xlix b. Desorpsi.
Kitosan sulfat hasil penyaringan prosedur sebelumnya 5.a ditambahkan akuades, kemudian dishaker pada waktu kontak optimum. Campuran disaring
dengan kertas saring Whatman 42, kemudian filtrat diukur absorbansinya dengan spektroskopi Uv-Vis pada panjang gelombang optimum.
E. Pengumpulan dan Analisis Data
1. Pengumpulan Data Kadar air dan kadar abu kitosan dan kitosan sulfat diperoleh dengan
menimbang berat sampel sebelum dan sesudah pemanasan. Pengukuran kadar air dilakukan dengan pemanasan pada suhu 105
C, sedangkan kadar abu dengan pemanasan pada suhu 575
C. Berat molekul kitosan dihitung dengan mengukur viskositas larutan kitosan dengan viskometer Ostwald.
Penentuan gugus fungsi dan derajat deasetilasi didapat dari spektra IR dengan alat FTIR. Kadar Remazol Yellow FG 6 dalam larutan setelah adsorpsi dan
desorpsi diukur dengan spektroskopi Uv-Vis. Pembuatan spektra Uv-Vis larutan standar Remazol Yellow FG 6 dipakai untuk memplotkan nilai absorbansi sampel
hasil pengukuran.
2. Analisis Data Penghitungan kadar air dan kadar abu kitosan dan kitosan sulfat dilakukan
dengan pengukuran berat sampel sebelum dan sesudah pemanasan. Kadar air dalam kitosan diketahui dari berat sampel yang hilang setelah pemanasan, sedang
kadar abu diketahui dari berat sampel yang tidak terabukan setelah pemanasan. Berat molekul dihitung dengan menghitung viskositas larutan kitosan dalam asam
asetat 2 dengan metode viscometer Ostwald. Analisis spektra FTIR kitin, kitosan dan kitosan sulfat dilakukan pada
bilangan gelombang 4000 cm
-1
- 400 cm
-1
. Derajat deasetilasi kitosan dan kitosan sulfat dihitung dengan base line yang dikemukakan oleh Domszy dan Roberts
serta Baxter et.al. Analisis turbidimetri dipakai untuk mengetahui banyaknya ion
l sulfat yang terikat pada kitosan. Absorbansi yang didapat diplotkan pada kurva
kalibrasi larutan standar yang dibuat dari Na
2
SO
4
yang dilarutkan dalam akuades. Variasi pH dilakukan untuk mengetahui pengaruh keasaman terhadap
adsorpsi Remazol Yellow FG 6 oleh kitosan sulfat. Variasi waktu kontak dilakukan untuk menentukan waktu kontak optimum. Penentuan terjadinya
adsorpsi secara fisika atau kimia selain ditentukan dari jenis isoterm adsorpsi yang ditentukan dengan variasi konsentrasi larutan Remazol Yellow FG 6, juga dapat
ditentukan berdasar sifat reversible atau irreversible-nya suatu adsorpsi dengan melakukan desorpsi pada kondisi optimum adsorpsi. Kontrol adsorpsi kitosan
sulfat terhadap Remazol Yellow FG 6 dilakukan dengan melakukan adsorpsi Remazol Yellow FG 6 dengan CaCO
3
pada kondisi optimum.
li
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN