanding dengan mutu serta pertimbangan dengan pesaing (Hamdanie, 1985:16).

Kesemua tujuan dan bentuk dari isi promosi ini, terdapat dalam rangkaian kegiatan Beauty Demo yang diadakan Oriflame pada perusahaan-perusahaan atau instansi-instansi yang ada, dimana, sebelum kegiatan berlangsung pihak perusahaan telah lebih dahulu mengadakan prospek bagi perusahaan-perusahaan yang berminat melaksanakan kegiatan, jika perusahaan berminat maka kegiatan akan berlangsung (dalam hal ini tempat dan waktu disediakan dan ditentukan oleh pihak peserta).

Ke\mudian setelah petugas beauty consultan selesai melakukan presentase perawatan kecantikan dan peragaan merias wajah, di akhir acara dilakukan dengan transaksi jual beli oleh petugas terhadap audiens. Disamping itu jika pihak audiens berminat maka kegiatan ini dapat dilanjutkan dengan pengadaan kelas kecantikan (beauty class) dimana dalam kegiatan ini pihak audiens diberi kesempatan untuk melakukan peragaan tata rias wajah langsung, terhadap dirinya sendiri.

Demikianlah rangkaian kegiatan beauty demo yang bertujuan

mempercantik penampilan wanita Indonesia dengan menggunakan produk Oriflame.


(59)

2.4. Teori Minat

Tindakan tidak dapat terbentuk begitu saja, tetapi melalui komponen-komponen. Ada tiga komponen yang dapat mempengaruhi tindakan yakni : Komponen Kognitif merupakan aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia. Komponen Afektif merupakan aspek emosional dari sosio psikologis. Sedangkan komponen yang ketiga adalah komponen Behavioral merupakan aspek yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.

Tindakan membeli merupakan kegiatan akhir dalam proses menetukan pilihan untuk memicu suatu produk yang diinginkan setelah terjadinya komunikasi dalam mnentukan pilihan.

Jika konsumen telah memutuskan alternatif yang akan dipilih dan mungkin penggantinya jika diperlukan, maka ia akan melakukan pembelian. Pembelian meliputi keputusan konsumen mengenai apa yang dibeli, apakah membeli atau tidak,kapan dibeli, dimana membeli dan bagaimana cara membayarnya.

Tipe perilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan pembelian dan tingkat perbedaan diantara merek menurut Kotler (Kotler, 2004:221) ada empat, yakni:

1. Perilaku Pembelian Kompleks

2. Perilaku Pembelian Pengurangan Disonansi

3. Perilaku Pembeli Kebiasaan

4. Perilaku Pembelian Pencarian Variasi

Yang dimaksud tindakan membeli disini adalah minat pakai karyawan contact center terhadap produk Oriflame.


(60)

Seorang komunikator akan dapat melakukan perubahan sikap dan tingkah laku komunikan apabila komunikan merasa adanya persamaan atara komunikator dengannya. Komunikator harus dapat menyamakan diri dengan komunikannya agar dapat menimbulkan simpati komunikan terhadapnya. Dimulainya komunikasi dengan membangkitkan perhatian akan merupakan langkah awal suksesnya komunikasi. Apabila perhatian komunikan lebih terbangkitkan, maka selanjutnya diikuti dengan upaya menumbuhkan minat (interest) yang merupakan kelanjutan dari perhatian.

Menurut Effendy (2000:103) minat adalah perhatian yang merupakan titik

tolak timbulnya hasrat untuk melakukan kegiatan yang diharapkan.Jadi minat beli adalah suatu sikap yang dapat menimbulkan hasrat dan perhatian terhadap sesuatu dan timbul keinginan untuk membeli sesuatu. Dalam hali ini minat untuk menggunakan atau minat untuk memakai produk Oriflame.

Minat akan timbul bila ada unsur-unsur seperti: 1. Terjadinya sesuatu hal yang menarik

2. Terdapatnya kontras yaitu antara hal yang satu dengan hal yang

lainnya sehingga apa yang menonjol itu menimbulkan perhatian.

3. Terdapatnya harapan akan mendapat keuntungan atau mungkin

gangguan dari hal yang dimaksudkan (Pratikno,1984:20)

Seperti yang dijelaskan bahwa minat yang dimaksud penulis adalah minat

membeli atau minat memakai produk Oriflame tidak dapat terbentuk begitu saja, tetapi juga melalui komponen-komponen.

