Studi Potensi Kampung Naga sebagai Sebuah Ecovillage

STUDI POTENSI KAMPUNG NAGA SEBAGAI SEBUAH
ECOVILLAGE

NOVITA TRESNA WIDIANTI

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Studi Potensi Kampung
Naga sebagai Sebuah Ecovillage adalah benar karya saya dengan arahan dari
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, April 2014
Novita Tresna Widianti
NIM A44090071

ABSTRAK
NOVITA TRESNA WIDIANTI. Studi Potensi Kampung Naga sebagai Sebuah
Ecovillage. Dibimbing oleh ARIS MUNANDAR.
Kampung Naga dikenal sebagai suatu desa atau kampung yang sangat
mempertahankan tradisi warisan leluhurnya. Walaupun dikategorikan sebagai
masyarakat adat yang kuat mempertahankan tradisi, masyarakat Kampung Naga
bukan merupakan masyarakat yang statis dan primitif. Hal ini dapat menjadi
potensi penerapan konsep ecovillage di Kampung Naga. Penerapan konsep
ecovillage tersebut, bertujuan untuk melestarikan suatu lanskap sebagai kampung
tradisional dan mendukung keberlanjutannya. Untuk mengetahui karakteristik
lanskap tradisional Kampung Naga adalah observasi langsung dan studi literatur.
Metode yang digunakan untuk mengetahui potensi ecovillage di Kampung Naga
adalah analisis probabilitas dengan Koefisien Kappa. Metode yang digunakan
untuk mengetahui tingkat keberlanjutan masyarakat menggunakan Penilaian
Keberlanjutan Masyarakat (PKM) dari GEN (Global Ecovillage Network). Dari
hasil analisis metode tersebut didapat bahwa Kampung Naga sangat berpotensi

untuk penerapan konsep ecovillage dan tingkat penerapannya menunjukkan suatu
awal yang baik ke arah keberlanjutan. Rekomendasi yang dapat dilakukan adalah
optimalisasi potensi konsep ecovillage yang telah diterapkan dan menggunakan
aspek legal untuk mempertahankan keberlanjutan kampung.
Kata kunci: Kampung Naga, keberlanjutan masyarakat, model ecovillage

ABSTRACT
NOVITA TRESNA WIDIANTI. The Study of Potential of Kampung Naga as an
Ecovillage. Supervised by ARIS MUNANDAR.
Kampung Naga as known as a village that always maintain the inheritance
traditions of their ancestors. Although, Kampung Naga has categorized as
traditional community that always maintain their inheritance traditions, they are
not static and primitive community. It can be a potential to demonstrate ecovillage
concept application in Kampung Naga. That concept purposed to conserve the
landscape as traditional village and to support the sustainability. To find out the
characteristic of traditional landscape of Kampung Naga was conducted
obsevation and literature. The method that used to find out the Kampung Naga’s
ecovillage potensial is probability analysis with Kappa coefficient. The method
that used to find out the level of community sustainability is Community
Sustainability Assessment (CSA) from GEN (Global Ecovillage Network). Based

on the analysis result, Kampung Naga is very potential for application of
ecovillage concept and the level of the application is indicate a good start toward
sustainability. The recommendation for sustainability is maximize the potential of
ecovillage concept that has been applicated and used the legal aspect to maintain
the sustainability of the village.
Keywords: community sustainability, ecovillage model, Kampung Naga

STUDI POTENSI KAMPUNG NAGA SEBAGAI SEBUAH
ECOVILLAGE

NOVITA TRESNA WIDIANTI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Arsitektur Lanskap

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan
pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan
kritik, atau peninjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak
merugikan kepentingan IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
ini dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

Judul Skripsi : Studi Potensi Kampung Naga sebagai Sebuah Ecovillage
Nama
: Novita Tresna Widianti
NIM
: A44090071


