PERSEPSI SISWA SMA TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
PERSEPSI SISWA SMA TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN DAN
KONSELING
Oleh: EKA INDAH NURMAWATI ( 05810218 )
Psikologi
Dibuat: 20100701 , dengan 7 file(s).
Keywords: Kata kunci : Persepsi siswa SMA, Layanan Bimbingan dan Konseling
ABSTRAKSI
Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah bertanggung jawab untuk mendidik dan
menyiapkan siswa agar berhasil menyesuaikan diri di masyarakat dan mampu memecahkan
masalah yang dihadapinya. Sampai saat ini peran konselor dalam bimbingan dan konseling di
sekolah dipandang siswa sebagai polisi sekolah, karena pekerjaan seharihari hanya
menginterogasi, mengadili dan menindak siswa yang terlambat, jarang masuk sekolah bahkan
yang terlambat bayar SPP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa SMA
terhadap layanan bimbingan dan konseling pada tanggal 30 November 2009 sampai 4 Desember
2009.
Persepsi siswa SMA terhadap layanan bimbingan dan konseling adalah suatu aktivitas siswa
SMA dalam mengindera, mengintegrasikan serta memberikan penilaian terhadap layanan
bimbingan dan konseling yang ada disekolah. Dimana layanan bimbingan dan konseling tersebut
meliputi layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan
pembelajaran, layanan konseling perorangan, layanan konseling kelompok dan layanan
bimbingan kelompok.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan
deskriptif. Sampel penelitian untuk mengetahui persepsi siswa terhadap layanan bimbingan dan
konseling adalah siswa SMA Negeri 1 Pesanggaran sebanyak 50 orang, siswa SMA Negeri 2
Genteng sebanyak 60 orang, dan siswa SMA Muhammadiyah 2 Genteng sebanyak 55 orang.
Teknik pengumpulan data menggunakan proportional dengan skala sebagai instrument penggali
data, sedangkan analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah persentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi siswa terhadap layanan bimbingan dan konseling
secara kesuluruhan adalah negatif dengan prosentase 66,1%. Kemudian persepsi positif siswa
untuk masingmasing layanan bimbingan dan konseling sebesar 68,5% untuk layanan orientasi,
66,7% untuk layanan informasi, 57,6% untuk layanan konseling perorangan, 47,9% untuk
layanan bimbingan kelompok, 38,8% untuk layanan konseling kelompok, 36,9% untuk layanan
penempatan dan penyaluran, 33,9% untuk layanan pembelajaran. Sedangkan persepsi negatif
siswa untuk masingmasing layanan bimbingan dan konseling sebesar 66,1% untuk layanan
pembelajaran, 63,1% untuk layanan penempatan dan penyaluran, 61,2% untuk layanan konseling
kelompok, 52,1% untuk layanan bimbingan kelompok, 42,4% untuk layanan konseling
perorangan, 33,3% untuk layanan informasi, dan 31,5% untuk layanan orientasi.
ABSTRACT
As formal education institution, school has responsibility to educate and prepare students to fit
themselves in society and able to solve the problems faced. Until today, counselor role in
guidance and counseling in school is seen as school’s police, since their daily activities were
interrogating, judging, and punishing late students, absent students, or students who delaying to
pay their school payment. The research aimed to find out high school student’s perception to
guidance and counseling in November 30th 2009 to December 4th 2009.
High School student’s perception to guidance and counseling service is a part of High School
activities in sensing, integrating and giving score to guidance and counseling activities in school,
where the guidance and counseling service consisted of orientation, information, placement and
distribution, learning, private counseling, group counseling, and group learning service.
Method used in this research was quantitative with descriptive approach. Research samples was
to find out perception of students to guidance and counseling were 50 high school students of
SMA Negeri 1 Pesanggaran, 60 high school students of SMA Negeri Genteng, and 55 high
school students of SMA Muhammadiyah 2 Genteng. Data collection technique used proportional
with scale as data digging instrument, while data analysis used in this research was percentage.
Research showed that student’s perception to guidance and counseling service in whole was
negative with 66,1% percentage, then student’s positive perception for each guidance and
counseling service was 68,5% for orientation, 66,7% for information, 57,6% for personal
counseling, 47,9% for group guidance, 38,8% for group counseling service, 36,9% for placement
and distribution service, 33,9% for learning service. While student’s negative perception for each
guidance and counseling were 66,1% for learning service, 63,1% for placement and distribution,
61,2% for group counseling service, 52,1% for group guidance service, 42,4% for personal
counseling service, 33,3% for information service, and 31,5% for orientation.