Ada tiga komponen yang mempengaruhi tindakan seseorang membeli atau


(61)

Komponen kognitif merupakan aspek intelektual yang berkaitan denagan apa yang diketahui manusia. Komponen afektif merupakan aspek emosional dari sosio psikologis. Sedangkan komponen behavioural merupakan aspek yang berhubungan dengan kebiasaan atau kemauan bertindak.

Minat dan pada akhirnya tindakan memakai produk dalam hal ini adalah

produk Oriflame merupakan kegiatan akhir dalam proses menentukan pilihan untuk memicu suatu produk yang diinginkan setelah terjadinya komunikasi dalam menentukan pilihan.

2.5. Teori AIDDA

Menurut Effendi (1993 : 304) mnjelaskan bahwa pendekatan yang disebut sebagai A-A Procedur atau from Attention to Action procedure, sebenarnya penyederhanaan dari suatu proses yang disingkat AIDDA, yakni:

A attention (perhatian) I Interest (minat) D Desire (hasrat) D Decision (keputusan) A Action (tindakan)

Proses pentahapan komunikasi ini mengandung maksud bahwa komunikasi hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian (attention). Dalam hal ini, seorang beauty consultant dalm kgiatan beauty demo harus mampu menarik perhatian konsumen. Apabila perhatian komunikan telah terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat (interest) yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan dari


(62)

perhatianyang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan dalam hal ini minat akan menimbulkan hasrat dalam diri konsumen untuk menggunakan produk oriflame. Hasrat, yaitu suatu keinginan yang amat sangat untuk memiliki produk oriflame. Dengan adanya hasrat, kemudian dilanjutkan dengan datangnya keputusan (decision). Keputusan, yaitu segala putusan yang telah ditetapkan, sesudah dipertimbangkan atau dipikirkan, dan merupaka sikap terakhir atau langkah yang harus dijalankan. Karyawan Infomedia sudah mengambil keputusan untuk menggunakan produk oriflame, yang pada akhirnya keputusan itu dilanjutkan dengan mengambil suatu tindakan (action).

Tindakan, yaitu perbuatan atau sesuatu yang dilaksanakan untuk mengatasi/memenuhi sesuatu yang dalam hal ini adalah akan mulai menggunakan produk Oriflame

2.5.1 Karakteristik Perilaku Konsumen

Pembelian sebuah produk untuk digunakan atau dipakai secara kuat dipengaruhi oleh karakteristik budaya, sosial, pribadi dan psikologis ( Soehartono, 2004:97-107).

1. Faktor budaya

Faktor-faktor budaya memberikan pengaruh paling luas pada keinginan dan perilaku konsumen. Orang pemasaran perlu memahami peranan dari budaya, sub budaya, dan kelas sosial pembeli.


(63)

a. Budaya

Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Pergeseran budaya akan dapat menghadirkan pergeseran produk baru yang mungkin akan diinginkan. Contohnya pergeseran budaya kea rah minat yang lebih besar pada kesehatan dan kebugaran telah menciptakan suatu industri besar peralatan dan pakaian kebugaran.

b. Sub kebudayaan

Banyak sub kebudayaan membentuk segmen pasar penting dan orang pemasaran sering kali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan kebutuhan mereka, seperti:

• Konsumen Hispanik, dimana orang-orang hispanik menjadi sasaran

pemasaran makanan, minuman dan alat pemeliharaan rumah tangga . Tetapi ketika kemampuan membeli orang hispanik semakin meningkat, mereka sekarang tumbuh dengan pasar yang menarik bagi produk-produk mahal seperti computer, jasa keuangan, asuransi jiwa dan kendaraan bermotor.

• Konsumen berkulit hitam,dimana orang-orang berkulit hitam

cenderung menggunakan pengeluarannya untuk pakaian, perawatan pribadi, mebel untuk rumah tangga dan parfum, mereka hanya sedikit menggunakan pengeluarannya untuk makan, transportasi dan rekreasi. Walaupun lebih peka terhadap harga, orang kulit hiam juga termotivasi oleh mutu dan seleksi. Mereka lebih mementingkan merek dibandingkan kelompok lainnya, sedikit “memilih-milih barang”, dan lebih suka berbelanja di toko-toko terdekat.


