Kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling (studi deskriptif kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta).

(1)

KEBERMANFAATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH BERDASARKAN BIDANG BIMBINGAN DAN KONSELING

(Studi Deskriptif Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Bidang Bimbingan dan Konseling Terhadap Siswa Kelas VIII SMP Stella Duce 1

Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015)

Angela Rosari Lintang Ayu Wardhani Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.

Subjek penelitian ini adalah para siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 207 siswa. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta yang disusun oleh peneliti dengan menggunakan skala Likert. Pengumpulan data penelitian dilaksanakan pada tanggal 28 April sampai dengan 8 Mei 2015. Koefisien reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini termasuk dalam kualifikasi tinggi, yaitu 0,858. Kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling dikategorisasikan berdasarkan kriteria Azwar, yaitu sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 termasuk dalam kategori baik, yang berarti bahwa para siswa kelas VIII merasakan dengan baik kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh guru BK di sekolah.


(2)

THE BENEFIT OF SCHOOL GUIDANCE AND COUNSELING SERVICE BASED ON GUIDANCE AND COUNSELING FIELD

(A Descriptive Study on the Benefit of Guidance and Counseling Service Based on Guidance and Counseling Field for the Eighth Grade Students of SMP Stella Duce 1

Yogyakarta in the Academic Year 2014/2015)

Angela Rosari Lintang Ayu Wardhani Sanata Dharma University

2015

This research was a descriptive-quantitative research using survey method. This research aimed to know the benefit of guidance and counseling service based on guidance and counseling field for the eighth grade students of SMP Stella Duce 1 Yogyakarta in the academic year 2014/2015.

The subjects of this research were the 207 eighth grade students of SMP Stella Duce 1 Yogyakarta in the academic year 2014/2015. The data gathering instruments were questionnaires on the benefit of guidance and counseling service based on guidance and counseling field for the eighth grade students of SMP Stella Duce 1 Yogyakarta which was set by the researcher using Likert scale. The data collection was done from April 28, 2015 to May 8, 2015. The coefficient-reliability of the questionnaire in this research was qualified as high, i.e. 0.858. The benefit of the guidance and counseling service based on guidance and counseling field was categorized based on Azwar’s criteria, i.e. very good, good, quite good, bad, and very bad.

The result of this research showed that the benefit of guidance and counseling service based on guidance and counseling fiels the eighth grade students of SMP Stella Duce 1 Yogyakarta in the academic year 2014/2015 was categorized as good. It means that the the eighth grade students of SMP Stella Duce 1 Yogyakarta in the academic year 2014/2015 enjoyed the benefit of guidance and counseling service which was done by the guidance and counseling teacher in that school.


(3)

KEBERMANFAATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BERDASARKAN BIDANG BIMBINGAN DAN KONSELING (Studi Deskriptif Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Bidang Bimbingan dan Konseling Terhadap Siswa Kelas VIII

SMP Stella Duce 1 Yogyakarta) SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun Oleh:

Angela Rosari Lintang Ayu Wardhani NIM:101114017

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

KEBERMANFAATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BERDASARKAN BIDANG BIMBINGAN DAN KONSELING

(Studi Deskriptif Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Bidang Bimbingan dan Konseling Terhadap Siswa Kelas VIII

SMP Stella Duce 1 Yogyakarta) SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun Oleh:

Angela Rosari Lintang Ayu Wardhani NIM:101114017

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(5)

(6)

(7)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.”

(1 Petrus 5:7)

“Diberkatilah orang-orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan.”

(Yeremia 17:7)

“Seorang pemenang takkan pernah berhenti untuk berusaha dan orang yang berhenti untuk berusaha takkan menjadi seorang pemenang”

(Penulis)

Karya yang sederhana ini kupersembahkan untuk:

 Tuhan Yesus Kristus, yang selalu menyertai dan memberkatiku.

 Kedua orang tua, FX. Suripto Wardhani dan BM. Wipurbyantini, yang selalu memberikan dukungan, semangat serta doa yang tulus.

 Adikku, Bernadus Gandhang Panji Wardhani yang selalu menghibur dan memberikan canda tawa.

 Keluarga besar SMP Stella Duce 1 Yogyakarta yang telah bersedia membantu dan memberikan dukungan.

 Keluarga besar Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.


(8)

(9)

(10)

ABSTRAK

KEBERMANFAATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH BERDASARKAN BIDANG BIMBINGAN DAN KONSELING

(Studi Deskriptif Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Bidang Bimbingan dan Konseling Terhadap Siswa Kelas VIII

SMP Stella Duce 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015)

Angela Rosari Lintang Ayu Wardhani Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.

Subjek penelitian ini adalah para siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 207 siswa. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta yang disusun oleh peneliti dengan menggunakan skala Likert. Pengumpulan data penelitian dilaksanakan pada tanggal 28 April sampai dengan 8 Mei 2015. Koefisien reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini termasuk dalam kualifikasi tinggi, yaitu 0,858. Kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling dikategorisasikan berdasarkan kriteria Azwar, yaitu sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 termasuk dalam kategori baik, yang berarti bahwa para siswa kelas VIII merasakan dengan baik kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh guru BK di sekolah.


(11)

ABSTRACT

THE BENEFIT OF SCHOOL GUIDANCE AND COUNSELING SERVICE BASED ON GUIDANCE AND COUNSELING FIELD

(A Descriptive Study on the Benefit of Guidance and Counseling Service Based on Guidance and Counseling Field for the Eighth Grade Students of

SMP Stella Duce 1 Yogyakarta in the Academic Year 2014/2015)

Angela Rosari Lintang Ayu Wardhani Sanata Dharma University

2015

This research was a descriptive-quantitative research using survey method. This research aimed to know the benefit of guidance and counseling service based on guidance and counseling field for the eighth grade students of SMP Stella Duce 1 Yogyakarta in the academic year 2014/2015.

The subjects of this research were the 207 eighth grade students of SMP Stella Duce 1 Yogyakarta in the academic year 2014/2015. The data gathering instruments were questionnaires on the benefit of guidance and counseling service based on guidance and counseling field for the eighth grade students of SMP Stella Duce 1 Yogyakarta which was set by the researcher using Likert scale. The data collection was done from April 28, 2015 to May 8, 2015. The coefficient-reliability of the questionnaire in this research was qualified as high, i.e. 0.858. The benefit of the guidance and counseling service based on guidance and counseling field was categorized based on Azwar’s criteria, i.e. very good, good, quite good, bad, and very bad.

The result of this research showed that the benefit of guidance and counseling service based on guidance and counseling fiels the eighth grade students of SMP Stella Duce 1 Yogyakarta in the academic year 2014/2015 was categorized as good. It means that the the eighth grade students of SMP Stella Duce 1 Yogyakarta in the academic year 2014/2015 enjoyed the benefit of guidance and counseling service which was done by the guidance and counseling teacher in that school.


(12)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis sadar bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah membimbing dan mendukung penulis. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada: 1. Dr. Gendon Barus, M.Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Prias Hayu Purbaning Tyas M.Pd. selaku dosen pembimbing yang sabar dan tulus membimbing dan mendampingi penulis selama proses penulisan skripsi.

3. Bapak dan Ibu dosen Bimbingan dan Konseling yang telah mendampingi dan mendidik penulis selama perkuliahan.

4. Meida Ardiana Putri, S.Pd, selaku guru Bimbingan dan Konseling SMP Stella Duce 1 Yogyakarta yang telah mendampingi peneliti ketika melakukan pengumpulan data penelitian.

5. Siswa siswi kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta yang telah bersedia untuk membantu dan bekerjasama dalam pengumpulan data penelitian.

6. Kedua orang tua dan adik, FX. Suripto Wardhani, BM. Wipurbyantini dan Bernadus Gandhang Panji Wardhani, yang selalu sabar, mendampingi,


(13)

mendoakan dan mendukung sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

7. Sahabat-sahabat “Kepompong” (Peny Cristanti, Sigit Nugroho, Bernadeta Agustin, dan Anang Cahyono) yang memberikan semangat, perhatian dan doa untuk penulis.

8. Sahabat-sahabatku, Chintya, Andria, Tia, Erni, Sekar, Prisca, Yosef, Hendra dan Taya terimakasih atas penghiburannya, dukungan dan doa untuk penulis.

9. Teman-teman seperjuangan Prodi Bimbingan dan Konseling 2010, yang telah membantu selama perkuliahan selama ini dan motivasi serta doa untuk penulis. 10.Nicolaus Darmawan Utomo, yang selalu memberikan semangat, perhatian, dan

doa untuk penulis.

11.Teman-teman “Kost Wisma Rosari” yang selalu perhatian dan memberikan hiburan untuk penulis.

12.Semua pihak yang sudah terlibat dan membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari akan kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis memohon maaf apabila terdapat kekurangan dan kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Terima Kasih.


(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS vi

ABSTRAK vii

ABSTRACT viii

KATA PENGANTAR ix

DAFTAR ISI xi

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR LAMPIRAN xiv

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 5

C. Tujuan Penelitian 6

D. Manfaat Penelitian 6

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8

A. Layanan Bimbingan dan Konseling 8

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling 8

2. Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling 9

3. Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling 10

B. Bidang Bimbingan dan Konseling 12

C. Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling

di Sekolah 17

BAB III METODE PENELITIAN 20


(15)

B. Subjek Penelitian 20

C. Instrumen Penelitian 22

D. Uji Coba Alat 25

1. Validitas Instrumen 26

2. Reliabilitas Instrumen 29

E. Prosedur Pengumpulan Data 31

1. Tahap Persiapan 31

2. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data 32

F. Teknik Analisis Data 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 37

A. Hasil Penelitian 37

B. Pembahasan 39

BAB V PENUTUP 48

A. Kesimpulan 48

B. Saran 48


(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Rincian Subjek Penelitian 22

Tabel 2 : Kisi-kisi Kuesioner Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling Siswa Kelas VIII SMP Stella Duce

1 Yogyakarta (Awal) 24

Tabel 3 : Rincian ItemValid dan Tidak Valid 28

Tabel 4 : Indeks Korelasi Reliabilitas Kriteria Guilford 30

Tabel 5 : Jadwal Pengumpulan Data Penelitian 33

Tabel 6 : Kategori Skor Subjek Kuesioner Penelitian Kebermanfaatan

Layanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Bidang Bimbingan dan Konseling Siswa Kelas VIII SMP

Stella Duce 1 Yogyakarta 35

Tabel 7 : Hasil kategorisasi subjek kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling siswa kelas


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Bidang Bimbingan dan Konseling Siswa Kelas VIII SMP Stella Duce 1

Yogyakarta 26

Lampiran 2 : Data ujicoba kuesioner Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Bidang Bimbingan dan Konseling Siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1

Yogyakarta 26

Lampiran 3 : Data Hasil Perhitungan Validitas 28

Lampiran 4 : Kuesioner Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Bidang Bimbingan dan Konseling Siswa Kelas VIII SMP Stella Duce 1

Yogyakarta (Final) 28

Lampiran 5 : Data Perhitungan Reliabilitas 31

Lampiran 6 : Surat Keterangan Ijin Uji Coba Kuesioner dan Ijin

Pengumpulan Data Penelitian 32

Lampiran 7 : Tabulasi Data Penelitian 33

Lampiran 8 : Hasil Skor Kategorisasi Subjek Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling Siswa kelas VIII


(18)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi mengenai uraian latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional variabel.

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan di sekolah memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas peserta didik. Dengan kata lain, siswa bukan hanya dibekali dengan ilmu pengetahuan saja tetapi siswa juga dididik untuk memiliki kepribadian yang mandiri dan mantap. Untuk mencapai tujuan yang maksimal dalam proses pendidikan, sekolah perlu melakukan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Proses bimbingan dan konseling di sekolah memegang peranan sentral dalam membentuk kepribadian serta tingkah laku peserta didik. Pelayanan bimbingan dan konseling diperlukan dan wajib diterapkan di sekolah serta wajib dilaksanakan oleh tenaga profesional seperti guru BK.

Istilah bimbingan dan konseling, sebagaimana digunakan dalam literatur profesional di Indonesia, merupakan terjemahan dari kata Guidance dan Counseling dalam bahasa Inggris. Dalam kamus bahasa Inggris Guidance dikaitkan dengan kata asal guide, yang diartikan sebagai menunjukkan jalan (showing the way); memimpin (leading); menuntun


(19)

(conducting), sedangkan istilah bimbingan dalam bahasa Indonesia diberi arti yang selaras dengan arti-arti yang disebutkan diatas, akan muncul dua pengertian, yaitu: (1). Memberikan informasi, yaitu menyajikan pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengambil suatu keputusan, atau memberitahukan sesuatu sambil memberikan nasihat. (2). Mengarahkan, menuntun, ke suatu tujuan. Dengan demikian, Counseling diartikan sebagai pemberian nasihat, pemberian anjuran dan pembicaraan dengan bertukar pikiran. Bimbingan dan konseling dapat diartikan sebagai perangkat program pelayanan bantuan yang dilakukan melalui kegiatan perorangan dan kelompok untuk membantu peserta didik melaksanakan kehidupan sehari-hari secara mandiri dan berkembang secara optimal, serta membantu peserta didik mengatasi masalah yang dialaminya.

Dengan adanya program bimbingan dan konseling yang diberikan oleh guru BK, maka akan membantu peserta didik dalam membentuk kepribadiannya. Menurut Prayitno (2004: 253) terdapat 6 (enam) layanan bimbingan dan konseling, yaitu layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan konseling belajar, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan dan konseling kelompok.

Layanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan layanan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan yang bersangkutan. Layanan bimbingan dan konseling bertujuan agar para siswa dapat mewujudkan diri sebagai pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, siswa


(20)

yang kreatif dan pekerja produktif. Layanan bimbingan dan konseling memiliki arti yang luas. Oleh sebab itu, layanan bimbingan dan konseling yang dimaksud adalah layanan bimbingan dan konseling berdasar pada bidang bimbingan dan konseling. Maksud layanan bimbingan dan konseling pada bidang bimbingan dan konseling adalah guru BK membantu mengatasi masalah siswa dilihat dari bidang bimbingan dan konseling tersebut. Istilah bidang (ragam) bimbingan dan konseling menunjuk pada bidang kehidupan tertentu atau aspek perkembangan tertentu yang menjadi fokus perhatian dalam pelayanan bimbingan. Menurut Winkel dan Sri Hastuti (2006: 114) bidang bimbingan dan konseling dikelompokkan menjadi tiga, yaitu bimbingan karier, bimbingan akademik dan bimbingan pribadi-sosial.

Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan tanggung jawab bersama antara konselor, guru dan pimpinan sekolah yang masing-masing memiliki peran dalam keterlibatan pada proses bimbingan dan konseling di sekolah. Penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling di sekolah dapat berjalan dengan lancar apabila sekolah memiliki seorang konselor atau guru BK. Konselor atau guru BK adalah tenaga pendidik yang bertugas dan bertanggung jawab memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik di satuan pendidikan. Konselor berperan membantu siswa menyelesaikan permasalahannya ketika sedang mengalami permasalahan di sekolah kemudian bersama-sama mencari jalan keluar.


(21)

Pada saat ber-PPL BK di SMP Stella Duce 1 Yogyakarta, penulis melihat bahwa layanan bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan oleh guru BK berjalan lancar. Layanan bimbingan dan konseling yang diberikan oleh guru BK tersebut sesuai dengan program bimbingan dan konseling di sekolah yang telah dibuat. Namun, para siswa di sekolah tersebut masih ada yang belum bisa memahami maksud dari pemberian layanan bimbingan dan konseling dari guru BK, karena dimata para siswa guru BK hanya menangani para siswa yang bermasalah, misalnya seperti siswa yang membolos dan kenakalan siswa yang pada akhirnya harus melaporkan ke guru BK, sedangkan, tugas BK di sekolah adalah membantu dan membimbing para siswa untuk berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan kebutuhan dan tugas perkembangannya.

Selain itu, di lingkungan sekolah juga ditemukan siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar, masalah dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan dan masih ada siswa yang belum memiliki keberanian untuk menemui dan berkunjung ke ruang BK. Oleh sebab itu, guru BK dapat menunjuk pada bidang kehidupan tertentu yang menjadi fokus perhatian dalam layanan bimbingan melalui layanan bimbingan dan konseling berdasar pada bidang bimbingan dan konseling. Jadi, guru BK di sekolah ingin mengetahui seberapa bermanfaat layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling tersebut. Apakah dengan layanan bimbingan dan konseling yang diberikan oleh guru BK, para siswa sudah merasakan kebermanfaatannya atau sudah merasakannya


(22)

tetapi belum optimal bagi para siswa. Layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan dan diberikan oleh guru BK di sekolah memiliki penerimaan yang berbeda-beda oleh para siswa karena pengalaman yang diterima oleh para siswa juga berbeda serta manfaat yang diterima juga berbeda.