KONSELING
Oleh: EKA INDAH NURMAWATI ( 05810218 )
Psikologi
Dibuat: 20100701 , dengan 7 file(s).
Keywords: Kata kunci : Persepsi siswa SMA, Layanan Bimbingan dan Konseling
ABSTRAKSI
Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah bertanggung jawab untuk mendidik dan
menyiapkan siswa agar berhasil menyesuaikan diri di masyarakat dan mampu memecahkan
masalah yang dihadapinya. Sampai saat ini peran konselor dalam bimbingan dan konseling di
sekolah dipandang siswa sebagai polisi sekolah, karena pekerjaan seharihari hanya
menginterogasi, mengadili dan menindak siswa yang terlambat, jarang masuk sekolah bahkan
yang terlambat bayar SPP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa SMA
terhadap layanan bimbingan dan konseling pada tanggal 30 November 2009 sampai 4 Desember
2009.
Persepsi siswa SMA terhadap layanan bimbingan dan konseling adalah suatu aktivitas siswa
SMA dalam mengindera, mengintegrasikan serta memberikan penilaian terhadap layanan
bimbingan dan konseling yang ada disekolah. Dimana layanan bimbingan dan konseling tersebut
meliputi layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan
pembelajaran, layanan konseling perorangan, layanan konseling kelompok dan layanan
bimbingan kelompok.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan
deskriptif. Sampel penelitian untuk mengetahui persepsi siswa terhadap layanan bimbingan dan
konseling adalah siswa SMA Negeri 1 Pesanggaran sebanyak 50 orang, siswa SMA Negeri 2
Genteng sebanyak 60 orang, dan siswa SMA Muhammadiyah 2 Genteng sebanyak 55 orang.
Teknik pengumpulan data menggunakan proportional dengan skala sebagai instrument penggali
data, sedangkan analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah persentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi siswa terhadap layanan bimbingan dan konseling
secara kesuluruhan adalah negatif dengan prosentase 66,1%. Kemudian persepsi positif siswa
untuk masingmasing layanan bimbingan dan konseling sebesar 68,5% untuk layanan orientasi,
66,7% untuk layanan informasi, 57,6% untuk layanan konseling perorangan, 47,9% untuk
layanan bimbingan kelompok, 38,8% untuk layanan konseling kelompok, 36,9% untuk layanan
penempatan dan penyaluran, 33,9% untuk layanan pembelajaran. Sedangkan persepsi negatif
siswa untuk masingmasing layanan bimbingan dan konseling sebesar 66,1% untuk layanan
pembelajaran, 63,1% untuk layanan penempatan dan penyaluran, 61,2% untuk layanan konseling
kelompok, 52,1% untuk layanan bimbingan kelompok, 42,4% untuk layanan konseling
perorangan, 33,3% untuk layanan informasi, dan 31,5% untuk layanan orientasi.
ABSTRACT
As formal education institution, school has responsibility to educate and prepare students to fit
themselves in society and able to solve the problems faced. Until today, counselor role in
guidance and counseling in school is seen as school’s police, since their daily activities were
interrogating, judging, and punishing late students, absent students, or students who delaying to
pay their school payment. The research aimed to find out high school student’s perception to
guidance and counseling in November 30th 2009 to December 4th 2009.
High School student’s perception to guidance and counseling service is a part of High School
activities in sensing, integrating and giving score to guidance and counseling activities in school,
where the guidance and counseling service consisted of orientation, information, placement and
distribution, learning, private counseling, group counseling, and group learning service.
Method used in this research was quantitative with descriptive approach. Research samples was
to find out perception of students to guidance and counseling were 50 high school students of
SMA Negeri 1 Pesanggaran, 60 high school students of SMA Negeri Genteng, and 55 high
school students of SMA Muhammadiyah 2 Genteng. Data collection technique used proportional
with scale as data digging instrument, while data analysis used in this research was percentage.
Research showed that student’s perception to guidance and counseling service in whole was
negative with 66,1% percentage, then student’s positive perception for each guidance and
counseling service was 68,5% for orientation, 66,7% for information, 57,6% for personal
counseling, 47,9% for group guidance, 38,8% for group counseling service, 36,9% for placement
and distribution service, 33,9% for learning service. While student’s negative perception for each
guidance and counseling were 66,1% for learning service, 63,1% for placement and distribution,
61,2% for group counseling service, 52,1% for group guidance service, 42,4% for personal
counseling service, 33,3% for information service, and 31,5% for orientation.