(64)

• Konsumen keturunan Asia, dimana bahasa dan tradisi budaya adalah hambatan dalam menghadapi segmen ini.

• Konsumen manula, mereka lebih menggunakan pengeluaran untuk

perjalanan tempat- tempat yang menawan, restoran, produk-produk hiburan rumah tangga berteknologi tinggi, barang dan jasa pengisi waktu luang, perabotan dan pakaian mode, jasa keuangan dan jasa perawatan.

2. Faktor Sosial

Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktorfaktor sosial, seperti:

a) Kelompok kecil, yakni dipengaruhi oleh kelompok acuan yang

mengrahkan sesesorang pada perilaku dan gaya hidup baru, yang mempengaruhi sikap dan konsep diri dan memberikan dorongan untuk menyesuaikan diri sehingga akan mempengaruhi pilihan produk dan merek orang itu.

b) Keluarga, dimana anggota keluarga dapat sangat mempengaruhi

perilaku pembeli. Keluarga adalah organisasi pembeli konsumen yang paling penting dalam masyarakat.

c) Peran dan status, dimana posisis seseorang dalam setiap kelompok dapat ditetapkan baik lewat perannya maupun statusnya dalam suatu organisasi. Setiap peran akan mempengaruhi beberapa perilaku pembeliannya.

d) Seseorang seringkali memilih produk yang menunjukkan status


(1)

Liliweri, Alo. 1991. Ilmu Komunikasi Antar Pribadi, Citra Aditya Bakti. Bandung

Mulyana, Dedi. 2002. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar, PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Meril C. John dan Laweinstein L. Ralph. 1971. Media, Message and Men. David Mc. Kay. New York

Nawawi, Hadari., 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Pratikno, Riyono. 1984. Berbagai Aspek Ilmu Komunikasi. PT. remaja Rosdakarya. Bandung

Rachmadi, F. 1994. Public Relations Teori dan Praktek, Gramedia. Jakarta. Ruslan, Rosady.2002. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Grafindo

Perkasa. Jakarta

Soenarjo.1995. Seri Ilmu Komunikasi-I. Himpunan Istilah Komunikasi Edisi Ketiga. Liberty. Yogyakarta

Schram, Wibur. 1974. How Communication Work, dalam Jean M. Civiklyed Messages. Random Haouse . New York

Soehartono, Irawan. 2004. Metode Penelitian Sosial. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung

Singarimbun, Masri dan Sofyan, 1995. Metode Penelitian Survey. Pustaka LP3ES Indonesia . Jakarta


(2)

Wijaya, A. W. 1993. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. PT. Bina Aksara. Jakarta


(3)

Tabel Skor Data Mentah Beauty Consultant dalam Kegiatan External Public Relations dan Minat Pakai

No X Y Ranking X Ranking Y di di2

1. 32 66 25 15.5 9.5 90.25

2. 34 56 14.5 39 - 24.5 - 600.25

3. 31 53 36.5 45 - 8.5 - 72.25

4. 31 48 36.5 52 - 15.5 - 240.25

5. 30 48 49.5 52 - 2.5 - 6.25

6. 30 69 49.5 9 40.5 1640.25

7. 29 64 56.5 17 39.5 1560.25

8 31 47 36.5 54.5 - 18 - 324

9 32 59 25 25.5 - 0.5 - 0.25

10 30 51 49.5 50 - 0.5 - 0.25

11 32 61 25 22 3 9

12 33 52 18 48.5 - 30.5 - 930.25

13 31 55 36.5 41 - 4.5 - 20.25

14 31 46 36.5 56.5 - 20 - 400

15 35 67 12 13 - 1 - 1

16 17 32 58 3 55 3025

17 38 76 5.5 3 2.5 6.25


(4)