Penulis melakukan penelitian untuk melihat sejauh mana kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling dengan judul “Kebermanfaatan Layanan Bimbingan Dan Konseling Berdasarkan Bidang Bimbingan dan Konseling (Studi Deskriptif Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Bidang Bimbingan dan Konseling Terhadap Siswa Kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta).” Hasil penelitian tersebut dapat dijadikan sebagai masukan dan saran bagi kemajuan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah tersebut agar dapat berjalan lebih baik lagi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah dalam skripsi ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Seberapa bermanfaat layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa Kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta?


(23)

C. TujuanPenelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

Mengetahui kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini yaitu dapat digunakan sebagai bahan masukan dan pengembangan kemajuan bimbingan dan konseling di sekolah terlebih pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

2. Manfaat Praktis a. Bagi guru BK

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh guru BK sebagai gambaran dan evaluasi berkaitan dengan kemajuan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah agar dapat berjalan lebih baik lagi.


(24)

b. Bagi peneliti

Dari proses penelitian ini dapat dijadikan sebagai bekal dalam melakukan layanan bimbingan dan konseling secara berkompeten dan profesional.

c. Bagi sekolah

Dari proses penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling agar dapat lebih baik lagi.

E. Definisi Operasional Variabel

1. Layanan bimbingan dan konseling berdasarkan pada bidang bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan kepada siswa secara terus menerus agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, sehingga siswa sanggup mengarahkan dirinya sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.


(25)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini akan membahas mengenai layanan bimbingan dan konseling, bidang bimbingan dan konseling dan kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling.

A. Layanan Bimbingan dan Konseling 1. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Istilah bimbingan dan konseling, sebagaimana digunakan dalam literatur profesional di Indonesia, merupakan terjemahan dari kata Guidance dan Counseling dalam bahasa Inggris. Dalam kamus bahasa Inggris Guidance dikaitkan dengan asal kata guide, yang diartikan sebagai menunjukkan jalan (showing the way); memimpin (leading); menuntun (conducting), sedangkan istilah bimbingan dalam bahasa Indonesia diberi arti yang selaras dengan arti-arti yang disebutkan diatas, akan muncul dua pengertian, yaitu:

a. Memberikan informasi, yaitu menyajikan pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengambil suatu keputusan, atau memberitahukan sesuatu sambil memberikan nasihat.

b. Mengarahkan, menuntun, ke suatu tujuan. Dengan demikian, Counseling diartikan sebagai pemberian nasihat, pemberian anjuran dan pembicaraan dengan bertukar pikiran.


(26)

Bimbingan dan konseling dapat diartikan sebagai perangkat program pelayanan bantuan yang dilakukan melalui kegiatan perorangan dan kelompok untuk membantu peserta didik melaksanakan kehidupan sehari-hari secara mandiri dan berkembang secara optimal, serta membantu peserta didik mengatasi masalah yang dialaminya.

2. Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling

Menurut Syamsu Yusuf (2010: 13), tujuan pemberian layanan bimbingan ialah agar individu dapat: (1) merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang akan datang; (2) mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin; (3) menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya; (4) mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja. Secara khusus, bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu peserta didik agar mencapai tujuan-tujuan perkembangannya yang meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karier.

Menurut Winkel dan Sri Hastuti (2006: 31), tujuan layanan bimbingan dan konseling adalah:

a. Agar sesama manusia mengatur kehidupan sendiri.

b. Menjamin perkembangan dirinya sendiri seoptimal mungkin. c. Memikul tanggung jawab sepenuhnya atas arah hidupnya


(27)

d. Menggunakan kebebasannya sebagai manusia secara dewasa dengan berpedoman pada cita-cita yang mewujudkan semua potensi yang baik padanya.

e. Menyelesaikan semua tugas yang dihadapi dalam kehidupan ini secara memuaskan.

3. Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling

Menurut Prayitno dan Amti (2010: 197) menyebutkan bahwa fungsi-fungsi layanan bimbingan dan konseling dikelompokkan menjadi empat, yaitu: fungsi pengentasan, fungsi pemahaman, fungsi pencegahan, dan fungsi pemeliharaan dan pengembangan.

Menurut Syamsu Yusuf (2009: 16-17) fungsi-fungsi layanan bimbingan dan konseling tersebut adalah:

a. Pemahaman, yaitu membantu peserta didik (siswa) agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, individu diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif. Konselor di sekolah membantu para siswa untuk dapat lebih mengenali secara mendalam bagaimana kepribadian diri siswa itu, membantu memahami kekuatan dan kelemahan serta potensi yang ada pada dirinya.


(28)

b. Preventif, yaitu upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada siswa tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah layanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. c. Pengembangan, yaitu konselor senantiasa berupaya untuk

menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan siswa. Konselor dan personil sekolah lainnya bekerjasama merumuskan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu siswa mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan adalah layanan informasi, diskusi kelompok, homeroom dan karyawisata.

d. Perbaikan (Penyembuhan), yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada siswa yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling dan remedial teaching..

e. Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan


(29)

minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerjasama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan. f. Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan

khususnya konselor, guru atau dosen untuk mengadaptasikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan dan kebutuhan individu (siswa), dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai individu. Pembimbing/konselor dapat membantu para guru/dosen dalam memperlakukan individu secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi perkuliahan, maupun mengadaptasikan bahan perkuliahan sesuai dengan kemampuan dan kecepatan individu.

g. Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu (siswa) agar dapat menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif terhadap program pendidikan, peraturan sekolah atau norma agama.

B. Bidang Bimbingan dan Konseling

Menurut Andi Mappiare (1984: 257) dikatakan sebagai bimbingan pribadi jika penekanan bimbingan lebih pada usaha menangani masalah-masalah pribadi. Maksudnya adalah guru BK di sekolah memberikan layanan bimbingan dan konseling pada bidang bimbingan dan konseling terlebih pada bidang bimbingan pribadi agar guru BK dapat memfokuskan


(30)

pada masalah-masalah siswa yang berkaitan dengan masalah pribadi siswa tersebut. Beberapa bentuk masalah pribadi misalnya ketidaktrampilan bergaul, khawatir yang sangat tidak akan lulus ujian, tidak bergairah belajar dan sebagainya. Menurut Alfian Dewan (2014: 4) bidang bimbingan pribadi merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dalam hal memecahkan masalah-masalah yang sangat kompleks dan bersifat rahasia/pribadi. Bidang bimbingan pribadi merupakan bidang bimbingan dimana guru BK membantu individu atau siswa dalam mengatasi masalah yang ada dalam dirinya dan bersifat rahasia. Jadi, ketika sedang mengalami masalah hanya diketahui oleh guru BK dan siswa yang bersangkutan. Siswa dapat mempercayakan masalah atau rahasianya kepada guru BK, karena guru BK berpegang pada asas-asas bimbingan dan konseling salah satunya adalah asas kerahasiaan. Misalnya, masalah keluarga, persahabatan, cita-cita, dalam mengatur dirinya dan sebagainya.

Menurut Fecky Arianto Fanggidae (2013: 2) bidang bimbingan

pribadi bertujuan untuk membantu siswa menemukan dan

mengembangkan pribadi yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani. Bidang bimbingan pribadi tersebut membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadinya, tidak hanya itu akan tetapi individu tersebut dapat mengatur dirinya serta berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa, siswa diharapkan dapat hidup mandiri dan mampu mengatur dirinya sendiri secara sehat


(31)

jasmani dan rohani tanpa kecanduan minuman keras dan sebagainya. Misalnya, pada bidang pribadi ini konselor membantu siswa agar dapat memahami dirinya sendiri serta membantu konseli agar dapat mengambil pilihan hidupnya secara sehat serta mengambil keputusan secara mandiri. Jadi, dapat disimpulkan bahwa bimbingan pribadi adalah pemberian bantuan yang diberikan kepada siswa yang bertujuan agar siswa dapat berkembang secara mandiri dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta bantuan yang diberikan berkaitan dengan masalah-masalah pribadi siswa.

Bidang bimbingan sosial adalah bidang bimbingan yang membantu individu untuk memecahkan masalah-masalah sosial, seperti pergaulan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang bertujuan agar siswa mampu bersosialisasi dengan lingkungan secara baik. Djumhur & Surya (dalam Tohirin 2007: 127) berpendapat bahwa bidang bimbingan sosial merupakan bidang bimbingan yang bertujuan untuk membantu individu dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan dalam lingkungan sosial sehingga individu dapat menyesuaikan diri secara baik dan wajar dengan lingkungan sosialnya. Menurut Andi Mappiare (1984: 257) bidang bimbingan sosial bertujuan untuk membantu siswa dalam menangani masalah-masalah sosial yang dihadapi oleh individu. Misalnya, masalah dengan saudara-saudara, pacar, orangtua, teman sebaya, guru dan sebagainya.