Disetujui oleh

Dr Ir Aris Munandar, MS
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Bambang Sulistyantara, MAgr
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi dengan judul “Studi Potensi Kampung Naga sebagai
Sebuah Ecovillage” ini dengan baik. Skripsi ini dibuat dalam rangka penyelesaian
studi di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Aris Munandar, MS selaku dosen pembimbing dalam penulisan
skripsi
2. Dr. Ir. Setia Hadi, MS selaku dosen pembimbing akademik
3. Pak Tatang selaku pemandu wisata di Kampung Naga yang telah banyak
memberikan informasi mengenai Kampung Naga
4. Warga Kampung Naga yang membantu penulis dalam mengumpulkan
informasi
5. Pihak pemerintahan Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten
Tasikmalaya, Jawa Barat
6. Dinas-dinas pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya
7. Segenap keluarga dan teman-teman ARL 46 yang telah memberikan
dukungannya terhadap penulis untuk menyelesaikan skripsi ini
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak Kampung Naga dan dapat
menjadi masukan pengelolaan Kampung Naga.

Bogor, April 2014
Novita Tresna Widianti

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1


Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2

Kerangka Pikir Penelitian

2

METODE

3

Lokasi dan Waktu Penelitian

4


Alat dan Bahan

4

Batasan Penelitian

5

Metode Penelitian

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

10

Kondisi Umum Kampung Naga

10


Karakter Lanskap Tradisional Kampung Naga

11

Potensi Ecovillage Berdasarkan Persepsi Masyarakat Kampung Naga

27

Penilaian Keberlanjutan Masyarakat Kampung Naga

28

Rekomendasi Pengelolaan

49

SIMPULAN DAN SARAN

49


Simpulan

53

Saran

53

DAFTAR PUSTAKA

54

LAMPIRAN

56

Lampiran 1

56

Lampiran 2

56

RIWAYAT HIDUP

79

DAFTAR TABEL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kriteria penilaian keberlanjutan masyarakat
Koefisien kappa
Jenis vegetasi pada area permukiman
Jenis vegetasi pada lahan budidaya
Jenis vegetasi pada hutan alami yang dapat dimanfaatkan
Hasil olahan data potensi ecovillage di Kampung Naga
Tingkat keberlanjutan masyarakat Kampung Naga ditinjau dari aspek
ekologis
8. Tingkat keberlanjutan masyarakat Kampung Naga ditinjau dari aspek
sosial-ekonomi
9. Tingkat keberlanjutan masyarakat Kampung Naga ditinjau dari aspek
spiritual-budaya
10. Tingkat keberlanjutan masyarakat Kampung Naga ditinjau dari semua
aspek

8
9
13
14
15
27
28
39
45
48

DAFTAR GAMBAR
1. Kerangka pikir penelitian
2. Lokasi penelitian
3. Tahapan penelitian
4. Diagram comfort zone
5. Retaining wall dari material batu kali
6. Badan air di Kampung Naga
7. Vegetasi pada area permukiman Kampung Naga
8. Fungsi vegetasi di Kampung Naga
9. Ilustrasi keragaman tanaman pada lanskap Kampung Naga
10. Keragaman satwa di Kampung Naga
11. Konsep ruang ecovillage
12. Pola umum tata ruang lanskap Kampung Naga
13. Rumah panggung Kampung Naga
14. Peta pola penggunaan lahan
15. Jenis anyaman pada rumah Kampung Naga
16. Pola umum bangunan rumah Kampung Naga
17. Kegiatan menjemur dan menumbuk padi
18. Kerajinan dari Kampung Naga
19. Upacara adat Hajat Sasih
20. Alat ritual panen padi
21. Tempat memasak (hawu) masyarakat Kampung Naga
22. Penanaman di dalam barang bekas
23. Contoh tata ruang permukiman Kampung Naga
24. Tempat sampah di Kampung Naga
25. Kondisi tempat MCK di Kampung Naga
26. Bagan alir limbah cair (a) dan ilustrasinya (b)
27. Penggunaan panel surya dan aki di Kampung Naga
28. Kegiatan sehari-hari masyarakat Kampung Naga
29. Contoh desain vertikultur bambu dan ilustrasinya

