aturan dan norma di kampung naga
Aturan dan norma di kampung naga
Aturan
aturan dalam kampung naga hanya sedikit dan tidak tertulis. Aturan tersebut di sampaikan dari
generasi ke generasi. Seperti:
1. Jangan memotret kedaerah bumi ageung
2. Mrmbicarakan tentang sejarah, ketua adat, atau pun prosesi adat kampung naga.
3. Tidak memasuki hutan bagian timur dan barat.
Aturan tersebut tidak dibuat untuk menakut nakutiakan tetapi untuk menjaga kelestarian dan
stabilitas di kampung naga.
Kampung naga tidak memiliki banyak aturan akan tetapi memiliki banyak “palami”.
Pamali merupakan perkataan orang sunda terhadap sesuatu yang di anggap tidak baik dan
menjauhinya. Warga kampung naga percaya bahwa jika melakukan hal yang “pamali” maka akan ada
hal buruk yang menimpa nya dan menggap hukum pamali itu mutlak , hal itu di tegaskan dengan
perkataan “ pamali matak paeh” yang berarti pamali makanya mati. Mati disitu bukan berarti mati
sesungguhnya melainkan bisa saja mati harga dirinya, mati kesopanannya, mati ke amanannya dan
masih banyak lagi tergantung kontek dan pamali yang di langgar.
Norma
Warga kampung naga menjunjung tinggi norma- norma yang berlaku sehari-hari hal itu merupakan
jalan hidup dan kebiasaan warga kampung naga itu sendiri.
Norma agama
Nilai-nilai islam merupakn pondasi dari norma agama warga kampung naga. Mereka menjunjung
tinggi syariat islam dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan tidak menggolongkan
islam yang mereka yakini karena mereka yakin bahwa islam itu dimana hari besar mereka sama
seperti pemerintah.
Norma kesopanan
Warga kampung naga menjunjung tinggi sopan santun antar warganya dengan cara saling
menghargai dan berbagi hasil tani. Mereka juga memangil nama yang lain tidak langsung dengan
namanya akan tetapi dengan awalan kang, mang, neng dan masih banyak lagi awalan sunda yang
biasa di gunakan. Hal itu di gunakan agar lebh sopan.
Norma kesusilaan
Norma susila yang berlaku cukup sedernaha yaitu menjalankan tradisi yang belaku dan tidak
melakukan apa yang di agap pamali.
Norma hukum
Hukum yang berlaku di kampng naga tidaklah tertuis tapi ada dan diketahui oleh seluruh warga
kampung naga dan untk hukuman bagi pelangar pun masih sulit untuk di berikan karena belum
pernah ada warga yang melanggar hkm dan tradisi yang ada di kampung naga. Hukuma yang di
berikan bagi yang menggar hukum dikampung naga adalah pengusiran dari kampun naga, hal itu di
karenakan pelanggar bisa dikatakan buat apa tinggal di kampung naga jika tidak mempercayainya.
Norma pendidikan
Pendidikan di kampung naga di ajarkan dengan cara mencontohkan bukan menyuruh. Hal itu di
karenakan warga kampung naga percaya bahwa genarasi muda pasti tidak akan mau mengerjakan
apa yang disuruh sedangkan yang menyuru tidak melakukan hal tersebut. Hal itu terbukti efektif dan
di terapkan dengan baik oleh warga kampung naga secara turun temurun.
Aturan
aturan dalam kampung naga hanya sedikit dan tidak tertulis. Aturan tersebut di sampaikan dari
generasi ke generasi. Seperti:
1. Jangan memotret kedaerah bumi ageung
2. Mrmbicarakan tentang sejarah, ketua adat, atau pun prosesi adat kampung naga.
3. Tidak memasuki hutan bagian timur dan barat.
Aturan tersebut tidak dibuat untuk menakut nakutiakan tetapi untuk menjaga kelestarian dan
stabilitas di kampung naga.
Kampung naga tidak memiliki banyak aturan akan tetapi memiliki banyak “palami”.
Pamali merupakan perkataan orang sunda terhadap sesuatu yang di anggap tidak baik dan
menjauhinya. Warga kampung naga percaya bahwa jika melakukan hal yang “pamali” maka akan ada
hal buruk yang menimpa nya dan menggap hukum pamali itu mutlak , hal itu di tegaskan dengan
perkataan “ pamali matak paeh” yang berarti pamali makanya mati. Mati disitu bukan berarti mati
sesungguhnya melainkan bisa saja mati harga dirinya, mati kesopanannya, mati ke amanannya dan
masih banyak lagi tergantung kontek dan pamali yang di langgar.
Norma
Warga kampung naga menjunjung tinggi norma- norma yang berlaku sehari-hari hal itu merupakan
jalan hidup dan kebiasaan warga kampung naga itu sendiri.
Norma agama
Nilai-nilai islam merupakn pondasi dari norma agama warga kampung naga. Mereka menjunjung
tinggi syariat islam dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan tidak menggolongkan
islam yang mereka yakini karena mereka yakin bahwa islam itu dimana hari besar mereka sama
seperti pemerintah.
Norma kesopanan
Warga kampung naga menjunjung tinggi sopan santun antar warganya dengan cara saling
menghargai dan berbagi hasil tani. Mereka juga memangil nama yang lain tidak langsung dengan
namanya akan tetapi dengan awalan kang, mang, neng dan masih banyak lagi awalan sunda yang
biasa di gunakan. Hal itu di gunakan agar lebh sopan.
Norma kesusilaan
Norma susila yang berlaku cukup sedernaha yaitu menjalankan tradisi yang belaku dan tidak
melakukan apa yang di agap pamali.
Norma hukum
Hukum yang berlaku di kampng naga tidaklah tertuis tapi ada dan diketahui oleh seluruh warga
kampung naga dan untk hukuman bagi pelangar pun masih sulit untuk di berikan karena belum
pernah ada warga yang melanggar hkm dan tradisi yang ada di kampung naga. Hukuma yang di
berikan bagi yang menggar hukum dikampung naga adalah pengusiran dari kampun naga, hal itu di
karenakan pelanggar bisa dikatakan buat apa tinggal di kampung naga jika tidak mempercayainya.
Norma pendidikan
Pendidikan di kampung naga di ajarkan dengan cara mencontohkan bukan menyuruh. Hal itu di
karenakan warga kampung naga percaya bahwa genarasi muda pasti tidak akan mau mengerjakan
apa yang disuruh sedangkan yang menyuru tidak melakukan hal tersebut. Hal itu terbukti efektif dan
di terapkan dengan baik oleh warga kampung naga secara turun temurun.