Menurut Syamsu Yusuf & Juntika Nurihsan (2010: 11) bimbingan sosial-pribadi merupakan bimbingan untuk membantu para individu atau


(32)

siswa dalam memecahkan masalah-masalah sosial-pribadi. Guru BK membantu siswa atau individu agar siswa dapat mengatasi masalah-masalah yang berkaitan engan lingkungan sosialnya, agar dapat bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Contoh masalah-masalah yang tergolong dalam masalah sosial-pribadi adalah masalah hubungan dengan sesama teman, guru atau dosen, pemahaman sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat dan sebagainya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa bidang bimbingan sosial adalah bidang bimbingan yang bertujuan untuk membantu siswa dalam memahami dan menangani masalah-masalah sosial yang dihadapinya agar dapat menyesuaikan diri dengan di lingkungan sosialnya.

Bidang bimbingan belajar menurut Winkel (2006: 115) adalah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih progam studi yang yang sesuai dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan. Guru BK memberikan bimbingan karier agar siswa diharapkan dapat memperbaiki cara belajarnya sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam belajar, meningkatkan motivasi belajarnya agar nilai-nilai yang di dapat semakin baik dari sebelumnya. Menurut Andi Mappiare (1984: 256), bidang bimbingan belajar adalah seperangkat usaha bantuan kepada siswa agar siswa dapat memecahkan masalah-masalah belajar, masalah-masalah pendidikan, masalah-masalah akademik yang


(33)

dihadapinya. Misalnya, pada awal sekolah baru siswa menghadapi kesulitan menyesuaikan diri dengan pelajaran, guru, tata tertib sekolah dan sebagainya.

Menurut Achmad Juntika Nurihsan (2014: 15), bidang bimbingan akademik adalah bimbingan belajar yang diarahkan untuk membantu para individu dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah akademik. Adapun yang termasuk masalah-masalah akademik adalah pengenalan kurikulum, konsentrasi, cara belajar, pencarian serta penggunaan sumber belajar, dan sebagainya. Jadi, dapat disimpulkan adalah bidang bimbingan belajar adalah bidang bimbingan yang bertujuan agar siswa dapat memecahkan masalah-masalah belajar dan pendidikan sehingga siswa dapat mencapai cita-cita yang diharapkan.

Bidang bimbingan karier menurut Syamsu Yusuf & Juntika Nurihsan (2010: 11) bimbingan karier adalah upaya bantuan terhadap individu agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya, mengembangkan masa depannya yang sesuai dengan bentuk kehidupan yang diharapkan. Individu atau siswa diharapkan agar dapat mengenal dan memahami dirinya sesuai dengan bakat dan potensi yang dimiliki sehingga individu tersebut dapat mengenal dunia kerjanya yang sesuai dengan diri siswa. Menurut Bimo Walgito (2010: 203), bidang bimbingan karier merupakan usaha untuk mengetahui dan memahami diri, memahami apa yang ada dalam diri sendiri dengan baik, serta untuk


(34)

mengetahui dengan baik pekerjaan apa saja yang ada dan persyaratan apa yang dituntut untuk pekerjaan itu.

Menurut Achmad Juntika Nurihsan (2014: 16) bidang bimbingan karier yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan, pengembangan dan penyelesaian masalah-masalah karier. Misalnya, pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan dan pengembangan karier, penyesuaian pekerjaan, dan penyelesaian masalah-masalah karier yang dihadapi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa bidang bimbingan karier adalah bidang bimbingan yang bertujuan untuk membantu individu agar dapat memahami dan mengenal dirinya sendiri, mengenal dunia kerjanya dan dapat mengatasi serta menyelesaikan masalah-masalah karier yang dihadapinya.

C. Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Bidang Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Layanan bimbingan dan konseling adalah suatu layanan yang dilakukan oleh guru BK dan sekolah yang bertujuan untuk membantu siswa dalam mengenali dan mengembangkan dirinya secara optimal ataupun dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh para siswa. Layanan bimbingan dan konseling di sekolah bertujuan untuk membantu para siswa atau klien dalam proses pengembangan diri siswa seutuhnya, agar para siswa mampu mencari identitas dirinya, menjelaskan siapa dirinya dan mengatasi


(35)

masalah-masalah yang terjadi pada dirinya dengan bimbingan dan bantuan guru BK atau konselor. Menurut Prayitno (2004: 255) layanan bimbingan dan konseling dikelompokkan menjadi enam, yaitu layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan bimbingan belajar, layanan konseling perorangan, dan layanan bimbingan dan konseling kelompok, sedangkan layanan bimbingan dan konseling pada bidang bimbingan dan konseling menurut Fecky Arianto Fanggidae (2013: 2) yaitu:

1. Bidang bimbingan pribadi, yaitu bertujuan untuk membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani. Contoh materi yang diberikan oleh guru BK kepada siswa adalah: penerimaan diri, percaya diri, mempersiapkan diri menerima dan berpikir positif, mengenal kelebihan dan potensi dalam diri siswa. 2. Bidang bimbingan sosial, yaitu bertujuan untuk membantu siswa

mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang dilandasi budi pekerti luhur, tanggung jawab kemasyarakatan dan kenegaraan. Contoh materi yang diberikan oleh guru BK kepada siswa adalah: kerjasama, persahabatan, berdamai dengan diri sendiri dan sesama.

3. Bidang bimbingan belajar, yaitu untuk membantu siswa untuk mengenal, menumbuhkan dan mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan IPTEK, kesenian serta


(36)

mempersiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi atau terjun ke lapangan. Contoh materi yang diberikan guru BK kepada siswa adalah: manajemen diri, mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian, belajar efektif dan efisien.

4. Bidang bimbingan karier, yaitu untuk mengenal potensi diri siswa yang dapat dikembangkan sebagai bekal untuk berkarir di masa depan. Contoh materi yang diberikan guru BK kepada siswa adalah motivasi yang tinggi untuk selalu berprestasi, pengenalan terhadap studi lanjutan, merencanakan studi lanjut dan pilihan karier, memilih jurusan dan program studi selanjutnya.

Layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling diberikan kepada para siswa agar siswa dapat mengatasi masalah-masalah yang sedang terjadi pada dirinya, ketika para siswa mendapatkan layanan bimbingan dan konseling tersebut dan para siswa mengalami perubahan pada dirinya dalam hal bidang pribadi, sosial, belajar atau karier dapat disimpulkan bahwa para siswa menerima dan merasakan manfaat dari layanan bimbingan dan konseling yang diberikan oleh guru BK dengan baik. Kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling di sekolah, di mana para siswa dapat merasakan kebermanfaatan pada dirinya apabila para siswa dapat mencapai tujuan-tujuan pada masing-masing bidang bimbingan dan konseling tersebut dan para siswa merasakan adanya perubahan yang lebih baik.


(37)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab metode penelitian berisi uraian mengenai jenis penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian, uji coba alat, prosedur pengumpulan data, dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan suatu fenomena dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah yang diteliti. Peneliti melakukan penelitian deskriptif yaitu dengan menyebar kuesioner (angket). Penelitian ini dimaksudkan agar peneliti mendapatkan gambaran tentang kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta.

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah Siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. Peneliti memilih SMP Stella Duce 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dengan alasan sekolah ini memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian dan sekolah ini adalah tempat peneliti ber-PPL BK. Peneliti memilih kelas VIII sebagai subyek penelitian dengan alasan siswa kelas VIII sudah cukup lama belajar di sekolah, sehingga dianggap cukup memahami materi-materi layanan bimbingan dan konseling di


(38)

sekolah yang sudah diterima selama ini. Siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1

Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 berjumlah 207 siswa

dan dikelompokkan menjadi enam kelas, yaitu kelas VIII Mahoni, VIII Akasia, VIII Cendana, VIII Eboni, VIII Meranti, dan VIII Gaharu. Rincian subjek


(39)

penelitian (siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015) dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1

Rincian Subjek Penelitian Kelas Jumlah

VIII Mahoni 35

VIII Akasia 33

VIII Cendana 35

VIII Eboni 34

VIII Meranti 35

VIII Gaharu 35

Total Siswa 207

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian berupa kuesioner yang digunakan untuk mengungkap kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. Menurut Sugiyono (2010:134) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.