3
4
6
11
12
12
14
15
16
17
18
18
19
20
21
22
23
23
25
26
26
30
32
34
35
37
38
47
50

DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuesioner Eksplorasi Potensi Ecovillage Menurut Masyarakat Kampung
Naga
2. Panduan Penilaian Keberlanjutan Masyarakat (PKM) atau Community
Sustainability Assessment (CSA)

56
56

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kampung Naga berada di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten
Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Kampung Naga merupakan salah satu desa
adat yang berada di Jawa Barat. Kampung Naga dikenal sebagai suatu desa atau
kampung yang sangat mempertahankan tradisi warisan leluhurnya. Namun,
walaupun dikategorikan sebagai masyarakat adat yang kuat mempertahankan
tradisi, masyarakat Kampung Naga bukan merupakan masyarakat yang statis dan
primitif. Ketradisionalan masyarakat Kampung Naga tidak berarti
menggambarkan keterisolasiannya dari dunia luar baik dari aspek geografis,
sosial, maupun budaya. Di samping merupakan daerah terbuka untuk dikunjungi,
banyak di antara masyarakat Kampung Naga yang selalu keluar masuk kampung
seperti untuk keperluan berdagang dan keperluan lainnya. Selain itu, Kampung
Naga juga merupakan salah satu daerah kunjungan wisata di daerah Jawa Barat
(Aziz, 2002).
Sebagai kampung adat yang selalu mempertahankan tradisi yang telah
diwariskan oleh leluhur, Kampung Naga memiliki kebudayaan dan kebiasaan
yang baik dalam mengelola setiap aspek di dalam kampungnya. Di dalam kegiatan
sehari-harinya, masyarakat Kampung Naga juga selalu mempertimbangkan
lingkungan alamnya. Selain itu, wilayah Kampung Naga dilewati oleh Sungai
Ciwulan yang menjadi hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciwulan. Sungai
Ciwulan merupakan sumber air bersih bagi pertanian masyarakat Kampung Naga
dan desa sekitarnya, sehingga kualitas airnya harus dilestarikan. Oleh karena itu,
kehidupan sehari-hari masyarakat Kampung Naga yang selalu selaras dengan
alam dapat mendukung kelestarian Sungai Ciwulan tersebut. Hal ini dapat
menjadi potensi penerapan konsep ecovillage di Kampung Naga. Penerapan
konsep ecovillage tersebut, bertujuan untuk melestarikan suatu lanskap dan
mendukung keberlanjutannya. Menurut Global Ecovillage Network (GEN)
(2000), ecovillage adalah komunitas dari masyarakat di kota maupun di desa yang
berusaha untuk mengintegrasikan kehidupan sosial dengan gaya hidup yang
minim dampak. Untuk mencapai konsep ecovillage, dapat dipadukan dengan
berbagai aspek, seperti aspek desain ekologi, permakultur, bangunan ekologi,
produksi ramah lingkungan, energi alternatif, latihan penguatan komunitas, dan
banyak lagi. Ecovillage merupakan suatu cara hidup yang didasarkan pada
pemahaman yang mendalam bahwa segala sesuatu dan segala makhluk saling
berhubungan. Secara filosofi ecovillage dibangun dari berbagai macam kombinasi
dari ketiga prinsip dasar yaitu ekologi, sosial, dan spiritual. Terdapat tiga
komponen kunci terkait dengan pembangunan berkelanjutan, yaitu keberlanjutan
ekonomi, keberlanjutan sosial dan keberlanjutan lingkungan. Setiap komponen ini
berfokus pada kesetaraan dan kemasadepanan (Benson dan Roe, 2000 dalam
Arafat, 2010). Oleh karena itu, diharapkan penerapan konsep ecovillage dapat
meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat tanpa menghilangkan budaya
dan kearifan lokal, serta tetap mempertahankan keberlanjutan lingkungan.
Konsep ecovillage sendiri sangat tepat untuk diterapkan di Kampung Naga.
Namun saat ini belum dapat dipastikan bahwa Kampung Naga sudah menerapkan