21 31 46 36.5 56.5 - 20 - 400

22 31 57 36.5 36 - 0.5 - 0.25

23 39 67 3 13 - 10 - 100

24 38 81 5.5 1 4.5 20.25

25 31 74 36.5 6 30.5 930.25

26 32 52 25 48.5 - 23.5 - 552.25

27 31 57 36.5 36 - 0.5 - 0.25

28 33 57 18 36 - 18 - 324

29 30 62 49.5 20 29.5 870.25

30 32 58 25 30 - 5 - 25

31 30 58 49.5 30 19.5 380.25

32 30 58 49.5 30 19.5 380.25

33 31 58 36.5 30 6.5 42.25

34 30 58 49.5 30 19.5 380.25

35 33 58 18 30 - 12 - 144

36 31 53 36.5 45 - 8.5 - 72.25

37 31 58 36.5 30 6.5 42.25

38 32 53 25 45 - 20 - 400

39 30 55 49.5 41 - 8.5 - 72.25

40 32 55 25 41 - 16 - 256

41 31 53 36.5 45 - 8.5 - 72.25

42 30 53 49.5 45 4.5 20.25

43 30 57 49.5 36 13.5 182.25


(5)

45 31 62 36.5 20 16.5 272.25

46 36 60 9 23.5 - 14.5 - 210.25

47 38 75 5.5 4.5 10 100

48 32 60 25 23.5 1.5 2.25

49 33 59 18 25.5 - 7.5 - 56.25

50 34 73 14.5 7 7.5 56.25

51 38 75 5.5 4.5 1 1

52 43 67 2 13 - 11 - 121

53 45 77 1 2 - 1 - 1

54 36 68 9 10.5 - 1.5 - 2.25

55 36 63 9 18 - 9 - 81

56 33 68 18 10.5 7.5 56.25

57 35 70 12 8 4 16


(6)

BIODATA

Nama : Pratiwi Rietha Carolina Siringo\ringo Tempat/Tanggal Lahir : Brastagi/8 Februari 1983

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Per. Menteng Indah Blok F1 No. 28 Medan 20228

Agama : Protestan

Pendidikan

1. Tamat SDN 060818 (1989 – 1995) 2. Tamat SLTPN 15 Medan (1995 – 1998) 3. Tamat SMUN 14 Medan (1998 – 2001)

4. Tamat Program D – 3 Pariwisata, Akademi Pariwisata Medan (2001 – 2004)

Keluarga

Nama Ayah : SM. Siringoringo

Pekerjaan : Pegawai Negeri Dinas Sosial Prop. Sumut Nama Ibu : RA. Mataniari

Pekerjaan : Peg. Negeri Dinas Sosial Anak ke : 3 dari 4 bersaudara

Saudara kandung : Elly Ferawati Siringoringo

Sahata Mangapul Budi Siringoringo Deslyani Putri Siringoringo


Dokumen yang terkait

Public Relations Dan Kepuasan Kerja (Studi Korelasional Tentang Peranan Kegiatan Internal Public Relations Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Grand Swiss Bell Hotel Medan)

33 247 127

Peranan Internal Public Relations Dan Motivasi Karyawan (Studi Korelasional Tentang Peranan Internal Public Relations dalam Meningkatkan Motivasi Karyawan PT. BTN Medan)

1 69 115

Public Relations dan Keharmonisan Kerja (Study Korelasional tentang peranan Public Relations dalam menciptakan keharmonisan kerja karyawan di Hotel Danau Toba Internasional Medan)

1 33 107

Internal Public Relations Dan Motivasi Kerja Karyawan (Studi Korelasional Tentang Peranan Kegiatan Internal Public Relations Dengan Motivasi Kerja Karyawan Pada HO PT. Wilmar Group Medan)

7 65 92

Peranan Tata Ruang Kantor Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan Pada PT.Infomedia Nusantara CC Telkomsel Medan

2 41 83

Peranan External Public Relations Dalam Meningkatkan Citra Perusahaan Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan

0 22 66

Komunikasi Kelompoko Kecil dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi Kerja Consultant PT Oriflame Medan)

0 0 26

Komunikasi Kelompoko Kecil dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi Kerja Consultant PT Oriflame Medan)

0 0 3

Komunikasi Kelompoko Kecil dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi Kerja Consultant PT Oriflame Medan)

0 0 39

LAPORAN TUGAS AKHIR PERAN PROMINENT PR SEBAGAI EXTERNAL PUBLIC RELATIONS CONSULTANT DALAM MENYUSUN STRATEGI KEHUMASAN BAGI PERUSAHAAN KLIEN

0 0 15