(40)

Jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Penentuan skor jawaban dari masing-masing pernyataan yang disediakan adalah memberikan tanda centang (√) pada pernyataan positif (item favorable) dengan jawaban SS (Sangat Sesuai) diberi skor 4, S (Sesuai) diberi skor 3, TS (Tidak Sesuai) diberi skor 2, dan STS (Sangat Tidak Sesuai) diberi skor 1. Lalu, pernyataan negatif (item unfavorable) dengan jawaban SS (Sangat Sesuai) diberi skor 1, S (Sesuai) diberi skor 2, TS (Tidak Sesuai) diberi skor 3, dan STS (Sangat Tidak Sesuai) diberi skor 4.

Kisi-kisi kuesioner kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 (awal) dapat dilihat pada tabel 2.


(41)

Tabel 2

Kisi-kisi Kuesioner Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Bidang Bimbingan dan Konseling Terhadap Siswa Kelas VIII

SMP Stella Duce 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015

No. Aspek Indikator Nomor Item Jumlah

Favorable Unfavorable

1 Bidang bimbingan pribadi

Siswa dapat mengatur hidupnya sendiri melalui layanan bimbingan dan konseling.

1, 2, 3, 5,7, 8, 9,

11, 13, 14, 15, 16

4, 6, 10, 12 16

2 Bidang bimbingan sosial

a. Siswa dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah melalui layanan bimbingan dan konseling. b. Siswa dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tinggal melalui layanan bimbingan dan konseling. 17, 18, 20, 21 22, 23, 24, 25 19 26 10

3 Bidang bimbingan belajar

Siswa dapat mengatasi hambatan dan

kesulitan yang dihadapi dalam studi melalui layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

27, 29, 31, 33, 34, 36, 37, 38, 40, 41, 43, 44, 46

28, 30, 32, 35, 39, 42, 45


(42)

No Aspek Indikator Nomor Item Jumlah Favorable Unfavorable

4. Bidang bimbingan karier

a. Siswa dapat merencanakan kegiatan penyelesaian studi melalui layanan bimbingan dan konseling. b. Siswa dapat

merencanakan perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang akan datang melalui layanan bimbingan dan konseling.

47, 49, 50, 51

53, 54

48, 52 8

Total Item 54

D. Uji Coba Alat

Peneliti menggunakan uji coba terpakai dalam penelitian ini. Uji coba terpakai dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada seluruh siswa. Sampel yang telah digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas kuesioner digunakan kembali sebagai data penelitian. Alasan peneliti menggunakan cara ini adalah karena keterbatasan waktu, yang disebabkan pada dua (2) minggu terakhir di bulan Mei para siswa kelas VIII melakukan persiapan menjelang UKK (Ulangan Kenaikan Kelas) yang dilaksanakan pada awal bulan Juni. Oleh sebab itu, peneliti diberi waktu oleh sekolah mulai tanggal 27 April untuk menyebarkan kuesioner.


(43)

Pelaksanaan penyebaran kuesioner dilaksanakan pada tanggal 27, 28, dan 30 April pada empat (4) kelas, dikarenakan pada awal Mei para siswa kelas IX melaksanakan Ujian Nasional, maka para siswa kelas VII dan kelas VIII diliburkan kemudian peneliti melanjutkan kembali menyebarkan kuesioner pada tanggal 8 Mei 2015 pada dua kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta. Selain itu adanya persetujuan antara peneliti dengan guru BK dalam waktu satu (1) minggu dan secara bersamaan menyebarkan kuesioner. Kuesioner kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta dapat dilihat pada lampiran 1. Data ujicoba kuesioner kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta dapat dilihat pada lampiran 2.

1. Validitas Instrumen

Validitas berasal dari kata validity yang berarti seberapa tepat dan cermat kemampuan suatu alat untuk melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2009:5). Suatu alat tes dikatakan valid jika dapat memberikan hasil ukur yang sesuai dengan tujuan pengukuran. Alat tes yang valid mampu mengungkapkan data dengan tepat. Selain itu, alat tes yang valid juga dapat memberikan gambaran cermat mengenai data yang diukur.

Validitas alat ukur yang dipakai dalam penelitian ini adalah validitas isi (Content Validity). Validitas isi berkaitan dengan kemampuan suatu instrumen mengukur isi (konsep) yang harus diukur (Siregar, 2013:76). Validitas isi dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur kebermanfaatan layanan bimbingan dan


(44)

konseling pada bidang bimbingan dan konseling siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta. Setelah dilakukan expert judgement, peneliti melakukan uji coba penelitian kuesioner. Validitas kuesioner penelitian ini diuji dengan menggunakan teknik korelasi product moment. Rumus yang digunakan sebagai berikut:

Keterangan:

rxy = Korelasi skor-skor total kuesioner dan total butir-butir N = Jumlah subjek

X = Skor sub total kuesioner Y = Skor total butir-butir kuesioner

XY = Hasil perkalian antara skor X dan skor Y

Penentuan validitas dilakukan dengan pemberian skor terlebih dahulu pada setiap item (mentabulasi data ke Microsoft Office Exel 2007) dan menggunakan Statistic Programme for Social Science versi 16.0 untuk mempermudah peneliti melakukan perhitungan validitas item. Patokan yang peneliti gunakan dalam untuk menentukan validitas item adalah 0,25. Menurut Azwar (2009: 65), apabila item yang memiliki indeks diskriminasi sama dengan atau lebih besar daripada 0,30 jumlahnya melebihi jumlah item yang direncanakan untuk dijadikan skala, maka dapat memilih item-item yang memiliki indeks daya diskriminasi tinggi.

Sebaliknya, apabila jumlah item lolos ternyata masih tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, kita dapat mempertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas


(45)

kriteria 0,30 menjadi 0,25 sehingga jumlah item yang diinginkan dapat tercapai. Patokan kriteria pemilihan item berdasar korelasi item-total menggunakan batasan 0,25. Semua item yang mencapai koefisien korelasi ≥ 0,25 dianggap valid. Sebaliknya item yang koefisien korelasinya < 0,25 dapat diinterpretasikan sebagai item tidak valid. Penulis memilih untuk menurunkan sedikit batas kriteria agar jumlah item yang diinginkan dapat tercapai.

Item yang sudah melalaui proses skoring, kemudian dihitung. Hasil perhitungan kemudian digunakan untuk menentukan kembali item mana saja yang valid atau tidak valid. Penentuan validitas itu dilakukan berdasarkan kriteria validitas. Hasil perhitungan statistik yang dilakukan peneliti terhadap 54 item kuesioner diperoleh 42 item yang valid, 12 item yang tidak valid. Item yang tidak valid kemudian dinyatakan gugur atau tidak digunakan dalam perhitungan selanjutnya. Data hasil perhitungan validitas dapat dilihat pada lampiran 3. Rincian item valid dan tidak valid dalam uji coba penelitian dapat dilihat pada tabel 3. Kuesioner kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 (final) dapat dilihat pada lampiran 4.

Tabel 3

Rincian Item Valid dan Tidak Valid

No Aspek Indikator Nomor Item

Valid Tidak Valid 1 Bidang

bimbingan pribadi

Siswa dapat mengatur hidupnya sendiri melalui layanan

bimbingan dan konseling.

1, 2, 3, 5, 7, 8, 9

11, 12,


(46)

13, 14, 15, 16 2 Bidang

bimbingan sosial

a. Siswa dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah melalui layanan bimbingan dan konseling. b. Siswa dapat menyesuaikan

diri dengan lingkungan tempat tinggal melalui layanan

bimbingan dan konseling.

17, 18, 20, 21 22, 23, 24, 25 19 26

3 Bidang bimbingan belajar

Siswa dapat mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi melalui layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

27, 28, 29, 31, 32, 34, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 43, 44, 45

30, 33, 35, 42, 46

4 Bidang bimbingan karier

a. Siswa dapat

merencanakan kegiatan penyelesaian studi melalui layanan bimbingan dan konseling. b. Siswa dapat

merencanakan perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang akan datang melalui layanan

bimbingan dan konseling di sekolah.

47, 49, 50, 51

53, 54

48, 52

Total Item 42 12

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala


(47)

yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula (Siregar, 2013:87).