2
konsep ecovillage atau belum. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dikaji
sejauh mana penerapan konsep ecovillage yang ada di Kampung Naga dan
potensi-potensi kampungnya untuk penerapan konsep ecovillage di masa
mendatang. Selanjutnya akan dibuat suatu rekomendasi pengelolaan Kampung
Naga berbasis ecovillage untuk mendukung keberlanjutan Kampung Naga
tersebut, sehingga Kampung Naga dapat dijadikan sebuah contoh atau model
suatu lanskap desa yang berbasis ecovillage.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. mengidentifikasi dan menganalisis potensi konsep ecovillage dan tingkat
penerapannya di Kampung Naga, dan
2. menyusun rekomendasi pengelolaan Kampung Naga berbasis ecovillage untuk
mendukung keberlanjutannya.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. diharapkan supaya masyarakat Kampung Naga dapat mempertahankan nilainilai yang telah diterapkan dan dapat memanfaatkan hasil kajian ini untuk
mendukung keberlanjutan Kampung Naga itu sendiri, dan
2. dapat menjadikan Kampung Naga sebagai salah satu contoh kampung adat
yang berbasis ecovillage.
Kerangka Pikir Penelitian
Secara umum, penelitian ini mengangkat topik mengenai pelestarian lanskap
Kampung Naga dengan mengambil konsep ecovillage. Namun, dalam penelitian
ini akan dilakukan ground check terlebih dahulu untuk mempelajari tingkat
penerapan ecovillage yang sudah ada. Lalu akan dilakukan pengambilan data
persepsi masyarakatnya mengenai konsep ecovillage untuk menilai potensi
ecovillage dari sudut pandang masyarakatnya. Setelah itu akan dibuat suatu
rekomendasi pengelolaan Kampung Naga yang berbasis ecovillage, dan Kampung
Naga juga dapat dijadikan sebagai contoh atau model kampung yang berbasis
ecovillage. Kerangka pikir penelitian ini disajikan pada Gambar 1.

3
Kampung Naga
Kampung Tradisional dan Desa Adat
Bagian Hulu DAS Ciwulan
Usaha Pelestarian dengan Konsep Ecovillage

Aspek Ekologis

Karakter Lanskap
Tradisional Kampung
Naga

Aspek SosialEkonomi

Potensi Penerapan
Ecovillage menurut
Masyarakat

Aspek SpiritualBudaya

Penilaian Keberlanjutan
Masyarakat Kampung
Naga

Rekomendasi Pengelolaan Kampung Naga Berbasis Ecovillage

Gambar 1 Kerangka pikir penelitian

4

METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian dilaksanakan di Kampung Naga, Desa Neglasari,
Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat (Gambar 2).
Penelitian dilaksanakan selama dua puluh delapan minggu terhitung mulai minggu
pertama bulan April hingga bulan Desember 2013.
Alat dan Bahan
1.
2.
3.
4.

1.
2.

3.

Alat yang digunakan pada proses penelitian adalah:
Alat tulis untuk mencatat setiap informasi yang didapat selama proses
penelitian
Kamera untuk mendokumentasikan kondisi di tempat penelitian
Alat perekam untuk merekam pembicaraan pada proses wawancara
Jenis Software pembantu untuk menunjang pengolahan data antara lain
Microsoft Office Word 2007, AutoCAD 2010, dan Adobe Photoshop CS3
Bahan yang digunakan pada proses penelitian adalah:
Peta dasar kawasan Kampung Naga untuk digunakan dalam proses analisis
pengelolaan secara spasial
Kuesioner dan panduan wawancara yang akan diberikan kepada masyarakat,
pemuka adat, serta pihak-pihak yang mempunyai keterkaitan dengan kawasan
Kampung Naga
Studi pustaka yang terkait Kampung Naga dan ecovillage.