Reliabilitas sebenarnya mengacu kepada keterpercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 2009: 83). Pengukuran yang tidak reliabel tentu tidak akan konsisten pula dari waktu ke waktu. Reliabilitas instrumen dalam penelitian ini diuji dengan teknik pengukuran reliabilitas Alpha Cronbach. Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas > 0.6. Peneliti menggunakan program Statistic Progamme for Social Science 16 untuk membantu menghitung koefisien instrumen kebermanfataan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling di sekolah. Indeks korelasi reliabilitas Kriteria Guilford (Masidjo, 1995: 209), dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4

Indeks Korelasi Reliabilitas Kriteria Guilford (Masidjo, 1995: 209)

Koefisien Korelasi Kualifiasi

0,91-1,00 Sangat Tinggi

0,71-0,90 Tinggi

0,41-0,70 Cukup

0,21-0,40 Rendah


(48)

Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach melalui Statistic Programme for Social Science 16,0. Rumus koefisien alpha (α) adalah sebagai berikut:

[ ]

Keterangan:

α = Koefisien alpha

= Varians skor belahan satu = Varians skor belahan dua = Varians skor skala

Hasil perhitungan dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach diperoleh koefisien reliabilitas instrumen 0,858. Data perhitungan reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 5. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa reliabilitas alat penelitian ini termasuk tinggi (0,71-0,90). Kesimpulan ini didasarkan pada kriteria yang dikemukakan oleh Guilford (Masidjo, 1995: 209) seperti disajikan pada tabel 4.

E. Prosedur Pengumpulan Data 1. Tahap Persiapan

a. Mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling dan buku-buku yang berhubungan dengan layanan bimbingan dan konseling.


(49)

b. Menyusun kuesioner kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling pada bimbingan dan konseling, yang mana aspek instrumen diambil dari bidang bimbingan dan indikator yang mana diambil dari tujuan layanan bimbingan dan konseling.

c. Aspek dan indikator yang telah disusun, dikonsultasikan kepada dosen pembimbing.

d. Aspek dan indikator yang telah dikoreksi oleh dosen pembimbing diwujudkan dalam pernyataan kuesioner.

e. Pengujian kuesioner yang telah disusun oleh dosen pembimbing.

f. Mengurus surat izin untuk melakukan penelitian kepada sekretariat Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

g. Meminta izin kepada pihak sekolah SMP Stella Duce 1 Yogyakarta untuk melakukan penelitian dan membuat kesepakatan mengenai pelaksanaan ujicoba sekaligus penelitian karena penelitian ini menggunakan uji coba terpakai.

2. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data

Tahap pelaksanaan pengumpulan data penelitian dilaksanakan secara bersamaan dengan pengumpulan data uji coba kuesioner pada tanggal 28 April hingga 8 Mei 2015. Suratketerangan izin uji coba kuesioner dan izin pengumpulan data penelitian dapat dilihat pada lampiran 6. Jadwal pengumpulan data penelitian (siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015) dapat dilihat pada tabel 5.


(50)

Tabel 5

Jadwal Pengumpulan Data Penelitian

Penyebaran kuesioner dilakukan oleh peneliti. Peneliti menjelaskan terlebih dahulu petunjuk pengisian kuesioner. Ketika siswa mengisi kuesioner, peneliti mendampingi siswa agar dapat menjelaskan kepada siswa yang belum memahami maksud pernyataan yang ada di kuesioner dan cara mengisi kuesioner.

F. Teknik Analisis Data

1. Peneliti memberikan skor jawaban pada masing-masing item kuesioner yang telah diisi oleh responden dengan berdasarkan penilaian skala Likert. 2. Peneliti membuat tabulasi seluruh data penelitian dengan menggunakan

Microsoft Office Excel 2007. Tabulasi data penelitian dapat dilihat di lampiran 7.

Kelas Tanggal Waktu

Jumlah Siswa

yang Hadir

Jumlah Siswa yang Tidak Hadir

VIII Mahoni 27 April 2015 10.10 - 10.50 34 1

VIII Akasia 27 April 2015 11.20 - 12.10 33 -

VIII Cendana 28 April 2015 10.10 – 10.50 34 1

VIII Eboni 30 April 2015 10.10 – 10.50 34 -

VIII Meranti 8 Mei 2015 07.00 - 07.40 35 -

VIII Gaharu 8 Mei 2015 10.10 - 10.50 34 1


(51)

3. Peneliti membuat kategorisasi skor subjek kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling berdasarkan petunjuk Azwar (2009:108) yaitu: sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan tidak baik.

Kategori kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling diuraikan sebagai berikut:

Perhitungan Kategorisasi

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Tidak Baik

Keterangan:

X maksimum : Skor tertinggi yang dapat diperoleh subjek dalam skala. X minimum : Skor terendah yang dapat diperoleh subjek dalam skala.

(standar deviasi) : Rata-rata teoritis dari skor maksimum dan minimum.

Σ (mean teoritik) : Standar deviasi teoritik/luas jarak rentang yang dibagi dalam 6 satuan deviasi.

4. Mencari patokan yang akan digunakan untuk mencari X maksimum teoritik, X minimum teoritik, standar deviasi dan mean teoritik. Kategorisasi subjek penelitian kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling dengan 204 subjek, diperoleh perhitungan sebagai berikut:


(52)

Skor maksimal per Item : 4

Skor minimal per Item : 1

Jumlah butir kuesioner : 42

X maksimum teoritik : 4 × 42 = 168

X minimum teoritik : 1 × 42 = 42

Range : 168 – 42 = 126

σ (Standar deviasi teoritik) : 126 : 6 = 21

μ (Mean teoritik) : (168+42) : 2 = 210 : 2 = 105

Berdasarkan skor yang muncul, dapat diketahui bahwa kategorisasi subjek kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 masuk dalam kategori baik. Kategorisasi subjek penelitian kuesioner kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6

Kategori Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Bidang Bimbingan dan Konseling Terhadap Siswa Kelas VIII SMP Stella

Duce 1 Yogyakarta

Perhitungan Skor Kategorisasi

X > 136, 5 Sangat Baik

115, 5 < X ≤ 136,5 Baik


(53)

73,5 < X ≤ 94,5 Kurang Baik

X ≤ 73,5 Tidak Baik

5. Peneliti membuat hasil kategori skor subjek kuesioner penelitian kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta dapat dilihat pada tabel 7, sedangkan hasil skor kategorisasi subjek kuesioner penelitian kuesioner penelitian kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta dapat dilihat pada lampiran 8.


(54)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan mengenai hasil penelitian mengenai deskripsi kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta dan pembahasan hasil penelitian.

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta diuraikan sebagai berikut:

Tabel 7

Hasil kategorisasi subjek kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas

VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta adalah sebagai berikut:

No. Skor Kategorisasi Jumlah

Siswa Persentasi

1 >136, 5 Sangat baik 26 12, 74 %

2 115, 5 – 136, 5 Baik 132 64, 70 %

3 94, 5 – 115, 5 Cukup baik 46 22, 54 %

4 73, 5 – 94, 5 Kurang Baik - -

5 73, 5 Tidak baik - -


(55)

Berdasarkan data di atas, nampak bahwa:

a. Tidak ada siswa yang mengalami kebermanfataan layanan bimbingan dan konseling di sekolah dalam kategori kurang baik dan tidak baik.

b. Terdapat 46 siswa yang mengalami kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling di sekolah dalam kategori cukup baik. c. Terdapat 132 siswa yang mengalami kebermanfaatan layanan

bimbingan dan konseling di sekolah dalam kategori baik.

d. Terdapat 26 siswa yang mengalami kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling di sekolah dalam kategori sangat baik.


(56)

Dapat disimpulkan bahwa kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta termasuk dalam kategori baik. Hal tersebut berarti bahwa kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling di sekolah baik.

B. Pembahasan

Hasil penelitian mengenai kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta menunjukkan siswa yang merasakan kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bimbingan dan konseling itu bermanfaat cukup baik sebanyak 46 siswa, siswa yang merasakan kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling itu bermanfaat baik sebanyak 132 siswa, dan siswa yang merasakan kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling itu bermanfaat sangat baik sebanyak 26 siswa. Dapat disimpulkan bahwa kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII di sekolah termasuk kategori baik.


(57)

Kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling di sekolah bermanfaat dengan baik apabila para siswa mencapai tujuan-tujuan bidang bimbingan dan konseling. Menurut Fecky Arianto Fanggidae (2013: 2) bidang bimbingan dikelompokkan menjadi empat, yaitu :

1. Bidang bimbingan pribadi ini bertujuan untuk membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani. Misalnya, pada bidang pribadi ini konselor membantu siswa agar dapat memahami dirinya sendiri serta membantu konseli agar dapat mengambil pilihan hidupnya secara sehat serta mengambil keputusan secara mandiri.

2. Bidang sosial ini bertujuan untuk membantu siswa mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang dilandasi budi pekerti luhur, tanggung jawab kemasyarakatan dan kenegaraan. Misalnya, seorang siswa yang mampu menjalin relasi dan komunikasi yang baik dengan orang-orang di lingkungan sekolahnya.

3. Bidang bimbingan belajar ini bertujuan untuk membantu siswa untuk mengenal, menumbuhkan dan mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai


(58)

pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan IPTEK, kesenian serta mempersiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi atau terjun ke lapangan. Misalnya, seorang siswa yang dibantu oleh konselor mengumpulkan informasi berkaitan dengan penjurusan, perguruan atau studi lanjut.

4. Bidang bimbingan karier ini bertujuan untuk mengenal potensi diri siswa yang dapat dikembangkan sebagai bekal untuk berkarir di masa depan. Misalnya, di sekolah terdapat kegiatan ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh para siswa. Namun, sebelumnya siswa tersebut harus bisa mengenali potensi atau kemampuan yang dimiliki dari dalam dirinya, sehingga siswa tersebut dapat memilih kegiatan tersebut sesuai dengan kemampuan atau potensi yang dimilikinya.

Kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling di sekolah dikatakan berhasil apabila para siswa dapat merasakan manfaatnya setelah mendapatkan layanan bimbingan dan konseling dari guru BK dan dilihat dari hasil penelitian, bahwa kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII termasuk kategori baik.


(59)

Para siswa mengalami adanya perubahan dalam dirinya, dilihat dari tujuan yang dimaksud dalam tujuan layanan bimbingan dan konseling.

Menurut Syamsu Yusuf (2010: 13), tujuan pemberian layanan bimbingan ialah agar individu dapat: (1) Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang akan datang. Dilihat dari hasil penelitian dan wawancara, siswa mengalami adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan dalam hal karier, siswa memberanikan diri menemui guru BK untuk bertanya, berkonsultasi dengan bersikap terbuka, tanpa rasa malu berkaitan dengan perencanaan kegiatan penyelesaian studi di masa mendatang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswa. (2) Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin. Siswa kelas VIII SMP masih membutuhkan bantuan orang lain terlebih guru BK, dalam hal mengenal dan memahami dirinya serta potensi yang dimilikinya karena pada usia ini siswa masih ikut-ikut dengan teman-temannya, siswa masih belum mampu mengenal potensi yang ada dalam dirinya. Oleh sebab itu, setelah siswa mengenali dan memahami dirinya dan potensinya kemudian siswa dapat memilih kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah yang sesuai dengan potensinya agar siswa dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya seoptimal mungkin. (3) Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya.


(60)

Dengan adanya tujuan layanan bimbingan dan konseling, siswa diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya Berdasarkan hasil penelitian dan observasi, bahwa siswa dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat (tempat tinggal). Siswa diharapkan untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolahnya karena lingkungan sekolah adalah lingkungan di mana siswa gunakan untuk belajar. Siswa belajar dengan teman-teman, dengan guru-guru serta warga sekolah lainnya untuk menggapai cita-cita yang diinginkan setiap siswa. Oleh sebab itu, siswa diharapkan untuk dapat menyesuaikan diri karena lingkungan sekolah merupakan lingkungan pendukung utama selama siswa belajar. Seperti halnya dengan lingkungan kerja, jika sudah tiba saatnya untuk terjun di dunia pekerjaan siswa diharapkan untuk dapat menyesuaikan diri dengan baik karena siswa tidak bekerja sendiri, melainkan bekerja bersama-sama untuk mencapai satu tujuan yang diharapkan serta lingkungan tempat tinggal adalah lingkungan tempat tinggal siswa sehari-hari. Siswa tidak hanya beradaptasi di sekolah atau lingkungan kerja tetapi lingkungan tempat tinggal adalah lingkungan di mana dapat beradaptasi dengan orang banyak, berbagai macam usia, profesi, jenis kelamin serta berbagi tingkat pendidikan. (4) Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja. Guru BK memberikan layanan bimbingan dan konseling pada bidang bimbingan


(61)

dan konseling, siswa diharapkan agar dapat mencapai tujuan yang tercantum diatas. Namun, apabila siswa belum mengalami manfaat dan belum mengalami perubahan berkaitan dengan kesulitan dalam studinya, terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan guru BK untuk mengatasi siswa yang mengalami masalah belajar atau kesulitan studi.

Menurut Prayitno (2004: 284), pada layanan bimbingan belajar terdapat beberapa upaya untuk membantu siswa, yaitu Pertama pengajaran perbaikan. Pengajaran perbaikan merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok siswa yang menghadapi masalah belajar dengan maksud untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam proses dan hasil belajar mereka. Kedua, kegiatan pengayaan. Kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada seseorang atau beberapa orang siswa yang sangat cepat dalam belajar. Siswa memerlukan tugas-tugas tambahan yang terencana untuk menambah, memperluas pengetahuan dan ketrampilan yang telah dimilikinya dalam kegiatan belajar sebelumnya. Misalnya, terdapat terdapat siswa atau beberapa siswa di sekolah yang sangat cepat dalam belajar, maka guru memberikan kegiatan pengayaan tersebut diluar jam sekolah contohnya setelah jampulang sekolah. Ketiga, peningkatan motivasi belajar. Di sekolah sebagian siswa mungkin telah memiliki motif yang kuat untuk belajar, tetapi sebagian lain mungkin belum. Di sisi lain, mungkin juga ada siswa yang semula motifnya


(62)

amat kuat, kemudian menjadi pudar. Tingkah laku seperti kurang bersemangat, jera, malas dapat dijadikan indikator kurang kuatnya motif (motivasi) dalam belajar. Guru, konselor dan staff sekolah lainnya berkewajiban membantu siswa meningkatkan motivasinya dalam belajar. Misalnya, melihat dari sisi guru BK atau konselor. Jika ditemukan siswa yang mengalami penurunan dalam belajar di sekolah sebaiknya guru BK tersebut mencoba untuk mendekatisiswa tersebut dan mengajak untuk berkonseling. Disitu, guru BK mencari informasi mengenai apa penyebab menurunnya nilai hasil belajar siswa di sekolah. Setelah guru BK mengetahui penyebab masalah tersebut maka guru BK dapat membantu dan membimbing siswa tersebut agar dapat meningkatkan semangat (motivasi) belajarnya. Keempat, pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Setiap siswa diharapkan menerapkan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif. Tetapi tidak tertutup kemungkinan ada siswa yang mengamalkan sikap dan kebiasaan yang tidak diharapkan dan tidak efektif.

Apabila siswa memiliki sikap dan kebiasaan seperti itu, maka dikhawatirkan siswa yang bersangkutan tidak akan mencapai nilai atau hasil belajar yang baik. Melalui bantuan yang diberikan, siswa diharapkan dapat menemukan kelemahan-kelemahan dalam belajar dan selanjutnya berusaha mengubah atau memperbaiki kelemahan-kelemahan tersebut. Dengan begitu, maka para siswa mengalami perubahan yang positif yang terjadi pada


(63)

dirinya, setelah merasakan kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling di sekolah. Kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling pada bidang bimbingan dan konseling termasuk dalam kategori baik. Para siswa dapat merasakan manfaat dari adanya layanan bimbingan dan konseling pada bidang dan konseling tersebut dan berdampak baik atau positif sehingga terjadi perubahan yang baik pula dalam diri siswa.


(64)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat siswa yang merasakan kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling sangat baik sebanyak 26 siswa, siswa yang merasakan kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling baik sebanyak 132 siswa dan siswa yang merasakan kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling cukup baik sebanyak 46 siswa. Hal tersebut berarti bahwa para siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta merasakan kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling dalam kategori baik.

B. Saran

Beberapa saran peneliti yang mungkin dapat berguna untuk berbagai pihak, yaitu:

1. Bagi sekolah

Bagi pihak sekolah kiranya tetap memberikan jam BK masuk kelas. Dengan adanya jadwal tersebut, diharapkan guru BK dapat memberikan layanan bimbingan dan konseling semaksimal mungkin sehingga para siswa dapat menerima dengan baik kebermanfaatan


(65)

2. Bagi Guru BK

Penyusunan program bimbingan dan konseling di sekolah perlu didasarkan pada kebutuhan siswa, sehingga layanan bimbingan dan konseling yang diberikan di sekolah benar-benar dirasakan manfaatnya dan diterima sangat baik oleh para siswa.

3. Bagi Peneliti Lain

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti lain, yaitu:

a. Bahasa yang digunakan hendaknya lebih mudah dimengerti oleh responden.

b. Hasil peneliti ini dapat digunakan sebagai acuan atau perbandingan apabila peneliti lain ingin melanjutkan atau meneliti topik skripsi yang sama.

c. Aspek yang tepat.


(66)

DAFTAR PUSTAKA

Alfian, Dewan (7 Desember 2014). 4 Macam Bidang layanan Bimbingan dan Konseling, Artikel 1300001004/4. Diambil pada tanggal 6 Agustus 2015, dari http://blog.uad.ac.id/alfian1300001004/4-macam-bidang-layanan-bimbingan-dan-konseling/

Azwar, Saifuddin. 2009. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Fanggidae, A. F. 2013. Makalah Profesi Kependidikan (Pengertian, Tujuan, Landasan, Prinsip dan Peran Profesi Kependidikan di Bidang Layanan Administrasi Bimbingan dan Konseling. Artikel 4940454. Diambil pada

tanggal 11 November 2014, dari

http://www.academia.edu/4940454/PROFESI_KEPENDIDIKAN_bimbin gan_and_konseling_

Hurlock, Elizabeth. 1980. Psikologi Perkembangan (Suatu Perkembangan Sepanjang Rentang Kehidupan). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Mappiare, Andi. 1984. Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Surabaya: Penerbit Usaha Nasional.

Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.

Nurihsan, J.A. 2014. Bimbingan dan Konseling Dalam Berbagai Latar Kehidupan (Edisi Revisi). Bandung: Refika Aditama.

Pedoman Penulisan Skripsi. 2014. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Prayitno & Amti. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka


(67)

Siregar, Sofyan. 2013. Statistik Parameter Untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: Bumi Aksara.

Suharnan. 2005. Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R Dan D. Bandung: Alfabeta.

Syahril & Riska Ahmad. 1986. Pengantar Bimbingan dan Konseling. Padang: Angkasa Raya.

Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah & Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Walgito, Bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Windriyanto, Andreas Adam. 2005. Persepsi Siswa-Siswi Kelas XI SMA Negeri

1 Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011 Terhadap Manfaat Layanan Bimbingan dan Konseling. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Winkel, W. S & Sri Hastuti, M. M. 2006. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

Yusuf, Syamsu. 2009. Bimbingan dan Konseling Komprehensif Dalam Penyelenggaraan Layanan Bimbingan dan Konseling. Universitas Pendidikan Indonesia.

Yusuf, Syamsu & Nurihsan J.A. 2010. Landasan Bimbingan & Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(68)

(69)

Lampiran 1

Uji Coba

KUESIONER SISWA

Disusun Oleh:

Angela Rosari Lintang Ayu Wardhani NIM:101114017

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(70)

I. Identitas Responden Nama: …………... Kelas: ………..

II. Petunjuk Pengisian

1. Baca setiap pernyataan kuesioner!

2. Jawablah pernyataan-pernyataan dibawah ini dengan cara mencentang (√) pada huruf dibelakang jawaban!

3. Keterangan jawaban

a. SS : Sangat Sesuai

b. S : Sesuai

c. TS :Tidak Sesuai

d. STS : Sangat Tidak Sesuai

4. Jawablah dengan jujur sesuai dengan keadaan Anda yang sebenarnya! Hasil dari kuesioner ini tidak mempengaruhi nilai rapor Anda.


(71)

No. Setelah saya melakukan layanan bimbingan dan konseling di sekolah

SS S TS STS

1. Saya menjadi tahu kelebihan yang ada dalam diri.

2. Saya menjadi mengerti ekstrakurikuler apa yang akan saya pilih, sesuai dengan potensi yang dimiliki.

3. Saya menghargai apa yang ada dalam diri.

4. Saya bersikap cuek dengan apa yang ada dalam diri saya.

5. Saya menjadi lebih berani tampil di depan kelas.

6. Saya merasa malu ketika guru meminta ke depan kelas untuk memimpin games (permainan).

7. Saya lebih mengerti tentang menstruasi atau mimpi basah yang dialami.

8. Saya lebih berani mengungkapkan pendapat di depan umum.

9. Saya dapat lebih bersemangat dalam mengerjakan PR di rumah.

10. Saya lebih memilih mengerjakan PR di sekolah daripada di rumah.

11. Saya menjadi lebih percaya diri dalam mengembangkan potensi yang dimiliki. 12. Saya merasa minder dengan potensi

yang dimiliki oleh teman saya di sekolah.

13. Saya dapat menerima apapun keadaan teman sekolah saya.

14. Saya menghargai dan menerima hasil jerih payah saya.

15. Saya dapat mematuhi peraturan yang berlaku di sekolah.


(72)

No. Setelah saya melakukan layanan bimbingan dan konseling di sekolah

SS S TS STS 17. Saya memperbanyak teman dan

menjaga hubungan yang harmonis dengan teman-teman.

18. Saya dapat bergaul dengan siswa lain di sekolah.

19. Saya mau berteman dengan mereka yang pintar dan mendapatkan nilai bagus di kelas.

20. Saya merasa bahwa saya diam-diam menyukai teman lawan jenis.

21. Saya dapat bersikap terbuka terhadap sahabat saya.

22. Saya mempunyai banyak teman di rumah.

23. Saya dan teman-teman sering bermain bersama di rumah.

24. Saya merasa lebih percaya diri dalam mengikuti kegiatan di lingkungan tempat tinggal bersama teman-teman. 25. Saya berteman dengan siapapun di

rumah tanpa pandang bulu.

26. Saya berteman hanya dengan teman yang sederajat dengan saya.

27. Saya dapat mengerjakan setiap tugas yang diberikan guru.

28. Saya lebih memilih banyak bermain daripada belajar dan mengerjakan tugas sekolah.

29. Saya menjadi lebih rajin belajar di rumah kurang lebih satu-dua jam sehari. 30. Saya belajar ketika akan ulangan harian


(1)

107 162 baik

108 168 baik

109 151 baik

110 154 baik

111 147 cukup baik

112 156 baik

113 169 baik

114 150 baik

115 161 baik

116 154 baik

117 145 cukup baik

118 145 cukup baik

119 153 baik

120 148 cukup baik

121 158 baik

122 148 baik

123 173 sangat baik

124 150 baik

125 169 baik

126 144 cukup baik

127 149 baik

128 142 cukup baik

129 137 cukup baik


(2)

131 150 baik

132 165 baik

133 162 baik

134 197 sangat baik

135 146 cukup baik

136 164 baik

137 167 baik

138 173 sangat baik

139 138 cukup baik

140 169 baik

141 154 baik

142 148 cukup baik

143 136 cukup baik

144 161 baik

145 154 baik

146 172 baik

147 139 cukup baik

148 168 baik

149 152 baik

150 149 baik

151 157 baik

152 158 baik

153 164 baik


(3)

154 152 baik

155 132 cukup baik

156 169 sangat baik

157 162 baik

158 145 baik

159 150 baik

160 127 cukup baik

161 172 sangat baik

162 143 cukup baik

163 178 sangat baik

164 154 baik

165 173 baik

166 164 baik

167 154 baik

168 172 sangat baik

169 158 baik

170 152 baik

171 162 baik

172 142 cukup baik

173 162 baik

174 143 cukup baik

175 150 baik

176 170 baik

177 154 baik


(4)

179 146 cukup baik

180 165 baik

181 146 cukup baik

182 172 sangat baik

183 157 baik

184 170 baik

185 141 cukup baik

186 190 sangat baik

187 162 baik

188 151 baik

189 163 baik

190 153 baik

191 148 cukup baik

192 167 baik

193 145 baik

194 148 cukup baik

195 154 baik

196 154 baik

197 155 baik

198 161 baik

199 154 baik

200 168 baik

201 169 sangat baik


(5)

202 156 baik

203 148 cukup baik

204 193 sangat baik


(6)

No

Hal

: 0 1 3lPen/BKJ lP/l I 1it201 5

: UjiAlat Coba Penelitian/ljin Penelitian

Kepada

Yth. Kepala SMP Stella Duce 1

Yogyakarta

Dengan hormat,

Dengan ini kami memohonkan rlin bagi mahasiswa kami,

Nama

No Mahasiswa Program Studi Jurusan Fakultas

Perguruan Tinggi

: Angela Rosari Lintang Ayu Wardani

:

101114017

:

Bimbingan dan Konseling

:

llmu Pendidikan

:

Keguruan dan llmu Pendidikan

:

Universitas Sanata Dhamna Yogyakarta

Untuk melaksanakan penelitian dalam rangka persiapan penyusunan skripsinya, dengan ketentuan bahwa waktu penelitian disesuaikan dengan waktu yang dibaikan oleh pihak sekolah.

JudulSkripsi

:

KEBERMANFAATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI

SMP STELLA DUCE 1 YOGYAMRTA (Studi Deskriptif PersepsiSiswa Terhadap Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling Siswa

Kelas Vlll SMP Stella Duce 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 201412015)

Atas perhatian dan'rjin yang diberikan, kami ucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 26 Maret 2015

Tembusan :

1.

Dekan FKIP

2.

Mahasiswa Ybs