Gambar 2 Lokasi penelitian
(Sumber: google earth dan hasil pengolahan penulis)

5
Batasan Penelitian
Batasan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. menghasilkan sebuah studi atau kajian mengenai evaluasi potensi penerapan
ecovillage di Kampung Naga, baik yang sudah maupun yang belum
diterapkan;
2. membuat rekomendasi pengelolaan Kampung Naga yang berbasis ecovillage
untuk mendukung keberlanjutan Kampung Naga.
Metode Penelitian
Kegiatan penelitian dilaksanakan dalam empat tahap yaitu tahap persiapan,
pengumpulan data (inventarisasi), analisis data, dan sintesis. Tahap persiapan
mencakup kegiatan pengumpulan informasi melalui studi pustaka yang diperlukan
untuk memulai penelitian. Tahap pengumpulan data dilakukan untuk
mendapatkan data primer mengenai tapak dengan menggunakan metode
pengamatan langsung (survei), wawancara dan kuesioner untuk mengidentifikasi
nilai-nilai yang diaplikasikan masyarakatnya. Kegiatan wawancara dimulai
dengan mewawancarai tokoh-tokoh atau pemuka adat yang berpengaruh dalam
menentukan kebijakan-kebijakan di Kampung Naga, selanjutnya wawancara
dilakukan kepada masyarakatnya. Tahap selanjutnya yaitu pengolahan data
dengan menganalisis setiap aspek yang telah didapatkan, lalu dilakukan tahap
sintesis untuk membuat rencana pengelolaan Kampung Naga berbasis ecovillage.
Selanjutnya penelitian ini diharapkan dapat menjadi contoh atau model bagi
kampung lain. Berikut adalah penjelasan dari tahapan penelitian yang dilakukan
(Gambar 3):

6
Persiapan
Penentuan topik (Konsep Desa Berkelanjutan/Ecovillage)
dan lokasi penelitian (Kampung Naga)
Pengumpulan data sekunder
Inventarisasi

Analisis

Karakter lanskap
tradisional Kampung
Naga

Potensi Ecovillage
berdasarkan Persepsi
Masyarakat

Penilaian
Keberlanjutan
Masyarakat (PKM)

observasi lapang dan
studi pustaka

pengisian kuesioner
potensi ecovillage

wawancara mendalam
dan observasi lapang
dengan panduan
kuesioner PKM

Analisis deskriptif
kondisi fisik dan
biofisik

Konsep probabilitas
rumus Koefisien
Kappa

Analisis deskriptif
keberlanjutan
masyarakat

Penentuan potensi ecovillage
dan tingkat keberlanjutan
masyarakat
Analisis dan identifikasi potensi
dan kendala berdasarkan kosep
desa berkelanjutan/Ecovillage
Sintesis

Penyusunan rekomendasi pengelolaan Kampung Naga
berdasarkan kosep desa berkelanjutan/Ecovillage

Gambar 3 Tahapan penelitian
Tahap Persiapan
Tahap persiapan mencakup kegiatan pengumpulan informasi melalui studi
pustaka yang diperlukan melalui kepustakaan/dokumen yang dapat diperoleh dari
beberapa pihak yang terkait. Hasil studi pustaka berupa informasi tentang kondisi
lokasi penelitian, sejarah Kampung Naga, budaya/perilaku masyarakat penghuni
lokasi penelitian, dan kebijakan-kebijakan yang berlaku di lokasi penelitian.
Tahap Pengumpulan Data (Inventarisasi)
Tahap pengumpulan data dilakukan untuk mengidentifikasi karakter lanskap
tradisional Kampung Naga berupa kondisi fisik dan biofisik Kampung Naga,
potensi ecovillage berdasarkan persepsi masyarakat, dan keberlanjutan masyarakat
Kampung Naga. Berikut metode yang dilakukan untuk mendapatkan data tersebut:

7
A. Karakter Lanskap Tradisional Kampung Naga
Karakter lanskap yang diamati pada penelitian ini berdasarkaan konsep
ecovillage, yaitu karakter ekologis berupa kondisi fisik dan biofisik
lanskapnya seperti iklim, tanah dan topografi, vegetasi dan satwa, serta pola
penggunaan lahan, pola permukiman, dan arsitektur bangunan; karakter sosialekonomi; dan karakter spiritual-budaya yang ada di Kampung Naga. Metode
yang dilakukan adalah observasi langsung di lokasi penelitian dan studi
pustaka sebagai data sekunder.
B. Potensi Ecovillage Berdasarkan Persepsi Masyarakat Kampung Naga
Potensi penerapan konsep ecovillage di Kampung Naga dinilai
berdasarkan persepsi masyarakatnya menggunakan sistem kuesioner, lalu
dianalisis menggunakan metode pobabilitas koefisien Kappa (Hengky, 2006).
Pertanyaan yang diajukan adalah mengenai parameter ecovillage yang
disesuaikan dengan kondisi yang ada di tapak. Parameter tersebut adalah
adanya nilai-nilai ekologis, sosial, spiritual, dan ekonomi. Responden dari
kuesioner tersebut adalah 30 warga Kampung Naga yang dipilih secara acak.
Contoh kuesioner untuk eksplorasi potensi ecovillage dapat dilihat pada
Lampiran 1. Dari hasil perhitungan ini didapat suatu nilai statistik Kappa yang
menunjukkan kekuatan persetujuan responden terhadap parameter yang
disesuaikan dengan konsep ecovillage itu sendiri. Sehingga didapat hasil
dimana Kampung Naga tersebut mempunyai potensi atau tidak terhadap
penerapan konsep ecovillage berdasarkan persepsi masyarakatnya.
C. Penilaian Keberlanjutan Masyarakat Kampung Naga
Keberlanjutan masyarakat Kampung Naga menggunakan metode
Penilaian Keberlanjutan Masyarakat (PKM) atau Community Sustainability
Assessment (CSA). Penilaian Keberlanjutan Masyarakat (PKM) atau
Community Sustainability Assessment (CSA) merupakan suatu alat untuk
mengukur tingkat keberlanjutan suatu masyarakat dalam kerangka ecovillage
yang dibuat oleh Global Ecovillage Network (GEN) berupa serangkaian
pertanyaan yang diberi pembobotan. Materi yang digunakan adalah panduan
wawancara baku PKM dari GEN (2000) yang telah diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia oleh Nurlaelih (2005) (Lampiran 2). Dalam metode PKM
aspek yang akan dinilai adalah aspek ekologis, sosial-ekonomi, dan spiritualbudaya. Data diperoleh dengan cara wawancara mendalam dan observasi
langsung sesuai dengan materi yang ada di dalam panduan wawancara dan
observasi PKM/CSA.
Penilaian Keberlanjutan Masyarakat (PKM) dilakukan dalam tiga tahap,
yaitu penjumlahan skor tingkat komponen aspek, penjumlahan skor tingkat
aspek, dan penjumlahan skor total ketiga aspek. Pada setiap tingkat, nilai
dibobot menjadi tiga kategori. Kriteria penilaian dapat pembobotan dapat
dilihat pada Tabel 1.

8
Tabel 1 Kriteria penilaian keberlanjutan masyarakat
Parameter
Aspek Ekologis
1 Sense of place
2 Ketersediaan, produksi, dan distribusi makanan
3 Infrastruktur, bangunan dan transportasi
4 Pola konsumsi dan pengelolaan limbah padat
5 Air-sumber mutu, dan pola penggunaan
6 Limbah cair dan pengelolaan polusi air
7 Sumber dan penggunaa energi
Total nilai aspek ekologis
Aspek Sosial-Ekonomi
1 Keterbukaan, kepercayaan, keselamatan; ruang bersama
2 Komunikasi, aliran gagasan, dan informasi
3 Jaringan pencapaian dan jasa
4 Keberlanjutan sosial
5 Pendidikan
6 Pelayanan kesehatan
7 Keberlanjutan ekonomi-ekonomi lokal yang sehat
Total nilai aspek sosial
Aspek Spiritual-Budaya
1 Keberlanjutan budaya
2 Seni dan kesenangan
3 Keberlanjutan spiritual
4 Keterikatan masyarakat
5 Gaya pegas masyarakat
6 Holografik baru, pandangan dunia
7 Perdamaian dan kesadaran global
Total nilai aspek spiritual
Total nilai aspek keseluruhan

Bobot
*
*
*
*
*
*
*
**
*
*
*
*
*
*
*
**
*
*
*
*
*
*
*
**
***

Keterangan:
1. Pembobotan variabel/parameter dalam satu aspek (*)
50+
: Menunjukkan kemajuan sempurna ke arah keberlanjutan
25-49 : Menunjukkan suatu awal yang baik ke arah keberlanjutan
0-24
: Menunjukkan perlunya tindakan lebih lanjut untuk mencapai keberlanjutan
2. Pembobotan variabel/parameter dalam satu aspek (**)
333+
: Menunjukkan kemajuan sempurna ke arah keberlanjutan
166-332 : Menunjukkan suatu awal yang baik ke arah keberlanjutan
0-165 : Menunjukkan perlunya tindakan lebih lanjut untuk mencapai keberlanjutan
3. Pembobotan variabel/parameter dalam satu aspek (***)
999+
: Menunjukkan kemajuan sempurna ke arah keberlanjutan
500-998 : Menunjukkan suatu awal yang baik ke arah keberlanjutan
0-449 : Menunjukkan perlunya tindakan lebih lanjut untuk mencapai keberlanjutan

Tahap Analisis
A. Karakter Lanskap Tradisional Kampung Naga
Karakter lanskap tradisional Kampung Naga dianalisis dengan
membandingkan keadaan aktual pada lokasi penelitian dan keadaan ideal yang
sesuai dengan standar-standar untuk mencapai suatu perkampungan yang
berkelanjutan berdasarkan referensi yang dikumpulkan secara deskriptif.
Pembandingan ini dapat menjadi gambaran potensi dan kendala pada lokasi
penelitian dalam pengembangan konsep keberlanjutan.

9
B. Potensi Ecovillage Berdasarkan Persepsi Masyarakat Kampung Naga
Potensi ecovillage yang dinilai berdasarkan persepsi masyarakat
Kampung Naga dianalisis menggunakan konsep probabilitas atau peluang
dengan rumus koefisien Kappa menurut Hengky (2006). Dari hasil analisis
tersebut, didapat nilai statistik Kappa yang menunjukkan kekuatan persetujuan
masyarakatnya mengenai potensi ecovillage dan menghasilkan ada-tidaknya
potensi penerapan ecovillage di Kampung Naga berdasarkan persepsi
masyarakatnya. Berikut adalah penjelasan dari metode analisis Koefisien
Kappa:
PA − Pc
K=
1 − Pc
Keterangan: PA = perbandingan unit yang disetujui responden
Pc = perbandingan unit yang dengan persetujuan diharapkan akan
berubah, perubahan tersebut berupa keraguan penilaian,
persepsi, dan pemahaman responden.
Selanjutnya, Landish dan Koch (1977) dalam Hengky (2006)
mengartikan kemungkinan beberapa perbandingan untuk menginterpretasikan
Koefisien Kappa (Tabel 3):
Tabel 2 Koefisien kappa
Kappa Statistik